SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
M. Khotib Arifai, SE., MM
SIKAP, PRIBADI, DAN TINGKAH LAKU
1
I. DEFINISI KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
Manusia adalah makhluk sempurna ciptaan Tuhan dibanding makhluk ciptaan
yang lain. Sejatinya, kodrat manusia adalah sebagai makhluk monodualis. Lalu, di
samping sebagai makhluk individu (pribadi), manusia juga berperan sebagai makhluk
sosial. Ia hanya dapat hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan
berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain.
Kemudian, sebagai individu, manusia diberikan kemampuan berupa akal,
pikiran dan perasaan. Sehingga memiliki tanggung jawab akan dirinya yang berguna
untuk mengembangkan kemampuannya, dan juga memenuhi berbagai kebutuhan
hidup. Sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, manusia sudah memiliki
dorongan akan kebutuhan berinteraksi. Dalam interaksinya dengan masyarakat,
manusia akan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi. Komunikasi
yang berlangsung antara individu dengan individu dianggap sebagai komunikasi secara
tatap muka (face to face).
Kecakapan Antar Personal (KAP) adalah suatu proses komunikasi antara
pribadi ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung
(tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti
percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon,
surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
2
II. GAMBARAN UMUM KAP
Secara garis besar gambaran dari Kecakapan antar personal adalah ketrampilan
untuk mengenali & merespon secara layak , perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta
keinginan orang lain .
2.1 Karakteristik Kecakapan Antar Personal
1. Terjadi dimana dan kapan saja
2. Proses yang sinambung
3. Mempunyai tujuan
4. Menghasilkan hubungan yang timbal balik, dan menciptakan serta
mempertukarkan makna.
5. Merupakan sesuatu yang dipelajari
6. Meramalkan sesuatu
7. Sering dan dapat dimulai dengan melakukan kesalahan.
2.2 Tujuan Kecakapan Antar Personal
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2. Mengetahui dunia luar.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.
4. Mengubah sikap dan perilaku.
5. Membantu orang lain.
3
III. KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN
INTRAPERSONAL
3.1 Keterampilan Interpersonal
Keterampilan interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan dalam
suatu hubungan antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal,
dengan tujuan untuk mencapai kesamaan bersama. Jadi keterampilan ini
menekankan pada hubungan seseorang dengan individu atau grup lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu
membutuhkan orang lain, jadi penting bagi kita untuk menguasai beberapa
keahliannya yaitu :
• Memanfaatkan keragaman adalah kemampuan seorang individu untuk
dapat menghargai orang – orang yang memiliki perbedaan dengannya.
Dunia ini terdiri dari berbagai macam orang yang mempunyai latar
belakang yang berbeda. Tentu di tempat kerja kita akan bertemu dan bekerja
sama tidak hanya dengan golongan kita sendiri. Sebagai manusia yang baik
maka seharusnya kita dapat menerima dan menyatukan keberagaman
tersebut.
• Kepemimpinan adalah kemampuan seorang individu untuk mengendalikan
sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadiannya dalam
mempengaruhi kelompoknya dengan maksud mencapai tujuan yang
diinginkan. Jika kita memiliki jiwa kepemimpinan yang besar dan
berkualitas, semakin besar juga kemungkinan kita untuk menjadi pemimpin
dan membina kelompok kita merealisasikan objek yang sudah ditargetkan.
• Komunikasi efektif adalah kemampuan untuk saling bertukar informasi,
ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang
hasilnya sesuai dengan harapan. Komunikasi merupakan kunci utama
dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Cara berkomunikasi dengan
4
efektif antara lain dengan menggunakan bahasa yang ringkas dan mudah
dipahami, tujuannya jelas, disampaikan dengan mimik dan gerak tubuh
yang baik. Selain itu, kita juga harus menjadi pendengar yang baik.
• Sinergi adalah kemampuan individu untuk dapat bekerja sama dengan
semua orang dan mengutamakan kepentingan bersama, bukan hanya
kepentingan pribadi atau golongan. Supaya sinergi dapat berjalan dengan
mulus, kita harus dapat menghargai setiap anggota dan pendapat yang ada.
Setiap keputusan harus dibuat secara bersama – sama dengan cara
musyawarah dan adil.
3.2 Keterampilan Intrapersonal
Keterampilan intrapersonal merupakan sebuah proses pertukaran dan
transformasi pesan yang sangat unik karena dilakukan dari, untuk, dan oleh diri
sendiri. Beberapa jenis keahlian dalam bidang ini adalah :
• Percaya diri adalah kemampuan individu untuk dapat memahami dan
meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi
penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya
diribiasanya mempunyai inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan,
mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif,
menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya.
• Penilaian diri adalah kemampuan individu untuk menyadari kekuatan dan
kelemahan dirinya. Jika seorang individu dapat menilai dirinya sendiri,
maka otomatis ia akan selalu berintrospeksi sehingga dirinya akan terus
berkembang untuk lebih baik.
• Kesadaran emosi adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami
perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Jika seorang mampu untuk
mengendalikan emosinya maka segala urusan dan pekerjaan dapat
terselesaikan dengan baik.
5
• Proaktif adalah kemampuan individu untuk bertanggung jawab atas
kehidupannya sendiri. Segala perbuatan dan tingkah laku yang kita lakukan
berasal dari inisiatif kita sendiri. Jadi jika kita selalu berusaha menghasilkan
sesuatu yang produktif, maka apa saja yang kita kerjakan akan memiliki
dampak yang baik.
6
IV. SIKAP (ATTITUDE)
4.1 Definisi Sikap ( Attitude )
Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan
dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut
attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu
kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi yang
dihadapi. Menurut kamus bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto
pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan
norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Namun
demikian perbuatan yang akan dilakukan manusia biasanya tergantung apa
permasalahannya serta benar-benar berdasarkan keyakinan atau
kepercayaannya masing-masing.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap
merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus
terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu
kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative
terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide,
konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000).
4.2 Komponen Sikap
Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen
yakni: kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975;
Krech dan Ballacy, 1963, Howard dan Kendler 1974, Gerungan, 2000).
Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian
individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak
manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan
nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan
7
yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai - nilai baru yang diyakini benar,
baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau
komponen afektif dari sikap individu. Oleh karena itu, komponen afektif dapat
dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek,
yang sejalan dengan hasil penilaiannya. Sedang komponen kecenderungan
bertindak berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan
sesuai dengan keyakinan dan keinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu
objek atau subjek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari
tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak
setuju terhadap objek atau subjek. Komponen sikap berkaitan satu dengan
yang lainnya. Komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak
menumbuhkan sikap individu. Dari manapun kita memulai dalam analisis
sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem. Sikap
individu sangat erat kaitannya dengan perilaku mereka. Jika faktor sikap telah
mempengaruhi ataupun menumbuhkan sikap seseorang, maka antara sikap
dan perilaku adalah konsisten, sebagaimana yang dikemukan oleh Krech dan
Ballacy, Morgan King, dan Howard. Sikap seseorang memang seharusnya
konsisten dengan perilaku. Seandainya sikap tidak konsisten dengan perilaku,
mungkin ada faktor dari luar diri manusia yang membuat sikap dan perilaku
tidak konsisten. Faktor tersebut adalah sistem nilai eksternal yang berada di
masyarakat, diantaranya norma, politik, budaya, dan sebagainya.
4.3 Klasifikasi Sikap
Menurut Gerungan sikap dapat pula diklasifikasikan menjadi sikap
individu dan sikap sosial. Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan
yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial, dan biasanya
dinyatakan oleh sekelompok orang atau masyarakat. Sedang sikap individu,
adalah sikap yang dimiliki dan dinyatakan oleh seseorang. Sikap seseorang
8
pada akhirnya dapat membentuk sikap sosial, manakala ada seragaman sikap
terhadap suatu obyek. Dalam konteks pemahasan ini, sikap yang dimaksud
adalah sikap individual, mengingat pendidikan yang dihabahas dalam kajian
ini menyangkut proses pendidikan secara individual, mengingat keinginan,
kebutuhan, kemampuan, motivasi, sasaran didik sangat beragam.
Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami
bahwa:
a. Sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang
bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu,
b. Sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan melalui proses belajar,
c. Sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri,
d. Sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula
berhubungan dengan sederet obyek sejenis,
e. Sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan atau emosi.
f. Mengetahui karakter sikap semacam ini sangat penting manakala kita akan
membahas sikap secara cermat. Dari sifat ini dapat diketahui bahwa sikap
dapat ditumbungkan dan dikembangkan, melalui proses pembelajaran
siswa yang sesuai dengan motivasi, dan keinginan mereka. Demikian juga,
sikap harus diarahkan pada suatu obyek tertentu, sehingga memudahkan
mengarahkan belajar siswa pada sasaran belajar yang sesuai dengan minat
dan keinginannya.
4.4 Faktor Pembentukan Sikap
Ada 2 (dua) faktor untuk membentuk atau merubah sikap yaitu :
• Faktor Intern
Yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi diri manusia itu sendiri. Faktor
ini berupa selectifity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan
9
mengolah pengaruhpengaruh yang datang dari luar.Pilihan terhadap
pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap dalam
diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya. Misalnya : orang
yang sangat haus akan lebih memperhatikan perangsang dan
menghilangkan hausnya itu dari perangsang- perangsang lain.
• Faktor ekstern
Yaitu faktor yang diluar pribadi manusia, faktor ini berupa interaksi
sosial diluar kelompok. Misalnya: interaksi antara manusia dengan hasil
kebudayaannya yang sampai kepadanya melalui alat-alat komunikasi,
seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dll
4.5 Ciri Sikap
Para ahli mendefinisikan ciri sikap secara berbeda-beda tergantung dari
sudut mana ahli tersebut mendeskripsikan ciri-ciri sikap. Sikap itu tidaklah
sama dengan perilaku, tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab
sering kali terjadi bahwa seseorang memperhatikan tindakan yang
bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat berubah dengan diperoleh
tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari
kelompok sosialnya (Sarwono, 1993).
Ciri-ciri sikap:
• Sikap itu dipelajari (learnability)
Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif - motif
psikologi lainnya, misalnya: lapar, haus, nyeri adalah motif psikologis yang
tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan eropa adalah sikap.
Beberapa sikap dipelajari tidak disengaja atau tanpa kesadaran sebagai
individu. Mungkin saja yang terjadi adalah mempelajari sikap denga sengaja
bila individu mengerti bahwa hal tersebut akan membawa lebih baik untuk
10
dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok atau memperoleh sesuatu nilai
yang sifatnya perseorangan.
• Sikap memiliki kesetabilan (stability)
Sikap yang bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap
dan stabil melalui pengalaman. Misalnya pengalaman terhadap suka atau tidak
suka terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang – ulang.
• Sikap bersifat Personal Societal Significance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan
juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang
lain menyenangkan, terbuka dan hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya
dan dia akan merasa bebas dan nyaman.
• Sikap Berisi Kognitif dan Affect
Komponen kognitif dari sikap adalah berisi informasi yang aktual,
misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
• Sikap bersifat Approach – Avoidance Directionality
Bila seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi terhadap sesuatu
objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang
memiliki sikap yang susah beradaptasi maka mereka akan menghindarinya.
(Ahmadi, 1999)
4.6 Fungsi Sikap
Sebenarnya fungsi bersikap ini telah dijelaskan oleh Katz (Luthans,
1955) yang mana Katz menjelaskan abhwa dalam bersikap akan memiliki
fungsi. Adapun fungsi dan kegunaan sikap tersebut beserta dengan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja penyesuaian yang dibutukan
untuk seseorang dalam lingkungan pergaulannya.
fungsi sikap menurut Katz beserta penjelasan, dan contohnya;
11
• Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian adalah salah satunya fungsi sikap. Fungsi
penyesuaiann disini dapat diartikan bahwa seseorang cenderung
mengembangkan sikap yang akan membantu mencapai tujuan. Sebagai
contohnya fungsi penyesuaian adalah keadaan seseorang yang cenderung
menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakili aspirasi-
aspirasinya.
• Fungsi Pertahanan
Fungsi pertahanan dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang dapat
melindungi keharusan untuk mengakui kenyataan tentang keadaannya.
Sebagai contoh fungsi pertananan disini adalah perilaku proyeksi yang
dilakukan seseorang dalam melindungi drinya agar tidak dianggap
memiliki ciri-ciri tertentu, sesuai dengan keadaannya.
• Fungsi Ekspresi
Sikap memiliki fungsi ekpresi artinya bahwa sikap akan membantu
seseorang untuk mengekpresikan dirinya dalam bertindak secara sikap
positif atau negatif, tujuannya ialah untuk memamerkan citra dirinya yang
ingin dianggap baik atau buruk di mata masyarakat.
• Fungsi Pengetahuan
Sikap juga memiliki fungsi pengetahuan, itu artinya bahwa bahwa sikap
akan dapat membantu seseoarang untuk menetapkan standar evaluasi
terhadap sesuatu hal. Sebagai contoh bahwa memiliki fungsi pengetahuan
misalnya adalah pemilik sepeda akan mengubah sikap positif terhadap
sepeda seiring dengan peningkatan status sosialnya.Ia memutuskan untuk
membeli sepeda motor karena ia yakin bahwa sepeda motor akan lebih
sesuai dengan status sosialnya yang baru, yaitu sebagai Pegawai Negri Sipil
(PNS).
12
V. KEPRIBADIAN
5.1 Definisi Kepribadian
Menurut GW. Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu
secara khas. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu
kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik
individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan
bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi
dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan
kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki
kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama,
karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian
adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga
nampak dalam tingkah lakunya yang unik.).
Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil
dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya
definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai
perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa
ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi
ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai),
bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau
“buruk” karena bersifat netral.
13
5.2 Tipe Kepribadian
Masing-masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda.
Ada banyak tipe kepribadian, seperti diungkapkan oleh para ahli, diantaranya
adalah Hiprocates dan Gelanus, C.G. Jung, Gerart Heymans, dan Eduard
Spranger. Masing masing ahli ini memandang dan memberikan pendapat
tentang tipe kepribadian dari sudut pandang yang berbeda.
Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian menjadi empat
bagian, yaitu:
• Sanguinis
Tipe kepribadian sanguinis ditandai dengan sifat hangat, lincah,
bersemangat, meluap-luap, dan pribadi yang menyenangkan.
Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan yang
meledak-ledak. Orang sanguinis sangat ramah kepada orang lain, sehingga dia
biasanya dianggap seorang yang sangat eksrovert.
• Koleris
Tipe kepribadian koleris tampil hangat, serba cepat, aktif, pasif,
berkemauan keras, dan sangat independen. Dia cenderung tegas dan
berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat keputusan bagi dirinya
dan bagi orang lain. dia tidak butuh digerakan dari luar, malah mempengaruhi
lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisinya
yang tak pernah surut.
• Melankolis
Tipe kepribadian melankolis adalah suka berkorban, analisis, betipe
perfektionis dengan sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang
dapat menikmati keindahan karya seni melebihi seorang melankolis. Apabila
sedang bergembira maka sifatnya lebih ekstrovert. Namun, apabila sedang
murung, maka ia bisa menjadi seorang yang begitu antagonis.
• Phlegmatis
14
Seseorang yang memiliki tipe kepribadian phlegmatis adalah seorang yang
hidupnya tenang, gampangan, tak pernah merasa terganggu sehingga dia
hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe yang mudah bergaul
dan paling menyenangkan diantara semua temperamen. Baginya hidup adalah
suatu kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak
menyenangkan. Dia begitu tenang dan agak diam, sehingga tak pernah
kelihatan terhasut, bagaimanapun keadaan sekitarnya.
5.3 Ciri Kepribadian
Dari beragamnya kepribadian manusia ini, menjadi ciri khas dan
keunikan dari diri seseorang tersebut. Keunikannya itu berdasarkan
bagaimana dia bertingkah, fisiknya, pola pikirnya, dll. Elizabeth menyatakan
ciri-ciri kepribadian sebagai berikut ini:
• Kepribadian yang sehat :
a. Dapat menilai dirinya sendiri secara realistik; mampu menilai diri
sendiri apa adanya dan jujur tentang kelebihan dan kekurangannya,
secara fisik, pengetahuan, bahkan keterampilan dan sebagainya.
b. Mampu menilai situasi dan kondisi secara realistik dan baik; mampu
menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya dengan
realistik dan mampu menerima secara wajar, dan tidak mengharapkan
kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna di mata orang
lain.
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan reaksinya secara rasional, tidak
menjadi sombong, dan tidak angkuh, apabila memperoleh prestasi
yang cukup tinggi atau kesuksesan hidup yang baik. Jika mengalami
kegagalan, dia tidak akan mengalami frustasi yang berlebihan, tetapi
dengan sikap optimistik dan lebih tenang.
15
d. Memiliki kepribadian bertanggung jawab; yakin dengan kemampuan
dirinya sendiri bahwa ia dapat mengatasi masalah kehidupannya
sendiri tentunya dengan usaha dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Kemandirian; mempunyai sifat mandiri dari dalam dirinya
sendiri, baik dari pola pikir, cara bertindak, cara ia mengambil
keputusan, mengambangkan dan mengarahkan diri dan dapat
menyasuaikan sirinya sendiri sesuai dengan norma yang berlaku di
dalam lingkungannya.
e. Dapat mengendalikan emosinya sendiri; merasa nyaman dan tenang
dengan emosinya, bisa mengontrol diri dalam menghadapi situasi diri
sedang frustasi, depresi, maupun stress dengan kegiatan yang positif,
dan tidak merusak.
f. Berorientasi tujuan; dapat menentukan tujuan dalam aktivitas yang
dilakukan sehari-harinya berdasarkan pertimbangan dari dalam dirinya
yang sudah dipikir ulang dengan matang, tidak ada paksaan dalam
apapun dari luar, dan berupaya mencapai tujuannya sendiri dengan
cara mengembangkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya.
g. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek atau peduli, memiliki
sikap empati terhadap orang lain, mempunyai sikap peduli terhadap
situasi, maupun masalah yang ada di lingkungan, bersifat fleksibel
dalam pola pemikirannya, menghargai sesama, dapat memberikan rasa
nyaman terhadap orang lain, dan tidak membiarkan dirinya sendiri
dimanfaatkan oleh orang lain.
h. Penerimaan sosial; mau ikut serta dalam partisipasi dalam kegiatan
yang berbau sosial atau membantu, dan memiliki sikap bersahabat
dalam hubungan dengan orang yang ada di sekitarnya.
16
i. Memiliki filsafat hidup; dapat mengarahkan hidupnya berdasarkan
dengan filsafat hidupnya sendiri yang bersumber dari keyakinan
agama yang dianutnya.
j. Berbahagia; hidup dalam situasi atau suasana yang berbahagia, yang
didukung oleh beberapa faktor yaitu antara lain seperti prestasi,
diterima keberadaannya dengan baik, dan kasih sayang yang
didapatkan.
• Kepribadian yang tidak sehat:
a. Mudah marah (tersinggung)
b. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
d. Memiliki sikap yang kejam serta suka mengganggu orang lain yang
mempunyai usi lebih muda atau juga kepada binatang
e. Tidak mampu untuk menghindar dari perilaku yang tergolong
menyimpang meski telah dihukum atau diperingati
f. Kebiasaan berbohong
g. Hiperaktif
h. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
i. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
j. Sulit tidur
k. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
l. Lebih sering merasa sakit kepala (walau penyebabnya tidak dari faktor
yang bersifat organis)
m. Memiliki rasa kesadaran yang sangat kurang untuk mentaati ajaran
agama atau juga norma-norma agama
n. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
o. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
17
5.4 Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi
deskriptifdan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan
fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.
• Fungsi Deskriptif : Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan)
merupakanfungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau
menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap,
dansistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimanaseputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
• Fungsi Prediktif : Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang
apa,mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga
harusbisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah
lakumanusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian
harusmemiliki fungsi prediktif.
18
VI. DAFTAR PUSTAKA
(Mia Fitriawati, 2010) . Kecakapan Antar Personal (unikom.ac.id)
Gerungan WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama
Howard H., Kendler. 1974. Basic Psychology. Philipines: Benyamin/Cummings
Budhiningtias Winanti, M. (2020). Kecakapan Antar Personal (kepribadian).
Sujanto, A., Lubis, H., & Hadi, T. Psikologi Kepribadian. (Jakarta: Bumi Aksara,
2001). Hhlm 213
Weller, B. F., Kamus Saku Perawat (ed. 22).(Jakarta: EGC, 2005) hlm 59
Samsunuwiyati Mar'at. Lieke Indieningsih Kartono, 2006. Perilaku Manusia
Pengantar Singkat Tentang Psikologi. Refika Aditama. Bandung.
Syah, Muhibbin.2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Keterkaitan Sikap, Perilaku Toleransi Dengan Nilai Moral Lainnya.
http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=14&fname+ppkn1
01_03.hm
Dwinugroho, Theofilus Bayu. 2019. Silabus Mata Kuliah Kecakapan Antar
Personal. Program Studi Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas PGRI Yogyakarta.
Olivia, B. (16 Januari 2018 ) . Keterampilan Intrapersonal dan Interpersonal
dalam soft skill. Binus. KETERAMPILAN INTRAPERSONAL DAN
INTERPERSONAL DALAM SOFT SKILL – Student (binus.ac.id)

More Related Content

Similar to 1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf

Similar to 1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf (20)

konsep diri interpersonal
konsep diri interpersonalkonsep diri interpersonal
konsep diri interpersonal
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
 
Psikologi Sosial
Psikologi SosialPsikologi Sosial
Psikologi Sosial
 
Haris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eHaris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.e
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxSubjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
S oalan tugasan 2(sahsiah)
S oalan tugasan 2(sahsiah)S oalan tugasan 2(sahsiah)
S oalan tugasan 2(sahsiah)
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
04
0404
04
 
Buku ajar 1 MPKT A
Buku ajar 1 MPKT ABuku ajar 1 MPKT A
Buku ajar 1 MPKT A
 
Tugas pak junet, caca
Tugas pak junet, cacaTugas pak junet, caca
Tugas pak junet, caca
 

1. SIKAP, PRIBADI DAN TINGKAH LAKU.pdf

  • 1. KECAKAPAN ANTAR PERSONAL M. Khotib Arifai, SE., MM SIKAP, PRIBADI, DAN TINGKAH LAKU
  • 2. 1 I. DEFINISI KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Manusia adalah makhluk sempurna ciptaan Tuhan dibanding makhluk ciptaan yang lain. Sejatinya, kodrat manusia adalah sebagai makhluk monodualis. Lalu, di samping sebagai makhluk individu (pribadi), manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Kemudian, sebagai individu, manusia diberikan kemampuan berupa akal, pikiran dan perasaan. Sehingga memiliki tanggung jawab akan dirinya yang berguna untuk mengembangkan kemampuannya, dan juga memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, manusia sudah memiliki dorongan akan kebutuhan berinteraksi. Dalam interaksinya dengan masyarakat, manusia akan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi. Komunikasi yang berlangsung antara individu dengan individu dianggap sebagai komunikasi secara tatap muka (face to face). Kecakapan Antar Personal (KAP) adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
  • 3. 2 II. GAMBARAN UMUM KAP Secara garis besar gambaran dari Kecakapan antar personal adalah ketrampilan untuk mengenali & merespon secara layak , perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain . 2.1 Karakteristik Kecakapan Antar Personal 1. Terjadi dimana dan kapan saja 2. Proses yang sinambung 3. Mempunyai tujuan 4. Menghasilkan hubungan yang timbal balik, dan menciptakan serta mempertukarkan makna. 5. Merupakan sesuatu yang dipelajari 6. Meramalkan sesuatu 7. Sering dan dapat dimulai dengan melakukan kesalahan. 2.2 Tujuan Kecakapan Antar Personal 1. Mengenal diri sendiri dan orang lain. 2. Mengetahui dunia luar. 3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna. 4. Mengubah sikap dan perilaku. 5. Membantu orang lain.
  • 4. 3 III. KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL 3.1 Keterampilan Interpersonal Keterampilan interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan bersama. Jadi keterampilan ini menekankan pada hubungan seseorang dengan individu atau grup lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain, jadi penting bagi kita untuk menguasai beberapa keahliannya yaitu : • Memanfaatkan keragaman adalah kemampuan seorang individu untuk dapat menghargai orang – orang yang memiliki perbedaan dengannya. Dunia ini terdiri dari berbagai macam orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Tentu di tempat kerja kita akan bertemu dan bekerja sama tidak hanya dengan golongan kita sendiri. Sebagai manusia yang baik maka seharusnya kita dapat menerima dan menyatukan keberagaman tersebut. • Kepemimpinan adalah kemampuan seorang individu untuk mengendalikan sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadiannya dalam mempengaruhi kelompoknya dengan maksud mencapai tujuan yang diinginkan. Jika kita memiliki jiwa kepemimpinan yang besar dan berkualitas, semakin besar juga kemungkinan kita untuk menjadi pemimpin dan membina kelompok kita merealisasikan objek yang sudah ditargetkan. • Komunikasi efektif adalah kemampuan untuk saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan. Komunikasi merupakan kunci utama dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Cara berkomunikasi dengan
  • 5. 4 efektif antara lain dengan menggunakan bahasa yang ringkas dan mudah dipahami, tujuannya jelas, disampaikan dengan mimik dan gerak tubuh yang baik. Selain itu, kita juga harus menjadi pendengar yang baik. • Sinergi adalah kemampuan individu untuk dapat bekerja sama dengan semua orang dan mengutamakan kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan pribadi atau golongan. Supaya sinergi dapat berjalan dengan mulus, kita harus dapat menghargai setiap anggota dan pendapat yang ada. Setiap keputusan harus dibuat secara bersama – sama dengan cara musyawarah dan adil. 3.2 Keterampilan Intrapersonal Keterampilan intrapersonal merupakan sebuah proses pertukaran dan transformasi pesan yang sangat unik karena dilakukan dari, untuk, dan oleh diri sendiri. Beberapa jenis keahlian dalam bidang ini adalah : • Percaya diri adalah kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diribiasanya mempunyai inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. • Penilaian diri adalah kemampuan individu untuk menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Jika seorang individu dapat menilai dirinya sendiri, maka otomatis ia akan selalu berintrospeksi sehingga dirinya akan terus berkembang untuk lebih baik. • Kesadaran emosi adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Jika seorang mampu untuk mengendalikan emosinya maka segala urusan dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.
  • 6. 5 • Proaktif adalah kemampuan individu untuk bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Segala perbuatan dan tingkah laku yang kita lakukan berasal dari inisiatif kita sendiri. Jadi jika kita selalu berusaha menghasilkan sesuatu yang produktif, maka apa saja yang kita kerjakan akan memiliki dampak yang baik.
  • 7. 6 IV. SIKAP (ATTITUDE) 4.1 Definisi Sikap ( Attitude ) Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut kamus bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan yang akan dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya serta benar-benar berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya masing-masing. Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000). 4.2 Komponen Sikap Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni: kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975; Krech dan Ballacy, 1963, Howard dan Kendler 1974, Gerungan, 2000). Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan
  • 8. 7 yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai - nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu. Oleh karena itu, komponen afektif dapat dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan hasil penilaiannya. Sedang komponen kecenderungan bertindak berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dan keinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu objek atau subjek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap objek atau subjek. Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak menumbuhkan sikap individu. Dari manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem. Sikap individu sangat erat kaitannya dengan perilaku mereka. Jika faktor sikap telah mempengaruhi ataupun menumbuhkan sikap seseorang, maka antara sikap dan perilaku adalah konsisten, sebagaimana yang dikemukan oleh Krech dan Ballacy, Morgan King, dan Howard. Sikap seseorang memang seharusnya konsisten dengan perilaku. Seandainya sikap tidak konsisten dengan perilaku, mungkin ada faktor dari luar diri manusia yang membuat sikap dan perilaku tidak konsisten. Faktor tersebut adalah sistem nilai eksternal yang berada di masyarakat, diantaranya norma, politik, budaya, dan sebagainya. 4.3 Klasifikasi Sikap Menurut Gerungan sikap dapat pula diklasifikasikan menjadi sikap individu dan sikap sosial. Sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial, dan biasanya dinyatakan oleh sekelompok orang atau masyarakat. Sedang sikap individu, adalah sikap yang dimiliki dan dinyatakan oleh seseorang. Sikap seseorang
  • 9. 8 pada akhirnya dapat membentuk sikap sosial, manakala ada seragaman sikap terhadap suatu obyek. Dalam konteks pemahasan ini, sikap yang dimaksud adalah sikap individual, mengingat pendidikan yang dihabahas dalam kajian ini menyangkut proses pendidikan secara individual, mengingat keinginan, kebutuhan, kemampuan, motivasi, sasaran didik sangat beragam. Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa: a. Sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu, b. Sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar, c. Sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri, d. Sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula berhubungan dengan sederet obyek sejenis, e. Sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan atau emosi. f. Mengetahui karakter sikap semacam ini sangat penting manakala kita akan membahas sikap secara cermat. Dari sifat ini dapat diketahui bahwa sikap dapat ditumbungkan dan dikembangkan, melalui proses pembelajaran siswa yang sesuai dengan motivasi, dan keinginan mereka. Demikian juga, sikap harus diarahkan pada suatu obyek tertentu, sehingga memudahkan mengarahkan belajar siswa pada sasaran belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya. 4.4 Faktor Pembentukan Sikap Ada 2 (dua) faktor untuk membentuk atau merubah sikap yaitu : • Faktor Intern Yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectifity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan
  • 10. 9 mengolah pengaruhpengaruh yang datang dari luar.Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya. Misalnya : orang yang sangat haus akan lebih memperhatikan perangsang dan menghilangkan hausnya itu dari perangsang- perangsang lain. • Faktor ekstern Yaitu faktor yang diluar pribadi manusia, faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya: interaksi antara manusia dengan hasil kebudayaannya yang sampai kepadanya melalui alat-alat komunikasi, seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dll 4.5 Ciri Sikap Para ahli mendefinisikan ciri sikap secara berbeda-beda tergantung dari sudut mana ahli tersebut mendeskripsikan ciri-ciri sikap. Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku, tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab sering kali terjadi bahwa seseorang memperhatikan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat berubah dengan diperoleh tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1993). Ciri-ciri sikap: • Sikap itu dipelajari (learnability) Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif - motif psikologi lainnya, misalnya: lapar, haus, nyeri adalah motif psikologis yang tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan eropa adalah sikap. Beberapa sikap dipelajari tidak disengaja atau tanpa kesadaran sebagai individu. Mungkin saja yang terjadi adalah mempelajari sikap denga sengaja bila individu mengerti bahwa hal tersebut akan membawa lebih baik untuk
  • 11. 10 dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok atau memperoleh sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan. • Sikap memiliki kesetabilan (stability) Sikap yang bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman. Misalnya pengalaman terhadap suka atau tidak suka terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang – ulang. • Sikap bersifat Personal Societal Significance Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka dan hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya dan dia akan merasa bebas dan nyaman. • Sikap Berisi Kognitif dan Affect Komponen kognitif dari sikap adalah berisi informasi yang aktual, misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan. • Sikap bersifat Approach – Avoidance Directionality Bila seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi terhadap sesuatu objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang susah beradaptasi maka mereka akan menghindarinya. (Ahmadi, 1999) 4.6 Fungsi Sikap Sebenarnya fungsi bersikap ini telah dijelaskan oleh Katz (Luthans, 1955) yang mana Katz menjelaskan abhwa dalam bersikap akan memiliki fungsi. Adapun fungsi dan kegunaan sikap tersebut beserta dengan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja penyesuaian yang dibutukan untuk seseorang dalam lingkungan pergaulannya. fungsi sikap menurut Katz beserta penjelasan, dan contohnya;
  • 12. 11 • Fungsi Penyesuaian Fungsi penyesuaian adalah salah satunya fungsi sikap. Fungsi penyesuaiann disini dapat diartikan bahwa seseorang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu mencapai tujuan. Sebagai contohnya fungsi penyesuaian adalah keadaan seseorang yang cenderung menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakili aspirasi- aspirasinya. • Fungsi Pertahanan Fungsi pertahanan dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang dapat melindungi keharusan untuk mengakui kenyataan tentang keadaannya. Sebagai contoh fungsi pertananan disini adalah perilaku proyeksi yang dilakukan seseorang dalam melindungi drinya agar tidak dianggap memiliki ciri-ciri tertentu, sesuai dengan keadaannya. • Fungsi Ekspresi Sikap memiliki fungsi ekpresi artinya bahwa sikap akan membantu seseorang untuk mengekpresikan dirinya dalam bertindak secara sikap positif atau negatif, tujuannya ialah untuk memamerkan citra dirinya yang ingin dianggap baik atau buruk di mata masyarakat. • Fungsi Pengetahuan Sikap juga memiliki fungsi pengetahuan, itu artinya bahwa bahwa sikap akan dapat membantu seseoarang untuk menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal. Sebagai contoh bahwa memiliki fungsi pengetahuan misalnya adalah pemilik sepeda akan mengubah sikap positif terhadap sepeda seiring dengan peningkatan status sosialnya.Ia memutuskan untuk membeli sepeda motor karena ia yakin bahwa sepeda motor akan lebih sesuai dengan status sosialnya yang baru, yaitu sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS).
  • 13. 12 V. KEPRIBADIAN 5.1 Definisi Kepribadian Menurut GW. Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama. Menurut Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.). Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.
  • 14. 13 5.2 Tipe Kepribadian Masing-masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Ada banyak tipe kepribadian, seperti diungkapkan oleh para ahli, diantaranya adalah Hiprocates dan Gelanus, C.G. Jung, Gerart Heymans, dan Eduard Spranger. Masing masing ahli ini memandang dan memberikan pendapat tentang tipe kepribadian dari sudut pandang yang berbeda. Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian menjadi empat bagian, yaitu: • Sanguinis Tipe kepribadian sanguinis ditandai dengan sifat hangat, lincah, bersemangat, meluap-luap, dan pribadi yang menyenangkan. Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan yang meledak-ledak. Orang sanguinis sangat ramah kepada orang lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat eksrovert. • Koleris Tipe kepribadian koleris tampil hangat, serba cepat, aktif, pasif, berkemauan keras, dan sangat independen. Dia cenderung tegas dan berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat keputusan bagi dirinya dan bagi orang lain. dia tidak butuh digerakan dari luar, malah mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisinya yang tak pernah surut. • Melankolis Tipe kepribadian melankolis adalah suka berkorban, analisis, betipe perfektionis dengan sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat menikmati keindahan karya seni melebihi seorang melankolis. Apabila sedang bergembira maka sifatnya lebih ekstrovert. Namun, apabila sedang murung, maka ia bisa menjadi seorang yang begitu antagonis. • Phlegmatis
  • 15. 14 Seseorang yang memiliki tipe kepribadian phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang, gampangan, tak pernah merasa terganggu sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe yang mudah bergaul dan paling menyenangkan diantara semua temperamen. Baginya hidup adalah suatu kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia begitu tenang dan agak diam, sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimanapun keadaan sekitarnya. 5.3 Ciri Kepribadian Dari beragamnya kepribadian manusia ini, menjadi ciri khas dan keunikan dari diri seseorang tersebut. Keunikannya itu berdasarkan bagaimana dia bertingkah, fisiknya, pola pikirnya, dll. Elizabeth menyatakan ciri-ciri kepribadian sebagai berikut ini: • Kepribadian yang sehat : a. Dapat menilai dirinya sendiri secara realistik; mampu menilai diri sendiri apa adanya dan jujur tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, bahkan keterampilan dan sebagainya. b. Mampu menilai situasi dan kondisi secara realistik dan baik; mampu menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya dengan realistik dan mampu menerima secara wajar, dan tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna di mata orang lain. c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan reaksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, dan tidak angkuh, apabila memperoleh prestasi yang cukup tinggi atau kesuksesan hidup yang baik. Jika mengalami kegagalan, dia tidak akan mengalami frustasi yang berlebihan, tetapi dengan sikap optimistik dan lebih tenang.
  • 16. 15 d. Memiliki kepribadian bertanggung jawab; yakin dengan kemampuan dirinya sendiri bahwa ia dapat mengatasi masalah kehidupannya sendiri tentunya dengan usaha dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemandirian; mempunyai sifat mandiri dari dalam dirinya sendiri, baik dari pola pikir, cara bertindak, cara ia mengambil keputusan, mengambangkan dan mengarahkan diri dan dapat menyasuaikan sirinya sendiri sesuai dengan norma yang berlaku di dalam lingkungannya. e. Dapat mengendalikan emosinya sendiri; merasa nyaman dan tenang dengan emosinya, bisa mengontrol diri dalam menghadapi situasi diri sedang frustasi, depresi, maupun stress dengan kegiatan yang positif, dan tidak merusak. f. Berorientasi tujuan; dapat menentukan tujuan dalam aktivitas yang dilakukan sehari-harinya berdasarkan pertimbangan dari dalam dirinya yang sudah dipikir ulang dengan matang, tidak ada paksaan dalam apapun dari luar, dan berupaya mencapai tujuannya sendiri dengan cara mengembangkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. g. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek atau peduli, memiliki sikap empati terhadap orang lain, mempunyai sikap peduli terhadap situasi, maupun masalah yang ada di lingkungan, bersifat fleksibel dalam pola pemikirannya, menghargai sesama, dapat memberikan rasa nyaman terhadap orang lain, dan tidak membiarkan dirinya sendiri dimanfaatkan oleh orang lain. h. Penerimaan sosial; mau ikut serta dalam partisipasi dalam kegiatan yang berbau sosial atau membantu, dan memiliki sikap bersahabat dalam hubungan dengan orang yang ada di sekitarnya.
  • 17. 16 i. Memiliki filsafat hidup; dapat mengarahkan hidupnya berdasarkan dengan filsafat hidupnya sendiri yang bersumber dari keyakinan agama yang dianutnya. j. Berbahagia; hidup dalam situasi atau suasana yang berbahagia, yang didukung oleh beberapa faktor yaitu antara lain seperti prestasi, diterima keberadaannya dengan baik, dan kasih sayang yang didapatkan. • Kepribadian yang tidak sehat: a. Mudah marah (tersinggung) b. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi) d. Memiliki sikap yang kejam serta suka mengganggu orang lain yang mempunyai usi lebih muda atau juga kepada binatang e. Tidak mampu untuk menghindar dari perilaku yang tergolong menyimpang meski telah dihukum atau diperingati f. Kebiasaan berbohong g. Hiperaktif h. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas i. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain j. Sulit tidur k. Kurang memiliki rasa tanggung jawab l. Lebih sering merasa sakit kepala (walau penyebabnya tidak dari faktor yang bersifat organis) m. Memiliki rasa kesadaran yang sangat kurang untuk mentaati ajaran agama atau juga norma-norma agama n. Pesimis dalam menghadapi kehidupan o. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
  • 18. 17 5.4 Fungsi Teori Kepribadian Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptifdan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian. • Fungsi Deskriptif : Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakanfungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dansistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimanaseputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif. • Fungsi Prediktif : Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa,mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harusbisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah lakumanusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harusmemiliki fungsi prediktif.
  • 19. 18 VI. DAFTAR PUSTAKA (Mia Fitriawati, 2010) . Kecakapan Antar Personal (unikom.ac.id) Gerungan WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama Howard H., Kendler. 1974. Basic Psychology. Philipines: Benyamin/Cummings Budhiningtias Winanti, M. (2020). Kecakapan Antar Personal (kepribadian). Sujanto, A., Lubis, H., & Hadi, T. Psikologi Kepribadian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Hhlm 213 Weller, B. F., Kamus Saku Perawat (ed. 22).(Jakarta: EGC, 2005) hlm 59 Samsunuwiyati Mar'at. Lieke Indieningsih Kartono, 2006. Perilaku Manusia Pengantar Singkat Tentang Psikologi. Refika Aditama. Bandung. Syah, Muhibbin.2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta Keterkaitan Sikap, Perilaku Toleransi Dengan Nilai Moral Lainnya. http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=14&fname+ppkn1 01_03.hm Dwinugroho, Theofilus Bayu. 2019. Silabus Mata Kuliah Kecakapan Antar Personal. Program Studi Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas PGRI Yogyakarta. Olivia, B. (16 Januari 2018 ) . Keterampilan Intrapersonal dan Interpersonal dalam soft skill. Binus. KETERAMPILAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL DALAM SOFT SKILL – Student (binus.ac.id)