OLEH : FATIMA JASMINI
DOSEN PENGAMPU : H. ERIZAL ZAENAL S Pd, MM
TUGAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI KELAS RENDAH
TENTANG MERANCANG PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI
PUISI DAN DRAMA
A. Merancang Pembelajaran Puisi
1.Kriteria Pemilihan Bahan Pengajaran puisi.
Bahan pengajaran puisi (berupa puisi), dapat Anda perolehdengan mudah, karena
bahan itu
banyak tedapat, baik pada surat-surat kabar, majalah anaak-anak, maupun pada
buku-buju cetak.
Namun demikian, untuk mendapatkan bahan yang memenuhi kriteria sebagai
bahan pengajaran
yang baik, Anda perlu memiliih atau menyeleksinya terlebih dahulu.. Dibawah ini
beberapa kriteria untuk pemilihan bahan pengajaran puisi yang
dapat Anda simak dan pelajari:
a. Kriteria Keterbacaan didalam puisi, yaitu mencakum sukar-tidaknya
bahasa yang
dipergunakan dan sukar- tidaknya untuk menemukan pesan yang
terkandung didalam
puisi tersebut.
b.Kriteria kesesuaian, yaitu termasuk hal-hal:
1).Kesesuaian dengan kelompok usia anak,
2).Kesesuaian dengan lingkugan sekitar tempat mereka berada.
Beberapa kriteria untuk lebih jelasnya dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
1.Kejelasan Bahasa dan Pesan.
Bahasa puisi harus ada pada taraf kemampuan bahasa
murid atau pada taraf sedikit lebih tinggi (Rusyana,
1882:31). Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat
diartikan bahwa puisi untuk anak-anak seyogianya
menggunakan kata-kata yang telah mereka kenal, atau
boleh juga diambah kata baru. Dengan kata-kata yang
sudah dikenal, murid-murid terbantu untuk dapat segera
merasakan dan menikmati puisi tersebut. Kata-kata baru
dimaksudkan untuk menambah pembendaharaan kosakata
murid-murid. Dengan demikian, pengajaran puisi
dilakukan dengan pola membantupengajaran kosakata.
Tetapi perlu diingat, kata-kata baru ini janganlah terlalu
banyak, karena akan mengganggu murid-murid dalam
menikmati puisi tersebut.
2. Kesesuaian dengan Kelompok Usia Anak.
Memilih bahan pengajaran puisi perlu
mempertimbangkan kelompok usia anak. Dalam
pengajaran puisi di Sekolah Dasar, hendaknya
tidak dipilih sajak-sajak untuk orang dewasa,
karena ide-ide dan ungkapan-ungkapan itu
terlalu asing bagi mereka. Walaupun murid
mampu membacanya dengan irama yang baik,
akan tetapi hamper dapat dipastikan bahwa
mereka tidak memahami puisi tersebut. Oleh
karena itu, sebaiknya puisi yang dipilih sesuai
dengan usia mereka. Murid-murid usia Sekolah
dasar, menyenangi puisi-puisi yang mengandung
kemerduan bunyi.
3. Kesesuian dengan Lingkungan.
Pengajaran apresiasi seni akan lebih efektif jika
diawali dengan penyajian puisi yang memiliki suasana
lingkungan yang akrab dengan anak didik. Dengan
demikian murid-murid akan merasakan bahwa puisi itu
mereka kenal dan mudah membacanya. Setelah mereka
terbiasa dengan puisi, mulai perkenalkan hal-hal lain.
Seperti halnya Anda sendiri, anak-anak pun ingin
mengetahui lingkungan diluar.tempat tinggalnya.
Bukankah pengajaran sastra(termasuk puisi), selain
membantu meningkatkan keterampilan berbahasa,
mengembangkan daya cipta dan rasa, juga dapat
menunjang pembentukan watak.
2. Teknik-teknik Mengajarkan
Apresiasi Puisi.
Puisi merupakan karya sastra yang
sering dianggap paling sulit
diapresiasikan, namun
sekaligus palinng digemari. Dibawah ini
akan kita bahas beberapa teknik
mengajar puisi yang
dapat membantu Anda memperkaya
“jurus” pengajaran apresiasi yang baik
dan tepat. Adapun
teknik-tekniknya sebagai berikut:
c. Membaca Nyaring..
Teknik membaca nyaring dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
berikut ini:
1). Pembacaan tunggal. Murid-murid secara bergiliran membaca seorang
demi seorang.
2). Pembacaan berdialog. Puisi-puisi yang mengandung dialog, dapat
dibaca oleh beberapa anak,
yang masing-masing membawakan peran tertentu.
3). Pembacaan berkelompok. Beberapa murid membacakan puisi bersama-
sama. Pembacaan
4). Pembacaan dengan senandung. Pembacaan nyaring juga dapat
dilakukan dengan member
5) . Pembacaan dengan dramatisasi. Variasi lainnya dalam membaca
nyaring adalah disertai dengan
dramatisasi.
6). Pembacaan dengan musik. Pembacaan puisi dapat juga diiringi alunan
music misalnya: seorang anak,
atau kelompok membacakan puisi, sementara anak yang lainnya
mengiringi denggan gitar.
d. Melibatkan Emosi.
Teknik melibatkan emosi merupakan teknik menikmati dan memahami
puisi. Menikmati dan memahami puisi merupakan hal penting dalam
pengajaran puisi, karena dengan menikmati dan memahami, kegiatan-
kegiatan lain dalam pengajaran puisi dilandasi.
Teknik melibatkan emosi ini adalah mengajarkan apresiasi puisi dengan
merangsang perasaan, penglihatan, pendengaran dan pengucapan murid-
murid, sehingga mereka seolah-olah berada didalam atau dilingkungan
yang diceritakan puisi tersebut. Dengan demikaian mereka dapat
merasakan sedih, gembira, susah dan sebagainya sesui dengan yang
digambarakan puisi.
e. Menganalisis Unsur-unsur Puisi.
Menganalisis unsur-unsur puisi, dapat dijadikan salah satu teknik
pengajaran apresiasi puisi, pelaksanaannya, didahului teknik lain yaitu
membaca, mendengarkan, atau melibatkan emosi. Menganalisis yang
dilakukan adalah untuk kepentingan murid-murid. Diharapkan dengan
memahami unsur-unsur yang membangun puisi, murid-murid dapat
meningkatkan kemampuan apresiasinya ketingkat yang lebih tinggi.
3. Rancangan Pengajaran Apresiasi Puisi.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pengajaran apresiasi puisi adalah
sebagai berikut:
a. Memilih puisi yang akan diajarkan.
b. Mempelajari puisi yang akan diajarkan.
c. Menentukan kegiatan yang akan dilakukan.
Setelah guru memilih dan mempelajari puisi yang akan diajarkan, ia perlu
menentukan dan menyusun kegiatan yang akan dilakukannya di kelas. Dengan
demikaian ia tinggal memerankan semua rencana itu. Contoh susunan kegiatan
sebagai berikut:
1). Memberi pengantar pengajaran.
2). Menyajikan bahan dengan teknik:
a). Membaca didalam hati.
b). Membaca nyaring tunggal.
c). Membaca nyaring dengan senandung.
d). Membaca nyaring berkelompok.
e). Memberi tugas mengumpulkan puisi kepahlawanan sebanyak 5 buah.
d. Member pengantar pengajaran.
e. Menyajikan bahan pengajaran.
f. Memperdalam pengalaman.
B. MERANCANG PEMBELAJARAN DRAMA.
1. Kriteria Pemilihan Bahan Pengajaran Apresisi Drama.
Untuk dapat menyediakan bahan pengajaran apresia drama yang baik,
diperlukan
pengetahuan tentang syarat-syarat bahan pengajaran apresiasi drama yang
baik. Syarat-
syarat tersebut menjadi pedoman untuk pemilihan bahan, jika bahan sudah
tersedia. Disamping
itu juga dapat dijadikan pedoman dalam mengarahkan pembuatan naskah
dram yang Anda
lakukan.
aku orang lain tersebut).
a. Kriteria keterbacaan menyangkut beberapa hal, yaitu:
1). Kejelasan Bahasa (dialog).
2). Kejelasan Tema dan Pesan.
3). Kesederhanaan Alur (babak).
4). Kejelasan watak.
b. Kriteria kesesuaian.
Untuk mendapatkan hasil pengjaran yang baik, diperlukan bahan yang
sesuai dengan fase perkembangan psikologis usia murid-murid. Naskah
drama yang dipilih hendaknya memeuhi persyaratan tersebut.
2. Teknik-teknik Mengajarkan Apresiasi Drama .
a. Murid mendengarkan drama.
Murid mendengarkan drama, dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Antara lian, misalnya: guru membacakan drama, guru dengan bantuan
yang lain membaca drama kemudian direkam, guru mendengarkan dram
dari kaset-kaset yang diperjual-belikan.
Mendengarkan drama yang dibacakan guru akan menyenangkan anak-
anak. Guru yang menggunakan teknik ini, hendakanya mampu membaca
dengan baik. Suara, intonasi, tekanan harus tepat digunakan, sehingga
karakter tokoh-tokoh tergambar jelas. Dengan demikian anak-anak dapat
menagkap tokoh protagonist, antagonis dan tritagonisnya, juga dapat
menagkap pesan yang disampaikan drama tersebut. Jika menggunakan
kaset tentunya harus diteliti terlebih dahulu.
b. Murid membaca nyaring.
Teknik ini merupakan pemberi salah satu kemampuan dasar bermain
drama, yaitu mengucap dialog. Pada tahap awal murid-murid membaca
teks drama sendiri-sendiri. Pada saat pembacaan berlangsung, mungkin
Anda menemuksn pembacaan yang tidak tepat. Hal ini perlu Anda catat.
Pada kesempatan lai, diberi penjelasan tentang teknik membca drama
yang baik dan diberi contoh. Guru yang menggunakan eknik ini
hendaknya terlebih dahulu mempelajari dan membaca nyaring dirumah,
sehingga pada saat perlu member contoh, ia telah siap.
c. Murid menonton Drama.
Menonton drama merupakan hal yang baik untuk menumbuhkan dan
meningkatkan apresiasi. Dengan menonton, murid-murid memperoleh
pengalaman langsung tentang apa dan bagaimana drama atau bermain
drama. Dengan menonton drama murid-murid mengetahui bagaimana
mengucapkan dialog, menggunakan mimik, melakukan.
d. Murid meniru.
Teknik ini dapat dilakukan dengan cara memperdengarkan dialog, murid-
murid diminta menirukan ucapannya. Dengan demikian murid-murid
terbiasa mengucapakan dialog dengan intonasi yang tepat.
Selain menirukan dialaog, dapat juga menirukan gerakan atau
pantomim.
e. Murid membaca karakter .
Membaca karakter adalah penting sekali didalam mengapresiasi
drama dan berekpresi drama. Hal itu disebabkan dari situlah titik
awal kemampuan berperan itu lahir. Membaca karakter dilakukan
dengan beberapa variasi, antara lain, yaitu:
1) Membacakaraktertopeng..
2) Membaca Karakter/Perilaku Manusia.
.3) Membaca Karakter Tokoh Drama.
f. Murid bermain peran.
Pada kelas-kelas pemulaan, teknik ini diguankan dengan cara
meniru anak-anak bermain. Guru memberikan garis besar lakon
dan menunjuk beberapa anak untuk tampil didepan kelas dan
masing-masing diberi peran. Guru yang menggunakan teknik ini,
perlu pandai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
memancing keluarnya dialog. Teknik bermain pada kelas empat
keatas dpat menggunakan naskah drama yang sesungguhnya.
3. Rancangan Pengajaran Apresiasi Drama.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengjarkan apresiasi
drama tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memilih/ menyediakan Bahan Pengajaran Drama.
b. Menentukan kegaiatan yang akan dilakukan.
Dibawah ini contoh daftar kegaiatan dalam melaksanakan proses
pengajaran apresiasi drama :
1) Memberikan naskah kepada murid-murid untuk disalin/difotokopi
sendiri,dan dipelajari
dirumah, sehari atau beberapa hari sebelum dilakukan pengajaran,
2) Memberi pengajaran dikelas,
3) Memberi kesempatan kepada murid-murid untuk bertanya tentang
kat-kata sulit atau hal lain
yang menyangkut naskah drama tersebut,
4) Murid membacakan naskah didepan kelasbergiliran,
5) Membaca karakter tokoh,
6) Memberi peran,
7) Membaca nyaring berdasarkan peran,
8) Memberi tugas kelompok untuk bermain peran,
9) Memperdalam pengalaman.
c. Memberikan pengantar pengajaran.
Pengantaran pengajaran dimaksudkan untuk mengarahkan dan
menarik perhatian murid terhadapa materi yang disajikan.
Pengantar pengajaran tidak harus panjang lebar, yang penting
dapat menarik perhatian murid untukk mengikuti pelajaran yang
akan disampaikan.
d. Menyajikan bahan pengajaran.
Menyajikan bahan pengajaran merupaka kegiatan yang utama
dalam rangkaian kegiatan pengjaran. Untuk itu perlu memikirkan
teknik apa yang akan digunakan dan dilakukan dengan sungguh-
sungguh. Teknik apapun yang akan digunakan, hendaknya
disesuaikan dengan kondisi murid.
e. Memperdalam pengalaman.
Setelah rangkaian pengajaran selesai dilasanakan, perlu dilakukan
kegiatan pendalaman pengalam. Hal ini dimaksudkan agar minat
murid-murid tidak padam begiru saja, bahakan diharapkan
berkembang kearah yang lebih baik.