Mengenal dan mengindentifikasi public sasaran
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Public Relation
Dengan dosen pengampu:
Dr. Fitri Kusumayanti, M. Si
Disusun oleh:
Siti Aliya Sholehah ( 12205052 )
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Mengenal dan
mengindentifikasi public sasaran ”. Materi ini merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata
kuliah Public Relation. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran. Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih kepada pihak yang suda membantu dalam penyusunan makalah ini.
Pontianak, 5 maret 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. indentifikasi publik komunikasi organisasi
B. komunikasi organisasi
C. pendekatan kepada stake holder
D. segmentasi publik ..............................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Begitu pentingnya kita Mengenal dan mengindentifikasi public sasaran Public
relations (PR) memiliki peran penting baik bagi lembaga maupun bagi publik eksternal. PR
berperan untuk memberikan informasi secara tepat, akurat sehingga mampu diterima dan dapat
dipahami oleh publik. Ketika informasi yang diterima oleh publik sudah dapat dipahami tentunya
anggapan ketidak pedulian suatu lembaga dapat berubah menjadi sebuah pengertian tentang apa
yang telah dilakukan oleh lembaga tersebut dan mampu memberikan citra yang positif. PR
mempunyai peran kunci untuk menciptakan ketertarikan publik dengan cara menarik simpati
melalui strategi PR secara efektif dan dijalankan sesuai dengan situasi yang ada tentu akan mampu
menciptakan sikap simpati tersebut kepada lembaga.
B. Rumusan masalah
1.indentifikasi publik komunikasi organisasi
2. komunikasi organisasi
3.pendekatan kepada stake holder
4. segmentasi publik
C. Tujuan
Agar kita tau Public Relations secara universal adalah untuk menciptakan, memelihara dan meningkatkan
citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang
bersangkutan dan memperbaikinya jika citra itu menurun atau rusak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.indentifikasi publik komunikasi organisasi
Setiap organisasi lahir, tumbuh, dan berkembang menuju apa yang dicita- citakan sesuai dengan
visi misi yang telah ditetapkan. Perkembangan dan daur hidup antara satu organisasi dengan yang
lain menunjukkan perbedaan. Besar kecilnya suatu perusahaan (scope) merupakan salah satu
faktor yang menjadikan perbedaan tersebut menjadi nyata. Kecenderungan yang ada, semakin
besar suatu organisasi akan memerlukan dan memiliki jumlah karyawan yang semakin banyak.
Hal ini karena semakin banyak bidang kerja dan yang harus dilakukan. Sedangkan kemampuan
seorang karyawan tentu memiliki keterbatasan dalam melaksanakan tugas secara keseluruhan.
Oleh karenanya dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk menyelesaikannya. Demikian pula
halnya dengan semakin besar suatu perusahaan maka kompleksitas teknologi yang digunakan
juga semakin tinggi. Pada umumnya, organisasi yang besar akan membutuhkan bantuan
perangkat teknologi yang jauh lebih banyak dan kompleks untuk menangani segala pekerjaan
secara cepat dan membutuhkan ketepatan yang tinggi. Karena perbedaan tersebut, masing-
masing perusahaan akan tidak sama dalam menerapkan sistem kerja yang dioperasionalkan.
Komunikasi yang didesain dan dijalankan
oleh tiap organisasi akan berbeda baik dalam model, media, maupun hasil yang dapat dicapai.
Pola interaksi secara sistemik yang berlangsung secara terus menerus ini akan menjadi sebuah
model komunikasi yang dijalankan yang pada akhirnya akan melahirkan terbentuknya suatu
budaya perusahaan (corporate culture) yang mengakar kuat di tengah oraganisasi tersebut.
Dalam kaitan budaya perusahaan ini ada banyak budaya yang muncul. Namun demikian, bila
dicermati lebih jauh dan dikelompokkansesuai dengan kesamaan-kesamaankecenderungan yang
ada maka pada dasarnya budaya perusahaan terbagi ke dalam dua kelompok besar yang dominan
muncul, yakni organisasi dengan budaya authoritarian dengan organisasi yang memiliki budaya
participative. Pada perusahaan yang menganut authoritarian, budaya yang berkembang ditandai
dengan sifat tertutup. Dalam model budaya ini, organisasi akan cenderung menutup akses
informasi yang dimiliki baik keluar maupun kedalam organisasi (information blocking). Sehingga
proes pertukaran informasi dan adaptasi antara organisasi dengan lingkungannya banyak
mengalami hambatan dan perubahan yang terjadi cenderung lambat. Model komunikasi yang
diterapkan dalam budaya ini bersifat asimetris yang mana yakni dominan dari organisasi kepada
publiknya. Sedangkan model budaya yang kedua perusahaan yang menganut sistem participative,
mereka justru akan membuka akses informasi kepada segenap publik yang terkait. Model
komunikasi yang diterapkan umumnya two-way symetrical. Dengan demikian, komunikasi yang
dijalankan lebih egaliter dan mampu menumbuhkan motivasi pada publik untuk merasa ikut
terlibat dalam pencapaian prestasi keberhasilan organisasi menggapai tujuannya. Komunikasi
menduduki peran penting dalam proses organisasi yang berlangsung
Masing-masing perusahaan jelas memiliki ciri spesifik tersendiri yang khas serta membedakan
satu dengan yang lainnya. Bahkan dalam perusahaan yang sama besar sekalipun, dalam bidang
kerja yang sama, kemungkinan kesamaan pola komunikasi organisasinya menjadi kecil. Dari
uraian ringkas ini dapat diketahui bahwa setiap organisasi disadari atau tidak, memerlukan
komunikasi guna membangun dan mewujudkan “blue print” perusahaan yang telah disusun.
Sedangkan sejauhmana atau komunikasi organisasi seperti apa yang hendak dijalankan pada
prinsipnya lebih didasari dan didorong oleh tingkat kebutuhan komunikasi dan output yang
hendak diraih perusahaan tersebut. Komunikasi menjadi jembatan penting yang tidak bisa
diabaikan.
B. komunikasi organisasi
Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah sebuah proses penciptaan serta
saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang bergantung oleh satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang berubah- ubah.Ron Ludlow
mengemukakan pendapat bahwa komunikasi organisasi adalah suatu program komunikasi pada
kajian bidang Public Relations (PR) mengenai hubungan internal serta hubungan pemerintah dan
hubungan investor dalam organisasi.
Sedangkan, Devito berpendapat bahwa komunikasi organisasi merupakan sebuah usaha mengirim
serta menerima pesan baik dalam kelompok formal maupun informal dalam suatu organisasi.
Katz dan Kahn berpendapat pula bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah pengiriman dan atau
pertukaran informasi dalam suatu organisasi, sehingga dapat membentuk arus informasi. Adanya
komunikasi organisasi dapat memunculkan jaringan informasi dalam organisasi tersebut.
Pace dan Faules berpendapat pula bahwa komunikasi organisasi suatu perilaku yang terjadi dalam
sebuah organisasi serta bagaimana orang-orang di dalamnya ikut terlibat dalam proses tersebut
dan melakukan transaksi berupa bertukar makna. Sementara itu Frank Jefkins mendefinisikan
komunikasi organisasi sebagai suatu bentuk komunikasi yang telah direncanakan oleh sebuah
organisasi dengan public atau masyarakat luas di tempat organisasi tersebut berada untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut pandangan Frank, interaksi antar anggota organisasi atau anggota dengan pemimpin
organisasi bukan merupakan komunikasi organisasi, melainkan interaksi antar organisasi tersebut
dengan sasaran komunikasi yang bukan bagian dari organisasi tersebut.
Dari enam pendapat ahli mengenai definisi komunikasi organisasi, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi organisasi merupakan sebuah proses yang terjadi dalam suatu organisasi berupa
penyampaian, penerimaan serta pertukaran informasi dan pesan yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan oleh bersama (anggota serta pemimpin
organisasi)Proses penyampaian, penerimaan maupun bertukar informasi dan pesan dapat
dilakukan secara formal maupun informal selama tujuan yang ditetapkan terwujud.Dalam
perkembangan ilmu komunikasi, terdapat berbagai konsep dasar dari komunikasi organisasi,
dimensi di dalamnya, sedrta penggolongan yang dapat kamu pelajari pada buku Komunikasi
Organisasi oleh Irene Silviani.Setelah mengetahui definisi mengenai komunikasi, selanjutnya
penulis akan membahas mengenai teori komunikasi organisasi yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli komunikasi.
C.pendekatan kepada stake holder
Pendekatan stakeholder adalah cara mengamati dan menjelaskan secara analitik
bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.
Dasar pemikirannya adalah bahwa semua pihak yang mempunyai kepentingan dalam suatu
kegiatan bisnis terlibat didalamnya karena ingin memperoleh keuntungan, maka hak dan
kepentingan harus diperhatikan dan dijamin.Pada umunya ada dua kelompok stakeholder
yaitu :
1. Kelompok primer antara lain pemilik modal atau saham, kreditur, karyawan, pemasok,
konsumen, penyalur , pesaing dan rekanan.
2. Kelompok sekunder antara lain pemerintah setempat, kelompok sosial, media massa,
kelompok pendukung, masyarakat pada umumnya dan masyarakat setempat.
Dalam kegiatan bisnis, yang paling penting diperhatikan kelompok primer karena berhasil
tidaknya suatu kegiatan perusahaan sangat ditentukan oleh relasi yang saling
menguntungkan yang dijalin dalm suatu kelompok primer tersebut.
D.segmentasi publik
Public Relations juga memiliki segmentasi publik atau khalayak, yang dibagi
menjadi 2 dua jenis. Ada yang tergolong publik internal maupun publik eksternal. Publik
internal yaitu kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan perusahaan atau
organisasi tapi berasal dari dalam perusahaan, seperti: karyawan, supervisor, manager,
stakeholders, ataupun direktur pengelola. Sedangkan publik eksternal yaitu yang berasal
dari luar perusahaan, seperti: commit to user 14 pers, pemerintah, pelanggan, pemasok, dll.
Namun, sebenarnya didalam sebuah perusahaan terdapat 20 dua puluh publik kunci, yaitu :
1. Board of director direktur pengelola
2. Employees karyawan
3. Employee families keluarga karyawan
4. Managersupervisor
5. Persmedia massa
6. Stockholder pemegang saham
7. Investment community komunitas penanam modal
8. Competitors pesaing
9. Pemasok
10. Kelompok-kelompok kepentingan tertentu
11. Komunitas tetangga
12. Komunitas internasional
13. Bank atau asuransi
14. Asosiasi perdagangan
15. Dealerdistributor
16. Customer pelanggan
17. Pejabat pusat
18. Pemerintahan
19. Komunitas akademik
20. Organisasi-organisasi serikat buruh
Pada perusahaan-perusahaan, publik inilah yang menjadi kunci kesuksesan jalannya
sebuah perusahaan. Mereka-mereka inilah yang menjadi target utama sebuah perusahaan
demi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Para publik inilah yang menjadi
sasaran setiap kegiatan dilakukan oleh Public Relations. PR harus memahami segmentasi
ini agar mereka mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar dapat mencapai
kesemuanya. F. Internal Public Relations Public Relations memang bukan hanya berperan
untuk eksternal saja, namun juga berperan dalam mengurus internal affairs atau urusan
internal. 9 Seitel, 2001: 13 commit to user 15 Banyak yang berasumsi bahwa PR hanya
dibutuhkan untuk mengatur eksternal affairs atau urusan ke luar perusahaan saja. Namun,
pada kenyataannya internal sangat penting untuk kelangsungan dan kinerja perusahaan
tersebut. Elemen utama didalam internal yaitu karyawan, mereka bekerja untuk perusahaan.
Inilah yang harus diperhatikan. Dapat dikatakan bahwa kepuasan karyawan dalam
menjalani pekerjaannya akan meng- akibatkan kepuasan juga kepada pelanggan akan
kualitas produknya. Sedangkan fungsi dan tugas Public Relations di bagian internal itu
sendiri yaitu :
1. Membangun dan membina hubungan dengan internal perusahaan 2. Mengembangkan
strategi bisnis, mendukung keputusan bisnis serta memberi saran kepada manajemen 3.
Pembawa perubahan, mengkomunikasikan perubahan, mempengaruhi dan merubah sikap
4. Mendukung proses bisnis eksternal seperti dalam proses staff recruitment 5. Membidik
serta memberi penjelasan tentang issue kepada stakeholders, menjadi kunci utama internal
dalam menjelaskan issue yang kompleks serta resiko 6. Menganjurkan partisipasi dari setiap
grup stakeholder 10 Tugas-tugas tersebut yang menjadi tugas Public Relations di bagian
internal perusahaan. Mungkin banyak yang tidak memahami pentingnya bagian internal,
namun pada kenyataannya tanpa internal PR, perusahaan tidak akan berjalan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari materi yang sudah dijabarkan diatas, maka dapat saya simpulkan betapa pentingnya
mengenal dan mengindentifikasi publik sasaran. agar PR dapat mengidentifikasi khalayak dari
setiap programnya. Kedua, seorang PR juga harus bisa menentukan sasaran prioritasnya
berdasarkan sumber daya perusahaan. Serta mengenali publik akan berguna bagi PR dalam
menentukan media dan teknik komunikasi yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA