2. Pengertian Controlling
Menurut Para Ahli
George R. Tery mengartikan controlling sebagai mendeterminasi apa yang
telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dale mengatakan bahwa controlling tidak hanya melihat sesuatu dengan
seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung
arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Robbin menyatakan controlling itu merupakan suatu proses aktivitas yang
sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk
menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
3. Admosudirdjo mengatakan bahwa pokoknya controlling adalah keseluruhan
daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang
atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau
rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan controlling adalah
proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Controlling merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata standar yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Kesimpulan Pengertian Controlling
4. Apa pentingnya
controlling??
1. Perubahan Lingkungan Organisasi
2. Peningkatan Kompleksitas Organisasi
3. Meminimalisasikan Tingginya Kesalahan-kesalahan
4. Kebutuhan Manajer Untuk Mendelegasikan Wewenang
5. Komunikasi
6. Menilai Informasi dan Mengambil Tindakan Koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan
standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan
kemudian pengambilan tindakan.
5. Proses atau Langkah-langkah
Pengendalian (Pengawasan)
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota dan target pelaksanaan kegiatan
yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan.
Bentuk standar yang umum yaitu :
a. Standar Phisik, misalnya kuantitas barang atau jasa serta kualitas
produk
b. Standar Moneter, ditujukan dalam rupiah mencakup biaya tenaga kerja,
penjuaan, laba kotor dan laini-lain
c. Standar Waktu, maksudnya meliputi kecepatan produksi atau batas
waktu pekerjaan yang harus diselesaikan.
6. 2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara
tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan continue, yang berupa atas,
pengamatan laporan, metode, pengujian dan sampel.
4.Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan.
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan
menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai
alat pengambilan keputusan bagi manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu
ada perbaikan dalam pelaksanaan.
7. Menurut Kadarman langkah-langkah proses pengawasan yaitu :
1. Menetapkan Standar
Karena Perencanaan merupakan tolak ukur merancang pengawasan, maka
secara logis hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam proses
pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksus disini
adalah menentukan standar.
2. Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi
kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
3. Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan
terhadap penyimpanganpenyimpangan yang terjadi.
Langkah-langkah proses controlling /
pengawasan menurut para ahli
8. Maman Ukas menyebutkan tiga unsur pokok yang selalu ada dalam proses
pengawasan, yaitu :
1. Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar
ukuran ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum tau khusus, tatapi
selama seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang
diharapkan.
2. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini
harus dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan
hal ini.
3. Kegiatan mengadakan koresi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam
suatu pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam
hal ini diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil
yang diinginkan.
Menurut G. R. Terry proses pengawasan atau pengendalian terbagi atas 4
tahapan, yaitu :
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah
perbedaan jika ada
4. Memperbaiki penyimpangan dengan tindakan yang tepat
9. Kesimpulan langkah-langkah proses
controlling / pengawasan :
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses
pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang
harus dilakukan, yaitu :
1. Menetapkan standar pelaksanaan perencanaan), sehingga
dalam melakukan pengawasan manajer empunyai standar yang
jelas.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yaitu mengukur
kinerja pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan
perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan prusahaan
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal
3. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisa penyimpangan-penyimpangan
4. Pengambilan tindakan koreksi yaitu melakukan perbaikan
jika ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
10. 1. Pengawasan dari segi waktu
Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan secara reprensif.
Alat yang dipakai dalam pengawasan ini adalah perencanaan budget, sedangkan
pengawasan secara refrensiff alat budget dan laporan
2. Pengawasan dilihat dari segi obyektif
Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya.
Ada juga yang mengatakan karyawan dari segi obyek merupakan pengawasan
secara administrative dan pengawasan operatif. Contoh pengawasan order dan
pengawasan kebijaksanaan.
3. Pengawasan dari segi subyek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan intern dan pengawasan
ekstern.
Pengawasan Intern dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian pengawasan
perusahaan (internal auditor). Laporan tertulis dari bawahan kepada atasan pada
umumnya terdiri dari :
a. Laporan Harian c. Laporan Bulanan
b. Laporan Mingguan d. Laporan Khusus
4. Pengawasan Ekstern dilakukan oleh akuntan publik (certified public accountant).
Publikasi laporan neraca dari laba rugi yang menyebabkan jalannya perusahaan
wajib di periksa oleh akuntan publik.
Jenis-jenis Pengendalian atau Pengawasan
11. Metode-metode pengawasan atau pengendalian bisa
dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu :
1. Pengawasan Non-Kuantitatif
Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk
mengawasi prestatsi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan
adalah :
a. Pengamatan (Pengendalian dengan Observasi)
Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.
b. Inspeksi Teratur dan Langsung
Inspeksi teratur dilakukan secara periodik dengan mengamati kegiatan atau produk yang
dapat diobservasi.
c. Laporan Lisan dan Tertulis
Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan inormasi yang dibutuhkan dengan cepat
disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relative lebih cepat.
d. Evaluasi Pelaksanaan
e. Diskusi Antara Manajer dengan Bawahan tentang Pelaksanaan Suatu Kegiatan
Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat di
diagnosis dan dipecahkan bersama.
f. Management by Exception (MBE)
Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi.
Teknik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa
bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, semenetara manajer hana mengerjakan
kegiatan tidak rutin.
12. 2. Pengawasan Kuantitatif
Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah :
a. Anggaran :
Anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan,
anggaran kas
Anggaran khusus, seperti planning programming, budgeting system (PBS),
zero base budgeting (ZBB) dan human resource accounting (HRA)
b. Audit :
Internal Audit
Tujuan : Membantu seluruh anggota manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian,
rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.
Eksternal Audit
Tujuan : Menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara
wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilaksanakan
oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.
13. c. Analisis Break-Even
Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk
menentukan pada volume berapa anggar biaya total sehingga tidak mengalami
laba atau rugi.
d. Analisis Rasio
Menyangkut dua jenis perbandingan, yaitu :
o Membandingkan rasio saat ini dengan rasio dimasa lalu
o Membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
e. Bagian dari teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan,
seperti :
Bagan Ganti
Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang
lain serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang telah
diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan dalam hubungannya
dengan waktu.
Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek proyek yang
bersifat kompoleks dan yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.
14. Syarat-syarat Pengendalian Efektif
Syarat-syarat untuk menjalankan pengawasan atau pengendalian yang efektif
dan baik yakni :
1. Pengendalian harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.
2. Pengendalian harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan
segera
3. Pengendalian harus mempunyai pandangan kedepan
4. Pengendalian harus obyektif, teliti, dan sesuai dengan standar yang
digunakan
5. Pengendalian harus luwes atau fleksibel
6. Pengendalian harus serasi dengan pola organisasi
7. Pengendalian harus ekonomis
8. Pengendalian harus mudah dimengerti
9. Pengendalian harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi
15. Kesimpulan
Pengendalian atau pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan.
Syarat-syarat pengawasan atau pengendalian yaitu :
1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan
2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan
segera
3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke deapan
4. Pengawasan harus obyektif, teliti dan sesuai dengan standar
5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel
6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi
7. Pengawasan harus ekonomis
8. Pengawasan harus mudah dimengerti
9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi
16. Tipe-tipe pengawasan yaitu :
1. Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control)
2. Pengawasan pada Saat Bekerja Langsung (Concurrent Control)
3. Pengawasan Umpan Balik (Feed-Back Control)
Tahap proses pengawasan yaitu :
1. Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan)
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar
4. Penganalisa penyimpangan-penyimpangan
5. Pengambilan koreksi.
Pengawasan atau pengendalian penting disebabkan karena perubahanlingkungan
organisasi, peningkatan kompleksitas organisasi, meminimalisasikan tingginya
kesalahan-kesalahan, kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang,
komunikasi dan menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi.
Perancangan proses pengawasan diantaranya yaitu :
1. Merumuskan hasil yang diinginkan
2. Menetapkan penunjuk hasil
3. Menetapkan standar penunjuk hasil
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi