Cerita Alkitab: Pengampunan - Bible Stories: Forgiveness
1.
2. Joseph Forgives his Brothers
Of Jacob's 12 sons, Joseph was his father's favorite. Joseph's older brothers finally became so jealous of
him that they nearly killed him, threw him into a pit, and then sold him into slavery. The slave traders
then took Joseph to Egypt.
Yusuf mengampuni
saudara-saudaranya
Dari ke-12 anak Yakub,
Yusuf adalah anak
kesayangan. Akhirnya
saudara-saudara Yusuf
menjadi begitu dengki
padanya dan hampir
saja membunuh dia,
melemparkannya ke
sumur kemudian
menjualnya untuk
menjadi budak. Para
pedagang budak
membawa Yusuf ke
Mesir.
3. One night, the Pharaoh, which is what the
Egyptians called their kings, had two dreams that
disturbed him greatly. None of his advisors could
tell him the meaning of the dreams.
God had given Joseph the ability to interpret
dreams, so Pharaoh had Joseph brought to him.
Joseph interpreted the dreams for him and said,
"God is going to send seven years of plentiful
harvests, followed by seven years of famine."
Pharaoh was so impressed with Joseph that he
appointed him to be the second most powerful
man in all of Egypt!
Bertahun-tahun kemudian, Raja Mesir, yang
disebut Firaun, mengalami dua mimpi yang
sangat mengganggunya. Tak satu pun dari
penasihatnya bisa memberitahukan arti dari
mimpi-mimpi itu.
Allah sudah memberi Yusuf kemampuan untuk
menafsirkan mimpi. Yusuf menafsirkan mimpinya
dan berkata, "Allah akan mendatangkan tujuh
tahun panen yang baik diikuti oleh tujuh tahun
kelaparan." Firaun sangat terkesan dengan Yusuf
sehingga dia membuatnya menjadi orang paling
berkuasa kedua di seluruh Mesir!
4. Joseph told the people to
store up large amounts of
food during the seven
years of good harvests.
Then Joseph sold the food
to the people when the
seven years of famine
came so they would have
enough to eat.
Selama tujuh tahun panen
yang baik, Yusuf
menyuruh orang-orang
untuk menyimpan banyak
sekali makanan.
Kemudian waktu tujuh
tahun kelaparan datang,
Yusuf menjual makanan
kepada orang-orang
sehingga mereka akan
mendapat cukup
makanan untuk dimakan.
5. The famine was severe not only in Egypt, but also in Canaan where Jacob and his family lived. So Jacob
sent his older sons to Egypt to buy food. The brothers did not recognize Joseph when they stood before
him to buy food. But Joseph recognized them.
Kelaparan hebat itu
tidak hanya
menimpa Mesir, tapi
juga di Kanaan di
mana Yakub dan
keluarganya tinggal.
Jadi Yakub
menyuruh anak-
anaknya ke Mesir
untuk membeli
makanan. Waktu
saudara Yusuf
berdiri di depan
Yusuf untuk
membeli makanan,
mereka tidak
mengenalinya. Tapi
Yusuf mengenali
mereka.
6. After testing his brothers to see if they had changed, Joseph said to them, "I am your brother, Joseph!
Do not be afraid. You tried to do evil when you sold me as a slave, but God used the evil for good!
Come and live in Egypt so I can provide for you and your families."
Sesudah menguji
mereka untuk melihat
apakah mereka sudah
berubah, Yusuf berkata
kepada mereka, "Aku
saudaramu, Yusuf!
Jangan takut. Kamu
mencoba untuk
melakukan kejahatan
waktu kamu menjual
aku sebagai budak,
tetapi Allah memakai
kejahatan untuk
kebaikan! Datanglah
dan tinggallah di Mesir
sehingga aku bisa
menyediakan makanan
untuk kamu dan
keluargamu."
7. The Story of Jonah
God told Jonah to go to the city of Nineveh and warn the people that because of their great wickedness,
within 40 days their city was going to be destroyed. Jonah didn't even want to obey this prophecy at first
and tried to run away from God but finally decided to go to Nineveh and obey God's commandment.
Upon hearing Jonah's words of coming doom, the people of Nineveh believed God and proclaimed a fast
throughout the land, dressed in sackcloth, and truly repented.
Kisah Yunus
Yunus adalah seorang nabi yang hidup dalam
zaman Israel lama beribu tahun sebelum Yesus.
Tuhan menyuruh dia pergi ke kota Niniwe dan
memperingatkan penduduknya bahwa oleh karena
kejahatan mereka yang sangat besar, dalam waktu
40 hari kota mereka akan dihancurkan. Pada
mulanya Yunus bahkan tidak ingin taat pada
nubuatan ini dan mencoba melarikan diri dari
Tuhan, namun akhirnya memutuskan untuk pergi
ke Niniwe dan taat pada perintah Allah.
Setelah mendengar perkataan Yunus akan
datangnya malapetaka, penduduk Niniwe percaya
kepada Tuhan dan mengumumkan berpuasa bagi
seluruh daerah, mengenakan pakaian berkabung
dan benar-benar bertobat.
8. Because the people had repented, God did not
destroy Nineveh. But Jonah didn't seem to
grasp the point of God's forgiveness. He sat a
short distance from the city, waiting for God's
judgments to come down. When the
judgments did not arrive, he was dismayed.
Then the LORD said, “But Nineveh has more
than 120,000 people,not to mention all the
animals. Shouldn’t I feel sorry for such a great
city?”
Karena mereka telah bertobat, Allah tidak
menghancurkan Niniwe. Namun Yunus
sepertinya tidak menangkap pesan Tuhan akan
pengampunan. Dia duduk dengan jarak yang
sedikit jauh dari kota, menunggu penghakiman
Tuhan terjadi. Ketika penghakiman tidak
datang, dia pergi.
Lalu kata Tuhan kepadanya, “Masakan Aku
tidak akan sedih memikirkan Niniwe, kota yang
besar itu. Sebab selain binatang-binatangnya
yang tidak terhitung itu, di situ terdapat juga
lebih dari 120.000 orang anak yang belum
dapat membedakan apa yang baik dan apa
yang jahat.”
9. The Parable of the Unforgiving Servant
The kingdom of Heaven is like a King who
wanted to settle accounts with his servants.
Perumpamaan tentang hamba yang
tidak mau mengampuni orang
Sebab apabila Allah memerintah,
keadaannya seperti dalam perumpamaan
ini: Seorang raja mau menyelesaikan utang-
utang hamba-hambanya.
10. As he was doing this, one
official was brought in who
owed him sixty million silver
coins. But he didn’t have any
money to pay what he owed.
The king ordered him to be
sold, along with his wife and
children and all he owned, in
order to pay the debt.
Waktu ia mulai
mengadakan
pemeriksaan, dihadapkan
kepadanya seorang
hamba yang berutang
berjuta-juta, dan tidak
dapat melunasinya. Jadi,
raja itu memerintahkan
supaya hamba itu dijual
bersama-sama dengan
anak istrinya, dan segala
harta miliknya untuk
membayar utangnya.
11. The official got down on his knees
and began begging, “Have pity on
me, and I will pay you every cent I
owe!” The king felt sorry for him
and let him go free. He even told
the official that he did not have to
pay back the money.
Hamba itu sujud di depan raja
itu, dan memohon, ‘Tuan,
sabarlah terhadap hamba.
Hamba akan melunasi semua
utang hamba.’ Raja itu kasihan
kepadanya, sehingga ia
menghapuskan semua
utangnya.
12. As the official was leaving, he happened to meet
another official, who owed him a hundred silver coins.
So he grabbed the man by the throat. He started
choking him and said, “Pay me what you owe!”
The man got down on his knees and began begging,
“Have pity on me, and I will pay you back.” But the first
official refused to have pity. Instead, he went and had
the other official put in jail until he could pay what he
owed.
Ketika hamba itu keluar, ia berjumpa dengan
kawannya, seorang hamba juga, yang berutang
kepadanya beberapa ribu. Ia menangkap kawannya
itu, mencekiknya, dan berkata, ‘Bayarlah semua
utangmu!’
Lalu kawannya itu sujud di depannya sambil
memohon, ‘Sabarlah dulu kawan, semuanya akan
saya bayar!’ Tetapi hamba itu menolak. Sebaliknya, ia
memasukkan dia ke dalam penjara sampai ia
membayar utangnya.
13. When some other officials found out what
had happened, they told the king what the
first official did. The king called the first
official back in and said, “You’re an evil man!
When you begged for mercy, I said you did
not have to pay back a cent. Don’t you think
you should show pity to someone else, as I
did to you?” The king then ordered the
official to be punished until he could pay back
everything he owed.
Ketika hamba-hamba yang lain melihat apa
yang sudah terjadi, mereka sedih dan
melaporkan hal itu kepada raja. Maka raja
itu memanggil hamba yang jahat itu dan
berkata kepadanya, ‘Hamba yang jahat!
Seluruh utangmu sudah kuhapuskan hanya
karena engkau memohon kepadaku.
Bukankah engkau pun harus menaruh
kasihan kepada kawanmu seperti aku pun
sudah menaruh kasihan kepadamu?’ Raja
itu sangat marah. Hamba yang jahat itu
dimasukkannya ke dalam penjara sampai ia
melunasi semua utangnya.”
14. What Jesus Said on the Cross
"Father, forgive them, for they know not
what they do" (Luke 23:34).
"Them" were the Roman soldiers who
had been following Pontius Pilate's orders
when they nailed Jesus to the cross to
die. "Them" were also those in the mob
that had called for Jesus' death.
Apa yang Yesus katakan di Kayu
salib
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat” (Lukas 23:34).
“Mereka” adalah serdadu Roma yang
mematuhi perintah Ponsius Pilatus ketika
mereka memaku Yesus ke kayu salib
hingga wafat. “Mereka” juga adalah
orang-orang yang dihasut sehingga
menuntut kematian Yesus.
15. In asking His Father to forgive those who had turned on Him and those who had carried out His
execution, Jesus actually spoke in their defense, and in so doing proved in the most powerful way
possible that He believed what He had taught: "Love your enemies, bless those who curse you, do
good to those who hate you, and pray for those who spitefully use you and persecute you" (Matthew
5:44). Despite the shame and pain the Romans heaped on Jesus, He forgave them. He also forgave
those who had turned on Him. Now He wants us to have that much love, that much forgiveness.
Dengan meminta Bapa-Nya untuk mengampuni
mereka yang telah memusuhi-Nya dan yang
melaksanakan penghukuman-Nya, Yesus
sebenarnya membela mereka dan berarti
membuktikan dengan cara yang paling luar biasa
bahwa Dia yakin dengan apa yang diajarkan-
Nya: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:44).
Meskipun dihina dan didera oleh orang-orang
Roma, Yesus mengampuni mereka. Dia juga
mengampuni mereka yang telah memusuhi Diri-
Nya. Sekarang Dia berkehendak agar kita
memiliki kasih yang sedemikian rupa,
pengampunan yang sedemikian rupa.