Pemilu demokratis satu satunya cara untuk melegitimasi serangan imperialis
1. 11/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Pemilu Demokratis Satu-Satunya Cara UntukMelegitimasi Serangan Imperialis
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/11/pemilu-demokratis-satu-satunya-cara-untuk-melegitimasi-serangan-imperialis/ 1/3
Pemilu Demokratis Satu-Satunya Cara Untuk Melegitimasi
Serangan Imperialis
April 11th, 2014 by kafi
Semua media yang bekerja untuk kepentingan
Barat, tanpa mengenal lelah dan bosan, terus
menerus mempromosikan dan mengatakan
bahwa “masyarakat pada hari ini 16/Hamal (5
April) akan memilih calon terbaik mereka yang
akan memerintah Afghanistan untuk jangka waktu
lima tahun. Dikatakan bahwa presiden baru akan
dipilih berdasarkan suara mayoritas melalui
proses yang adil dan transparan, dan
Afghanistan akan melangkah ke arah yang diinginkan oleh rakyat Afghanistan.”
*** *** ***
Hukum asal pemilu adalah mubah (diperbolehkan), namun yang membuatnya haram adalah
tujuannya. Pemilu demokratis yang didasarkan pada suara mayoritas (50 +1) sebenarnya
adalah sebuah kebohongan, dan dilarang (haram) dalam hukum Islam, sebab dengan itu
mereka memberikan kedaulatan kepada manusia, dan dengan suara mayoritas itu mereka
memberikan hak legislasi (membuat undang-undang). Selain itu, jika kita melihat konsep
“pemilihan umum yang bebas”, kami tidak akan merasa sulit untuk menyimpulkan bahwa tidak
mungkin untuk melakukan pemilihan umum yang bebas dan adil di bawah bayang-bayang
pasukan AS dan pasukan NATO di Afghanistan. Namun penjajah menggunakan proses ini
sebenarnya untuk memberikan semacam legitimasi bagi kehadiran mereka di negeri ini,
seperti halnya yang terjadi di banyak negara Muslim lainnya. Jadi tujuan sebenarlah adalah
untuk menciptakan para penguasa boneka, bukan untuk melindungi rakyat, melainkan untuk
melindungi kepentingan tuannya. Salah satu contoh yang paling jelas yang membuktikan
kebenaran pandangan kami ini adalah referendum yang diadakan baru-baru ini di Krimea,
pemilu Afghanistan, dan persaingan internal antara Erdogan dan Ghul di Turki.
Sungguh, jumlah partisipasi pemilih dalam pemilu Afghanistan sebelumnya sangatlah rendah,
sehingga hal ini membuat eksistensi seluruh rezim dan proses demokrasi benar-benar
dipertanyakan dan diragukan. Dimana dalam pemilu itu hanya 4 juta saja dari 30 juta orang
yang memberikan hak suaranya, dan sebagian besar suara adalah direkayasa. Hamid Karzai
memenangkan dua juta suara saja dari empat juta suara itu. Dan kalau diperiksa lebih jauh dari
dua juta suara itu, niscaya terbukti bahwa mayoritas suara adalah hasil rekayasa, sehingga
jumlah suaranya bisa berkurang dan diperkirakan hanya memperoleh kurang dari satu juta
2. 11/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Pemilu Demokratis Satu-Satunya Cara UntukMelegitimasi Serangan Imperialis
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/11/pemilu-demokratis-satu-satunya-cara-untuk-melegitimasi-serangan-imperialis/ 2/3
suara. Inilah sebabnya mengapa badan-badan intelijen Barat, melalui organisasi bonekanya,
perusahaan-perusahaan keamanan dan perlindungan swasta, melancarkan kampanye
pemboman yang membuat panik, melakukan wawancara dan mengadakan pertemuan dengan
mereka yang disebut para ulama, wartawan, pejabat publik dan perwakilan organisasi
masyarakat sipil, agar bergabung bersama dan mendedikasikan semua upaya mereka untuk
membangun opini publik yang mendukung pemilihan, dan menampilkannya sebagai satu-
satunya kesempatan bagi rakyat untuk mengubah masa depan mereka, dan bahkan mereka
tidak akan pernah bisa mengekang pengaruh “kelompok teroris dan ekstrimis” kecuali melalui
pemungutan suara dalam pemilihan. Namun kenyataan dan faktanya, bahwa rakyat dengan
kampanye negatif ini hanya dijadikan obyek bukan subyek, dan mereka disesatkan dengan
ilusi bahwa dengan memberikan suaranya, maka mereka akan mengalahkan orang-orang yang
membuat kekacauan di Afghanistan.
Namun masalahnya, bahwa 60 persen dari rakyat di provinsi-provinsi selatan dan timur tidak
mau berpartisipasi dalam pemilu, karena semua provinsi itu selain pusat-pusat kota berada di
luar kendali pemerintah provinsi. Juga tidak sedikit jumlah rakyat Afghanistan di pusat, utara
dan barat laut yang telah mengetahui haramnya pemilu demokratis dalam Islam, sehingga
mereka tidak akan pernah berpartisipasi di dalamnya. Namun, instansi-instansi pemerintah
yang rusak dan korup, menempatkan suara yang telah direkayasa dalam kotak suara, yang
kemudian dibawa ke pusat penghitungan pemilu untuk menunjukkan bahwa pemilu berjalan
dengan sukses.
Selain itu, jika kita melihat proses pemilihan dan jumlah orang yang akan memilih dalam
pemilihan, maka kita menemukan bahwa hanya sebagian kecil orang saja yang akan ikut
memilih, namun kemudian dipublikasikan bahwa itu adalah prestasi besar demokrasi di
Afghanistan. Ini yang membuat rakyat melalui penggunaan proses yang direkayasa ini, hingga
mereka merasa seolah-olah suara mereka akan mengarah pada pemilihan orang yang akan
memenuhi aspirasi mereka.
Sesungguhnya sangat jelas dan terang benderang bahwa rakyat Afghanistan hanya
menginginkan Islam, dan inilah yang menyebabkan mereka berkobar untuk melawan Inggris
dan Uni Soviet, dan sekarang yang membuat mereka berperang melawan Amerika dan NATO.
Selain itu, rakyat Afghanistan telah hidup lama dengan asam garamnya sistem demokrasi
sekuler yang penuh dengan kelicikan, penipuan dan korupsinya. Dalam sistem demokrasi ini,
kaum Muslim tak berdosa dibantai setiap hari, kehormatan rumah mereka dilanggar, dan
agama mereka lecehkan. Apalagi, rakyat Afghanistan tidak pernah melihat dari anggota
parlemen yang terpilih secara demokratis ini selain kemiskinan, perilaku tak bermoral, dan
penerapan hukum kufur. [Saifullah Mustanir – Kabul, Afghanistan]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 8/4/2014.
3. 11/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Pemilu Demokratis Satu-Satunya Cara UntukMelegitimasi Serangan Imperialis
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/04/11/pemilu-demokratis-satu-satunya-cara-untuk-melegitimasi-serangan-imperialis/ 3/3
Baca juga :
1. Pemilu 2014 Tak Memberi Harapan, Syariat Islam Satu-satunya Jalan
2. Daulah Khilafah Rasyidah Satu-satunya Yang Mampu Menyelesaikan Masalah-
Masalah Kaum Muslim Termasuk Masalah Kurdi, Bukan Pembukaan Demokratis
3. PBB Akui Kecurangan Pemilu Afganistan
4. NATO Akan Kirim Pasukan Tambahan Untuk Pemilu Afghanistan
5. Serangan Terhadap Islam Warnai Kampanye Pemilu Lokal di Perancis