The role of mangrove blue carbon research to support national climate mitigat...
El Niño 2015: Kebakaran Hutan & Lahan dan Solusinya
1. THINKING beyond the canopy
El Niño 2015: Kebakaran Hutan & Lahan
dan Solusinya
Herry Purnomo dan Bayuni Shantiko
Meet the Environmental Journalist
Bogor, 29 Agustus 2015
2.
3. Presiden Jokowi mengultimatum untuk mengatasi kebakaran hutan
yang telah terjadi 17 tahun (27 Nov 2014)
Menteri KLHK Siti Nurbaya mengatakan
Kebakaran hutan dan lahan dalah prioritas tinggi
kerja KLHK (11 Maret 2015)
4. THINKING beyond the canopy
Kerugian
Kerugian ekonomi di Riau 20
trilyun rupiah (Februari-Maret
2015)
Singapura - kerugian 16
trilyun rupiah.
Riau melepaskan emisi
karbon antara 1,5 miliar dan
2 miliar ton hanya dalam satu
pekan — mencapai 10
persen emisi tahunan total
Indonesia.
5. Ketidaksesuaian sebab dan solusi Karhutla secara global
SP – socio-political; C – climatic; FTQ – forest type and quality; E – economic; LC –
landscape context; TR – technological and research; FM – direct fire management; FC –
fire characteristics
(Carmenta et al. 2011)
6. El Niño
Berdampak pada
kekeringan dan kurang
hujan di berbagai
bagian Indonesia
Akan Mencapai
puncaknya bulan
September dan Oktober
Memperbesar
kebakaran hutan dan
lahan
Kerugian akan 2x lipat
dari biasanya
7. Tujuan dan
Metoda
Tujuan: Menurunkan
Karhutla dengan
pendekatan ekonomi politik
Metoda: Konsultasi, FGDs,
survei, value chain analysis
dan social network analysis
10. Aktor Kepentingan
No Aktor
1 Pengklaim lahan
2 Pengurus kelompok tani
3 Anggota kelompok tani
4 Tim pemasar lahan
5 Pemerintah desa
6 Pemerintah kecamatan
7 Pemeritah kabupaten
8 Pemerintah Provinsi
9 KLHK
10 Makelar/spekulan tanah
11 Pembeli lahan skala kecil
(<25ha)
12 Pembeli lahan skala besar
(>=25ha)
13 Pengusaha sawit kecil
14 Pengusaha sawit besar
15 Lembaga advokasi
16 Lembaga penguatan
masyarakat madani
17 Lembaga donor
18 Korporasi lahan
19 Lembaga penelitian
20 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD)
11. Rente Ekonomi
Keuntungan yang luar biasa dari usaha/produksi
yang krusial terhadap ekonomi politik sumberdaya
alam.
Pembentukan nilai lahan:
• Klaim lahan tebas
• Klaim lahan tebas bakar
• Klaim lahan tebas bakar tanam sawit
12. THINKING beyond the canopy
Lahan yang sudah
dibersihkan per hektar
(dalam ribuan rupiah)
Aparat desa & kecamatan
Rp 1.150 (13%)
Pengklaim lahan,
Rp 375 (4%)
Anggota klp tani, menebang
Rp 1.000 (12%)
Anggota klp tani, menebas
Rp 1.250 (14%)
Tim pemasar lahan,
Biaya pemasaran
Rp 488 (6%)
Harga lahan
Tebas & Tebang
Rp 8.650
Pengurus klp tani,
Rp 4.388 (51%)
13. THINKING beyond the canopy
Aparat desa & kecamatan
Rp 1.150 (10%)
Pengklaim lahan,
Rp 500 (4%)
Anggota klp tani, menebang
Rp 1.000 (9%)
Anggota klp tani, menebas
Rp 1.250 (11%)
Tim pemasar lahan,
biaya pemasaran,
Rp 705 (6%)
Harga lahan
Rp 11.150
Pengurus klp tani,
Rp 6.323 (57%)
Anggota klp tani, membakar
Rp 200 (2%)
Anggota klp tani,
lahan gratis/murah
Rp 22 (0.2%)
Lahan ‘Siap
Tanam’ per
hektar (dalam
ribuan rupiah)
14. THINKING beyond the canopy
Aparat desa & kecamatan
Rp 1.150 (3%)
Pengklaim lahan,
Rp 500 (1%)
Anggota klp tani, menebang
Rp 1.000 (3%)
Anggota klp tani, menebas
Rp 1.250 (3%)
Tim pemasar lahan,
Biaya pemasaran
Rp 705 (2%)
Harga lahan
Rp 40.000
Pengurus klp tani
Rp 20.374 (51%)
Anggota klp tani, membakar
Rp 200 (1%)
Anggota klp tani, lahan
murah/gratis
Rp 22 (0.1%)
Biaya pembuatan kebun
Rp 12.898 (32%)
Anggota klp tani,
Upah perawatan kebun
Rp 1.900 (5%)
Lahan ‘Siap
Panen Sawit’ per
hektar (dalam
ribuan rupiah)
16. THINKING beyond the canopy
Solusi Segera El Niño
Membuat Satuan Tugas Darurat
(Emergency Task Force) untuk
menanggulangi resiko kebakaran
segera yang melibatkan para pihak.
Mobilisasi militer untuk memadamkan
api; bantuan internasional jika perlu;
melarang praktek penggunaan api
dalam pengolahan lahan; dan
kepedulian atas dampak kesehatan.
Perusahaan tidak membeli komoditas
yang diproduksi dari praktek
penggunaan api.
17. Betweenness – peran aktor menjadi jembatan
terpendek (geodesic link) antara dua aktor lainnya
18. THINKING beyond the canopy
Solusi Mendasar #1
Memutus rente ekonomi yang dinikmati oleh aktor-aktor
yang justru sangat besar perannya dalam jaringan
informasi.
• Pengurus dan elit kelompok tani dalam penyiapan lahan
• Investor serta pengusaha pengembangan sawit di areal
bekas kebakaran.
19. THINKING beyond the canopy
Solusi Mendasar #2
Masyarakat akar rumput (anggota
kelompok tani) mendapat
keuntungan kecil dan posisinya
terisolasi dalam jaringan Karhutla
• Membuka isolasi kelompok
tani.
• Perlu pembangunan rendah
karbon (REDD+) dan jasa
lingkungan yang jalan
• Sekat kanal dan wanatani
• Sumber pendapatan baru
20. THINKING beyond the canopy
Solusi Mendasar #3
Kepastian tata ruang dan tenurial
• Proses dan kesepakatan multi-pihak
• Keberanian menentukan cut-off year
• Keterbukaan peta konsesi
Penegakan hukum
21. THINKING beyond the canopy
Solusi Mendasar #4
Lebih banyak budget dialokasikan untuk solusi jangka
panjang
Lebih banyak budget untuk restorasi gambut.
Insentif untuk masyarakat dan perusahaan yang
melakukan praktek-praktek pencegahan api.
Kepedulian dan tekanan publik.
Identifikasi sumber-sumber pendanaan untuk restorasi
gambut secara massal.
22. THINKING beyond the canopy
Terima Kasih
Prof. Dr. Herry Purnomo
Ilmuwan CIFOR dan
Guru Besar IPB
Email: h.purnomo@cgiar.org
HP: 0811-9500-641