SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
purin, ini semua materi tentang karies aja..
masih ada beberapa yg bagian belakangnya ada tulisan kutipan dari
mana, gw bingung nulisnya gmn.
Trus sepertinya kalau mau masukin hubungan karies dg tetanus itu
adanya di materi yg ttg tetanus, di bagian patogenesis gitu2:
jadi kalau mau ada tambahan ttg hubungan, masukin ini (materi
pathogenesis)
Hubungan Tetanus dan Karies Gigi
Pada dasarnya tetanus adalah penyakit yang terjadi akibat pencemaran
lingkungan oleh bahan biologis (spora) sehingga upaya kausal menurunkan
attack rate adalah dengan cara mengubah lingkungan fisik atau biologik. Port
d’entree tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun diduga melalui:
1. Luka tusuk, patah tulang, komplikasi kecelakaan, gigitan binatang, luka
bakar yang luas.
2. Luka operasi, luka yang tidak dibersihkan (debridement) dengan baik.
3. Otitis media, karies gigi, luka kronik.
4. Pemotongan tali pusat yang tidak steril, pembubuhan puntung tali pusat
dengan kotoran binatang, bubuk kopi, bubuk ramuan, dan daun-daunan
merupakan penyebab utama masuknya spora pada puntung tali pusat yang
menyebabkan terjadinya kasus tetanus neonatorum.
Anak tidak memiliki riwayat luka tusuk, gigitan bintang, maupun luka bakar
yang luas, namun dari anamnesis, anak memiliki kebiasaan mencongkel giginya
yang bolong.Karies dentis merupakan salah satu port d’entreClostridium
tetani.C.tetani hidup ditanah dan usus binatang, terutama pada tanah di daerah
pertanian/peternakan.Spora dapat menyebar kemana-mana, mencemari
lingkungan fisik maupun biologik. Spora yang terdapat di lingkungan dapat
masuk kedalam tubuh pasien melalui karies dentis yang dideritanya. Spora yang
masuk ke dalam tubuh tidak berbahaya sampai dirangsang oleh beberapa faktor
(kondisi anaerob), sehingga berubah menjadi bentuk vegetatif dan berbiak
dengan cepat tetapi hal ini tidak mencetuskan reaksi inflamasi. Gejala klinis
sepenuhnya disebabkan oleh eksotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan oleh
sel vegetatif yang sedang tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA tambahan :
Sukhotinsky I. Zalkind V. Lu J. Hopkins DA. Saper CB. Devor M. Neural
Pathways Associated With Loss Of Consciousness Caused By Intracerebral
Microinjection Of GABA A-Active Anesthetics. Eur J Neurosci.
2007.25(5):1417-36.
Gilroy, John MD, et al :Tetanus in : Basic Neurology, ed.1.982, 229-230
Depkes RI. Penatalaksanaan Tetanus pada Anak. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2008
PEMBAHASAN
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan.
Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbialdari substrat
sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi
kavitas. Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke
bagian yang lebih dalam dari gigisehingga membentuk lubang yang tidak dapat
diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini
terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman,
karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu. (Tarigan, 1991)
Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari
antara populasi satu dan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat,
mungkin membutuhkan waktu bertahuntahun lamanya sehingga karies menjadi
kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama hanya membutuhkan waktu
beberapa bulan saja, kalau perkembangannya cepat. (Tarigan, 1991)
Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau
kavitas pada gigi, dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di
sekelilingnya, dan merupakan suatu daerah pada email yang mempunyai warna
yang berbeda dengan email sekelilingnya.Karies yang berkembang cepat
biasanya berwarna agak terang, sedangkan karies yang berkembang lambat
biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi) dan
fisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadang-kadang
berwarna tua, bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa
makanan. (Tarigan, 1991)
Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme,
merupakan penyebab karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung
adalah permukaan dan bentuk gigi tersebut. Gigi dan fisur yang dalam
mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga
produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan
karies gigi.
1. Etiologi Karies
Karies terjadi karena sejumlah faktor di dalam mulut yang saling
berinteraksi. Newburn (1997) menggolongkan faktor tersebut menjadi tiga
faktor utama, yaitu host meliputi gigi dan saliva, mikroorganisme dan substrat
serta satu faktor tambahan yaitu waktu.
Faktor yang paling berperan untuk terjadinya karies adalah aktifitas
mikroorganisme penyebab karies yang tinggi, seringnya menkonsumsi
makanan dan minuman kariogenik serta kebersihan mulut yang buruk. Faktor
psikologis, sistemik, dan herediter dapat juga berhubungan dengan terjadinya
karies.
1.1. Faktor Etiologi Utama
Faktor etiologi utama meliputi host (gigi dan saliva), mikroorganisme,
substrat, dan waktu.
1.1.1. Gigi (Host)
Proses karies gigi sulung berjalan lebih cepat dibanding gigi tetap karena
ketebalan enamel gigi sulung hanya setengah dari gigi tetap. Enamel gigi
sulung lebih banyak mengandung bahan organik dan air, sedangkan jumlah
mineral lebih sedikit dibanding gigi tetap.
Finn (1973) menyatakan bahwa permukaan oklusal gigi sulung memiliki
tonjol yang tinggi sehingga pit dan fissure relatif dalam menyebabkan daerah
ini sulit dibersihkan sehingga mempermudah timbulnya karies. Menurut Schour
dan Massler (1964) gigi sulung memiliki permukaan proksimal yang datar,
kontak antar gigi merupakan kontak bidang sehingga memudahkan plak
melekat dan sulit disingkirkan. Rider (1982) menyatakan bahwa gigi yang
mengalami hipoplasia enamel akan mempengaruhi kecepatan terjadinya karies.
Di samping itu, susunan gigi geligi pada masa gigi bercampur yang sering
crowding dan overlapping akan mendukung prevalensi karies pada gigi sulung.
1.1.2. Saliva (Host)
Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies. Ini terbukti pada
penderita xerostomia akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu
singkat. Anak-anak yan mendapatkan radioterapi untuk perawatan kanker di
daerah kepala dan leher atau terkena pembedahan neoplasma di rongga mulut
akan mengalami penurunan sekresi saliva sehingga fungsi saliva terganggu dan
mempermudah terjadinya karies.
1.1.3. Mikroorganisme
Mikroorganisme berperan dalam terjadinya karies gigi. Mikroorganisme
utama di dalam mulut yang berhubungan dengan karies adalah jenis
streptokokus dan laktobasilus. Jumlah Streptokokus mutans dan Laktobasilus
pada sampel plak anak dengan karies seratus kali lipat dibanding anak yang
bebas karies. Kohler dkk. (1980) melaporkan bahwa semakin cepat rongga
mulut seorang anak terkolonisasi Streptokokus mutans maka semakin tinggi
pula prevalensi karies. Ibu yang memiliki Streptokokus mutans di dalam
mulutnya dapat memindahkan mikroorganisme tersebut ke mulut bayinya
sebelum gigi bayinya erupsi ketika menggunakan sendok untuk memberi
makan bayinya atau membasahi dot dengan air ludahnya sebelum diberikan ke
bayinya.
1.1.4. Substrat
Pada awal kehidupan bayi, diet yang diberikan berupa susu, baik air susu
ibu (ASI), air susu sapi (ASS), atau keduanya. ASS mengandung kalsium,
fosfor, dan protein dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding ASI
sehingga dapat membantu remineralisasi email sedangkn ASI mengandung
lebih banyak laktosa (7 persen) dibanding ASS yang hanya 4 persen. ASI lebih
mudah menyebabkan penurunan pH dibanding ASS. Oleh karena itu, ASI
memiliki potensi kariogenik yang lebih tinggi dibanding ASS.
Diet karbohidrat terutama gula merupakan substrat yang paling penting
untuk metabolisme mikrorrganisme. Peranan langsung karbohidrat dalam
terjadinya karies adalah kemampuannya menyediakan sumber energi yang
dapat difermentasi secara sempurna oleh mikroorganisme. Stephen dan Joy
(1956) dalam penelitiannya menjumpai bahwa semakin sering individu
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan gula di antara jam
makan dapat menyebabkan karies.
1.1.5. Waktu
Pengertian waktu disini adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama
dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Kroll dan Stone melihat
adanya korelasi karies dan waktu tidur anak dengan susu botol di dalam
mulutnya. Hal ini didukung oleh Dilley dkk. dan Johnson (1988) yang
menemukan persentase karies yang tinggi pada anak yang mengisap susu botol
sambil tidur sepanjang malam.
Bayi menyusui 10 sampai 40 kali setiap hari sehingga pemberian ASI yang
tidak tepat seperti tetap membiarkan bayi tertidur selama menyusui akan
mempercepat proses kerusakan gigi.
Keadaan lain yang menyEbabkan substrat lama berada di dalam mulut
adalah kebiasaan anak menahan makanan kariogenik di dalam mulut dimana
makanan tidak cepat-cepat ditelan.
1.2. Faktor Etiologi Penunjang
Faktor etiologi penunjang penyebab karies adalah kebersihan mulut yang
buruk, faktor psikologis, sistemik, dan herediter.
1.2.1. Kebersihan Mulut
Pada dasarnya anak balita belum mampu melaksanakan kebersihan mulut
sendiri. Belum ada kesadaran dan pengetahuan tentang hal ini sehingga sangat
diperlukan peran orang tua terutama ibu untuk mengajarkan,
mendemostrasikan, mengawasi, membantu, dan melakukan pelaksanaan
kebersihan mulut anak.
Kebersihan mulut yang buruk mengakibatkan penumpukan plak dalam
jumlah banyak dan berkembangnya mikroorganisme sehingga keadaan pH
rongga mulut turun mencapai di bawah 5,5. Pada keadaan ini terjadi
demineralisasi enamel dan proses karies pun dimulai.
1.2.2. Faktor Psikologis
Stimulasi serabut simpatis di glandula submandibularis atau sublingualis
menyebabkan sekresi saliva yang bersifat kental dimana sistem saraf ini
merupakan bagian penting mekanisme seseorang dalam bereaksi terhadap stres.
Hal inilah yang menjadi penyebab pada orang-orang yang mengalami stres
terjadi pengentalan dan penurunan sekresi saliva.
Gangguan emosi pada anak seperti perasaan tertekan, rasa takut,
ketidakpuuasan pada prestasi, pemberontakan terhadap situasi rumah, perasaan
rendah diri, pengalaman buruk (trauma) di sekolah, dan kegelisahan serta
ketegangan yang terus-menerus akan mempermudah terjadinya karies.
Gangguan emosi ini juga akan mengakibatkan kebiasaan buruk dalam hal
memilih dan mengkonsumsi diet dimana anak suka mengkonsumsi makanan
dan minuman kariogenik.
1.2.3. Faktor Sistemik
Pada penderita Diabetes Mellitus terjadi penurunan sekresi saliva sehingga
menyebabkan xerostomia. Keadaan ini akan mempermudah perkembangan
karies.
1.2.4. Faktor Herediter
Faktor potensial imunitas lainnya yang mempengaruhi perkembangan
karies pada anak-anak adalah level imunitas yang diperoleh untuk melawan
bakteri penyebab karies. Ibu yang dilahirkan di daerah geografis dengan
prevalensi karies rendah akan memiliki perkembangan level imunitas yang
rendah pula terhadap karies. Lehner (1980) menyatakan bahwa imunitas
terhadap streptokokus mutans yang dimiliki ibu dapat berpindah ke janin.
2. Mekanisme karies
Proses terjadinya karies dipengaruhi oleh empat faktor utama yang
berperan dalam proses terjadinya karies yaitu, host, mikroorganisme, substrat,
dan waktu.
Keempat faktor tersebut akan bekerjasama dan saling mendukung satu
sama lain. Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat misalnya sukrosa
kemudian hasil dari fermentasi tersebut menghasilkan asam, sehingga
menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai pH 4,5-5.0.
Kemudian pH akan kembali normal pada pH sekitar 7 dalam waktu 30-60
menit, dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus-menerus maka akan
menyebabkan demineralisasi email gigi. Kondisi asam seperti ini sangat
disukai oleh bakteri streptococcus mutans dan lactobacillus sp, yang merupakan
mikroorganisme penyebab utama dalam proses terjadinya karies gigi.
Streptococcus mutans berperan dalam permulaan (initition) terjadinya
karies gigi sedangkang lactobacillus sp, berperan dalam pada proses
perkembangan dan kelanjutan karies gigi dengan tanda pertamakali terjadinya
karies yaitu terlihat white spot pada permukaan email kemudian proses ini akan
berjalan secaran perlahan-lahan sehingga lesi kecil tersebut berkembang,
dengan adanya destruksi bahan organik, kerusakan berlanjut pada dentin
disertai kematian odontoblast, dan apabila karies telah mencai dentin dan tidak
dilkukan pencegahan atau pengobatan proses karies berlanjut ke pulpa.
3. Klasifikasi Karies
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa
yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies
hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah
berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin
dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan
radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa
jauh penyakit itu merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe
dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena
reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa dan glukosa. Asam
yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif
pada pH rendah. Sebuah gigi akan
mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di
bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal
ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang
pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah
perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk
mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum
diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga
organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah
kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.
Bentuk-bentuk karies dibagi berdasarkan:
1. Berdasarkan cara meluasnya kariesa.
a. Karies Penetriende. Karies yang meluas dari email kedentin dalambentuk
kerucut perluasannya secara penetrasi merembes ke dalam.
b. Karies Unterminirende. Karies yang meluas dari email ke dentindimana pada
oklusal keciltetapi di dalam email atau dentin sudahmeluas
2. Berdasarkan dalamnya kariesa.
a. Karies Superfisialis Karies yang baru mengenai lapisan email,tidak sampai
dentin
b. Karies Media. Karies yang sudah mengenai dentin tetapi belummelebihi
setengah dentin
c. Karies Profunda. Dimana karies sudah mengenai lebih setengahnyadentin dan
kadang kadang sudah mengenai pulpa
d. Profunda pulpa terbuka: Bila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa
e. Profunda pulpa tertutup: Bila karies belum mengenai pulpa
3. Berdasarkan Lokasi Kariesa.
a. Karies kelas I. Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pits dan fissure)
dari gigi premolar dan molar. Dapat juga terdapat ada anterior di foramen
caecum.
b. Karies kelas II. Karies yang terdapat pada bagian aproximal darigigi
molar atau premolar yang umumnya meluas sampai bagianoklusal.
c. Karies kelas III. Karies yang terdapat pada bagian aproximal darigigi anterior
tetapi belum mencapai margo incisal (belum mencapai1/3 incisal gigi).
d. Karies kelas IV. Karies yang terdapat pada bagian aproximal darigigi anterior
dansudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3incisal gigi)
e. Karies kelas V. Karies yang terletak di cerviks gigi anteriormaupun posterior.
4. Tanda dan gejala
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai
penyakit berkembang lama.Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah
yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya
demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk
lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika
lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi.
Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah
coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak.
Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh.
Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri
dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau
minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan
pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar
dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
Gejala- gejala karies sebagai berikut:
- Gigi sangat sensitif terhadap panas, dingin, manis.
- Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeriakan bersifat
menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifatspontan.
- Jika bakteri telah mencapai pulpa. Dan pulpa nekrosis makanyeri hilang timbul
dan gigi akan menjadi peka.
5. Diagnosis
Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua
permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup,kaca gigi, dan
eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus
karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata
telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah
lunak pada gigi dengan eksplorer.
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan
eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil
pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang,
tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang
belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang
disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan
membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa.Transiluminasi serat optik
direkomendasikan untuk mendiagnosiskaries kecil.
6. Perawatan Karies
Pada kasus karies dapat di lakukan beberapa perawatan sebagai
berikut :
a. Relief of pain (menghilangkan rasa sakit)
Tindakan yang di lakukan adalah trepanasi apabila di jumpai ganggren pulpa
atau abses, kemudian berikan obat- obatan melalui oral (antibiotic,analgetik)
b. Menghentikan proses karies
Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik, setelah rasa sakit
hilangkavitas dipreparasi untuk membuang semua jaringan yang nekrotik
sehingga proses karies terhenti.
c. Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan oral
hygene. Lakukan oral profilaksis pada gigi.
d. Lakukan topical aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif.
Apabila tidak jumpai karies cukup dengan pemakaian pasta gigi yang
mengandung fluor.
e. Evaluasi secara periodic setiap3 bulan sampai diperoleh keadaan oral hygene
yang baik dan diet yang sesuia dengan anjuran koreksi faktor sistemik( bila
ada) .
7. Pencegahan Karies
Tindakan pencegahan terhadap karies harus dilakukan, karena semakin
parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan. Ada
beberapa cara untuk mencegah terjadinya karies, meliputi :
a. Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang dan
nyaman saat tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan gula (susu,
formula atau sari buah), biasakan berikan anak air putih dalam dot botol atau
dot karet.
b. Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung larutan gula
ke dalam dot botol.
c. Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur, karena
ASI juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.Biasakan anak menghisap dot
botol yang berisi air.
d. Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak
e. Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan gigi
dan gusi anak setelah makan atau minum yang mengandung gula atau
karbohidrat. Ini akan membantu menghilangkan plak bakteri dan gula yang
tumbuh dalam gigi dan gusi.
f. Jika air minum yang diminum setiap harinya tidak mengandung fluoride, maka
suplemen fluoride atau perawatn fluoride seperti topikal aplikasi dan fissure
sealant dapat diberikan.
g. Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas atau
cangkir menjelang umurnya 1 tahun.Anak sebaiknya berhenti minum
menggunakan dot botol setelah umurnya 1 tahun.
h. Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter gigi,
apabila tampak tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau bercak/spot
hitam pada gigi anak (Paradipta, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Afrilina, G. 2006. 75 Masalah Gigi Anak Dan Solusinya. Jakarta: Gramedia
Child development, 2009. Pertumbuhan gigi, http://www.bayisehat.com/child-
development-mainmenu35.html
Gultom, M, 2010. Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu-ibu Rumah Tangga.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter I.pdf.html
Kidd, Edwina. 1991. Dasar-dasar karies. Jakarta: EGC
Narendra, M.sularyo, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Kesehatan
Gigi Anak dan Jaringan Sekitarnya. Jakarta : Sagung Seto
Panjaitan, M. 1997. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Ed 1st. Medan :
USU Press
Panjaitan, M. 1997. Ilmu Pencegahan Karies Gigi. Ed 1st . Medan : USU Press
Paradipta, A, 2009. Karies. http://www.health.com/ency/68/445/main.html
Suwelo, I.S.,1992. Karies Gigi Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi, Jakarta:
EGC
Siahaan, Riden A. Masalah Karies Pada Anak : Pencegahan Dan Perawatannya.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8059
Tarigan, R. 1991. Karies Gigi. Editor : Lilian Yuwono. Jakarta : Hipokrates

Contenu connexe

Tendances

Penyuluhan kesehatan gigi & mulut salam
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut salamPenyuluhan kesehatan gigi & mulut salam
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut salamSurya Siawang
 
Kesehatan gigi & mulut
Kesehatan gigi & mulutKesehatan gigi & mulut
Kesehatan gigi & mulutAndry Ferdian
 
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet renaKesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet renaFatimah Nursiwi
 
09 kesehatan gigi & mulut
09 kesehatan gigi & mulut09 kesehatan gigi & mulut
09 kesehatan gigi & mulutrusnani2
 
Safety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulut
Safety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulutSafety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulut
Safety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulutRifki Fadli
 
Pencegahan Perawatan penyakit gigi & mulut
Pencegahan  Perawatan penyakit gigi & mulutPencegahan  Perawatan penyakit gigi & mulut
Pencegahan Perawatan penyakit gigi & mulutAntam Medika
 
Ppt penyuluhan karang gigi karies
Ppt penyuluhan karang gigi kariesPpt penyuluhan karang gigi karies
Ppt penyuluhan karang gigi kariesSurya Siawang
 
kesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyakesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyaBoyolali
 
Ceramah gigi lansia
Ceramah gigi lansia Ceramah gigi lansia
Ceramah gigi lansia asih gahayu
 
Ceramah gigi untuk murid sd
Ceramah gigi untuk murid sdCeramah gigi untuk murid sd
Ceramah gigi untuk murid sdasih gahayu
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutTiara Ramadhania
 
Cara menjaga kesehatan gigi pada anak
Cara menjaga kesehatan gigi pada anakCara menjaga kesehatan gigi pada anak
Cara menjaga kesehatan gigi pada anakAstri Noviana
 
Materi pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecilMateri pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecilFairuz Hilwa
 
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut RemajaPenyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut RemajaAstri Noviana
 
satpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anaksatpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anakwahyuni majid
 
Kesehatan gigi
Kesehatan gigiKesehatan gigi
Kesehatan gigijustygina
 

Tendances (19)

Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut salam
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut salamPenyuluhan kesehatan gigi & mulut salam
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut salam
 
Kesehatan gigi & mulut
Kesehatan gigi & mulutKesehatan gigi & mulut
Kesehatan gigi & mulut
 
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet renaKesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet rena
 
09 kesehatan gigi & mulut
09 kesehatan gigi & mulut09 kesehatan gigi & mulut
09 kesehatan gigi & mulut
 
Safety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulut
Safety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulutSafety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulut
Safety meeting penyuluhan kesehatan gigi mulut
 
Pencegahan Perawatan penyakit gigi & mulut
Pencegahan  Perawatan penyakit gigi & mulutPencegahan  Perawatan penyakit gigi & mulut
Pencegahan Perawatan penyakit gigi & mulut
 
Ppt penyuluhan karang gigi karies
Ppt penyuluhan karang gigi kariesPpt penyuluhan karang gigi karies
Ppt penyuluhan karang gigi karies
 
kesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyakesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannya
 
Makalah Karies Gigi
Makalah Karies GigiMakalah Karies Gigi
Makalah Karies Gigi
 
Ceramah gigi lansia
Ceramah gigi lansia Ceramah gigi lansia
Ceramah gigi lansia
 
Ceramah gigi untuk murid sd
Ceramah gigi untuk murid sdCeramah gigi untuk murid sd
Ceramah gigi untuk murid sd
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulut
 
Cara menjaga kesehatan gigi pada anak
Cara menjaga kesehatan gigi pada anakCara menjaga kesehatan gigi pada anak
Cara menjaga kesehatan gigi pada anak
 
Materi pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecilMateri pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecil
 
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut RemajaPenyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja
 
satpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anaksatpel penyakit gigi dan mulut pada anak
satpel penyakit gigi dan mulut pada anak
 
Kesehatan gigi
Kesehatan gigiKesehatan gigi
Kesehatan gigi
 
Gigi
GigiGigi
Gigi
 

En vedette

Keterangan pertumbuhan gigi
Keterangan pertumbuhan gigiKeterangan pertumbuhan gigi
Keterangan pertumbuhan gigi07051994
 
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulutBIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulutnurainifadila
 
Karies gigi presentation
Karies gigi presentationKaries gigi presentation
Karies gigi presentationSinta Gitaning
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
1.pertumbuhan & perkembangan
1.pertumbuhan & perkembangan1.pertumbuhan & perkembangan
1.pertumbuhan & perkembanganErvan Wulfric
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiPSPDG-UNUD
 
Tumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolahTumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolahRizman Aji
 
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah DasarGigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah DasarSanty Nurmalasari
 
Power point -gigi[1]
Power point -gigi[1]Power point -gigi[1]
Power point -gigi[1]lohchooipeou
 
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakMenjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakNeng Fana Gumelar
 

En vedette (13)

Gigi manusia 3
Gigi manusia 3Gigi manusia 3
Gigi manusia 3
 
Keterangan pertumbuhan gigi
Keterangan pertumbuhan gigiKeterangan pertumbuhan gigi
Keterangan pertumbuhan gigi
 
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulutBIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
BIOLOGI: Pencernaan di rongga mulut
 
Karies gigi presentation
Karies gigi presentationKaries gigi presentation
Karies gigi presentation
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Jenis gigi
Jenis gigiJenis gigi
Jenis gigi
 
1.pertumbuhan & perkembangan
1.pertumbuhan & perkembangan1.pertumbuhan & perkembangan
1.pertumbuhan & perkembangan
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang Gigi
 
Tumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolahTumbuh kembang anak usia sekolah
Tumbuh kembang anak usia sekolah
 
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah DasarGigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
 
Gigi manusia
Gigi manusiaGigi manusia
Gigi manusia
 
Power point -gigi[1]
Power point -gigi[1]Power point -gigi[1]
Power point -gigi[1]
 
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakMenjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
 

Similaire à Karies

karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitasfirman putra sujai
 
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1Ztelah Charisma Karinda
 
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien StrokeKebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Strokedentistalit
 
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalFerdiana Agustin
 
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...f' yagami
 
57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifiti57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifitiADE IRAWAN
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiFerdiana Agustin
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutaskep33
 
Mikroba pada plak gigi
Mikroba pada plak gigi Mikroba pada plak gigi
Mikroba pada plak gigi fitri_rizkiyah
 
Makalah siaran radio hr rabu.ptx
Makalah siaran radio hr rabu.ptxMakalah siaran radio hr rabu.ptx
Makalah siaran radio hr rabu.ptxdrgimaniarti
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik,
Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik, Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik,
Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik, Audree Geraldine Jonathan
 

Similaire à Karies (20)

karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
 
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien StrokeKebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
 
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
 
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...
Efektivitas antibakteri apel (pyrus malus) varietas malang terhadap pertumbuh...
 
kasus gigi
kasus gigikasus gigi
kasus gigi
 
Kries gigi
Kries gigiKries gigi
Kries gigi
 
57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifiti57369433 dentin-hipersensitifiti
57369433 dentin-hipersensitifiti
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
228557464 kti-kesehatan-gigi
228557464 kti-kesehatan-gigi228557464 kti-kesehatan-gigi
228557464 kti-kesehatan-gigi
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
 
Mikroba pada plak gigi
Mikroba pada plak gigi Mikroba pada plak gigi
Mikroba pada plak gigi
 
Bab1,2,3
Bab1,2,3Bab1,2,3
Bab1,2,3
 
Caries Dentist
Caries DentistCaries Dentist
Caries Dentist
 
Egalk
EgalkEgalk
Egalk
 
Eddy sihrun
Eddy sihrunEddy sihrun
Eddy sihrun
 
Makalah siaran radio hr rabu.ptx
Makalah siaran radio hr rabu.ptxMakalah siaran radio hr rabu.ptx
Makalah siaran radio hr rabu.ptx
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik,
Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik, Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik,
Teori Karies (Kimia Bakteriologis, Enzimologis, Elektrofisik,
 

Dernier

PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanFATIM77
 
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.pptKonsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.pptindahlestari554589
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxMelianaFatmawati
 
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang MenangAgen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menangonline resmi
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxlaporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxirfanahmadh
 

Dernier (9)

PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
 
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.pptKonsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
Konsep tata laksana Kanker Leher Rahim Papsmear & IVA.ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
 
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang MenangAgen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
Agen Resmi Tembak Ikan JDB Deposit i-Saku Gampang Menang
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptxlaporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
laporan kasuss demam berdarah dengue.pptx
 

Karies

  • 1. purin, ini semua materi tentang karies aja.. masih ada beberapa yg bagian belakangnya ada tulisan kutipan dari mana, gw bingung nulisnya gmn. Trus sepertinya kalau mau masukin hubungan karies dg tetanus itu adanya di materi yg ttg tetanus, di bagian patogenesis gitu2: jadi kalau mau ada tambahan ttg hubungan, masukin ini (materi pathogenesis) Hubungan Tetanus dan Karies Gigi Pada dasarnya tetanus adalah penyakit yang terjadi akibat pencemaran lingkungan oleh bahan biologis (spora) sehingga upaya kausal menurunkan attack rate adalah dengan cara mengubah lingkungan fisik atau biologik. Port d’entree tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun diduga melalui: 1. Luka tusuk, patah tulang, komplikasi kecelakaan, gigitan binatang, luka bakar yang luas. 2. Luka operasi, luka yang tidak dibersihkan (debridement) dengan baik. 3. Otitis media, karies gigi, luka kronik. 4. Pemotongan tali pusat yang tidak steril, pembubuhan puntung tali pusat dengan kotoran binatang, bubuk kopi, bubuk ramuan, dan daun-daunan merupakan penyebab utama masuknya spora pada puntung tali pusat yang menyebabkan terjadinya kasus tetanus neonatorum.
  • 2. Anak tidak memiliki riwayat luka tusuk, gigitan bintang, maupun luka bakar yang luas, namun dari anamnesis, anak memiliki kebiasaan mencongkel giginya yang bolong.Karies dentis merupakan salah satu port d’entreClostridium tetani.C.tetani hidup ditanah dan usus binatang, terutama pada tanah di daerah pertanian/peternakan.Spora dapat menyebar kemana-mana, mencemari lingkungan fisik maupun biologik. Spora yang terdapat di lingkungan dapat masuk kedalam tubuh pasien melalui karies dentis yang dideritanya. Spora yang masuk ke dalam tubuh tidak berbahaya sampai dirangsang oleh beberapa faktor (kondisi anaerob), sehingga berubah menjadi bentuk vegetatif dan berbiak dengan cepat tetapi hal ini tidak mencetuskan reaksi inflamasi. Gejala klinis sepenuhnya disebabkan oleh eksotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan oleh sel vegetatif yang sedang tumbuh. DAFTAR PUSTAKA tambahan : Sukhotinsky I. Zalkind V. Lu J. Hopkins DA. Saper CB. Devor M. Neural Pathways Associated With Loss Of Consciousness Caused By Intracerebral Microinjection Of GABA A-Active Anesthetics. Eur J Neurosci. 2007.25(5):1417-36. Gilroy, John MD, et al :Tetanus in : Basic Neurology, ed.1.982, 229-230 Depkes RI. Penatalaksanaan Tetanus pada Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008
  • 3. PEMBAHASAN Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbialdari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigisehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu. (Tarigan, 1991) Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari antara populasi satu dan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat, mungkin membutuhkan waktu bertahuntahun lamanya sehingga karies menjadi kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama hanya membutuhkan waktu beberapa bulan saja, kalau perkembangannya cepat. (Tarigan, 1991) Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau kavitas pada gigi, dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan merupakan suatu daerah pada email yang mempunyai warna yang berbeda dengan email sekelilingnya.Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan karies yang berkembang lambat
  • 4. biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi) dan fisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadang-kadang berwarna tua, bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan. (Tarigan, 1991) Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk gigi tersebut. Gigi dan fisur yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies gigi. 1. Etiologi Karies Karies terjadi karena sejumlah faktor di dalam mulut yang saling berinteraksi. Newburn (1997) menggolongkan faktor tersebut menjadi tiga faktor utama, yaitu host meliputi gigi dan saliva, mikroorganisme dan substrat serta satu faktor tambahan yaitu waktu. Faktor yang paling berperan untuk terjadinya karies adalah aktifitas mikroorganisme penyebab karies yang tinggi, seringnya menkonsumsi makanan dan minuman kariogenik serta kebersihan mulut yang buruk. Faktor psikologis, sistemik, dan herediter dapat juga berhubungan dengan terjadinya karies.
  • 5. 1.1. Faktor Etiologi Utama Faktor etiologi utama meliputi host (gigi dan saliva), mikroorganisme, substrat, dan waktu. 1.1.1. Gigi (Host) Proses karies gigi sulung berjalan lebih cepat dibanding gigi tetap karena ketebalan enamel gigi sulung hanya setengah dari gigi tetap. Enamel gigi sulung lebih banyak mengandung bahan organik dan air, sedangkan jumlah mineral lebih sedikit dibanding gigi tetap. Finn (1973) menyatakan bahwa permukaan oklusal gigi sulung memiliki tonjol yang tinggi sehingga pit dan fissure relatif dalam menyebabkan daerah ini sulit dibersihkan sehingga mempermudah timbulnya karies. Menurut Schour dan Massler (1964) gigi sulung memiliki permukaan proksimal yang datar, kontak antar gigi merupakan kontak bidang sehingga memudahkan plak melekat dan sulit disingkirkan. Rider (1982) menyatakan bahwa gigi yang mengalami hipoplasia enamel akan mempengaruhi kecepatan terjadinya karies. Di samping itu, susunan gigi geligi pada masa gigi bercampur yang sering crowding dan overlapping akan mendukung prevalensi karies pada gigi sulung. 1.1.2. Saliva (Host)
  • 6. Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies. Ini terbukti pada penderita xerostomia akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat. Anak-anak yan mendapatkan radioterapi untuk perawatan kanker di daerah kepala dan leher atau terkena pembedahan neoplasma di rongga mulut akan mengalami penurunan sekresi saliva sehingga fungsi saliva terganggu dan mempermudah terjadinya karies. 1.1.3. Mikroorganisme Mikroorganisme berperan dalam terjadinya karies gigi. Mikroorganisme utama di dalam mulut yang berhubungan dengan karies adalah jenis streptokokus dan laktobasilus. Jumlah Streptokokus mutans dan Laktobasilus pada sampel plak anak dengan karies seratus kali lipat dibanding anak yang bebas karies. Kohler dkk. (1980) melaporkan bahwa semakin cepat rongga mulut seorang anak terkolonisasi Streptokokus mutans maka semakin tinggi pula prevalensi karies. Ibu yang memiliki Streptokokus mutans di dalam mulutnya dapat memindahkan mikroorganisme tersebut ke mulut bayinya sebelum gigi bayinya erupsi ketika menggunakan sendok untuk memberi makan bayinya atau membasahi dot dengan air ludahnya sebelum diberikan ke bayinya. 1.1.4. Substrat
  • 7. Pada awal kehidupan bayi, diet yang diberikan berupa susu, baik air susu ibu (ASI), air susu sapi (ASS), atau keduanya. ASS mengandung kalsium, fosfor, dan protein dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding ASI sehingga dapat membantu remineralisasi email sedangkn ASI mengandung lebih banyak laktosa (7 persen) dibanding ASS yang hanya 4 persen. ASI lebih mudah menyebabkan penurunan pH dibanding ASS. Oleh karena itu, ASI memiliki potensi kariogenik yang lebih tinggi dibanding ASS. Diet karbohidrat terutama gula merupakan substrat yang paling penting untuk metabolisme mikrorrganisme. Peranan langsung karbohidrat dalam terjadinya karies adalah kemampuannya menyediakan sumber energi yang dapat difermentasi secara sempurna oleh mikroorganisme. Stephen dan Joy (1956) dalam penelitiannya menjumpai bahwa semakin sering individu mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan gula di antara jam makan dapat menyebabkan karies. 1.1.5. Waktu Pengertian waktu disini adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Kroll dan Stone melihat adanya korelasi karies dan waktu tidur anak dengan susu botol di dalam mulutnya. Hal ini didukung oleh Dilley dkk. dan Johnson (1988) yang menemukan persentase karies yang tinggi pada anak yang mengisap susu botol sambil tidur sepanjang malam.
  • 8. Bayi menyusui 10 sampai 40 kali setiap hari sehingga pemberian ASI yang tidak tepat seperti tetap membiarkan bayi tertidur selama menyusui akan mempercepat proses kerusakan gigi. Keadaan lain yang menyEbabkan substrat lama berada di dalam mulut adalah kebiasaan anak menahan makanan kariogenik di dalam mulut dimana makanan tidak cepat-cepat ditelan. 1.2. Faktor Etiologi Penunjang Faktor etiologi penunjang penyebab karies adalah kebersihan mulut yang buruk, faktor psikologis, sistemik, dan herediter. 1.2.1. Kebersihan Mulut Pada dasarnya anak balita belum mampu melaksanakan kebersihan mulut sendiri. Belum ada kesadaran dan pengetahuan tentang hal ini sehingga sangat diperlukan peran orang tua terutama ibu untuk mengajarkan, mendemostrasikan, mengawasi, membantu, dan melakukan pelaksanaan kebersihan mulut anak. Kebersihan mulut yang buruk mengakibatkan penumpukan plak dalam jumlah banyak dan berkembangnya mikroorganisme sehingga keadaan pH
  • 9. rongga mulut turun mencapai di bawah 5,5. Pada keadaan ini terjadi demineralisasi enamel dan proses karies pun dimulai. 1.2.2. Faktor Psikologis Stimulasi serabut simpatis di glandula submandibularis atau sublingualis menyebabkan sekresi saliva yang bersifat kental dimana sistem saraf ini merupakan bagian penting mekanisme seseorang dalam bereaksi terhadap stres. Hal inilah yang menjadi penyebab pada orang-orang yang mengalami stres terjadi pengentalan dan penurunan sekresi saliva. Gangguan emosi pada anak seperti perasaan tertekan, rasa takut, ketidakpuuasan pada prestasi, pemberontakan terhadap situasi rumah, perasaan rendah diri, pengalaman buruk (trauma) di sekolah, dan kegelisahan serta ketegangan yang terus-menerus akan mempermudah terjadinya karies. Gangguan emosi ini juga akan mengakibatkan kebiasaan buruk dalam hal memilih dan mengkonsumsi diet dimana anak suka mengkonsumsi makanan dan minuman kariogenik. 1.2.3. Faktor Sistemik Pada penderita Diabetes Mellitus terjadi penurunan sekresi saliva sehingga menyebabkan xerostomia. Keadaan ini akan mempermudah perkembangan karies.
  • 10. 1.2.4. Faktor Herediter Faktor potensial imunitas lainnya yang mempengaruhi perkembangan karies pada anak-anak adalah level imunitas yang diperoleh untuk melawan bakteri penyebab karies. Ibu yang dilahirkan di daerah geografis dengan prevalensi karies rendah akan memiliki perkembangan level imunitas yang rendah pula terhadap karies. Lehner (1980) menyatakan bahwa imunitas terhadap streptokokus mutans yang dimiliki ibu dapat berpindah ke janin. 2. Mekanisme karies Proses terjadinya karies dipengaruhi oleh empat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies yaitu, host, mikroorganisme, substrat, dan waktu. Keempat faktor tersebut akan bekerjasama dan saling mendukung satu sama lain. Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat misalnya sukrosa kemudian hasil dari fermentasi tersebut menghasilkan asam, sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai pH 4,5-5.0. Kemudian pH akan kembali normal pada pH sekitar 7 dalam waktu 30-60 menit, dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus-menerus maka akan
  • 11. menyebabkan demineralisasi email gigi. Kondisi asam seperti ini sangat disukai oleh bakteri streptococcus mutans dan lactobacillus sp, yang merupakan mikroorganisme penyebab utama dalam proses terjadinya karies gigi. Streptococcus mutans berperan dalam permulaan (initition) terjadinya karies gigi sedangkang lactobacillus sp, berperan dalam pada proses perkembangan dan kelanjutan karies gigi dengan tanda pertamakali terjadinya karies yaitu terlihat white spot pada permukaan email kemudian proses ini akan berjalan secaran perlahan-lahan sehingga lesi kecil tersebut berkembang, dengan adanya destruksi bahan organik, kerusakan berlanjut pada dentin disertai kematian odontoblast, dan apabila karies telah mencai dentin dan tidak dilkukan pencegahan atau pengobatan proses karies berlanjut ke pulpa. 3. Klasifikasi Karies Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi. Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena
  • 12. reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi. Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan. Bentuk-bentuk karies dibagi berdasarkan: 1. Berdasarkan cara meluasnya kariesa. a. Karies Penetriende. Karies yang meluas dari email kedentin dalambentuk kerucut perluasannya secara penetrasi merembes ke dalam. b. Karies Unterminirende. Karies yang meluas dari email ke dentindimana pada oklusal keciltetapi di dalam email atau dentin sudahmeluas 2. Berdasarkan dalamnya kariesa.
  • 13. a. Karies Superfisialis Karies yang baru mengenai lapisan email,tidak sampai dentin b. Karies Media. Karies yang sudah mengenai dentin tetapi belummelebihi setengah dentin c. Karies Profunda. Dimana karies sudah mengenai lebih setengahnyadentin dan kadang kadang sudah mengenai pulpa d. Profunda pulpa terbuka: Bila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa e. Profunda pulpa tertutup: Bila karies belum mengenai pulpa 3. Berdasarkan Lokasi Kariesa. a. Karies kelas I. Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pits dan fissure) dari gigi premolar dan molar. Dapat juga terdapat ada anterior di foramen caecum. b. Karies kelas II. Karies yang terdapat pada bagian aproximal darigigi molar atau premolar yang umumnya meluas sampai bagianoklusal. c. Karies kelas III. Karies yang terdapat pada bagian aproximal darigigi anterior tetapi belum mencapai margo incisal (belum mencapai1/3 incisal gigi). d. Karies kelas IV. Karies yang terdapat pada bagian aproximal darigigi anterior dansudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3incisal gigi) e. Karies kelas V. Karies yang terletak di cerviks gigi anteriormaupun posterior. 4. Tanda dan gejala
  • 14. Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif. Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya. Gejala- gejala karies sebagai berikut: - Gigi sangat sensitif terhadap panas, dingin, manis. - Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeriakan bersifat menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifatspontan. - Jika bakteri telah mencapai pulpa. Dan pulpa nekrosis makanyeri hilang timbul dan gigi akan menjadi peka.
  • 15. 5. Diagnosis Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup,kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada gigi dengan eksplorer. Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang. Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa.Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosiskaries kecil.
  • 16. 6. Perawatan Karies Pada kasus karies dapat di lakukan beberapa perawatan sebagai berikut : a. Relief of pain (menghilangkan rasa sakit) Tindakan yang di lakukan adalah trepanasi apabila di jumpai ganggren pulpa atau abses, kemudian berikan obat- obatan melalui oral (antibiotic,analgetik) b. Menghentikan proses karies Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik, setelah rasa sakit hilangkavitas dipreparasi untuk membuang semua jaringan yang nekrotik sehingga proses karies terhenti. c. Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan oral hygene. Lakukan oral profilaksis pada gigi. d. Lakukan topical aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif. Apabila tidak jumpai karies cukup dengan pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor. e. Evaluasi secara periodic setiap3 bulan sampai diperoleh keadaan oral hygene yang baik dan diet yang sesuia dengan anjuran koreksi faktor sistemik( bila ada) .
  • 17. 7. Pencegahan Karies Tindakan pencegahan terhadap karies harus dilakukan, karena semakin parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya karies, meliputi : a. Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang dan nyaman saat tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan gula (susu, formula atau sari buah), biasakan berikan anak air putih dalam dot botol atau dot karet. b. Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung larutan gula ke dalam dot botol. c. Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur, karena ASI juga dapat menyebabkan kerusakan gigi.Biasakan anak menghisap dot botol yang berisi air. d. Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak e. Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan gigi dan gusi anak setelah makan atau minum yang mengandung gula atau karbohidrat. Ini akan membantu menghilangkan plak bakteri dan gula yang tumbuh dalam gigi dan gusi. f. Jika air minum yang diminum setiap harinya tidak mengandung fluoride, maka suplemen fluoride atau perawatn fluoride seperti topikal aplikasi dan fissure sealant dapat diberikan.
  • 18. g. Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas atau cangkir menjelang umurnya 1 tahun.Anak sebaiknya berhenti minum menggunakan dot botol setelah umurnya 1 tahun. h. Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter gigi, apabila tampak tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau bercak/spot hitam pada gigi anak (Paradipta, 2009). DAFTAR PUSTAKA Afrilina, G. 2006. 75 Masalah Gigi Anak Dan Solusinya. Jakarta: Gramedia Child development, 2009. Pertumbuhan gigi, http://www.bayisehat.com/child- development-mainmenu35.html Gultom, M, 2010. Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu-ibu Rumah Tangga. http://repository.usu.ac.id/bitstream/Chapter I.pdf.html Kidd, Edwina. 1991. Dasar-dasar karies. Jakarta: EGC Narendra, M.sularyo, dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Kesehatan Gigi Anak dan Jaringan Sekitarnya. Jakarta : Sagung Seto Panjaitan, M. 1997. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Ed 1st. Medan : USU Press
  • 19. Panjaitan, M. 1997. Ilmu Pencegahan Karies Gigi. Ed 1st . Medan : USU Press Paradipta, A, 2009. Karies. http://www.health.com/ency/68/445/main.html Suwelo, I.S.,1992. Karies Gigi Pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi, Jakarta: EGC Siahaan, Riden A. Masalah Karies Pada Anak : Pencegahan Dan Perawatannya. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8059 Tarigan, R. 1991. Karies Gigi. Editor : Lilian Yuwono. Jakarta : Hipokrates