Paradigma naratif menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk pencerita dan keputusan didasarkan pada nilai-nilai yang dianut oleh pendengar. Teori ini menyatakan bahwa rasionalitas didasarkan pada penilaian terhadap konsistensi dan kebenaran suatu cerita. Paradigma ini memberikan pandangan baru bahwa komunikasi didasarkan pada naratif.
2. Core dari teori ini adalah komunikasi
kepada publik – khalayak sebagi
partisipan.
3. Paradigma naratif (Narrative Paradigm)
mengemukakan keyakinan bahwa manusia
adalah seorang pencerita (homo narrans) dan
bahwa pertimbangan akan nilai, emosi, dan
estetika menjadi dasar keyakinan dan
perilaku kita.
4. Kisah seseorang akan efektif jika sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut oleh pendengarnya.
5. Kita cenderung dapat lebih terbujuk oleh
sebuah cerita yang bagus ketimbang oleh
sebuah argumen yang baik.
7. Pergeseran Paradigma
Pergeseran paradigma adalah perubahan
signifikan dalam cara kebanyakan orang
melihat dunia dan maknanya.
Pergeseran terjadi dari paradigma dunia rasional
(sistem logika) ke arah paradigma naratif.
Fisher berusaha memperlihatkan
paradigma naratif sebagai
penggabungan logika dan estetika.
16. #5 Kita mengalami dunia
sebagai dunia yang diisi
dengan cerita, dan kita harus
memilih dari cerita yang
ada.
17.
18.
19. Konsep
kunci dalam Rasionalitas
narasi
pendekatan naratif
naratif
20. Narasi: sebuah
deskripsi yang oleh
pendengar diberi
makna
“Semua komunikasi adalah
naratif…semua kehidupan disusun
dari cerita-cerita atau naratif”
(Fisher, 1987).
21. adalah sebuah
metode–standart
untuk menilai cerita
mana yang dipercayai
dan mana yang
Rasionalitas diabaikan.
Naratif
23. Koherensi (coherence)
• Koherensi adalah prinsip
rasionalitas naratif yang menilai
konsitensi internal dari
sebuah cerita.
• Naratif memiliki koherensi
ketika semua potongan dari
cerita ada.
30. Elemen-elemen merepresentasikan
cerita
kebenaran
(Fisher, 1987)
31. Logika dari Good Reason
Good reason–pertimbangan yang sehat,
adalah seperangkat nilai untuk menerima
suatu cerita sebagai benar dan berharga untuk
diterima; memberikan suatu metode untuk
menilai kebenaran.
32. The values to choose
accept
Logic of
good
reason
reject
33. Apapun yang mendorong seseorang untuk
percaya sebuah naratif tergantung pada
nilai atau konsepsi yang baik.
34. 5 pertanyaan yang membentuk
logika alasan
1. Apakah pertanyaan-pertanyaan diklaim faktual di
dalam sebuah naratif benar-benar faktual?
2. Apakah ada fakta-fakta relevan yang telah dihapuskan
dari naratif atau didistorsi dalam penyampaiannya?
3. Pola-pola pertimbangan apa yang ada di dalam
naratif?
4. Seberapa relevan argumen-argumen di dalam cerita
dengan keputusan apa pun yang mungkin akan dibuat
oleh pendengar?
5. Seberapa baik naratif ini menjawab isu-isu penting
dan signifikan dari kasus ini?
35. 5 pertanyaan yang mengubah logika
alasan menjadi logika good reason
1. Nilai implisit dan eksplisit apakah yang
terkandung di dalam naratif?
2. Apakah nilai-nilai ini sesuai dengan keputusan
yang relevan dengan naratif itu?
3. Apakah dampak dari mengikuti nilai-nilai yang
tertanam dalam naratif tersebut?
4. Apakah nilai-nilai tersebut dapat dikonfirmasi
atau divalidasi dalam pengalaman yang dijalani?
5. Apakah nilai-nilai dari naratif merupakan dasar
bagi perilaku manusia yang ideal?
36. Kritik & Penutup
• Paradigma naratif terlalu luas (berfokus pada klaim Fisher
bahwa semua komunikasi adalah naratif.
• Teori ini dianggap kurang berguna karena sesuatu hal yang
disebut dengan “bias konservatif”.
• Dinilai gagal untuk konsisten dengan beberapa klaim yang
dibuat oleh Fisher.
• Namun paradigma ini juga ternyata dinilai telah
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kajian
mengenai komunikasi manusia. Pertama, ide mengenai
orang sebagai pencerita telah terbukti menarik dan
heuristik. Fisher telah memberikan sebuah paradigma baru
untuk memahami sifat dasar manusia, tepat terletak di
dalam wilayah simbolik dari komunikasi.