Dokumen ini membahas dua aliran filsafat pendidikan, yaitu fundamentalisme dan intelektualisme. Aliran fundamentalisme meyakini pengetahuan sebagai alat regenerasi moral dan menekankan kembali ke masa silam. Aliran intelektualisme menganggap pengetahuan sebagai tujuan itu sendiri dan menekankan penalaran serta kebijaksanaan spekulatif.
3. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mengetahui dan memahami aliran
Fundamentalisme dan intelektualisme
• Memahami aliran filsafat
fundamentalisme
• Memahami aliran filsafat intelektualisme
4. Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan :
1. Menjelaskan karakteristik aliran filsafat pendidikan fundamentalisme
2. Mengemukakan fungsi pengetahuan menurut aliran filsafat
pendidikan fundamentalisme
3. Menjelaskan pandangan aliran filsafat fundamentalisme terhadap
pendidikan
4. Menjelaskan karaktersitik aliran filsafat pendidikan intelektualisme
5. Mengemukakan kriteria kebenaran menurut faham filsafat
pendidikan intelektualisme
6. Menjelaskan pandangan aliran intelektualisme terhadap pendidikan
6. Aliran Fundamentalisme
Pendidikan
Seperti yang diungkap Willian F. Oneil (Oneil,
2002: 250-251) dapat dikarakterisasikan
sebagai berikut:
• Ia yakin bahwa pengetahuan terutama
merupakan alat untuk membangun kembali
masyarakat dalam mengejar pola
kesempurnaan moral yang pernah ada di
masa silam.
7. Lanjutan
• Ia menekankan bahwa manusia adalah
agenmoral, menekankan ketaatan terhadap
aturan moral yang jelas dan lengkap, dan
menekankan nilai patriotisme yang
dirumuskan secara sempit.
• Secara diam-diam ataupun terang-terangan
anti-intelektual, menentang pengujian kritis
terhadap pola-pola keyakinan dan perilaku
yang mereka pilih.
8. Lanjutan
• Pendidikan pertama-tama dipandang sebagai
proses regenerasi moral.
• Memusatkan perhatian pada tujuan asli tradisi-
tradisi serta lembaga-lembaga sosial yang
ada, menekankan kembali ke masa silam
sebagai sebuah orientasi-ulang yang bersifat
korektif terhadap pandangan modern yang
terlalu menekankan masa kini dan masa
depan.
9. Lanjutan
• Menekankan pengenalan kembali cara-
cara lama yang sudah teruji oleh waktu,
kebutuhan untuk kembali kepada
kebaikan-kebaikan nyata atau yang
dikhayalkan ada di era yang lalu.
10. Lanjutan
• Berdasarkan pada sistem sosial dan
atau keagamaan yang tertutup yang
menjadi ciri era sebelumnya, membela
gerakan kembali kepada kondisi-kondisi
yang lebih baik yang pernah
berlangsung.
11. Lanjutan
• Berdasarkan perkiraan-perkiraan yang
tersirat dan atau yang tidak pernah diuji
kebenarannya tentang hakikat
kenyataan, yang umumnya didasarkan
pada akal sehat atau kepastian intuitif
atau iman keagamaan.
12. Lanjutan
• Menganggap bahwa wewenang
intelektual tertinggi berada di tangan
komunitas orang-orang yang memiliki
iman sejati, bahwa kebenaran
ditentukan melalui kesepakatan di
antara orang-orang yang telah
mencapai pencerahan moral.
13. Aliran Intelektualisme Pendidikan
a. Karakteristik Aliran Intelektualisme Pendidikan
Intelektulisme pendidikan seperti yang
diungkap Willian F. Oneil (Oneil, 2002: 287-
288) dapat dikarakterisasikan sebagai berikut:
Menganggap bahwa pengetahuan adalah
sebuah tujuan dalam dirinya sendiri, bahwa
‘tahu’ bukanlah sekedar cara meningkatkan
keefektifan perilaku praktis semata.
14. Aliran Intelektualisme Pendidikan
Menekankan manusia sebagai manusia yakni
bahwa manusia memiliki hakikat universal
yang melampaui keadaan-keadaan tertentu di
suatu saat atau tempat.
Menekankan nilai-nilai intelektualisme
tradisional yaitu pemupukan nalar serta
penerusan kebijaksanaan spekulatif (filosofis).
15. Aliran Intelektualisme Pendidikan
Memandang pendidikan sebagai
sebuah orientasi ke arah kehidupan
secara umum, bukan sebagai hal
penyesuaian situasional.
16. Aliran Intelektualisme Pendidikan
Berpusat pada sejarah intelektual
manusia sebagaimana dirumuskan
dengan tradisi intelektual Barat yang
dominan (klasikisme).
17. Aliran Intelektualisme Pendidikan
Menekankan stabilitas filosofis sebagai
prioritas yang lebih tinggi ketimbang
kebutuhan akan perubahan,
menekankan stabilitas intelektual dan
keberlanjutan (kontinuitas), apa yang
biasa disebut ‘kebenaran kekal
(perenial)’ yang melampaui ruang dan
waktu.
18. Aliran Intelektualisme Pendidikan
Berdasarkan pada sistem ideologis
tertutup yang berisi kemutlakan-
kemutlakan filosofis.
Berdiri di atas landasan kebenaran-
kebenaran yang terbukti dengan
sendirinya, yang inheren di dalam nalar
dan atau kenyataan itu sendiri.
19. Aliran Intelektualisme Pendidikan
Menganggap bahwa wewenang
intelektual tertinggi terletak pada
kecerdasan (intelek) itu sendiri, bahwa
kebenaran dapat dipahami lewat cara
penalaran murni
20. DAFTAR PUSTAKA
1. Djumberansyah Indar, Filsafat Pendidikan
2. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat
Pendidikan
3. Jalaludin &Abdullah, Filsafat Pendidikan
4. Barnabid, Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode
5. Ali Saifullah, Filsafat dan Pendidikan
6. Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan
7. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam
8. M. Fadhil Jamali, Filsafat dalam Islam
9. M. Al-Raumil al-Syakani, Filsafat