SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Télécharger pour lire hors ligne
TUGAS MATA KULIAH
PARIWISATA NASIONAL DAN INTERNASIONAL
DESTINATION MANAGEMENT ORGANIZATION (DMO) FLORES
OLEH :
NI WAYAN WIDIYANTARI
NIM : 19103013
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEPARIWISATAAN
DIPLOMA IV
POLITEKNIK PARIWISATA NUSA DUA BALI
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak potensi pariwisata yang tersebar disetiap daerahnya. Salah
satu daerah yang memiliki potensi pariwisata berupa alam dan keunikan satwanya adalah
Flores. Flores merupakan salah satu kabupaten atau kota yang terletak di provinsi Nusa
Tenggara Timur. Flores menyimpan potensi pariwisata yang luar biasa besarnya. Komodo di
barat hingga Lamalera di timur menjadikan Flores sebagai daya tarik yang begitu cantik dan
menarik. Selain itu, Flores diperkaya akan kehidupan bawah laut yang beranekaragam, pantai
berpasir putih yang indah, hewan yang langka dan tak ada duanya, danau-danau yang indah
dan unik hingga peradaban ( kampung, ritual dan kesenian ) yang masih terjaga secara baik
hingga saat ini. Hal itulah yang mampu menjadikan Flores sebagai salah satu potensi
pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia. Potensi pariwisata yang begitu menakjubkan di
Flores harus dikembangkan dan dan dikelola dengan baik. Menyadari potensi tersebut,
Destination Management Organization (DMO) dibentuk untuk mengembangkan destinasi
wisata di Flores.
DMO adalah tata kelola destinasi pariwisata yang terstruktur dan sinergis yang mencakup
fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi dan pengendalian organisasi destinasi secara
inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi yang terpimpin
secara terpadu dengan peran masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah
yang memiliki tujuan, proses dan kepentingan bersama.(Pedoman Pembentukan dan
Pengembangan DMO, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2010). Pembentukan
DMO juga dinilai cukup ampuh karena melibatkan langsung semua pihak yang terkait
pemangku kebijakan dan kepentingan dalam proses pembangunan pariwisata.
DMO Flores juga memiliki peran dan fungsinya dalam menata kelola destinai – destinasi
wisata yang ada di Flores. Segala aktivitas dan kegiatan yang dilakukan DMO Flores tentu
merupakan bentuk upaya melaksanakan peran- perannya sebagai DMO yang bertanggung
jawab dalam menata kelola destinasi yang ada di Flores.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menentukan rumusan masalah yang dbahas
pada paper yaitu :
1. Apa itu Destination Management Organization (DMO) dan apa saja peran – perannya?
2. Bagaimana DMO Flores menjalankan peran – perannya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan paper ini dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan apa itu Destination Management
Organization (DMO) dan apa saja peran – perannya.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan Bagaimana DMO Flores
menjalankan peran – perannya.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan paper ini adalah :
1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Destination Management
Organization (DMO) dan peran – perannya.
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang Bagaimana DMO Flores menjalankan
peran – perannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Destination Management Organization (DMO) dan Peran - Perannya
Destination Management Organization (DMO) adalah struktur tata kelola destinasi
pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian
organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan
teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri,
akademisi dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume
kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi
masyarakat di destinasi pariwisata. Pembentukan dan pengembangan DMO adalah kegiatan
membentuk dan mengelola serta menyempurnakan destinasi melalui suatu proses yang
berkesisnambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Selain itu
UNWTO (2008) mengemukakan, DMO memiliki fungsi untuk memimpin dan
mengkoordinasikan elemen destinasi (atraksi, amenitas, aksesibilitas, SDM, citra/image,
harga), marketing, maupun lingkungan yang berkelanjutan (sustainable). Dalam hal ini, DMO
menjadi sebuah perspektif yang hendak memberikan ruang partisipasi bagi semua pihak untuk
terlibat dalam mengelola sebuah destinasi pariwisata. DMO tidak hanya berperan guna
pengembangan produk, marketing dan promosi, serta perencanaan dan penelitian saja,
melainkan memainkan peran sebagai pembentukan tim dan kemitraan, jalinan masyarakat
(community relation), serta koordinasi dan kepemimpinan. (Destination Consultancy Group,
2010). Skala dan pembentuka DMO ini terdiri dari DMO lokal, DMO regional, dan DMO
nasional. Fungsi DMO pada tingkat lokal pengelolaan destinasi internal lebih besar dari
eksternal. Sedangkan pada tingkat regional, pengelolaan internal lebih kecil dari eksternal dan
ada tingkat nasional, pengelolaan eksternal sangat dominan dan merencanakan strategi secara
keseluruhan (misalnya: pemasaran dan diplomasi pariwisata).
Peran DMO menurut Destination Consultancy Group di dalam Morisson (2012 ; 5),
memiliki 6 peran kepemimpinan dalam pariwisata dalam tujuan keseluruhan untuk pariwisata
di masa depan yaitu :
1. Kepemimpinan dan Koordinasi
DMO memiliki peran kepemimpinan dalam kepariwisataan dalam sebuah
destinasi,dalam fungsi ini DMO berperan memberikan arahan terkait pariwisata di
masa yang akan dataang. Dan mereka terlibat dalam kepariwisataan di detinasi
tersebut, jadi DMO bertindak sebagai koordinator dari segala upaya dari setiap
komponen di destinasi tersebut.
2. Perencanaan dan Penelitian
DMO memiliki peran kunci dalam mempersiapkan kebijakan pariwisata, rencana dan
strategi untuk suatu destinasi. Hal tersebut dilakukan untuk penelitian tentang target
pasar yang ada dan potensi untuk panduan pemasaran semata-mata untuk menentukan
pengembangan produk di masa depan. DMO dapat melacak program utama
pesaingnya dan berusaha untuk terus belajar dari studi kasus untuk meningkatkan
produk pengembangan dan pemasaran.
3. Pengembangan Produk
DMO memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk pengembangan berkelanjutan
dalam hal produk wisata termasuk produk fisik, masyarakat, paket, dan program.
Dibutuhkan inventarisasi untuk penawaran destinasi saat ini dan penawaran-
penawaran itu membantu perbaikan kualitas produk. Selain itu, DMO
mengidentifikasi produk wisata baru sebagai peluang pengembangan dan memberikan
bantuan dalam mewujudkan proyek-proyek dan program.
4. Pemasaran dan Promosi
DMO mengembangkan strategi pemasaran secara keseluruhan dan mempersiapkan
jangka panjang serta rencana pemasaran jangka pendek untuk pariwisata. Hal tersebut
dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran pasar prioritas dan memilih gambar yang
paling efektif untuk mencapai tujuan pada pelaksanaan pendekatan merek yang
efektif. DMO menggunakan metode pemasaran komunikasi, metode tersebut
menggabungkan secara online dan promosi tradisional untuk menginformasikan dan
membujuk wisatawan untuk datang ke tempat tujuan
5. Kemitraan dan Penguatan Tim
DMO menempatkan bersama tim tujuan yang efektif dan membangun kemitraan
untuk mencapai tujuan pengembangan produk dan pemasaran destinasi. Beberapa dari
kemitraan ditetapkan dalam tujuan, sementara yang lain dengan pihak eksternal
termasuk agen perjalanan, operator tur, penyedia transportasi, perencana MICE, dan
lain-lain.
6. Hubungan Masyarakat
DMO bertindak sebagai peran utama dan pendukung pariwisata dalam tujuan dengan
meningkatkan kesadaran dan profil pariwisata lokal untuk mendukung pencapaian
tujuan pengembangan produk dan pemasaran. Selain itu, DMO mungkin berkonsultasi
dengan warga masyarakat ketika membuat keputusan penting yang akan
mempengaruhi mereka tentang gaya hidup dan standar hidup.
2.2 Destination Management Organization (DMO) Flores dalam Menjalankan Peran –
Perannya
DMO Flores telah dibentuk sekitar satu tahun yang lalu, sejalan dengan Master
Plan Akselerasi dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Master Plan
Pengembangan Pariwisata Nasional 2010-2025 telah dirumuskan yang berfungsi sebagai
payung untuk menetapkan Rencana Pengembangan Pariwisata di provinsi tingkat
regional dan lokal. Master Plan telah mengidentifikasi untuk mengembangkan 50
destinasi pariwisata nasional yang terdiri dari 88 area strategis pariwisata nasional dan
222 area pengembangan pariwisata potensial hingga tahun 2025. DMO Flores memiliki
misi yaitu menghubungkan Flores dengan pasar pariwisata domestik dan internasional,
menyediakan layanan pariwisata berkualitas tinggi, dan melestarikan budaya dan
lingkungan Flores.
Proses pembentukan dan pengembangan DMO terdiri dari 4 (empat) tahapan
tranformasi yang dimulai dengan tahapan penguatan gerakan kesadaran kolektif
stakeholders, pengembangan manajemen destinasi, pengembangan bisnis serta penguatan
dan penataan organisasi pengelolaan destinasi. Pembentukan dan Pengembangan DMO
memiliki tantangan tersendiri untuk DMO Flores karena memerlukan penyesuaian
dengan karakter daerah. Awal mula upaya pengembangan tata kelola pariwisata di Flores
memperoleh dukungan teknis dari pemerintah Swiss. Pada tanggal 7 Juli 2010 di Jakarta,
di hadapan Presiden RI dan Presiden Swiss, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI dan
Duta Besar Swiss untuk Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU)
Kerja Sama Pariwisata antar kedua negara. Lingkup kerja sama MoU tersebut antara lain
dalam hal peningkatan pembangunan kepariwisataan, pembentukan Organisasi
Manajemen Destinasi DMO (Destination Management Organization), pertukaran
pengalaman, alih pengetahuan dan teknologi di bidang DMO, bantuan tenaga ahli,
pengembangan ekowisata, wisata bahari dan wisata budaya, peningkatan promosi
pariwisata Indonesia, pelatihan di bidang industri pariwisata serta lingkup kerja sama
lainnya yang sesuai dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Adapun aktivitas – aktivitas yang telah dilakukan DMO (Destination
Management Organization) Flores dalam menjalankan ke-enam perannya sebagai DMO
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan dan Koordinasi
Adapun beberapa kegiatan atau aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran
kepemimpinan dan koordinasi yaitu :
a) Arahan dari DMO Flores melalui Kepala Balai TN Kelimutu dilakukan
dengan mengkoordinasi dan menjelaskan penyiapan destinasi ekowisata
terpadu di sekeliling TN Kelimutu terkait interkoneksi, pemahaman
produk, penguatan kelembagaan, kemampuan mengemas produk dan
kecerdasan memasarkan produk.Pengembangan ekowisata Kelimutu yang
tidak hanya danau Tiga Warna, tapi dengan banyak objek wisata lain yg
tersebar di beberapa wilayah penyangganya yang dapat disatukan menjadi
keutuhan dan kekuatan bersama yaitu Destinasi Ekowisata Kelimutu.
Kegiatan ini dilakukan pada hari Jumat 17-18 Mei 2019 di Bumi
Perkemahan Boelanboong, Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko,
Ende. Acara ini diinisiasi oleh Balai Taman Nasional Kelimutu dan DMO
Flores diikuti juga oleh perwakilan kelompok kemitraan masyarakat desa
penyangga sekeliling Kelimutu, HPI Ende, ASITTA Ende, Tour and
Travel operator di Ende, Decotourism dan para pelaku wisata Moni.
b) Di tahap awal untuk membangun kesadaran kolektif stakeholders,
sejumlah kegiatan penting dilakukan dalam rangka penguatan koordinasi
dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ruang lingkup
pariwisata. Tidak hanya program-program yang bersinggungan langsung
dengan masyarakat, kedua belah pihak juga bekerja sama dalam
penyelenggaraan acara yang mempertemukan para pengambil kebijakan
baik legislatif maupun eksekutif. Tujuan dipertemukannnya pihak-pihak
tersebut adalah menciptakan kesepahaman dalam konteks pengembangan
pariwisata, sehingga mempermudah realisasi ide dan rencana
pengembangan yang timbul dari inisiasi masyarakat lokal.
c) Pertemuan koordinasi pelibatan stakeholders seluruh kabupaten di Flores
dan Koordinasi perencanaan pengembangan destinasi Flores antara
pemerintah pusat dan daerah
2. Perencanaan dan Penelitian
Adapun beberapa kegiatan atau aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran
perencanaan dan penelitian yaitu :
a) DMO Flores mendukung dan memfasilitasi perencanaan lokal dan
penyusunan Masterplan Pariwisata regional untuk Flores. Segala kegiatan
dan keluaran dalam penyusunan ini disinkronkan dengan kebijakan
pengelola Taman Nasional Komodo dan Kelimutu karena ruang lingkup
wilayah pengembangan saling mengisi satu sama lain. Secara garis besar,
DMO Flores dalam tahapan ini mengarah pada beberapa kegiatan seperti
Sinkronisasi Masterplan Flores dengan Kebijakan Taman Nasional
Komodo dan Taman Nasional Kelimutu Penyusunan dan sosialisasi
Desain, Strategi dan Rencana Aksi (DSRA) DMO Flores Penentuan
Internal Destination Development (IDD) yang menyepakati
pengembangan showcase destinasi di 8 Kabupaten dan Pelaksanaan
pelatihan dalam mendukung IDD.
b) Perencanaan kegiatan pemasaran dan promosi destinasi sudah tersedia dan
sudah dilaksanakan dengan dukungan dari Swisscontact sebagai
perpanjangan tangan pelaksanaan program DMO Flores. Dengan posisi
DMO Flores Regional, business plan disusun dalam skala penguatan
aktivitas dan jaringan stakeholders baik di tingkat lokal maupun
internasional. Inovasi dan diversifikasi produk pariwisata di Flores sedang
dan terus dilakukan, banyak objek wisata baru yang sedang di eksplorasi
untuk dikemas dan dijual (Contoh: Werbau, Air terjun, Hot Spring,
Ulumbu). Sangat disadari oleh para pemangku kepentingan bahwa Flores
memiliki produk wisata yang berbeda dan bahkan tidak dimiliki oleh
destinasi lain pada tingkat nasional maupun internasional contohnya
“komodo”.
3. Pengembangan Produk
Salah satu kegiatan atau aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran
perencanaan dan penelitian yaitu inovasi dan diversifikasi produk pariwisata di
Flores sedang dan terus dilakukan, banyak objek wisata baru yang sedang di
eksplorasi untuk dikemas dan dijual (Contoh: Werbau, Air terjun, Hot Spring,
Ulumbu). Sangat disadari oleh para pemangku kepentingan bahwa Flores
memiliki produk wisata yang berbeda dan bahkan tidak dimiliki oleh destinasi
lain pada tingkat nasional maupun internasional contohnya “komodo”.
Swisscontact melalui DMO Flores Regional yang menjalankan peran External
Destination Marketing (EDM), memberikan dukungan dan fasilitasi untuk
branding dan promosi Flores. Dalam rangka dukungan dan fasilitasi tersebut,
produk yang dihasilkan dapat dikelola oleh masing-masing DMO Lokal (TMO) di
setiap kabupaten dan dipasarkan kepada wisatawan, antara lain berupa Pembuatan
dan penjualan aneka souvenir (pin, kaos, kalender, stiker, CD) maupun buku
mengenai Flores (Dive Around Komodo, People and Culture dan Flores
Adventure) ,Pembuatan website pariwisata Flores (florestourism.com) ,Partisipasi
dalam bursa pariwisata nasional dan internasional (ITB Berlin, ATF, Deep &
Extreme, World Travel Market London)
4. Pemasaran dan Promosi
Adapun beberapa aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran pemasaran dan
promosi yaitu :
a) Dengan adanya kegiatan pemasaran dan promosi destinasi sudah tersedia
dan sudah dilaksanakan dengan dukungan dari Swisscontact sebagai
perpanjangan tangan pelaksanaan program DMO Flores. Dengan posisi
DMO Flores Regional, business plan disusun dalam skala penguatan
aktivitas dan jaringan stakeholders baik di tingkat lokal maupun
internasional. Swisscontact melalui DMO Flores Regional yang
menjalankan peran External Destination Marketing (EDM), memberikan
dukungan dan fasilitasi untuk branding dan promosi Flores. Dalam rangka
dukungan dan fasilitasi tersebut, produk yang dihasilkan dapat dikelola
oleh masing-masing DMO Lokal (TMO) di setiap kabupaten dan
dipasarkan kepada wisatawan seperti souvenir dan buku. Pemasaran dan
promosi juga dilakukan dengan membuat website pariwisata Flores
(florestourism.com) dan berpartisipasi dalam bursa pariwisata nasional
dan internasional (ITB Berlin, ATF, Deep & Extreme, World Travel
Market London).
b) DMO Flores menjadi partner utama pembangunan pariwisata Kabupaten
Manggarai Barat dalam hal pengembangan dan pemasaran produk wisata,
baik pemasaran secara nasional maupun internasional.
5. Kemitraan dan Penguatan Tim
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan DMO Flores dalam menjalankan peran
kemitraan dan penguatan tim yaitu :
a) Kegiatan yang dilakukan dalam program DMO Flores Kemparekraf untuk
memperkuat jaringan stakeholders destinasi berupa Penguatan
komitmen/kesepakatan stakeholders, Pertemuan koordinasi pelibatan
stakeholders seluruh kabupaten di Flores, Koordinasi perencanaan
pengembangan destinasi Flores antara pemerintah pusat dan daerah dan
Peningkatan kapasitas. Secara nyata, kegiatan pelibatan stakeholders di
tahap ini juga diperluas kepada cakupan stakeholders di tingkat legislatif
yaitu DPRD. Pertemuan Bupati sedaratan Flores juga dilakukan untuk
menggalang komitmen pimpinan daerah untuk mengembangkan destinasi
dan mengintegrasikan seluruh sektor di masing-masing kabupaten. Selain
itu, Flores masih memiliki landasan religi yang kuat dalam masyarakat
sehingga keberadaan tokoh rohaniwan maupun intelektual merupakan
sentral pemersatu para stakeholders destinasi.
b) Pada tahun ke-empat program Destination Management Organization
(DMO) Flores sudah mengarah kepada penguatan kelembagaan,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesadaran publik, dan aspek
promosi serta pemasaran. Namun demikian, kelembagaan yang sudah ada
sekarang di DMO Flores memerlukan upaya scale-up dalam perspektif
keberlanjutan program. Dalam perjalanan program ini, ada perkembangan
yang mengalami dinamika ataupun keberhasilan, namun ada pula hal-hal
yang perlu dibenahi atau diperbaiki. Salah satu kekurangan yang perlu
memperoleh perhatian khusus adalah tingkat pemahaman stakeholder
mengenai bentuk kelembagaan tata kelola destinasi pariwisata yang perlu
diperluas, dan bukan diubah atau dibentuk kembali dengan
susunan/struktur baru. Dalam skema kerjasama pemerintah Indonesia dan
Swiss, kajian penilaian kelembagaan DMO Flores telah dilaksanakan oleh
konsultan yang disepakati oleh kedua pihak pada awal tahun 2014. Dari
aspek keberlanjutan program DMO, telah disepakati pada level pusat
untuk membentuk Forum Tata Kelola Pariwisata pada masing-masing
cluster DMO. Selanjutnya, DMO Flores diarahkan menjadi forum tersebut
yang bersifat terbuka bagi siapa saja untuk mengambil bagian. Arah
penguatan kelembagaan di tahun 2014 dijabarkan dalam kegiatan DMO
Flores yang telah diterima oleh seluruh stakeholders DMO Lokal di 8
Kabupaten. Dengan keterbatasan pemahaman di awal kegiatan, DMO
Flores perlu memperkuat rumusan Forum di masing-masing kabupaten.
Untuk tahun 2014, ada 3 (tiga) kabupaten yang telah mengarah pada
perluasan Forum yaitu Kabupaten Manggarai, Nagekeo dan Manggarai
Timur.
6. Hubungan Masyarakat
Salah satu kegiatan yang dilakukan DMO Flores dalam menjalankan peran
hubungan masyarakat yaitu DMO Flores juga sering melakukan konsultasi
kepada masyarakat atau kepala – kepala daerah dalam menyusun rencana atau
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan destinasi wisata yang ada di
Flores agar tidak terjadi konflik dan kesalah pahaman antar DMO dengan
masyarakanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembentukan DMO (Destination Management Organization) adalah kegiatan
membentuk dan mengelola serta menyempurnakan destinasi melalui suatu proses yang
berkesisnambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. DMO menjadi
sebuah perspektif yang hendak memberikan ruang partisipasi bagi semua pihak untuk terlibat
dalam mengelola sebuah destinasi pariwisata. DMO tidak hanya berperan guna
pengembangan produk, marketing dan promosi, serta perencanaan dan penelitian saja,
melainkan memainkan peran sebagai pembentukan tim dan kemitraan, jalinan masyarakat
(community relation), serta koordinasi dan kepemimpinan. Pada salah satu destinasi wisata
yaitu Flores juga memiliki DMO (Destination Management Organization) yang berperan
mulai dari kepemimpinan dan koordinasi, sampai dengan perannya dalam hubungan
masyarakat. Ke-enam peran yang dimiliki oleh setiap DMO telah dilaksanakan dengan cukup
baik oleh DMO Flores dengan melakukan kegiatan diiringin dengan peran – peran yang
menjadi tanggung jawabnya sebagai DMO.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu Kerjasama lintas sektor yang masih lemah
perlu digalang lebih integratif karena kepariwisataan di Flores membutuhkan dukungan
komunikasi dan koordinasi semua sektor dan tidak hanya pariwisata saja. Selain itu, penataan
dan pembinaan kembali kelembagaan DMO Flores dapat memaksimalkan peran struktur
DMO Flores karena fungsi yang dilakukan selama ini belum optimal menggerakkan seluruh
stakeholders dalam koordinasi kegiatan kepariwisataan Flores. Dan Pengembangan dan
pengelolaan destinasi pariwisata di Flores masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Fokus
permasalahan saat ini adalah kelembagaan tata kelola destinasi di lingkup DMO Flores yang
sudah ada perlu direvitalisasi dan diperkuat.
DAFTAR PUSTAKA
(https://nttbangkit.com/,2019) Flores Destinasi Pariwisata Berkelas Dunia, Kini Jadi Rebutan
Para Investor, di akses pada 19 April 2020.
(http://portal.endekab.go.id/,2013) Aktivita DMO Flores Belum Optimal , di akses pada 19 April
2020.
(https://www.kompasiana.com/,2015) Potensi Wisata Flores - Bagian Pertama, di akses pada 19
April 2020.
(http://www.ecoflores.org/,2018) Destination Management Organisation of Flores (DMO
Flores), di akses pada 19 April 2020.

Contenu connexe

Tendances

02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataanEko Efendi
 
Kelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxKelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxjenalabidin17
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XAde Ela Pratiwi
 
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar PerkuliahanIrwan Haribudiman
 
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USURPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USUsamerdanta sinulingga
 
M08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak PariwisataM08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak PariwisataSapto Siswoyo
 
M03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanM03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanSapto Siswoyo
 
Peran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
Peran Pengusaha dalam Pembangunan PariwisataPeran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
Peran Pengusaha dalam Pembangunan PariwisataAbdullah Rudolf Smit
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataDoris Agusnita
 
Kd 3.6. organisasi pariwisata ppt
Kd 3.6. organisasi pariwisata pptKd 3.6. organisasi pariwisata ppt
Kd 3.6. organisasi pariwisata pptAul Ndink
 
Pengantar pariwisata
Pengantar pariwisataPengantar pariwisata
Pengantar pariwisataDesi Rizki
 
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahStrategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahUmpungeng
 
Part II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisataPart II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisatahattaalwi
 
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
 
Sesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisataSesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisataDedy Wijayanto
 

Tendances (20)

02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan
 
Kelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxKelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptx
 
Kampanye sadar wisata
Kampanye sadar wisataKampanye sadar wisata
Kampanye sadar wisata
 
Industri pariwisata
Industri pariwisataIndustri pariwisata
Industri pariwisata
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
 
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
 
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USURPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
RPS KKNI Perjalanan Wisata D3 PERJALANAN WISATA USU
 
M08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak PariwisataM08 Dampak Pariwisata
M08 Dampak Pariwisata
 
M03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga KepariwisataanM03 Lembaga Kepariwisataan
M03 Lembaga Kepariwisataan
 
Peran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
Peran Pengusaha dalam Pembangunan PariwisataPeran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
Peran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Urban tourism vs rural tourism
Urban tourism vs rural tourismUrban tourism vs rural tourism
Urban tourism vs rural tourism
 
Kd 3.6. organisasi pariwisata ppt
Kd 3.6. organisasi pariwisata pptKd 3.6. organisasi pariwisata ppt
Kd 3.6. organisasi pariwisata ppt
 
Pengantar pariwisata
Pengantar pariwisataPengantar pariwisata
Pengantar pariwisata
 
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahStrategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerah
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
 
Part II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisataPart II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisata
 
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
 
Sesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisataSesi 2 Industri pariwisata
Sesi 2 Industri pariwisata
 

Similaire à DMO Flores dalam menjalankan perannya sebagai destination management organization.

partisipasi pariwisata
partisipasi pariwisatapartisipasi pariwisata
partisipasi pariwisataMDSmerry
 
Studi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan di
Studi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan diStudi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan di
Studi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan diBiotani & Bahari Indonesia
 
background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...
background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...
background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...MIFTAHFARIDMAHARDIKA
 
Kebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptx
Kebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptxKebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptx
Kebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptxsubagkerjasama
 
Pengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoPengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoNurhakim Fauzian
 
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan PariwisataSigitHaryadi3
 
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARASEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARATAUFIKHIDAYATSITORUS
 
Handbook OPREC MG 5.0 (2).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (2).pdfHandbook OPREC MG 5.0 (2).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (2).pdfKelvinWijaya21
 
Handbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdfHandbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdfKelvinWijaya21
 
Potensi Wisata Bahari di Jember, Jawa Timur
Potensi Wisata Bahari di Jember, Jawa TimurPotensi Wisata Bahari di Jember, Jawa Timur
Potensi Wisata Bahari di Jember, Jawa TimurIndah Yuliana
 
Tantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata Daerah
Tantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata DaerahTantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata Daerah
Tantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata DaerahDadang Solihin
 
Handbook OPREC MG 5.0 (3).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (3).pdfHandbook OPREC MG 5.0 (3).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (3).pdfKelvinWijaya21
 
Handbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdfHandbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdfKelvinWijaya21
 
LAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptx
LAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptxLAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptx
LAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptxWolfhardusKosat
 

Similaire à DMO Flores dalam menjalankan perannya sebagai destination management organization. (20)

1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
partisipasi pariwisata
partisipasi pariwisatapartisipasi pariwisata
partisipasi pariwisata
 
Studi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan di
Studi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan diStudi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan di
Studi pengembangan model kepariwisataan berkelanjutan di
 
background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...
background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...
background-study-2008pembangunan-bidang-pariwisata-2010-2014__20110202135808_...
 
Kebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptx
Kebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptxKebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptx
Kebijakan Berbasis Riset Kerja Sama Daerah.pptx
 
Pengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manadoPengembangan wilayah kota manado
Pengembangan wilayah kota manado
 
perencanaan pariwisata
perencanaan pariwisataperencanaan pariwisata
perencanaan pariwisata
 
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
 
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARASEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
SEJARAH KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA
 
SUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISMSUSTAINABLE TOURISM
SUSTAINABLE TOURISM
 
Handbook OPREC MG 5.0 (2).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (2).pdfHandbook OPREC MG 5.0 (2).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (2).pdf
 
Handbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdfHandbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdf
 
ROAD MAP BPPD NTB 2014 - 2017
ROAD MAP BPPD NTB 2014 - 2017ROAD MAP BPPD NTB 2014 - 2017
ROAD MAP BPPD NTB 2014 - 2017
 
Potensi Wisata Bahari di Jember, Jawa Timur
Potensi Wisata Bahari di Jember, Jawa TimurPotensi Wisata Bahari di Jember, Jawa Timur
Potensi Wisata Bahari di Jember, Jawa Timur
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Tantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata Daerah
Tantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata DaerahTantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata Daerah
Tantangan Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Pariwisata Daerah
 
Handbook OPREC MG 5.0 (3).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (3).pdfHandbook OPREC MG 5.0 (3).pdf
Handbook OPREC MG 5.0 (3).pdf
 
Handbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdfHandbook OPREC MG 5.0.pdf
Handbook OPREC MG 5.0.pdf
 
LAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptx
LAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptxLAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptx
LAPORAN PRAKERIN SMK Nibaaf Tahun 2022.pptx
 
Mini_Skripsi_B_Indonesia.docx
Mini_Skripsi_B_Indonesia.docxMini_Skripsi_B_Indonesia.docx
Mini_Skripsi_B_Indonesia.docx
 

DMO Flores dalam menjalankan perannya sebagai destination management organization.

  • 1. TUGAS MATA KULIAH PARIWISATA NASIONAL DAN INTERNASIONAL DESTINATION MANAGEMENT ORGANIZATION (DMO) FLORES OLEH : NI WAYAN WIDIYANTARI NIM : 19103013 PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEPARIWISATAAN DIPLOMA IV POLITEKNIK PARIWISATA NUSA DUA BALI KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA 2020
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi pariwisata yang tersebar disetiap daerahnya. Salah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata berupa alam dan keunikan satwanya adalah Flores. Flores merupakan salah satu kabupaten atau kota yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur. Flores menyimpan potensi pariwisata yang luar biasa besarnya. Komodo di barat hingga Lamalera di timur menjadikan Flores sebagai daya tarik yang begitu cantik dan menarik. Selain itu, Flores diperkaya akan kehidupan bawah laut yang beranekaragam, pantai berpasir putih yang indah, hewan yang langka dan tak ada duanya, danau-danau yang indah dan unik hingga peradaban ( kampung, ritual dan kesenian ) yang masih terjaga secara baik hingga saat ini. Hal itulah yang mampu menjadikan Flores sebagai salah satu potensi pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia. Potensi pariwisata yang begitu menakjubkan di Flores harus dikembangkan dan dan dikelola dengan baik. Menyadari potensi tersebut, Destination Management Organization (DMO) dibentuk untuk mengembangkan destinasi wisata di Flores. DMO adalah tata kelola destinasi pariwisata yang terstruktur dan sinergis yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi yang terpimpin secara terpadu dengan peran masyarakat, pelaku/asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah yang memiliki tujuan, proses dan kepentingan bersama.(Pedoman Pembentukan dan Pengembangan DMO, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2010). Pembentukan DMO juga dinilai cukup ampuh karena melibatkan langsung semua pihak yang terkait pemangku kebijakan dan kepentingan dalam proses pembangunan pariwisata. DMO Flores juga memiliki peran dan fungsinya dalam menata kelola destinai – destinasi wisata yang ada di Flores. Segala aktivitas dan kegiatan yang dilakukan DMO Flores tentu merupakan bentuk upaya melaksanakan peran- perannya sebagai DMO yang bertanggung jawab dalam menata kelola destinasi yang ada di Flores.
  • 3. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menentukan rumusan masalah yang dbahas pada paper yaitu : 1. Apa itu Destination Management Organization (DMO) dan apa saja peran – perannya? 2. Bagaimana DMO Flores menjalankan peran – perannya? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan paper ini dapat ditentukan sebagai berikut : 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan apa itu Destination Management Organization (DMO) dan apa saja peran – perannya. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan Bagaimana DMO Flores menjalankan peran – perannya. 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan paper ini adalah : 1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Destination Management Organization (DMO) dan peran – perannya. 2. Menambah wawasan penulis dan pembaca tentang Bagaimana DMO Flores menjalankan peran – perannya.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Destination Management Organization (DMO) dan Peran - Perannya Destination Management Organization (DMO) adalah struktur tata kelola destinasi pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat di destinasi pariwisata. Pembentukan dan pengembangan DMO adalah kegiatan membentuk dan mengelola serta menyempurnakan destinasi melalui suatu proses yang berkesisnambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Selain itu UNWTO (2008) mengemukakan, DMO memiliki fungsi untuk memimpin dan mengkoordinasikan elemen destinasi (atraksi, amenitas, aksesibilitas, SDM, citra/image, harga), marketing, maupun lingkungan yang berkelanjutan (sustainable). Dalam hal ini, DMO menjadi sebuah perspektif yang hendak memberikan ruang partisipasi bagi semua pihak untuk terlibat dalam mengelola sebuah destinasi pariwisata. DMO tidak hanya berperan guna pengembangan produk, marketing dan promosi, serta perencanaan dan penelitian saja, melainkan memainkan peran sebagai pembentukan tim dan kemitraan, jalinan masyarakat (community relation), serta koordinasi dan kepemimpinan. (Destination Consultancy Group, 2010). Skala dan pembentuka DMO ini terdiri dari DMO lokal, DMO regional, dan DMO nasional. Fungsi DMO pada tingkat lokal pengelolaan destinasi internal lebih besar dari eksternal. Sedangkan pada tingkat regional, pengelolaan internal lebih kecil dari eksternal dan ada tingkat nasional, pengelolaan eksternal sangat dominan dan merencanakan strategi secara keseluruhan (misalnya: pemasaran dan diplomasi pariwisata). Peran DMO menurut Destination Consultancy Group di dalam Morisson (2012 ; 5), memiliki 6 peran kepemimpinan dalam pariwisata dalam tujuan keseluruhan untuk pariwisata di masa depan yaitu : 1. Kepemimpinan dan Koordinasi
  • 5. DMO memiliki peran kepemimpinan dalam kepariwisataan dalam sebuah destinasi,dalam fungsi ini DMO berperan memberikan arahan terkait pariwisata di masa yang akan dataang. Dan mereka terlibat dalam kepariwisataan di detinasi tersebut, jadi DMO bertindak sebagai koordinator dari segala upaya dari setiap komponen di destinasi tersebut. 2. Perencanaan dan Penelitian DMO memiliki peran kunci dalam mempersiapkan kebijakan pariwisata, rencana dan strategi untuk suatu destinasi. Hal tersebut dilakukan untuk penelitian tentang target pasar yang ada dan potensi untuk panduan pemasaran semata-mata untuk menentukan pengembangan produk di masa depan. DMO dapat melacak program utama pesaingnya dan berusaha untuk terus belajar dari studi kasus untuk meningkatkan produk pengembangan dan pemasaran. 3. Pengembangan Produk DMO memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk pengembangan berkelanjutan dalam hal produk wisata termasuk produk fisik, masyarakat, paket, dan program. Dibutuhkan inventarisasi untuk penawaran destinasi saat ini dan penawaran- penawaran itu membantu perbaikan kualitas produk. Selain itu, DMO mengidentifikasi produk wisata baru sebagai peluang pengembangan dan memberikan bantuan dalam mewujudkan proyek-proyek dan program. 4. Pemasaran dan Promosi DMO mengembangkan strategi pemasaran secara keseluruhan dan mempersiapkan jangka panjang serta rencana pemasaran jangka pendek untuk pariwisata. Hal tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran pasar prioritas dan memilih gambar yang paling efektif untuk mencapai tujuan pada pelaksanaan pendekatan merek yang efektif. DMO menggunakan metode pemasaran komunikasi, metode tersebut menggabungkan secara online dan promosi tradisional untuk menginformasikan dan membujuk wisatawan untuk datang ke tempat tujuan 5. Kemitraan dan Penguatan Tim DMO menempatkan bersama tim tujuan yang efektif dan membangun kemitraan untuk mencapai tujuan pengembangan produk dan pemasaran destinasi. Beberapa dari kemitraan ditetapkan dalam tujuan, sementara yang lain dengan pihak eksternal
  • 6. termasuk agen perjalanan, operator tur, penyedia transportasi, perencana MICE, dan lain-lain. 6. Hubungan Masyarakat DMO bertindak sebagai peran utama dan pendukung pariwisata dalam tujuan dengan meningkatkan kesadaran dan profil pariwisata lokal untuk mendukung pencapaian tujuan pengembangan produk dan pemasaran. Selain itu, DMO mungkin berkonsultasi dengan warga masyarakat ketika membuat keputusan penting yang akan mempengaruhi mereka tentang gaya hidup dan standar hidup. 2.2 Destination Management Organization (DMO) Flores dalam Menjalankan Peran – Perannya DMO Flores telah dibentuk sekitar satu tahun yang lalu, sejalan dengan Master Plan Akselerasi dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Master Plan Pengembangan Pariwisata Nasional 2010-2025 telah dirumuskan yang berfungsi sebagai payung untuk menetapkan Rencana Pengembangan Pariwisata di provinsi tingkat regional dan lokal. Master Plan telah mengidentifikasi untuk mengembangkan 50 destinasi pariwisata nasional yang terdiri dari 88 area strategis pariwisata nasional dan 222 area pengembangan pariwisata potensial hingga tahun 2025. DMO Flores memiliki misi yaitu menghubungkan Flores dengan pasar pariwisata domestik dan internasional, menyediakan layanan pariwisata berkualitas tinggi, dan melestarikan budaya dan lingkungan Flores. Proses pembentukan dan pengembangan DMO terdiri dari 4 (empat) tahapan tranformasi yang dimulai dengan tahapan penguatan gerakan kesadaran kolektif stakeholders, pengembangan manajemen destinasi, pengembangan bisnis serta penguatan dan penataan organisasi pengelolaan destinasi. Pembentukan dan Pengembangan DMO memiliki tantangan tersendiri untuk DMO Flores karena memerlukan penyesuaian dengan karakter daerah. Awal mula upaya pengembangan tata kelola pariwisata di Flores memperoleh dukungan teknis dari pemerintah Swiss. Pada tanggal 7 Juli 2010 di Jakarta, di hadapan Presiden RI dan Presiden Swiss, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Pariwisata antar kedua negara. Lingkup kerja sama MoU tersebut antara lain dalam hal peningkatan pembangunan kepariwisataan, pembentukan Organisasi
  • 7. Manajemen Destinasi DMO (Destination Management Organization), pertukaran pengalaman, alih pengetahuan dan teknologi di bidang DMO, bantuan tenaga ahli, pengembangan ekowisata, wisata bahari dan wisata budaya, peningkatan promosi pariwisata Indonesia, pelatihan di bidang industri pariwisata serta lingkup kerja sama lainnya yang sesuai dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Adapun aktivitas – aktivitas yang telah dilakukan DMO (Destination Management Organization) Flores dalam menjalankan ke-enam perannya sebagai DMO dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan dan Koordinasi Adapun beberapa kegiatan atau aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran kepemimpinan dan koordinasi yaitu : a) Arahan dari DMO Flores melalui Kepala Balai TN Kelimutu dilakukan dengan mengkoordinasi dan menjelaskan penyiapan destinasi ekowisata terpadu di sekeliling TN Kelimutu terkait interkoneksi, pemahaman produk, penguatan kelembagaan, kemampuan mengemas produk dan kecerdasan memasarkan produk.Pengembangan ekowisata Kelimutu yang tidak hanya danau Tiga Warna, tapi dengan banyak objek wisata lain yg tersebar di beberapa wilayah penyangganya yang dapat disatukan menjadi keutuhan dan kekuatan bersama yaitu Destinasi Ekowisata Kelimutu. Kegiatan ini dilakukan pada hari Jumat 17-18 Mei 2019 di Bumi Perkemahan Boelanboong, Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Ende. Acara ini diinisiasi oleh Balai Taman Nasional Kelimutu dan DMO Flores diikuti juga oleh perwakilan kelompok kemitraan masyarakat desa penyangga sekeliling Kelimutu, HPI Ende, ASITTA Ende, Tour and Travel operator di Ende, Decotourism dan para pelaku wisata Moni. b) Di tahap awal untuk membangun kesadaran kolektif stakeholders, sejumlah kegiatan penting dilakukan dalam rangka penguatan koordinasi dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ruang lingkup pariwisata. Tidak hanya program-program yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, kedua belah pihak juga bekerja sama dalam penyelenggaraan acara yang mempertemukan para pengambil kebijakan
  • 8. baik legislatif maupun eksekutif. Tujuan dipertemukannnya pihak-pihak tersebut adalah menciptakan kesepahaman dalam konteks pengembangan pariwisata, sehingga mempermudah realisasi ide dan rencana pengembangan yang timbul dari inisiasi masyarakat lokal. c) Pertemuan koordinasi pelibatan stakeholders seluruh kabupaten di Flores dan Koordinasi perencanaan pengembangan destinasi Flores antara pemerintah pusat dan daerah 2. Perencanaan dan Penelitian Adapun beberapa kegiatan atau aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran perencanaan dan penelitian yaitu : a) DMO Flores mendukung dan memfasilitasi perencanaan lokal dan penyusunan Masterplan Pariwisata regional untuk Flores. Segala kegiatan dan keluaran dalam penyusunan ini disinkronkan dengan kebijakan pengelola Taman Nasional Komodo dan Kelimutu karena ruang lingkup wilayah pengembangan saling mengisi satu sama lain. Secara garis besar, DMO Flores dalam tahapan ini mengarah pada beberapa kegiatan seperti Sinkronisasi Masterplan Flores dengan Kebijakan Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Kelimutu Penyusunan dan sosialisasi Desain, Strategi dan Rencana Aksi (DSRA) DMO Flores Penentuan Internal Destination Development (IDD) yang menyepakati pengembangan showcase destinasi di 8 Kabupaten dan Pelaksanaan pelatihan dalam mendukung IDD. b) Perencanaan kegiatan pemasaran dan promosi destinasi sudah tersedia dan sudah dilaksanakan dengan dukungan dari Swisscontact sebagai perpanjangan tangan pelaksanaan program DMO Flores. Dengan posisi DMO Flores Regional, business plan disusun dalam skala penguatan aktivitas dan jaringan stakeholders baik di tingkat lokal maupun internasional. Inovasi dan diversifikasi produk pariwisata di Flores sedang dan terus dilakukan, banyak objek wisata baru yang sedang di eksplorasi untuk dikemas dan dijual (Contoh: Werbau, Air terjun, Hot Spring, Ulumbu). Sangat disadari oleh para pemangku kepentingan bahwa Flores
  • 9. memiliki produk wisata yang berbeda dan bahkan tidak dimiliki oleh destinasi lain pada tingkat nasional maupun internasional contohnya “komodo”. 3. Pengembangan Produk Salah satu kegiatan atau aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran perencanaan dan penelitian yaitu inovasi dan diversifikasi produk pariwisata di Flores sedang dan terus dilakukan, banyak objek wisata baru yang sedang di eksplorasi untuk dikemas dan dijual (Contoh: Werbau, Air terjun, Hot Spring, Ulumbu). Sangat disadari oleh para pemangku kepentingan bahwa Flores memiliki produk wisata yang berbeda dan bahkan tidak dimiliki oleh destinasi lain pada tingkat nasional maupun internasional contohnya “komodo”. Swisscontact melalui DMO Flores Regional yang menjalankan peran External Destination Marketing (EDM), memberikan dukungan dan fasilitasi untuk branding dan promosi Flores. Dalam rangka dukungan dan fasilitasi tersebut, produk yang dihasilkan dapat dikelola oleh masing-masing DMO Lokal (TMO) di setiap kabupaten dan dipasarkan kepada wisatawan, antara lain berupa Pembuatan dan penjualan aneka souvenir (pin, kaos, kalender, stiker, CD) maupun buku mengenai Flores (Dive Around Komodo, People and Culture dan Flores Adventure) ,Pembuatan website pariwisata Flores (florestourism.com) ,Partisipasi dalam bursa pariwisata nasional dan internasional (ITB Berlin, ATF, Deep & Extreme, World Travel Market London) 4. Pemasaran dan Promosi Adapun beberapa aktivitas DMO Flores dalam menjalankan peran pemasaran dan promosi yaitu : a) Dengan adanya kegiatan pemasaran dan promosi destinasi sudah tersedia dan sudah dilaksanakan dengan dukungan dari Swisscontact sebagai perpanjangan tangan pelaksanaan program DMO Flores. Dengan posisi DMO Flores Regional, business plan disusun dalam skala penguatan aktivitas dan jaringan stakeholders baik di tingkat lokal maupun internasional. Swisscontact melalui DMO Flores Regional yang menjalankan peran External Destination Marketing (EDM), memberikan
  • 10. dukungan dan fasilitasi untuk branding dan promosi Flores. Dalam rangka dukungan dan fasilitasi tersebut, produk yang dihasilkan dapat dikelola oleh masing-masing DMO Lokal (TMO) di setiap kabupaten dan dipasarkan kepada wisatawan seperti souvenir dan buku. Pemasaran dan promosi juga dilakukan dengan membuat website pariwisata Flores (florestourism.com) dan berpartisipasi dalam bursa pariwisata nasional dan internasional (ITB Berlin, ATF, Deep & Extreme, World Travel Market London). b) DMO Flores menjadi partner utama pembangunan pariwisata Kabupaten Manggarai Barat dalam hal pengembangan dan pemasaran produk wisata, baik pemasaran secara nasional maupun internasional. 5. Kemitraan dan Penguatan Tim Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan DMO Flores dalam menjalankan peran kemitraan dan penguatan tim yaitu : a) Kegiatan yang dilakukan dalam program DMO Flores Kemparekraf untuk memperkuat jaringan stakeholders destinasi berupa Penguatan komitmen/kesepakatan stakeholders, Pertemuan koordinasi pelibatan stakeholders seluruh kabupaten di Flores, Koordinasi perencanaan pengembangan destinasi Flores antara pemerintah pusat dan daerah dan Peningkatan kapasitas. Secara nyata, kegiatan pelibatan stakeholders di tahap ini juga diperluas kepada cakupan stakeholders di tingkat legislatif yaitu DPRD. Pertemuan Bupati sedaratan Flores juga dilakukan untuk menggalang komitmen pimpinan daerah untuk mengembangkan destinasi dan mengintegrasikan seluruh sektor di masing-masing kabupaten. Selain itu, Flores masih memiliki landasan religi yang kuat dalam masyarakat sehingga keberadaan tokoh rohaniwan maupun intelektual merupakan sentral pemersatu para stakeholders destinasi. b) Pada tahun ke-empat program Destination Management Organization (DMO) Flores sudah mengarah kepada penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesadaran publik, dan aspek promosi serta pemasaran. Namun demikian, kelembagaan yang sudah ada
  • 11. sekarang di DMO Flores memerlukan upaya scale-up dalam perspektif keberlanjutan program. Dalam perjalanan program ini, ada perkembangan yang mengalami dinamika ataupun keberhasilan, namun ada pula hal-hal yang perlu dibenahi atau diperbaiki. Salah satu kekurangan yang perlu memperoleh perhatian khusus adalah tingkat pemahaman stakeholder mengenai bentuk kelembagaan tata kelola destinasi pariwisata yang perlu diperluas, dan bukan diubah atau dibentuk kembali dengan susunan/struktur baru. Dalam skema kerjasama pemerintah Indonesia dan Swiss, kajian penilaian kelembagaan DMO Flores telah dilaksanakan oleh konsultan yang disepakati oleh kedua pihak pada awal tahun 2014. Dari aspek keberlanjutan program DMO, telah disepakati pada level pusat untuk membentuk Forum Tata Kelola Pariwisata pada masing-masing cluster DMO. Selanjutnya, DMO Flores diarahkan menjadi forum tersebut yang bersifat terbuka bagi siapa saja untuk mengambil bagian. Arah penguatan kelembagaan di tahun 2014 dijabarkan dalam kegiatan DMO Flores yang telah diterima oleh seluruh stakeholders DMO Lokal di 8 Kabupaten. Dengan keterbatasan pemahaman di awal kegiatan, DMO Flores perlu memperkuat rumusan Forum di masing-masing kabupaten. Untuk tahun 2014, ada 3 (tiga) kabupaten yang telah mengarah pada perluasan Forum yaitu Kabupaten Manggarai, Nagekeo dan Manggarai Timur. 6. Hubungan Masyarakat Salah satu kegiatan yang dilakukan DMO Flores dalam menjalankan peran hubungan masyarakat yaitu DMO Flores juga sering melakukan konsultasi kepada masyarakat atau kepala – kepala daerah dalam menyusun rencana atau pengambilan keputusan yang berhubungan dengan destinasi wisata yang ada di Flores agar tidak terjadi konflik dan kesalah pahaman antar DMO dengan masyarakanya.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pembentukan DMO (Destination Management Organization) adalah kegiatan membentuk dan mengelola serta menyempurnakan destinasi melalui suatu proses yang berkesisnambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. DMO menjadi sebuah perspektif yang hendak memberikan ruang partisipasi bagi semua pihak untuk terlibat dalam mengelola sebuah destinasi pariwisata. DMO tidak hanya berperan guna pengembangan produk, marketing dan promosi, serta perencanaan dan penelitian saja, melainkan memainkan peran sebagai pembentukan tim dan kemitraan, jalinan masyarakat (community relation), serta koordinasi dan kepemimpinan. Pada salah satu destinasi wisata yaitu Flores juga memiliki DMO (Destination Management Organization) yang berperan mulai dari kepemimpinan dan koordinasi, sampai dengan perannya dalam hubungan masyarakat. Ke-enam peran yang dimiliki oleh setiap DMO telah dilaksanakan dengan cukup baik oleh DMO Flores dengan melakukan kegiatan diiringin dengan peran – peran yang menjadi tanggung jawabnya sebagai DMO. 3.2 Saran Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu Kerjasama lintas sektor yang masih lemah perlu digalang lebih integratif karena kepariwisataan di Flores membutuhkan dukungan komunikasi dan koordinasi semua sektor dan tidak hanya pariwisata saja. Selain itu, penataan dan pembinaan kembali kelembagaan DMO Flores dapat memaksimalkan peran struktur DMO Flores karena fungsi yang dilakukan selama ini belum optimal menggerakkan seluruh stakeholders dalam koordinasi kegiatan kepariwisataan Flores. Dan Pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata di Flores masih dihadapkan pada beberapa tantangan. Fokus permasalahan saat ini adalah kelembagaan tata kelola destinasi di lingkup DMO Flores yang sudah ada perlu direvitalisasi dan diperkuat.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA (https://nttbangkit.com/,2019) Flores Destinasi Pariwisata Berkelas Dunia, Kini Jadi Rebutan Para Investor, di akses pada 19 April 2020. (http://portal.endekab.go.id/,2013) Aktivita DMO Flores Belum Optimal , di akses pada 19 April 2020. (https://www.kompasiana.com/,2015) Potensi Wisata Flores - Bagian Pertama, di akses pada 19 April 2020. (http://www.ecoflores.org/,2018) Destination Management Organisation of Flores (DMO Flores), di akses pada 19 April 2020.