SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

    Diposkan oleh Agiel Mungil di 08:20 Label: PIAP
                       PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

A. Konteks Politik dalam Administrasi Publik
   Dalam konteks pencarian identitas kontemporer, administrasi publik telah menempatkan
   dirinya pada posisi yang dinamik. Bahkan dalam arti yang luas proses pencarian identitas
   administrasi publik dalam ekologi yang demikian itu hingga kini terus berlangsung intens.
   Mulai dari awal kelahirannya, kemudian berkembang paradigma administrasi publik dalam
   konteks manajemen, dikotomi administrasi publik-politik, dan kemudian kembali pada
   mainstream administrasi publik sebagai administrasi publik. Reposisi diartikan sebagai suatu
   langkah untuk menempatkan Administrasi Publik dalam basis yang kuat baik secara teoritis
   maupun praktika. Wilayah ‗abu-abu‘ antara politik dan administrasi bukanlah kelemahan tapi
   sisi unik dari Administrasi Publik. Sisi unik lain yang dimiliki adalah setiap langkah
   Administrasi Publik memunculkan dampak dan konsekuensi baik secara politik, ekonomi,
   sosial, budaya, kelembagaan dan lain-lain.

    Dalam praktika administrasi Publik memiliki dua peran kunci; pertama, dalam ruang publik,
    administrasi publik terlibat dalam pengambilan keputusan dimana wilayah politik lebih
    berperan. Dalam ruang publik semua keputusan politik dibuat dan bersifat mengikat kedalam
    maupun keluar. Selanjutnya ruang publik memberikan kewenangan politik pada Administrasi
    publik untuk membentuk perangkat yang bertugas menegakkan regulasi yang dibuat. Kedua,
    berdasarkan kewenangan politik yang diberikan oleh komponen ruang publik, administrasi
    publik berhak untuk membentuk perangkat hukum serta menegakkannya.

    Secara teoritis administrasi publik direposisi dengan mendefinisikan ‗wilayah abu-abu‘ antara
    politik dan administrasi karena memiliki tafsir yang sangat luas. Baik dalam lokus maupun
    fokus administrasi publik, wilayah politik dan administrasi memiliki porsi yang dominan.
    Wilayah politik dan administrasi yang selama ini menjadi kelemahan ternyata sangat penting
    dalam menentukan langkah di masa datang. Dikotomi politik dan administrasi sangat
    membantu dalam menentukan wilayah permasalahan dalam administrasi publik.

    Konteks Politik Administrasi Publik
    Administrative Decentralization & Political Power (1969) Herbert Kufman :
•   Desentralisasi dan distribusi kekuasan di tingkat daerah
•   Desentralisasi dan distribusi korupsi
•   Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
•   Desentralisasi, distribusi sumberdaya dan dis-integrasi

    Contoh kasus:
       Desentralisasi Korupsi BOS
    Mengubah mekanisme penyaluran dana saja tidak cukup untuk mengatasi
    masalah dalam program BOS. Langkah penting yang harus segera dilakukan
    adalah memenuhi kebutuhan sekolah agar mampu menyediakan pelayanan
    berkualitas tanpa membebani warga. jika mekanisme penyaluran dana tidak diikuti
    pengawasan ekstraketat, terutama terhadap dinas pendidikan, potensi korupsi BOS
    akan jauh lebih besar dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Hasil riset Indonesia
    Corruption Watch memperlihatkan bahwa tanpa memiliki kewenangan dalam proses
    distribusi pun ternyata dinas pendidikan (kecamatan dan kabupaten/kota) tetap bisa ikut
"menikmati"dana BOS. dalam kasus yang terjadi di Kabupaten Garut, Musyawarah Kepala
      Sekolah, pengawas, organisasi profesi guru tertentu, dan wartawan pun ikut memperoleh
      "jatah"dana BOS.

 B.    Konteks Birokrasi dalam Administrasi Publik
      Salah satu gerakan reformasi administrasi publik yang sempat populer di awal 90-an muncul
      dalam kemasan ‗reinventing government’ yang berakar pada tradisi dan perspektif New
      Public Management yang merupakan kristalisasi dari praktek administrasi publik di Amerika
      Serikat. Para pendukung gerakan ini berpendapat, bahwa institusi-institusi administratif yang
      didirikan dalam kerangka birokrasi dengan model komando dan pengawasan telah berubah
      secara signifikan selama abad ke 20, dan harus terus diubah. Birokrasi jenis ini tidak lagi
      efektif, efisien dan sudah ketinggalan zaman dalam tatanan ekonomi-politik dunia yang
      semakin mengglobal. Oleh karena itu birokrasi di Amerika Serikat harus melakukan
      reformasi institusi administrasi publik agar lebih memiliki karakter kewirausahaan.

      Konteks Birokrasi
 •     Street Level Bureaucracy : the critical role of street level Bureaucrats (1980) : (peran street
      level birokrasi dalam diskresi pengambilan keputusan; diskresi vs responsibilitas, efektifitas,
      efisiensi, keadilan)
 •     Breaking through bureaucracy (1992) Michael barzealy & Babak J Armajani : (kepentingan
      publik berdasar perspektif pemerintah vs kepentingan masyarakat; kualitas pelayanan publik)

       Contoh:
      Pemerintah sebagai Pelayan Masyarakat
      Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa
      memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan masyarakat (public service function), fungsi
      pembangunan (development function) dan fungsi perlindungan (protection function).
      pemerintah adalah satu-satunya pihak yang berkewajiban menyediakan barang publik murni,
      khususnya barang publik yang bernama rules atau aturan (kebijakan publik). pemberian
      pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat sebenarnya merupakan
      implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat. karena itu, kedudukan
      aparatur pemerintah dalam pelayanan umum (public services) sangat strategis karena akan
      sangat menentukan sejauhmana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-
      baiknya bagi masyarakat, yang dengan demikian akan menentukan sejauhmana negara telah
      menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya.

C.     Konteks Organisasi dalam Administrasi Publik
      Administrasi Publik adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting
      kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal
      yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, tujuan negara, dan etika yang
      mengatur penyelenggara negara. Lokus ilmu `dministrasi publik, lokus adalah tempat yang
      menggambarkan di mana ilmu tersebut berada. Dalam hal ini lokus dari ilmu administrasi
      publik adalah: kepentingan publik (public interest) dan urusan publik (public affair). focus
      ilmu administrasi publik, Fokus adalah apa yang menjadi pembahasan penting dalam
      memepelajari ilmu administrasi publik. yang menjadi fokus dari ilmu administrasi publik
      adalah teori organisasi. Jadi hubungan antara organisasi dengan Administrasi Publik adalah
      organisasi merupakan fokus dari administrasi publik tersebut.

      Teori organisasi
• Scientific Management (1912) FW Taylor (tenaga informal dalam proses akumulasi modal dan
        dukungan bagi domonasi pembuat keputusan/ecision maker.)
     •   The Cooperative Mechanism (1949) Philip Zelsnick (partisipasi-kooptasi; kepemimpinan-
        kooptasi)
     • Informal Organization and Their Relation to Formal Organization (1938) Chester I Barnard
        (teamwork-kualitas pelayanan; kinerja organisasi; klik-efisiensi/klik inefisiensi)
     •    Struktur, Desain dan Budaya Organisasi (struktur, efisiensi, manajemen dan resolusi
        konflik)
        Organisasi Administrasi Publik (Organisasi Pemerintah): Organisasi Publik harus memberi
        pelayanan yang sebaik-baiknya pada publik, jangan sampai karena perbuatan negatif nya
        menyebabkan masyarakat tidak percaya lagi pada Birokrat Publik, sehingga masyarakat sulit
        diharapkan partisipasinya.

        Contoh:
        Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi
        tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran
        yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor
        yang berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan kebijakan yang secara
        terus menerus menjamin perilaku yang benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah maka
        SOP sangat tepat diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran yang relatif bersifat
        rutin, berulang serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani
        pelanggannya. Dengan penerapan SOP secara konsisten maka administrasi perkantoran
        memiliki pedoman dalam menyelenggarakan Kebijakan Reformasi Birokrasi yang
        merupakan suatu kebijakan yang komprehensif dalam peningkatan pelayanan dan kinerja
        organisasi instansi pemerintah di Indonesia saat ini karena SOP selalu dijadikan sebagai
        acuan dalam melaksanakan tugas bagi pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
        target kinerja yang telah ditentukan yang selalu dimonitor dan ditinjau ulang setiap periode
        tertentu untuk mengakomodasi dan mengantisipasi dinamika tugas. Di sisi lain SOP juga
        sekaligus menjadi feedback guna penyesuaian antara kondisi yang dipersyaratkan dalam SOP
        dengan kondisi riil yang ada guna mencapai kinerja individu dan kinerja organisasi yang
        optimal. Bahkan dalam jangka panjang ,SOP dapat dijadikan sebagai langkah perbaikan
        kinerja pelayanan dan kinerja organisasi berdasarkan konsep manajemen kinerja.


D.       Konteks SDM dalam Administrasi Publik
        Sebagai salah satu isu strategis dalam reformasi administrasi publik, berkaitan dengan
        kompetensi SDM aparatur yang di dalamnya mencakup kompetensi, profesionalisme, etika
        dan budaya kerja. Sejauh ini masih banyak aparatur negara yang belum kompeten, serta
        mengabaikan norma-norma, etika dan aturan administrasi negara yang baik. Indikasinya
        adalah masih tingginya penyalahgunaan kewenangan sehingga menimbulkan
        ketidakefisienan, ketidakefektifan dan ketidak produktifan dalam penyelenggaraan negara
        dan pembangunan, sehingga harapan akan suatu kultur aparatur negara yang profesional dan
        akuntabel belum dapat tercapai. Fenomena seperti ini menunjukkan keadaan yang sangat
        memperihatinkan mengingat dewasa ini bangsa sedang menghadapi tantangan yang sangat
        kompleks, yang ditandai dengan semakin tingginya persaingan antar negara

         Contoh:

        Perbedaan Pelayanan Publik dan Swasta
Perbedaan mendasar antara pelayanan yang disediakan oleh negara (institusi pelayanan
     publik) dan swasta adalah dari sudut peran. Bahwa negara wajib mengelola sumber daya
     yang dimiliki dan mengalokasikan (dalam bentuk pelayanan publik dan subsidi) kepada
     rakyat demi kesejahteraannya. Oleh karena itulah, institusi pelayanan publik
     bertanggungjawab kepada otoritas politik dan hukum. Disamping itu pelayanan oleh
     pemerintah tidak bersifat mencari laba (non-profit oriented). Hal ini dikarenakan sumber
     pendanaan institusi publik berasal dari dana publik, yang berasal dari retribusi dan pajak.
     Sementara pihak swasta dalam mengelola sumber daya ekonomi adalah demi meraih
     keuntungan (profit oriented) bagi para pemegang saham atau pemilik lembaga. Sebab sumber
     pendanaannya dari pemegang saham, sehingga kepada merekalah pertanggungjawaban
     diberikan. Disisi lain, indikator keberhasilan lembaga swasta dapat diukur dari jumlah
     penjualan barang/jasa dan keuntungan yang dihasilkan. Namun tidak demikian dengan
     institusi publik. Salah satu fungsi negara adalah sebagai penyedia pelayanan publik dengan
     penyediaan public goods secara non profit oriented, artinya penyediaan layanan tidak boleh
     memperhitungkan seberapa besar profit atau keuntungan yang diperoleh. Sehingga,
     pelayanan publik akan bersifat ekonomis artinya biaya yang dibebankan harus terjangkau
     oleh masyarakat. Jadi, apabila indikator keberhasilannya seperti indikator keberhasilan
     institusi swasta jelas akan menyalahi fungsi negara sebagai penyedia public goods. Bertolak
     dari hal itulah, diterbitkan dan diberlakukan peraturan perundangan mengenai Standar
     Pelayanan Minimal (SPM) bagi pemerintah, terutama pemerintah daerah, sebab dengan
     otonomi daerah (desentralisasi pemerintahan) memiliki konsekuensi logis bahwa pemerintah
     daerah menerima pelimpahan fungsi pelayanan dari pusat.

E. Konteks Manajemen Publik dengan Administrasi Publik
   Manajemen Publik
• Productivity & Quality Management (1952) Marc Holzer (kualitas pelayanan sektor publik)
• Exploring the limit of Privatization (1987) Ronald C Moe (dampak provatisasi, informasi bagi
   decision making untuk privatisasi)
• Public and private management (1980) Graham T Allison (perbedaan pelayana sektor publik
   dan swasta)
   Manajemen publik tidak lain dari manajemen instansi pemerintah. Overman (dalam Keban,
   1994) mengemukakan bahwa manajemen publik bukanlah ―manajemen ilmiah‖, meskipun
   sangat dipengaruhi oleh ―manajemen ilmiah‖. Manajemen publik juga bukan ―analisis
   kebijakan‖, bukan administrasi publik yang baru, atau kerangka yang lebih baru. Manajemen
   publik merefleksikan tekanan-tekanan antara orientasi ―rational-instrumental‖ pada satu
   pihak, dan orientasi politik kebijakan di pihak lain. Manajemen publik adalah suatu studi
   interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi. Ia merupakan gabungan fungsi-fungsi
   manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dengan sumber daya
   manusia, keuangan, fisik, informasi dan politik. Berdasarkan pandangan tersebut, Ott, Hyde
   dan Shafritz (1991:xi) mengemukakan bahwa manajemen publik dan kebijakan publik
   merupakan dua bidang pemerintahan yang tumpang tindih. Tapi untuk membedakan
   keduanya, dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan ―sistem otak dan
   syaraf‘ , sementara manajemen publik mempresentasikan ―sistem jantung dan sirkulasi‖
   dalam tubuh manusia.

     Contoh:
     Perbedaan Pelayanan Sektor Publik dan Swasta
     Salah satu perbedaan manajemen pada sektor publik dan sektor swasta yang dapat
     diidentifikasi dengan jelas adalah pada manajemen pelayanannya. Dalam bukunya
     Management in the Public Domain, Public Money and Management, Stewart & Ranson
secara umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada sektor publik dan
        manajemen pelayanan sektor swasta. Pelayanan pada sektor publik tidak menjadikan laba
        sebagai tujuan utamanya dan keputusan dalam manajemen sektor publik dapat bersifat
        memaksa. Hal ini berbeda dengan sektor swasta yang tidak bisa memaksa pelanggannya.
        Masyarakat bisa dipaksa untuk mematuhi aturan atau keputusan pemerintah, misalnya
        tentang penetapan tarif pajak dan harga pelayanan tertentu.

F.       Konteks Kebijakan Publik dalam Administrasi Publik

        Kebijakan Publik merupakan kajian utama dari Ilmu Administrasi Publik. Chandler & Plano
        (1982) dalam kamus ―wajib‖ Ilmu Administrasi Negara, The Public Administration
        Dictionary, mengatakan bahwa: ―Public Policy is strategic use of reseorces to alleviate
        national problems or governmental concerns”. Secara sederhana dapat diartikan bahwa
        kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber daya yang ada untuk
        memecahkan masalah publik atau pemerintah. Chandler & Plano lalu membedakannya atas
        empat bentu, yakni: regulatory, redistributive, distributive, dan constituent. kebijakan publik
        dapat dikatakan bahwa kebijakan publik merupakan:
         (1) keputusan atau aksi bersama yang dibuat oleh pemilik wewenang (pemerintah);
         (2) berorientasi pada kepentingan publik dengan dipertimbangkan secara matang
        terlebidahulu baik buruknya dampak yang ditimbulkan;
        (3) untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu;

        Contoh:
        Kebijakan BLT
        Setelah pemerintah memutuskan untuk menaikkan BBM, kebijakan Bantuan Langsung Tunai
        (BLT) menjadi kebijakan turunan dari kebijakan kenaikan BBM tersebut. Kebijakan BLT
        yang diluncurkan pemerintah ini, menuai banyak protes mulai dari masyarakat, pemerintah
        daerah, mahasiswa dan tokoh-tokoh masyarakat baik nasional maupun daerah. Kebijakan
        yang sama juga pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2005, ketika pemerintah
        menaikkan BBM sebesar 126 persen.

     G. Konteks Etika dalam Administrasi Publik
        Administrasi adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan
        dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan administrasi adalah konkrit dan harus
        mewujudkan apa yang diinginkan (get thejob done). Pembicaraan tentang etika dalam
        administrasi adalah bagaimana mengaitkan keduanya, bagaimana gagasan-gagasan
        administrasi —seperti ketertiban, efisiensi, kemanfaatan, produktivitas— dapat menjelaskan
        etika dalam prakteknya, dan bagaimana gagasangagasan dasar etika –mewujudkan yang baik
        dan menghindari yang buruk itu—dapat menjelaskan hakikat administrasi.

        Posisi Etika dalam Studi Administrasi Publik
     • Teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, Urwick) kurang memberi tempat
        pada pilihan-pilihan moral (etika).
     •   Kebutuhan moral administrator hanyalah keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari
        secara efisien.
     • Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik tidak hanya harus efisien, tapi juga harus
        dapat mendefinisikan kepentingan publik, barang publik dan menentukan pilihan-pilihan
        kebijakan atau tindakan secara bertanggungjawab.

        Contoh:
Pentingnya Etika dalam Pelayanan Publik
Kebijakan mengutamakan ―putera daerah‖ merupakan salah satu contoh yang populer saat
ini. Alasan penting lainnya adalah peluang untuk melakukan tindakan yang bertentangan
dengan etika yang berlaku dalam pemberian pelayanan publik sangat besar. Pelayanan publik
tidak sesederhana sebagaimana dibayangkan, atau dengan kata lain begitu kompleksitas
sifatnya baik berkenaan dengan nilai pemberian pelayanan itu sendiri maupun mengenai cara
terbaik pemberian pelayanan publik itu sendiri.

Contenu connexe

En vedette

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

En vedette (20)

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 
ChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slidesChatGPT webinar slides
ChatGPT webinar slides
 

Pengantar ilmu administrasi publik

  • 1. PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI PUBLIK Diposkan oleh Agiel Mungil di 08:20 Label: PIAP PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI PUBLIK A. Konteks Politik dalam Administrasi Publik Dalam konteks pencarian identitas kontemporer, administrasi publik telah menempatkan dirinya pada posisi yang dinamik. Bahkan dalam arti yang luas proses pencarian identitas administrasi publik dalam ekologi yang demikian itu hingga kini terus berlangsung intens. Mulai dari awal kelahirannya, kemudian berkembang paradigma administrasi publik dalam konteks manajemen, dikotomi administrasi publik-politik, dan kemudian kembali pada mainstream administrasi publik sebagai administrasi publik. Reposisi diartikan sebagai suatu langkah untuk menempatkan Administrasi Publik dalam basis yang kuat baik secara teoritis maupun praktika. Wilayah ‗abu-abu‘ antara politik dan administrasi bukanlah kelemahan tapi sisi unik dari Administrasi Publik. Sisi unik lain yang dimiliki adalah setiap langkah Administrasi Publik memunculkan dampak dan konsekuensi baik secara politik, ekonomi, sosial, budaya, kelembagaan dan lain-lain. Dalam praktika administrasi Publik memiliki dua peran kunci; pertama, dalam ruang publik, administrasi publik terlibat dalam pengambilan keputusan dimana wilayah politik lebih berperan. Dalam ruang publik semua keputusan politik dibuat dan bersifat mengikat kedalam maupun keluar. Selanjutnya ruang publik memberikan kewenangan politik pada Administrasi publik untuk membentuk perangkat yang bertugas menegakkan regulasi yang dibuat. Kedua, berdasarkan kewenangan politik yang diberikan oleh komponen ruang publik, administrasi publik berhak untuk membentuk perangkat hukum serta menegakkannya. Secara teoritis administrasi publik direposisi dengan mendefinisikan ‗wilayah abu-abu‘ antara politik dan administrasi karena memiliki tafsir yang sangat luas. Baik dalam lokus maupun fokus administrasi publik, wilayah politik dan administrasi memiliki porsi yang dominan. Wilayah politik dan administrasi yang selama ini menjadi kelemahan ternyata sangat penting dalam menentukan langkah di masa datang. Dikotomi politik dan administrasi sangat membantu dalam menentukan wilayah permasalahan dalam administrasi publik. Konteks Politik Administrasi Publik Administrative Decentralization & Political Power (1969) Herbert Kufman : • Desentralisasi dan distribusi kekuasan di tingkat daerah • Desentralisasi dan distribusi korupsi • Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah • Desentralisasi, distribusi sumberdaya dan dis-integrasi Contoh kasus: Desentralisasi Korupsi BOS Mengubah mekanisme penyaluran dana saja tidak cukup untuk mengatasi masalah dalam program BOS. Langkah penting yang harus segera dilakukan adalah memenuhi kebutuhan sekolah agar mampu menyediakan pelayanan berkualitas tanpa membebani warga. jika mekanisme penyaluran dana tidak diikuti pengawasan ekstraketat, terutama terhadap dinas pendidikan, potensi korupsi BOS akan jauh lebih besar dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Hasil riset Indonesia Corruption Watch memperlihatkan bahwa tanpa memiliki kewenangan dalam proses distribusi pun ternyata dinas pendidikan (kecamatan dan kabupaten/kota) tetap bisa ikut
  • 2. "menikmati"dana BOS. dalam kasus yang terjadi di Kabupaten Garut, Musyawarah Kepala Sekolah, pengawas, organisasi profesi guru tertentu, dan wartawan pun ikut memperoleh "jatah"dana BOS. B. Konteks Birokrasi dalam Administrasi Publik Salah satu gerakan reformasi administrasi publik yang sempat populer di awal 90-an muncul dalam kemasan ‗reinventing government’ yang berakar pada tradisi dan perspektif New Public Management yang merupakan kristalisasi dari praktek administrasi publik di Amerika Serikat. Para pendukung gerakan ini berpendapat, bahwa institusi-institusi administratif yang didirikan dalam kerangka birokrasi dengan model komando dan pengawasan telah berubah secara signifikan selama abad ke 20, dan harus terus diubah. Birokrasi jenis ini tidak lagi efektif, efisien dan sudah ketinggalan zaman dalam tatanan ekonomi-politik dunia yang semakin mengglobal. Oleh karena itu birokrasi di Amerika Serikat harus melakukan reformasi institusi administrasi publik agar lebih memiliki karakter kewirausahaan. Konteks Birokrasi • Street Level Bureaucracy : the critical role of street level Bureaucrats (1980) : (peran street level birokrasi dalam diskresi pengambilan keputusan; diskresi vs responsibilitas, efektifitas, efisiensi, keadilan) • Breaking through bureaucracy (1992) Michael barzealy & Babak J Armajani : (kepentingan publik berdasar perspektif pemerintah vs kepentingan masyarakat; kualitas pelayanan publik) Contoh: Pemerintah sebagai Pelayan Masyarakat Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan masyarakat (public service function), fungsi pembangunan (development function) dan fungsi perlindungan (protection function). pemerintah adalah satu-satunya pihak yang berkewajiban menyediakan barang publik murni, khususnya barang publik yang bernama rules atau aturan (kebijakan publik). pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat. karena itu, kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum (public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauhmana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya bagi masyarakat, yang dengan demikian akan menentukan sejauhmana negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya. C. Konteks Organisasi dalam Administrasi Publik Administrasi Publik adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara. Lokus ilmu `dministrasi publik, lokus adalah tempat yang menggambarkan di mana ilmu tersebut berada. Dalam hal ini lokus dari ilmu administrasi publik adalah: kepentingan publik (public interest) dan urusan publik (public affair). focus ilmu administrasi publik, Fokus adalah apa yang menjadi pembahasan penting dalam memepelajari ilmu administrasi publik. yang menjadi fokus dari ilmu administrasi publik adalah teori organisasi. Jadi hubungan antara organisasi dengan Administrasi Publik adalah organisasi merupakan fokus dari administrasi publik tersebut. Teori organisasi
  • 3. • Scientific Management (1912) FW Taylor (tenaga informal dalam proses akumulasi modal dan dukungan bagi domonasi pembuat keputusan/ecision maker.) • The Cooperative Mechanism (1949) Philip Zelsnick (partisipasi-kooptasi; kepemimpinan- kooptasi) • Informal Organization and Their Relation to Formal Organization (1938) Chester I Barnard (teamwork-kualitas pelayanan; kinerja organisasi; klik-efisiensi/klik inefisiensi) • Struktur, Desain dan Budaya Organisasi (struktur, efisiensi, manajemen dan resolusi konflik) Organisasi Administrasi Publik (Organisasi Pemerintah): Organisasi Publik harus memberi pelayanan yang sebaik-baiknya pada publik, jangan sampai karena perbuatan negatif nya menyebabkan masyarakat tidak percaya lagi pada Birokrat Publik, sehingga masyarakat sulit diharapkan partisipasinya. Contoh: Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan kebijakan yang secara terus menerus menjamin perilaku yang benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah maka SOP sangat tepat diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran yang relatif bersifat rutin, berulang serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya. Dengan penerapan SOP secara konsisten maka administrasi perkantoran memiliki pedoman dalam menyelenggarakan Kebijakan Reformasi Birokrasi yang merupakan suatu kebijakan yang komprehensif dalam peningkatan pelayanan dan kinerja organisasi instansi pemerintah di Indonesia saat ini karena SOP selalu dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas bagi pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku dan target kinerja yang telah ditentukan yang selalu dimonitor dan ditinjau ulang setiap periode tertentu untuk mengakomodasi dan mengantisipasi dinamika tugas. Di sisi lain SOP juga sekaligus menjadi feedback guna penyesuaian antara kondisi yang dipersyaratkan dalam SOP dengan kondisi riil yang ada guna mencapai kinerja individu dan kinerja organisasi yang optimal. Bahkan dalam jangka panjang ,SOP dapat dijadikan sebagai langkah perbaikan kinerja pelayanan dan kinerja organisasi berdasarkan konsep manajemen kinerja. D. Konteks SDM dalam Administrasi Publik Sebagai salah satu isu strategis dalam reformasi administrasi publik, berkaitan dengan kompetensi SDM aparatur yang di dalamnya mencakup kompetensi, profesionalisme, etika dan budaya kerja. Sejauh ini masih banyak aparatur negara yang belum kompeten, serta mengabaikan norma-norma, etika dan aturan administrasi negara yang baik. Indikasinya adalah masih tingginya penyalahgunaan kewenangan sehingga menimbulkan ketidakefisienan, ketidakefektifan dan ketidak produktifan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan, sehingga harapan akan suatu kultur aparatur negara yang profesional dan akuntabel belum dapat tercapai. Fenomena seperti ini menunjukkan keadaan yang sangat memperihatinkan mengingat dewasa ini bangsa sedang menghadapi tantangan yang sangat kompleks, yang ditandai dengan semakin tingginya persaingan antar negara Contoh: Perbedaan Pelayanan Publik dan Swasta
  • 4. Perbedaan mendasar antara pelayanan yang disediakan oleh negara (institusi pelayanan publik) dan swasta adalah dari sudut peran. Bahwa negara wajib mengelola sumber daya yang dimiliki dan mengalokasikan (dalam bentuk pelayanan publik dan subsidi) kepada rakyat demi kesejahteraannya. Oleh karena itulah, institusi pelayanan publik bertanggungjawab kepada otoritas politik dan hukum. Disamping itu pelayanan oleh pemerintah tidak bersifat mencari laba (non-profit oriented). Hal ini dikarenakan sumber pendanaan institusi publik berasal dari dana publik, yang berasal dari retribusi dan pajak. Sementara pihak swasta dalam mengelola sumber daya ekonomi adalah demi meraih keuntungan (profit oriented) bagi para pemegang saham atau pemilik lembaga. Sebab sumber pendanaannya dari pemegang saham, sehingga kepada merekalah pertanggungjawaban diberikan. Disisi lain, indikator keberhasilan lembaga swasta dapat diukur dari jumlah penjualan barang/jasa dan keuntungan yang dihasilkan. Namun tidak demikian dengan institusi publik. Salah satu fungsi negara adalah sebagai penyedia pelayanan publik dengan penyediaan public goods secara non profit oriented, artinya penyediaan layanan tidak boleh memperhitungkan seberapa besar profit atau keuntungan yang diperoleh. Sehingga, pelayanan publik akan bersifat ekonomis artinya biaya yang dibebankan harus terjangkau oleh masyarakat. Jadi, apabila indikator keberhasilannya seperti indikator keberhasilan institusi swasta jelas akan menyalahi fungsi negara sebagai penyedia public goods. Bertolak dari hal itulah, diterbitkan dan diberlakukan peraturan perundangan mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi pemerintah, terutama pemerintah daerah, sebab dengan otonomi daerah (desentralisasi pemerintahan) memiliki konsekuensi logis bahwa pemerintah daerah menerima pelimpahan fungsi pelayanan dari pusat. E. Konteks Manajemen Publik dengan Administrasi Publik Manajemen Publik • Productivity & Quality Management (1952) Marc Holzer (kualitas pelayanan sektor publik) • Exploring the limit of Privatization (1987) Ronald C Moe (dampak provatisasi, informasi bagi decision making untuk privatisasi) • Public and private management (1980) Graham T Allison (perbedaan pelayana sektor publik dan swasta) Manajemen publik tidak lain dari manajemen instansi pemerintah. Overman (dalam Keban, 1994) mengemukakan bahwa manajemen publik bukanlah ―manajemen ilmiah‖, meskipun sangat dipengaruhi oleh ―manajemen ilmiah‖. Manajemen publik juga bukan ―analisis kebijakan‖, bukan administrasi publik yang baru, atau kerangka yang lebih baru. Manajemen publik merefleksikan tekanan-tekanan antara orientasi ―rational-instrumental‖ pada satu pihak, dan orientasi politik kebijakan di pihak lain. Manajemen publik adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi. Ia merupakan gabungan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik, informasi dan politik. Berdasarkan pandangan tersebut, Ott, Hyde dan Shafritz (1991:xi) mengemukakan bahwa manajemen publik dan kebijakan publik merupakan dua bidang pemerintahan yang tumpang tindih. Tapi untuk membedakan keduanya, dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan ―sistem otak dan syaraf‘ , sementara manajemen publik mempresentasikan ―sistem jantung dan sirkulasi‖ dalam tubuh manusia. Contoh: Perbedaan Pelayanan Sektor Publik dan Swasta Salah satu perbedaan manajemen pada sektor publik dan sektor swasta yang dapat diidentifikasi dengan jelas adalah pada manajemen pelayanannya. Dalam bukunya Management in the Public Domain, Public Money and Management, Stewart & Ranson
  • 5. secara umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada sektor publik dan manajemen pelayanan sektor swasta. Pelayanan pada sektor publik tidak menjadikan laba sebagai tujuan utamanya dan keputusan dalam manajemen sektor publik dapat bersifat memaksa. Hal ini berbeda dengan sektor swasta yang tidak bisa memaksa pelanggannya. Masyarakat bisa dipaksa untuk mematuhi aturan atau keputusan pemerintah, misalnya tentang penetapan tarif pajak dan harga pelayanan tertentu. F. Konteks Kebijakan Publik dalam Administrasi Publik Kebijakan Publik merupakan kajian utama dari Ilmu Administrasi Publik. Chandler & Plano (1982) dalam kamus ―wajib‖ Ilmu Administrasi Negara, The Public Administration Dictionary, mengatakan bahwa: ―Public Policy is strategic use of reseorces to alleviate national problems or governmental concerns”. Secara sederhana dapat diartikan bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah publik atau pemerintah. Chandler & Plano lalu membedakannya atas empat bentu, yakni: regulatory, redistributive, distributive, dan constituent. kebijakan publik dapat dikatakan bahwa kebijakan publik merupakan: (1) keputusan atau aksi bersama yang dibuat oleh pemilik wewenang (pemerintah); (2) berorientasi pada kepentingan publik dengan dipertimbangkan secara matang terlebidahulu baik buruknya dampak yang ditimbulkan; (3) untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu; Contoh: Kebijakan BLT Setelah pemerintah memutuskan untuk menaikkan BBM, kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi kebijakan turunan dari kebijakan kenaikan BBM tersebut. Kebijakan BLT yang diluncurkan pemerintah ini, menuai banyak protes mulai dari masyarakat, pemerintah daerah, mahasiswa dan tokoh-tokoh masyarakat baik nasional maupun daerah. Kebijakan yang sama juga pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2005, ketika pemerintah menaikkan BBM sebesar 126 persen. G. Konteks Etika dalam Administrasi Publik Administrasi adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan administrasi adalah konkrit dan harus mewujudkan apa yang diinginkan (get thejob done). Pembicaraan tentang etika dalam administrasi adalah bagaimana mengaitkan keduanya, bagaimana gagasan-gagasan administrasi —seperti ketertiban, efisiensi, kemanfaatan, produktivitas— dapat menjelaskan etika dalam prakteknya, dan bagaimana gagasangagasan dasar etika –mewujudkan yang baik dan menghindari yang buruk itu—dapat menjelaskan hakikat administrasi. Posisi Etika dalam Studi Administrasi Publik • Teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan-pilihan moral (etika). • Kebutuhan moral administrator hanyalah keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. • Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik tidak hanya harus efisien, tapi juga harus dapat mendefinisikan kepentingan publik, barang publik dan menentukan pilihan-pilihan kebijakan atau tindakan secara bertanggungjawab. Contoh:
  • 6. Pentingnya Etika dalam Pelayanan Publik Kebijakan mengutamakan ―putera daerah‖ merupakan salah satu contoh yang populer saat ini. Alasan penting lainnya adalah peluang untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika yang berlaku dalam pemberian pelayanan publik sangat besar. Pelayanan publik tidak sesederhana sebagaimana dibayangkan, atau dengan kata lain begitu kompleksitas sifatnya baik berkenaan dengan nilai pemberian pelayanan itu sendiri maupun mengenai cara terbaik pemberian pelayanan publik itu sendiri.