Standar Kompetensi :
Memahami hukum Islam tentang Haji dan
Umrah
.
Kompetensi Dasar :
Menyebutkan pengertian dan
ketentuan haji dan umrah
Memperagakan pelaksanaan ibadah
haji dan umrah
Sumber:makah2008.wordpress.com
2
Setiap umat Islam pasti menginginkan suatu saat nanti bisa melaksanakan
ibadah haji ke tanah suci Makah, bukankah kamu juga menginginkannya?
Setidaknya bagi kita yang belum berkesempatan melakukan ibadah haji, tidak ada
jeleknya kalau kita mempersiapkan diri dengan mendalami hal-hal yang berkaitan
dengan tata cara pelaksanaan ibadah haji yang baik dan benar, sehingga saatnya
kita diberi kemampuan kita dapat melakukannya dengan benar. Nah, untuk
mendapatkan gambaran apa itu ibadah haji? kapan kita diwajibkan? Amalan-
amalan apa yang harus kita kerjakan dan apa saja yang harus kita hindari agar
haji kita mabrur? Mari bersama-sama kita perhatikan penjelasan-penjelasan
berikut ini.
A. HAJI
1. Pengertian
Menurut bahasa, hajji berarti menyengaja. Sedangkan menurut istilah, haji
adalah sengaja mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lainnya dengan niat
beribadah pada waktu tertentu dengan syarat-syarat dan dengan cara-cara
tertentu pula. Sayyid Sabiq dalam fiqh sunnah menjelaskan bahwa Hajji
adalah menyengaja ke Makkah untuk menunaikan ibadah thawwaf, sa’i,
wukuf di Arafah dan menunaikan rangkaian manasik dalam rangka
memenuhi perintah Allah dan mencari ridhaNya.
Mengerjakan haji hukumnya wajib ‘ain bagi orang yang telah memenuhi
syarat-syaratnya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:
...
Artinya,“….mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah;
Pembiasaan :
Ajaklah siswa membaca Al Qur'an selama 5-10 menit sebelum memulai pelajaran agama islam.
Bacaan bisa dipilih dari surah-surah yang berkaitan dengan materi pelajaran atau membaca
bacaan-bacaan dalam salat.
3
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS. Ali Imran,3:97).
Melaksanakan ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup bagi
mereka yang telah memenuhi syarat-syarat wajib haji, selebihnya hukumnya
sunah. Karena Rasulullah sendiri selama hidupnya hanya melakukan ibadah
haji sekali saja.
2. Syarat wajib haji
Syarat wajib haji ialah syarat-syarat yang apabila terpenuhi, maka
wajiblah orang tersebut untuk melaksanakan haji. Sebaliknya apabila syarat-
syaratnya tidak terpenuhi, maka gugurlah kewajiban haji tersebut. Para ahli
fiqh sepakat bahwa syarat-syarat wajib seseorang untuk melaksanakan haji
adalah sebagai berikut:
a. Islam
b. Berakal sehat
c. Baligh (dewasa)
d. Merdeka, bukan hamba sahaya
e. Istitha’ah (mampu), baik biaya, kesehatan, maupun keamanan
dalam perjalanan.
3. Rukun haji
Ditinjau dari segi hukumnya, amaliah yang dilakukan dalam haji maupun
umroh dibedakan menjadi tiga, yaitu rukun, wajib, dan sunah haji yang
masing-masing sangat penting untuk dipahami oleh setiap orang yang hendak
melaksanakan haji.
Rukun Haji adalah perbuatan-perbuatan yang harus dilaksanakan
atau dikerjakan sewaktu melaksanakan ibadah haji, dan apabila ditinggalkan
ibadah hajinya tidak sah. Adapun amaliah haji yang merupakan rukun haji
itu, meliputi ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadah, Sa’i, tahallul dan tertib.
a. Ihram
4
Ihram ialah berniat memulai mengerjakan haji atau umrah atau keduanya
sekaligus. Ihram wajib dimulai dari miqat zamani maupun miqat makani.
Sebelum memulai ihram disunnahkan mandi, membersihkan badan,
memotong kuku, mencukur kumis, dan memakai wangi-wangian pada tubuh
dan rambut. Setelah memakai pakaian ihram disunahkan shalat dua rakaat dan
selalu membaca talbiah.
1) Niat dari Miqat
Tempat niat Ihram haji adalah di miqat yang telah ditentukan. Apabila
jama’ah haji melewati miqat yang telah ditentukan (misalnya Bandara
King Abdul Aziz di Jeddah) dan tidak niat ihram maka dia wajib
membayar dam seekor kambing, atau dapat kembali lagi ke miqat yang
dilewati tadi atau mengambil miqat terdekat dari tanah haram (minimal 2
marhalah sekitar 89.04 km) apabila belum melaksanakan urutan kegiatan
dalam haji berikutnya. Adapun niat haji itu apabila dilafazkan adalah :
2) Pakaian Ihram
- Bagi pria, memakai dua helai kain yang tidak terjahit, satu
diselendangkan dan satu lagi sarungkan. Pakaian ihram disunatkan yang
berwarna putih. Boleh memakai ikat pinggang yang tidak disimpul
mati, tetapi tidak boleh memakai baju dan celana dalam.
- Bagi wanita, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali
muka dan kedua telapak tangan.
3) Larangan selama Ihram
a. Bagi Pria, dilarang: memakai pakaian yang berjahit /pakaian biasa,
memakai sepatu yang menutupi mata kaki, dan menutup kepala yang
melekat seperti topi, tetapi kalau tidak melekat seperti payung boleh.
b. Bagi wanita dilarang: berkaus tangan dan menutup muka (memakai
cadar)
c. Bagi Pria dan wanita dilarang: memakai wangi-wangian, kecuali yang
dipakai sebelum ihram, memotong kuku, mencukur / mencabut rambut
atau bulu badan, memburu /membunuh binatang dengan cara apapun,
5
meminang wanita untuk dinikahi, menikah, bercumbu atau bersetubuh,
mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor, dan
memotong/mencabut pepohonan di tanah haram.
4) Dam/Fidyah
Ketentuan dam bagi yang melanggar larangan ihram adalah sebagai
berikut :
a. Jika melanggar larangan ihram berupa mencabut atau memotong
rambut , memotong kuku, memakai pakaian yang berjahit bagi laki-
laki, menutup muka atau memakai sarung tangan bagi wanita, memakai
wangi-wangian bagi laki-laki /wanita maka wajib membayar
dam/fidyah dengan jalan memilih diantara menyembelih seekor
kambing, bersadaqah setengah sha’ (=2 mud kurang lebih 1 1/2 kg
beras/makanan yang mengenyangkan) atau berpuasa 3 hari.
b. Jika melanggar larangan ihram berupa membunuh hewan kecuali ular,
tikus dan lain-lain yang membahayakan maka wajib membayar
dam/fidyah menyembelih hewan yang persamaannya, atau bersedekah
dengan makanan seharga hewan tersebut . Apabila tidak mampu boleh
diganti dengan puasa. Bilangan puasanya disesuaikan menurut
banyaknya makanan yang mesti disediakan, yaitu satu hari puasa sama
dengan satu mud makanan (kurang ¾ kg)
c. Jika suami istri nelanggar ihram dengan bersetubuh sebelum tahallul
awal maka batal hajinya dan wajib membayar kafarat menyembelih
seeokor unta atau sapi.
d. Jika suami istri melanggar larangan ihram dengan bersetubuh setelah
tahallul awal maka tidak batal hajinya tetapi wjaib membayar dam yaitu
menyembelih seekor unta atau sapi.
e. Jika mengadakan akad nikah di waktu ihram maka pernikahannya itu
batal, yang bersangkutan tidak membayar dam.
6
b. Wukuf di Arafah
Wukuf adalah hadir dan berada di padang Arafah yang dilakukan pada
waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai tergelincirnya matahari tanggal 9
Dzulhijjah sampai terbitnya fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Artinya orang yang
sedang mengerjakan haji wajib berada di padang Arafah pada waktu tersebut.
Hal ini didasarkan pada sabda rasulullah SAW
)
Artinya,”Dari Abdurrahman bin Ya’mur, bahwasannya Rasulullah SAW
bersabda: Haji itu wukuf di Arafah. Barang siapa yang datang pada
tanggal 10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar, sesungguhnya ia telah
mendapatkan waktu yang sah (haji). (HR. Ahmad dan ashhabus
Sunan).
Wukuf dilakukan setelah shalat jama’ taqdim zhuhur dan ashar.
Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri, dengan
memperbanyak dzikir, istighfar, dan do’a. Sesuai dengan sunnah Rasul,
wukuf dilakukan dengan berjamaah kemudian diberikan khutbah. Dalam
wukuf, jama’ah haji tidak disyaratkan suci dari hadats. Oleh karena itu
wanita-wanita yang sedang haid atau nifas boleh melakukan wukuf.
Pelaksanaan wukuf jamaah yang sakit dilakukan dengan pelayanan khusus
sesuai dengan kondisi kesehatannya, yang penting berada di Arafah
sebagaimana yang telah diisyaratkan Rasul. Bagi yang tidak melakukan
wukuf di Arafah -- apapun alasannya -- hajinya tidak sah. Berarti masih
berkewajiban melaksanakan haji di tahun-tahun berikutnya apabila memiliki
kemampuan.
c. Thawaf Ifadhah
Thawaf adalah perbuatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
Thawaf ada empat macam yaitu thawaf rukun yang disebut thawaf ifadhah,
sehingga apabila ditinggallkan atau tidak dikerjakan hajinya tidak sah/batal.
7
Sedangkan tiga yang lainnya adalah thawaf qudum (thawaf selamat datang),
thawaf wada’ (thawaf selamat tinggal) yang oleh madzhab syafi’i
dimasukkan sebagai wajib haji sehingga apabila ditinggalkan dikenakan dam,
serta thawaf Tathawwu’ atau thawaf sunah.
Adapun syarat-syarat orang yang melakukan thawaf adalah sebagai
berikut :
a. Suci dari hadats (hadats kecil maupun besar) dan najis.
b. Menurut aurat.
c. Sempurna tujuh kali putaran. Apabila ragu mengenai jumlah
putarannya maka hitunglah jumlah yang sedikit, kemudian tambah
putarannya sampai mencukupi tujuh kali.
d. Thawaf dimulai dari hajar Aswad dan diakhiri pula di hajar Aswad.
e. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang thawaf, apabila berada di
sebaliknya maka thawafnya tidak sah.
f. Thawaf itu di luar Ka’bah dan masih berada di dalam Masjidil
haram
d. Sa’i
Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak
tujuh kali. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, yang artinya:” Dari
Habibah binti Abi Tajrâh – salah seorang wanita dari Bani Abdi al-Dar—ia
berkata, saya masuk ke rumah keluarga Abî Husain bersama wanita qurays,
kami melihat rasulullah sedang melakukan sa’i antara Shafa dan
Marwah......, lalu kami mendengar Rasulullah bersabda bersa’ilah kalian,
sesunggunya Allah telah mewajibkan atas kalian yaitu Sa’i (HR. Ibn Majah,
Ahmad dan Asy-Syafi’i).
Adapun syarat-syarat Sa’i adalah sebagai berikut:
a. Waktu sa’i hendaknya dilakukan setelah thawaf.
b. Sa’i hendaknya dilakukan tujuh kali.
c. Sa’i dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah
8
e. Tahallul (Mencukur/Memotong rambut).
Mencukur rambut adalah salah satu rukun haji yang berfungsi sebagai
bagian dari tahallul (penghalal) terhadap beberapa hal yang diharamkan
dalam haji.
Dalam mencukur rambut paling sedikit tiga helai rambut. Bagi wanita
tidak perlu mencukur rambut tetapi cukup memotong atau digunting. Hal ini
didasarkan pada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Muslim, Rasulullah bersabda ” Semoga Allah merahmati orang-orang
yang mencukur rambut (Muhallaqin), lalu para sahabat bertanya apa juga
termasuk orang yang memotong rambut ya Rasul, yang diulang-ulang
sampai tiga kali. Beliau pun mengulang jawaban sampai tiga kali, Allah
merahmati orang yang mencukur, baru beliau menjawab yang keempat
kalinya, semoga juga orang yang memotong rambut (muqashirin)”. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Sebab dari diulang-ulangnya doa yang diucapkan Rasulullah bagi orang-
orang yang mencukur (muhallaqin), menandakan bahwa mencukur atau
memotong rambut itu wajib dilakukan, seperti hadits tersebut di atas. Hal itu
juga diisyaratkan oleh al-Qur’an dalam surat al-Fath (48) ayat 27. Adapun
orang melakukan pemotongan itu haruslah orang lain yang sudah haji atau
sudah tahalul lebih dahulu.
f. Tertib Rukun
Menertibkan rukun artinya mendahulukan rukun yang semestinya lebih
dahulu dikerjakan. Seperti mendahulukan ihram dari rukun-rukun lain,
mendahulukan wukuf di Arafah daripada thawaf, mendahulukan Sa’i daripada
bercukur (tahallul).
9
4. Wajib Haji
Wajib haji adalah ketentuan-ketentuan haji baik berupa perbuatan maupun
perkataan yang wajib dilaksanakan dalam ibadah haji, jika ditinggalkan
hajinya tetap sah tetapi wajib membayar dam (denda). Wajib haji itu meliputi
Ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melempar jumrah,
menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang selama ihram, serta thawaf wada’.
1) Ihram dari Miqat.
Disini yang menjadi wajib haji adalah dari miqat-nya dan bukan
ihramnya karena ihram sendiri termasuk rukun haji. Yang dimaksud
Miqat adalah tempat dan waktu yang ditentukan untuk mengerjakan haji.
Ihram dari miqat artinya niat haji dan atau umrah dari miqat, baik miqat
makani maupun miqat zamani. Diantara miqat makani (tempat memulai
ihram) adalah Bir Ali, Ji’ronah, Tan’im, dan Bandara King Abdul ’Aziz.
2) Mabit (bermalam) di Muzdalifah
Secara harfiah mabit berarti bermalam. Sedangkan menurut istilah, mabit
di muzdalifah adalah berada di Muzdalifah hingga lewat tengah malam,
boleh dalam kondisi jaga maupun tidur. Mabit di Muzdalifah dilakukan
setelah wukuf di Arafah, yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9
Dzulhijjah. Pada saat mabit di Muzdalifah biasanya dipergunakan untuk
mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70 buah guna melempar
jumrah. Jamaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah
diwajibkan membayar dam.
3) Melontar Jumrah
Melontar jumrah yaitu melontar tugu/jumroh yang telah ditentukan
sebanyak tujuh kali lontaran dengan menggunakan kerikil/batu kecil.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, melontar jumroh yang wajib dilakukan
jamaah haji hanyalah melontar jumroh ’aqabah sebanyak tujuh kali
lontaran hingga mengenai tugu aqabah atau minimal masuk pada
10
kubangan yang ada pada tugu tersebut dengan niat mengusir syaitan.
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan tahallul awal yang ditandai
dengan pemotongan rambutnya oleh orang yang sudah berhaji guna
memperoleh halalnya semua larangan-larangan haji, selain larangan
bersetubuh. Adapun waktu yang syah untuk melontar dimulai setelah
lewat tengah malam sampai terbenam matahari, sedangkan waktu yang
paling utama dalam melontar jumrah Aqabah adalah waktu dhuha.
Sedangkan melontar jumroh yang disyariatkan pada tanggal 11, 12,
dan 13 Dzulhijjah, pada setiap harinya ada tiga jumroh yaitu jumroh ula,
jumroh wustha, dan jumroh ’aqabah yang utamanya dilaksanakan sesudah
tergelincir matahari (matahari mulai condong ke barat). Masing-masing
jumroh dilontar sebanyak tujuh kali, dengan setiap lontaran satu kerikil.
Melontar jumroh itu boleh hanya sampai pada tanggal 12 Dzulhijjah saja
lalu kembali ke Mekkah yang disebut nafar awal. Dan bagi orang yang
ingin menyempurnakannya sampai tanggal 13 Dzulhijjah disebut nafar
tsani.
4) Mabit (bermalam) di Mina.
Pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah diwajibkan bermalam di Mina atau
berada di Mina hingga lewat tengah malam. Bagi yang nafar awal boleh
bermalam di Mina hanya pada malam 11 dan 12 Dzulhijjah saja.
5) Menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang (muharramat).
Menjauhkan diri dari muharramat artinya meninggalkan atau
menghindarkan diri dari melakukan hal-hal yang terlarang dalam haji.
Orang yang melanggar hal-hal yang terlarang, wajib baginya membayar
denda (dam).
6) Thawaf Wada’
Thawaf Wada’ (thawaf perpisahan) dilakukan ketika akan meninggalkan
baitullah di Mekkah. Cara melakukannya sama dengan thawaf yang lain,
yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
11
5. Sunah haji
Sunah haji adalah hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan dalam haji
guna kesempurnaan ibadah haji dan apabila ditinggalkan hajinya tetap syah.
Adapun hal-hal termasuk sunnah haji, yaitu:
1) Membaca talbiyah dengan suara nyaring bagi laki-laki dan dibaca dengan
suara pelan bagi perempuan. Waktu membacanya yaitu sejak ihram sampai
saat melempar jumrah ’aqabah pada hari raya qurban. Lafadz talbiyah
sebagai berikut:
Artinya, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku
datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu,
aku penuhi panggilan-Mu, Sesungguhnya segala puji dan
kebesarannya untuk-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”.
2) Membaca shalawat dan do’a sesudah membaca talbiyah.
3) Melaksanakan thawaf qudum. Thawaf qudum disebut juga dengan thawaf
talbiyah, karena thawaf ini adalah thawaf penghormatan kepada Ka’bah.
4) Masuk ke Ka’bah (baitullah) dari Hijir Ismail. Hal ini sesuai hadits yang
diriwayatkan oleh Baihaqi.
6. Cara Mengerjakan Haji
Setiap orang yang menunaikan kewajiban rukun islam yang kelima,
sebenarnya tidak hanya wajib melaksanakan haji saja melainkan juga wajib
melaksanakan umroh, sehingga keduanya merupakan dua rangkaian ibadah
yang tak terpisahkan dalam haji.
Sedangkan tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah dapat dibagi 3
macam cara pelaksanaan, yaitu :
a. Haji ifrad yaitu menunaikan haji terlebih dahulu kemudian umrah.
12
b. Haji tamattu yaitu menunaikan ibadah umroh terlebih dahulu kemudian
ibadah haji sampai selesai.
c. Haji iqran yaitu menggabungkan pelaksanaan ibadah haji dan umrah
sekaligus dalam satu rangkaian amalan haji.
B. UMRAH
Secara bahasa umrah berarti ziarah. Sedang menurut istilah umrah
adalah ziarah ke ka’bah, thawaf, sa’i dan tahallul. Atau dengan pengertian
lain, bahwa umrah adalah ibadah yang dilakukan dengan ihram dari miqat,
kemudian thawaf, sa’i dan diakhiri dengan tahallul (mencukur/mengunting
rambut) serta dilakukan dengan tertib. Jika haji hanya diwajibkan sekali
dalam seumur hidup dan waktunya tertentu saja. Maka Umrah dapat
dikerjakan sewaktu-waktu di luar waktu mengerjakan haji.
Adapun syarat-syarat melakukan umrah adalah sebagai berikut :
1. Islam
2. Baligh (dewasa)
3. Berakal sehat
4. Merdeka, bukan hamba sahaya
5. Istitha’ah (mampu).
Selain syarat-syarat yang harus dipenuhi, dalam ibadah umrah juga
ada rukun dan wajib umrah. Rukun umrah meliputi:
1. Ihram
2. thawaf umrah
3. sa’i
4. bercukur
5. tertib melaksanakan
Rukun umrah tidak boleh ditinggalkan. Jika rukun umrah tidak
dipenuhi maka umrahnya tidak sah. Sedang yang menjadi wajib umrah adalah
:
13
1. Ihram dari miqat
2. tidak berbuat yang diharamkan pada waktu melaksanakan ibadah
umrah.
Apabila melanggar ketentuan wajib umrah, maka ibadah umrahnya tetap sah,
tetapi yang bersangkutan diharuskan membayar dam (denda).
Hal penting yang perlu diketahui adalah tata cara pelaksanaan umrah.
Urutan pelaksaan umrah adalah sebagai berikut :
1. Ihram dari miqat, kemudian shalat sunnah ihram.
2. Menuju ke Mekkah dengan membaca talbiyah.
3. Menuju ke Masjidil Haram, mengerjakan thawaf sebanyak tujuh kali
putaran. Setelah selesai thawaf disunnahkan shalat dua raka’at di
maqam Ibrahim.
4. Setelah keluar menuju Shafa untuk mengerjakan sa’i sebayak tujuh
kali yang berakhir di bukit Marwah.
5. Setelah selesai sa’i, kemudian tahallul.
14
• Ibadah Haji adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim yang mampu
(istitha’a) untuk mengunjungi Baitullah di Mekkah, sekali seumur hidup.
• Syarat-syarat haji adalah: Islam, berakal sehat, baligh (dewasa), merdeka,
bukan hamba sahaya dan Istitha’ah (mampu).
• Rukun haji meliputi: ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sa’i, tahallul dan
tertib.
• Wajib haji meliputi: ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina,
melontar jumroh ula, wustha dan ’aqabah, menjauhkan diri dari larangan
(muharramat) dan thawaf wada’.
• Pelaksanaan ibadah haji dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara,
yaitu tamattu’, ifrad dan qiran.
• Dam berarti darah, maksudnya menyembelih binatang ternak sebagai
denda disebabkan melanggar larangan-larangan haji atau meninggalkan
wajib haji.
• Umrah adalah ziarah ke Mekkah dengan memenuhi syarat dan rukunnya.
Syarat umrah yaitu; Islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka, bukan
hamba sahaya dan istitha’ah (mampu. Sedang rukun meliputi: ihram,
thawaf umrah tahallul dan tertib. Sementara Wajib umrah adalah ihram
dari miqat dan tidak berbuat yang diharamkan pada waktu melaksanakan
ibadah umrah.
15
• Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan
Allah dan Masjidilharam yang Telah kami jadikan untuk semua manusia,
baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang
bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan
kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.
• Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat
Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan
sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu Ini bagi orang-orang
yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku'
dan sujud.
• Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus (Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya yang
ditempuh oleh jemaah haji yang datang dari segenap penjuru yang jauh
Haji : menyengaja berkunjung
Umrah : ziarah
Istitha’ah : mampu
Tawaf : mengelilingi ka’bah
16
Haji Mabrur : haji yang diterima
Qudum : permulaan
Wada’ : perpisahan
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban yang paling
tepat !
1. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke ….
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
2. Jamaah haji yang mengerjakan ibadah haji dan umrah bersama-sama, berarti
dia mengerjakan ibadah haji dengan cara ….
a. ifrad
b. tamatu’
c. qiran
d. wada’
3. Rukun haji yang bukan merupakan rukun umrah adalah ….
a. Wukuf
b. Sa’i
c. Tahalul
d. Tawaf
17
4. Perbedaan tempat yang wajib dikunjungi pada waktu pelaksanaan haji dan
umrah adalah ….
a. Marwa
b. Mina
c. Makkah
d. Arafah
5. Miqat dalam istilah haji adadua macam, yaitu .....
a. Waktu dan cara
b. Bacaan dan cara
c. Makani dan zamani
d. Makani dan lisani
6. Tawaf yang dilakukan ketika jamaah haji tiba di kota Makkah disebut tawaf
....
a. jamaah
b. Qudum
c. Wada’
d. ibadah
7. Amalan ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi jika lupa dapat diganti
dengan dam disebut ....
a. rukun haji
b. wajib haji
c. sunnah haji
d. larangan haji
8. Dibawah ini yang termasuk larangan haji adalah ....
a. berbicara dengan sengaja
b. menutup kepala bagi laki-laki
c. menutup kepala bagi wanita
d. tidak melakukan wudlu
9. Waktu pelaksanaan ibadah umrah adalah ....
a. Bulan Dzulhijjah
b. Bulan Ramadan
18
c. Bulan Syawal
d. Kapan saja
10. Kewajiban melakukan ibadah haji dan umrah bagi umat Islam selama
hidupnya sebanyak ....
a. Satu kali
b. Dua kali
c. Tiga kali
d. Empat kali
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Kata haji menurut bahasa berarti .....
2. Niat disertai memakai pakaian ihram disebut .....
3. Shalat arba’in biasanya dikerjakan jamaah haji di masjid ....
4. Lari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwa disebut ....
5. Tujuan orang melakukan ibadah haji dan umrah adalah .....
B. Pasangkan kalimat di bawah sehingga menjadi benar!
1 Syarat orang berhaji A Tawaf
2 Rukun haji B Mabit di Mina
3 Tahalul C Istita’ah
4 Wajib haji D Memotong rambut
5 Larangan haji E Membaca talbiyah
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian haji dan umrah!
2. Apa yang dimaksud dengan rukun haji itu? Apa saja yang termasuk
rukun haji?
3. Jelaskan perbedaan antara rukun haji dan wajib haji!
4. Jelaskan cara-cara yang dibenarkan dalam melakukan ibadah haji dan
umrah!
5. Sebutkan perbedaan antara ibadah haji dan umrah itu!
TUGAS INDIVIDU
Buatlah denah atau rute perjalanan ibadah haji mulai berangkat dari Indonesia
sampai kembali ke tanah air, beserta ibadah apa yang dikerjakan di masing-
masing tempat yang dilalui
19
TUGAS KELOMPOK
Buatlah kelompok, dan cobalah praktekkan tata cara pelaksanaan ibadah haji
di masjid/mushallla sekolah kalian dengan bimbingan Bapak/Ibu Guru