Modul ini membahas tentang judul, baris kepemilikan, abstrak, dan kata kunci dalam penulisan ilmiah. Topik utama meliputi penjelasan tentang unsur-unsur penting dalam penulisan ilmiah seperti judul yang ringkas dan menarik perhatian, baris kepemilikan yang menunjukkan penulis dan lembaga, serta abstrak dan kata kunci yang menggambarkan isi tulisan.
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Abstrak, dan Kata Kunci
1. MODULPERKULIAHAN
Riset Teknologi
Informasi
Judul, Baris Kepemilikan, Abstrak, dan Kata Kunci
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Informatika
06
190661002 Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
Abstract Kompetensi
Resume ringkas/singkat, akurat,
dan jelas terhadap isi materi
pertemuan mata kuliah mengacu
pada Rancangan Pembelajaran
Semester (RPS)
Mahasiswa memiliki kemampuan Menemukan
keyword yang tepat, sesuai dengan minat bidang
risetnya, memahami isi IEEE paper yang dipilih
Mengkategorikan paper yang akan dijadikan
sebagai main reference paper dan mana yang
dijadikan sebagai paper -paper pendukung.
2. ‘20
2
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
Judul, Baris Kepemilikan, Abstrak, dan Kata Kunci
*‘Kaidah kencana’ (golden rule) untuk selalu dipegang dalam menyiapkan tulisan ilmiah,
dapat diungkapkan dengan ABC
• A(ccurate) –– berketepatan tinggi,
• B(rief) –– singkat dan padat serta lugas
• C(lear) –– jelas, tak diragukan, tidak rancu, tanpa penafsiran lain
Tetapi ada pepatah Inggris yang menyatakan bahwa ‘the golden rule is that there is no golden
rule’!
*Kalau dibedah anatominya, secara umum tulisan ilmiah mengandung:
• judul
• baris kepemilikan
• abstrak
• kata kunci
• isi atau tubuh teks
• persantunan
• bibliografi
• lampiran
*Judul, baris kepemilikan, abstrak, dan kata kunci tulisan ilmiah umumnya hanya tercantum
pada halaman pertama naskah, sehingga merupakan suatu bagian kecil saja daripada sebuah
karya. Sebaliknya porsi tubuh teks dapat menempati keseluruhan karya. Sekalipun demikian
bagian-bagian depan tulisan tersebut memiliki arti sangat penting untuk sebuah karya
sehingga selalu menduduki posisi yang ditonjolkan dalam penerbitannya.
*Dengan pelbagai macam variasi dan penamaan yang dimodifikasi sesuai dengan tradisi
bidang ilmunya, tubuh teks tulisan ilmiah umumnya mengikuti pola IMRD
• introduction = pendahuluan: perkenalkan masalah (= tinjauan pustaka), tunjukkan
rumpang yang ada, jelaskan tujuan yang melatarbelakangi (= landasan teori)
dilakukannya kegiatan yang dilaporkan – idealnya panjangnya tidak melebihi 10%
tulisan.
• methods = cara: tata kerja atau pendekatan (= kerangka pemikiran) serta macam bahan
dan instrumen yang dipakai, yang menjelaskan apa yang sudah dikerjakan dalam
mendapatkan data/informasi dan bagaimana melakukan analisisnya serta penalaran
dalam menarik simpulannya, terkadang kapan dan di mana kegiatan dilakukan – kira-
kira menempati 15% panjang naskah
• results = hasil: perincian data dan informasi yang ditemukan atau dikumpulkan
berikut analisis dan sintesisnya, dengan disertai komentar dan penjelasan dalam
3. ‘20
3
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
kaitannya dengan tujuan penelitian beserta pemikiran yang mungkin terkembangkan
daripadanya – memakan sekitar 35% daripada keseluruhan tulisan
• discussion = pembahasan, untuk menjelaskan makna yang terungkap dari hasil,
bagaimana arti ilmiahnya dibandingkan dengan pendapat atau teori yang berlaku di
kalangan sesama ilmuwan dan pandit, dan apa simpulan serta perampatannya sampai
terlihat besar (delta) sumbangan ilmiah yang dihasilkan – panjangnya juga lebih-
kurang 35% karya.
• references = acuan: pustaka mutakhir yang dirujuk – memanfaatkan sekitar 5%
ruangan naskah.
*JUDUL
• Judul merupakan jiwa, semangat, esensi, inti, dan citra keseluruhan isi sebuah karya
ilmiah
• Oleh karena itu judul lebih merupakan label alih-alih sebuah pernyataan, yang secara
ringkas menangkap dan mewadahi keseluruhan substansi subjek yang ditangani
*Judul tulisan merupakan iklan yang bermanfaat dalam upaya menangkap minat dan
memikat perhatian semua orang yang berpotensi menjadi pembaca dan penggunanya.
Judul harus bisa berfungsi sebagai umpan ataupun suar untuk menarik perhatian
orang, dan sedapatdapatnya termanfatkan pula sebagai sumber ilham guna memajukan ilmu
melalui kegiatan selanjutnya.
*Ingat bahwa judul
• Merupakan bagian artikel yang paling banyak dibaca orang
• Sangat menentukan nasib suatu karya ilmiah selanjutnya:
a) apakah karya tadi akan ditelaah, dan diacu serta dimanfaatkan, atau
b) sama sekali tak diacuhkan, tidak dipedulikan, dan dilewati sehingga tersia-sia
terbuang begitu saja.
• Kalau bernasib malang, judul memang akan merupakan satu-satunya bagian dari
keseluruhan karya yang pernah dibaca orang.
*Sebagai akibatnya penulis harus menyediakan waktu khusus untuk memikirkan dan
menyiapkan formulasi judul karyanya dengan sebaikbaiknya, untuk memungkinkannya
• mengungkapkan isi keseluruhan artikel selengkapnya
• sekali dibaca sepintas langsung dimengerti isi, segera dipahami maksud, cepat
ditangkap kepentingan makna artikelnya
• menarik perhatian calon pembaca dan merangsang minatnya
• meningkatkan keingintahuan pencari informasi
*Oleh karena itu dalam menyusunnya, pilihlah hanya kata-kata yang kuat, positif, penting,
dan bersifat informatif
4. ‘20
4
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
Pergunakan khazanah kosakata umum beserta peristilahan sesuai dengan bidang
ilmunya
Simak dan pelajari judul-judul artikel sejenis karya ilmuwan kondang tokoh
bidangnya
*Usahakan untuk selalu bersahaja dan ringkas dalam membuat judul, yang dapat dicapai
dengan jalan menggunakan sesedikitsedikitnya kata dan sekaligus menanggalkan
sebanyakbanyaknya kata yang tak diperlukan
Judul yang baik idealnya hanya terdiri atas tidak lebih dari
• 8 kata (untuk artikel dalam Bahasa Jerman)
• 10 kata (Bahasa Inggris)
• 12 kata (Bahasa Indonesia)
• atau 90 ketukan pada papan kunci
Tetapi terjadinya perkembangan spesifikasi perincian teknis banyak juga berkala ilmiah yang
bertoleransi untuk membiarkan penulis melebihinya.
*Jauhi kata-kata klise seperti
• Observasi terhadap . . .
• Pengamatan awal atas . . .
• Penelitian pendahuluan tentang . . .
• Studi perbandingan . . .
• Analisis efek . . .
• Pengaruh pemberian . . .
*Judul hendaklah tidak mengandung
• Singkatan dan akronim
• Kalimat lengkap terutama yang menggunakan kata kerja
a) Meneliti penggunaan tepung labu merah sebagai campuran terigu dalam
pembuatan mi instan bergizi tinggi
b) Penelaahan keanekaragaman genetika kultivar-kultivar kangkung
menggunakan penanda isoenzim
• Nama dagang
*Hindari penyebutan nama ilmiah makhluk (seperti padi, karet, kelapa sawit, sapi, gurami)
yang sudah sangat terkenal
Perlu diketahui bahwa kecuali untuk karya taksonomi, sejak tahun 2000 kode tata
nama ilmiah biologi melarang pencantuman nama pengarang sebuah nama Latin
*Ingat bahwa dalam menyusun judul
5. ‘20
5
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
• Bombastik . . . TIDAK
• Artistik . . . BERTERIMA
• Provokatif . . . BOLEH
*Contoh judul artistik yang merangsang
• Does Hirneola auricula-judae occur in Indonesia?
• That was a Dayak day that was
• As the bountiful leavage marches on
Judul artistik sering dipakai dalam artikel ulasan atau pemaparan opini, jarang dalam
artikel penelitian orisinal
*Sekalipun perlu berpegang pada asas ABC, sadari bahwa judul
sangat pendek
• Pseudoaneurisme
atau pendek
• Dilema konsep sastra
• Antibiotic and typhoid fever
sering menjadikannya sangat umum sehingga hampir tidak bermakna.
Selain itu judul pendek dapat memberi kesan bahwa subjek/bahan yang bakal
disajikan merupakan artikel ulasan dan bukannya hasil penelitian orisinal
*Judul yang amat panjang
• Penciptaan bahan baku gerabah seni dengan memanfaatkan limbah bahan campuran
dengan teknik pengolahan silinder guna meningkatkan kualitas bahan baku dan
efisiensi produk –– tidak dapat segera ditangkap artinya dan sulit dimengerti
maksudnya sehingga sama sekali tidak efektif
• Evaluasi hasil angket pengembangan minat siswa terhadap pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yang menggunakan pendekatan literasi sains berbasis bahan ajar
di kelas III Sekolah Dasar Negeri desa Muara, kecamatan Tambang, kabupaten
Kampar, Provinsi Riau tahun pelajaran 2005/2006” –– terlalu ‘jelimet’ dalam
menunjukkan segi-segi reniknya, hasil penelitiannya sangat spesifik lokasi dan waktu,
sehingga tidak dapat diimplikasikan ke tempat dan periode lain
*Sekalipun penggunaannya dibenarkan, hindari subjudul (kecuali dalam artikel yang berseri),
karena kehadirannya akan membuat judul menjadi lebih panjang dan bertele-tele yang
sebenarnya mungkin tidak diperlukan
• Tradisi hagiografi Sufi Yasawi: Relasi tasawuf dan politik – Pendekatan sejarah
dalam studi Islam kontemporer menurut Devun Dewees
6. ‘20
6
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
• Control study of comparative efficacy of isoniazid, streptomycin-isoniazid, and
streptomycin-para-amninosalycilic acid in pulmonary tuberculosis therapy: Report
on twenty-eight-week observations on 649 patients with streptomycin-susceptible
infection
*Untuk mendapatkan judul yang paling tepat dan sepenuhnya sesuai dengan isi keseluruhan
artikelnya, sangat dianjurkan agar penyiapan judul dilakukan setelah keseluruhan artikel
selesai disusun dengan tuntas.
Pengalaman pribadi menunjukkan bahwa sangat bermanfaat jika pelaksanaan
penulisasn artikel ilmiah dilakukan dengan urutan sebagai berikut: 1) bahan dan cara, 2)
simpulan, 3) hasil, 4) pembahasan, 5) pendahuluan, 6) abstrak, dan baru terakhir 7) judul.
*JUDUL PELARI DAN TANGGAL INFORMASI
Ada berkala yang di samping judul artikel masih meminta penyumbang naskah untuk
menyiapkan pula ‘judul pelari’ guna dicantumkan di sisi atas halaman-halaman kanan artIkel
tercetaknya.
Judul pelari merupakan singkatan judul yang umumnya terdiri atas 3–5 kata atau tidak
melebihi 50 ketuk di papan kunci, sering disajikan bersama nama pengarang artikelnya.
*Contoh judul artikel bersubjudul yang dibenarkan karena berseri :
M.A. RIFAI. 1965. Discomycetes flora of Asia, Precursor III: Observations on
Javanese species of Trichoglossum. Lloydia 28:113–119.
Judul pelarinya:
RIFAI: Discomycetes Flora III (yang disiapkan penyunting, walaupun yang diusulkan
penulis adalah Javanese Trichoglossum)
*Terkadang informasi bertanggal dimunculkan pengelola berkala ilmiah di bagian awal
artikel yang diterbitkan untuk menunjukkan pemerosesan naskahnya, sehingga disebut juga
genesis artikel
• Berkala merasa perlu melaporkan tanggal sampainya naskah di meja redaksi,
umumnya lalu diikuti tanggal(-tanggal) revisi atau perbaikan naskah, dan terutama
tanggal diterima dan disetujuinya naskah untuk diterbitkan
• Dalam kasus-kasus sengketa di kemudian hari, tanggal-tanggal tersebut dapat
membantu untuk secara pasti menyatakan siapa yang pertama kali melakukan
penemuan sesuatu yang baru untuk ilmu
7. ‘20
7
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
• Tanggal dapat dijadikan indikasi kapan suatu penelitian dilaksanakan, yang mungkin
penting kalau terjadi penundaan yang lama dalam penerbitannya.
*BARIS KEPEMILIKAN (BYLINE)
Baris kepemilikan merupakan bagian integral suatu artikel, dan merujuk pada hak
kepengarangannya (authorship – berada di tangan penulisnya), dan hak kepemilikannya
(ownership – kepunyaan lembaga tempat dilakukannya kegiatan yang dilaporkan).
Dalam kaitan ini mohon disadari bahwa pemegang hak cipta (copyright holder) atau
hak untuk memerbanyak dan menyebarluaskan (serta menjual) suatu artikel ilmiah adalah
berkala tempat diterbitkannya artikel termaksud.
*Defini kamus ‘pengarang’ adalah orang yang menulis, menggubah, mencipta, atau
menyusun sebuah karya. Lalu apa batasan pengarang tulisan ilmiah? Siapa orang istimewa
ini? Kriteria apa ayng harus dipenuhi untuk menjadikan seseorang berkualifikasi menjadi
pengarang ilmiah?
*Umumnya seorang ‘pengarang’ adalah orang(-orang) yang secara nyata dianggap
mencetuskan gagasan, memformulasi masalah, melakukan perencanaan pendekatan,
melaksanakan dan merampungkan kegiatan, menyiapkan pelaporan, dan/atau ikut
memberikan sumbangan atau saham kecendekiaan berarti terhadap substansi isi suatu artikel
ilmiah terkait yang diterbitkan.
*Karena ternyata kepengarangan memunyai implikasi akademik, sosial, dan finansial, maka
konvensi dan pertimbangan etika telah dikembangkan orang untuk memandu menjelaskan
perihal yang agak rumit dan sensitif ini.
*Konvensi Vancouver 1996 mensyaratkan bahwa kredit kepengarangan sesuatu artikel
hendaklah diberikan pada orang yang mengerjakan (sehingga memunyai saham dalam)
semua kegiatan berikut:
• sumbangan substantif yang bermakna dan nyata pada konsepsi, rancangan,
pemerolehan data, analisis dan interpretasi data dan informasi (sehingga meliputi
sintesis, penyimpulan, dan perampatan yang dihasilkan kegiatan penelitian)
8. ‘20
8
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
• penulisan buram naskah, perevisian kritis, dan penyempurnaan kecendekiaan penting
pada substansi isinya
• penyuntingan akhir dan persetujuan final pada versi yang akan diterbitkan.
*Oleh karena itu, pemerolehan dana, pengumpulan data, pembimbingan umum suatu
kelompok peneliti, secara sendiri-sendiri tidak membenarkan pemberian hak kepengarangan
pada seseorang. Begitu pula orang yang hanya menyediakan bantuan teknis semata (misalnya
memelihara makhluk percobaan selama berlangsungnya penelitian, menyiapkan foto,
membuatkan gambar), bantuan penulisan atau penyuntingan, atau ketua jurusan serta kepala
laboratorium yang menyediakan dukungan umum, tidaklah berkualifikasi untuk mendapatkan
hak kepengarangan. Demikian juga halnya dengan pakar peneliti peserta yang walaupun
menyumbang secara nyata tetapi hanya berfungsi sebagai penasihat ilmiah atau melakukan
ulasan kritis terhadap usulan penelitiannya.
*Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh pengarang banyak, apa pun yang mereka
sumbangkan setiap orang dari mereka harus ikut serta secara nyata dalam kegiatan penelitian
untuk mengemban tanggung wajib (accountability) dan tanggung jawab (responsibility)
publik untuk porsi yang sesuai yang dikandung artkel yang dilaporkan.
Dengan perkataan lain, setiap individu yang dicantumkan sebagai pengarang peserta
(co-authors) dalam suatu karya yang dilaksanakan oleh kelompok pelbagai puslit yang besar
harus memenuhi semua kriteria seperti dicantumkan dalam konvensi. Semua orang yang
dicantumkan sebagai pengarang wajib berkualifikasi mendapatkan hak kepengarangan, dan
sebaliknya semua orang yang berkualifikasi harus diacntumkan.
*Kepangarangan hasil suatu uji coba pelbagai puslit dapat diberikan pada suatu ‘kelompok’.
Semua anggota kelompok yang disebutkan sebagai pengarang harus sepenuhnya memenuhi
kriteria hak kepengarangan tersebut di atas. Dalam kaitan ini istilah ‘guarantors’ dipakai
untuk satu atau beberapa orang yang mengambil tanggung jawab integritas atau martabat
karya secara menyeluruh. Kalau memasukkan sebuah naskah karya ‘kelompok’, si pengirim
naskah harus menunjukkan sitasi kepengarangan yang dipilihnya, dan juga secara jelas dan
tegas mengidentifikasi semua individu pengarang yang terlibat, beserta nama kelompoknya.
9. ‘20
9
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
*Urutan kepengarangan yang dimunculkan dalam baris kepemilikan sesuatu artikel
seyogianya merupakan kesepakatan bersama pengarang-pengarangnya, yang sebaiknya
ditetapkan sebelum kegiatan projek dimulai.
Demi integritas ilmiah, para pengarang harus dapat menjelaskan makna peran urutan
posisinya dalam baris kepemilikan yang didaftar. Dengan demikian, ia harus menguasai
keseluruhan isi tulisan dan sepenuhnya ikut bertanggung jawab atas segala sesuatu seputar
artikel termaksud.
*Mungkinkah memecahkan persoalan pembagian hak kepengaranagn berdasarkan besar
kualitas dan kuantitas sumbangan yang diberikan seseorang sampai menyebabkannya
berkualifikasi untuk mendapatkan hak kepengarangan secara objektif? Beberapa orang sudah
mencoba menyusun kiat penentuan urutan hak kepengarangan bersama sebuah karya tulis
ilmiah berdasarkan besar sumbangan kecendekiaan melalui suatu sistem skor.
*Untuk itu sumbangan kecendekiaan seseorang pada sebuah artikel yang terbit dapat dapat
dipecah-pecah menjadi beberapa masukan (intelektual, fisik, pemerosesan data, kepakaran,
keahlian, kesastraan), yang masing-masing lalu diskor sesuai dengan besar sumbangan nisbi
yang diberikan seseorang. Salah satu contohnya diterbitkan di berkala ilmiah Nature 352:
187. 18 Juli 1991, yang berikut ini dicoba dimodifikasi untuk keadaan di Indonesia.
*Sistem skor penentuan hak kepengarangan bersama
sebuah karya tulis ilmiah
1. Masukan intelektual
(identifikasi masalah, gagasan pendekatan, perencanaan, perancangan)
Tidak ada sumbangan secara berarti 0
Dua tiga kali diskusi 5
Beberapa kali diskusi terinci 10
Pertemuan dan pembicaraan berlama-lama 15
Pembahasan mendalam terus-menerus 20
*2. Masukan fisik
(penataan peranti, serta pengamatan, pengumpulan, perekaman,
dan penyarian data)
Tidak pernah terlibat secara berarti 0
Terlibat tidak langsung, hanya dua tiga kali 5
Keterlibatan langsung, beberapa kali 10
10. ‘20
10
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
Keterlibatan berkali-kali, tak terhitung 15
Terlibat secara penuh dan terus-menerus 20
*3. Masukan pengolahan data
(pengorganisasian, pemerosesan, analisis, sintesis)
Tidak ada sumbangan secara berarti 0
Keterlibatan pendek, dua tiga kali 5
Beberapa kali terlibat 10
Ikut cukup lama 15
Terlibat terus-menerus dari awal sampai akhir 20
*4. Masukan kepakaran)
(konsultasi, nasihat, pandangan, pemikiran, pendapat dari bidang lain)
Tidak ada sumbangan secara berarti 0
Nasihat pendek merutin 5
Pandangan cukup bermakna 10
Bantuan pemikiran yang khusus dipersiapkan 15
Pendapat yang mendasari pendekatan dan penyimpulan 20
*5. Masukan keahlian
(penyimpulan, pengikhtisaran, perampatan, pencetusan teori)
Tidak ada sumbangan secara berarti 0
Penyimpulan bagian-bagian tertentu 5
Pengikhtisaran sebagian besar hasil 10
Perampatan menyeluruh 15
Pencetusan teori umum 20
*6. Masukan kesastraan
(sumbangan terhadap buram naskah lengkap pertama)
Tidak ada sumbangan secara berarti 0
Membaca dan memerbaiki sumbangan orang lain 5
Membantu menulis buram dua tiga bagian naskah 10
Ikut menulis buram sebagian besar naskah 15
Menulis buram hampir keseluruhan naskah 20
*Skor tertinggi yang bisa dicapai seseorang adalah 100 (karena butir 4 melibatkan
pihak luar). Jumlah pengarang yang dapat berbagi hak kepengarangan suatu naskah tidak
terbatas, namun seseorang baru berhak ikut menjadi pengarang kegiatan yang sedang
11. ‘20
11
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
ditangani kalau paling sedikit ia berhasil mengumpulkan skor 30. Pencantuman nama
pengarang(-pengarang) dilakukan dengan menggunakan peringkat urutan sesuai dengan
jumlah skor yang diraihnya. Kalau dua orang peserta meraih skor yang sama, urutan alfabet
nama seyogianya dipakai, dengan catatan bahwa pencetus gagasan memunyai kelebihan
untuk didahulukan.
*Oleh karena itu perlu dicamkan:
• Kecuali kalau pribadinya memang terlibat secara langsung, pencantuman direktur atau
kepala satuan kelembagaan dalam suatu artikel ilmiah sama sekali tidak dapat
dibenarkan.
• Penulis ‘siluman’ (ghost writer), kolega yang kepepet mau naik pangkat, penyandang
dana, dan perorangan sejenisnya juga tidak berhak untuk dicantumkan sebagai
pengarang.
• Semua penyumbang lain (terutama lembaag penyandang dana) yang tidak dapat
memenuhi kriteria hak kepengarangan dapat diakui darma bakti perannya dalam
bagian persantunan (acknowledgments)
*Untuk keperluan kearsipan, nama diri orang yang dimunculkan dalam baris kepemilikan
hendaklah konsisten penulisan penyingkatan dan pengejaannya, dengan catatan adanya pola
berbeda di beberapa negara.
M.A. Rifai (bentuk yang berterima di Inggris)
Mien A. Rifai (diperbolehkan di Indonesia dan Amerika Serikat)
Mien Ahmad Rifai (dipakai oleh penerbit buku Indonesia)
*Yang penting, dalam tata aturan internasional nama akhir (yang diperlakukan sebagai nama
keluarga) tidak boleh disingkat, sehingga tidak diperkenankan adanya bentuk-bentuk:
Mien A.R.
M. Ahmad R.
Mien Ahmad R.
*Hampir semua berkala ilmiah saat ini umumnya menanggalkan gelar kebangsawanan, gelar
akademik, serta penyebutan pekerjaan, pangkat, atau jabatan dari nama pengarang
*Pengakuan lembaga sebagai pemilik artikel
• Nama dan alamat pos lembaga tempat karya yang dilaporkan dikerjakan harus
dilekatkan pada nama pengarang utama.
• Jika pengarang utama pindah lembaga, alamat lembaga tempat kegiatan dilaksanakan
itulah yang harus dicantumkan dan bukan alamatnya yang sekarang. Kalau
dikehendaki, alamat tetap/ alamat lembaga induk semula, atau alamat lembaganya
sekarang bisa ditambahkan dengan meletakkannya dalam kurung atau melalui catatan
kaki.
• Nama(-nama) dan alamat lembaga semua pengarang yang tercantum dalam baris
kepemilikan harus dilekatkan pada nama orang yang bersangkutan
12. ‘20
12
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
• Beberapa berkala tidak hanya meminta alamat lengkap lembaga tetapi juga alamat e-
mail pengarang yang mengurus surat-menyurat artikel terkait, sehingga pembaca
dapat berkomunikasi untuk menanyakan informasi lebih lanjut
*ABSTRAK
Abstrak adalah penyajian singkat keseluruhan artikel, dan merupakan bagian artikel kedua
yang paling banyak dibaca orang sesudah judul. Dengan demikian abstrak ikut menentukan
nasib artikel selanjutnya, apakah akan terus ditelaah keseluruhannya atau lalu tidak dianggap
perlu sehingga dapat ditinggalkan.
*Idealnya abstrak mengandung masalah pokok dan/atau tujuan penelitian, menunjukkan
pendekatan atau metode yang dipakai untuk memecahkannya, dan menyuguhkan temuan
penting serta simpulan yang dicapai. Abstrak artikel telaahan atau tulisan ulasan harus
mengetengahkan ringkasan pendek menyeluruh isi artikel selengkapnya berikut gagasan
pemikiran yang tersimpulkan.
*Instrumen akreditasi berkala ilmiah Indonesia mengharuskan disajikannya abstrak dalam
Bahasa Inggris yang baik dan benar sehingga harus dipersiapkan dengan cermat. Siapa tidak
akan mengelus dada dengan perasaan sedih penuh keprihatinan ketika membaca kalimat
seperti ‘. . . pregnant nutrient of the product . . .’ (yang dimaksud adalah ‘kandungan hara
produk’), ‘. . . al Qur’an was degraded by God . . .’ (terjemahan harfiah ‘Al Qur’an
diturunkan oleh Allah’), dan ‘. . . observations were conducted in unlucky area . . .’
(maksudnya ‘pengamatan telah dilakukan di daerah Malang’) yang tersaksikan tercetak
dalam abstrak beberapa berkala ilmiah Indonesia yang diajukan ke DIKTI untuk diakreditasi?
*UNESCO merekomendasikan agar panjang sebuah abstrak tidak lebih dari 200 kata.
Beberapa berkala adakalanya menggunakan istilah ‘ringkasan’ (summary) untuknya, akan
tetapi sekarang umumnya disepakati bahwa ringkasan merupakan abstrak yang diperluas dan
terdiri atas 400 kata yang disuguhkan dalam beberapa paragraf, sedangkan abstrak secara
bertaat asas selalu disusun dalam satu paragraf. Akhir-akhir ini beberapa berkala, terutama
dalam bidang kedokteran, menghendaki disajikannya abstrak terstruktur yang terbagi dalam
beberapa subjudul/paragraf.
*Abstrak informatif yang disajikan secara kuantitatif (‘It was shown that fertilization of
peanut took place at 04:30 . . .’) lebih disukai daripada abstrak indikatif yang disuguhkan
13. ‘20
13
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
secara kualitatif (‘The fertilization processes in peanut were observed continuously
throughout the night . . .’).
*Abstrak seyogianya tidak mengandung
• Kalimat-kalimat yang sudah terbaca dari judul (‘The aim of this research is to find out
the role of human resource strategy on the market performance . . .’), atau ‘berbau’
pendahuluan artikel
• Informasi latar belakang penelitian yang berkepanjangan
• Pengacuan pada pustaka
• Singkatan atau istilah yang membingungkan pembaca
• Ilustrasi, tabel, atau perujukan padanya.
*Beberapa berkala––terutama yang menyediakan layanan lembar/kartu abtrak untuk dirobek–
–meminta para penyumbang naskahnya untuk memasukkan judul artikelnya dalam
abstraknya. Keharusan ini sangat tepat untuk abstrak yang bahasanya lain dengan bahasa
yang dipakai dalam artikelnya sendiri.
*Contoh abstrak satu paragraf
RIFAI, M.A. 2008. Another note on Podoconis megasperma Boedijn (Hyphomycetes).
Reinwardtia 12 (4): 277–279. –– Exosporium megaspermum (Boedijn) Rifai and Exosporium
ampullaceum (Petch) M.B.Ellis are transferred to Neopodoconis Rifai, a newly created genus
extracted from Exosporium Link based on the nature of the true septation of their rostrate
conidia. Two new combinations, Neopodoconis ampullacea (Petch) Rifai and Neopodoconis
megasperma (Boedijn) Rifai, accordingly are proposed.
*Contoh abstrak terstrutur
YULIDAR HAFIDH, DWI HIDAYAH, SUNYATANINGKAMTO. Factors affecting
mortality of neonatal sepsis in Moewardi Hospital, Surakarta. Paediatrica Indonesiana 47(2):
74–77. 2007.
BACKGROUND Mortality of neonatal sepsis is still a significant problem. It may be
affected by many factors.
OBJECTIVE The purpose of this study was to determine factors which affect
mortality of neonatal sepsis at neonatal ward of Moewardi Hospital, Surakarta.
METHODS Data of neonatal sepsis was obtained from medical record at neonatal
ward of Moewardi Hospital from December 2004 to November 2005. We recorded data from
97 neonatal sepsis consisted of 46 males and 52 female babies. Statistical analysis had been
performed using univariate Chi-square and multivariate multiple logistic regression analysis.
14. ‘20
14
Riset Teknologi Informasi Biro Akademik dan Pembelajaran
Viddi Mardiansyah, S.Si., M.T.
Sriyani Violina, S.T., M.T.
Ulil Surtia Zulpratita, S.T., M.T.
http://www.widyatama.ac.id
RESULTS Overall neonatal sepsis mortality was about 40%. There were no
significant difference in factors associated with mortality of neonatal sepsis such as gender,
referral patients, and bacterial growth culture, except for birth weight which affected
mortality (OR=6.29; 95% CI 2.57; 15.42)
CONCLUSION Birth weight affects mortality of neonatal sepsis in Moewardi
Hospital. Patients with positive bacterial growth culture has two times higher risk of death,
however it is not statistically significant.
*KATA KUNCI
Kata kunci merupakan sepilihan kata-kata bermakna dari sebuah dokumen yang dapat
dipakai untuk mengindeks kandungan isinya.
*Selain untuk indeks, sekarang kata kunci sengaja disajikan untuk membantu pembaca yang
sedang akan mencari artikel terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapinya. Untuk itu
orang hanya perlu memasukkan kata-kata yang muncul di benaknya karena diduganya terkait
dengan persoalannya ke dalam mesin pencari di internet. Jika kata kunci yang ditawarkan
dalam artikel dan terpungut oleh mesin pencari kebetulan persis sama dengan kata yang
dimasukkan pencari informasi, artikel termaksud akan terpancing dan ditampilkan.
*Karena kemanfaatannya yang besar, dalam tahun-tahun belakangan deretan kata kunci
menjadi fitur yang sering terpampang dalam artikel-artikel ilmiah yang diterbitkan orang.
Umumnya deretan kata kunci tadi disajikan di bawah abstrak
*Jumlah kata kunci yang disajikan umumnya terdiri atas 3–8 kata (yang dapat disusun dalam
frase pendek)
• Kata-katanya sering dipilih dengan tidak mengulang judul
• Diperbolehkan menggunakan kata yang sama sekali tidak muncul dalam keseluruhan
artikel
• Beberapa berkala menyediakan daftar kata untuk dipilih oleh penyumbang naskah
• Banyak berkala kedokteran menyarankan pemakaian istilah dari MeSH (Medical
Subject Heading terms)
PUSTAKA
Modul DIKTI: Pelatihan penulisan artikel ilmiah nasional dan internasional. Bagian tulisan
Prof Mien A. Rifai