Publicité
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Publicité
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Publicité
Akikah dan kurban
Akikah dan kurban
Prochain SlideShare
Bimbingan Manasik HajiBimbingan Manasik Haji
Chargement dans ... 3
1 sur 11
Publicité

Contenu connexe

Publicité

Akikah dan kurban

  1. QURBAN DAN AKIKAH A. Ibadah Kurban / Qurban Ibadah kurban adalah suatu aktifitas penyembelihan / menyembelih hewan ternak yang dilakukan pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah atau disebut juga hari tasyrik / hari raya haji / lebaran haji / lebaran kurban / Idul Adha dengan niat untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum ibadah kurban / qurban adalah sunat muakkad atau sunah yang penting untuk dikerjakan. Waktu pelaksanaan acara qurban adalah dari mulai matahari sejarak tombak setelah sholat idul adha tanggal 10 bulan haji sampai dengan matahari terbenam pada tanggal 13 bulan haji. Hewan ternak yang boleh dijadikan hewan qurban / kurban : - Kambing biasa dengan umur lebih dari dua tahun - Biri-biri atau domba dengan umur lebih dari satu tahun atau pernah ganti gigi. - Kerbau / Kebo / Sapi dengan umur lebih dari dua tahun - Unta dengan umur lebih dari lima tahun Syarat-syarat sah pemilihan hewan kurban yang boleh menjadi qurban : - Badannya tidak kurus kering - Tidak sedang hamil atau habis melahirkan anak - Kaki sehat tidak pincang - Mata sehat tidak buta / pice / cacat lainnya - Berbadan sehat walafiat - Kuping / daun telinga tidak terpotong B. Ibadah Aqiqah / Akikah Akikah adalah suatu kegiatan penyembelihan / menyembelih hewan ternak sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT karena mendapatkan anak laki-laki maupun perempuan (habis lahiran). Hukum pelaksanaan acara aqiqah adalah sunah / sunat bagi orang tua atau wali anak bayi yang baru lahir tersebut. Akikah dilakukan pada hari ke-tujuh setelah kelahiran anak. Apabila belum mampu di hari ketujuh, di hari setelahnya juga tidak apa-apa. Jumlah hewan ternak untuk akikah berjumlah dua ekor kambing untuk anak laki-laki / pria dan satu ekor kambing untuk anak perempuan / wanita. Apabila hanya mampu menyembelih satu ekor kambing untuk anak laki-laki tidak apa-apa yang penting ikhlas dan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Hewan yang dijadikan akikah adalah sama dengan hewan untuk kurban dalam hal persyaratannya. aqiqah memiliki tujuan untuk meningkatkan jiwa sosial dan tolong-menolong sesama tetangga di lingkungan sekitar, menanamkan jiwa keagamaaan pada anak, sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat dan rejeki yang diberikan kepada kita selama ini.
  2. PENGERTIAN UMRAH I. PENGERTIAN UMRAH / DEFINISI UMRAH Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan Thawaf, Sa‟i dan Tahallul dalam waktu yang tidak ditentukan, untuk mencari keridhaan Allah SWT. Umrah diwajibkan pada kaum muslimin – muslimat sekali seumur hidup bagi yang sudah mampu, sebagaimana Haji. II. SYARAT, RUKUN DAN WAJIB UMRAH a. Syarat Umrah 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal Sehat 4. Merdeka 5. Mampu b. Rukun Umrah 1. Ihram 2. Thawaf 3. Sa‟i 4. Tahallul 5. Tertib c. Wajib Umrah Wajib Umrah hanya satu yaitu Ihram dari Miqat. Hal-hal yang dilarang ketika ihram Ada beberapa hal yang dilarang ketika sedang Ihram, antara lain : 1. Bagi setiap laki-laki tidak boleh memakai pakaian yang ada jahitannya. 2. Bagi setiap laki – laki tidak boleh memakai sepatu yang sampai menutupi mata kakinya. 3. Bagi setiap laki-laki tidak boleh menutupi kepala baik sebagian ataupun seluruhnya. 4. Bagi setiap wanita tidak boleh menutup wajahnya. 5. Bagi setiap wanita tidak boleh memakai kaos tangan. 6. Bagi setiap wanita tidak boleh membuka tutup kepala baik sebagian atau seluruhnya. 7. Memakai wewangian 8. Memotong kuku dan rambut / bulu badan. 9. Membunuh atau memburu binatang darat. 10. Memotong atau mencabut tanaman di tanah Haram. 11. Nikah atau menikahkan. 12. Bercumbu rayu dan bersetubuh. 13. Mencaci-maki atau mengucapkan kata-kata kotor.
  3. SUNNAH HAJI DAN UMRAH I. Sunnah Haji dan Umrah Secara Umum : 1. Melaksanakan Haji Ifrad 2. Memperbanyak membaca Talbiyah 3. Thawaf Qudum (bagi yang melak-sanakan Haji Ifrad ) 4. Shalat sunnah Thawaf 5. Mandi : ada berapa macam, diantaranya : mandi Ihram, mandi masuk tanah haram (Makkah dan Madinah), mandi Wukuf, serta mandi Mabit di Muzdalifah. 6. Berpakaian Ihram dengan kain putih 7. Minum air Zamzam II Sunnah Haji dan Umrah Secara Rinci : a. Perkara yang disunnahkan saat Ihram 1. Bersuci ( mandi dan wudlu ) 2. Memakai wangi – wangian 3. Shalat sunnah Ihram dan berdo‟a 4. Menghadap Kiblat ketika akan memulai Ihram 5. Mengucapkan Niat dengan lisan serta berdo‟a setelahnya 6. Memperbanyak bacaan Talbiyah dan Shalawat b. Perkara yang disunnahkan saat Thawaf 1. Thawaf dengan berjalan kaki 2. Memulai Thawaf dengan posisi menghadap Kiblat 3. Mengusap Hajar Aswad, atau kalau tidak memungkinkan cukup isyarat dengan melambaikan tangan lalu dikecup 4. Membaca do‟a – do‟a ma‟tsur 5. Berlari – lari kecil pada tiga putaran pertama 6. Mengusap Rukun Yamani / isyarah tanpa dikecup 7. Berdo‟a di Multazam 8. Shalat sunnah Thawaf di belakang Maqam Ibrahim 9. Shalat sunnah Mutlaq di Hijir Ismail 10. Minum air Zamzam 11. Muwalah ( nuli – nuli ) c. Perkara yang disunnahkan saat Sa’i 1. Suci dari hadats 2. Masuk dari pintu Shafa (Babus Shafa) 3. Naik sampai bukit Shafa dan Marwah (bagi jama‟ah laki – laki) 4. Menghadap Ka‟bah setiap memulai perjalanan 5. Berlari-lari kecil antara dua Pilar Hijau 6. Berdo‟a dengan do‟a – do‟a ma‟tsur 7. Muwalah ( nuli – nuli ) d. Perkara yang disunnahkan saat Wuquf 1. Suci dari najis dan hadats (mandi dan wudlu) 2. Mendengarkan Khutbah 3. Menghadap Kiblat (Ka‟bah) 4. Melaksanakan Wuquf sampai setelah matahari terbenam 5. Memperbanyak amalan – amalan sunnah, seperti Dzikir, membaca Al – Qur‟an, membaca Shalawat, berdo‟a, bertaubat dan lain – lainnya. 6. Khusyu‟ hatinya. 7. Menjaga lisan untuk tidak mengucapkan hal – hal yang tidak berguna apalagi berkata kotor.
  4. e. Perkara yang disunnahkan saat Mabit di Muzdalifah 1. Shalat jamak ta‟khir (Maghrib & Isya‟) 2. Mengambil batu kerikil untuk melempar Jumrah. 3. Membaca Takbir dan Talbiyah. 4. Berdo‟a di Masy‟aril Haram. f. Perkara yang disunnahkan saat melempar Jumrah 1. Melempar Jumrah Aqobah setelah terbit matahari tanggal 10 Dzul Hijjah. 2. Melempar Jumrah pada tanggal 11 Dzul Hijjah setelah Zawal (setelah matahari condong ke barat). 3. Bagi laki – laki yang melempar Jumrah sunnah mengangkat tangan kanan sampai kelihatan ketiaknya. 4. Batu yang digunakan melempar Jumrah berukuran sedang (Hashal Qodfi ). 5. Pada tanggal 10 Dzul Hijjah melakukan hal – hal sebagai berikut : o Melontar Jumrah Aqobah. o Menyembelih qurban dan dam o Memotong rambut (Tahallul Awal). o Melakukan Thawaf Ifadloh. o Mandi setiap akan melempar Jumrah. o Membaca takbir ketika akan melempar Jumrah . o Berdo‟a setiap selesai 7 kali lemparan pada Jumrah Ula dan Wustho. PENGERTIAN HAJI Pengertian haji banyak ditulis di buku-buku fiqih. Ada beberapa perbedaan di kalangan ulama mengenai pengertian haji ini, namun perbedaan-perbedaan tersebut bukan suatu yang prinsip, melainkan sebatas pada tataran redaksional saja. Pengertian haji, secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa “Haji adalah berkunjung ke Baitullah, untuk melakukan Thawaf, Sa’i, Wukuf di Arafah dan melakukan amalan – amalan yang lain dalam waktu tertentu (antara 1 syawal sampai 13 Dzul Hijjah) untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT”. Haji diwajibkan atas kaum muslimin-muslimat yang sudah mampu satu kali seumur hidup. II. MACAM - MACAM HAJI a. Haji Ifrad yaitu : mendahulukan Haji daripada Umrah. b. Haji Tamattu‟ yaitu : mendahulukan Umrah baru kemudian Haji. c. Haji Qiran yaitu : melaksanakan Haji sekaligus Umrah. III. SYARAT RUKUN DAN WAJIB HAJI a. Syarat Haji 1. Islam 2. Baligh 3. Berakal sehat 4. Merdeka 5. Mampu b. Rukun Haji 1. Ihram 2. Wukuf di Arafah 3. Thawaf Ifadlah
  5. 4. Sa‟i 5. Memotong rambut / Tahallul 6. Tertib Catatan : Rukun haji harus dilaksanakan bila ada salah satu atau lebih tidak dilaksanakan, maka tidak dapat diganti dengan dam (denda), dan hajinya batal (tidak sah). c. Wajib Haji 1. Ihram dari Miqat 2. Mabit di Muzdalifah 3. Mabit di Mina 4. Melempar Jumrah 5. Thawaf Wada‟ Perbedaan haji dan umrah Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah dari Segi Waktu Pelaksanaan Haji dan umrah adalah ibadah yang, menurut kaca mata orang awam Indonesia, sama; “pergi ke Mekkah”. Namun, sejatinya keduanya memiliki perbedaan penting. Haji, sering disebut sebagai haji besar, hanya sah bila bila dilaksanakan pada musim haji/bulan haji). Sedangkan umrah, kapanpun anda ingin pergi beribadah umrah maka itu bisa dan sah dilaksanakan. Artinya, Ibadah umrah dapat ditunaikan setiap waktu. Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah dari Segi Tata Cara Pelaksanaan (Manasik) Dalam prakteknya, orang yang menjalankan urutan-urutan ibadah haji berarti ia sudah melakukan praktek umrah. Karena umrah „hanya‟ terdiri: niat, thawaf dan sa‟i, memotong rambut/tahallul. Sedangkan haji, meliputi semua tata cara umrah ditambah dengan (dan inilah perbedaan mendasarnya) wuquf di „Arafah, menginap di Muzdalifah dan di Mina, serta melempar jumroh. Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah dari Segi Hukum Status “WAJIB” telah menjadi ketetapan hukum haji. Di kalangan ulama‟ tidak ada perbedaan dan perselisihan dalam hal wajibnya menuaikan ibadah haji bagi orang yang mampu. Sedangkan mengenai wajibnya umrah (bagi yang mampu melaksanakannya), para ulama berbeda pendapat; sebagian mengatakan wajib, dan sebagian yang lain mengatakan tidak wajib. SHOLAT JENAZAH Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut: 1. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat. 2. Mayit sudah dimandikan dan dikafani. 3. Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas kubur atau shalat gaib. A. Rukun dan Cara Mengerjakan Shalat Jenazah Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan iqmat. Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka:
  6. 1. Niat melakukan shalat mayit dengan 4 kali takbir.  Niatnya: (untuk mayit laki-laki) Ushallii alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’alaa.  Niat (untuk mayit perempuan) Ushallii alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa. 2. Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas perut (sidakep), kemudian membaca Al-Fatihah, setelah membaca Al-Fatihah lalu takbir “Allahu akbar” 3. Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat: Allahumma shalli ‘alaa Muhammad Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad” Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut: Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin. Kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim fil-‘aalamiina innaka hamiidummajid. Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI seluruh ala mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.” 4 Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa: Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu. Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dab sejahtera, maafkanlah dia.” Lebih sempurna lagi jika membaca doa: Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal- baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu minad- danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri wa ‘adabin nar (HR. Muslim 2/663) Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.”
  7. Keterangan:  Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa.  Jika mayit anak-anak doanya adalah: Allahummaj’alhu faratahn li abawaihi wa salafan wa dzukhran wa’izhatan wa’tibaaran wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaaziinahumma wafrighish-shabra ‘alaa quluubihimmaa wa laa taftinhumaa ba’dahu wa laa tahrimna ajrahu. Artinya: “Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa‟at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orangtuanya.” 5. Selesai takbir keempat, lalu membaca: Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu. Artinya: “Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau member kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” 6. Kemudian setelah salam membaca: As-sallamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.Artinya: “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.” Keutamaan dilakukannya Shalat Jenazah Rasulullah saw. bersabda: „‟Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka ia mendapatkan satu qirath. Dan barang siapa menghadirinya sampai jenazah itu dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath. Ada yang bertanya: Apakah dua qirath itu? Rasulullah saw. bersabda: Sama dengan dua gunung yang besar.” (HR Abu Hurairah) Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa menyalati jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath. Jika ia menghadiri penguburannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath sama dengan gunung Uhud.” (HR Tsauban ZAKAT Zakat (Bahasa Arab: ; transliterasi: Zakah) adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak. Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. Zakat Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa Bagian dari serial dalam keyakinan Islam: Aqidah Mosque02.svg Rukun Islam (Sunni) Syahādah - Pernyataan keyakinan Ṣ alāt - Sembahyang Zakāh - Membayar sedekah wajib Ṣ aum - Berpuasa selama bulan Ramadan Haji - Melakukan serangkaian ibadah di Mekkah Rukun Iman (Sunni).
  8. Allāh - Tawhīd Malaikat - Keberadaan dan tugasnya Kitab Allāh - Shuhuf dan kitab Nabi dan Rasul - Syariat agama Hari Akhir - Hari Pembalasan Qada dan Qadar - Ketentuan dan takdir Lainnya Eskatologi Islam. Kotak ini: lihat • bicara • sunting Zakat (Bahasa Arab: ; transliterasi: Zakah) adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak. Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. Sejarah zakat Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran. Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari, umat Is lam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut. Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar. Syari'ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan. Kejatuhan para khalifah dan negara-negara Islam menyebabkan zakat tidak dapat diselenggarakan dengan berdasarkan hukum lagi. Hukum zakat Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia dimana pun. Jenis zakat Zakat terbagi atas dua jenis yakni: Zakat fitrah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. Zakat maal (harta) Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. Yang berhak menerima Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, yakni: 1. Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.
  9. 2. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. 3. Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan barunya 5. Hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya 6. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya 7. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb) 8. Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan. Yang tidak berhak menerima zakat Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari). Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim). Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. Orang kafir. Beberapa Faedah Zakat Faedah Diniyah (segi agama) 1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat. 2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan. 3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda. 4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah Muhammad SAW. Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak) 1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat. 2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya. 3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya. 4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak. Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan) 1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia. 2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah. 3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu
  10. dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin. 4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah. 5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat. Hikmah Zakat Hikmah dari zakat antara lain: 1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin. 2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT. 3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk 4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat. 5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan 6. Untuk pengembangan potensi ummat 7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam 8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat. Zakat dalam Al Qur'an QS (2:43) ("Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'".) QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.") QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan
  11. KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 KOTA BENGKULU Jalan.Bandara Fatmawati Kota Bengkulu TUGAS Makalah FIQIH Nama: ………………………………………....... KELAS: X.D GURU BIDANG STUDI: EMI SUSWITA,S.Pd
Publicité