Tugas 6 kelompok 10 analisis manajemen komunikasi & manajemen resiko (1)
1. ANALISIS MANAJEMEN KOMUNIKASI & MANAJEMEN RESIKO
PADA PT ADHI KARYA TBK.
Muhammad Ichsan,Giatama Istian,
Dinda Septiah Arini,Irma Suryani
Manajemen Proses Bisnis,Fkultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Mercu Buana
Jl.Meruya Selatan No.31,Jakarta Barat 11610,telp.(021) 5840816
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Organisasi dan Lingkungan
Kerja secara parsial dan simultan terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero)
Tbk. Divisi Konstruksi VI Pembenahan Proyek Interior Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 51 responden. Data yang
digunakan adalah data primer yang berasal dari kuesioner dan wawancara di lapangan dan data
sekunder berupa dokumentasi perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linier dengan uji F dan uji T. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik bahwa variabel
komunikasi organisasi dan lingkungan kerja secara keseluruhan (simultan-uji F) berpengaruh
positif terhadap motivasi kerja karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi VI
Proyek Pembenahan Interior Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Hasil uji R,
pengaruh Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT.
Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi VI Proyek Pembenahan Interior Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar sebesar 41,6%. Berdasarkan uji T, variabel
komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk. Divisi Konstruksi VI Proyek Pembenahan Interior Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar . Sedangkan variabel lingkungan kerja belum berpengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi VI Proyek
Pembenahan Interior Bandara Internasiona l Sultan Hasanuddin Makassar.
Seiring perkembangan teknologi harus disertai dengan pembangunan infrastruktur sebagai
pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari keberadaan teknologi yaitu dapat
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi, pelaksanaan
pembangunan juga memberikan dampak negatif yaitu timbulnya kecelakaan karena proses
pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari keterlibatan manusia sebagai tenaga kerja.
Keterlibatan tenaga kerja dalam pembangunan infrastruktur sebagai sumber daya yang berperan
penting dalam proses pembangunan.Perlu disadari bahwa segala sesuatu yang melibatkan tenaga
kerja pasti terdapat potensi bahaya seperti cidera, kecelakaan, dan kematian. Hal tersebut perlu
menjadi perhatian agar tenaga kerja tetap bekerja dengan aman dan selamat, akan tetapi proses
pembangunan tetap berjalan sesuai yang diharapkan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
2. tenaga kerja memiliki keterbatasan dan kemampuan yang berbeda-beda. Selain itu, saat bekerja
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan baik keselamatan maupun kesehatannya. Upaya
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah juga melibatkan kontraktor atau perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembangunan infrastruktur. Sedangkan setiap perusahaan dituntut untuk
memberikan perlindungan kepada tiap tenaga kerja yang bekerjadi tempatkerjadenganmelakukan
pengawasanmaupunpembinaansebagai tindakanpencegahanterhadapkecelakaankerja
Kata kunci : Komunikasi Organisasi; Lingkungan kerja; Motivasi pegawai, perkembangan
teknologi
Pendahuluan
Era globalisasi saat ini menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat, yang memaksa
setiap organisasi harus berorientasi pada efisiensi. Persaingan yang ketat tersebut mengharuskan
kepada setiap organisasi agar tetap bertahan. Untuk itu, organisasi perlu didukung oleh sumber
daya manusia yang ber- kualitas.Organisasi akan dapat ber- kompetensi jika memiliki
keunggulan bersaing dan kualitas yang semakin bagus terutama dalam hal mengelola sumber
daya manusia, sehingga dapat ter-capainya per-tumbuhan dan per-kembangan organisasi atau
perusahaan yang lebih baik. Setiap organisasi akan memerlukan suatu sistem yang dapat
menunjang keberhasilan dari tujuan organisasi tersebut. Salah satunya adalah motivasi kerja
yang tinggi. Dengan motivasi kerja yang tinggi, pekerja dapat bekerja dengan efisien dan efektif
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana.
Komunikasi dapat mempengaruhi mo- tivasi kerja karyawan. Hal ini dikarenakan salah satu
fungsi utama dari komunikasi,Di dalam organisasi selalu terdapat bentuk komunikasi yang
merupakan masalah penting untuk kelangsungan ber- jalannya suatu organisasi atau perusahaan,
yang terdiri dari pimpinan dan karyawan atau anggota. Di antara kedua belah pihak harus terjalin
two way communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Oleh karena
itu baik kar- yawan maupun pimpinan harus mema- hami tentang teori komunikasi organisasi,
agar proses komunikasi berjalan lancar. Pesan, ide, gagasan, serta feedback dapat diterima,
dipahami dengan jelas sehingga tugas-tugas dikerjakan dengan baik. Bila komunikasi efektif,
dapat men- capai sasaran serta keharmonisan antar hubungan dalam organisasi. Sehingga tujuan
baik secara personal atau bersama dapat mencapai hasil optimal. Sebaliknya bila pimpinan
kurang pandai ber- komunikasi, instruksi, kebijakan, teguran, dan sebagainya yang diberikan
kepada bawahannya akan kurang bisa dipahami sehingga terjadi kesalahan persepsi dan tugas
yang harus dikerjakan tidak mencapai hasil yang optimal. Komunikasi yang tidak berjalan
dengan baik, dapat menjadi pemicu konflik antara pimpinan dan karyawan serta antar karyawan.
3. Perlu disadari bahwa segala sesuatu yang melibatkan tenaga kerja pasti terdapat potensi bahaya
seperti cidera, kecelakaan, dan kematian. Hal tersebut perlu menjadi perhatian agar tenaga kerja
tetap bekerja dengan aman dan selamat, akan tetapi proses pembangunan tetap berjalan sesuai
yang diharapkan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tenaga kerja memiliki keterbatasan
dan kemampuan yang berbeda-beda.
Literatur Teori
Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan
bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik dalam segi
pengumpulan, diseminasi, penyimpanan, dan disposisi.Hal ini menciptakan hubungan
yang penting antara orang-orang, ide, dan informasi yang diperlukan supaya proyek
berakhir dengan kesuksesan. Setiap orang yang terlibat dalam proyek ini harus siap
untuk mengirim dan menerima komunikasi, dan harus memahami bagaimana
komunikasi dilakukan di mana mereka terlibat sebagai individu dan bagaimana
komunikasi dapat mempengaruhi proyek secara keseluruhan.
Komunikasi Perencanaan-menentukan informasi dan kebutuhan komunikasi para
pemangku kepentingan: yang membutuhkan informasi apa, kapan mereka akan
membutuhkannya, dan bagaimana hal itu akan diberikan kepada mereka.
Distribusi Informasi pembuatan informasi yang diperlukan tersedia bagi stakeholder
proyek secara tepat waktu.
Kinerja Pelaporan-mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja. Ini termasuk
laporan status, pengukuran kemajuan, dan peramalan
4. informasi Penutupan yang menghasilkan, mengumpulkan, dan menyebarkan
Administrasi untuk meresmikan fase atau penyelesaian proyek.
Proses-proses tersebut ini berinteraksi satu sama lain dan berinteraksi dengan proses
di bidang lainnya. Setiap proses mungkin melibatkan usaha dari satu atau lebih individu
atau grup individu berdasarkan kebutuhan proyek. Setiap proses umumnya terjadi
setidaknya sekali dalam setiap tahapan proyek.
Meskipun proses yang disajikan di sini sebagai elemen terpisah dengan antarmuka
yang didefinisikan secara jelas, namun dalam praktiknya mereka mungkin tumpang
tindih dan berinteraksi dengan cara lain yang tidak dirinci di sini. Proses interaksi
dibahas secara rinci dalam Bab 3.
Keterampilan manajemen komunikasi secara umum (dibahas dalam Bagian 2.4.2)
berkaitan dengan, manajemen komunikasi proyek. Berkomunikasi adalah suatu
subjek dengan pengertian yang luas dan melibatkan bagian penting pengetahuan
yang tidak khas untuk konteks suatu proyek. Sebagai contoh:
- Model pengirim-penerima - looping umpan balik, hambatan untuk komunikasi, dll
- Pemilihan media - kapan harus berkomunikasi secara tertulis atau dengan berkomunikasi
secara lisan, ketika menulis sebuah memo tidak resmi dengan ketika menulis laporan resmi,
dll
- Gaya menulis - suara aktif atau pasif, struktur kalimat, pilihan kata, dll
- Teknik penyajian – bahasa tubuh, desain alat bantu visual, dll
- Teknik manajemen meeting - mempersiapkan agenda, menangani konflik, dll
komunikasi para pemangku kepentingan: yang membutuhkan informasi apa,
kapan mereka akan membutuhkannya, dan bagaimana hal itu akan diberikan
kepada mereka.
Distribusi Informasi pembuatan informasi yang diperlukan tersedia bagi stakeholder
proyek secara tepat waktu.
Kinerja Pelaporan-mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja. Ini termasuk
laporan status, pengukuran kemajuan, dan peramalan.
5. PERENCANAAN KOMUNIKASI
Perencanaan komunikasi melibatkan dan menentukan informasi dan kebutuhan
komunikasi para pemangku kepentingan: yang membutuhkan informasi apa, kapan
mereka akan membutuhkannya, bagaimana akan diberikan kepada mereka, dan
oleh siapa. Sementara semua proyek berbagi kebutuhan untuk mengkomunikasikan
informasi proyek, kebutuhan informasi dan metode distribusi sangat bervariasi.
Mengidentifikasi kebutuhan informasi para pemangku kepentingan dan menentukan
sarana yang cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut merupakan faktor penting
bagi keberhasilan proyek.
Pada sebagian besar proyek, sebagian besar perencanaan komunikasi ini dilakukan
sebagai bagian dari fase awal proyek. Namun, hasil dari proses ini harus ditinjau
secara teratur sepanjang proyek dan direvisi sesuai kebutuhan untuk memastikan
penerapan lanjutan.
Perencanaan komunikasi sering terkait erat dengan perencanaan organisasi
(dijelaskan dalam Bagian 9.1) karena struktur organisasi proyek akan memiliki
pengaruh besar pada kebutuhan komunikasi proyek.
Masukan untuk Perencanaan Komunikasi
Persyaratan komunikasi. Persyaratan Komunikasi adalah jumlah dari kebutuhan
informasi dari para stakeholder proyek. Persyaratan didefinisikan dengan
menggabungkan jenis dan format informasi yang diperlukan dengan analisis nilai
informasi tersebut. Sumber daya proyek harus dikeluarkan hanya pada berkomunikasi
informasi yang memberikan kontribusi untuk keberhasilan atau dimana kurangnya
komunikasi dapat menyebabkan
MANAJEMEN RESIKO
Manajemen Risiko Proyek:
Proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko
proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi
peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek.
• Proses yang terlibat:
6. 1. Perencanaan manajemen risiko
2. Identifikasi risiko
3. Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
4. Perencanaan respon risiko
5. Pengendalian dan monitoring risiko
PENTINGNYAMANAJEMEN RESIKO PROYEK
Manajemen resiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
menanggapi resiko di seluruh kehidupan suatu proyek dan kepentingan terbaik tujuan pertemuan
proyek.
Manajemen resiko sering terabaikan dalam proyek, tetapi dapat membantu meningkatkan
kesuksesan proyek dengan membantu proyek-proyek baik inisiasi, lingkup proyek, dan
mengembangkan perkiraan realistis.
1. Perencanaan Manajemen Risiko
• Proses memutuskan bagaimana mendekati dan melaksanakan aktivitas manajemen
risiko untuk proyek.
Memastikan tingkat, tipe, dan visibilitas manajemen risiko yang setara dengan risiko dan
kepentingan proyek bagi organisasi
• Menyediakan sumberdaya dan waktu yang memadai untuk aktivitas manajemen risiko
• Menetapkan basis yang disepakati untuk mengevaluasi risiko. Perencanaan Mana
2. Identifikasi risiko
• Menentukan risiko-risiko yang mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan
karakteristiknya.
7. • Peserta yang terlibat: manajer proyek, anggota tim proyek, anggota manajemen risiko,
ahli teknis diluar tim proyek, customer, end user, dan ahli manajemen risiko • Merupakan
proses iteratif karena risiko-risiko baru mungkin diketahui sebagai kemajuan proyek
melalui siklus hidupnya.
3. Analisis Risiko Kualitatif
Menilai prioritas risiko teridentifikasi menggunakan peluang terjadinya dan dampaknya
terhadap tujuan proyek bila risiko itu terjadi
• Menilai faktor-faktor lain seperti kerangka waktu dan tolerasi risiko dari kendala biaya,
jadwal, ruang lingkup, dan mutu.
4. x AnalisisRisiko Kuantitatif
• Dikerjakan berdasarkan risiko yang diprioritaskan oleh proses analisis risiko kualitatif
• Proses menggunakan teknik seperti simulasi montecarlo dan pohon keputusan untuk:
– Menghitung hasil yang mungkin dan peluangnya
– Menilai peluang untuk mencapai tujuan proyek
– Mengidentifikasi risiko yang membutuhkan perhatian paling besar dengan menghitung
kontrubisi relatifnya terhadap keseluruhan risiko proyek
8. – Mengidentifikasi biaya, jadwal, dan target ruang lingkup yang realistik dan dapat dicapai
– Menentukan keputusan manajemen proyek ketika beberapa kondisi atau hasil tidak
pasti
Pembahasan
Komunikasi Organisasi
Berdasarkan analisis statistik deskriptif yang telah diuraikan sebelumnya diketahui bahwa
komunikasi organisasi (Komuni- kasi vertikal dan horisontal) yang telah diterapkan karyawan
pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi VI Proyek Pembenahan Interior Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada
komunikasi vertikal seperti petunjuk, teguran, pelaporan, keluhan, serta saran atau pendapat dari
atasan maupun bawahan berjalan dengan baik. Perbedaan bahasa terkadang terjadi disebabkan
perbedaan suku. Saling menghargai satu sama lain adalah solusi dari masalah tersebut.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja baik fisik maupun nonfisik
yang dapat mem- pengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.Lingkungan kerja pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Divisi Konstruksi VI Proyek
Pembenahan Interior Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar sudah baik. Hal ini
terlihat pada analisis statistik deskriptif yang telah diuraikan sebelumnya dengan rata-rata skor
jawaban responden sebesar 156. Dalam hal ini disebabkan per- lengkapan dan fasilitas, alat
perlindungan serta kondisi keamanan yang memadai dan lengkap. Juga karyawan merasa cukup
terhadap waktu istrahat yang diberikan.
9. Motivasi Kerja
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diketahui bahwa karyawan PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk. Divisi Kon- struksi VI Proyek Pembenahan Interior Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi kerja yang tinggi dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi organisasi, merubah perilaku karyawan sesuai
keinginan perusahaan, dan menumbuhkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan, sehingga
tujuan dari perusahaan dapat tercapai sesuai harapan. Untuk memantau motivasi kerja karyawan
tetap terjaga dengan baik.
a. Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Motivasi kerja
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa komunikasi organisasi (X1) berpengaruh
secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y) PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Divisi Konstruksi VI Proyek Pembenahan Interior Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Maka- ssar. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Mami
Suparyatmi dan Sudarwati (2013) yang menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh
secara signifikan terhadap motivasi kerja.
b. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja
Berdasarkanhasil anlisisdatayangtelahdiuraikansebelumnya,diketahuibahwalingkungankerja(X2)
tidakberpengaruhsecarasignifikanterhadapmotivasi kerjakaryawan(Y) PT.Adhi Karya(Persero) Tbk.
Divisi KonstruksiVIProyekPem- benahanInteriorBandaraInternasional SultanHasanuddinMakassar.
Hal ini bertentangandenganhasilpenelitianyangtelahdilakukanolehMoh.MujibKhoiri (2013) yang
secara parsial variabel lingkungankerjaberpengaruhsecarasignifikanterhadapmotivasikerja.Hal ini
jugabertentangandenganpendapatRivai (2004;456) yang mengatakanbahwasalahsatu faktoryang
mempengaruhi motivasikerjaadalahlingkungankerja.
PT Adhi Karya(Persero) merupakanperusahaanyangbergerakpadabidangjasakonstruksi yangtelah
banyakmenangani berbagai macamproyekbaikdalammaupunluarnegeri.Salahsatuproyekyang
dikerjakansekarangini adalahrevitalisasiBandaraInternasional Soekarno-HattaTerminal 2F.
Keberhasilansuatuproyekdapatdilihatdari kematanganprosesperencanaannya.Salahsatubagiandari
perencanaanadalahpengadaanbarangdanjasa. Pengadaanmenjadi prosespentingkarenamerupakan
kegiataninisiasipadasebuahproyekdandapatmempengaruhi timeline proyek.
Maka dari itu,kegiatanpengadaanmerupakansalahsatukegiatanyangmemiliki risikotinggi sehingga
dibutuhkanmanajemenrisikoyangbaik.Atasdasarterebut,penelitianini bertujuanuntukmencari
kemungkinanrisikoyangdapatterjadi danmengidentifikasipenyebabnyasertamenentukanaksi
mitigasi yangdapatdilakukanuntukmeminimalkanrisikoyangdapatterjadi.Metode yangdigunakan
untukmenyelesaikanpermasalahantersebutadalahHouse of Risk(HOR).Penelitianini berhasil
mengidentifikasi sebanyak22risikodengan27 penyebabnya.Berdasarkanhasilpengamatandan
wawancaradengannarasumberyangberkaitanpadaprosespengadaanproyeksertadengan
menggunakankonsepPareto,didapatkan6penyebabrisikoyangmenjadi aktorutamapenyebabrisiko
terjadi.Keenampenyebabkemudiandianalisislebihlanjutuntukmenentukanaksi mitigasi yangdapat
10. dilakukan.Hasilnyaterdapat7aksi mitigasi yangdapatdilakukanuntukmeminimalkanrisikoyang
mungkinterjadi.
Hambatan dan Tantangan
Kemakmuran ADHI melalui tahun 2020 yang penuh tantangan tidak terlepas dari kemampuan
Organisasi untuk memenuhi kewajibannya kepada mitra, baik internal maupun eksternal. Mitra
internal menggabungkan investor, pekerja di seluruh divisi dan tingkat jabatan, sama seperti
eksekutif; sementara mitra eksternal menggabungkan pembeli/klien, pedagang/penyedia,
pemerintah (fokal dan provinsi), sama seperti jaringan di sekitar tempat organisasi bekerja.
Memenuhi tanggung jawab kepada karyawan, serta memperlakukan mereka dengan cara yang
sama, tidak memanfaatkan anak muda, tidak membatasi pekerjaan, dan memberikan upah dan
tunjangan sesuai pedoman yang tepat, ADHI sesekali memimpin peningkatan kemampuan untuk
mengembangkan kemampuan mereka. Selama tahun 2020, Organisasi mendistribusikan aset
untuk peningkatan kemampuan sebesar Rp5,10 miliar. Dengan penugasan aset tersebut, jam
pengajaran dan persiapan mengalami peningkatan yang sangat besar, dari 9.646 jam pada tahun
2019 menjadi 21.938 jam pada tahun 2020. Peningkatan ini diikuti oleh peningkatan jumlah
pekerja yang mengambil bagian dalam peningkatan keterampilan, dari 1.378 orang pada tahun
2019 menjadi 2.346 orang pada tahun 2020.
Sejalan dengan upaya untuk membangun batas dan kemampuan pekerja, ADHI juga
mengedepankan pengakuan akan tempat kerja yang kokoh dan aman dengan tujuan pasti nol
kecelakaan. Menyinggung pelaksanaan K3 pada tahun 2020, tingkat keseriusan, tingkat
kekambuhan dan pelaksanaan SMK3L telah sampai pada tujuan yang telah ditetapkan oleh
Organisasi. Kewajiban ADHI terhadap K3 juga mendapat apresiasi dari pihak luar dengan
memperoleh enam penghargaan di bidang K3 selama tahun 2020.
Secara khusus, kepada klien sebagai salah satu mitra utama, ADHI terus berupaya untuk
menggarap sifat barang dan administrasi sehingga mereka mencapai pemenuhan terbesar. Untuk
menentukan tingkat loyalitas konsumen, Organisasi secara berkala memimpin tinjauan loyalitas
konsumen, terutama untuk proyek yang sedang berjalan dan telah menyelesaikan setengah
kemajuan pekerjaan dasar. Hasil studi loyalitas konsumen pada tahun 2020 menunjukkan bahwa
sebanyak 89,07% klien menyampaikan pemenuhan atas barang dan administrasi ADHI,
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai 88,61%.
Sementara itu, untuk daerah, ADHI memenuhi kewajiban sosialnya dengan mengikutsertakan
mereka dalam berbagai penguatan melalui CSR dan PKBL. Selama tahun 2020, ADHI
membelanjakan Rp. 5.766.837.940, untuk Program Organisasi Rp. 4.196.000.000 dan Program
11. Peningkatan Wilayah Setempat, Rp. 4.501.452.734. Sesuai dengan kontribusi daerah melalui
program CSR dan PKBL, ADHI juga membuka diri terhadap daerah jika ada protes atau akibat
yang merugikan yang muncul dari tugas organisasi. Mengingat hal itu, Organisasi membuka
saluran untuk keluhan dari masyarakat umum. Per 31 Desember 2020, ada 25 keberatan dari
masyarakat umum, dan semuanya telah diselesaikan dengan baik.
Kesimpulan
Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa
informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik dalam segi pengumpulan,
diseminasi, penyimpanan, dan disposisi. Hal ini menciptakan hubungan yang penting antara
orang-orang, ide, dan informasi yang diperlukan supaya proyek berakhir dengan kesuksesan.
Setiap orang yang terlibat dalam proyek ini harus siap untuk mengirim dan menerima komunikasi,
dan harus memahami bagaimana komunikasi dilakukan di mana mereka terlibat sebagai individu
dan bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi proyek secara keseluruhan. MANAJEMEN
RESIKO
Manajemen Risiko Proyek:
Proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko
proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi
peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek.
• Proses yang terlibat:
1. Perencanaan manajemen risiko
2. Identifikasi risiko
3. Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
4. Perencanaan respon risiko
5. Pengendalian dan monitoring risiko
PENTINGNYAMANAJEMEN RESIKO PROYEK
Manajemen resiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
menanggapi resiko di seluruh kehidupan suatu proyek dan kepentingan terbaik tujuan pertemuan
proyek.
Manajemen resiko sering terabaikan dalam proyek, tetapi dapat membantu meningkatkan
kesuksesan proyek dengan membantu proyek-proyek baik inisiasi, lingkup proyek, dan
mengembangkan perkiraan realistis.
12. penelitian ini bertujuan untuk mencari kemungkinan risiko yang dapat terjadi dan mengidentifikasi
penyebabnyasertamenentukanaksi mitigasi yangdapatdilakukanuntukmeminimalkanrisikoyangdapat
terjadi.Metode yangdigunakanuntukmenyelesaikanpermasalahantersebutadalahHouseof Risk(HOR).
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi sebanyak 22 risiko dengan 27 penyebabnya. Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara dengan narasumber yang berkaitan pada proses pengadaan proyek serta
denganmenggunakankonsepPareto,didapatkan6penyebabrisikoyangmenjadi aktorutamapenyebab
risiko terjadi. Keenam penyebab kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menentukan aksi mitigasi yang
dapat dilakukan.Hasilnyaterdapat7 aksi mitigasi yangdapat dilakukanuntukmeminimalkanrisikoyang
mungkin terjadi.
13. Daftar Pustaka
Putra, Y. M., (2021). Manajemen Komunikasi & Manajemen Resiko pada
Manajemen Proyek. Modul Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-
Universitas Mercu Buana.
Vidianto, A. S., & Haji, W. H. (2020). Sistem Informasi Manajemen Proyek
Berbasis Kanban (Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer (JTIIK), 7(2).
Darmawan, D., & Ratnasari, A. (2020). Rancang Bangun Sistem Informasi
Manajemen Proyek Berbasis Web Pada PT Seatech Infosys. Jurnal Sisfokom
(Sistem Informasi dan Komputer), 9(3), 365-372.
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk
Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan
Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.
Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing
welding and machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur.
SystèMes Autom, 53, 377-384.
Syamsuddin Samade1, M. I. (2018). Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Lingkungan
Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Pengaruh
Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Kerja terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT.
Adhi Karya (Persero) Tbk, 13.
Waluya, F. N. (2021, 05 02). ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PENGADAAN
TERHADAP KEGIATAN PROYEK PT ADHI KARYA MENGGUNAKAN METODE
HOUSE OF RISK. Retrieved from ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PENGADAAN
TERHADAP KEGIATAN PROYEK PT ADHI KARYA MENGGUNAKAN METODE
HOUSE OF RISK:
https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/handle/123456789/2891