Pertemuan VIII
Islam Normatif dan Islam Historis
Pengertian
Islam Normatif adalah keberagamaan Islam yang
terkait dengan normatifitas ajaran wahyu yang bersifat
doktriner dan tekstual.
Islam Historis adalah keberagamaan Islam yang dilihat
dari sudut pandang tertentu dan terkait erat dengan
historisitas pemahaman dan interpretasi orang
perorang atau kelompok-kelompok terhadap norma-
norma ajaran agama Islam. Di samping itu, model-
model amalan dan praktek-praktek ajaran agama yang
dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri Normativitas
1. Dibangun, diramu, dibakukan, dan ditelaah lewat pendekatan
doktrinal-teologis
2. Berangkat dari teks yang sudah tertulis dalam kitab suci,
sehinga brsifat literalis, tekstualis, dan skriptualis
3. Pemahaman keagamaan cenderung absolutis lantaran
cenderung mengabsolutkan teks yang sudah tertulis, tanpa
berusaha memahami lebih dahulu apa yang sesungguhnya
melatarbelakangi berbagai teks keagamaan yang ada
4. Adanya realitas transendental yang bersifat mutlak dan
universal, malampaui ruang dan waktu.
Ciri-ciri Historisitas
1. Keberagamaan ditelaah lewat berbagai sudut pandang atau
pendekatan sosial keagamaan yang bersifat multidisipliner, baik
historis, sosiologis, antropologis, psikologis, dan politis
2. Pemahaman keagamaan lebih bersifat ekternal-lahiriyah dari
keragaman manusia, dan kurang menyentuh aspek batiniyah-
esoteris serta makna terdalam dan moralitas yang dikandung
oleh ajaran-ajaran agama.
3. Mementingkan telaah mendalam tentang faktor-faktor yang
melatarbelakangi fenomena keagamaan, baik yang bersifat
kultural, psikologis maupun sosiologis.
4. Agama tidak bisa dilepaskan dari kesejarahan dan kehidupan
manusia yang berada dalam ruang dan waktu
Pendekatan Normativitas
• Keberagamaan dirancang dan dibangun di atas
kebenaran wahyu
• Mengedepankan makna dan moralitas, serta nilai-
nilai dan norma agama dalam kebergamaan manusia
Pendekatan Historisitas
• Mempergunakan cara pandang ilmiah dalam
keagamaan
• Memerlukan telaah kritis terhadap apa saja yang
tidak boleh dibicarakan dalam agama yang bersifat
dogmatis
• Terdapat kecenderungan “sekularisasi”
• Validitas dan otoritas keilmuan dalam bidang studi
agama menjadi titik fokus bahasan
Pemaduan Normativitas dan Historisitas
• Makna terdalam dan moralitas keagamaan tetap ada,
tetapi juga mengedepankan keragaman fenomena
keberagamaan manusia.
• Doktrin agama dilihat dalam keterhubungannya
dengan realitas sosial dan budaya yang beragam