3. Pengertian Landasan Historis
Pendidikan
Yang dimaksud dengan landasan historis pendidikan
adalah sejarah pendidikan di masa lalu yang menjadi acuan
terhadap pengembangan pendidikan di masa kini. Landasan
historis pendidikan merupakan landasan pendidikan yang
berhubungan dengan sejarah pendidikan. Sejarah atau
history adalah keadaan masa lampau dengan segala macam
kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep
tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang
mengandung
kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk
4. Dengan kata lain, tinjauan landasan sejarah atau
historis pendidikan nasional Indonesia merupakan
pandangan ke masa lalu atau pandangan
retrospektif. Pandangan ini melahirkan studi-studi
historis tentang proses perjalanan pendidikan
nasional Indonesia yang terjadi pada periode
tertentu di masa yang lampau. Berikut ini adalah
uraian dan rincian perjalanan sejarah pendidikan
Indonesia:
6. ZAMAN PURBA
Latar Belakang Sosial Budaya. Karakteristik kebudayaan
pada zaman ini tergolong maritim dan hidup bergotong-
royong. Kepercayaan yang dianut adalah animisme dan
dinamisme. Masyarakat dipimpin oleh ketua adat, namun
ketua adat dan empu (pandai besi dan dukun-dukun
pandai) tidak dipandang sebagai anggota masyarakat
lapisan tinggi, kecuali jika mereka melakukan perannya
dalam upacara adat atau ritual. Karena itu, masyarakat ini
tidak memiliki stratifikasi sosial yang tegas, tata
masyarakatya bersifat egaliter.
7. Pendidikan. Tujuan pendidikan pada zaman ini adalah agar
generasi muda dapat mencari nafkah, membela diri, hidup
bermasyarakat, taat terhadap nilai-nilai religi yang mereka
yakini. Zaman ini belum ada lembaga pendidikan formal
(sekolah). Kurikulum pendidikannya meliputi
pengetahuan, sikap dan nilai mengenai kepercayaan melalui
upacara-upacara keagamaan dalam rangka menyembah
nenek moyang, pendidikan keterampilan mencari nafkah
(khususnya bagi anak laki-laki) dan hidup bermasyarakat
serta gotong-royong. Pendidiknya terutama adalah orang tua
dan secara tidak langsung orang dewasa dalam
masyarakatnya.
8. Zaman Kerajaan Hindu-Budha
Latar Belakang Sosial Budaya. Masyarakat zaman ini
umumnya tinggal di daerah subur dekat pesisir dan
melakukan perdagangan dengan orang India sehingga
masuklah kebudayaan dari India. Para ketua adat lambat
laun berusaha menyamai raja India. Maka timbul
feodalisme seperti di India yaitu kasta social seperti kasta
Brahmana, Waisya, Sudra, dan Paria. Menurut para
ahli, paling lambat abad ke-5 Masehi telah dimulai zaman
sejarah di Indonesia dengan ditemukannya tulisan di dekat
Bogor dan Kutai.
9. • Pendidikan. Pendidikan zaman ini selain di keluarga
dan masyarakat, juga diselenggarakan di lembaga
pendidikan yang disebut Perguruan (Paguron) atau
Pesantren. Awalnya pendidiknya (guru atau panditaa)
adalah kaum Brahmana, lalu lama-lama para empu
jadi guru mengganti para Brahmana. Pendidikannya
bersifat aristrokratis artinya masih terbatas untuk anak
Waisya dan Sudra, belum menjangkau mayoritas
kasta Waisya, Sudra apalagi Paria.
10. Tujuan pendidikannya pada umumnya agar
peserta didik menjadi penganut agama yang
taat, mampu bermasyarakat, membela diri dan
membela negara. Kurikulum pendidikannya meliputi
agama, bahasa
sansekerta, kesusasteraan, keterampilan membuat
candi, dan beladiri. Zaman berkembangnya agama
Budha yang berpusat di Kerajaan Sriwijaya (di
Palembang) terdapat Perguruan Tinggi Budha dan
Darmapala terkenal sebagai maha guru Budha.
11. Zaman Kerajaan Islam
Latar Belakang Sosial Budaya. Islam mulai masuk ke Indonesia pada akhir
abad ke-13 dan mencakup sebagian besar Nusantara abad ke-16.
Pemerintahannya dipimpinn oleh raja. Masyarakatnya tidak mengenal kasta.
Pendidikan. Tujuan pendidikan zaman ini agar manusia bertaqwa pada
Allah SWT sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad
SAW sehingga mencapai keselamatan dunia akhirat. Selain di
keluarga, pendidikan berlangsung di lembaga lainnya seperti langgar-
langgar, mesjid, dan pesantren. Kurikulum pendidikannya tidak tertulis (tidak
ada kurikulum formal). Pendidikan berisi tauhid, Al-
Quran, Hadits, Fikih, bahasa Arab termasuk membaca dan menulis huruf
Arab.
Metode atau cara-cara pendidikan. Pendidikan dilakukan dengan metode
12. Zaman Pengaruh Portugis - Spanyol
Latar Belakang Sosial Budaya. Awal abad ke- 16 Portugis datang ke
Indonesia lalu disusul Spanyol. Di samping mencari kejayaan
(glorious) dan kekayaan (gold), bangsa Portugis datang ke Timur
bermaksud pula menyebarkan agama yang mereka anut, yakni
Katholik (gospel). Akhir abad ke-16 mereka meninggalkan Indonesia
Karena sering mendapat pemberontakan terutama dari Sultan
Ternate.
Pendidikan. Pengaruh bangsa Portugis dalam pendidikan utamanya
berkenaan dengan penyebaran agama Katolik. Demi kepentingan itu,
tahun 1536 mereka mendirikan sekolah (Seminarie) di Ternate dan di
Solor. Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik,
ditambah pelajaran membaca, menulis, dan berhitung.
13. Zaman Kolonial Belanda
Latar Belakang Sosial Budaya. Belanda datang pertama
kali tahun1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan
tujuan untuk mencari rempah-rempah. Untuk menghindari
persaingan di antara mereka, pemerintah Belanda mendirikan
suatu kongsi dagang yang disebut VOC (vreenigds Oost
Indische Compagnie) atau Persekutuan Dagang Hindia Belanda
tahun 1602. Selain untuk berdagang, mereka juga menyebarkan
agama Kristen Protestan. Kekuasaaan VOC diserahkan pada
Pemerintah Negeri Belanda, karena itu sejak 1800-1942 negeri
kita menjadi jajahan Pemerintah Kolonial Belanda
14. Karakteristik sosial budaya zaman ini yaitu
berlangsungnya kolonialisme, berlangsung monopoli hasil
pertanian yang laku di pasar dunia, terdapat stratifikasi
social dari tertinggi ke terbawah yaitu : bangsa
Belanda, golongan orang Timur Asing, golongan
Priyayi/Bangsawan Pribumi, dan golongan Rakyat Jelata
Pribumi.
Pendidikan. Ada dua garis penyelenggaraan
pendidikan pada zaman ini yaitu pendidikan yang
diselenggarakan Pemerintah Kolonial Belanda dan
pendidikan oleh rakyat dan Kaum Pergerakan Kebangsaan
15. Pendidikan Zaman VOC
VOC menyelenggarakan sekolah untuk misi keagamaan
Protestan, bukan untuk misi intelektualitas tapi untuk mengahasilkan
pegawi administrasi rendahan di pemerintahan dan gereja. Sekolah-
sekolah itu didirikan di daerah yang penduduknya beragama Katolik
yang telah disebar Portugis. Yang pertama di Ambon pada 1607.
Kurikulum pendidikannya berisi pelajaran agama
Protestan, membaca, dan menulis dan belum bersifat formal
(tertulis) serta lama pendidikannya tidak pasti. Murid-muridnya anak
pegawai sedangkan anak rakyat jelata tidak. Awalnya yang menjadi
guru adalah orang Belanda lalu diganti pribumi yang telah dididik
Belanda.
16. Pendidikan Zaman Pemerintahan
Kolonial Belanda
Pendidikan zaman pemerintahan kolonial Belanda pun
mengecewakan bangsa Indonesia.
1) Sekolah Untuk Anak Indonesia Sebelum Reorganisasi 1892
25. Pendidikan oleh Kaum Pergerakan
Kebangsaan
Latar Belakang Sosial Budaya Timbulnya Pergerakan Nasional.
Bagi bangsa Indonesia kondisi yang sangat merugikan akibat
penjajahan menimbulkan rasa senasib sepenanggungan sehingga
muncul rasa nasionalisme. Kebesaran masa lampau semasa kerajaan
Sriwijaya, Majapahit, dsb, juga memperkuat harga diri kita sebagai
bangsa yang berdaulat dan merdeka. Bahasa Melayu sebagai bahasa
kesatuan semakin menyadarkan bahwa Inodesia itu satu bangsa. Selain
itu, Karena bangsa Indonesia memeluk Islam, maka timbul persepsi
bahwa Belanda adalah kafir. Sejak Kebangkitan Nasional (1908)
perjuangan bangsa Indonesia melalui partai dan organisasi khusunya
pendidikan.
26. Pendidikan. Setelah tahun 1900 usaha-
usaha partikelir dibidang pendidikan
berlangsung sangat giatnya. Sekolah itu
mulanya bercorak dua yaitu:
• Sekolah-sekolah yang sesuai haluan
politik, seperti yang diselenggarakan oleh Ki
Hajar Dewantara (Taman Siswa), dsb.
• Sekolah-sekolah yang sesuai tuntutan agama
Islam, seperti Muhammmadiyah, dsb.
27. Praktek Pendidikan Masa Pergerakan
• Budi Utomo
Tahun 1908 Budi Utomo dengan kongresnya yang pertama (3-4
Oktober 1908) menegaskan bahwa tujuan perkumpulan itu adalah untuk
kemajuan yang selaras untuk negeri dan bangsa Indonesia, terutama
dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, dagang, teknik
industry, dan kebudayaan.
• Muhammadiyah
18 November 1912 K. H Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah
di Yogyakarta. Muhammadiyah dengan dberbagai sekolahnya didirikan
dalam rangka member pendidikan bangsa Indonesia untuk mengatasi
kristenisasi dan mewujudkan masyarakat Islam yang melaksanakan Al-
Quran dan al-Hadits.
28. • Perkumpulan Putri Mardika
Perkumpulan Putri Mardika didirikan tahun 1912. Bertujuan
untuk pengajaran anak-anak perempuan.
• Trikoro Dharmo
Tahun 1915 didirikan Trikoro Dharmo dan selanjutnya
berdiri berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar di berbagai
tempat hingga terwujud Sumpah Pemuda tahun 1928.
• Perguruan Taman Siswa
Awalnya Ki Hajar bersama rekannya berjuang di jalur politik
praktis, lalu mulai tahun 1921 perjuangannya fokus pada
pendidikan. Tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta beliau mendirikan
“National Onderwijs Institut Taman Siswa.”
29. • Ksatrian Institut
Ksatrian Institut didirikan di Bandung oleh Ernest Francoist
Eugene Douwes Dekker (Multatuli atau Setyabudhi). Ia
memimpin lembaga ini sejak 1922-1940.
• Nahdatul Ulama
Nahdatul Ulama didirikan di Surabaya tanggal 31 Januari
1926 oleh K.H Hasyim Asy’ari. Sejak 1899 beliau telah membuka
pesantren Tebuireng di Jombang.
• INS Kayutanam
Indonesisch Nederland School (INS) didirikan oleh
Mohammad Syafei tanggal 31 Oktober 1926 di
Kayutanam, Sumatera Barat.
30. Pendidikan Zaman Militerisme Jepang
Latar Belakang Sosial Budaya. Kekuasaan Belanda berakhir
pada 8 Maret 1942 saat menyerah pada militer kerajaan Jepang.
Selanjutnya Indonesia di bawah kekuasaan Jepang selama hamper
3,5 tahun. Jepang menyerbu Indonesia karena kekayaan negeri ini
dan sesuai dengan cita-cita ekspansinya.
Pendidikan. Implikasi kekuasaan Jepang terhadap pendidikan
di Indonesia yaitu :
• Tujuan dan isi pendidikan diarahkan demi kepentingan perang Asia-
Timur Raya.
• Hilangnya sistem dualisme dalam pendidikan.
• Sistem pendidikan menjadi lebih merakyat.