PENGEMBANGAN ALUR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran dipetakan dalam setiap Fase (per 2 atau 3 tahun) dengan tujuan agar peserta didik memiliki waktu
yang cukup atau lebih leluasa untuk belajar suatu konsep secara mendalam. Capaian pembelajaran menjabarkan kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik pada akhir suatu fase, untuk melaksanakan pembelajaran, guru perlu menurunkan
Capaian Pembelajaran ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran yang merupakan peta jalan atau peta kompetensi menuju
kompetensi di akhir fase pada Capaian Pembelajaran.
Profil Pelajar Pancasila adalah
“kompas” atau penunjuk arah untuk
pengembangan dan implementasi
kurikulum dan pembelajaran, oleh
sebab itu pada proses pemetaan
Capaian Pembelajaran dan Alur
Tujuan Pembelajaran, dimensi dan
elemen dalam Profil Pelajar
Pancasila menjadi rujukan.
PEMETAAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik di akhir fase. CP
terdiri dari 6 fase (A-F) atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP,
SMA). Fase tersebut adalah: Fase A (kelas 1– 3), Fase B (kelas 4 – 6), Fase C – D (kelas 7- 9), dan Fase E – F
(kelas 10 – 12).
Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun
secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju CP
.
AlurTujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di
dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun
secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur CP
.
Modul Ajar (MA) merupakan perencanaan pembelajaran yang disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran. Modul
ajar dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas peserta didik, dan instrumen asesmen untuk
mengidentifikasi apakah tujuan pembelajaran telah dicapai peserta didik. Modul ajar diharapkan membantu guru
untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan metode terdiferensiasi
PEMETAAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
Komponen TP berisi :
● Kompetensi adalah kemampuan yang
mencakup sikap,
keterampilan
didemonstrasikan
pengetahuan, dan
yang dapat
oleh peserta didik
yang menunjukkan peserta didik telah
berhasil
pembelajaran.
● Konten yaitu
mencapai tujuan
ilmu pengetahuan inti
atau konsep
dipahami di
utama
akhir
yang
satu
perlu
unit
pembelajaran.
● Variasi,
keterampilan
menggambarkan
berpikir apa saja yang
perlu dikuasai peserta didik untuk
dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan keterampilan berpikir
kreatif, kritis, dan tingkat tinggi, seperti
mengevaluasi, menganalisis,
memprediksi, menciptakan, dan lain
sebagainya.
KOMPETENSI KONTEN V
ARIASI
Tujuan
Pembelajaran
1
.1
Tujuan
Pembelajaran
1
.2
Tujuan
Pembelajaran
1
.3
Fase A
Dimulai Kelas 1
Tujuan
Pembelajaran
2.1
Tujuan
Pembelajaran
2.2
Tujuan
Pembelajaran
2.3
Fase A
Berakhir di
Kelas 2
Capaian
Pembelajaran
Fase A
Tujuan
Pembelajaran
1.1
Tujuan
Pembelajaran
1.2
Tujuan
Pembelajaran
1.3
Fase B
Dimulai Kelas 3
Lanjut
sampai
CP Fase
E
Prosedur Pemetaan Alur Tujuan Pembelajaran
1.Melakukan analisis CP mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan. Ada enam fase CP, yaitu.
a. Fase A untuk kelas I dan II
b. Fase B untuk kelas III dan IV
c. Fase C untuk kelas V dan VI
d. Fase D untuk kelas VII, VIII, dan IX
e. Fase E untuk kelas X
f. Fase F untuk kelas XI dan XII
2. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi-kompetensi sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik
sebelum mencapai kompetensi di akhir fase.
3. Melakukan analisis setiap elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan CP pada
Fase yang akan dipetakan.
4. Berdasarkan identifikasi kompetensi-kompetensi inti di akhir fase dan peta kompetensi sebelumnya, rumuskan tujuan
pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, pemahaman bermakna yang akan dipahami dan
variasi keterampilan berpikir apa yang perlu dikuasai peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.
6. Tentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran (setiap tujuan pembelajaran dapat memiliki lebih dari
satu lingkup materi dan materi utama)
7. Tentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.
Langkah Perumusan dan Pemetaan Alur Tujuan Pembelajaran
MODUL AJAR
A. KONSEP MODUL AJAR
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang
dirancang secara sistematis dan menarik. Modul ajar merupakan implementasi dari ATP yang
dikembangkan dari CP dengan P3 sebagai sasaran. Guru perlu memahami konsep mengenai
modul ajar agar proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
Modul ajar merupakan perencanaan yang disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan
pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang. Modul ajar dikembangkan
berdasarkan Alur dan Tujuan Pembelajaran.
Komponen Modul Ajar
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk
kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul ajar idealnya memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi umum
● Identitas
● Kompetensi awal
● Profil Pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran yang
digunakan
Komponen inti
● Tujuan pembelajaran
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Asesmen
● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik dan guru
Lampiran
● Lembar kerja peserta
didik
● Bahan bacaan guru dan
peserta didik
● Glossarium
● Daftar pustaka
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh guru. Guru di satuan
pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan
kebutuhan belajar peserta didik.
Penyusunan modul ajar harus mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik, minat peserta didik, dan kompetensi pada
usianya. Pendekatan melalui tahap perkembangan ini
memperhitungkan:
● Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap
fase.
● Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap)
antar tingkat kompetensi yang bisa terjadi di setiap fase.
● Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta
didik itu unik.
● Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial,
dan personal dan semua hal tersebut adalah penting dan
saling berhubungan.
● Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari
tahap perkembangan yang dilalui oleh seorang peserta
didik, dan merupakan dampak dari pengalaman
sebelumnya.
ATP dikembangkan setiap mata pelajaran dan fase
pembelajaran. Hal penting lainnya adalah kebutuhan untuk
belajar keterampilan sesuai konteks dan untuk mengeksplorasi
konten yang relevan dan sesuai perkembangan zaman.
Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata
pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas
disiplin.
2. Menarik, bermakna,
Menumbuhkan minat
dan
untuk
menantang:
belajar dan
melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya,
sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak
terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di waktu
dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan
pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta
didik.
B.PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL AJAR
1. Menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik, guru, serta satuan pendidikan.
2. Melakukan asesmen diagnostik terhadap kondisi dan kebutuhan peserta didik. Guru perlu mengetahui kondisi
dan kebutuhan peserta didik berdasarkan latar belakang serta sarana dan prasarana sekolah. Pengembangan
modul ajar disesuaikan dengan kemampuan dan kreativitas guru.
3. Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai. Guru memilih dimensi
Profil Pelajar Pancasila yang tepat untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.
4. Menentukan ATP yang akan dikembangkan menjadi modul ajar. Guru dapat memilih ATP hasil
pengembangan sekolah atau mengacu pada contoh ATP yang tersedia.
5. Menyusun modul ajar berdasarkan komponen-komponen yang ditentukan.
Guru dapat menentukan komponen-komponen yang esensial sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Artinya,
tidak harus semua komponen dicantumkan dalam Modul Ajar. Pada prinsipnya modul yang disusun benar-
benar membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
1. Pelaksanaan: Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang telah disusun. Catatan:
pelaksanaan kegiatan dapat dimulai dari mana saja. Guru dapat memulai kegiatan dari pertanyaan pemantik,
analisa studi kasus, diskusi, asesmen dan variasi lain.
2. Evaluasi dan tindak lanjut: Setelah melakukan pembelajaran, guru mengevaluasi efektivitas modul ajar yang
digunakan.
Evaluasi dan tindak lanjut:
Setelah melakukan
pembelajaran, guru
mengevaluasi efektivitas
modul ajar yang digunakan.
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL AJAR
Menganalisis kondisi
dan kebutuhan
peserta didik, guru,
serta satuan
pendidikan.
Melakukan asesmen diagnostik
terhadap kondisi dan kebutuhan
peserta didik. Guru perlu
mengetahui kondisi dan
kebutuhan peserta didik
berdasarkan latar belakang serta
sarana dan prasarana sekolah.
Pengembangan modul ajar
disesuaikan dengan kemampuan
dan kreativitas guru.
Mengidentifikasi dan
menentukan dimensi Profil
Pelajar Pancasila yang akan
dicapai. Guru memilih dimensi
Profil Pelajar Pancasila yang
tepat untuk dikembangkan
dalam proses pembelajaran.
Menentukan ATP yang
akan dikembangkan
menjadi modul ajar. Guru
dapat memilih ATPhasil
pengembangan sekolah
atau mengacu pada contoh
ATP yang tersedia.
Menyusun modul
ajar berdasarkan
komponen -
komponen yang
ditentukan.
Guru dapat menentukan
komponen-komponen yang
esensial sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
Artinya, tidak harus semua
komponen dicantumkan dalam
Modul Ajar. Pada prinsipnya
modul yang disusun benar-
benar membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Pelaksanaan: Melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai
dengan modul ajar yang telah
disusun. Catatan: pelaksanaan
kegiatan dapat dimulai dari
mana saja. Guru dapat memulai
kegiatan dari pertanyaan
pemantik, analisa studi kasus,
diskusi, asesmen dan variasi lain.