SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
1Fahrul Usman/20402110021
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP
MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA
KELAS VIII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR
Fahrul Usman
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Kampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-Gowa
Abstract
Skripsi ini membahas tentang pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap
minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi
interpersonal guru pada siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra
Makassar, untuk mengetahui minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa
kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar, dan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada
mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra
Makassar.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berjenis ex post facto
tanpa ada perlakuan khusus . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 149 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik proporsional
random sampling yaitu berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu
dengan menggunakan instrumen skala psikologi. Teknik analisis data
menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan
analisis regresi linier sederhana.Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif
diperoleh rata-rata komunikasi interpersonal guru sebesar 71,8 berada pada
kategori sedang dengan persentase 57%. Rata-rata minat belajar matematika siswa
sebesar 48,4 berada pada kategori sedang dengan persentase 63%. Adapun uji
hipotesis menunjukan thitung > ttabel. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
positif antara komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata
pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar
sebesar 34,5%.
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal Guru, Minat Belajar Matematika.
2Fahrul Usman/20402110021
PENDAHULUAN
Era globalisasi merupakan era persaingan mutu atau kualitas. Pada era
globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas untuk
menghadapi setiap tantangan yang muncul. Salah satunya adalah bidang
pendidikan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam membangun masyarakat
yang berkualitas. Pendidikan juga menjadi solusi bagi masyarakat dalam
meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan berperadaban.
Komunikasi dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan atau
saling bertukar pesan/informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dan
memelihara relasi. Komunikasi yang dilakukan guru dan siswa bukan hanya
proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran, melainkan ada dimensi
relasi guru dan siswa. Komunikasi sangat berpengaruh terhadap minat belajar
siswa, apabila seorang guru yang mampu berkomunikasi dengan baik dan benar
secara menyeluruh maka akan mempengaruhi minat belajar sehingga akan tercipta
pembelajaran yang bermakna dan penuh inspirasi.
Pembelajaran saat ini diharapkan siswa mampu memahami yang
diterangkan guru. Salah satu faktor yang membuat siswa tertarik untuk belajar
adalah guru mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi seperti ini
lebih mengarah kepada komunikasi interpersonal guru.
Burhan Elfanany (2013: 13) berpendapat bahwa komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antar pribadi perseorangan atau komunikasi antara seseorang
dengan orang lain. Misalnya, berkomunikasi dengan pemimpin dengan sesama
kolega atau antara guru dan siswa-siswa. Komunikasi interpersonal bukan hanya
berlangsung di antara dua orang. Bisa saja dalam kelompok kecil yang
memungkinkan semua anggota kelompok kecil itu bisa saling tatap muka dan
memiliki giliran untuk berbicara dan mendengarkan dalam suasana yang akrab.
Suasana relasi diantara mereka yang terlibat dalam komunikasi ini menjadi ciri
komunikasi interpribadi. Suasana informal, penuh persahabatan atau kekeluargaan
merupakan karakteristik komunikasi interpersonal.
3Fahrul Usman/20402110021
Disisi lain, siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki
minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa
merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar dan salah
satu cara untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan menghubungkan
bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Wina Sanjaya
(2011: 261) mengatakan minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap
bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Guru perlu menjelaskan
keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
Menimbulkan minat belajar siswa sangatlah mudah hanya membutuhkan
komunikasi interpersonal secara berkala dan terus menerus karena hakikatnya inti
komunikasi interpersonal pada dasarnya adalah bagaimana seorang guru mampu
meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun
respons positif dari peserta didik. Pelajaran sesulit apapun itu jika seorang guru
berkompeten dalam mengkomunikasikan pembelajaran secara efektif maka siswa
akan tertarik untuk belajar bahkan pelajaran matematika pun demikian.
Selain itu, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau
pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap
sebagai proses mentransfer ilmu. Mentransfer tidak diartikan dengan
memindahkan, seperti misalnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita analogikan
dengan mentransfer uang maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan
menjadi berkurang bahkan hilang setelah ditransfer pada orang lain. Oleh sebab
itu, kata mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai proses menyebarluaskan.
Smith mengatakan mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan.
Olehnya itu, dalam hal ini komunikasi interpersonal guru dalam mengajar menjadi
salah satu hal terpenting dalam proses pembelajaran.
Setelah peneliti observasi di awal pada saat proses pembelajaran
berlangsung guru matematika mengajar hanya duduk, menjelaskan sedikit, dan
memberikan tugas maupun latihan sehingga dalam hal ini hanya sedikit siswa
yang paham pelajaran secara sepenuhnya dan membuat siswa yang lain merasa
bosan belajar matematika. Ketika seorang guru mengajar tidak terlihat adanya
4Fahrul Usman/20402110021
suasana yang menyenangkan antara guru dan siswa. Melihat dari aspek lain,
setelah peneliti observasi ternyata hanya sedikit siswa yang paham akan maksud
penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung dan sebagian lagi ada yang
tertidur serta melakukakn aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan pelajaran
matematika.
Setelah penulis mengambil data-data yang cukup dijadikan sampel bahwa
ternyata yang membuat mereka tidak mengerti dari pelajaran matematika adalah
kurangnya kasih sayang dalam belajar sehingga guru yang membawakan materi
tidak jelas dalam menyampaikan pelajaran serta respon yang diberikan kepada
siswa sering negatif sehingga siswa malas untuk belajar dan tidak memiliki
semangat dalam belajar matematika. Setelah hasil observasi awal maka secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa intensitas siswa setiap tahun mengalami
penurunan dalam belajar matematika.
Melihat dari aspek minat belajar bahwa guru menjadi sentral dalam
tercapainya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Komunikasi interpersonal yang efektif akan membuat siswa tertarik dan
termotivasi untuk mempelajari matematika.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang
muncul dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana komunikasi interpersonal guru pada siswa kelas VIII di SMP
Pesantren IMMIM Putra Makassar ?
2. Bagaimana minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas
VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar ?
3. Adakah pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar
pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar ?
5Fahrul Usman/20402110021
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Belajar
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 1988: 57).
Minat itu dapat ditimbulkan dengan cara sebagai berikut :
a. Membangkitkan suatu kebutuhan misalnya, kebutuhan untuk menghargai
keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya.
b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.
c. Memberikan kesempatan mendapat hasil yang baik β€œNothing succes I like
success”
atau mengetahui sukses yang diperoeh individu itu sebab success akan
memberikan rasa puas.
Selanjutnya, akan memperoleh ukuran dan data minat belajar siswa, kunci
pokoknya adalah dalam mengetahui indikatornya. Menurut Slameto indikator
minat belajar terdiri dari perbuatan, perhatian, dan perasaan senang.
1) Partisipasi / Perbuatan
Minat yang telah muncul, diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan
belajar mengajar dengan sendirinya telah membawa murid ke suasana partisipasi
aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan berpartisipasi aktif tidak selalu berupa gerakan-gerakan
badaniah. Murid-murid yang ikut aktif secara aqliyah atau secara bathiniyah
dalam proses pengajaran. Sementara itu, minat tidak timbul secara tiba-tiba atau
spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi. Jadi, jelas bahwa soal minat akan
selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, yang
penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan ingin
terus belajar.
2) Perhatian
Perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat. Bakat
telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh
6Fahrul Usman/20402110021
pendidikan dan lingkungan. Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi,
dapat pula minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang
sedang dipelajari. Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa
dalam minatnya terhadap belajar. Siswa yang akan berperasaan tidak senang
dalam belajar dan tidak berminat dalam materi pelajaran. Akan mengalami
kesulitan dalam memusatkan tenaga dan energinya. Sebaliknya siswa yang
berperasaan senang dan berminat akan mudah berkonsentrasi dalam belajar.
Senada dengan pendapat di atas menyatakan bahwa perhatian adalah konsentrasi
atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya.
3) Perasaan
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang sedikit banyak bersifat
subjektif untuk merasakan senang atau tidak senang dan tidak bergantung pada
perangsang dan alat-alat indra. Sementara itu, perasaan adalah keadaan atau state
individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun
internal.
Perasaan di sini adalah perasaan momentan dan intensional. Momentan
berarti bahwa perasaan pada saat-saat tertentu, intensional yang berarti bahwa
reaksi perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu.
Apabila situasi berubah maka perasan berganti pula sehinga perasaan momentan
dan intensional dapat digolongkan ke dalam perasaan tidak senang antara minat
dan berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik sehingga tidak
mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang
berminat dan sebaliknya.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif
untuk membangkitkan minat belajar pada suatu subyek yang baru adalah dengan
menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat
pada olahraga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar
dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil
yang baru saja berlangsung kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi
pelajaran yang sesungguhnya.
7Fahrul Usman/20402110021
Disamping memanfatkan minat yang telah ada, Tanner menyarankan agar
para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini
dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan
antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di
masa yang akan datang. Rooijakkers, hal ini dapat pula dicapai dengan cara
menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah
diketahui kebanyakan siswa. Siswa misalnya, akan menaruh perhatian pada
pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya
manusia di bulan.
B. Komunikasi Interpersonal Guru
Komunikasi interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan
antarpribadi. Komunikasi interpersonal tidak hanya berkenaan dengan isi pesan
yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan
bagaimana hubungan kita dengan partner kita (Riswandi, 2013: 66).
Menurut Joseph A. Devito mengenai aspek-aspek komunikasi
interpersonal, yaitu sebagai berikut :
a. Keterbukaan (openness)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di
dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada
tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal
yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin
menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.
Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara
jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak
tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin
komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat
8Fahrul Usman/20402110021
memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang
lain.
Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana
komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah
miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.
b. Empati (empathy)
Empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang
lain dan menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan
kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh
mengerti perasaan orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah
perasaan atau sikap seseorang tertarik kepada orang lain dikarenakan faktor
tertentu. Faktor tersebut dapat berupa fisik, seperti kecantikan atau ketampanan,
atau faktor non fisik seperti keluwesan bergaul, kecerdasan pemikiran, kesopanan,
atau kebijaksanaan. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik
secara verbal maupun nonverbal.
c. Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap
deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.
d. Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong
orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif
untuk interaksi yang efektif.
e. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai,
berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan
9Fahrul Usman/20402110021
meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada
individu lain.
C. Pengertian Matematika
Pengertian matematika berdasarkan Kamus Matematika adalah pengkajian
logis mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berkaitan.
Matematika seringkali dikelompokkan ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis,
dan geometri, walaupun demikian tidak dapat dibuat pembagian yang jelas karena
cabang-cabang ini telah bercampur-baur sedangkan dalam arti kata, matematika
berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai sains,
ilmu, pengetahuan atau belajar. Juga dari kata mathematikos yang diartikan
sebagai suka belajar. sehingga dalam memahami matematika tidak lepas dari
proses belajar (Rully Bramasti, 2012: 110).
Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik,
penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antar konsep
yang kuat. Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang memiliki bahasan
yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya
yang diatur menurut aturan yang logis (berkenaan dengan konsep-konsep abstrak).
Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang
bekerja atas dasar asumsi atau kebenaran konsistensi. Selain itu matematika juga
bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan pada fakta dan gejala yang
muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi perkiraan ini tetap harus
dibuktikan secara deduktif, dengan argumen-argumen yang konsisten. Suatu
kebenaran matematis dikembangkan berdasar alasan logis, namun kerja matematis
terdiri dari observasi, menebak dan merasa, mengetes hipotesa, mencari analogi
dan akhirnya merumuskan teorema-teorema yang dimulai dari asumsi-asumsi dan
unsur-unsur yang tak terdefinisikan, dan ini benar-benar aktivitas mental (Budi
Manfaat, 2010: 147).
10Fahrul Usman/20402110021
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Jenis, dan Desain Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar
yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan 8 No. 10 Kecamatan Tamalanrea,
Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika
Siswa Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan berjenis ex post facto.
3. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam paradigma ini dapat digambarkan seperti gambar
3.1 berikut.
X Y
Gambar 1.1 Paradigma Sederhana
X = Komunikasi interpersonal guru
Y = Minat belajar pada mata pelajaran matematika
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluru siswa kelas VIII SMP
Pesantren IMMIM Putra Makassar Tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa
dikelas VIII ada 149 orang.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik proportional random sampling. Pada penelitian ini, peneliti mengambil
sampel sebanyak 20% dari polpulasi yaitu berjumlah 30 siswa.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal guru.
11Fahrul Usman/20402110021
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Berdasarkan hasil uji validitas angket dikatakan bahwa pertanyaan
sebanyak 54 item yang diuji cobakan kepada 30 responden (siswa) terdapat 35
soal yang valid, karena memiliki harga rxy ο€Ύ rtabel = 0.361 selanjutnya yang valid
penomorannya diurutkan kembali yang selanjutnya digunakan untuk pengambilan
data.
2. Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket untuk variabel komunikasi
interpersonal guru diperoleh harga r11hitung=0,825, karena harga r11hitung
=0,825>rtabel=0.361 dan variabel minat belajar matematika diperoleh harga
r11hitung= 0,769> rtabel=0.361 untuk Ξ±= 5% dengan n = 30, maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
F. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
komunikasi interpersonal guru dan minat belajar matematika siswa.
a. Rata-rata (Mean)
π‘₯ =
𝑓𝑖 π‘₯𝑖
π‘˜
𝑖=1
𝑓𝑖
π‘˜
𝑖=1
b. Persentase
P =
f
N
X 100%
c. Standar Deviasi (S)
12Fahrul Usman/20402110021
𝑠 =
𝑛 𝑓𝑖 π‘₯𝑖
2π‘˜
𝑖=1 βˆ’ 𝑓𝑖 π‘₯𝑖
π‘˜
𝑖=1
2
𝑛(𝑛 βˆ’ 1)
d. Kategorisasi
Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan
pengkategorian menurut Zaifuddin Azwar, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Kategorisasi Tingkat Komunikasi Interpersonal Guru
dan Minat Belajar Matematika
Kategori Rumus
Rendah 𝑋 < (πœ‡ βˆ’ 1,0𝜎)
Sedang (πœ‡ βˆ’ 1,0𝜎) ≀ 𝑋 < (πœ‡ + 1,0𝜎)
Tinggi (πœ‡ + 1,0𝜎) ≀ 𝑋
Keterangan:
πœ‡ = Mean 𝜎 = Standar Deviasi
2. Statistik Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
diajukan dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh komunikasi
interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa
kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar.
a. Uji Normalitas Data
2
𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 =
𝑓0 βˆ’ 𝑓𝑕
2
𝑓𝑕
π‘˜
𝑖=1
b. Uji Linearitas
𝐹 =
𝑅𝐽𝐾 𝑇𝐢
𝑅𝐽𝐾𝐸
c. Analisis Regresi Linier Sederhana
d. Pengujian Hipotesis
1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
Ho : Komunikasi interpersonal guru tidak berpengaruh
terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika
13Fahrul Usman/20402110021
Ha : Komunikasi interpersonal guru berpengaruh terhadap
minat belajar pada mata pelajaran matematika.
2) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik
Ho : 𝛽 = 0
Ha : 𝛽 β‰  0
3) Menentukan taraf signifikan 𝛼 = 5%
4) Kaidah pengujian
Jika : βˆ’π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (𝛼,π‘›βˆ’1) ≀ 𝑑 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 ≀ π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (𝛼,π‘›βˆ’1), maka Ho diterima
Jika : 𝑑 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (𝛼,π‘›βˆ’1), maka Ho ditolak
5) Menghitung thitung dan ttabel
Menghitung nilai thitung
𝑑 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 =
π‘βˆ’π΅0
𝑆 𝑏
Menentukan nilai ttabel
Nilai ttabel dicari pada tabel distribusi –t dengan ketentuan :
db = n – 1 sehingga nilai π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 𝛼,𝑑𝑏
6) Membandingkan ttabel dan thitung
7) Kesimpulan
Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Komunikasi Interpersonal Guru kelas VIII SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan skala, nilai maksimum
yang diperoleh adalah 80, skor minimum 63. Adapun rata-rata yang diperoleh
71,8.
14Fahrul Usman/20402110021
Tabel 1.2
Kategori Komunikasi Interpersonal Guru Kelas VIII di SMP
Pesantren
IMMIM Putra Makassar
Batas Kategori Interval Frekuensi Persentase Ket.
X < (πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎)
(πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎)≀ X < (πœ‡ + 1,0 𝜎)
(πœ‡ + 1,0 𝜎) ≀ X
X < 67
67 ≀ X < 76
76 ≀ X
5
17
8
17 %
57 %
26 %
Rendah
Sedang
Tinggi
Total 30 100%
Berikut ini penyajian kategori komunikasi interpersonal guru dalam
bentuk diagram batang.
Gambar 1.2 Histogram Komunikasi Interpersonal Guru Kelas VIII di
SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar
Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran tersebut, diperoleh 17 %
komunikasi interpersonal guru kategori rendah, 57% komunikasi interpersonal
guru kategori sedang, dan 26% kategori tinggi. Jadi, dapat disimpulkan
komunikasi interpersonal guru kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra
Makassar berada pada kategori sedang.
2. Deskriptif Minat Belajar Matematika kelas VIII SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan skala, nilai maksimum
yang diperoleh adalah 56, skor minimum 37. Adapun rata-rata yang diperoleh
48,4.
17
57
26
0
10
20
30
40
50
60
rendah sedang tinggi
Kategori Komunikasi Interpersonal Guru Kelas
VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar
Persentase
15Fahrul Usman/20402110021
Tabel 1.3
Kategori Minat Belajar Matematika Kelas VIII di SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar
Batas Kategori Interval Frekuensi Persentase Ket.
X < (πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎)
(πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎)≀ X < (πœ‡ + 1,0 𝜎)
(πœ‡ + 1,0 𝜎) ≀ X
X < 44
44 ≀ X < 53
53 ≀ X
6
19
5
20 %
63 %
17 %
Rendah
Sedang
Tinggi
Total 30 100%
Berikut ini penyajian kategori minat belajar matematika dalam bentuk
diagram batang.
Gambar 1.3 Histogram Minat Belajar Matematika Kelas VIII di SMP
Pesantren IMMIM Putra Makassar
Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran tersebut, diperoleh 20% minat
belajar matematika kategori rendah, 63% minat belajar matematika kategori
sedang, dan 17% kategori tinggi. Jadi, dapat disimpulkan minat belajar
matematika kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar berada pada
kategori sedang.
20
63
17
0
10
20
30
40
50
60
70
rendah sedang tinggi
Kategori Minat Belajar Matematika Kelas VIII
di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar
Persentase
16Fahrul Usman/20402110021
3. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar
Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VIII di SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas pertama dilakukan pada komunikasi interpersonal
guru. Taraf signifikan yang ditetapkan adalah 𝛼 = 0,05. Berdasarkan hasil
pengolahan dengan SPSS, diperoleh sign adalah 0,308 dan 𝛼/2 = 0,05/2 = 0,025
maka dapat disimpulkan bahwa data komunikasi interpersonal guru berdistribusi
normal karena nilai sign lebih besar dari 𝛼 atau (0,308> 0,025) sedangkan
nilai ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
dengan dk = 5 taraf kesalahan 0,05 (5%) adalah 11,070. Karena
 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔
2
<ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
(9,523<11,070), maka dapat disimpulkan bahwa data komunikasi
interpersonal guru berdistribusi normal.
Pengujian normalitas kedua dilakukan pada minat belajar matematika.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 𝛼 = 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan
dengan SPSS, diperoleh sign adalah 0,213 dan 𝛼/2 = 0,05/2 = 0,025 maka dapat
disimpulkan bahwa minat belajar matematika berdistribusi normal karena nilai
sign lebih besar dari 𝛼 atau (0,213> 0,025) sedangkan nilai ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
dengan dk = 5
taraf kesalahan 0,05 (5%) adalah 11,070. Karena  𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔
2
<ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™
2
(6,783<11,070)
maka dapat disimpulkan bahwa data minat belajar matematika berdistribusi
normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Korelasi Fhitung Ftabel Keterangan
XY
14,719 4,20 Signifikan
0,582 2,42 Linear
Hasil uji linieritas komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar
matematika diperoleh Fhitung < Ftabel atau 0,582 < 2,42 sehingga data tersebut
berpola linier.
17Fahrul Usman/20402110021
c. Analisis Regresi Linier Sederhana
Nilai dari koefisien π‘Ž dan 𝑏 dapat ditentukan dengan menggunakan SPSS 20
berikut ini :
a b Persamaan Regresi
2,925 0,631 π‘Œ = 2,925 + 0,631X
Model tersebut menujukkan bahwa konstanta (a) adalah 2,925. Hal ini
berarti jika komunikasi interpersonal guru bernilai 0 maka minat belajar
matematika siswa bernilai positif yaitu 2,925. Adapun nilai koefisien regresi
variabel komunikasi interpersonal guru bernilai positif yaitu 0,631. Hal ini dapat
diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan satu satuan kualitas dari komunikasi
interpersonal guru akan diikuti dengan kenaikan minat belajar matematika
sebesar 0,631 sebaliknya apabila terjadi penurunan satu satuan kualitas
komunikasi interpersonal guru akan diikuti penurunan minat belajar matematika
sebesar 0,613 apabila komunikasi interpersonal guru dikontrol.
Kesalahan baku atau selisih taksir standar regresi sederhana dapat dilihat
dari hasil analisis SPSS 20 diperoleh sebagai berikut :
Se Sb R R2 Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
11,849 0,164 0,587 0,345 0,321 3,961
Adapun analisis determinasi dalam regresi linear sederhana digunakan
untuk mengetahui peresentase sumbangan pengaruh variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar
peresentase variabel independen yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan variabel dependen. Jika R2
sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun
presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen, atau variabel independen yang digunakan dalam model tidak
menjelaskan sedikitpun variabel dependen. Sebaliknya R2
sama dengan 1, maka
peresentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sempurna atau variabel independen yang digunakan
dalam model menjelaskan 100% variabel dependen.
18Fahrul Usman/20402110021
Berdasarkan tabel (lampiran) diperoleh nilai R2
sebesar 0,345 atau 34,5%.
Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh komunikasi
interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika sebesar
34,5% sedangkan 65,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model ini.
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. Nilai ini
selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif untuk
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2
sebagai
koefisien determinasi. Adapun nilainya sebesar 0,321.
Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan prediksi diperoleh
sebesar 3,961.Artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi variabel Y
(minat belajar pada mata pelajaran matematika) sebesar 3,961.
d. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,001. Hal ini menandakan bahwa H0 ditolak karena nilai signifikansinya
< 𝛼 (0,001 < 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal guru
berpengaruh terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika.
B. Pembahasan
Pada umumnya minat belajar digunakan sebagai parameter sebuah
keberhasilan belajar. Ada banyak faktor yang menentukan minat belajar siswa,
diantaranya faktor komunikasi interpersonal guru. Minat belajar menyangkut rasa
suka atau ketertarikan terhadap pelajaran dalam proses belajar mengajar. Jika
proses belajar mengajar yang berlangsung menghasilkan rasa suka atau
ketertarikan terhadap siswa maka prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik.
Komunikasi interpersonal guru dalam proses belajar mengajar mempunyai
hubungan positif yang cukup erat dengan minat belajar matematika.
Berdasarkan deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa minat belajar
matematika siswa termasuk dalam kategori sedang dengan persentase skor sebesar
63%. Hal ini dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator minat belajar yang
19Fahrul Usman/20402110021
terdiri dari partisipasi siswa dalam pelajaran matematika, perhatian siswa dalam
proses belajar mengajar, dan perasaan siswa dalam mempelajari matematika.
Dalam belajar, keaktifan sangatlah diperlukan. Siswa tidak boleh bersikap
pasif pada saat pembelajaran berlangsung karena kecakapan dan keterampilan
yang dimiliki dikembangkan dalam proses belajar tersebut. Hal yang bersifat
psikologis misalnya semangat dalam mengikuti pelajaran sangatlah
mempengaruhi dalam proses belajar.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah perhatian dalam belajar. Perhatian
merupakan salah satu yang menjadikan siswa konsentrasi dalam proses belajar
mengajar. Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi juga oleh perasaan siswa dalam
minatnya terhadap belajar. Bila siswa yang berperasaan senang dan berminat akan
mudah berkonsentrasi dalam belajar. Hal ini diperkuat slameto menyatakan bahwa
perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,
pengertian, dan sebagainya. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu
berkomunikasi dengan baik dan benar agar siswa penuh perhatian dalam proses
belajar mengajar.
Komunikasi sangatlah penting karena setiap apa yang kita tuju dapat
tercapai jika dapat dikomunikasikan dengan baik. Begitu pula dengan guru. Guru
merupakan seorang komunikator, karena dialah yang akan menyampaikan
rencana-rencana pembelajarannya pada siswa. Oleh karena itu, guru harus
mengetahui cara-cara komunikasi yang efektif karena tidak akan terlalu
bermanfaat ilmu yang dikuasai guru jikalau tidak mampu mengkomunikasikan
pada siswa secara baik yakni enak untuk diikuti dan mudah untuk dipahami.
Pada kenyataannya komunikasi interpersonal guru dalam proses belajar
mengajar di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar masuk dalam kategori
sedang. Hal ini ditunjukkan dengan persentase skor sebesar 57%. Hal tersebut
dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator komunikasi interpersonal guru yang
terdiri dari keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, dan kesetaraan.
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa komunikasi interpersonal guru
berpengaruh terhadap minat belajar matematika pada siswa kelas VIII di SMP
20Fahrul Usman/20402110021
Pesantren IMMIM Putra Makassar dengan dibuktikan dari hasil perhitungan
diperoleh Fhitung dengan harga signifikansi kurang dari 0,05. Variabel komunikasi
interpersonal guru berpengaruh terhadap variabel minat belajar matematika
sebesar 34,5%. Selain faktor tersebut terdapat 65,5% faktor lain yang
mempengaruhi yang tidak diteliti. Hasil ini mengambarkan bahwa komunikasi
interpersonal guru bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
minat belajar matematika siswa. Sebab seperti yang telah diuraikan diatas bahwa
minat belajar matematika bisa timbul karena adanya perhatian, perasaan serta
partisipasi terhadap proses belajar mengajar.
Oleh sebab itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu
teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan
untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan menghubungkan bahan
pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh
manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk
kehidupannya. Kemudian, guru perlu menjelasakan keterkaitan materi pelajaran
dengan kebutuhan siswa. Kemudian, sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat
pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk
dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa akan tidak
diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti
dengan baik yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang
optimal dan kegagalan itu dapat menghilangkan minat siswa untuk belajar.
Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam
belajar (Wina Sanjaya, 2011: 288).
21Fahrul Usman/20402110021
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Komunikasi interpersonal guru siswa kelas VIII di SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar berada pada kategori sedang dengan persentase
57% berdasarkan nilai rata-rata yaitu 71,8.
2. Minat belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM
Putra Makassar berada pada kategori sedang dengan persentase 63%
berdasarkan nilai rata-rata yaitu 48,4.
3. Ada pengaruh positif antara komunikasi interpersonal guru terhadap minat
belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren
IMMIM Putra Makassar sebesar 34,5%.
22Fahrul Usman/20402110021
DAFTAR PUSTAKA
A. Devito, Joseph. Komunikasi Antarmanusia. Ed. V; Tangerang Selatan:
Karisma Publishing Group, 2011
Alfarisi, Salman. β€œPengaruh Penerapan Metode Resource-Based Learning
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Sisi
Datar”. Skripsi. Kediri: Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Nusantara PGRI Kediri, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Ed. rev., cet. XIV; Jakarta: Rineka
Cipta, 2010
Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Ed. 1., cet. IX; Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar, 2007
Elfanany, Burhan. Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru dan Dosen.
Yogyakarta: Araska, 2013.
Hasan, Iqbal. Statistik Inferensial 2. Ed. Rev., cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Iriantara, Yosal dan Syaripudin Usep. Komunikasi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
Manfaat, Budi. Membumikan Matematika Dari Kampus ke Kampung. Cet.I;
Jakarta: Buku Kita, 2010.
Murtafiah, Naimatul. β€œPengaruh Kemampuan Komunikasi Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar Terhadap Kepuasan Belajar Pelajaran Akuntansi”.
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Akuntansi UNNES, 2009.
Naim, Ngainun. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz,
2011.
Ngarojong, Nu. β€œIndikator Minat Belajar”. Official Website of Nu Ngarojong.
http://suaranuraniguru.wordpress.com/ (1 Desember 2011).
Nurhidayah, A.M.S. β€œPeran Komunikasi Interpersonal Wali Kelas Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Kelas VI di MI Darul Huda Ngaglik Sleman”,
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga, 2012.
P. Pontoh, Widya. β€œPeranan Komunikasi Interpersonal Guru Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Anak”, Acta Diurna, vol.1 no.1 (2013).
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiu- rna/article/view/974.
(Diakses 9 Mei 2014).
Riswandi. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Rozaq, Fadli. β€œHubungan Komunikasi Interpersonal Guru dan Siswa dengan
Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif di
SMK Muhammadiyah 4 Klaten Tengah”. eprints.uny.ac.id/10165/1/Jurnal
%20Skripsi.pdf (25 Januari 2013).
23Fahrul Usman/20402110021
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Cet. IV; Jakarta: Prenada Media
Group, 2011.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Cet. II;
Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Sudjana, Nana. Statistik Pendidikan. Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2013.
Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Ed. I., cet. XVI; Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. VI;
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Susanto, Hadi. β€œMinat Belajar Siswa”. Official Website of Hadi Susanto.
http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/12/minat-belajar-siswa/
(12 Mei 2013).
Wahyono, Joko. Cara Ampuh Merebut Hati Murid. Jakarta: Esensi, 2012.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Ed. V; Yogyakarta: Andi, 2010.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Cet. XV; Yogyakarta: Media Abadi, 2012.

More Related Content

What's hot

Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...maritje
Β 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)Kanayaa Smoof
Β 
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"bawon15505124020
Β 
Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Philip Dewi
Β 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialAri Sanjaya
Β 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Boedi Santosa,
Β 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniSuraya Atika
Β 
Jurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarJurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarKhairul Aswad
Β 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatifDewi
Β 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpdeky94
Β 
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)PratiwiKartikaSari
Β 
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua   stain salatigaPengaruh perhatian orang tua   stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua stain salatigatia rosita
Β 
Contoh ptk paud
Contoh ptk paudContoh ptk paud
Contoh ptk paudAnhar Marewo
Β 
Minat belajar
Minat belajarMinat belajar
Minat belajarDodyk Fallen
Β 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiahmei nuraini
Β 

What's hot (20)

Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
Β 
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Β 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)
Β 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
Β 
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
Tugas Baha Indonesia "JURNAL"
Β 
Ptk paud
Ptk paudPtk paud
Ptk paud
Β 
Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
Β 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Β 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
Β 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Β 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
Β 
Jurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajarJurnal review kepelbagaian pelajar
Jurnal review kepelbagaian pelajar
Β 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatif
Β 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltp
Β 
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Bab 1 modul kb 3 bertanya(1)
Β 
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua   stain salatigaPengaruh perhatian orang tua   stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
Β 
Bab i SMA NEGERI 1 RAHA
Bab i SMA NEGERI 1 RAHA Bab i SMA NEGERI 1 RAHA
Bab i SMA NEGERI 1 RAHA
Β 
Contoh ptk paud
Contoh ptk paudContoh ptk paud
Contoh ptk paud
Β 
Minat belajar
Minat belajarMinat belajar
Minat belajar
Β 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
Β 

Viewers also liked

Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
Β 
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...Kanaidi ken
Β 
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/KPengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/Kpjj_kemenkes
Β 
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...regiandira739
Β 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalcindrya
Β 
Kemahiran interpersonal 2007
Kemahiran interpersonal 2007Kemahiran interpersonal 2007
Kemahiran interpersonal 2007Muhammad Syahir
Β 
angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...
angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...
angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...Universitas Negeri Jakarta
Β 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarRoHim MohaMad
Β 
Interdepartmental relationship
Interdepartmental relationshipInterdepartmental relationship
Interdepartmental relationshipRavi Dandotiya
Β 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranMuhammad Imam BW
Β 
Interdepartmental relationship
Interdepartmental relationshipInterdepartmental relationship
Interdepartmental relationshipDr. Sunil Kumar
Β 
Chapter 2 interdepartmental communication
Chapter 2  interdepartmental communicationChapter 2  interdepartmental communication
Chapter 2 interdepartmental communicationPat Cabangis
Β 
proposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptifproposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptifWahyu Hidayat
Β 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Pemdes Wlahar Wetan
Β 

Viewers also liked (18)

Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
Β 
Komunikasi &amp; interpersonal
Komunikasi &amp; interpersonalKomunikasi &amp; interpersonal
Komunikasi &amp; interpersonal
Β 
Kinerja guru
Kinerja guruKinerja guru
Kinerja guru
Β 
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Komunikasi Interpersonal_Materi Pelatihan "Comprehensive & PROFESSIONAL SECRE...
Β 
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/KPengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
Pengaruh Pemahaman Diri terhadap Proses KIP/K
Β 
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...
Β 
komunikasi interpersonal
komunikasi interpersonalkomunikasi interpersonal
komunikasi interpersonal
Β 
Kemahiran interpersonal 2007
Kemahiran interpersonal 2007Kemahiran interpersonal 2007
Kemahiran interpersonal 2007
Β 
Proposal tesis
Proposal tesisProposal tesis
Proposal tesis
Β 
angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...
angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...
angket penelitian hubungan antara komunikasi interpesonal pasangan suami istr...
Β 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Β 
Interdepartmental relationship
Interdepartmental relationshipInterdepartmental relationship
Interdepartmental relationship
Β 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Β 
Contoh teks wawancara dengan guru
Contoh teks wawancara dengan guruContoh teks wawancara dengan guru
Contoh teks wawancara dengan guru
Β 
Interdepartmental relationship
Interdepartmental relationshipInterdepartmental relationship
Interdepartmental relationship
Β 
Chapter 2 interdepartmental communication
Chapter 2  interdepartmental communicationChapter 2  interdepartmental communication
Chapter 2 interdepartmental communication
Β 
proposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptifproposal skripsi kualitatif deskriptif
proposal skripsi kualitatif deskriptif
Β 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Β 

Similar to Komunikasi Interpersonal Guru

Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaBunda Dewi
Β 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi Newguest88768b
Β 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedIlham Muhit
Β 
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPPRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPppgishlahprayi01328
Β 
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdfslbputraberlian
Β 
Makalah Minat Belajar Siswa
Makalah Minat Belajar SiswaMakalah Minat Belajar Siswa
Makalah Minat Belajar Siswasarahrzkirh28
Β 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
Β 
51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga51024375 alat-peraga
51024375 alat-peragaTata Lela
Β 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIyudha saputra
Β 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
Β 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifAndy Saiful Musthofa
Β 
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREAJURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREAmanginova
Β 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
Β 
Propopsal penelitianku
Propopsal penelitiankuPropopsal penelitianku
Propopsal penelitiankuSusi Yanti
Β 

Similar to Komunikasi Interpersonal Guru (20)

Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
Β 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi New
Β 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
Β 
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinciTugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci
Tugas ptk HERNANTO,S.Pd SMA4 - kerinci
Β 
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAPPRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
PRESENTASI SIDANG PENGARUH TERHADAP TTSTS TERHADAP
Β 
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
Β 
Makalah Minat Belajar Siswa
Makalah Minat Belajar SiswaMakalah Minat Belajar Siswa
Makalah Minat Belajar Siswa
Β 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Β 
51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga
Β 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
Β 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
Β 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Β 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Β 
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREAJURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
JURNAL PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
Β 
Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)
Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)
Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)
Β 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
Β 
Revisi isi
Revisi isiRevisi isi
Revisi isi
Β 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
Β 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
Β 
Propopsal penelitianku
Propopsal penelitiankuPropopsal penelitianku
Propopsal penelitianku
Β 

More from Fahrul Usman

The Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixThe Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixFahrul Usman
Β 
Bauran Pemasaran
Bauran PemasaranBauran Pemasaran
Bauran PemasaranFahrul Usman
Β 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modelingFahrul Usman
Β 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianFahrul Usman
Β 
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Fahrul Usman
Β 
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelPoster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelFahrul Usman
Β 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
Β 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiFahrul Usman
Β 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Fahrul Usman
Β 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Fahrul Usman
Β 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic CountingFahrul Usman
Β 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianFahrul Usman
Β 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaFahrul Usman
Β 
Rancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVRancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVFahrul Usman
Β 
Regresi Non Linear
Regresi Non LinearRegresi Non Linear
Regresi Non LinearFahrul Usman
Β 
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpNCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpFahrul Usman
Β 
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Fahrul Usman
Β 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Fahrul Usman
Β 

More from Fahrul Usman (19)

The Concept Marketing Mix
The Concept Marketing MixThe Concept Marketing Mix
The Concept Marketing Mix
Β 
Bauran Pemasaran
Bauran PemasaranBauran Pemasaran
Bauran Pemasaran
Β 
Structural equation modeling
Structural equation modelingStructural equation modeling
Structural equation modeling
Β 
Skala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen PenelitianSkala Instrumen Penelitian
Skala Instrumen Penelitian
Β 
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Rancangan Pengajaran Matematika Berbasis Problem Solving
Β 
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua VariabelPoster Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Persamaan Linear Dua Variabel
Β 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
Β 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
Β 
Rekursi
Rekursi Rekursi
Rekursi
Β 
Teknik Counting 2
Teknik Counting 2Teknik Counting 2
Teknik Counting 2
Β 
Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1Teknik Counting Lanjut 1
Teknik Counting Lanjut 1
Β 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic Counting
Β 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Β 
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi BergandaPenerapan Analisis Regresi Berganda
Penerapan Analisis Regresi Berganda
Β 
Rancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDVRancangan Pembelajaran SPLDV
Rancangan Pembelajaran SPLDV
Β 
Regresi Non Linear
Regresi Non LinearRegresi Non Linear
Regresi Non Linear
Β 
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It UpNCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
NCTM, TIMSS, PISA, and Adding It Up
Β 
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Poster Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Β 
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Discrete Mathematics & Its Applications (Graphs)
Β 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
Β 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
Β 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
Β 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
Β 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
Β 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
Β 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
Β 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
Β 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
Β 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
Β 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
Β 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
Β 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
Β 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
Β 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
Β 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Β 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
Β 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Β 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Β 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
Β 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Β 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Β 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
Β 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Β 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
Β 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
Β 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Β 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Β 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Β 

Komunikasi Interpersonal Guru

  • 1. 1Fahrul Usman/20402110021 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR Fahrul Usman Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Kampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-Gowa Abstract Skripsi ini membahas tentang pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi interpersonal guru pada siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar, untuk mengetahui minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar, dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berjenis ex post facto tanpa ada perlakuan khusus . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 149 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan instrumen skala psikologi. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan analisis regresi linier sederhana.Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh rata-rata komunikasi interpersonal guru sebesar 71,8 berada pada kategori sedang dengan persentase 57%. Rata-rata minat belajar matematika siswa sebesar 48,4 berada pada kategori sedang dengan persentase 63%. Adapun uji hipotesis menunjukan thitung > ttabel. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar sebesar 34,5%. Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal Guru, Minat Belajar Matematika.
  • 2. 2Fahrul Usman/20402110021 PENDAHULUAN Era globalisasi merupakan era persaingan mutu atau kualitas. Pada era globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas untuk menghadapi setiap tantangan yang muncul. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam membangun masyarakat yang berkualitas. Pendidikan juga menjadi solusi bagi masyarakat dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan berperadaban. Komunikasi dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan atau saling bertukar pesan/informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dan memelihara relasi. Komunikasi yang dilakukan guru dan siswa bukan hanya proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran, melainkan ada dimensi relasi guru dan siswa. Komunikasi sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa, apabila seorang guru yang mampu berkomunikasi dengan baik dan benar secara menyeluruh maka akan mempengaruhi minat belajar sehingga akan tercipta pembelajaran yang bermakna dan penuh inspirasi. Pembelajaran saat ini diharapkan siswa mampu memahami yang diterangkan guru. Salah satu faktor yang membuat siswa tertarik untuk belajar adalah guru mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi seperti ini lebih mengarah kepada komunikasi interpersonal guru. Burhan Elfanany (2013: 13) berpendapat bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar pribadi perseorangan atau komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Misalnya, berkomunikasi dengan pemimpin dengan sesama kolega atau antara guru dan siswa-siswa. Komunikasi interpersonal bukan hanya berlangsung di antara dua orang. Bisa saja dalam kelompok kecil yang memungkinkan semua anggota kelompok kecil itu bisa saling tatap muka dan memiliki giliran untuk berbicara dan mendengarkan dalam suasana yang akrab. Suasana relasi diantara mereka yang terlibat dalam komunikasi ini menjadi ciri komunikasi interpribadi. Suasana informal, penuh persahabatan atau kekeluargaan merupakan karakteristik komunikasi interpersonal.
  • 3. 3Fahrul Usman/20402110021 Disisi lain, siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar dan salah satu cara untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Wina Sanjaya (2011: 261) mengatakan minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa. Menimbulkan minat belajar siswa sangatlah mudah hanya membutuhkan komunikasi interpersonal secara berkala dan terus menerus karena hakikatnya inti komunikasi interpersonal pada dasarnya adalah bagaimana seorang guru mampu meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respons positif dari peserta didik. Pelajaran sesulit apapun itu jika seorang guru berkompeten dalam mengkomunikasikan pembelajaran secara efektif maka siswa akan tertarik untuk belajar bahkan pelajaran matematika pun demikian. Selain itu, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan, seperti misalnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita analogikan dengan mentransfer uang maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berkurang bahkan hilang setelah ditransfer pada orang lain. Oleh sebab itu, kata mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai proses menyebarluaskan. Smith mengatakan mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan. Olehnya itu, dalam hal ini komunikasi interpersonal guru dalam mengajar menjadi salah satu hal terpenting dalam proses pembelajaran. Setelah peneliti observasi di awal pada saat proses pembelajaran berlangsung guru matematika mengajar hanya duduk, menjelaskan sedikit, dan memberikan tugas maupun latihan sehingga dalam hal ini hanya sedikit siswa yang paham pelajaran secara sepenuhnya dan membuat siswa yang lain merasa bosan belajar matematika. Ketika seorang guru mengajar tidak terlihat adanya
  • 4. 4Fahrul Usman/20402110021 suasana yang menyenangkan antara guru dan siswa. Melihat dari aspek lain, setelah peneliti observasi ternyata hanya sedikit siswa yang paham akan maksud penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung dan sebagian lagi ada yang tertidur serta melakukakn aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan pelajaran matematika. Setelah penulis mengambil data-data yang cukup dijadikan sampel bahwa ternyata yang membuat mereka tidak mengerti dari pelajaran matematika adalah kurangnya kasih sayang dalam belajar sehingga guru yang membawakan materi tidak jelas dalam menyampaikan pelajaran serta respon yang diberikan kepada siswa sering negatif sehingga siswa malas untuk belajar dan tidak memiliki semangat dalam belajar matematika. Setelah hasil observasi awal maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intensitas siswa setiap tahun mengalami penurunan dalam belajar matematika. Melihat dari aspek minat belajar bahwa guru menjadi sentral dalam tercapainya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Komunikasi interpersonal yang efektif akan membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk mempelajari matematika. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana komunikasi interpersonal guru pada siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar ? 2. Bagaimana minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar ? 3. Adakah pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar ?
  • 5. 5Fahrul Usman/20402110021 KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 1988: 57). Minat itu dapat ditimbulkan dengan cara sebagai berikut : a. Membangkitkan suatu kebutuhan misalnya, kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya. b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau. c. Memberikan kesempatan mendapat hasil yang baik β€œNothing succes I like success” atau mengetahui sukses yang diperoeh individu itu sebab success akan memberikan rasa puas. Selanjutnya, akan memperoleh ukuran dan data minat belajar siswa, kunci pokoknya adalah dalam mengetahui indikatornya. Menurut Slameto indikator minat belajar terdiri dari perbuatan, perhatian, dan perasaan senang. 1) Partisipasi / Perbuatan Minat yang telah muncul, diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan belajar mengajar dengan sendirinya telah membawa murid ke suasana partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan berpartisipasi aktif tidak selalu berupa gerakan-gerakan badaniah. Murid-murid yang ikut aktif secara aqliyah atau secara bathiniyah dalam proses pengajaran. Sementara itu, minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan melainkan timbul akibat dari partisipasi. Jadi, jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu aktif dan ingin terus belajar. 2) Perhatian Perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh
  • 6. 6Fahrul Usman/20402110021 pendidikan dan lingkungan. Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula minat momentan, yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dipelajari. Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dalam minatnya terhadap belajar. Siswa yang akan berperasaan tidak senang dalam belajar dan tidak berminat dalam materi pelajaran. Akan mengalami kesulitan dalam memusatkan tenaga dan energinya. Sebaliknya siswa yang berperasaan senang dan berminat akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. Senada dengan pendapat di atas menyatakan bahwa perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya. 3) Perasaan Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa yang sedikit banyak bersifat subjektif untuk merasakan senang atau tidak senang dan tidak bergantung pada perangsang dan alat-alat indra. Sementara itu, perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus baik eksternal maupun internal. Perasaan di sini adalah perasaan momentan dan intensional. Momentan berarti bahwa perasaan pada saat-saat tertentu, intensional yang berarti bahwa reaksi perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu. Apabila situasi berubah maka perasan berganti pula sehinga perasaan momentan dan intensional dapat digolongkan ke dalam perasaan tidak senang antara minat dan berperasaan senang terdapat hubungan timbal balik sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat dan sebaliknya. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.
  • 7. 7Fahrul Usman/20402110021 Disamping memanfatkan minat yang telah ada, Tanner menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Rooijakkers, hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Siswa misalnya, akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya manusia di bulan. B. Komunikasi Interpersonal Guru Komunikasi interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Komunikasi interpersonal tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner kita (Riswandi, 2013: 66). Menurut Joseph A. Devito mengenai aspek-aspek komunikasi interpersonal, yaitu sebagai berikut : a. Keterbukaan (openness) Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat
  • 8. 8Fahrul Usman/20402110021 memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya. b. Empati (empathy) Empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh mengerti perasaan orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah perasaan atau sikap seseorang tertarik kepada orang lain dikarenakan faktor tertentu. Faktor tersebut dapat berupa fisik, seperti kecantikan atau ketampanan, atau faktor non fisik seperti keluwesan bergaul, kecerdasan pemikiran, kesopanan, atau kebijaksanaan. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun nonverbal. c. Dukungan (supportiveness) Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik. d. Rasa Positif (positiveness) Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. e. Kesetaraan (equality) Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan
  • 9. 9Fahrul Usman/20402110021 meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. C. Pengertian Matematika Pengertian matematika berdasarkan Kamus Matematika adalah pengkajian logis mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berkaitan. Matematika seringkali dikelompokkan ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri, walaupun demikian tidak dapat dibuat pembagian yang jelas karena cabang-cabang ini telah bercampur-baur sedangkan dalam arti kata, matematika berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai sains, ilmu, pengetahuan atau belajar. Juga dari kata mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar. sehingga dalam memahami matematika tidak lepas dari proses belajar (Rully Bramasti, 2012: 110). Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang memiliki bahasan yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut aturan yang logis (berkenaan dengan konsep-konsep abstrak). Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi atau kebenaran konsistensi. Selain itu matematika juga bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan pada fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi perkiraan ini tetap harus dibuktikan secara deduktif, dengan argumen-argumen yang konsisten. Suatu kebenaran matematis dikembangkan berdasar alasan logis, namun kerja matematis terdiri dari observasi, menebak dan merasa, mengetes hipotesa, mencari analogi dan akhirnya merumuskan teorema-teorema yang dimulai dari asumsi-asumsi dan unsur-unsur yang tak terdefinisikan, dan ini benar-benar aktivitas mental (Budi Manfaat, 2010: 147).
  • 10. 10Fahrul Usman/20402110021 METODE PENELITIAN A. Lokasi, Jenis, dan Desain Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan 8 No. 10 Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan berjenis ex post facto. 3. Desain Penelitian Desain penelitian dalam paradigma ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut. X Y Gambar 1.1 Paradigma Sederhana X = Komunikasi interpersonal guru Y = Minat belajar pada mata pelajaran matematika B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluru siswa kelas VIII SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa dikelas VIII ada 149 orang. 2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 20% dari polpulasi yaitu berjumlah 30 siswa. C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal guru.
  • 11. 11Fahrul Usman/20402110021 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Berdasarkan hasil uji validitas angket dikatakan bahwa pertanyaan sebanyak 54 item yang diuji cobakan kepada 30 responden (siswa) terdapat 35 soal yang valid, karena memiliki harga rxy ο€Ύ rtabel = 0.361 selanjutnya yang valid penomorannya diurutkan kembali yang selanjutnya digunakan untuk pengambilan data. 2. Reliabilitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket untuk variabel komunikasi interpersonal guru diperoleh harga r11hitung=0,825, karena harga r11hitung =0,825>rtabel=0.361 dan variabel minat belajar matematika diperoleh harga r11hitung= 0,769> rtabel=0.361 untuk Ξ±= 5% dengan n = 30, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. F. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan komunikasi interpersonal guru dan minat belajar matematika siswa. a. Rata-rata (Mean) π‘₯ = 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 π‘˜ 𝑖=1 𝑓𝑖 π‘˜ 𝑖=1 b. Persentase P = f N X 100% c. Standar Deviasi (S)
  • 12. 12Fahrul Usman/20402110021 𝑠 = 𝑛 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 2π‘˜ 𝑖=1 βˆ’ 𝑓𝑖 π‘₯𝑖 π‘˜ 𝑖=1 2 𝑛(𝑛 βˆ’ 1) d. Kategorisasi Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan pengkategorian menurut Zaifuddin Azwar, sebagai berikut: Tabel 1.1 Kategorisasi Tingkat Komunikasi Interpersonal Guru dan Minat Belajar Matematika Kategori Rumus Rendah 𝑋 < (πœ‡ βˆ’ 1,0𝜎) Sedang (πœ‡ βˆ’ 1,0𝜎) ≀ 𝑋 < (πœ‡ + 1,0𝜎) Tinggi (πœ‡ + 1,0𝜎) ≀ 𝑋 Keterangan: πœ‡ = Mean 𝜎 = Standar Deviasi 2. Statistik Inferensial Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar. a. Uji Normalitas Data 2 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 = 𝑓0 βˆ’ 𝑓𝑕 2 𝑓𝑕 π‘˜ 𝑖=1 b. Uji Linearitas 𝐹 = 𝑅𝐽𝐾 𝑇𝐢 𝑅𝐽𝐾𝐸 c. Analisis Regresi Linier Sederhana d. Pengujian Hipotesis 1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat Ho : Komunikasi interpersonal guru tidak berpengaruh terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika
  • 13. 13Fahrul Usman/20402110021 Ha : Komunikasi interpersonal guru berpengaruh terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika. 2) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik Ho : 𝛽 = 0 Ha : 𝛽 β‰  0 3) Menentukan taraf signifikan 𝛼 = 5% 4) Kaidah pengujian Jika : βˆ’π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (𝛼,π‘›βˆ’1) ≀ 𝑑 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 ≀ π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (𝛼,π‘›βˆ’1), maka Ho diterima Jika : 𝑑 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 > π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ (𝛼,π‘›βˆ’1), maka Ho ditolak 5) Menghitung thitung dan ttabel Menghitung nilai thitung 𝑑 𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 = π‘βˆ’π΅0 𝑆 𝑏 Menentukan nilai ttabel Nilai ttabel dicari pada tabel distribusi –t dengan ketentuan : db = n – 1 sehingga nilai π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 𝛼,𝑑𝑏 6) Membandingkan ttabel dan thitung 7) Kesimpulan Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskriptif Komunikasi Interpersonal Guru kelas VIII SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan skala, nilai maksimum yang diperoleh adalah 80, skor minimum 63. Adapun rata-rata yang diperoleh 71,8.
  • 14. 14Fahrul Usman/20402110021 Tabel 1.2 Kategori Komunikasi Interpersonal Guru Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Batas Kategori Interval Frekuensi Persentase Ket. X < (πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎) (πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎)≀ X < (πœ‡ + 1,0 𝜎) (πœ‡ + 1,0 𝜎) ≀ X X < 67 67 ≀ X < 76 76 ≀ X 5 17 8 17 % 57 % 26 % Rendah Sedang Tinggi Total 30 100% Berikut ini penyajian kategori komunikasi interpersonal guru dalam bentuk diagram batang. Gambar 1.2 Histogram Komunikasi Interpersonal Guru Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran tersebut, diperoleh 17 % komunikasi interpersonal guru kategori rendah, 57% komunikasi interpersonal guru kategori sedang, dan 26% kategori tinggi. Jadi, dapat disimpulkan komunikasi interpersonal guru kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar berada pada kategori sedang. 2. Deskriptif Minat Belajar Matematika kelas VIII SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan skala, nilai maksimum yang diperoleh adalah 56, skor minimum 37. Adapun rata-rata yang diperoleh 48,4. 17 57 26 0 10 20 30 40 50 60 rendah sedang tinggi Kategori Komunikasi Interpersonal Guru Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Persentase
  • 15. 15Fahrul Usman/20402110021 Tabel 1.3 Kategori Minat Belajar Matematika Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Batas Kategori Interval Frekuensi Persentase Ket. X < (πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎) (πœ‡ βˆ’ 1,0 𝜎)≀ X < (πœ‡ + 1,0 𝜎) (πœ‡ + 1,0 𝜎) ≀ X X < 44 44 ≀ X < 53 53 ≀ X 6 19 5 20 % 63 % 17 % Rendah Sedang Tinggi Total 30 100% Berikut ini penyajian kategori minat belajar matematika dalam bentuk diagram batang. Gambar 1.3 Histogram Minat Belajar Matematika Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran tersebut, diperoleh 20% minat belajar matematika kategori rendah, 63% minat belajar matematika kategori sedang, dan 17% kategori tinggi. Jadi, dapat disimpulkan minat belajar matematika kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar berada pada kategori sedang. 20 63 17 0 10 20 30 40 50 60 70 rendah sedang tinggi Kategori Minat Belajar Matematika Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar Persentase
  • 16. 16Fahrul Usman/20402110021 3. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar a. Uji Normalitas Pengujian normalitas pertama dilakukan pada komunikasi interpersonal guru. Taraf signifikan yang ditetapkan adalah 𝛼 = 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS, diperoleh sign adalah 0,308 dan 𝛼/2 = 0,05/2 = 0,025 maka dapat disimpulkan bahwa data komunikasi interpersonal guru berdistribusi normal karena nilai sign lebih besar dari 𝛼 atau (0,308> 0,025) sedangkan nilai ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 dengan dk = 5 taraf kesalahan 0,05 (5%) adalah 11,070. Karena  𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 2 <ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 (9,523<11,070), maka dapat disimpulkan bahwa data komunikasi interpersonal guru berdistribusi normal. Pengujian normalitas kedua dilakukan pada minat belajar matematika. Taraf signifikan yang digunakan adalah 𝛼 = 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS, diperoleh sign adalah 0,213 dan 𝛼/2 = 0,05/2 = 0,025 maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar matematika berdistribusi normal karena nilai sign lebih besar dari 𝛼 atau (0,213> 0,025) sedangkan nilai ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 dengan dk = 5 taraf kesalahan 0,05 (5%) adalah 11,070. Karena  𝑕𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔 2 <ο£π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ 2 (6,783<11,070) maka dapat disimpulkan bahwa data minat belajar matematika berdistribusi normal. b. Uji Linieritas Uji linieritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Korelasi Fhitung Ftabel Keterangan XY 14,719 4,20 Signifikan 0,582 2,42 Linear Hasil uji linieritas komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar matematika diperoleh Fhitung < Ftabel atau 0,582 < 2,42 sehingga data tersebut berpola linier.
  • 17. 17Fahrul Usman/20402110021 c. Analisis Regresi Linier Sederhana Nilai dari koefisien π‘Ž dan 𝑏 dapat ditentukan dengan menggunakan SPSS 20 berikut ini : a b Persamaan Regresi 2,925 0,631 π‘Œ = 2,925 + 0,631X Model tersebut menujukkan bahwa konstanta (a) adalah 2,925. Hal ini berarti jika komunikasi interpersonal guru bernilai 0 maka minat belajar matematika siswa bernilai positif yaitu 2,925. Adapun nilai koefisien regresi variabel komunikasi interpersonal guru bernilai positif yaitu 0,631. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan satu satuan kualitas dari komunikasi interpersonal guru akan diikuti dengan kenaikan minat belajar matematika sebesar 0,631 sebaliknya apabila terjadi penurunan satu satuan kualitas komunikasi interpersonal guru akan diikuti penurunan minat belajar matematika sebesar 0,613 apabila komunikasi interpersonal guru dikontrol. Kesalahan baku atau selisih taksir standar regresi sederhana dapat dilihat dari hasil analisis SPSS 20 diperoleh sebagai berikut : Se Sb R R2 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 11,849 0,164 0,587 0,345 0,321 3,961 Adapun analisis determinasi dalam regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui peresentase sumbangan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar peresentase variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel dependen. Jika R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka peresentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna atau variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variabel dependen.
  • 18. 18Fahrul Usman/20402110021 Berdasarkan tabel (lampiran) diperoleh nilai R2 sebesar 0,345 atau 34,5%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika sebesar 34,5% sedangkan 65,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. Nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. Adapun nilainya sebesar 0,321. Standard Error of the Estimate adalah ukuran kesalahan prediksi diperoleh sebesar 3,961.Artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi variabel Y (minat belajar pada mata pelajaran matematika) sebesar 3,961. d. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menandakan bahwa H0 ditolak karena nilai signifikansinya < 𝛼 (0,001 < 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal guru berpengaruh terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika. B. Pembahasan Pada umumnya minat belajar digunakan sebagai parameter sebuah keberhasilan belajar. Ada banyak faktor yang menentukan minat belajar siswa, diantaranya faktor komunikasi interpersonal guru. Minat belajar menyangkut rasa suka atau ketertarikan terhadap pelajaran dalam proses belajar mengajar. Jika proses belajar mengajar yang berlangsung menghasilkan rasa suka atau ketertarikan terhadap siswa maka prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik. Komunikasi interpersonal guru dalam proses belajar mengajar mempunyai hubungan positif yang cukup erat dengan minat belajar matematika. Berdasarkan deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa minat belajar matematika siswa termasuk dalam kategori sedang dengan persentase skor sebesar 63%. Hal ini dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator minat belajar yang
  • 19. 19Fahrul Usman/20402110021 terdiri dari partisipasi siswa dalam pelajaran matematika, perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, dan perasaan siswa dalam mempelajari matematika. Dalam belajar, keaktifan sangatlah diperlukan. Siswa tidak boleh bersikap pasif pada saat pembelajaran berlangsung karena kecakapan dan keterampilan yang dimiliki dikembangkan dalam proses belajar tersebut. Hal yang bersifat psikologis misalnya semangat dalam mengikuti pelajaran sangatlah mempengaruhi dalam proses belajar. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah perhatian dalam belajar. Perhatian merupakan salah satu yang menjadikan siswa konsentrasi dalam proses belajar mengajar. Konsentrasi dalam belajar dipengaruhi juga oleh perasaan siswa dalam minatnya terhadap belajar. Bila siswa yang berperasaan senang dan berminat akan mudah berkonsentrasi dalam belajar. Hal ini diperkuat slameto menyatakan bahwa perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dan benar agar siswa penuh perhatian dalam proses belajar mengajar. Komunikasi sangatlah penting karena setiap apa yang kita tuju dapat tercapai jika dapat dikomunikasikan dengan baik. Begitu pula dengan guru. Guru merupakan seorang komunikator, karena dialah yang akan menyampaikan rencana-rencana pembelajarannya pada siswa. Oleh karena itu, guru harus mengetahui cara-cara komunikasi yang efektif karena tidak akan terlalu bermanfaat ilmu yang dikuasai guru jikalau tidak mampu mengkomunikasikan pada siswa secara baik yakni enak untuk diikuti dan mudah untuk dipahami. Pada kenyataannya komunikasi interpersonal guru dalam proses belajar mengajar di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar masuk dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dengan persentase skor sebesar 57%. Hal tersebut dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator komunikasi interpersonal guru yang terdiri dari keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, dan kesetaraan. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa komunikasi interpersonal guru berpengaruh terhadap minat belajar matematika pada siswa kelas VIII di SMP
  • 20. 20Fahrul Usman/20402110021 Pesantren IMMIM Putra Makassar dengan dibuktikan dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung dengan harga signifikansi kurang dari 0,05. Variabel komunikasi interpersonal guru berpengaruh terhadap variabel minat belajar matematika sebesar 34,5%. Selain faktor tersebut terdapat 65,5% faktor lain yang mempengaruhi yang tidak diteliti. Hasil ini mengambarkan bahwa komunikasi interpersonal guru bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi minat belajar matematika siswa. Sebab seperti yang telah diuraikan diatas bahwa minat belajar matematika bisa timbul karena adanya perhatian, perasaan serta partisipasi terhadap proses belajar mengajar. Oleh sebab itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Kemudian, guru perlu menjelasakan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa. Kemudian, sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal dan kegagalan itu dapat menghilangkan minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar (Wina Sanjaya, 2011: 288).
  • 21. 21Fahrul Usman/20402110021 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Komunikasi interpersonal guru siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar berada pada kategori sedang dengan persentase 57% berdasarkan nilai rata-rata yaitu 71,8. 2. Minat belajar matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar berada pada kategori sedang dengan persentase 63% berdasarkan nilai rata-rata yaitu 48,4. 3. Ada pengaruh positif antara komunikasi interpersonal guru terhadap minat belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIII di SMP Pesantren IMMIM Putra Makassar sebesar 34,5%.
  • 22. 22Fahrul Usman/20402110021 DAFTAR PUSTAKA A. Devito, Joseph. Komunikasi Antarmanusia. Ed. V; Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011 Alfarisi, Salman. β€œPengaruh Penerapan Metode Resource-Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar”. Skripsi. Kediri: Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Ed. rev., cet. XIV; Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Ed. 1., cet. IX; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 Elfanany, Burhan. Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru dan Dosen. Yogyakarta: Araska, 2013. Hasan, Iqbal. Statistik Inferensial 2. Ed. Rev., cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Iriantara, Yosal dan Syaripudin Usep. Komunikasi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Manfaat, Budi. Membumikan Matematika Dari Kampus ke Kampung. Cet.I; Jakarta: Buku Kita, 2010. Murtafiah, Naimatul. β€œPengaruh Kemampuan Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Terhadap Kepuasan Belajar Pelajaran Akuntansi”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Akuntansi UNNES, 2009. Naim, Ngainun. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011. Ngarojong, Nu. β€œIndikator Minat Belajar”. Official Website of Nu Ngarojong. http://suaranuraniguru.wordpress.com/ (1 Desember 2011). Nurhidayah, A.M.S. β€œPeran Komunikasi Interpersonal Wali Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VI di MI Darul Huda Ngaglik Sleman”, Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2012. P. Pontoh, Widya. β€œPeranan Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak”, Acta Diurna, vol.1 no.1 (2013). http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiu- rna/article/view/974. (Diakses 9 Mei 2014). Riswandi. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. Rozaq, Fadli. β€œHubungan Komunikasi Interpersonal Guru dan Siswa dengan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif di SMK Muhammadiyah 4 Klaten Tengah”. eprints.uny.ac.id/10165/1/Jurnal %20Skripsi.pdf (25 Januari 2013).
  • 23. 23Fahrul Usman/20402110021 Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Cet. IV; Jakarta: Prenada Media Group, 2011. Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2014. Sudjana, Nana. Statistik Pendidikan. Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. XVI; Bandung: Alfabeta, 2013. Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Ed. I., cet. XVI; Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. VI; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Susanto, Hadi. β€œMinat Belajar Siswa”. Official Website of Hadi Susanto. http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/12/minat-belajar-siswa/ (12 Mei 2013). Wahyono, Joko. Cara Ampuh Merebut Hati Murid. Jakarta: Esensi, 2012. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Ed. V; Yogyakarta: Andi, 2010. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Cet. XV; Yogyakarta: Media Abadi, 2012.