Publicité
Publicité

Contenu connexe

Similaire à EMLI Training-Hak Pemegang Jaminan dalam Kepailitan dan Pembubaran-Presented By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.(20)

Publicité
Publicité

EMLI Training-Hak Pemegang Jaminan dalam Kepailitan dan Pembubaran-Presented By: Rizky Dwinanto, S.H., M.H.

  1. Hak Pemegang Jaminan dalam Kepailitan dan Pembubaraan Presented By : Rizky Dwinanto, S.H., M.H.
  2. Objektivitas Materi Presentasi • Proses Kepailitan dan Penundaan kewajiban pembayaran utang • Hak-hak pemegang Agunan dalam proses kepailitan dan PKPU • Menghindari kerugian Pemegang Hak Agunan dalam proses Kepailitan dan PKPU
  3. Penyelesaian sengketa keperdataan
  4. Dasar hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang • Undang-undang Republik Indonesia No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang • PP No. 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank • Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. • Undang-undang Perpajakan • KUHPerdata • KUHDagang • Lain-lain
  5. Definisi Kepailitan • Berasal dr Bahasa perancis “Failite” yang berarti Kemacetan pembayaran. • “Kepailitan adalah SITA UMUM atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah Pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang- undang Ini.” (Pasal 1 angka 1 UUK No. 37 Tahun 2004)
  6. UUK Lama (KUH Dagang) dan UUK 37/2004 Faillisement verordening/ KUHDagang UUK 37/2004 Insolvency test
  7. Perbedaan-perbedaan antara UU No. 4 Tahun 1988 dan UU No. 37 Tahun 2004 • P. Niaga (30 hr), Kasasi (30 Hr) dan PK (30Hr) • Tidak ada penjelasan mengenai arti hutang • Waktu dihitung berdasarkan jam • Tidak ada definisi kreditur dan debitur • Hak khusus untuk permohonan pailit hanya untuk Perbankan dan Sekuritas. • Hakim ad hoc hanya dikenal pada tinggkat P. Niaga pada P. Negeri • Tidak ada penjelasan lengkap mengenai kewenangan arbitrase • Tidak ada pembatasan jumlah pekerjaan bagi kurator • Tidak ada penjelasan lengkap mengenai hak kreditur seperatis untuk mengajukan permohonan pailit • Kreditur seperatis tidak dapat terlibat dalam voting kecuali melepas hak separatisnya • Kreditur tidak dapat mengajukan PKPU • P. Niaga (60 hr), Kasasi (60 Hr) dan PK (60Hr) • Definisi hutang jelas • Waktu dihitung berdasarkan Hari • Definisi kreditur dan debitur cukup jelas • Hak khusus untuk permohonan pailit diperluas hingga BUMN, asuransi dan dana Pensiun. • Hakim ad hoc dimungkinkan untuk semua tingkatan • Pengadilan Niaga memiliki kewenangan terhadap klausula Arbitrase • Pembatasan jumlah pekerjaan bagi kurator maxsimal 3 perkara. • kreditur seperatis dapat mengajukan permohoan tanpa harus mengeksekusi jaminan. • Kreditur seperatis dapat terlibat dalam voting tanpa melepas hak separatisnya • Kreditur dapat mengajukan PKPU UU 4 Tahun 1998 UU 37 Tahun 2004
  8. Proses Acara Permohonan Pailit Tingkat Pertama (Pengadilan Niaga)
  9. Siapa Permohonan Pailit ? • Debitor • Seorang atau lebih kreditor • Kejaksaan demi kepentingan umum • Bank Indonesia (BI) • Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM-LK) • Menteri Keuangan (Menkeu) (Pasal 2 UUK No 37 Tahun 2004)  Wajib didaftarkan oleh Advokat (Pasal 7 UUK No 37 Tahun 2004)
  10. Siapa Yang Dapat Dipailitkan • Individu (Hidup atau Mati) • Kumpulan Individu ( Partnership, Firma & CV) • Perseroan Terbatas • Yayasan • Koperasi • Badan Hukum Lainnya • BUMN (Persero & Perum) • BUMD
  11. Akibat Kepailitan •Harta debitor dalam Sita Umum •Debitor Kehilangan hak untuk menguasai/mengurus kekayaan harta pailit •Semua perikatan debitor setelah putusan pailit tidak dapat dibayarkan dari harta pailit. •Tuntutan terhadap harta pailit diajukan ke Kurator •Seluruh perkara yang sedang berjalan ditangguhkan. •Gugatan perdata terhadap harta debitor gugur •Sita terhadap debitor diangkat •PHK pekerja dapat dilakukan
  12. Ciri Khusus Kepailitan • Disidangkan oleh Pengadilan Khusus dalam lingkup Peradilan umum • Diperiksa dan Diputus oleh Majelis Hakim Niaga • Diajukan di wilayah domisili hukum termohon pailit • Terdapat 5 pengadilan Niaga (Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Unjung Pandang “Makasar”) • Jenjang Pemeriksaan (Pengadilan Negeri – Kasasi MA dan Peninjauan Kembali • Hukum Acara diatur dalam UUK 37/04 Juncto HIR/RBG • Bentuknya “Permohonan” namun hasilnya “Putusan” • Jangka waktu persidangan, PN (60 HR), Kasasi (60 HR) dan PK (30 HR). • Putusan bersifat serta merta (Uit Voorbar bij voraad)
  13. Rasio Kepailitan • Pasal 1131 KUH Perdata Juncto Pasal 21 UUK “Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada, maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan” • Pasal 1132 KUH Perdata “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan”.
  14. Rasio Kepailitan [Continued] •Pasal 1134 KUH Perdata “Hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang- undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang yang berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya. Gadai dan hipotik adalah lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal dimana oleh Undang-Undang ditentukan sebaliknya” •Pasal 1135 KUHPerdata “Di antara orang-orang berpiutang yang diistimewakan, tingkatannya diatur menurut berbagai- bagai sifat hak-hak istimewanya”
  15. Rasio Kepailitan [Continued] Dengan demikian rasio dari kepailitan adalah mencegah terjadinya perebutan pelunasan hutang diantara para kreditur. Dimana dengan mekanisme kepailitan pembagian boedel pailit dilakukan berdasarkan kedudukan kreditur sehingga kreditur yang kedudukannya lebih tinggi mendapatkan pembagian dahulu dari pada yang kedudukannya lebih rendah dan kreditur yang mempunyai hak sama memperoleh pembayaran dengan asas prorata (pari passu prorata parte)
  16. Kreditur dalam Kepailitan •Kreditur Separatis  Kreditur yang memegang agunan dengan gadai, Jaminan Fidusia, Hak Tanggungan, Hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang telah sempurna pengikatannya.  Kreditur ini tidak terkena akibat putusan kepailitan namun hak eksekusi pemegang agunan kebendaan ini ditangguhkan selama 90 Hari sejak putusan pernyataan pailit diucapkan (Vide Pasal 55 Jo 56 ayat (1) UUK 37/2004)
  17. •Kreditur Preferen  Kreditur yang karena sifatnya piutangnya oleh undang-undang diberi kedudukan istimewa.  Pajak : 1137 KUHPerdata Jo UU Perpajakan  Khusus : 1139 KUHPerdata  Umum : 1149 KUHperdata • Kreditur Kongkuren  Kreditur yang tidak dijamin dengan hak kebendaan dan/atau tidak mempunyai kedudukan istimewa (Vide Pasal 1131 KUHPerdata) Kreditur dalam Kepailitan [Continued]
  18. Kreditur dalam Kepailitan [Continued] Kreditur Preferensi Tertinggi (1137 Jo 1349 KUHPerd) Separatis (1133 KUHPerd) Istimewa (1134 KUHPerd) Preferensi Khusus (1139 KUHPerd) Preferensi Umum (1149 KUHPerd) Kreditur Kongkuren (1131 KUHPer) Pajak, UU Perpajakan dan Buruh (putusan MK No. No. 67/PUU-XI/2013 Hak Tanggungan (Pasal 1 ayat 1 dan 6 UUHT) Gadai (Pasal 1155 KUHPerd) Fidusia (Pasal 27 dan 15 UU Fidusia Buruh (Pasal 95 ayat (4) UU Perburuhan 13/2003 ) Hak Retain (Psl 1812 KUHPerd) Ex: Penjual yang sudah menyerahkan barang tapi belum dibayar. Ex: Penyewa yang tempatnya sudah disewa tapi belum dibayar
  19. Kedudukan Buruh dalam Kepailitan •Karyawan digolongkan sebagai kreditur istimewa atas benda pada umumnya (Pasal 1149 (4) KUHPerdata) dibayarkan dari hasil penjualan yang tidak dijaminkan. (vide putusan . 18/PUU- VI/2008) •Putusan Mahkamah Konstitusi Terbaru No. 67/PUU-XI/2013 mepertegas kedudukan buruh/karyawan dimana “Kreditur Istimewa (Buruh) kedudukannya berada diatas Kreditur Separatis yang telah dijamin dengan gadai, hipotik, fidusia, Hak Tanggungan dan Juga Tagihan Negara” • Kutipan Putusan Mahkamah Konstitusi: “Konteks Pasal 95 UU Ketenagakerjaan harus dimaknai pembayaran upah pekerja/buruh yang terhutang didahulukan atas semua jenis kreditor termasuk atas tagihan kreditur separati, tagihan hak negara, kantor lelang dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, sedangkan pembayaran hak-hak pekerja/buruh lainya didahulukan atas semua tagihan hak negara, kantor lelang dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, kecuali dari kreditor separatis”
  20. Urutan pembagian boedel Pailit. 1. Biaya dan ongkos perkara dikeluarkan lebih dahulu (Vide pasal 18 ayat 5 UUK 37/2004) Ex: Yang termasuk biaya dan ongkos perkara adalah seluruh biaya kepailitan termasuk fee kurator, fee akuntan dan lain-lain. 2. Kreditur berdasarkan golongannya sebagaimana diatur dalam Pasal 189 UUK No. 37/2004. (Merujuk slide presentasi no18).
  21. Jangka waktu Eksekusi Pemegang Hak Agunan Pailit •Jangka waktu eksekusi pemegang Hak Agunan dalam proses pailit Max 2 bulan semenjak keadaan Insolvensi (Vide Pasal 59 UUK) PKPU •Tidak dapat melaksanakan eksekusi selama proses PKPU berlangsung (Vide Pasal 246 UUK)
  22. Boedel Pailit/Harta Pailit • Boedel Pailit/Harta Pailit adalah segala harta kebendaan yang dimiliki oleh Debitor pailit yang pengurusannya dibawah kekuasaan Kurator. • Ciri-ciri harta Pailit: – Dikuasai penuh oleh Debitor pailit – Kebendaan atas nama debitur pailit – Tidak dalam penguasaan pihak lain.
  23. Tangkisan Terhadap Permohonan Pailit • Hutang Belum Jatuh Tempo. • Tidak ada kreditur lain. • Tidak ada hutang. • Termohon pailit mengajukan PKPU. • Exceptio non adimpleti contractus (“Karena pihak yang satu tidak melakukan kewajibannya maka pihak yang lain mempunyai hak untuk menghentikan kewajibannya yang belum dilaksanakan”)
  24. Berakhirnya Kepailitan •Karena dibatalkan oleh putusan kasasi atau Peninjauan Kembali (PK) •Karena tercapainya Perdamaian yang telah dihomologasi. •Dicabutnya pailit dengan alasan harta debitur pailit tidak mencukupi untuk membayar biaya kepailitan. •Rehabilitasi.
  25. Permasalahan pemegang hak jaminan dalam kepailitan dan atau PKPU • Jaminan kebendaan yang dilakukan kreditur tidak dilakukan secara sempurna. • Kurangnya pemahaman dari Kreditur pemegang hak jaminan terhadap Hukum Kepailitan. • Adanya itikad tidak baik dari Kurator dan atau Pengurus.
  26. Perbedaan Kepailitan dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang DESKRIPSI KEPAILITAN PKPU Upaya Hukum Kasasi ke Mahkamah Agung (Pasal 11 ayat (1) UUK) Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung (Pasal 14 UUK) Terhadap putusan PKPU tidak dapat diajukan upaya hukum apapun (Pasal 235 ayat (1) UUK) Yang bertanggung jawab Kurator (Pasal 1 angka 5 UUK) Pengurus (Pasal 225 ayat (2) dan ayat (3) UUK) Waktu penyelesaian Hingga proses pemberesan berakhir. 45 Hari dan perpanjangan Maxsimal 270 hari. (Pasal 225 ayat (4) jo 228 ayat (6) UUK) Jangka Waktu Persidangan Max 60 Hari harus sudah Putus (Pasal 8 ayat (5) UUK) Max 20 Hari putus jika Pemohon adalah Kreditor (Pasal 225 ayat (3) UUK) Max 3 Hari putus jika pemohon adalah Debitor (Pasal 225 ayat (2) UUK)
  27. Perbedaan Kepailitan dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang Continued DESKRIPSI KEPAILITAN PKPU Kewenangan Debitur Tidak berwenang atas harta kekayaannya semenjak Putusan Pailit (Pasal 24 ayat (1) UUK) Debitur masih cakap melakukan pengurusan hartanya sepanjang mendapat persetujuan dari Pengurus (Pasal 240 UUK) Kreditor Separatis dalam Voting Perdamaian Tidak boleh mengeluarkan suara kecuali melepas Hak Separatisnya (Pasal 149 UUK) Wajib ikut dalam voting proses perdamaian (Pasal 281 UUK) Hasil Perdamaian Mengingat seluruh kreditur selain kreditur Separatis (pasal 162 UUK) Mengingat seluruh kreditur (Pasal 281 UUK)
  28. Kepailitan Vs Arbitrase • Pasal 303 UUK “Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang terikat perjanjian yang memuat klausula arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar permohonan pernyataan pailit telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) Undang-undang ini.”
  29. Kasih Terima Setiabudi 2 6th floor suite 605C H.R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta 12920 - Indonesia Telp. (021) 52903034 Fax. (021) 52903035 Mobile. 0818-101012 rizky.dwinanto@adisuryo.com rizky.dwinanto@adcolaw.com
Publicité