#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
Komplikasi efusi pleura
1. Komplikasi Efusi Pleura
Komplikasi
• Kollaps paru : hal ini terjadi jika paru-paru dikelilingi kumpulan cairan dalam waktu yang lama.
• Empyema : bila cairan pleura terinfeksi menjadi abses, yang akan membutuhkan drainase yang lama.
• Pneumothoraks, dapat merupakan komplikasi dari torakosentesis.
• Gagal nafas
Pengobatan Efusi Pleura
Efusi pleura yang terinfeksi perlu segera dikeluarkan dengan menggunakan pipa intubasi melalui sela iga. Bila cairan pusnya
kental sehingga sulit dikeluarkan atau bila empiemanya multilokular, perlu tindakan operatif. Mungkin sebelumnya dapat dibantu
dengan irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptic (betadin). Pengobatan secara sistemik hendaknya segera diberikan,
tetapi ini tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan yang adekuat.
Untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi (pada efusi pleura maligna), dapat dilakukan pleurodesis yakni
melengketnya pleura viseralis dan pleura parietalis. Zat – zat yang dipakai adalah tetrasiklin (terbanyak dipakai) bleomisin,
korinebakterium parvum, Tio-tepa, 5- fluorourasil.
Antibiotic (mis. untuk efusi parapneumonik) dan diuretic (mis. untuk efusi karena CHF) umumnya digunakan pada manajemen
inisial efusi pleura. Pemilihan obat pada tiap golongan tergantung pada penyebab efusi dan gejala klinis. Perhatian serius perlu
diberikan untuk kemungkinan terjadinya interaksi obat,dan efek samping.
Antibiotik yang digunakan bisa kombinasi, seperti sefalosporin generasi ketiga (ceftriaxone) dan makrolida, ataupun monoterapi
dengan fluoroquinolone antipneumokokus generasi baru. Bila pasien dengan penurunan daya tahan tubuh atau dengan kerusakan
struktur paru (seperti bronkiektasis), sefalosporin seperti ceftazidime direkomendasikan.
Diuretik menurunkan volume plasma dan edema dengan cara diuresis,diuretik yang digunakan seperti furosemid dan
spironolakton. Furosemid meningkatkan ekskresi cairan, menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada lengkung Henle
asendens dan tubulus distal renalis. Spironolakton berkompetensi dengan aldosteron, meningkatkan ekskresi air dengan menahan
ion hydrogen dan kalium (Kalium sparring effect).
Diagnosa Banding Efusi Pleura
-Abdominal Trauma, Blunt
-Pneumonia, Empyema and Abscess
-Abdominal Trauma, Penetrating
-Pneumonia, Immunocompromised
-Acute Respiratory Distress
Syndrome Pneumonia, Mycoplasma
-Arthritis, Rheumatoid
-Pulmonary Embolism
-CBRNE - Q Fever
-Renal Failure, Chronic and Dialysis
Complications
-Congestive Heart Failure and
Pulmonary Edema
-Sjogren Syndrome
-Diaphragmatic Injuries
-Superior Vena Cava Syndrome
-Esophageal Perforation, Rupture
and Tears
-Systemic Lupus Erythematosus
-Hypothyroidism and Myxedema
Coma
-Transplants, Liver
-Neoplasms, Lung
-Transplants, Lung
-Pancreatitis
-Trauma, Upper Genitourinary
-Pediatrics, Pneumonia
-Tuberculosis
-Pneumonia, Aspiration
-Pneumonia, Bacterial
Diposkan oleh doc-alfarisi di 03.43 Tidak ada komentar:
Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Foto Thoraks Efusi (Rontgen Dada) Pleura
Pemeriksaan Penunjang
Foto thoraks
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral
lebih tinggi daripada bagian medial. Bila permukaannya horizontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam rongga
tersebut yang dapat berasal dari luar atau dalam paru-paru sendiri. Kadang – kadang sulit membedakan antara bayangan cairan
bebas dalam pleura dengan adhesi karena radang (pleuritis). Perlu pemeriksaan foto dada dengan posisi lateral dekubitus. Cairan
bebas akan mengikuti posisi gravitasi.
Cairan dalam pleura bisa juga tidak membentuk kurva, karena terperangkap atau terlokalisasi. Keadaan ini sering terdapat pada
daerah bawah paru-paru yang berbatasan dengan permukaan atas diafragma. Cairan ini dinamakan juga sebagai efusi
subpulmonik. Gambarannya pada sinar tembus sering terlihat sebagai diafragma yang terangkat. Jika terdapat bayangan dengan
udara dalam lambung, ini cenderung menunjukkan efusi subpulmonik. Begitu juga dengan bagian kanan dimana efusi
subpulmonik sering terlihat sebagai bayangan garis tipis (fisura) yang berdekatan dengan diafragma kanan. Untuk jelasnya bisa
dilihat dengan foto lateral dekubitus. Sehingga gambaran perubahan efusi tersebut menjadi nyata.
2. Cairan dalam pleura kadang-kadang menumpuk mengelilingi lobus paru, biasanya lobus bawah dan terlihat dalam foto sebagai
bayangan konsolidasi parenkim lobus, bisa juga mengumpul di daerah paramediastinal dan terlihat dalam foto sebagai fisura
interlobaris, bisa juga terdapat secara paralel dengan sisi jantung, sehingga terlihat sebagai kardiomegali.
Cairan seperti empiema dapat juga terlokalisasi. Gambaran yang terlihat adalah sebagai bayangan dengan densitas keras di atas
diafragma, keadaan ini sulit dibedakan dengan tumor paru.
Hal lain yang dapat terlihat dari foto dada pada efusi pleura adalah terdorongnya mediastinum pada sisi yang berlawanan dengan
cairan. Di samping itu gambaran foto dada dapat juga menerangkan asal mula terjadinya efusi pleura yakni bila terdapat jantung
yang membesar, tumor, adanya densitas parenkim yang lebih keras pada pneumonia atau abses paru.
Gambaran efusi pleura pada radiografi toraks posisi tegak sebagaimana yang lazim diketahui adalah:
1) penumpulan sinus kostofrenikus bila cairan >500 ml pada Foto PA, dan >200 ml pada foto lateral
2) meniscus sign
3) serta perselubungan luas yang mungkin disertai pendorongan jantung dan medistinum.
Hal yang agak berbeda dijumpai pada posisi supine dengan ditemukannya tanda-tanda radiologik berupa:
1) peningkatan densitas hemitoraks yang terkena,
2) meniscus sign
3) hilangnya bayanganatau batas hemidiafragma
4) berkurangnya ketajaman gambaran vaskuler di daerah basal paru
5) apical capping
6) penebalan fisura minor.
Hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari sifat cairan yang bergerak menyesuaikan dengan perubahan posisi penderita.
Karena berbagai kondisi, terpaksa dilakukan posisi foto supine seperti pada penderita dengan kondisi kritis atau kesadaran
menurun, pasien tidak dapat dimobilisasi, bayi dan anak-anak dengan penyakit yang dapat menyebabkan efusi pleura.
Gambaran efusi pleura pada foto torak posisi supine berbeda dengan gambaran pada posisi tegak dan lateral dekubitus yang sudah
lazim diketahui , sehingga diperlukan kecermatan untuk mencegah salah diagnosis. Sementara itu, USG adalah sarana diagnostik
radiologis yang sangat tinggi akurasinya ( bisa mencapai 100% ) untuk mencitrakan efusi pleura dengan adanya gambaran
anechoic pada kavum pleura. Hasil pemeriksaan USG sebagai standar baku emas.
Dua tanda radiologis yang sering luput dicermati sebagai tanda adanya efusi pleura adalah penebalan fisura minor dan apical
capping. Jumlah efusi menentukan terdeteksi tidaknya pada radiografi torak. Pada posisi tegak, biasanya gambaran efusi mulai
terdeteksi ketika jumlah cairan mencapai 175 cc, sedangkan pada posisi supine biasanya setelah mencapai 300 cc.
Diposkan oleh doc-alfarisi di 03.40 Tidak ada komentar:
Diagnosis Pemeriksaan Fisik Efusi Pleura
Pemeriksaan fisik yang ditemukan bervariasi tergantung dari volume efusi pleura. Secara umum, tidak dapat ditemukan jika
volumenya < 300 ml. Jika > 300 ml pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan diantaranya:
• Suara pekak atau menurunnya resonansi pada perkusi
• Suara pernafasan berkurang atau menghilang
• Stem fremitus melemah
• Egofoni
• Suara gesekan pleura
• Pengembangan rongga torak yang asimetris sehingga sisi yang mengalami efusi terjadi ketinggalan bernafas (Hoover sign)
• Pergeseran mediastinum
- hanya terlihat pada efusi yang masif (>1000 mL)
- pada gambaran radiologi dijumpai adanya pergesaran trakea dan mediastinum ke arah kontra lateral lesi efusi.
• Beberapa pemeriksaan penting yang menjadi petunjuk adanya efusi pleura:
- anasarka
- perubahan pada kulit pada penyakit hati kronis
- distensi vena jugularis
- S3 gallop
3. - clubbing finger
- massa intra abdomen atau nodul pada payudara
Diposkan oleh doc-alfarisi di 03.36 Tidak ada komentar:
Diagnosis Anamnesa Gejala Efusi Pleura
Dari ananmnese didapatkan manifestasi klinis dari efusi pleura bervariasi dan sering dihubungkan dengan proses penyakit yang
mendasarinya. Gejala yang secara umum dikaitkan adalah dispnu yang progresif, batuk (nonproduktif), dan nyeri dada pleuritik.
• Dispnu
Merupakan gejala klinis yang paling sering. Mengindikasikan suatu efusi yang luas ( biasanya >500mL). Sebanyak 50% terjadi
pada efusi pleura maligna. Dispnu dapat juga disebabkan oleh faktor lain, seperti penyakit paru yang mendasari, disfungsi kardia,
anemia.
• Nyeri dada
Nyeri dada dapat ringan atau berat secara spesifik digambarkan dengan nyeri yang tajam atau menusuk, memberat dengan
inspirasi dalam, dan bersifat pleuritik. Nyeri dapat berlokasi di dinding dada atau menjalar ke bahu ipsilateral atau abdomen atas
(biasanya terlihat dengan mesotelioma maligna), biasanya disebabkan oleh keterlibatan diafragma. Intensitas nyeri dada berkurang
dengan peningkatan luasnya efusi pleura. Nyeri dada dapat menunjukkan suatu iritasi pleura, dimana dapat membantu diagnosis
penyebab efusi, karena efusi transudatif tidak menyebabkan iritasi pleura secara langsung.
• Tanda dan gejala lain yang muncul dengan efusi pleura dihubungkan dengan proses penyakit yang mendasarinya.
- Pada gagal jantung kongestif: terjadi edema tungkai, ortopnu, dan paroksismal nokturnal dispnu.
- Pada TB paru: keringat malam, demam, hemoptisis, dan penurunan berat badan.
- Pada pneumonia bakterial aerobik: episode febril akut, produksi sputum purulent, dan nyeri dada pleuritik.
• Napas pendek
• Batuk
• Hiccups
• Pernapasan cepat
Apakah Pleura itu?
Pleura adalah membran tipis terdiri dari dua lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura parietalis. Kedua lapisan ini bersatu di daerah
hilus arteri dan mengadakan penetrasi dengan cabang utama bronkus, arteri dan vena bronkialis, serabut saraf dan pembuluh
limfe. Secara histologist, kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelial, jaringan ikat, pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah
bening.
Pleura sering kali mengalami patogenesis seperti terjadinya efusi cairan, misalnya hidrotorak dan pleuritis eksudativa karena
infeksi, hemotorak bila rongga pleura berisi darah, kilotorak (cairan limfe), piotorak atau empiema toracis bila berisi nanah,
pneumotorak bila berisi udara.
Penyebab dari kelainan patologi pada rongga pleura bermacam-macam, terutama karenan infeksi tuberkulosis atau non
tuberkulosis, keganasan, trauma dan lain-lain.
Diposkan oleh doc-alfarisi di 03.29 Tidak ada komentar:
Senin, 02 Mei 2011
Patofisiologi dan Mekanisme terjadinya Efusi Pleura
Patofisiologi
Efusi pleura adalah indikator dari proses patologi yang mungkin berasal dari proses primer di paru atau berhubungan dengan
sistem organ yang lain atau juga karena penyakit sistemik, dapat terjadi secara akut maupun kronis dan tidak merupakan diagnosis
tersendiri.
Cairan pleura yang normal memiliki ciri-ciri :
•
Jernih
•Ph 7.60-7,64
•Kandungan proteinnya < 2 % (1-2 g/dl)
•Kandungan eritrositnya <1000 /mm3
•Kandungan glukosanya mirip dengan plasma
•Kadar Laktat dehidrogenase (LDH) <50 % plasma
•Konsentrasi Na,K, dan Ca mirip dengan cairan interstitial
Mekanisme yang berperan dalam pembentukan efusi pleura adalah :
•Perubahan permeabilitas membran pleura (misal: proses inflamasi, penyakit keganasan, emboli paru )
•Penurunan tekanan onkotik intravaskular (misal : hipoalbuminemia, sirosis hepatis )
•Meningkatnya permeabilitas kapiler atau kerusakan vaskular ( misal: trauma, penyakit neoplasma, proses inflamasi, infeksi,
infark paru, hipersensitivitas obat, uremia,pankreatitis )
•Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler sistemik atau sirkulasi paru (misal: CHF, Sindroma vena cava superior )
•Berkurangnya tekanan pada rongga pleura sehingga paru tidak dapat mengembang (misal : atelektasis, mesotelioma )
4. •Ketidakmampuan paru untuk mengembang
•Penurunan atau blokade aliran limfatik, termasuk sumbatan duktus torasikus ataupun ruptur (misal : keganasan , trauma )
•Meningkatnya cairan pada rongga peritonium sehingga cairan tersebut berpindah ke rongga diafragma melalui kelenjar limf
(misal: sirosis hepatis, peritonial dialisis)
•Perpindahan cairan dari edema paru ke pleura viseralis
•Peningkatan tekanan onkotik cairan pleura yang menetap akibat dari efusi pleura menyebabkan penumpukan cairan yang lebih
banyak
•Penyebab iatrogenik
Diposkan oleh doc-alfarisi di 00.55 2 komentar:
Penyebab Terjadinya Efusi Pleura
Penyebab efusi pleura transudat, antara lain:
•Gagal jantung kongestif
Penyakit ini merupakan penyebab timbulnya efusi pleura pada 40% pasien dan sering muncul pada kedua sisi. Gagal jantung
merupakan penyebab tersering pada efusi bilateral paru, dan jika hanya satu sisi yang terkena biasanya di sebelah kanan ( karena
biasanya pasien berbaring ke kanan)
•Perikarditis
•Kelebihan cairan di jaringan tubuh menyebabkan cairan masuk ke rongga pleura, keadaan ini terlihat pada penyakit ginjal, pada
pasien dengan penyakit saluran cerna dengan gangguan absorbsi, dan pemberian cairan intravena yang berlebihan.
•Penyakit hati
Sekitar 5% pasien dengan sirosis hati berkembang menjadi efusi pleura.
•Meig’s Sindrom
•Dialisis Peritoneal
•Efusi pleura maligna/paramaligna: karena atelektasis pada obstruksi bronkial, atau stadium awal obstruksi limfatik.
Penyebab efusi pleura eksudatif :
•
Tumor pleura
•Tuberkulosis
•Pneumonia
•Keganasan: metastasis (karsinoma paru, kanker mammae,
limfoma, ovarium dan lain-lain), mesothelioma
•Emboli paru
•Infeksi virus, jamur, atau parasit yang melibatkan paru
mungkin akan menyebabkan efusi pleura
•Penyakit jaringan ikat, meliputi rheumatoid arthritis, lupus,
sjogren sindrom
•Penyakit abdomen: penyakit pankreas, abses
intraabdominal, hernia diafragmatika
•Penyakit hati
•Trauma
•Penyakit pleura diinduksi obat: amiodaron, bromokriptin
•Dan lain-lain
Diposkan oleh doc-alfarisi di 00.52 Tidak ada komentar:
Definisi dan Klasifikasi Efusi Pleura
Definisi
Efusi pleura adalah terdapatnya cairan yang berlebihan atau penimbunan cairan dalam kavum pleura baik berupa cairan bebas,
lokal maupun dalam kapsul. Penyebab efusi pleura bervariasi misalnya akibat dari gagal jantung, tbc paru, pneumonia bakteri,
keganasan, emboli paru, sirosis hati dengan ascites dan pankreatitis Di Indonesia, tbc paru adalah penyebab utama.
Tipe Efusi Pleura
Secara umum, efusi pleura dikategorikan sebagai efusi transudat dan eksudat. Efusi transudat terjadi karena perubahan faktor
sistemik yang mempengaruhi pembentukan dan absorbsi cairan pleura, sedangkan efusi eksudatif tarjadi karena perubahan faktor
lokal.