Skripsi ini membahas nilai-nilai Islami dalam sinetron Rahasia Illahi 3 karya Didi Ardiansyah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai Islami yang terdapat dalam sinetron tersebut serta menunjukkan cara penyampaian nilainya. Penelitian menggunakan pendekatan struktural untuk menganalisis unsur pembangun cerita khususnya pada dialog. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat nilai akidah,
NILAI-NILAI ISLAMI DALAM SINETRON RAHASIA ILLAHI 3 KARYA DIDI ARDIANSYAH
1. NILAI-NILAI ISLAMI DALAM SINETRON RAHASIA ILLAHI
3 KARYA DIDI ARDIANSYAH
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra
Oleh
Nama : Nanang Setia Budi
Nim : 2150401037
Prodi : Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PADJAJARAN
1
2. PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi
Bandung, 14 Oktober 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Mukh Doyin, M. Si Drs. Agus Nuryatin, M.Hum
NIP 132106367 NIP 131813650
3. PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang
pada hari : Senin
tanggal : 17 Oktober 2010
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Rustono Drs. Mukh Doyin, M. Si
NIP 131281222 NIP 132106367
Penguji I, Penguji II, Penguji III,
Drs. S. Suharianto Drs. Agus Nuryatin, M. Hum. Drs. Mukh Doyin, M. Si
NIP 130345747 NIP 131813650 NIP 132106367
4. PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Oktober 2005
Nanang setia budi
5. MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
• Orang yang berilmu bukan orang yang banyak ilmunya, tetapi orang
berilmu adalah orang yang memiliki ilmu dan mampu mengamalkan.
• Tiap individu adalah mukjizat dari berbagai kemungkinan yang tak
diketahui dan tak disadari (Geothe)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini dipersembahkan untuk bapak dan ibu yang mengajarkan kearifan hidup
dan akhlak dalam kehidupan saya, bapak ibu dosen jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah membimbing saya, almamater Unnes tercinta tempatku
menggali ilmu, serta teman-teman seperjuangan angkatan 2001
6. PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Nilai-Nilai Islami Dalam Sinetron Rahasia Ilahi 3 dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Sastra.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini tidak akan selesai
tanpa dukungan dan bimbingan semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih dan rasa hormat kepada Drs Mukh Doyin, M.Si, pembimbing utama
dan Drs Agus Nuryatin, M.Hum, pembimbing II dengan segala kesabaran dan
perhatiannya tercurah kepada penulis.
Selanjutnya, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan
dan dukungan semua pihak selama penyusunan skripsi ini. Untuk itu, pada
kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin
dan bantuan dalam penyusunan skripsi
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan bantuan dan izin dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan
sehingga studi ini dapat selesai
4. Drs. Agus Nuryatin selaku pembimbing yang telah membimbing,
memberikan petunjuk, dan saran yang penuh kesabaran dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. 5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
membimbing saya.
6. Pengelola referensi Universitas Negeri Semarang maupun Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia yang telah membantu dalam memperoleh referensi
untuk penulis
7. Fungsionaris Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indoinesia
8. Kakak, adik dan keponakanku tercinta yang selalu mendo'akan dan
memberi semangat untuk terus mencoba
9. Teman-teman Jurusan bahasa dan Sastra Indonesia dari berbagai angkatan
yang memberikan dukungan
10. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia serta mereka yang
mempunyai perhatian besar dan keperdulian terhadap sastra.
Semarang, 14 Oktober 2005
Penulis
8. SARI
Setiabudi, Nanang. 2005. Nilai-nilai Islami dalam Sinetron Rahasia Illahi 3
Karya Didi Ardiansyah. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Mukh Doyin, M.
Si. Pembimbing II Drs. Agus Nuryatin, M. Hum.
Kata kunci : nilai-nilai islami, teks sinetron
Sinetron sebagai sebuah sinema elektronik yang menampilkan kehidupan bagi
masyarakat memiliki perkembangan yang pesat dalam bentuk penyajiannya. Sebagai
salah satu media yang mampu mengikat perhatian pemirsa, sinetron juga sebagai
sumber pengalaman estetis dan religius. Sinetron Rahasia Illahi 3 merupakan
sinetron islami yang menampilkan realita kehidupan yang nyata pada kehidupan
manusia. Dari sebuah sinetron banyak sekali hal yang dapat dikaji di dalamnya.
Masing-masing unsur sinetron dapat dianalisis berdasarkan kebutuhannya. Dalam
hal ini penulis berusaha mengkaji sinetron dari teks dasar sinetron Rahasia Illahi 3
untuk dapat menemukan nilai-nilai islami dari unsur pembangun cerita yakni pada
unsur dialog atau percakapan.
Berdasar hal tersebut di atas, ada dua permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini, yakni: (1) nilai-nilai islami apa saja yang terdapat dalam sinetron
Rahasia Illahi 3, dan (2) bagaimana cara penyampaian nilai-nilai islami dalam
sinetron Rahasia Illahi 3. Adapun tujuan penelitian ini : (1) mendeskripsikan nilai-
nilai islami yang terdapat dalam sinetron Rahasia Illahi 3, dan (2) menunjukkan
bagaimana cara penyampaian nilai-nilai islami dalam sinetron
Rahasia Illahi 3
Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif untuk memecahkan
permasalahan dengan menganalisis unsur pembangun. Adapun teori yang digunakan
teori struktural dengan sasaran penelitian sinetron Rahasia Illahi 3. Data yang
dihasilkan berupa teks sinetron Rahasia Illahi 3 berupa percakapan atau dialog,
kalimat, frasa , dan kata. Data diambil dengan metode rekam pada masing-masing
episode cerita yang dimulai pada tanggal 2 April 2005 sampai 6 Juli 2005, kemudian
data dipilah dan dianalisis dengan mengelompokkan
berdasar kategori nilai dan disajkan dalam bentuk pembahasan secara tertulis.
Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa nilai-nilai islami yang
terdapat dalam teks sinetron Rahasia Illahi 3 berupa, (1) Nilai akidah yang meliputi
(a) iman kepada Allah, (b) iman Qodo' dan Qodar. (2) Nilai syariat yang meliputi : (a)
ibadah solat, dan (3) Nilai akhlak yang meliputi ajaran : (a) tidak sombong, (b)
berlaku sabar, (c) saling memaafkan, (d) tidak berbuat zina, (e) tidak durhaka, (f) syukur
nikmat (g) tidak berbuat riya', dan (h) tidak pendendam. Nilai -nilai islami tersebut cara
penyampaian dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung. Penyampaian
secara langsung dilakukan oleh komentator cerita
dan tokoh cerita melalui pelukisan perilaku yang mencerminkan perilaku islami.
9. Berdasarkan hasil analisis ini, saran yang dapat direkomendasikan adalah
penulis berharap penelitian ini dapat menjadi kerangka acuan dalam memahami
sinetron khususnya pada teks sinetron. Selain itu, perlu adanya pengembangan yang
lebih lanjut tentang analisis yang lebih terfokus dan mendalam.
10. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vi
SARI .....................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar belakang masalah.................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................. 5
1.4 Manfaat penelitian ................................................................................………..6
BAB II LANDASAN TEORETIS ....................................................................... 7
2.1 Pengertian sinetron........................................................................................... 7
2.2 Unsur Sinetron ................................................................................................ 8
2.3 Nilai Islami ...................................................................................................... 14
2. 3.1 Hakikat nilai islami ............................................................................... 14
2. 3.2 Macam-macam nilai islami ................................................................... 16
11. 2.3.2.1 Nilai akidah ................................................................................ 16
2.3.2.2 Nilai syariat ................................................................................ 19
2.3.2.3 Nilai akhlak ................................................................................ 20
2.4 Teori Strukturalisme ........................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 25
3.1 Pendekatan ................................................................................................ 25
3.2 Sasaran Penelitian ...................................................................................... 26
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 26
3.4 Teknik Analisis Data.................................................................................. 26
BAB IV NILAI-NILAI ISLAMI PERCAKAPAN DAN BENTUK
PENYAMPAIAN DALAM SINETRON RAHASIA ILAHI 3............... 28
4.1 Nilai-Nilai Islami Percakapan Dalam Sinetron Rahasia Ilahi 3 ........................ 28
4.1.1 Nilai akidah............................................................................................. 28
4.1.1.1 Iman kepada allah ...................................................................... 28
4.1.1.2 Iman qodo' dan qodar ................................................................. 30
4.1.2 Nilai Syariat ............................................................................................ 31
4.1.2.1 Menjalankan idabah solat ........................................................... 32
4.1.3 Nilai akhlak............................................................................................. 34
4.1.3.1 Ajaran qonaah ............................................................................ 34
4.1.3.2 Berlaku sabar ............................................................................. 36
4.1.3.3 Berbuat ikhlas ............................................................................ 37
4.1.3.4 Saling menolong ........................................................................ 39
4.1.3.5 Saling memaafkan ...................................................................... 40
12. 4.1.3.6 Ajaran syukur ............................................................................. 42
4.1.3.7 Ajatan taubat .............................................................................. 43
4.1.3.8 Tidak berbuat dzolim .................................................................. 45
4.1.3.9 Tidak berbuat zina ...................................................................... 46
4.1.3.10 Tidak berdusta .......................................................................... 47
4.1.3.11 Menjauhi perbuatan syirik ........................................................ 49
4.1.3.12 Menjauhi perbuatan murtad ...................................................... 50
4.1.3.13 Meninggalkan homoseksual ..................................................... 51
4.1.3.14 Meninggalkan perbuatan judi ................................................... 52
4.1.3.15 Hormat pada orang tua ............................................................. 54
4.2. Bentuk Penyampaian Nilai Islami Sinetron Rahasia Ilahi 3 ............................ 55
4.2.1 penyampaian secara langsung ....................................................................... 55
4.2.2 penyampaian secara tidak langsung .............................................................. 56
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 58
5.1 Simpulan.......................................................................................................... 58
5.2 Saran................................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 60
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
13. BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sinetron sebagai sebuah sinema elektronik yang menampilkan
kehidupan bagi masyarakat memiliki perkembangan yang pesat dalam bentuk
penyajiannya. Hampir setiap harinya stasiun televisi baik stasiun swasta
maupun stasiun pemerintah selalu menayangkan sinetron tanpa mengenal
waktu. Hal ini sudah menjadi sebuah kenyataan akan perkembangan media
elektronik sebagai media penarik perhatian yang besar. Pandangan yang
positif menyatakan bahwa media massa berperan dalam mempercepat
akselerasi pembangunan atau perubahan sosial. Media massa dianggap
berperan dalam mempercepat tranformasi budaya dari masyarakat tradisional
ke masyarakat modern. Media massa juga dianggap sebagai media pendidikan
dan sosialisasi nilai positif dalam masyarakat (Lahib 2002:4).
Sinetron yang ditayangkan televisi selama ini pada umumnya hanya
sebagai penjual mimpi pada penontonnya dan menghadirkan berbagai bentuk
kekerasan baik kekerasan emosional maupun kekerasan fisik. Namun, hal ini
bukan berarti tidak ada sinetron yang menawarkan nilai-nilai dan norma-
norma yang baik bagi pemirsa. Salah satu kekuatan televisi adalah
kemampuannya untuk menyajikan sebagai realitas. Sinetron disajikan secara
sekilas, bertutur dalam bingkai episodik, kongkret, dan dengan cara yang
14. dramatis. Sinetron Rahasia Illahi sebagai salah satu sinetron islami yang
ditayangkan sebuah stasiun swasta berusaha mengambil peran sebagai media
alternatif bagi masyarakat dalam memilih sinetron yang baik. Sinetron
Rahasia Illahi pertama kali ditayangkan pada bulan Ramadhan sebagai pengisi
acara sinetron islami malam. Semua kejadian yang ditayangkan merupakan
kisah nyata yang terjadi di masyarakat, yang sebelumnya telah diceritakan
dalam sebuah majalah islami Hidayah. Selain itu, hadirnya ustadz Muhammad
Arifin Ilham dalam setiap episode juga menjadikan orang tertarik untuk
menontonya. Melalui sinetron Rahasia Illahi inilah Ustadz Muhammad Arifin
Ilham banyak menampilkan suatu realita sosial agama yang tidak lepas dari
konteks agama. Hal ini terkait dengan sifat agama Islam yang universal dalam
berbagai perilaku umat manusia tanpa ada deskriminasi unsur apa pun.
Selama ini sinetron hanya dipandang sebagai tontonan yang
memberikan hiburan bagi pemirsa. Sinetron dapat dipandang sebagai bentuk
pertunjukan tetapi juga sebagai sastra tulis. Sinetron akan di pandang sebagai
karya sastra tertuju pada bentuk teknis cerita atau naskah yang belum
dipentaskan. Melalui naskah yang belum dipentaskan, maka dapat diketahui
tujuan sebuah sinetron dipentaskan. Dalam naskah sinetron memuat berbagai
hal yang berhubungan dengan petunjuk teknis cerita, salah satunya adalah
dialog/percakapan. Percakapan dalam naskah sinetron memiliki peran penting
dalam penyampaian maksud cerita bagi pemirsa. Oleh karena itu, hal penting
yang yang mendasari bahwa naskah sinetron sebagai karya sastra pada unsur
percakapan. Karya sastra yang baik senantiasa mengandung nilai. Nilai dalam
15. karya dikemas ke dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit
terdapat di dalam unsur intrinsik (Sugondo 2003:111). Nilai-nilai yang
terkandung dalam karya sastra pada umumnya merupakan persoalan
kehidupan manusia menyangkut hubungan manusia dalam tiga kontek yakni,
hubungan manusia dengan sang pencipta atau Tuhan, hubungan manusia
dengan sesama, dan hubungan manusia dengan alam. Dari ketiga konteks di
atas dapat diketahui manusia merupakan makluk religius dan sosial.
Kenyataan ini telah memotivasi penulis untuk mencoba menganalisis
sinetron dari segi sastra, khususnya unsur percakapan yang terdapat dalam
naskah skenario sinetron Rahasia Illahi 3. Penulis berharap melalui analisis
ini akan akan ditemukan sebuah analisis baru dalam sinetron pada unsur sastra
tulis. Selain itu juga manfaat bagi seseorang dari segi nilai.
Tindakan memilih yang dilakukan pemirsa selama ini merupakan
tindakan sosial yang didasari oleh struktur kognisi tertentu dari pemirsa serta
pengaruh lingkungan sosial. Adegan-adegan tertentu sebuah sinetron tentu
saja memberikan makna sosial tertentu di benak pemirsa yang dirasakan
sesuai dengan sikap dan kepercayaan yang dianut pemirsa. Jadi, setiap
individu memiliki pilihan yang bebas, meskipun orang tua, teman, dan saudara
turut memberikan andil atas sikap seseorang terhadap program siaran yang
hendak ditontonnya.
Selama ini penelitian tentang nilai-nilai islami masih jarang dilakukan.
Adapun penelitian yang pernah dilakukan tentang nilai-nilai Islami adalah
skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Islam dalam Novel Bekisar Merah Karya
16. Ahmad Tohari yang ditulis oleh Muflia Rustianingrum pada tahun 2001 yang
membahas nilai islami dalam novel Bekisar Merah yang berfokus pada tokoh
utama dalam perilaku dan perwatakan yang mencerminkan nilai islam.
Penelitian selanjutnya pernah dilakukan juga oleh Naim Nurbanah dalam
skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Islami Dalam Kumpulan Puisi Nyanyi Sunyi
Karya Amir Hamzah yang membahas tentang makna dari puisi karya Amir
Hamzah (2003) dalam pandangan islam dan nilai islami yang diajarkan
melalui pendekatan Phenomenologi Sastra dengan analisis tingkatan atau
strata norma. Penelitian tentang sastra dalam sinetron khususnya nilai-nilai
islami belum pernah dilakukan, sehingga penulis berusaha untuk dapat
mengkajinya dengan acuan dasar teori yang pernah dilakukan sebelumnya.
Berdasar hal tersebut, maka sangat perlu adanya pengkajian sinetron Rahasia
Illahi dari segi sastra tulis. Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian
ini mencoba mengkaji nilai-nilai islami yang terbatas pada nilai-nilai islam
yang terkandung dalam percakapan sinetron Rahasia Illahi 3. Adapun alasan
pemilihan adalah:
Pertama sinetron Rahasia Illahi ditayangkan oleh salah satu stasiun
televisi memiliki peran yang baik selain sebagai tontonan bagi pemirsa juga
sebagai tuntunan. Selain itu sinetron Rahasia Illahi sangat menarik untuk
diteliti dari segi sastra karena mengandung nilai-nilai Islami.
Ditambah lagi penelitian tentang acuan dasar sinetron masih jarang
dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. Sehingga untuk dapat membahas
permasalahan di dalamnya sebagai sastra perlu adanya pembatasan masalah
17. pada percakapan dalam skenario sinetron Rahasia Illahi saja. Dengan
membatasi permasalahan tersebut di atas maka penelitian akan lebih terfokos
dan mendalam.
1.2 Permasalahan
Jika dilihat dari uraian di atas maka permasalahan yang muncul dalam
penelitian ini yakni:
1. Nilai-nilai islami apa saja yang terdapat dalam dialog sinetron Rahasia
Illahi 3?
2. Bagaimana cara penyampaian nilai-nilai islami tersebut dalam dialog
sinetron Rahasia Illahi 3?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas maka
tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengungkap nilai-nilai Islami yang terdapat dalam dialog sinetron Rahasia
Illahi 3.
2. Mengetahui cara penyampaian nilai-nilai Islami dalam dialog sinetron
Rahasia Illahi 3.
18. 1.4 Manfaat penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya berguna bagi ilmu sastra,
khususnya pada sastra tulis. Selain itu apabila penelitian ini telah
menghasilkan data dan hasil analisis, diharapkan mampu sebagai tolak ukur
memahami sinetron.
Penulis berharap melalui analisis ini akan akan ditemukan sebuah
analisis baru dalam sinetron pada unsur sastra tulis. Selain itu juga manfaat
bagi seseorang dari segi nilai
19. BABII
LANDASAN TEORETIS
2.1 Pengertian Sinetron
Lahib (2002:1) berpendapat bahwa sinetron merupakan film cerita yang
dibuat untuk media televisi. Cerita dalam sinetron tidak hanya sekedar menyajikan
yang menarik di layar kaca, tetapi juga telah menjadi bahan diskusi (ngerumpi)
dan menjadi rujukan perilaku diantara penontonnya.
Sejalan dengan pendapat tersebut Wiyanto (2002:10) menggolongkan
sinetron, sebagai salah satu bentuk karya sastra panggung (drama) berdasar pada
sarana penyampaiannya. Menurutnya drama televisi (film) adalah drama yang
dapat didengar dan dilihat meskipun hanya gambar. Drama televisi pada dasarnya
hampir sama dengan drama panggung hanya saja bedanya drama televisi dapat
ditayangkan secara langsung, dapat pula melalui perekaman terlebih dahulu.
Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:205), sinetron
berasal dari kata sinema elektonik. Sinema disebut juga film atau bioskop,
sedangkan elektronik sendiri artinya pemakaian electron. Electron yaitu ion yang
bermuatan listrik negatif. Sehingga sinetron disebut juga sinema TV artinya film
yang tidak memerlukan bahan seloid yang mahal tetapi disyuting memakai
kamera dan kaset audio sehingga biaya produksi lebih murah dan singkat.
20. Pendapat selanjutnya yaitu Koeswandi (1996:131) yang mengemukakan
Sinetron sebagai bentuk aktivitas komunikasi dan interaksi manusia yang diolah
berdasarkan alur cerita untuk mengangkat permasalahan hidup manusia sehari-
hari
Sinema (sinetron) akan bermanfaat bagi pemirsa apabila:
a. Isi pesan sesuai dengan realitas sosial pemirsa
b. Isi pesan sesuai mengandung nilai yang bermanfaat dari segi estetis maupun
keagaaman/ religi masyarakat
c. Isi pesan banyak mengangkat permasalahan hidup.
Dari berberapa pendapat di atas dapat diuraikan kembali bahwa sinetron
merupakan film cerita yang berupa bentuk aktivitas komunikasi dan interaksi
manusia yang diolah berdasarkan alur cerita untuk mengangkat permasalahan
hidup manusia. Penyajian sinetron mengunakan media elektronik, supaya
penonton lebih tertarik sekaligus dapat memberikan hiburan
2.2 Unsur-Unsur Sinetron
Setiap hari kita selalu melihat yang namanya sinetron. Sinetron
ditayangkan di televisi sepanjang waktu, tidak mengenal siang dan malam.
Sinetron merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang medianya televisi.
Seni pertujukan ini bersifat audio visual, yang dapat didengar dan dilihat. Sebuah
sinetron yang baik apabila mengandung pesan yang sesuai dengan pemirsa. Cerita
sinetron pada garis besarnya sama dengan cerita dalam drama yang dibangun atas
3 bahan pokok: premis, karakter, dan plot. Premis yaitu rumusan inti sari cerita
21. landasan idiil dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Selanjutnya penokohan
(karakter) lebih merupakan bahan yang paling aktif yang menjadi penggerak
jalannya cerita (Asmara 1982:65).
Menurut Panuti (1981:8-24) unsur drama terdiri alur, pelaku, laku, gerak,
dialog, dan latar. Alur adalah urutan kejadian atau rangkaian peristiwa yang saling
berhubungan dan disusun berdasarkan tahapan-tahapan, dimulai dari perkenalan
pelaku dan tempat, kelanjutan penciptaan konflik/pertentangan, dan diakhiri
penyelesaian. Cerita dalam sastra merupakan struktur yang susunan
keseluruhannya utuh, unsur-unsurnya saling berhubungan saling berkaitan erat.
Hakikat setiap unsur tidak mempunyai arti sendiri, antara unsur-unsur struktural
ada kohesi dan koherensi yang membentuk suatu arti atau makna. Tokoh dan
penokohan, penokohan adalah gambaran tokoh cerita baik secara lahir maupun
batin dengan segala perwatakannya, pandangan hidup sikap dan adat-istiadat.
Dialog adalah percakapan dan tanya jawab pelaku dalam drama mempunyai tugas
menerangkan cerita kepada penonton memperkenalkan watak pelaku.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Suharianto (1982:69-72) mengatakan
bahwa unsur pembangun drama meliputi adanya lakon atau cerita, adanya pelaku
atau pemain, adanya tempat, dan adanya penonton.
Selain pendapat-pendapat di atas, masih ada beberapa pendapat lain yang
mengemukakan unsur-unsur pembangun drama. Saini (1988:135) berpendapat
bahwa drama tersusun atas unsur cerita, tokoh dan karakter, bahasa, dan dialog.
Selanjutnya Waluyo (2001:12) mengemukakan bahwa drama tersusun atas
22. beberapa unsur di antaranya lakon, penokohan dan perwatakan, dialog, setting,
tema atau dasar cerita, amanat dan petunjuk teknis.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sinetron sebagai
salah satu bentuk interaksi komunikatif memiliki unsur pembangun yang hampir
sama dengan drama yaitu tersusun atas unsur lakon, pemain, latar, dialog, tema,
amanat dan petunjuk teknis.
Akan tetapi untuk dapat menganalisis permasalahan dalam penelitian ini
penulis hanya membatasi pada unsur percakapan (dialog), tokoh, dan penokohan
yang terdapat dalam teks sinetron Rahasia Illahi 3 karena kedua unsur tersebut
mendukung cerita.
2.2 1 Percakapan (dialog)
Dialog merupakan percakapan yang berupa tanya jawab pelaku dalam
sinetron, yang fungsinya menerangkan isi cerita kepada penonton untuk
memperkenalkan watak pelaku. Bentuk percakapan antar pelaku akan
menghubungkan isi cerita yang ingin disampaikan pengarang. Selain itu, dialog
dapat dikatakan sebagai percakapan dalam sandiwara atau cerita yang wujudkan
dalam bentuk percakapan tokoh (KBBI:1999:31).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Rustono (1999:48) memberikan
pengertian mengenai percakapan sebagai bentuk aktivitas kerjasama yang berupa
interaksi komunikatif. Hal senada juga diungkapkan oleh Wiyanto (2002:28) jalan
cerita lakon drama diwujudkan melalui dialog yang dilakukan pemainnya. Dialog
yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat
menunjukkan plot lakon atau cerita. Melalui dialog-dialog antarpemain di sinilah
23. penonton dapat mengikuti cerita drama yang tampilkankan. Bukan itu saja, lewat
dialog penonton dapat menangkap hal yang tersirat dalam keseluruhan adegan
yang ditampilkan. Selanjutnya Sugono (2003:124) menegaskan bahwa dialog atau
percakapan memiliki peranan yang sangat penting, karena dialog mewakili dalam
penyampaian karakterisasi tokoh-tokoh dalam cerita secara mendalam pada
penonton. Terwujudnya suatu cerita dapat tervisualisasai dalam bentuk
penyampaian yang berupa percakapan. Bentuk penyampaian itu dapat berupa
pesan falsafah, ide-ide, dan kepercayaan. Biasanya yang digambarkan dalam
lakon sekitar kehidupan sehari hari yang ada hubungannya dengan manusia.
Dalam teks sinetron juga dikenal istilah monolog, prolog, dan epilog.
Menurut Sudjiman (1991:84) monolog adalah percakapan yang terjadi dalam diri
tokoh sendiri. Setiap kalimat yang harus diucapkan oleh pemain dengan
memperhatikan lafal, lagu, jeda, ekpresi wajah dan bentuk percakapan antara
pelaku yang akan menghubungkan isi cerita.
Selanjutnya Wiyanto (2002:13) berusaha membedakan pengertian antara
dialog, prolog, epilog dan monolog. Menurutnya dialog merupakan percakapan
pemain yang menjadi pengarah lakon cerita dalam drama. Alur jalan cerita dapat
diketahui melalui dialog. Hal yang diperlu diperhatikan bahwa pemain dalam
berdialog harus memperhatikan bentuk pelafalan ucapan dan menjiwai karakter.
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama yang muncul pada awal
cerita untuk menyiapkan penonton dalam memahami dan mengikuti cerita. Prolog
berisi sinopsis lakon, perkenalan tokoh, dan konflik yang akan terjadi dalam
pentas nantinya. Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri sebuah pementasan,
24. isinya berupa simpulan atau ajaran yang dapat diambil dari tontonan drama yang
telah disajikan. Monolog merupakan percakapan pemain dengan diri sendiri. Apa
yang diucapkan itu ditujukan pada orang lain
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diambil sebuah pengertian
bahwa dialog (percakapan) merupakan interaksi yang berlangsung secara timbal
balik yang fungsinya menerangkan isi cerita yang melibatkan dua orang atau
lebih. Percakapan dalam teks sinetron dapat berupa prolog, dialog, dan epilog
2.2.2 Tokoh atau pemain
Tokoh atau pemain adalah orang yang memeragakan cerita (Wiyanto
2002:33). Pemain harus mampu memainkan perannya sesuai dengan lakon yang
akan diceritakan, sehingga dalam drama biasanya adanya pemilihan pemain
secara selektif. Selanjutnya Suharianto (1982:71) memberikan pandangan bahwa
pemain adalah orang yang memperagakan gerak-gerak dan wawankata di atas
panggung. Pemain memuliki peran orang menerjemahkan dan menghidupkan
lakon melalui dialog. Ada beberapa penggolongan pemain, di antaranya pelaku
pokok, pelaku utama, dan pelaku kedua.
Saini K.M (1988:144) berpendapat bahwa tokoh cerita adalah orang yang
mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian dari
peristiwa yang digambarkan dalam plot. Menurutnya tokoh dapat digolongkan
berdasar perannya, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis dan tokoh tambahan.
Tokoh dalam drama bukanlah sekadar gambaran tetapi harus berkesan hidup dan
memiliki ciri kejiwaan, ciri kemasyarakatan, dan ciri badaniah.
25. Sejalan dengan pendapat sebelumnya Rahmanto (1997: 9.2) memberikan
penjelasan, mengenai macam-macam tokoh dalam drama. Berdasar peran dalam
cerita tokoh dapat digolongkan sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh
utama adalah tokoh (pelaku) yang diutamakan dalam kehadirannya. Tokoh
tambahan adalah tokoh yang kemunculannnya dalam drama lebih sedikit.
Selanjutnya berdasar fungsi penampilannya terdapat tokoh protagonis, antagonis,
dan tritagonis. Tokoh protagonis adalah pelaku yang diharapkan berfungsi
menarik simpati dan empati penonton. Antagonis atau tokoh lawan adalah pelaku
dalam drama yang berfungsi sebagai penentang dari tokoh protagonis.
Dari beberapa pengertian tentang pelaku dalam sinetron dapat ditarik
sebuah pengertian bahwa pelaku (tokoh) adalah orang atau benda yang dapat
memerankan, memperagakan sebuah karakter dalam sebuah karya sastra agar
penikmatnya dapat memahami apa yang diceritakan. Munculnya tokoh juga
berpengaruh pada perwatakan dan karakter penampilannya
2.2.3 Penokohan
Menurut Wiyanto (2002:27) karakter atau perwatakan adalah keseluruhan
ciri jiwa seorang tokoh dalam drama. Seorang tokoh bisa saja berwatak sabar,
ramah, dan suka menolong, bisa saja kebalikannya. Agar dapat mewujudkan hal
tersebut pemain harus memahami benar-benar karakter yang dikehendaki. Hal ini
harus dilakukan agar penampilannya benar-benar seperti tokoh yang
diperankannya.
26. Sangat wajar bahwa tokoh cerita sangatlah erat hubungannya dengan
perwatakan yang diperankan. Susunan tokoh (drama personal) adalah daftar
tokoh-tokoh yang berperan dalam drama tersebut. Watak tokoh akan menjadi
nyata terbaca dalam dialog dan catatan. Jenis dan warna dialog akan
menggambarkan watak yang sudah dimilikinya. Selain itu, penokohan cerita
mampu membangkitkan perhatian dan membimbing pembaca atau penonton yang
peka untuk memahami, menghayati, dan menyimpulkan buah pikiran pengarang
yang disampaikan melalui pesan yang tersirat dalam cerita.
Dari beberapa pengertian dapat diambil sebuah dasar bahwa Penokohan
adalah keseluruhan ciri jiwa seorang tokoh dalam pengembangan karakter.
Penokohan atau perwatakan dalam drama sangat berperan dalam pemahaman isi
cerita yang ditampilkan.
2.3 Nilai - Nilai Islami
2.3.1 Hakikat nilai islami
Menurut Rahmanto (1989:71) jika kita membaca karya sastra bagian yang
paling penting yang dilakukan adalah usaha untuk mencari nilai yang disuguhkan
pengarang pada setiap tokoh. Norma atau nilai merupakan prinsip atau konsepsi
mengenai apa yang dianggap baik, yang hendak dituju. Nilai sukar dibuktikan
kebenarannya karena nilai lebih merupakan sesuatu yang disetujui dan ditolak.
Selanjutnya karya sastra dianggap sebagai suatu medium yang paling efektif
apabila mampu membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat.
Moral dalam hal ini diartikan sebagai suatu konsep tentang kehidupan yang
27. dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat. Moral yang dipegang teguh oleh
masyarakat tidak berarti statis, tidak berubah ukuran moral yang terdapat dalam
masyarakat juga mengalami perubahan menurut gerak pertumbuhan masyarakat.
Jenis ajaran moral itu dapat mencakup masalah yang boleh dikatakan bersifat tak
terbata, yakni mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Seluruh
persoalan yang mencakup seluruh harkat dan martabat antara manusia. Secara
garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan diri sendiri, hubungan
manusia dengan manusia lain dengan alam dan hubungan dengan tuhannya
Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini
sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus pada pola pemikiran
perasaan keterkaitan maupun perilaku. Oleh karena itu, sistem nilai merupakan
standar umum yang diyakini yang diserap pada keadaan objektif maupun
keyakinan.
Sejalan dengan hal tersebut di atas Darajat (1984:260) bahwa sumber nilai
islami dapat digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu: Nilai Illahi : Al Qur'an dan Al
Hadist,dan Nilai duniawi : permikiran, adat-istiadat,
Bagi umat Islam nilai yang tidak bersumber pada Al Qur'an hanya
digunakan sepanjang tidak menyimpang sistem nilai yang bersumber dari Al
Qur'an dan Al Hadist. Setiap kesusastraan mengandung nilai yang baik sehingga
dapat menghantarkan jiwa orang baik bagi generasinya. Nilai sebagai sesuatu
yang baik, hal yang benar dan indah. Nilai yang baik nilai yang mampu
mencerminakan norma yaitu ukuran perilaku yang oleh anggota masyarakat
diterima sebagai cara yang benar untuk bertindak dan menyimpulkan sesuatu. Jika
28. suatu karya sastra memancarkan ajaran yang ada sangkut pautnya dengan etika,
moral dan agama mampu mengantarkan pembaca dalam pemahaman yang benar.
Ajaran moral adalah ajaran yang bertalian dengan perbuatan dan kelakuan yang
pada hakikatnya merupakan pencerminan akhlak dan budi pekerti .
2.3.2 Macam Macam Nilai-Nilai Islami
Agama (Islam), sebagaimana sumber nilai, di dalamnya terkandung
ketentuan tentang akidah, syariat, dan akhlak. Ketiga unsur tersebut merupakan
satu kesatuan yang integral dan tidak dapat dipisahkan antarsatu dengan yang lain.
Akidah dapat digambarkan sebagai akar yang menunjang kokoh dan tegaknya
batang di atas permukaan bumi, sedang syariat dimisalkan sebagai batang yang
berdiri kokoh di atas akar yang menunjangnya, dan akhlak merupakan buah yang
dihasilkan dari proses yang berlangsung pada akar dan batang
2.3.2.1 Akidah
Akidah Islam memiliki enam sendi yang terkenal dengan istilah rukun
iman. Akidah sebagai unsur keyakinan tidaklah bersifat tetap, tetapi ia dapat
bergerak dari suatu keadaan. Ia bisa lemah dan kokoh tetapi kelemahan dan
kekokohan bergantung perlakuan. Apabila kita pupuk dan kita pelihara dan kita
kembangkan maka akan kuat dan mampu menopang keislaman seseorang secara
kokoh begitu juga sebaliknya.
Akidah Islam merupakan bagian yang paling pokok dalam agama Islam
yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal seseorang. Seseorang
akan dipandang sebagai muslim atau bukan tergantung pada akidahnya. Akidah
29. ini mengikat seorang muslim, sehingga keterkaitanya dengan segala aturan hukum
yang datang dari Islam. Dengan menjalankan segala yang diatur dalam ajarannya
(Suryana,1996:140)
Selain itu akidah juga mampu berfungsi menuntun dan mengembangkan
dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir, terutama pemberian
ketenangan dan ketentraman jiwa serta pedoman hidupnya
Pendapat selanjutnya disampaikan Azyumardi (2002:30) menjelaskan
bahwa akidah berasal dari kata 'Aqada-ya'qidu-aqdan yang berarti mengikatkan
atau mempercayai atau meyakini. Jadi, akidah berarti ikatan kepercayaan dan
keyakinan secara fitri manusia yang mengikat keluar dirinya. Manusia sebagai
makhluk sosial yang tidak bisa hidup menyendiri tanpa harus berkomunikasi
dengan luar dirinya. Di dalam ikatan yang harus mendasari komunikasi ini adalah
bahwa ia harus mempunyai rasa percaya kepada pihak lain. Kepercayaan bagi
manusia merupakan suatu esistensi karena dari situ lahir ketentraman, optimisme
dan semangat hidup. Tidak mungkin orang dapat bekerja jika tidak ada
kepercayaan.
Merumuskan pengertian akidah sebagai sesuatu yang mengharuskan hati
membenarkannya membuat jiwa tenang tentram kepada dan menjadikan sandaran
yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Hamka dalam Azyumardi (2002:32)
menjelaskan bahwa akidah berarti mengikat hati dan perasaan dengan sesuatu
kepercayaan dan tidak bisa ditukar dengan yang lain, sehingga jiwa, raga, pikiran
dan pandangan hidup terikat.
30. Sejalan dengan pendapat sebelumnya Sabiq (1992:2) memaparkan sedikit
tentang akidah. Akidah berisikan ajaran tentang apa yang perlu dipercayai
diyakini dan diimani oleh seorang muslim. Akidah merupakan sumber sistem
kepercayaan yang mengikat manusia. Seorang manusia disebut muslim mana kala
dengan penuh kesadaran dan ketulusan terikat dengan sistem kepercayaan karena
itu akidah merupakan simpul dan ikatan dasar Islam yang pertama dan utama.
Sistem kepercayaan Islam akidah dibangun atas enam dasar keimanan atau
rukun iman dengan cara:
1. Meyakini bahwa Islam agama yang terakhir mengandung syariat yang
menyempurnakan syariat Allah.
2. Meyakini bahwa agam Islam satu-satunya agama yang benar di sisi Allah
Islam datang membawa kebenaran sebagai pedoman hidup manusia selaras
fitrahnya.
3. Meyakini bahwa Islam agama yang universal serta berlaku untuk semua
manusia dan mampu menjawab segala pertanyaan dan persoalan dari segala
lapisan masyarakat dengan tuntunan budaya manusia
Akhlak pada dasarnya lebih merupakan tingkah laku, perangkai, tabiat.
Menurut ajaran Islam akhlak merupakan daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan-perbuatan dengan mudah spontan tetapi dipikirkan dan direnungi lagi.
Akhlak pada dasarnya melekat pada diri seseorang dalam bentuk perilaku dan
perbuatan. Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik yang mengakumulasi
aspek keyakinan dan ketaatan kepada norma serta tergambarkan dalam perilaku
yang baik.
31. 2.3.2.2 Syariat
Menurut Azyumardi (2002:36-38) syariat merupakan aturan berisi tata
cara perilaku hidup manusia dengan melakukan hubungan untuk mencapai
keselamatan. Secara etimologi syariat berarti sistem norma yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam. Syariat merupakan aspek norma atau hukum
dalam ajaran Islam yang keberadaannya tidak lepas dari akidah Islam. Syariat
Islam mengatur perbuatan manusia dalam kekuatan wajib dan sunah. Syariat
mengatur semua aspek kehidupan manusia sehingga seseorang dapat
melaksanakan ajaran yang diatur. Selain itu, syariat merupakan hukum yang
mengatur kehidupan manusia di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia
akhirat.
Muhammad Hasbi (2002:2) memberikan pandangan bahwa syariat
memiliki makna hukum-hukum yang Allah tetapkan untuk manusia dengan
perantara rosul agar diamalkan sepenuh keimanan, baik hukum itu berpautan
dengan amaliah atau dengan akidah dan akhlaknya.
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugrah dari Allah Swt, dengan
segala pemberiannya. Manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa
dirasakan oleh dirinya. Akan tetapi kadang kali manusia lupa akan kekuasaan
Allah.
Syariat Islam merupakan tata cara pengaturan tentang perilaku hidup
manusia untuk mencapai keridhoan Allah,Ruang lingkup syariat meliputi : ibadah,
muamalah. Salah satu bagian dari syariat adalah ibadah. Ibadah artinya
32. menghambakan diri kepada Allah. Inti ibadah adalah ketaatan kepatuhan dan
penyerahan dari secara total kepada Allah. Tujuan ibadah membersihkan diri serta
menyucikan jiwa dengan mengenal dan mendekatkan diri serta beribadat kepada
Allah. Ibadah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung
dengan Allah yang terwujud dalam rukun islam. Muamalah merupakan peraturan
yang mengatur hubungan seseorang dengan yang lain dalam hal keduniawian.
2.3.2.3 Akhlak
Kata akhlak berasal dari kata khalaqa dengan akar kata khuluqun (bahasa
Arab) yang berarti perangai tabi'at dan adat atau dari kata khalaqun yang berarti
kejadian buatan atau ciptaan. Jadi, secara etimologi akhlak berarti perangai, adat,
tabiat atau sstem perilaku yang diperbuat (Daradjat 1984: 30).
Akhlak merupakan moral, budi pekerti perangai. Akhlak memiliki posisi
yang paling penting dalam Islam. Sehingga setiap aspek dari ajaran agama
berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak mulia yang disebut
akhlakul karimah. Begitu penting akhlakul karimah bagi seorang muslim sehingga
dari akhlak dapat diketahui kadar kedalaman iman seseorang mukmin, bahkan
keislaman seseorang sangat ditentukan oleh kebaikan akhlaknya.
Menurut Islam akhlak merupakan daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan-perbuatan dengan mudah spontan tetapi dipikirkan dan direnungi lagi.
Akhlak pada dasarnya melekat pada diri seseorang dalam bentuk perilaku dan
perbuatan. Akhlak merupakan pola tinggkah laku yang baik yang mengakumulasi
aspek keyakinan dan ketaatan kepada norma serta tergambarkan dalam perilaku
yang baik..
33. Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Islam
hakikatnya adalah aturan atau undang-undang yang terdapat dalam kitab Allah
dan Rosul. Akidah berisikan ajaran tentang apa yang perlu dipercayai diyakini dan
diimani oleh seorang muslim. Akidah merupakan sumber sistem kepercayaan
yang mengikat manusia. Seorang manusia disebut muslim mana kala dengan
penuh kesadaran dan ketuklusan terikat dengan sistem kepercayaan karena itu
akidah merupakan simpul dan ikatan dasar Islam yang perama dan utama.
Sistem kepercayaan Islam akidah dibangun atas enam dasar keimanan atau
rukun iman. Jiwa seorang muslim hendaknya :
a. Meyakini bahwa Islam agama yang terakhir mengandung syariat yang
menyempurnakan syariat Allah.
b. Meyakini bahwa agama Islam satu-satunya agama yang benar di sisi Allah
Islam datang membawa kebenaran sebagai pedoman hidup manusia selaras
fitrahnya.
c. Meyakini bahwa Islam agama yang universal serta berlaku untuk semua
manusia dan mampu menjawab segala pertanyaan dan persoalan dari segala
lapisan masyarakat dengan tuntunan budaya manusia
Syariat adalah aturan atau undang-undang yang mengatur aktivitas yang
seharusnya dikerjakan manusia. Syariat adalah system nilai yang merupakan inti
ajaran Islam.
a. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah
b. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara horisontal hubungn
manusia dengan sesama makhluk lain
34. Akhlak merupakan komponen dasar Islam yang berisikan ajaran tentang
perilaku sopan-santun atau ajaran yang mengatur perilaku manusia. Syariat
melihat perbuatan manusia dari segi hukum sedang akhlak perbuatan dari segi
nilai etika baik buruk. Keterkaitan akidah, akhlak dan syariat bahwa akidah
sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen dasar keyakinan,
menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama, sementara syariat
sebagai sistem nilai yang berisi peraturan yang menggambarkan fugsi agama,
sedangkan akhlak sebagai sistem etika yang menggambarkan arah tujuan yang
hendak dicapai agama.
2.5 Teori Strukturalisme
Pemahaman terhadap karya sastra dapat dilakukan dengan menggunakan
teori struktural, yaitu penekanan terhadap deskripsi dalam suatu keseluruhan yang
bermakna. Struktur pembentuk karya sastra memegang peranan yang sangat
penting karena menentukan keterkaitan unsur di dalamnya. Oleh karena itu, Teori
struturalisme memiliki ciri utama totalitas bagian yang dapat dijelaskan dari
hubungan di antara bagian itu. Selanjutnya Endraswara (2003:49) berpandangan
bahwa struktralisme pada dasarnya lebih merupakan cara berpikir tentang dunia
yang berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur. Dalam hal
ini strukturalisme diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur yang
saling berhubungan. Karya sastra dipandang bermutu, manakala karya tersebut
mampu menjalin unsur-unsur secara padu dan bermakna. Menurut Yunus (dalam
Endraswara 2003:50) bahwa strukturalisme dianggap sebagai bentuk karya sastra.
35. Maksudnya karya sastra dibangun atas unsur yang berstruktur yang membentuk
sebuah kesatuan. Sementara dalam pandangan linguistik strukturalisme lebih
direpresentasikan sebagai keutuhan makna atau koherensi, karena masing-masing
unsur memiliki pertautan yang berbentuk sistem makna. Unsur bahasa misalnya,
terdiri dari unsur fonologi, morfologi, dan sintaksis, maka dalam studi linguistik
juga dikenal adanya fonetik, fonemik, morfologi dan sintaksis. Ciri lain mengenai
struktural yaitu: tidak menekankan struktur permukaan tetapi menekan struktur
yang ada dibalik kenyataan empiris, analisis menyangkut struktur sehingga
perhatian dikaitkan antar unsur lain, dan tidak mengenal hukum sebab akibat
Pendapat senada disampaikan Nurgiantoro (2002:37) bahwa strukturalisme
pada dasarnya bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan
antar bagian unsur karya sastra secara bersama untuk menghasilkan sebuah
keseluruhan. Dalam sinetron Rahasia Ilahi 3 fungsi dan keterkaitan itu tampak
pada bentuk percakapan tokoh yang perannya sebagai pendukung makna
keseluruhan cerita. Sementara Teeuw (1984:135) memberikan batasan bahwa
analisis struktural merupakan cara untuk menemukan makna objektif dari suatu
karya sastra yang menjadi kajiaannya. Pada prinsipnya analisis struktural dari
karya sastra adalah karya sastra itu sebuah struktur yang unsur-unsur atau bagian-
bagiannya mempunyai hubungan yang erat. Dalam struktur ditentukan oleh saling
berhubungan unsur secara keseluruhan.
36. Secara struktural sinetron sebagai drama televisi tersusun atas beberapa
unsur-unsur yang berstruktur. Kesatuan dalam struktur dalam sinetron dapat
diidentifikasi melalui keterkaitan unsur pembangun dalam unsur intrinsik. Unsur
intrinsik tersebut tidak akan bermakna apabila tidak ada hubungan dengan yang
lain. Unsur penting yang mendukung cerita dalam sinetron seperti adeanya lakon
atau cerita, tokoh, dan peran.
Jadi strukturalisme merupakan deskripsi hubungan fenomena berstruktur
yang tujuannya memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar unsur
karya sastra itu untuk menghasilkan sebuah keseluruhan makna
37. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penulisan skripsi ini mengggunakan pendekatan objektif, karena aspek
yang dikaji dalam skipsi ini adalah salah satu aspek unsur intrinsik sebuah naskah
sinetron yakni unsur percakapan. Dasar penulis menggunakan pendekatan objektif
karena karya sastra dipandang sebuah karya otonom yang memiliki ciri-ciri
sendiri memiliki kebulatan makna yang utuh yang terdapat dalam unsur intrinsik
yang meliputi tokoh, penokohan, alur cerita, latar, dialog, tema, dan amanat.
Analisis dengan mengunakan pendekatan objektif pada dasarnya sama
dengan analisis secara struktural yang berusaha mencari hubungan antar unsur
sastra secara mandiri dan menentang pendekatan lain (Endraswara 2003:50).
Dengan pendekatan objektif yang dipilih maka akan ditemukan tentang nilai apa
saja yang terdapat dalam sebuah karya sastra seperti halnya sinetron Rahasia
Illahi yang dianalisis dari penguraian hubungan antar unsur pembangun yang
menghasilkan nilai islami. Jadi melalui pendekatan objektif ini penulis dapat
menemukan nilai islami dalam sinetron dengan mengaitkan unsur pembangun
karya untuk mendukung makna dan nilai secara keseluruhan.
38. 3.2 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian dalam skripsi yang berjudul Nilai Nilai Islami
Percakapan Sinetron Rahasia Illahi 3 ini pada unsur Nilai-Nilai Islami dan bentuk
penyampaiannya dalam sinetron Rahasia Illahi 3.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini data diambil dari rekaman
Sinetron Rahasia Illahi 3 terdiri atas beberapa episode yang disiarkan oleh stasiun
TPI yang berupa percakapan atau dialog baik dalam bentuk kata, maupun kalimat
yang nenunjukkan nilai Islami yang terdapat dalam 10 episode Sinetron Rahasia
Illahi 3 antara lain Azab Homo Seksual, Terpanggang Tanah Kuburan, Nanah
dan Belatung di Tanah Kubur, Azab Membakar Al Qur'an, susah dikubur, Taubat
Seorang Durjana, Anak Durhaka, Manusia Gila Harta, Matinya di Atas Kuburan
Emaknya, Matinya Seorang Preman
3.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan metode deskritif
dengan pendekatan objektif pada acuan nilai-nilai islami. Prosedur yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Melihat sinetron secara cermat untuk dapat memahami cerita dan merekam
untuk mengetahui percakapan keseluruhan.
2. Mendalami teori yang akan digunakan untuk menganalisis
39. 3. Menentukan dialog/percakapan yang mengandung nilai-nilai islami dalam
Sinetron Rahasia Illahi 3
4. Mengklasifikasikan data terlebih dahulu dalam daftar data
5. Menganalisis data sesuai dengan teori yang digunakan
6. Menyimpulkan hasil kajian/analisis
40. BABIV
NILAI- NILAI ISLAMI DAN BENTUK PENYAMPAIANNYA
DALAM SINETRON RAHASIA ILLAHI 3
4.1 Nilai-Nilai Islami Percakapan dalam Sinetron Rahasia Illahi 3
Dalam analisis ini ditemukan bahwa nilai-nilai islami yang terdapat
dalam teks sinetron rahasia illahi 3 merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan
perlaku yang diajarkan agama islam kepada manusia. Nilai-nilai islami ini dapat dilihat
dari percakapan yang disampaikan tokoh cerita dalam teks sinetron. Nilai-nilai islami
tersebut, yaitu: (a) nilai akidah, (b) nilai syariat, dan (c) nilai
akhlak
4.1.1 Nilai akidah
Nilai akidah adalah nilai yang berhubungan dengan keyakinan dan
keimanan manusia terhadap apa yang menjadi kekuasaan Allah, yang terwujud dalam
rukum iman. Adapun nilai akidah dalam Sinetron Rahasia Illahi 3 sebagai
berikut:
4.1.1.1 Iman kepada Allah
Keyakinan akan keberadaan Allah merupakan wujud ketauhidan
manusia akan kekuasaan yang dimiliki Allah dalam kesempurnaan yang lebih
dibanding hambanya. Dengan meyakini akan kebesaran Allah maka akan
menjadikan manusia bertambah iman dan selalu berupaya untuk menjadi
hamba yang mulia. Selain itu, dengan iman kepada Allah maka akan
menjauhkan manusia akan perbuatan syirik atau menyekutukan Allah, bahkan
menjauhkan manusia dari berbagai bentuk kemurtadan kepada sang pencipta.
Tingkat keimanan seorang tidak selamanya akan sama. Di sisi Allah orang
41. yang mulia adalah orang yang selau mendekatkan diri padanya dalam keadaan
bagaimanapun juga. Manusia yang selalu mendekatkan diri kepada Allah akan
dimudahkan untuk mencapai kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.
Episode yang membicarakan tentang perilaku iman pada Allah
terdapat dalam teks pada episode Gila Harta yang meberikan gambaran
sebuah perilaku yang menyimpang dari ajaran Islam. Allah selalu memberikan
ganjaran sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya. Apabila seseorang selalu
berbuat baik maka akan dilapangkan dan dimudah dan segala permasalahan.
Tetapi sebaliknya apabila kita berbuat kemungkaran maka ganjaran yang hina
akan menimpa kita seperti kutipan teks sinetron di bawah ini:
Dokter : Kepastian hanya dari Allah, kami semua hanya perantara. Memang
kami yang berusaha menyembuhkan, tapi hakikatnya tetap Allah
Tuhan Yang Maha Kuasa
Ibu : Dokter ini bagaimana kaya Ustadz aja? pakai Insyaallah, beri
kepastian dong!
Dokter : Begitulah kalau Allah menghendaki, semuanya bisa saja terjadi. Kita
semua tidak pernah tahu Rahasia Illahi dari Allah, dan bagaimana yang
ada di balik peristiwa itu. Cuma Allah Yang Maha Tahu.
(Gila Harta 27 Juni 2005)
Dari penggalan kutipan teks dalam episode Gila Harta di atas dapat
diambil sebuah pemahaman secara struktur, inti cerita berupa wujud
keyakinan bahwa kekuasaan hanya dimiliki oleh Allah. Dalam praktiknya
manusia hanya sebagai perantara yang tidak dapat berbuat apa-apa kecuali
sesuai dengan kehendak Allah. Pelukisan nilai islami itu tercermin pada
ucapan yang disampaikan seorang dokter pada ibu pasien. Contoh tersebut
menjadi gambaran kepada manusia untuk selalu mengingat akan kebesaran
42. yang telah dimiliki Allah. Ayat yang menjelaskan tentang masalah ini tampak
jelas pada surat Al Mukminun (23) ayat 80 yang berbunyi:
023.080 ِ◌ُ◌ ْ◌ َ◌ أَ◌ َ◌ ر ِ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ وَا ِ◌ ْ◌ َ◌ ّ◌ ا فُ◌ ْ◌ ِ◌
ا ُ◌ و َ◌ َ◌ ُ◌ ِ◌ و َ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ُ◌ ِي ا َ◌ ّ◌ َ◌ نَوَھ ُ◌
Artinya,
Dan dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan dialah yang mengatur
pertukaran malam dan siang. Maka apakah yang tidak memahaminya.
Dari ayat tersebut di atas jelas bahwa Allah tahu akan amal perbuatan
seseorang semasa hidupnya. Allah akan memberikan limpahan pahala bagi
seseorang yang semasa hidupnya selalu mendekatkan diri dan beramal
kebajikan. Sebaliknya Allah akan melaknat bagi orang yang berbuat
kemungkaran dengan siksa neraka yang pedih. Karena yang berhak
menghidupkan dan mematikan hanya Allah.
4.1.1.2 Iman Qodo' dan Qodar
Iman kepada Qodo' dan Qodar Allah merupakan wujud kepercayaan
manusia terhadap apa yang ditakdirkan kepada hamba-Nya. Dengan percaya
akan ketentuan Allah maka menjadikan seseorang selalu bermawas diri dan
akan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang tidak mempercayai
dengan apa yang ditentukan oleh Allah termasuk orang yang tidak beriman,
dan termasuk golongan manusia yang merugi. Dalam akidah Islam manusia
diajarkan untuk selalu percaya dengan ketentuan Allah. Bahkan keyakinan itu
dapat diwujudkan dalam berbagai perbuatan atau tindakan
Dalam episode ini telah membicarakan tentang ketentuan Allah dalam
bentuk Qodar. Dalam Qodar yang Allah tentuan ini mengandung pesan bahwa
43. setiap manusia tidak boleh melawan kodrat yang telah ditetapkan-Nya. Wujud
dari pesan moral itu seperti yang disampaikan pak Ustadz dalam ceramahnya
pada kutipan berikut :
Pak Ustadzz : Allah SWT melarang kepada kita untuk merubah kodrat yang
telah ditetapkan oleh Allah, seperti misalnya seorang laki-laki
bertingkah laku seperti seorang wanita atau sebaliknya seorang
wanita yang bertingkah laku seperti seorang laki-laki
(Azab Homo Seksual 6 Juni 2005)
Dalam kutipan di atas jelas bahwa Allah melarang pada manusia untuk
merubah kodrat sebagaimana yang telah disampaikan Ustadz dalam
dakwahnya. Orang yang telah merubah kodrat itu maka akan mendapat laknat
dari Allah saat mengalami sakaratul mautnya. Hal ini jelas bahwa, Allah
sangat menentang keras tentang merubah kodrat, salam hal ini kodrat sebagai
homoseksual. Allah telah berfirman dalam surat Al Faathir ayat 11 yang
berbunyi;
035.011 إ ِ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ و َ◌ ْ◌ َ◌ أ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ُ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ و َ◌ ً◌
َأزْوَا ْ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ ُ◌ ٍ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ُ◌ َاب ٍ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ ّ◌ وَا
ٌ◌ ِ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا َ◌ َ◌ َ◌ ذ َ◌ ِ◌ إِن َ◌ ّ◌ ب ٍ◌ آ ِ◌ َ◌ ِ◌ إ ِ◌ ِ◌ ِ◌ ُ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ و َ◌
ٍ◌ َ◌ ّ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ُ◌ َ◌ ّ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ و َ◌ ِ◌ ِ◌ ِ◌ ْ◌ ِ◌
Artinya:
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang
perempuan mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan
sepengetahuanNya. Dan sesekali-kali tidak diperpanjangkan umur seseorang
yang berumur panjang dan tidak dikurangi umurnya, melainkan sudah ditetapkan
dalam kitab. Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.
Dari ayat di atas jelas bahwa Allah menakdirkan manusia untuk lahir
dan Allah akan mengambilnya kembali. Manusia tidak dapat melawan
kehendak Allah karena itu merupakan kekuasaan dan dan kehendak Allah.
44. 4.1.2 Nilai Syariat
Nilai syariat adalah nilai yang berhubungan dengan aturan yang
menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam. Perilaku yang berdasar syariat Islam tercermin hubungan makhluk
dan pencipta Adapun nilai akidah dalam Sinetron Rahasia Illahi 3 sebagai
berikut:
4.1.2.1 Menjalankan ibadah sholat
Ibadah merupakan ajaran yang selalu dianjurkan Allah. Dengan selalu
beribadah berarti kita akan selalu mengingat kebesaran dan keagungan Allah.
Seseorang yang membiasakan beribadah maka dalam dirinya akan tertanam
keimanan yang kuat bahwa dalam segala perbuatan kita akan disaksikan
Allah. Oleh karena itu, manusia sadar atau tidak sadar harus berbuat baik.
Dalam menjalankan ibadah dapat dilakukan sendiri maupun secara berjamah.
Pada dasarnya ibadah itu wujud hubungan kita dengan Allah secara langsung.
Allah akan memberikan apa yang diinginkan jika kita secara jujur
memohonnya. Sebagai contoh adalah orang selalu menjalankan ibadah maka
Allah akan membukakan rizki baginya, begitu sebaliknya orang yang selalu
menunda pekerjaan ibadah sholat karena alasan pekerjaan yang sibuk maka
Allah akan memberikan ganjaran sesuai perbuatan tersebut. Kutipan orang
selalu menganggap remeh sholat pada teks sinetron seperti contoh berikut:
Bapak : Teja! sebaiknya kita solat magrib berjamaah dulu, sebelum kamu
pergi
45. Teja : Alah Pak! banyak urusan penting. Sekarang ada rapat di kantor, solat
magrib nanti, gampanglah!
Bapak : Teja! Teja! nanti keburu habis waktu magrib
(Nanah dan Belatung di Liang kubur 13 Juni 2005)
Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa Teja telah menganggap remeh
perkara sholat. Padahal ia sudah diperingatkan bapaknya untuk melaksanakan
tetapi ia malah marah. Perbuatan seperti itulah yang Allah tidak menyukai.
Apalagi Teja berani mengusir orang yang mengingatkan kebaikan
padanyanya. Allah telah berfirman dalam surat Al Baqoroh (2) ayat 43 yang
artinya:
002.043 َ◌ ِ◌ ﱠاآ ِ◌ ا َ◌ َ◌ ا ُ◌ وَارْآ َ◌ ة َ◌ ﱠآ َ◌ ا
ا ُ◌ و َ◌ ة َ◌ َ◌ ّ◌ ا ا ُ◌ ِ◌ وَأ َ◌
artinya
Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'
Dari petikan ayat di atas jelas bahwa Allah memerintahkan kepada
hambaNya agar selalu ingat dengan cara beribadah solat dan melapangakan
hatinya dengan memberikan sebagian yang telah dimiliki untuk kebahagiaan
orang lain. Allah juga memerintahkan manusia untuk berjalan ke jalan yang
benar agar selamat kelak pada Yaumul Akhir.
Selain sholat wajib kita diwajibkan melaksanakan sholat Jum'at bagi
laki-laki. Seperti yang terdapat dalam kutipan di bawah ini:
Anak : Pak! Bapak orang Islam bukan?
Bapak : Ya. Saya orang Islam. Kenapa tanya seperti itu?
Anak ; sekarang kan hari Jum'at, bapak masih gagah kenapa kok nggak pergi
ke masjid?.
Bapak : Astaqhfirullahaladzim, saya telah lupa.
46. Dari kutipan tersebut Allah telah menyadarkan seseorang akan
kewajiban untuk beribadah melalui perantara orang lain. Karena unsur lupa
tersebut maka seseorang secara sadar akan meninggalkan apa yang telah
menjadi kewajibannya. Jadi, kutipan tersebut sebagai pertanda bagi kekuasaan
Allah, bahwa Allah akan mempermudah dalam urusan ibadah hambanya.
Ayat yang menjelaskan tentang solat Jum'at terdapat dalam surat Al Jumu'ah
(62) ayat 9 yang berbunyi:
062.009 ِ◌ َ◌ ّ◌ ا ِ◌ ذِآ ْ◌ إ ِ◌ َ◌ ْا َ◌ ْ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ُ◌ ُ◌ ا ْ◌ ْم ِ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌ ة ِ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ دِي َ◌
ُ◌ إِذَا ا َ◌ ُ◌ َ◌ ِ◌ ا َ◌ ّ◌ َ◌ أ َ◌ ُ◌ ّ◌ َ◌
نَ◌ ُ◌ ْ◌َ◌ َ◌ ْ◌ ْ◌ُ◌ آُ◌ إِن ْ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ ٌ◌ ْ◌
َ◌ ْ◌ ُ◌ ذَ◌ِ◌ َ◌ ْ◌ ا ْ◌َ◌ وَذَرُوا
artinya:
Hai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk menunaikan sembahyang
pada hari jum'at maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkan lah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.
4.1.3 Nilai akhlak
Nilai akhlak adalah nilai yang berhubungan dengan perilaku yang
mencerminkan tindakan baik dan buruk dalam hubungan manusia dengan tuhan,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Perilaku yang berdasar
akhlak Islam tercermin seperti hubungan makluk dan pencipta Adapun nilai
akhlak dalam teks Sinetron Rahasia lIlahi 3 sebagai berikut:
4.1.3.1 Ajaran Qonaah
Qonaah atau merasa cukup apa yang telah diberikan oleh Allah merupakan
bentuk dari aspek yang merupakan sifat mental akhlak yang terpuji. Dalam agama
Islam diajarkan agar kita selalu syukur dengan apa yang telah diberikan dengan
47. merasa cukup dan tidak kekurangan. Sehingga manusia tidak serakah dengan apa
yang telah digariskan Allah baginya. Bentuk keserakahan atau tamak sangat
bertentangan dengan ajaran nilai-nilai Islami.
Episode yang membicarakan tentang pentingnya qonaah adalah Matinya
Seorang Preman. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran seseorang
yang telah memberikan nasihat akan perlunya qonaah. Peristiwa ini mengandung
pesan agar kita selalu merasa cukup dan tidak serakah karena orang yang merasa
cukup tidak akan merasakan kekurangan. Adapun kutipan yang menjelaskan hal
ini seperti penggalan percakapan Mamang dan Ghofur berikut:
Mamang : Astaqhfirullahaladzim, Ghofur! Ghofur! Seseorang yang hidup dalam
kekurangan, tapi mau menerima dengan ikhlas, dia tidak akan
merasakan kekurangan itu.
Ghofur : Alah Mamang!
Mamang : Ghofur! Kalau hati seseorang sudah dipenuhi keimanan dan ketakwaan
dia lebih jauh berbahagia daripada si kaya yang tiap hari memikirkan
harta terus. Apalagi harta itu diperoleh secara tidak halal.
(Matinya Seorang Preman 23 Mei 2005).
Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran akan seseorang
yang merasa serakah untuk menguasai sesuatu hal. Padahal ia telah mendapatkan
yang lebih dari cukup baginya. Ghofur merasa apa yang telah dikerjakan di tempat
mamangnya belum mencukupi kebutuhan. Malah ia melakukan perbuatan yang
melanggar ajaran agama. Mamangnya selalu mengingatkan akan perlunya rasa
ikhlas dan qonaah dengan apa yang diterimanya asalkan halal. Akhlak seperti
mamanglah yang sangat dianjurkan dalamajaran Islam. Namun apa yang
dilakukan Ghofur merupakan perbuatan tamak yang akan dilaknat Allah. Allah
telah berfirman yang berbunyi:
48. 007.031 ِ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ ا ْ◌ ُ◌ ّ◌ ِ◌ ُ◌
ُ◌ إ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا ِ◌ ُ◌ ْ◌ ُ◌ و َ◌ ا َ◌ُ◌ ْ◌ وَا
ا وَآ ُ◌ ُ◌ ٍ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ ِ◌ ّ◌ آ ُ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ ز ِ◌ ُوا ُ◌ دَم َ◌
َ◌ ِ◌ َ◌َ◌
Artinya
Hai anak Adam pakailah pakainmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan dan
minumlah dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebihan
Dari petikan firman Allah di atas jelas bahwa kita diperintahkan Allah
untuk tidak berlebihan dalam hal. Karena yang berlebihan itu tidak baik bagi
akhlak manusia. Merasa cukup dengan apa yang diberikan kepada Allah
merupakan wujud syukur kita kepada Allah
4.1.3 2. Berlaku Sabar
Sabar adalah sikap jiwa yang ditampilkan dalam bentuk penerimaan
terhadap sesuatu yang berkenaan tugas, suruhan dan larangan terhadap
perlakuan orang lain. Sabar terhadap perintah Allah, larangan Allah dan terhadap
semua orang merupakan perbuatan mulia. Setiap musibah yang datang dari Allah
kita harus menyikapi dengan sabar karena dibalik musibah ada dua makna cobaan
dan ujian. Ujian diberikan untuk mengukur kualitas keimanan seseorang,
Sedangkan cobaan diberikan untuk mencoba kekuatan
iman yang dinilai dari cobaan musibah yang menyulitkan
Episode yang membicarakan tentang pentingnya sabar adalah Azab
Membakar Al Qur'an. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran
seseorang yang telah memberikan nasihat akan perlunya sabar. Peristiwa ini
mengandung pesan agar kita selalu merasa sabar dalam menghadapi berbagai
permasalahan bukan menentang Allah. Adapun kutipan yang menjelaskan hal ini
seperti penggalan percakapan yang disampaikan seorang Ustadz kepada
Pak Sastro berikut:
Pak Ustadz : Pak Sastro, saya ikut prihatin terhadap musibah yang menimpa
keluarga Bapak!, tetapi barang kali kita akan merugi dua kali jika kita
tidak mampu menyikapinya. Selembar daun kering jatuh di tengah hutan,
tapi kalau kita amati rupanya ada segerombol semut yang
49. sedang membuat rumah yang belum selesai. Itulah sebuah kejadian
Allah, kita tidak tahu sesungguhnya kalau kita cermati di balik musibah
Allah itu, ada anugrah dan dibalik anugrah itu kalau kita tidak mampu
menyikapi itu akan rugi di dalamnya. Apa yang Pak Sastro alami saat ini
sebaiknya kita sikapi dengan tabah karena sesungguhnya Allah bukan
menghendaki bapak untuk naik haji, terlebih Allah menghendaki bapak
bersabar, mungkin hal ini akan mengangkat harkat dan martabat
menunggu dan melihat kesabaran
bapak
(Azab Membakar al Qur'an 9 Mei 2005)
Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa dalam keadaan suatu apapun
dalam menghadapi suatu masakah kita harus tenang dan sabar. Akhlak mulia
tampak pada diri Ustadz yang menyarankan pada Pak Sastro untuk sabar
meskipun ia selalu mendapatkan ujian yang tidak menyenangkan dari Allah
sawahnya terserang hama wereng. Allah telah berfirman dalam surat Al
Baqoroh (2) ayat 153 tentang sabar yang berbunyi:
002.153 َ◌ ِ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا َ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ ا إِن َ◌ ّ◌ ة ِ◌ َ◌ّ◌ وَا ِ◌ ْ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ ا ُ◌
ِ◌ ْ◌ َ◌ ا ا َ◌ ُ◌ َ◌ ِ◌ ا َ◌ ّ◌ َ◌ أ َ◌ ُ◌ ّ◌ َ◌
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
Dari firman Allah yang disebutkan di atas maka dapat diambil sebuah
gambaran bahwa orang yang bersabar dan mau menerima apa yang telah
diberikan Allah kepadanyalah yang akan mendapat pertolongan dari Allah.
Karena Allah beserta orang yang berbuat sabar
4.1.3.3 Berbuat Ikhlas
Berlaku ikhlas dalam menjalankan berbagai kegiatan ibadah
merupakan bentuk dari aspek akhlak yang mulia. Dengan perasaan ikhlas untuk
mengharapkan ridho dari Allah maka apa yang akan kita kerjakan terasa ringan.
Islam mengajarkan kepada hambanya untuk selalu ikhlas dalam perbuatan
ibadah. Sehingga bentuk riya' dan pamer tidak akan diperbuat manusia.
50. Episode yang membicarakan tentang pentingnya berbuat ikhlas adalah
Anak Durhaka. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran
seseorang mamang yang telah memberikan nasihat keponakan akan perlunya
ikhlas dalam berbuat kebaikan dalam menolong orang. Peristiwa ini
mengandung pesan agar kita selalu memiliki perasaan ikhlas dalam berbuat
kebaikan bukan semata riya' dan pamer kepada orang lain. Adapun kutipan
yangmenjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang disampaikan
seorang Mamang kepada Asih sebagai berikut:
Mamang : Sudahlah kamu nggak usah banyak berpikir. Yang perlu kita
pikirkan sekarang adalah bagaimana cara merawat Wawan.
Asih : Kang Wawan kan merepotkan semua orang
Mamang ; Asalkan kita ikhlas, ini akan menjadi ladang ibadah kita
(Anak Durhaka16 Mei 2005)
Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa dalam keadaan suatu apapun
kita harus berlaku saling membantu dan ikhlas. Akhlak mulia tampak pada diri
Mamang yang menyarankan pada Asih untuk berlaku ikhlas dalam merawat
kakaknya, si Wawan meskipun ia selalu berbuat yang kurang baik dan bahkan
telah menyakiti perasaan. Allah telah berfirman dalam surat An Nisaa' (4)
ayat 125 tentang berbuat ikhlas yang berbunyi:
004.125 َ◌ َاھ ِ◌ ْ◌ إ ِ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ َ◌ وَا َ◌ ّ◌ َ◌ ٌ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ َوھ ُ◌ ِ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌
و َ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ أ َ◌ ْ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ ً◌ د ِ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ أ َ◌ ْ◌ َ◌ و َ◌
َ◌ ِ◌ َ◌ َاھ ِ◌ ْ◌ إ ِ◌ ُ◌ َ◌ّ◌
ا َ◌ َ◌ وَا َ◌ ّ◌ ً◌ َ◌ ِ◌
Artinya
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya pada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayangan Nya
Dari ayat di atas jelas bahwa dengan berlaku ikhlas maka diibaratkan
tidak ada yang menandinginya dalam ajaran agama. Orang yang selalu berbuat
dengan dilandasi perasaan ikhlas hanya berserah diri pada Allah maka
digolongkan dalam kaum Ibrahim yang mendapat kemuliaan dari Allah.
Sebaliknya jika perbuatan kita hanya semata riya' seperti apa yang terdapat dalam
kutipan berikut ini maka Allah akan mengazab.
51. Pak Teja : (MENYURUH) Ini uang lima juta rupiah sumbangkan ke masjid
dan bilang suruh dia sebutkan nama saya
Asisten : Iya, pak!
Pengurus masjid : Kaum muslimin sekalian! Alhamdulillah pada malam ini
kita mendapat sumbangan uang sebesar lima juta rupiah dari Pak Teja. Pak
Teja yang kami hormati atas nama pengurus masjid mengucapkan terima
kasih atas sumbangan yang telah diberikan ini. Semoga Allah
mengabulkan niat Ikhlas bapak.
(Nanah Belatung di Liang Kubur13 Juni 2005)
Dalam kutipan di atas Pak Teja beramal semata bukan karena ikhlas
tetapi lebih pada ingin mendapat pujia dari orang lain. Allah berfirman dalam
surat Al Baqoroh(2) ayat 264 yang berbunyi:
002.264 ِ◌ ْ◌ ُ◌ ِ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ا ِ◌ُ◌ ْ◌ ُ◌
ا َ◌ُ◌ َ◌ ِ◌ ا َ◌ ّ◌ َ◌ أ َ◌ ُ◌ ّ◌ َ◌ ء َ◌ ر ِ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ ُ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ ِي َ◌ ّ◌ آ َ◌ ذَٮ
وَا ِ◌ ّ◌ َ◌ ْ◌
ُ◌ َ◌ َ◌ َ◌ َ◌ َاب ٌ◌ ُ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ َان ٍ◌ ْ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ َ◌ آ َ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ ِ◌ ِ◌
ا ْم ِ◌ وَا ْ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ ُ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ و َ◌ س ِ◌ َ◌ ّ◌ ا ِ◌ ْ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ ّ◌ وَا ا َ◌ ُ◌
آ َ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ ْء ٍ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ِرُون َ◌ ْ◌ َ◌ ًا َ◌ ْ◌ ُ◌ َآ َ◌ َ◌ َ◌ ٌ◌ وَا ِ◌ ْم َ◌ َ◌ ا ْ◌ ي
َ◌ ِ◌ ِ◌ َ◌ ا ْ◌
Artinya
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan meyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima)
seperti orang orang yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan
orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu
ditimpa hujan lebat lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak
menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
4.1.3.4 Saling menolong
Islam mengajarkan kepada umatnya agar saling tolong menolong dalam
berbuat kebajikan. Di samping tolong menolong dalam berbuat kebajikan
Islam mengajarkan pada pemeluknya agar saling mengajak berbuat kebaikan
(ma'ruf) dan mencegah kejahatan (Mungkar). Akan tetapi, untuk mengajak
52. orang lain berbuat baik maka alangkah baiknya kita mulai dari diri kita sendiri
terlebih dahulu.
Episode yang membicarakan tentang perlunya tolong menolong dan
bekerjasama adalah Susah Dikuburkan. Dalam episode ini Allah telah
memberikan gambaran seseorang tetangga yang telah memberikan
pertolongan kepada tetangga yang lain dalam membelanjakan sesuatu di pasar
karena sakit. Peristiwa ini mengandung pesan agar kita selalu memiliki
perasaan tolong-menolong dalam berbuat kebaikan dan ibadah. Adapun
kutipan yang menjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang
disampaikan tetangga Bahar kepada emak Bahar sebagai berikut::
Tetangga : Mak Bahar! Ini sayur-mayur titipan Emak!, sudah saya belikan
sesuai dengan pesanan. Dan ini kembaliannya serta catatan
belanjanya mak!.
Emak : Alhamdullillah, terima kasih banyak ya Wak! ibu sudah
merepotkan kamu jadinya.
Tetangga : Ah kenapa Mak? Sudah biasa. Sesama tetangga kita harus saling
membantu, apalagi Emak Bahar kan sedang sakit. Saya permisi
dulu ya mak!
Emak : Terima kasih ya Wak!
(Susah Dikuburkan 4 Juli 2005)
Dari kutipan percakapan tersebut di atas jelas digambarkan bagaimana
akhlak mulia seseorang yang mau menolong tetangganya yang sedang
membutuhkan pertolongannya. Dia ikhlas dalam berbuat kebaikan itu karena
hanya mengharap ridho dari Allah. Dengan siapapun yang membutuhkan
pertolongan kita harus menjalankan amanah tersebut. Allah telah berfirman
dalam surat Al Maidah(5) ayat 2 yang bunyiya:
53. 005.002
Artinya
و َ◌ ْي َ◌ َ◌ ا ْ◌ و َ◌ َام َ◌ َ◌ ا ْ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ ّ◌ ا و َ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا َ◌ ِ◌ َ◌ َ◌ ا
ِ◌ ُ◌ ّ◌ ُ◌ ا َ◌ ُ◌ َ◌ ِ◌ ا َ◌ ّ◌ َ◌ أ َ◌ ُ◌ ّ◌ َ◌
َا ْ◌ وَر ِ◌ ْ◌ ِ◌ ر َ◌ ِ◌ ّ◌ ْ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ ن َ◌ ُ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ َام َ◌ َ◌ ا ْ◌ َ◌ ْ◌ ا ْ◌ َ◌
َ◌ ِ◌ ّ◌ و َ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ا ْ◌ وَإِذَا ً◌
َام ِ◌ َ◌ ا ْ◌ ِ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ ا ْ◌ ِ◌ َ◌ ْ◌ ﱡآو ُ◌ َ◌ َأن ْ◌ ْم ٍ◌ َ◌ نُ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌
َ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ و َ◌ دُوا َ◌ ْ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ ْوَان ِ◌ ُ◌ وَا ْ◌ ِ◌ ْ◌ ا َ◌ َ◌ ا
و َ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ و َ◌ َى ْ◌ َ◌ ّ◌ وَا ِ◌ ّ◌ ا ْ◌ ِ◌ َ◌ َ◌ ا و َ◌ ُ◌ َ◌ و َ◌ َ◌ ُاو ْ◌ َ◌ َ◌
َأن ْ◌
ِ◌ َ◌ َ◌ َ◌ّ◌ ا إِنَ◌ّ◌ َ◌ َ◌ّ◌ ا
ا ُ◌ بِوَاَ◌ّ◌ َ◌ ِ◌ ا ْ◌ ُ◌
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah dan
melanggar kehormatan bulan-bulan haram dan juga kamu menggangu binatang
dan jangan kamu mengganggu orang -orang yang mengunjungi baitullah sendiri
mencari karunia dan keredhaan dari tuhannya. Dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian kepada suatu kaum karena mereka menghalangi kamu dari
masjidilharam mendorongmu berbuat aniaya. Dan tolong-menolonglah kamu
dalam kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya.
Dari firman Allah di atas Allah menganjurkan kepada hambanya untuk
saling berbuat kebajikan dengan saling tolong menolong terhadap sesama.
Dalam hal tolong menolong Allah memerintahkan harus dilandasi dengan rasa
tulus ikhlas untuk kebaikan orang lain. Selain itu, Allah melarang pada
manusia akan hal-hal yang dapat menjerumuskan dalam hal kehinaan.
4.1.3.5 Saling memaafkan
Manusia pada kodratnya adalah makhluk yang banyak memiliki
kesalahan. Apabila kita setelah berbuat kesalahan hendaknya harus segera
minta maaf menyesali dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Menjadi
seorang yang pemaaf sangat dianjurkan agama karena dipandang sebagai
akhlak mulia. Kita tidak boleh memiliki perasan pendendam kepada orang
lain. Karena sifat pendendam sangat bertentanan dengan nilai-nilai Islami.
54. Episode yang membicarakan tentang perlunya saling memaafkan adalah
Anak Durhaka. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran seorang
ibu yang telah mau memberikan maaf pada anaknya yang telah durhaka dalam
sakaratul mautnya di rumah sakit. Peristiwa ini mengandung pesan agar kita
selalu memiliki perasaan saling memaafkan atas segala kesalahan. Adapun
kutipan yang menjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang
disampaikan ibu kepada Wawan sebagai berikut:
Ibu : Wawan! Wan! Emak nggak nyangka kalau kau menderita
begini
Pak Ustadz : Wawan memang telah lama mengalami sakaratul maut. Maafkan
segala kesalahannya supaya Allah meringankan siksaannya dan
wawan dapat melepas nyawanya dengan tenang
Ibu : wan! Ibu maafkan segala kesaahan kamu. Ya Allah ya Robbi
bebaskanlah anakku dari penderitaannya. Ya Allah bila kau
menghendaki aku ikhlas megembalikan padamu. Ampunilah
segala dosa-dosanya ya Allah!
Pak Ustadz : Inalilahi wainailaihi rajiun.
(Anak Durhaka 16 Mei 2005)
Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran pada kita tentang
akhlak mulia seorang ibu yang mau memafkan kesalahan anaknya yang telah
durhaka kepadanya. Dengan perasaan ikhlas Ibunya memintakan maaf dan
berdoa agar anaknya dimudahkan dalam sakaratul mautnya. Allah telah
berfirman dalam surat Ali Imron(3) ayat 159 tentang masalah ini yang
berbunyi:
003.159 َ◌ ْ◌ ِ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌ ا ُ◌ ّ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌ َ◌ ْ◌ ا ْ◌ َ◌ َ◌ ِ◌ ً◌ ّ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ آ ُ◌ ْ◌ و َ◌ َ◌ ْ◌
ُ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا َ◌ ِ◌ ٍ◌ َ◌ ْ◌ ر َ◌ َ◌ َ◌ ِ◌
إِن َ◌ ّ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا َ◌ َ◌ ْ◌ َآ َ◌ ّ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ َ◌ِذَا ِ◌ ْ◌ ا ِ◌ ْ◌ وِرْھ ُ◌ َ◌ و َ◌
ْ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌ ْ◌ ْ◌ َ◌ وَا ْ◌ ُ◌ ْ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌ َ◌
َ◌ّ◌
َا َآ ِ◌ّ◌ ِ◌ ُ◌ َ◌ ا ْ◌ ُ◌ّ◌ ِ◌
ُ◌ َ◌
Artinya
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka
55. menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampunan bagimereka dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertakwalah kepada Allah, sesunguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya
Dari penggalan firman Allah diatas kita telah diberikan gambaran bahwa
kita harus saling memberikan maaf kepada siapa saja yang berbuat salah.
Manusia pada dasrnya diciptakan sebagai makluk yang lemah dan banyak
salah. Orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain di sisi Allah sebagai
hamba yang mulia.
4.1.3.6 Syukur
Syukur merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan penerimaan
terhadap suatu pemberian atau anugrah dari Allah dalam bentuk pemanfaatan.
Berlaku syukur terhadap pemberian Allah merupakan bentuk akhlak yang
merupakan sikap terpuji. Dengan selalu bersyukur maka apa yang kita terima
dari Allah terasa cukup bagi kita sehingga menghindarkan perasaan tamak.
Episode yang membicarakan tentang perlunya bersyukur adalah Anak
Durhaka. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran seseorang ibu
yang telah mau memberikan nasihat kepada anaknya untuk berlaku syukur
terhadap apa yang telah diberikan dari Allah. Peristiwa ini mengandung pesan
agar kita selalu memiliki perasaan syukur nikmat atas anugrah yang Allah
berikan. Adapun kutipan yangmenjelaskan hal ini seperti penggalan
percakapan yang disampaikan ibu kepada wawan sebagai berikut:
Ibu ; Apa yang jatuh Wan?
Wawan : Ya piring dong Mak! Naon dei?
Ibu : MasyaAllah kenapa bisa jatuh?
56. Wawan
Ibu
Wawan
Ibu
: Makananye enak. Wawan bosen Mak!bosen kalau makanannya
setiap hari begini mak!endok dei, endok dei pantat wawan bisa
bisulan Mak!
: MasyaAllah Wan! mestinya kita bersyukur, bapak kamu hanya
pensiunan pegawai rendahan. Orang lain banyak yang kelaparan,
makan enceng gondok segala!
: Beda Mak! Mereka mereka, wawan tidak sama dengan mereka :
Astaqhfirullahaladzim, anak itu nggak ada syukurnya.
(Anak Durhaka 16 Mei 2005)
Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran pada kita tentang
akhlak mulia seorang ibu yang mau mengingatkan anaknya untuk berlaku
syukur. Dengan perasaan syukur maka apa yang kurang terasa cukup. Allah
telah berfirman dalam surat surat An Nahl(16) ayat 14 tentang masalah ini
yang berbunyi
016.014 ِ◌ َ◌ ً◌ ْ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ا ِ◌ َ◌ْآ ُ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ ا ْ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ َ◌ ِي ا َ◌ ّ◌ َ◌ َوھ ُ◌ ً◌
ِ◌ ْ◌ َ◌ ُ◌ ِ◌ ْ◌ ا ُ◌ ِ◌ ْ◌ ْ◌ َ◌ و َ◌ َ◌ ً◌ ّ◌
ُون َ◌ ُ◌ ْ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ و َ◌ َ◌ ِ◌ ْ◌ ِ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌
ا ُ◌ و َ◌ ِ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ ِ◌ ِ◌ َ◌ ِ◌ َا َ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌ ا ْ◌ َى و َ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ َ◌
Artinya
Dan dialah Allah yang menundukkan lautan(untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar(ikan) dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya dan supaya kamu mencari(keuntungan) dan karunianya dan supaya
kamu bersyukur.
Dari ayat di atas Allah telah memberikan gambaran betapa besarnya
rahmat yang Allah berikan kepada manusia. Dengan besarnya rahmat itu
manusia diwajibkan bersyukur dan menikmatinya.
4.1.3.7 Taubat
Manusia pada kodratnya adalah makhluk yang banyak memiliki
kesalahan. Apabila kita setelah berbuat kesalahan hendaknya harus segera
bertaubat kepada Allah untuk memperbaiki segala kesalahan yang telah
57. dlakukan sebelumnya. Taubat merupakan urusan kita kepada Allah. Dengan
bertaubat atau mohon ampunan pada Allah maka segala kesalahan yang
pernah kita perbuat insyaallah akan terampuni
Episode yang membicarakan tentang perlunya bertaubat adalah Gila
Harta. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran terhadap
seseorang yang telah bertaubat dan berdoa kepada Allah atas apa yang
dilakukanya sebelumnya karena khilaf. Peristiwa ini mengandung pesan agar
kita segera bertaubat kepada Allah atas segala kesalahan. Adapun kutipan
yang menjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang disampaikan
Lanang sebagai berikut:
Lanang :Ya Allah! ampunilah dosa kami ya Allah!, ampunilah segala
kekhilafanku ya Allah, ampunilah segala kesombonganku ya Allah, aku
sadar ya Allah, aku insyaf. Selama ini aku salah melaksanakan
nikmatmu kami terlalu bebas ya Allah! kami sudah melakukan
hubungan badan sebelum menikah ya Allah tolonglah hambamu ini, beri
petunjuk-Mu ya Allah aku mohon padamu ya Allah hanya padamu aku
berserah diri.
(Gila Harta 27 Juni 2005)
Dari kutipan di atas kita telah diberikan gambaran tentang akhlak mulia
seorang yang menyadari atas segala kesalahannya dan segera bertaubat
memohon ampun kepada Allah. Dengan perasaan ikhlas Lanang memohon
ampun dan berdoa agar segala kesalahannya mendapat ampunan dari Allah.
Allah telah berfirman dalam surat An Nissa (4) ayat 64 tentang masalah ini
yang berbunyi:
004.064 ْ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ ءُوك َ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ أ َ◌ ْ◌ ُ◌ ا ُ◌ َ◌ َ◌ إِذ ْ◌ ْ◌ ُ◌ أ َ◌ َ◌ ّ◌ ْ◌ و َ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌
ا ِ◌ِذْن ِ◌ ع َ◌ َ◌ ِ◌ ُ◌ إ ِ◌ ل ٍ◌ ُ◌ ر َ◌ ْ◌ ِ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ أَر ْ◌ َ◌ و َ◌ ُوا َ◌
ً◌ ِ◌ رَ◌ ﱠاً◌ َ◌ َ◌ َ◌ّ◌ ا ُوا َ◌ َ◌ َ◌ لُ◌ ُ◌ َ◌ّ◌
ا ُ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ ْ◌َ◌ وَا َ◌ َ◌ّ◌ ا
58. Artinya
Dan kami tidak mengutus seorang rosul melainkan untuk ditaati dengan seizin
Allah. Sesunguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan rosul pun memohonkan
ampunan untuk mereka tentulah mereka mendapati Allah yang maha penerima
taubat lagi maha penyayang.
Dari ayat tersebut di atas dijelaskan Allah akan mengampuni segala
kesalahan hambanya selama hambanya mau bertaubat, dan rosulpun juga
demikian. Karena Allah tempat berserah diri atas segala kesalahan umatnya
4.1.3.8 Tidak Berbuat zalim
Berbuat zalim merupakan perbuatan yang kurang baik. Dengan
sesama makluk Allah hendaknya kita harus saling menyayangi dan tidak
menyakiti. Seseorang yang telah menyakiti orang lain seperti halnya
menyakiti dirinya sendiri. Dalam ajaran Islam kita hendaknya selalu menjaga
keharmonisan dengan sesama, baik dalam tingkatan yang sederajat atau di
atasnya Dengan menjaga keharmonisan tersebut seseorang dalam
kehidupannya tidak akan ada rasa saling disakiti dan dirugikan.
Pada episode ini ajaran tidak berbuat zalim tampak pesan yang telah
disampikan akan bentuk kezaliman pada jenazah orang yang meninggal.
Bentuk kezaliman tersebut seperti apa yang disampaikan Ustadz pada kutipan
berikut:
Pak Ustadz : Astaqfirullahiladzim, saudaraku kita tidak boleh berbuat dhalim
kepada jenazah, saya hanya minta izin untuk menunaikan fardu
kifayah kita dengan melaksanakan sholat jenazah di rumah Allah
ini
Warga : Maaf pak Ustadz!kami tetap menolak. Kalau pak Ustadz mau
mensolatkannya, solatkan di tempat pak Ustadz. (MARAH)
Bakar penzina itu!
(Azab Homoseksual l6 Juni 2005)
59. Adapun kutipan yang membicarakan tentang perbuatan zalim terdapat
pada perilaku warga yang tidak mengizinkan musholanya untuk dipakai
mensolatkan jenazah. Seperti halnya yang dikatakan pak Ustadz bahwa
sebagai hamba Allah kita tidak boleh menzalimi jenazah. Karena perbuatan
zalim akan dilaknati Allah seperti firmannya dalam surat Asy Syu'ara' (26)
ayat 227 yang berbunyi:
026.227 َ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ ْ◌ ِ◌ ُوا َ◌ ْ◌ َ◌ وَا ًا آ َ◌ ِ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ ا ُوا وَذَآ َ◌ ت ِ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا ا
ِ◌ ُ◌ َ◌ َ◌و ا َ◌ ُ◌ َ◌ ِ◌ ا َ◌ ّ◌ إ ِ◌
ن َ◌ َ◌ ِ◌ُ◌ ْ◌ َ◌ ٍ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ أَي َ◌ ّ◌
ا ُ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ِ◌ ا َ◌ ّ◌ ُ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ َ◌ و َ◌ ا ُ◌ ُ◌ ِ◌
Artinya
Kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan banyak menyebut Allah dan
mendapat kemenangan sesudah menerita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim
ini kelak akan mengetahui ketempat mana mereka akan kembali.
Dari ayat di atas jelas bahwa orang zalim nanti pada hari yaumul akhir
akan tahu di mana tempat mereka berada. Bagi Allah orang yang beriman dan
beramal soleh yang mendapat kemenangan. Jadi, bagi Ustadz, Allah akan
memberikan ketenangan karena telah mengurus jenazah sampai di kubur.
Sungguh mulia orang yang beriman dan beramal soleh.
4.1.3.9 Tidak berzina
Berbuat zina merupakan perbuatan yang sangat dilarang dalam ajaran
agama Islam. Kalau seeorang melakukan zina berarti orang tersebut memiliki
akhlak yang buruk. Allah melarang perbuatan zina di muka bumi ini karena
berbuat zina dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
60. Episode yang membicarakan tentang zina adalah Nanah Belatung di
Liang Kubur. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran tentang
bagaimana akibat perbuatan zina. Peristiwa ini mengandung pesan agar kita selalu
menghindari perbuatan zina. Adapun kutipan yang menjelaskan hal ini seperti
penggalan percakapan yang disampaikan Ustadz sebagai berikut::
Pak Ustadz : Menurut agama, bahwa kalau ada suatu perzinaan di sebuah
rumah itu, tetangga di sebelah kanan dan kiri, depan dan
belakang itu akan terkena laknat dari Allah, Pak Teja!
(Nanah dan Belatung di Liang Kubur, 13 Juni 2005)
Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran pada kita tentang
akhlak bagaimana akibat perbuatan zina. Akibat perbuatan zina yang menanggug
bukan hanya pelaku saja tetapi orang lain ikut menangung juga. Allah telah
berfirman dalam surat Al Isra' ayat 32 tentang masalah ini yang berbunyi:
017.032 َ◌ ِ◌ ء َ◌ َ◌ و َ◌ ً◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ن َ◌ آ َ◌ ُ◌
إ ِ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ ّ◌ َ◌ ا ا َ◌ ُ◌ ْ◌ َ◌ و َ◌
Artinya
Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah sesuatu
perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk.
dan Surat An Nuur ayat 2 yang berbunyi:
024.002 ِ◌ ٌ◌ َ◌ رَأ ْ◌ َ◌ ِ◌ ِ◌ ْ◌ ْآ ُ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ و َ◌ َة ٍ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ٍ◌ ِ◌
وَا َ◌ ّ◌ آ ُ◌ ُوا ْ◌ ِ◌ َ◌ ﱠا ِ◌ وَا ُ◌ ﱠا ِ◌ َ◌ ا
إ ِ◌ ِ◌ َ◌ّ◌
ا ِ◌ َد ِ◌ ِ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ ا ْ◌ َ◌ ِ◌ ٌ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ َ◌ ُ◌ َا َ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ ْ◌ و َ◌ ْ◌ َ◌ ِ◌ ِ◌
ا ْم ِ◌ وَا ْ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ ن َ◌ ِ◌ ُ◌ ْ◌ ُ◌ ْ◌ ْ◌ ُ◌ آ ُ◌ ن ْ◌
Artinya
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk(menjalankan) agama Allah jika kamu beriman
kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang yang beriman.
Dari kedua firman Allah yang telah dipaparkan di atas jelas bahwa
segala bentuk perbuatan yang mengandung perzinaan ditentang Allah karena
61. melanggar ajaran agama islam. Jadi, manusia harus menghindari perbuatan
tersebut supaya kehidupannya selamat. Perbuatan zina selain merugikan
orangyang melakukan sendiri juga merugikan orang lain
4.1.3.10 Tidak berdusta
Orang yang berdusta adalah orang yang selalu berusaha membuat rugi
orang lain. Dalam setiap perkataan dan perbuatan munafik selalu menjadikan
orang lain tersiksa. Allah tidak mengajarkan pada manusia menjadi seorang
pendusta. Allah memberikan pengajaran pada hambanya lebih pada ajaran
untuk berbuatan kebajikan. Perbuatan dusta merupakan ajaran akhlak yang
sangat tercela. Orang pendusta biasanya kurang mendapat kepercayaan dar
semua orang. Seperti misal pada kutipan percakapan di bawah ini
Pak Ustadz : Begini pak Teja! Sebenarnya kedatangan kami ke sini hanya
memastikan keresahan warga selama ini pak! Yang menurut saya
akan menimbulkan fitnah bila saya tidak segera
menjelaskan kepada mereka
Pak Teja : Soal apa pak Ustadz?
Pak Ustadz : Penduduk di sini semua resah pak! Mereka melihat setiap
malam selalu saja ada wanita yang bukan anak bapak! Mereka
khawatir itu perempuan yang tidak baik. Mungkin Bapak juga
mengetahui?
Pak Teja : Pak Ustadz!…..pakUstadz!PakUstadzjangansalah,perempuan
itu memang teman anak saya Lisa! Dan perempuan itu memang
sering datang ke mari, ngobrol di sini dan bahkan menginap di
rumah ini.
(Nanah dan Belatung di Liang Kubur, 13 Juni 2005)
Pada kutipan di atas jelas Pak Teja telah berdusta pada dirinya sendiri
dan pada pak Ustadz akan wanita yang ada di rumahnya. Pak Teja telah
menjadi seorang pendusta. Ia lebih mementingkan kebahagian dunia dan tidak
62. takut akan kekuasaan Allah yang menyedihkan itu. Apalagi pak Teja
berbohong dan menjadikan pak Ustadz percaya akan perkataanya, ia sungguh
menjadi seorang pendusta. Allah juga telah berfirman dalam surat Ash
Shaf(61) ayat 2 yang berbunyi:
061.002 نَ◌ َ◌ُ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ ن َ◌ ُ◌ َ◌ ُ◌ ا َ◌ ُ◌ َ◌
ِ◌ ا َ◌ ّ◌ َ◌ أ َ◌ ُ◌ ّ◌ َ◌
artinya
" Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat?"
Dari ayat di atas maka kita dapat mengambil sebuah pengertian dan
pelajaran bahwa orang yang dusta itu ia selalu membuat percaya pada
ucapanya padahal apa yang diucapkan tersebut bukan apa yang sebenarnya
dilakuaknnya. Orang pendusta banyak cara untuk membuat orang lain
terpengaruh padahal berdusta termasuk golongan dosa besar.
4.1.3. 11 Menjauhi perbuatan syirik
Syirik merupakan perbuatan yang menekutukan Allah dengan selain
Allah. Allah sangat mengazab orang yang berbuat syirik. Orang yang
berbuatan kesyirikan biasanya lupa akan kebesaran Allah. Ia lebih
berpandangan pada duniawi semata dan tidak mengingat akan akhirat kelak.
Berbuat kesyirikan merupakan nilai yang melanggar aqiodah Islam karena
pada dasarnya syirik tidak mengakui keimanan pada Allah. Adapun kutipan
yang menjelaskan tentang kesyirikan jelas pada kutipan berikut:
Dukun: Kalau saja kamu bersedia menjalankan puasa selama empat puluh hari
serta persaratan lain dan yang paling penting kamu harus mencuri kain
kafan mayat perawan yang baru meninggal. Apa kamu sanggup
ghofur?
Ghofur : Sanggup Mbah!
63. (Matinya Seorang Preman 23 Mei 2005)
Tentang masalah ini Allah telah berfirman dalam surat Al An'aam 14
yang berbunyi:
أ َ◌ ْ◌ ُ◌ ْت ُ◌ ِ◌ أ ُ◌ إ ِ◌ ِ◌ ّ◌ ْ◌ ُ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ و َ◌ ُ◌ ِ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ َوھ ُ◌ رْض ِ◌
وَا وَات ِ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ ا ِ◌ ِ◌ َ◌ و َ◌ ِ◌ ً◌ ّ◌ ُ◌ ِ◌ أ َ◌ َ◌ ّ◌ ِ◌ َ◌ّ◌ ا َ◌ َ◌ ْ◌
َ◌ ِآ ِ◌ ْ◌ ُ◌ ا ْ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ّ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ و َ◌ َ◌ ْ◌ َ◌
أ َ◌ ْ◌ َ◌ أَوﱠل َ◌ ن َ◌ أَآ ُ◌ َأن ْ◌
artinya
Katakanlah apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang
menjadikan langit dan bumi padahal dia ,emberi makan dan tidak diberi makan?
katakanlah: "sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang
pertama sekali menyerah diri(kepada Allah) dan jangan sekali- kali kamu masuk
golongan orang orang musyrik.
Dari ayat tersebut di atas jelas bahwa Allah merupakan tempat
berlindung dan berserah diri hambanya. Orang yang menyekutikan Allah
dengan apapun selain berarti manusia itu telah berbuat syirik. Dosa dari
perbuatan syirik tidak akan diampuni Allah. Maka dari itu kita perlu menjauhi
segala bentuk perbuatan yang mengarah syirik
4.1.3.12 Menjauhi perbuatan murtad
Murtad merupakan perbuatan melawan kehendak Allah. Orang yang
murtad berarti telah keluar dari agama Allah dan tidak akan mengakui
kebesaran Allah. Perbatan murtad adalah akidah Islam merupakan perbuatan
yang sangat dibenci oleh Allah selain syirik, munafik dan suudzon. Adapun
kutipan yang mencerminkan perbuatan murtad seperti kutipan berikut:
Pak Sastro : Katanya tuhan itu maha mendengar, melihat tapi apakah tuhan
mau melihat penderitaan kita Bu! Saya kan sudah berdoa ternyata tuhan
buta dan tulikan. Coba tunjukkan kepada bapakmu bahwa tuhan kalian
semua itu tidak buta dan tuli tunjukkan! Tunjukkan!
Tunjukkan!
64. Ibu : Ya Allah Pak! kenapa bapak jadi murtad begini, padahal dulu
hidup kita sederhana tapi kita bahagia Pak!
(Azab Membakar Al Qur'an 9 Mei 2005)
Dari kutipan di atas jelas bahwa pak Sastro telah murtad akan apa
yang Allah berikan padanya. Karena tidak dilandasi iman yang kuat pak
sastro beraani membakar al qur'an dan bwerbuat yang melanggar ketentuan
Allah. Allah juga telah berfirman tentang masalah ini dalam surat Al
Baqorroh (2) ayat 217 yang berbunyi:
002.217 ِ◌ ِ◌ ل ٌ◌ ِ◌ َ◌ ْ◌ ُ◌ ِ◌ ِ◌ ل ٍ◌ ِ◌ َ◌ َام ِ◌ َ◌ ا ْ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ ّ◌ ا ِ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ْ◌ َ◌ ُ◌ َ◌ ِ◌ ِ◌ ٌ◌
ْ◌ وَآ ُ◌ ِ◌ َ◌ ّ◌ ا ِ◌ َ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ ٌ◌ ّ◌ َ◌ و َ◌ ٌ◌ آ َ◌ ِ◌
َا َ◌ و َ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ ا ْ◌ َ◌ ِ◌ ُ◌ أَآ ْ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌َ◌ ِ◌ وَا ْ◌ ِ◌ َ◌ّ◌
ا َ◌ ْ◌ ِ◌ ُ◌ أَآ ْ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ِ◌ َأھ ْ◌ ِ◌ َاجُ◌ ْ◌ وَإ ِ◌ َام ِ◌ َ◌ ا ْ◌ ِ◌ ِ◌ ْ◌ َ◌ وَا ْ◌ ن َ◌ ُ◌
َ◌ و َ◌ ا ُ◌ َ◌ ْ◌ َ◌
ا إِن ِ◌ ْ◌ ُ◌ ِ◌ د ِ◌ ْ◌ َ◌ ْ◌ ُدﱡآو ُ◌ َ◌ َ◌ َ◌ ّ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ ِ◌ ُ◌ َ◌ ُ◌ ْ◌ ُ◌ َ◌ َ◌ ِ◌ ِ◌ د ِ◌ ْ◌ َ◌
ْ◌ ُ◌ ْ◌ ِ◌ ِد ْ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ ْ◌
َ◌ ِ◌ ْ◌ ه ُ◌ ر ِ◌ َ◌ ّ◌ ا ب ُ◌ َ◌ ْ◌ أ َ◌ َ◌ وَأُو َ◌ ِ◌ َة ِ◌ ِ◌ وَا ْ◌ َ◌ ُ◌ ّ◌
ا ِ◌ ْ◌ ُ◌ ُ◌ َ◌ ْ◌ أ َ◌ ْ◌ َ◌ َ◌ ِ◌ َ◌ َ◌ُو َ◌ ِ◌ ٌ◌ ِ◌ آ َ◌ َ◌ َوھ ُ◌
ُونَ◌ ِ◌ َ◌
artinya
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram.
Katakanlah; "berperang dalam bulan itu adalah dosa besar tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah,(menghalangi
masuk) masjidil haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih
besar(dosanya) disisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) dari
pada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai
mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepadakekafiran),
seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad diantara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka
kekal di dalamnya.
Dari ayat di atas jelas bahwa Allah sangat melarang kepada manusia
untuk melakukan perbuatan menentang Allah. Allah akan menempatkan orang
yang melakuakn perbuatan itu dalam gologan orang sesat dan akan
dicelakakan dalamkehidupan dunia dan akhiratnya. Bahkan baginya golongan
kafir yang dilaknat penghuni neraka yang kekal.