Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran di perairan Sungai Kampar dan pengaruhnya terhadap ikan baung.
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kandungan bahan pencemar dan kerusakan jaringan ikan di Sungai Kampar.
3. Penelitian ini akan membandingkan tingkat pencemaran di bagian hulu, dekat pabrik, dan muara Sungai Kampar.
KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA IKAN BAUNG DI SUNGAI KAMPAR
1. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi
sumberdaya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan
memberikan sumbangan yang berarti, baik bagi peningkatan taraf hidup
masyarakat maupun sebagai penghasil devisa negara yang sangat penting.
Aktifitas perkonomian yang dilakukan di kawasan pesisir diantaranya adalah
kegiatan perikanan (tangkap dan budidaya), industri dan pariwisata.
Selain dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian, wilayah pesisir juga
digunakan sebagai tempat membuang limbah dari berbagai aktifitas manusia, baik
dari darat maupun di kawasan pesisir itu sendiri. Kegiatan ini memberikan
dampak yang tidak diharapkan dari kondisi biofisik pesisir yang dikenal sangat
peka terhadap perubahan lingkungan. Salah satu jenis perairan yang akan terkena
dampak adalah perairan estuaria.
Estuaria merupakan suatu habitat yang bersifat unik karena merupakan
tempat pertemuan antara perairan laut dan perairan darat. Namun wilayah pesisir
juga kerap mendapat tekanan ekologis berupa pencemar yang bersumber dari
aktifitas manusia. Melimpahnya bahan pencemar tersebut di wilayah pesisir
merupakan ancaman yang serius terhadap kelestarian perikanan laut. Menurut
Dahuri (1996) akumulasi limbah yang terjadi di wilayah pesisir, terutama
diakibatkan oleh tingginya kepadatan populasi penduduk dan aktifitas industri.
Kondisi seperti ini disinyalir juga terjadi di perairan muara Sungai Kampar.
Muara Sungai Kampar merupakan gabungan dari beberapa aliran sungai
besar dan anak sungai yang terdapat di Provinsi Riau. Aliran air yang masuk ke
muara Sungai Kampar mengindikasikan banyak mengandung bahan pencemar.
Hal ini terjadi karena di sepanjang sungai yang mengalir ke muara Sungai Kampar
terdapat banyak pabrik-pabrik atau kegiatan industri yang beroperasi dan
membuang limbahnya ke sungai. Pabrik yang paling besar masuk ke aliran Sungai
Kampar adalah jenis pabrik kertas yaitu PT. RAPP (Riau Andalan Pulp and
Paper). Masuknya bahan pencemar ke dalam perairan muara sungai ini akan
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada berbagai organ tubuh, bahkan bukan
2. 2
tidak mungkin dapat mengakibatkan kematian serta mengakibatkan spesies
tertentu yang rentan terhadap bahan pencemar menjadi hilang/punah sehingga
spesies ikan yang dijumpai menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat
Dahuri dan Arumsyah (1994) bahwa masuknya bahan pencemar ke dalam
perairan dapat mempengaruhi kualitas perairan. Apabila bahan yang masuk ke
perairan melebihi kapasitas asimilasinya, maka daya dukung lingkungan akan
menurun. Sehingga menurun pula nilai perairan dan peruntukan lainnya.
Bahan pencemar yang masuk ke muara sungai dan estuari akan tersebar
dan akan mengalami proses pengendapan, sehingga terjadi penyebaran zat
pencemar. Besar kecilnya nilai kisaran dari parameter terukur tergantung dari
volume air pengencer, toksisitas/intensitas bahan pencemar, iklim, kedalaman,
arus, topografi dan geografi, sehingga terjadi perubahan sifat fisik, kimia dan
biologi dan ketiganya akan saling berinteraksi. Apabila salah satu faktor
terganggu atau mengalami perubahan akan berdampak pada ekologi perairan.
Penyebaran bahan pencemar terutama logam berat dalam perairan dengan
proses pengendapan akan mempengaruhi siklus hidup dari hewan perairan
terutama ikan. Dengan terjadinya proses pengendapan bahan pencemar di dasar
perairan akan memberikan dampak terakumulasinya bahan pencemar dalam tubuh
organisme melalui rantai makanan. Ikan baung salah satu jenis ikan yang hidup di
dasar perairan Sungai Kampar dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat,
padahal ikan baung baik secara langsung maupun tidak langsung, terkena dampak
dari bahan pencemar yang berada di dasar perairan atau dengan kata lain akan
terkontaminasi bahan pencemar. Mengingat ikan baung banyak hidup di dasar
perairan Sungai Kampar yang sudah tercemar, namun masih belum ada informasi
mengenai hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kandungan
bahan pencemar terutama logam pada ikan baung.
1.2. Perumusan Masalah
Limbah/bahan pencemar yang masuk ke perairan dan sampai di muara
sungai, ada yang sudah terdegradasi/terlarut di badan air dan ada yang belum
terdegradasi/terendapkan di dasar perairan. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk melihat tingkat pencemaran di perairan mulai dari bagian hulu,
3. 3
sekitar pabrik dan muara Sungai Kampar terutama di dasar perairan, serta untuk
melihat pengaruhnya terhadap ikan baung yang hidup di dalamnya.
Limbah pabrik yang masuk ke perairan sungai dan mengalir ke perairan
muara mengakibatkan perubahan kualitas perairan dan mengganggu kehidupan
organisme perairan, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi organisme (ikan).
Hal ini disebabkan organisme perairan akan mengakumulasi bahan pencemar
yang masuk ke dalam tubuhnya. Pada suatu saat konsentrasinya akan melebihi
ambang batas, sehingga mengakibatkan kerusakan organ bahkan dapat
menyebabkan kematian bagi organisme tersebut. Kerusakan organ yang terkena
dampak/akibat dari limbah, terutama logam berat yang pertama kali adalah
insang, karena insang merupakan organ pernafasan yang berinteraksi langsung
dengan air untuk mendapatkan oksigen. Selain organ insang yang memperlihatkan
reaksi terhadap masuknya bahan pencemar ke dalam tubuh, organ ginjal juga
memberikan reaksi terhadap bahan pencemar karena sesuai dengan fungsinya
ginjal berfungsi menetralisir racun (bahan pencemar) yang telah masuk ke dalam
tubuh. Sesuai dengan fungsi kedua organ tersebut kiranya perlu melihat kerusakan
kedua organ tersebut menggunakan analisis histopatologi.
Limbah dari aktifitas pabrik yang membuang limbah cairnya ke Sungai
Kampar umumnya berupa limbah cair yang mengandung logam berat. Diketahui
bahwa sifat logam berat tersebut mudah mengendap di dasar perairan dan
berikatan dengan komponen kimia lainnya, sehingga kemungkinan terjadinya
pengakumulasian logam berat tersebut di dasar perairan juga menjadi lebih besar
(Riani, 2004). Oleh karena itu untuk melihat efek bahan pencemar terutama logam
berat di dalam perairan, diperlukan hewan uji yang berkaitan langsung dengan
kandungan logam berat di dasar perairan atau dengan kata lain perlu
mendeteksinya pada hewan uji, khususnya ikan yang habitatnya di dasar perairan.
Salah satu jenis ikan dasar yang banyak terdapat di Sungai Kampar mulai dari
hulu sampai hilir dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat dan
mempunyai nilai ekonomis (jual) yang tinggi adalah ikan baung, sehingga ikan
ini dapat dijadikan sebagai hewan uji di perairan Sungai Kampar mulai dari hulu
sampai hilir.
Penelitian tentang bahan pencemar khususnya logam berat yang berada di
4. 4
perairan Sungai Kampar belum banyak dilakukan, dalam hal ini penelitian yang
sudah dilakukan terbatas pada perubahan beberapa parameter kualitas air.
Penelitian yang masih terbatas pada kualitas air ini terlihat dari pemberitaan dari
surat kabar yang dikeluarkan oleh Bapedal Provinsi Riau yang menyatakan bahwa
dari pemeriksaan yang dilakukan oleh Laboratorium Dinas Pemukiman dan
Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Riau, hasil olahan limbah PT Riau Andalan Pulp
And Paper (Riaupulp) yang dialirkan ke Sungai Kampar masih di bawah baku
mutu atau aman sesuai standar pemerintah yang berlaku. Menurut Kepala Bapedal
Provinsi Riau Khairul Zainal, Bapedal juga telah melakukan penelitian pada
tanggal 22 Maret 2006 di beberapa kawasan yang dinyatakan penduduk setempat
terkena pencemaran limbah Riau Pulp. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan
bahwa limbah cair yang dibuang ke Sungai Kampar sebelumnya sudah diolah
melalui unit pengolahan limbah Riaupulp, sehingga limbah yang dibuang ke
Sungai Kampar masih di bawah baku mutu. Dan menurut Kabid Pengendalian
Pencemaran Bapedal Riau Maruf Mariadi hasil uji laboratorium yang dilakukan
pada 14 titik memperlihatkan bahwa pH air rata-rata 7,48, B0D 5 - 88 mg/l, COD
294 mg/l, dan TSS 60 mg/l. Dengan mengacu kepada Keputusan Menteri LH No
51 Tahun 1995 maka perairan Sungai Kampar masih belum tercemar
Di Sungai Kampar telah dilakukan penelitian terhadap kualitas air, namun
pengaruh bahan pencemar khususnya logam berat yang berada di dasar perairan
terhadap organ tubuh ikan demersal, khususnya ikan baung belum pernah
dilakukan. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pencemaran
di perairan Sungai Kampar di Provinsi Riau terhadap ikan demersal khususnya
ikan baung.
1.3. Tujuan Dan Manfaat
Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
kandungan bahan pencemar dari berbagai aktivitas manusia yang berada di sekitar
perairan Sungai Kampar, khususnya bahan pencemar yang ditimbulkan dari
aktifitas industri terhadap organisme perairan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka tujuan antara dari penelitian ini adalah :
1. Untuk melihat besar kandungan bahan pencemar dan kerusakan pada jaringan
5. 5
tubuh ikan.
2. Untuk membandingkan tingkat pencemaran di dasar perairan pada bagian
hulu, sekitar pabrik dan muara Sungai Kampar.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan akan
menjadi dasar bagi pengelolaan perairan muara Sungai Kampar yang mendapat
pasokan dari berbagai aktifitas industri di bagian hulu, khususnya aktifitas industri
kertas.
1.4. Hipotesis
1. Bahan pencemar di perairan Sungai Kampar mengakibatkan kerusakan pada
organ-organ tubuh ikan (insang dan ginjal ikan).
2. Tingkat pencemaran di dasar perairan bagian hulu, sekitar pabrik dan di muara
Sungai Kampar berbeda antara satu dengan lainnya.
1.5. Kerangka Pemikiran
Berbagai aktifitas yang dilakukan oleh manusia memberikan hasil akhir
berupa limbah yang merupakan sisa-sisa dari aktifitas yang dilakukan. Aktifitas
yang dilakukan oleh manusia adalah kegiatan industri, pertanian dan rumah
tangga. Sisa dari kegiatan tersebut jika tidak dikelola dengan baik, akan
memberikan dampak yang negatif dan dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran. Salah satu ekosistem yang menerima limbah buangan tersebut adalah
ekosistem perairan, bahkan ekosistem perairan merupakan ekosistem yang sering
dijadikan tempat pembuangan akhir dari aktifitas tersebut, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Aliran sisa buangan yang dilakukan oleh berbagai aktifitas tersebut
pertama kali akan memasuki ekosistem perairan sungai, selanjutnya akan masuk
ke perairan estuaria dan berakhir di laut lepas. Selama perjalanannya, bahan
pencemar yang masuk ke perairan akan mengalami perubahan atau mengalami
suatu proses penguraian. Di lain pihak bahan pencemar juga bisa merusak
ekosistem perairan tersebut, karena bahan pencemar ini akan mengakibatkan
terjadinya perubahan pada kualitas perairan, yang pada akhirnya akan
6. 6
menyebabkan perubahan atau terjadinya gangguan terhadap organisme yang
hidup di dalamnya dan juga bisa menyebabkan munculnya dampak atau efek yang
tidak kecil bagi manusia yang memanfaatkan perairan tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Dengan mengetahui sumber pencemar dan alirannya serta efek yang
ditimbulkan oleh bahan pencemar dari berbagai aktifitas manusia yang terkait
terhadap organisme perairan dan kualitas perairan akan memberikan suatu
gambaran pengelolaan ekosistem perairan secara baik demi keberlanjutannya di
masa yang akan datang. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini,
dapat dilihat pada Gambar 1.
Limbah Industri Limbah Limbah Rumah
Pabrik Pertanian Tangga
Pencemaran
Sungai
Muara Sungai
Efek Bagi Biota Perubahan
Perairan Kualitas
(ikan) Perairan
Kualitas Perairan Yang Baik
Gambar 1. Kerangka pemikiran efek pencemaran pada muara Sungai Kampar
terhadap ikan dalam pengelolaan lingkungan