Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media Percobaan dalam Menentukan Nilai Konstanta Pegas pada Teknologi Pembelajaran Fisika
Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas pada Mata Kuliah Teknologi dalam pembelajaran Fisika.
Tugas ini merupakan tugas pembuatan jurnal dengan langkah penelitian untuk membandingkan dua media percobaan.
17. sma kelas xii rpp kd 3.10;4.10 inti atom dan radioaktivitas (karlina 1308...
Similar to Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media Percobaan dalam Menentukan Nilai Konstanta Pegas pada Teknologi Pembelajaran Fisika
Similar to Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media Percobaan dalam Menentukan Nilai Konstanta Pegas pada Teknologi Pembelajaran Fisika (20)
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum Sederhana Pegas Sebagai Media Percobaan dalam Menentukan Nilai Konstanta Pegas pada Teknologi Pembelajaran Fisika
1. Artikel Teknologi Pembelajaran
Tahun Akademik 2018/2019
Homepage: http://fi.uhamka.ac.id/
Keefektivitasan Aplikasi Phyphox dan Praktikum
Sederhana Pegas Sebagai Media Percobaan dalam
Menentukan Nilai Konstanta Pegas pada Teknologi
Pembelajaran Fisika
Dea Julianingsih*, Supriyatna, Nurul Aulia
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jl. Tanah Merdeka No.20, Kp.Rambutan, Ciracas, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta, 13830
Abstrak
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan keefektivitasan dari dua media
percobaan dalam mencari nilai konstanta pegas. Media percobaan yang
digunakan ada Aplikasi Phyphox dan Praktikum sederhana pegas. Konstanta
pegas yang didapatkan digambarkan pula dengan grafik. Mula-mula
percobaan dilakukan dengan menggunakan aplikasi phyphox, lalu
membandingkan nilai yang didapat dengan percobaan pada praktikum pegas.
Percobaan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu percobaan pertama dengan massa
beban yang sama dan pertambahan panjang pegas yang berbeda, sedangkan
percobaan kedua dengan pertambahan panjang pegas yang sama dan massa
beban yang berbeda. Percobaan tersebut dilakukan 2 kali pada masing-masing
media yang akan digunakan. Sebuah ponsel yang memiliki sensor
accelerometer digunakan untuk merekam akselerasi yang didapat dari aplikasi
phyhpox. Frekuensi serta periode dalam osilasi tersebut, didapatkan dari
perhitungan waktu saat pegas berosilasi. Dari hasil percobaan yang kami
lakukan, kami beragumentasi bahwa tingkat keefektivitas tinggi ada pada
media pecobaan Aplikasi phyphox. Hal ini dikarenakan aplikasi phyphox
mampu mengefesiensi waktu dan biaya serta mudah digunakan. Namun,
kedua media percobaan tersebut memiliki tingkat ketelitian yang sama. Hal
ini berarti kedua media percobaan tersebut memang layak dan cocok untuk
digunakan dalam percobaan menentukan nilai konstanta pegas
c 2018 Penulis. Diterbitkan oleh Pendidikan Fisika UHAMKA
Kata Kunci : Phyphox, Pegas, Massa, Panjang, Periode, Frekuensi
*Penulis koresponden. Alamat e-mail: dheayulianngsih@gmail.com
Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) informasi pada
masa ini mempengaruhi perkemban-
gan dalam berbagai bidang. Salah satu
bidang yang memanfaatkan perkem-
bangan IPTEK informasi adalah
bidang pendidikan. Teknologi infor-
masi dimanfaatkan oleh pelaku pen-
didikan untuk membelajarkan siswa
pada perkembangan IPTEK informasi
1
2. itu sendiri dan sebagai media pembe-
lajaran untuk menyampaikan isi pem-
belajaran dari guru kepada siswa. Se-
lain itu, dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
juga, hampir semua fenomena fisis dan
kegiatan manusia dapat diperkirakan
dan dihitung oleh sebuah aplikasi baik
yang menggunakan komputer grafis
maupun smartphone. Aplikasi ini
dibuat oleh pendirinya untuk memper-
mudah manusia mempelajari, menga-
mati, dan meramalkan fenomena-
fenomena fisis yang mungkin terjadi
serta membantu aktivitas manusia di-
geala kesempatan yang ada. Pada
prinsipnya aplikasi tersebut dapat di-
lakukan dengan berbagai cara misal-
nya dengan deretan angka-angka, gam-
bar, grafik, atau visualisasi dengan
komputer dan smartphone.
Di dalam ilmu pengetahuan, fisika
merupakan salah satu pelajaran yang
bersifat eksperimental praktis. Oleh
karena itu, laboratorium mempunyai
peranan penting dalam pengajaran
fisika di semua tingkat pendidikan
[6]. Karena konsep fisika yang bersi-
fat abstrak yang hanya diperoleh dari
penjelasan tanpa disertai percobaan
akan mempersulit siswa dalam mema-
hami konsep yang diajarkan khususnya
pokok materi pegas. Proses pembe-
lajaran yang diterapkan harus mem-
perlihatkan spesifikasi dari karakteris-
rik mata pelajaran serta perkemban-
gan peserta didik sehingga tercipta
suasana kelas yang kondusif dan nam-
pak semangat mereka dalam mengikuti
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
yang seperti inilah yang semestinya
mendapat perhatian lebih dari pihak
sekolah melalui program-program yang
dirancang sistematis dan berkesinam-
bungan. Pada lingkup pembelajaran
berbasis IPA karakteristik yang paling
menonjol yaitu adanya pengaitan kon-
sep dengan kehidupan nyata melalui
pengamatan atau percobaan di labo-
ratorium. Bahkan pada kasus tertentu
tujuan pembelajaran tidak dapat dica-
pai jika tidak mengadakan percobaan
dalam pembelajarannya, di samping
untuk mencapai tujuan pembelajaran
metode ini memberikan kesan yang
mendalam dan lebih bermakna bagi
peserta didik sehingga menumbuhkan
sikap positif bagi proses dan hasil be-
lajarnya. Selain itu, terdapat banyak
sekali percobaan berbasis aplikasi yang
berkaitan dengan materi pegas. Ma-
teri pegas ini pun dipelajari pada jen-
jang pendidikan. Sehingga Metode
praktikum atau pengamatan secara
langsung menggunakan sebuah ap-
likasi adalah salah satu cara dalam
pembelajaran fisika yang dapat di-
gunakan untuk membuktikan hukum-
hukum dalam ilmu fisika. Seperti
salah satunya adalah aplikasi Phy-
phox. Aplikasi Phyphox ini dibuat
oleh Institut Fisika 2 dari Universi-
tas RWTH Aachen yang terletak di
Jerman. Aplikasi ini dapat ditemui
pada android atau iphone serta da-
pat diunduh melalui laptop atau kom-
puter (PC). Keunggulannya, aplikasi
ini dapat dimiliki tanpa harus mem-
bayar. Namun, kekurangannya adalah
beberapa simulasi yang ada pada Phy-
phox ini dapat disimulasikan apabila
android atau iphone memiliki sensor-
sensor yang akan digunakan dalam
simulasi tersebut. Phyphox meru-
pakan sebagian dari media simulasi
berbasis komputer dan android atau
iphone. Meskipun terlihat simple na-
mun, simulasi yang disediakan oleh ap-
likasi tersebut tidaklah hanya sekedar
aplikasi simulasi biasa tanpa adanya
pengolahan data dan grafik. Osilator
harmonis maupun teredam merupakan
salah satu model fisis yang penting un-
tuk berbagai aplikasi industri. Salah
satu contohnya adalah peredam kejut
pada mobil. Sistem ini terdiri dari pe-
gas dan piston yang berisi fluida ken-
tal sehingga mobil tidak terlambung
keatas dan kebawah tanpa henti jika
melewati jalan yang berlubang. Con-
2
3. toh lain banyak terdapat pada bidang
elektronika. Sistem pemancar, fil-
ter, penguat sinyal, dan pengondisian
sinyal mengolah sinyal dari osilator un-
tuk menghasilkan keluaran yang di-
harapkan. Tujuan dari penulisan ini
adalah media simulasi dalam pencar-
ian data secara akurat serta dalam
pembelajaran Fisika terutama dalam
materi pegas.
TEORI
A. Osilasi Pegas
Osilasi pegas adalah suatu gerak
periodik pada pegas yang terjadi se-
cara berulang, sehingga benda berg-
erak kembali pada posisi setimbangnya
dalam selang waktu tertentu. Suatu
sistem yang menunjukan gejala gerak
harmonik sederhana adalah sebuah
benda yang digantung pada sebuah
pegas [1]. Pada keadaan setimbang,
pegas tidak mengerjakan gaya pada
benda. Setiap pegas memiliki panjang
alami dimana keadaan ini pegas tidak
mengerahkan gaya pada massa m. Po-
sisi massa dititik ini disebut posisi ke-
setimbangan [2].Apabila benda dis-
impangkan sejauh x dari kedudukan se-
timbangnya, pegas dengan konstanta k
mempengaruhi hasil gaya F(x) sesuai
dengan hukum Hooke, didapatkan per-
samaan sebagai berikut :
F(x) = −k∆x[3] (1)
Dengan :
F = Gaya tarik (N)
k = Konstanta pegas (N/m)
∆x = Pertambahan Panjang Akibat
Gaya (m)
Tanda minus menunjukan gaya pe-
gas berlawanan arah dengan simpan-
gan. Gaya pegas ini merupakan gaya
pemulih yang menyebabkan benda
terus berosilasi selama tidak ada
gesekan udara [4]. Dengan meng-
gabungkan persamaan hukum Hooke
pada persamaan 1 dengan hukum
Newton didapatkan gaya yang dialami
benda, serta didapatkan persamaan :
F(x) = −k∆x = ma (2)
atau
m
d2
x
dt2
+ kx (3)
Dimana :
m = Massa benda
a = Percepatan benda
d2
x
dt2 = Turunan kedua posisi terhadap
waktu.
Sehingga dari persamaan 2 dan 3
tersebut dapat ditulis sebagai berikut
:
d2
x
dt2
+ ω2
x = 0 (4)
Dengan ω adalah frekuensi sudut yang
besarnya dapat dituliskan persamaan
secara sistematis :
ω2
=
k
m
(5)
atau
ω =
k
m
(6)
Sehingga posisi benda pada tiap
waktu t dapat didefiniskan dengan per-
samaan :
x(t) = Acos(ωt + ϕ) (7)
Dimana :
A = Amplitudo
ϕ = sudut fase.
B. Konstanta Pegas
Konstanta pegas adalah besarnya
gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan
panjang sebesar satu satuan pan-
jang. Satuan SI untuk konstanta pegas
adalah N/m atau kgm/s2
m
3
4. Jika sebuah pegas ditarik dengan
gaya tertentu, maka panjangnya akan
berubah. Semakin besar gaya tarik
yang bekerja, semakin besar pula per-
tambahan panjang pada pegas terse-
but. Ketika gaya tarik dihilangkan,
pegas akan kembali ke keadaan sem-
ula.Jika beberapa pegas ditarik dengan
gaya yang sama, pertambahan panjang
setiap pegas akan berbeda. Perbedaan
ini disebabkan oleh karakteristik setiap
pegas. Karakteristik suatu pegas diny-
atakan dengan konstanta pegas (k).
Hukum Hooke menyatakan bahwa
besar gaya berbanding lurus dengan
pertambahan panjang. Semakin be-
sar gaya yang bekerja pada pegas, se-
makin besar pertambahan panjang pe-
gas. Perbandingan antara besar gaya
terhadap pertambahan panjang pegas
bernilai konstan [7]. Hubungan an-
tara gaya yang meregangkan pegas
dan pertambahan panjang pegas di
daerah yang ada dalam batas kelen-
turan didefiniskan pada persamaan 1,
yang dimana ini merupakan suatu per-
bandingan yang disebut tetapan pegas.
Gerak benda yang terjadi secara
berulang dan dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena
gerak ini terjadi secara teratur, maka
gerak ini di sebut juga sebagai gerak
harmonik [5]. Periode (T) suatu
gerak harmonik adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh satu lin-
tasan lengkap dari geraknya, yaitu satu
getaran penuh atau satu putaran se-
hingga dapat ditulis dengan rumus se-
bagai berikut.
T =
t
n
(8)
Dengan :
T = Periode (s)
n = Jumlah Getaran
t = Waktu (s)
Untuk mencari konstanta pegas da-
pat dicari menggunakan cara statis
(praktikum lab pegas) dan dengan
cara dinamis (percobaan pada aplikasi
dan simulasi interaktif). Suatu pe-
gas yang digantungkan mempunyai ni-
lai konstanta pegas k, yang merupakan
besar gaya tiap pertambahan panjang
(∆x) . Maka jika pegas kita tarik den-
gan gaya F tangan, maka pada pegas
akan terjadi gaya pegas yang arahnya
berlawanan dengan arah gaya. Hal ini
sesuai dengan Hukum Hooke yang ter-
dapat pada persamaan 1. Sehingga un-
tuk mencari nilai k dapat dicari dengan
persamaan,
k =
f
∆x
=
mg
∆x
(9)
Jika beban yang digantungkan
pada pegas dalam keadaan setim-
bang, kemudian diberi sedikit usikan
dengan menarik massa kebawah
atau menekannya keatas kemudian
melepaskannya kembali, maka pegas
akan mengalami getaran. Getaran ini
akan menyebabkan adanya periode dan
amplitudo dan juga percepatan yang
arahnya selalu menuju ketitik setim-
bang yang dapat diungkapkan dalam
persamaan,
X = Acosωt (10)
V =
dx
dt
=
d(Acosωt)
dt
(11)
V = −Aωsinωt (12)
a =
dv
dt
=
d(−Aωsinωt)
dt
(13)
a = −Aω2
cosωt (14)
a = −ω2
x (15)
Dengan :
X = Jarak
V = Kecepatan
a = Percepatan
Jika suatu pegas mengalami per-
cepatan maka akan berlaku Hukum 2
Newton dengan persamaan,
ΣF = Fp (16)
4
5. ma = −k∆x (17)
m(−ω2
x) = −k∆x (18)
−ω2
mx = −k∆x (19)
−ω2
m = −k (20)
ω2
=
k
m
(21)
ω =
k
m
(22)
2π
T
=
k
m
(23)
T = 2π
k
m
(24)
T2
= 4π2 k
m
(25)
K = 4π2 m
T2
(26)
Dari penurunan rumus diatas dapat
digunakan untuk mencari tetapan
pegas.
C. Energi Potensial Pegas
(Ep) dan Usaha (W) untuk
Meregangkan Pegas
Energi potensial adalah energi yang
dimiliki benda karena kedudukannya
terhadap suatu acuan. Energi poten-
sial pegas dihitung berdasarkan acuan
titik setimbangnya, sehingga saat pe-
gas menyimpang sejauh x akan memi-
liki energi potensial yang besarnya :
Ep =
1
2
k∆x2
(27)
Usaha yang diperlukan untuk
meregangkan pegas akan setara den-
gan perubahan energi potensial pada
pegas akibat usikan peregangan terse-
but, sehingga:
W =
1
2
k∆x2
(28)
METODE
Rancangan Percobaan
Alat dan Bahan
1. Pegas bentuk spiral (3 buah)
Dengan :
x1 = 20 cm
x2 = 7,3 cm
x3 = 6,4 cm
2. Massa Beban (2 buah)
Dengan :
m1 = 140 gr
m2 = 199,2 gr
3. Statif dengan klem (1 buah)
4. Mistar/penggaris (1 buah)
5. Stopwatch (1 buah)
6. Neraca (1 buah)
Variabel Percobaan
Pada percobaan dengan praktikum
pegas sederhana variabel yang digu-
nakan adalah jenis pegas dengan vari-
abel manipulasi massa beban, dan
variabel respon adalah pertambahan
panjang pegas dan konstanta pe-
gas. Sedangkan pada percobaan yang
menggunakan aplikasi phyphox vari-
abel yang digunakan variabel kontrol
yang digunakan adalah jenis pegas
5
6. dengan variabel manipulasi massa be-
ban, dan variabel respon berupa Peri-
ode dan konstanta pegas.
Langkah-Langkah Percobaan
Pada percobaan dengan praktikum
laboratorium, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menyiapakan alat
dan bahan yang diperlukan. Setelah
itu menimbang massa beban menggu-
nakan neraca duduk, kemudian men-
gukur panjang pegas mula-mula meng-
gunakan mistar/penggaris. Lalu mem-
buat sistem atau rangkaian percobaan
seperti pada gambar. Kemudian
menggantungkan beban pada ujung
pegas dan lepas beban tersebut hingga
pegas bekerja serta mengukur pertam-
bahan panjang pada pegas tersebut.
Lalu saat pegas sedang bekerja, hitung
berapa banyak jumlah getaran selama
10 sekon. Mengulangi langkah-langkah
tersebut sebanyak 6 kali dengan3 kali
panjang pegas yang berbeda dan 2 kali
massa beban yang berbeda. Kemudian
menentukan konstanta pegas dari data
yang didapat.
Pada percobaan dengan menggu-
nakan aplikasi Phyphox, hal pertama
yang harus dilakukan adalah menyi-
apakan alat dan bahan yang diper-
lukan terutama aplikasi yang akan
digunakan. Setelah itu menimbang
massa beban menggunakan neraca
duduk, kemudian mengukur panjang
pegas mula-mula menggunakan mis-
tar/penggaris. Lalu membuat sistem
atau rangkaian percobaan seperti pada
gambar. Kemudian menggantungkan
beban berupa smartphone yang telah
diaktifkan aplikasi Phyphox nya den-
gan pilihan spring pada ujung pegas
dan lepas beban tersebut hingga pe-
gas bekerja serta mengukur pertam-
bahan panjang pada pegas tersebut.
Lalu saat pegas sedang bekerja, hitung
berapa banyak jumlah getaran selama
10 sekon. Mengulangi langkah-langkah
tersebut sebanyak 6 kali dengan3 kali
panjang pegas yang berbeda dan 2 kali
massa beban yang berbeda. Kemudian
menentukan konstanta pegas dari data
yang didapat.
HASIL DAN DISKUSI
Dari hasil percobaan, diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 1. Data Praktikum Pegas
m Xo Xt t n
140 gr 20 cm 53 cm 10 s 9
140 gr 7,3 cm 24,5 cm 10 s 12
140 gr 6,4 cm 24 cm 10 s 11
199,2 gr 20 cm 64,5 cm 10 s 10
199,2 gr 7,3 cm 28 cm 10 s 11
199,2 gr 6,4 cm 30 cm 10 s 8
Keterangan :
m = Massa Beban (gr)
Xo = Panjang Awal (cm)
Xt = Panjang Akhir (cm)
t = Waktu (s)
n = Jumlah Getaran
Tabel 2. Data Aplikasi Phyphox
m Xo Xt t T
140 gr 20 cm 53 cm 10 s 1,17 s
140 gr 7,3 cm 24,5 cm 10 s 0,79 s
140 gr 6,4 cm 24 cm 10 s 0,85 s
199,2 gr 20 cm 64,5 cm 10 s 0,97 s
199,2 gr 7,3 cm 28 cm 10 s 0,92 s
199,2 gr 6,4 cm 30 cm 10 s 1,32 s
Keterangan :
m = Massa Beban (gr)
Xo = Panjang Awal (cm)
Xt = Panjang Akhir (cm)
t = Waktu (s)
T = Periode (s)
f = Frekuensi (Hz)
Percobaan pada Praktikum Lab
Pegas, hubungan antara massa beban
dengan pertambahan panjang pegas.
Tabel 3. Hubungan antara Massa
Beban dengan Pertambahan Panjang
Pegas pada Praktikum Pegas
6
7. m (kg) ∆x(m) k (N/m)
x y
0,14 0,33 4,16
0,14 0,172 7,97
0,14 0,176 7,79
0,1992 0,445 4,38
0,1992 0,207 9,43
0,1992 0,236 8,27
Grafik 1. Hubungan antara massa
beban (kg) dengan pertambahan
panjang (∆x)
Berdasarkan grafik diatas, dapat
dilihat bahwa hubungan antara massa
beban dan pertambahan panjang pe-
gas adalah berbanding lurus. Yaitu
massa beban mempengaruhi pertam-
bahan panjang pegas, semakin besar
massa beban maka pertambahan pan-
jang pegas akan semakin besar pula.
Percobaan dengan menggunakan
aplikasi Phyphox, hubungan antara
massa beban dengan kuadrat periode.
Tabel 4. Hubungan antara Massa
Beban dengankuadrat periode pada ap-
likasi Phyphox
m (kg) T (s) T 2 (s) k (N/m)
x y
0,14 1,17 1,3689 4,03
0,14 0,79 0,6241 8,85
0,14 0,85 0,7225 7,65
0,1992 0,97 0,9409 8,36
0,1992 0,92 0,8464 9,30
0,1992 1,32 1,7424 4,51
Grafik 2. Hubungan antara massa
beban (kg) dengan periode kuadrat (s)
Berdasarkan grafik diatas dapat
diketahui bahwa hubungan antara
massa beban dengan periode kuadrat
adalah berbanding lurus, yaitu se-
makin besar massa beban maka akan
semakin lama pula waktu yang dibu-
tuhkan untuk mencapai 10 getaran.
Sehingga periodenya semakin besar.
Berdasarkan percobaan diatas,
yaitu menentukan konstanta pegas
dengan menggunakan aplikasi phyphox
dan praktikum sederhana, diperoleh
hasil konstanta pegas yang dihitung
dengan menggunakan aplikasi phyphox
sebesar (7, 12 ± 0, 008) N/m dengan
tingkat ketelitian sebesar 99, 999%,
sedangkan dengan menggunakan prak-
tikum sederhana diperoleh konstanta
pegas sebesar (7±0, 0078) N/m dengan
tingkat ketelitian sebesar 99, 999%.
Dari hasil percobaan di dapat ni-
lai konstanta pegas yang berbeda an-
tara konstanta pegas yang dihitung
dengan menggunakan aplikasi phy-
phox dan praktikum sederhana. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu kurang telitinya praktikan dalam
membaca hasil pengukuran, dan juga
dipengaruhi oleh faktor keelastisitasan
pegas. Namun, pada tingkat ketelitian
konstanta pegas dengan menggunakan
aplikasi phyphox dan dengan prak-
tikum sederhana adalah sama be-
sarnya, hal ini dikarenakan penguku-
ran berulang sehingga hasil yang dida-
patkan pun lebih teliti.
7
8. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan di atas,
maka kami beragumentasi dengan
menarik kesimpulan, yaitu untuk
menentukan konstanta pegas dapat di-
lakukan dengan dua media percobaan
yaitu menggunakan aplikasi phyphox
dan praktikum sederhana. Untuk
mencari nilai konstanta pegas dengan
praktikum sederhana dapat menggu-
nakan persamaan k = f
∆x = mg
∆x .
Dan untuk mencari nilai konstanta pe-
gas denganmenggunakan aplikasi phy-
phox dapat menggunakan persamaan
K = 4π2 m
T 2 . Berdasarkan per-
cobaan diatas, yaitu menentukan kon-
stanta pegas dengan menggunakan ap-
likasi phyphox dan praktikum seder-
hana, diperoleh hasil konstanta pegas
yang dihitung dengan menggunakan
aplikasi phyphox sebesar (7, 12±0, 008)
N/m dengan tingkat ketelitian sebesar
99, 999%, sedangkan dengan menggu-
nakan praktikum sederhana diperoleh
konstanta pegas sebesar (7 ± 0, 0078)
N/m dengan tingkat ketelitian sebesar
99, 999%.
Dalam percobaan konstanta pegas
terbukti bahwa hukum hooke adalah
benar, yaitu hubungan antara gaya
yang diberikan pada pegas sebanding
dengan pertambahan panjang pegas
(F(x) = −k∆x). Pada media per-
cobaan dengan praktikum sederhana,
jika massa beban ditambah maka pan-
jang pegas akan semakin panjang pe-
gas dan apabila massa beban dita-
mbah berat maka waktu yan diper-
lukan semakin lama sehingga periode
semakin kecil. Sedangkan pada me-
dia percobaan dengan menggunakan
aplikasi phyphox, semakin banyak
getaran yang dilakukan pada sistem
getaran, waktu yang diperlukan se-
makin banyak sehingga periodenya se-
makin besar. Artinya hubungan an-
tara massa beban dengan pertamba-
han panjang pegas dan kuadrat peri-
ode adalah berbanding lurus.
Dengan demikian, tingkat
ketelitian yang diperoleh dari kedua
media percobaan adalah sama be-
sarnya, dengan kata lain kedua media
percobaan yang kami gunakan layak
atau cocok digunakan sebagai media
percobaan dalam menentukan kon-
stanta pegas. Namun, jika dilihat
dari sudut pandang tingkat keefek-
tivitasan, maka kami beragumentasi
bahwa tingkat keefektivitasan tertin-
ngi ada pada media percobaan aplikasi
phyphox. Hal ini dikarenakan, aplikasi
phyphox mudah, terjangkau, dan anal-
isis data yang diperoleh pun akurat
sama seperti kami menggunakan me-
dia percobaan praktikum sederhana
pegas. Tanpa perlu menghitung be-
berapa besaran yang diperlukan, ap-
likasi phyphox mampu menghitungnya
secara analitis dan begitu akurat. Den-
gan begitu, aplikasi phyphox memiliki
tingkat keefektivitasan yang tinggi dari
segi efesiensi waktu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terimakasih
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
yang mana telah melancarkan kegiatan
percobaan ini, sehinggga kami da-
pat menyelesaikan percobaan ini den-
gan baik. Selanjutnya kami mengu-
capkan terima kasih kepada Bapak
Mirza Nur Hidayat, M.Si yang telah
membantu dan membimbing mulai
dari melakukan percobaan ini hingga
penyusunan artikel. Kami mengu-
capkan terima kasih kepada kepala
laboratorium fisika dasar yang telah
mengizinkan serta menyediakan per-
alatan yang mendukung percobaan
ini. Terakhir, kami ucapkan kterima
kasih kepada teman-teman seperjuan-
gan yang telah membantu doa dan
memberikan motivasi hingga kami da-
pat menyelesaikan artikel ini dengan
baik
8
9. REFERENSI
[1] Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk
Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga-
Giancoli Daugla C. 2001.Fisika Dasar
Edisi k-5. Jakarta : Erlangga
[2] Giancoli Daugla C. 2001.Fisika
Dasar Edisi k-5. Jakarta : Erlangga
[3] Resnick Halliday. 1989. Dasar-
Dasar Fisika Jilid 1. Jakarta : Er-
langga
[4] Keenan Charles W. 1980.Fisika un-
tuk Universitas Jilid I. Jakarta : Er-
langga
[5] Young, Hugh D. 2004. Fisika Uni-
versitas. Jakarta : Erlangga
[6] R. Iswandi, M Qaddafi. 2014.
Uji Coba Alat Eksperimen Hukum
Hooke pada Penentuan Konstanta Pe-
gas dalam Meningkatkan Kreativitas
Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. uin-
alauddin.ac.id
[7] Ilham, diky dkk. Pengaruh Ni-
lai Konstanta terhadap Pertambahan
Panjang Pegas pada Rangkaian Tung-
gal. Jurnal Teknik Mesin Merc (Me-
chanical Engineering Research Collec-
tion). Vol 1(2). 2018
9