Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan fiskal dalam ekonomi Syariah, meliputi pengertian, tujuan, bentuk, dan substansi kebijakan fiskal dalam Islam. Kebijakan fiskal bertujuan menciptakan keseimbangan distribusi kekayaan dengan memperhatikan nilai material dan spiritual. Bentuk kebijakan fiskal dalam Islam meliputi kebijakan pendapatan (zakat, pajak, dan lainnya) dan pengeluaran pemer
5. kebijakan yang dibuat dan dilakukan
oleh pemerintah untuk mendapatkan
dana yang dapat digunakan untuk
melaksanakan pembangunan.
Dengan kata lain, Kebijakan Fiskal
adalah kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan penerimaan atau
pengeluaran negara
KELOMPOK 3 Pengertian
6. Kebijakan Fiskal adalah langkah
pemerintah untuk membuat
perubahan dalam system pajak atau
dalam pembelanjaannya untuk
mengatasi masalah ekonomi yang
dihadapi
Kebijakan Fiskal diartikan sebagai
tindakan pemerintah dalam bidang
anggaran belanja neggara untuk
mempengaruhi jalannya
perekonomian.
Menurut
KELOMPOK 3
Sadono
Sukirno
Soediyono
Reksopra
yitno
8. Peranan Kebijakan Fiskal dalam perekonomian
dalam kenyataannya menunjukkan bahwa
volume transaksi yang diadakan oleh
pemerintah di sebagian besar negara dari
tahun ke tahun cenderung meningkat lebih
cepat daripada meningkatnya pendapatan
nasional. Hal ini berarti bahwa peran tindakan
fiskal pemerintah dalam menentukan
pendapatan nasional semakin besar
KELOMPOK 3
Peranan
Kebijakan
Fiskal dalam
Perekonomian
11. Kebijakan Fiskal
Penstabil Otomatis
(Automatic Stability)
Kebijakan ini disebut kebijakan pasif
yatu kebijakan tanpa kelambanan yang
dirancang untuk mengatasi
kelambanan yang terkait dengan
kebijakan stabilisasi. Dimana kebijakan
ini mendorong perekonomian ketika
diperlukan tanpa melakukan perubahan
kebijakan yang disengaja.
Sistem perpajakan
proporsional dan progresif
KELOMPOK 3
Asuransi pengangguran atau
asuransi jaminan sosial
merupakan salah satu jenis
penstabil otomatis
Kebijakan Harga Minimum
A
B
C
Instrumen di dalam kebijakan ini:
12. Kebijakan Fiskal
Diskresioner (Discresionary
Fiscal Policy)
Biasa disebut kebijakan aktif
yaitu tindakan yang diambil
pemerintah dalam bidang
pengeluaran pemerintah atau
penerimaan pajak yang secara
khusus dapat mengubah
system yang ada
Kebijakan Fiskal
Mengembang
KELOMPOK 3
Kebijakan Fiskal Kontraksi
A
B
Kebijakan ini dapat dibedakan
menjadi 2 bentuk :
13. Kebijakan Fiskal
Mengembang
Dilakukan untuk menambah
pengeluaran negara sehingga
memperbesar kegiatan ekonomi dan
meningkatkan pendapatan nasional
KELOMPOK 3
Kebijakan Fiskal
Kontraksi
Dengan tujuan meningkatkan
penerimaan dari sector pajak sehingga
kegiatan ekonomi dan pendapatan
nasional berkurang
14. Kebijakan Fiskal Progresif
dan Pajak Proporsional
Pajak progresif dan pajak proporsional
digunakan dalam memungut pajak
pendapatan individu yang dipraktikkan
oleh hampir semua negara. Pada
pendapatan yang sangat rendah,
seseorang tidak perlu membayar pajak.
Akan tetapi, semakin tinggi pendapatan
maka semakin besar pajak dikenakan ke
atas tambahan pendapatan yang diperoleh
KELOMPOK 3
Kebijakan anggaran
pembiayaan fungsional
Kebijakan pengelolaan
anggaran
Kebijakan stabilisasi
anggaran otomatis
A
B
C
Jika ditinjau dari sisi teori, ada 3
macam kebijakan anggaran :
15. Jika dilihat dari
perbandingan jumlah
penerimaan dengan
jumlah pengeluaran,
dapat dibedakan
menjadi 4 jenis :
Kebijakan Anggaran
Seimbang
KELOMPOK 3
Kebijakan Anggaran
Defisit
Kebijakan Anggaran
Surplus
Kebijakan Anggaran
Dinamis
17. Kebijakan ini dapat menggerakkan
perekonomian karena peningkatan
pengeluaran pemerintah atau pemotongan
pajak melalui efek multiplier dengan cara
menstimulasi tambahan permintaan untuk
barang konsumsi rumah tangga. Demikian juga
halnya apabila pemerintah melakukan
pemotongan pajak sebagai stimulus
perekonomian. Pemotongan pajak akan
meningkatkan disposable income dan akhirnya
memengaruhi permintaan
KELOMPOK 3
19. Merupakan salah satu perangkat
untuk mencapai tujuan syariah
(maqashid syariah) yitu
meningkatkan kesejahteraan dan
tetap menjaga keimanan,
kehidupan, intelektualitas,
kekayaan dan kepemilikan
KELOMPOK 3
Makna Esensi Kebijakan
Fiskal dalam Islam
21. Islam menentukan sector penerimaan
pemerintah melalui zakat, ghanimah, fai,
jizyah, kharaj, sedekah daln lain-lain. Khaf
(1999) menyebutkan ada 3 prosedur yang
harus dilakukan pemerintah Islam modern
dalam kebijakan pendapatan fiskalnya dengan
asumsi bahwa pemerintah sepakat dengan
adanya kebijakan pungutan pajak
KELOMPOK 3
Kaidah Kebijakan Pendapatan dalam
ekonomi Islam
22. Adapun kaidah-kaidah itu :
KELOMPOK 3
Kaidah Syariah
yang berkaitan
dengan
Kebijakan
Pungutan Pajak
Kaidah Syariah
yang berkaitan
dengan Hasil
Pendapatan yang
berasal dari Aset
Pemerintah
Kaidah Syariah
yang berkaitan
dengan
Kebijakan Pajak
23. KELOMPOK 3
Efisiensi dan efektivitas
merupakan landasan pokok
dalam pengeluaran pemerintah
yang dalan ajaran Islam dipandu
oleh landasan syariah dan skala
prioritas
Belanja pemerintah harus mengikuti
kaidah mashalah
Menghindari masyaqah kesulitan dan
mudarat harus didahulukan daripada
melakukan pembenahan
Mudharat individu dapat dijadikan
alasan demi menghindari mudharat
dalam skala umum
Kepentingan individu dapat
dikorbankan demi menghindari
kerugian bersama
1
2
3
4
Kaidah Al-giurmubilgunni
Kaidah Ma la yatimmu al-
wajibuillabihifahuawajib
4
4
Adapun kaidah-kaida tersebut adalah :
Kebijakan Belanja
dalam Ekonomi Islam
24. KELOMPOK 3
Tujuan Kebijakan
Fiskal dalam Islam
Kebijakan Fiskal dalam Islam
bertujuan menciptakan
masyarakat yang didasarkan
pada keseimbangan distribusi
kekayaan dengan menempatkan
nilai-nilai material dan spiritual
secara seimbang
25. Meningkatkan tingkat kesetaraan ekonomi dan demokrasi
yang lebih tinggi dengan prinsip bahwa “kekayaan tidak
boleh hanya beredar di antara orang-orang kaya”
Melarang pembayaran bunga dalam bentuk pinjaman
Ekonomi Islam mempunyai komitmen untuk membantu
ekonomi masyarakat yang kurang dan menyebarkan
pesan dan ajaran Islam seluas mungkin
A
B
C
Menurut Metwally (1995)
ada 3 tujuan yangh hendak dicapai :
KELOMPOK 3
29. Kebijakan Pengeluaran
KELOMPOK 3
Kebijakan pengeluaran
pendapatan negara
didistribusikan langsung kepada
orang-orang yang berhak
menerimanya berdasarkan kriteria
langsung dari Allah SWT dalam
Q.S At-Taubah ayat 60
31. Kebijakan Fiskal pada masa
Nabi Muhammad SAW
Ada 4 langkah yang dilakukan yaitu :
KELOMPOK 3
Kebijakan Fiskal pada
masa Khulafaur Rasyidin
Seiring dengan perluasan kekuasaan
pemerintahan Islam, pemasukan ghanimah,
fai, dan lainnya semakin meningkat. Kemudian
penetapan pos pemasukan “kharaj” terhadap
tanah Irak dengan bersandar pada apa yang
telah dilakukan Rasulullah SAW terhadap
Khaibar dan atas keputusan ijma sahabat. Hal
itu terjadi pada masa pemerintahan Umar bin
Khattab
• Peningkatan pendapatan rasional
dan tingkat partisipasi kerja
• Kebijakan pajak
• Anggaran
• Kebijakan Fiskal Khusus
Kebijakan Pendapatan
33. KELOMPOK 3
Secara lebih terperici,
pembelanjaan negara harus
didasarkan pada hal-hal
berikut :
Kebijakan belanja rutin harus
sesuai dengan asas maslahat
umum
Efisiensi dalam belanja rutin
Tidak berpihak pada kelompok
kaya
Komitmen dengan aturan syariah
1
2
3
4
Komitmen dengan skala prioritas
syariah
5
35. Sumber Penerimaan Negara
ZAKAT
PAJAK (PEMBAYARAN) BERCORAK
KHUSUS YANG DIPUNGUT DARI HARTA
BERSIH SESEORANG YANG DIKUMPULKAN
OLEH NEGARA DAN DIGUNAKAN UNTUK
TUJUAN KHUSUS
KELOMPOK 3
KHARAJ
DISEBUT PAJAK BUMI YAITU JENIS PAJAK
YANG DIKENAKAN PADA TANAH
GHANIMAH
JENIS BARANG BERGERAK YANG BIAS
DIPINDAHKAN, DIPEROLEH DALAM
PEPERANGAN MELAWAN MUSUH
JIZYAH
PAJAK YANG DIKENAKAN PADA
KALANGAN NON MUSLIM SEBAGAI
JAMINAN YANG DIBERIKAN
NEGARA ISLAM UNTUK
MELINDUNGI KEHIDUPANNYA
FAI'
PENERIMAAN BAGI NEGARA
ISLAM DAN SUMBER
PEMBIAYAAN NEGARA
Bea cukai dan Pungutan
menurut Mannan
36. Pengeluaran Negara
KELOMPOK 3
Yaitu berupa zakat (pajak uang
diberikan kaum Muslim)
dimaksudkan untuk kaum (fukara)
Muslim untuk merebut hati mereka,
membebaskan budak dan tawanan
perang, membantu mereka yang
terjerat utang, mereka yang di jalan
Allah dan Allah Maha Mengetahui
37. KELOMPOK 3
Kepentingan pertama diarahkan
pada biaya pertahanan negara
dan menjaga perdamaian
negara, sedangkan kepentingan
kedua dikeluarkan untuk pokok
pengeluaran lain seperti yang
dijelaskan oleh Ibn Taimiyah
adalah sebagai berikut :
Pengeluaran untuk para
gubernur, menteri dan pejabat
pemerintah lain dibiayai dari
anggaran pemerintah fai’
Memelihara keadilan
Biaya pendidikan warga negara,
baik siswa maupun guru
Utilitas umum, infrastuktur dan
gugus tugas ekonomi harus
ditanggung negara
1
2
3
4
38. Utang Negara
KELOMPOK 3
Utang negara berasal dari utang
dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam Islam, semua pinjaman
harus bebas bunga. Pinjaman ini
dapat diperoleh dengan cara
langsung dari public atau secara
tidak langsung dalam bentuk
pinjaman yang diperoleh dari bank
sentral