Dokumen tersebut membahas tentang sikap menerima orang-orang tersingkir seperti bekas napi dan member daya upaya. Yesus memberi teladan dengan tidak menghakimi perempuan yang kedapatan berzina melainkan mengingatkan untuk tidak berdosa. Kita perlu mencontoh kasih Yesus yang menerima siapa saja tanpa pilih kasih.
2. SAYA SUDAH KEMANA-MANA
MENCARI PEKERJAAN, TETAPI TIDAK
SEORANG PUN YANG MAU MENERIMA
SAYA, KARENA SAYA BEKAS NAPI.
PENDETA, TOLONGLAH SAYA. SAYA
PERLU MENGHIDUPI KELUARGA
SAYA,” (keluh seorang bekas napi karena
mencuri sepotong roti di sebuah toko)
PADA WAKTU ITU ANAKNYA SEDANG
MENDERITA SAKIT DAN DIA TIDAK
BERPENGHASILAN.
3. JIKA ORANG TERSEBUT
DATANG KE GEREJA KITA,
BERTEMU DENGAN ANDA,
MENCARI PEKERJAAN APA
SAJA UNTUK MENGHIDUPI
KELUARGANYA, SOLUSI APA
YANG AKAN KITA BERIKAN?
4. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia
YOHANES 3:17
Mari Kita meneliti sebentar mengenai orang-orang yang tersingkirkan dari cerita tokoh Alkitab.
Alkitab mencatat beberapa orang yang dibuat tersingkir oleh sesamanya manusia.
TERSINGKIR bararti mendapat perlakuan yang tidak adil atau sewenang-wenang.
Yusuf disingkirkan oleh saudara-saudaranya karena iri hati. Ia dipenjarakan karena fitnah istri potifar.
Namun, kasih Allah menerima dan mengangkatnya menjadi seorang yang terpandang (Kejadian 37-50).
Duad justru telah memenangkan pertarungannya dengan Goliat disingkirkan oleh Raja Sual karena cemburu. Dia hidup terlunta-lunta.
Sampai pada akhirnya kasih Tuhan mengangkatnya menjadi Raja.
Yohanes 5:1-18 – mencatat tentang orang-orang yang sakit cacat, buta, lumpuh, dan sebagainya. Tidak ada yang peduli dengan nasib mereka, kecuali Yesus.
Seorang yang sakit dan lumpuh selama 38 tahun disembuhkan oleh Yesus.
Yohanes 9:1-29 – melaporkan tentang seorang yang buta sejak lahir. Ada anggapan bahwa ia menjadi buta sebagai kutukan karena lahir dalam dosa dari orang tuanya yang berdosa.
Bahkan setelah ia disembuhkan oleh Yesus, orang-orang Farisi menghakiminya dan mengusirnya (Ayat 34-35)
Lukas 19:1-10 – menceritakan tentang Zakheus yang bagi orang Yahudi dan pemimpin agama adalah orang berdosa; kaya dari hasil korupsi; dan seoraeng penghianat karena bekerja bagi bangsa Romawi.
Tetapi, olah Yesus Kristus, ia diterima dan menjadi sahabatnya dan mau menumpang di rumahnya.
Menerima orang sebagaimana adanya tidaklah mudah.
Memang jika ada dosa di dalam Gereja atau orang percaya yang berbuat dosa, memang perlu disiplin.
Namun Kita perlu membenci dosanya dan tetap menerima orangnya. Kita tidak membuang dia.
Yang Kita pelajari hari ini adalah mengenai bagaimana menerima orang lain, khususnya yang tersingkirkan.
Tuhan Yesus mengatakan: “Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.”
TEMPATKAN DIRI KITA PADA POSISINYA – Mengapa orang itu berbuat demikian.
Jikalau diri Kita pada posisinya, apa harapan Kita terhadap orang lain (Berbuatlah seperti apa yang Kita harap orang lain perbuat kepada Kita – Matius 7:12.
AMBILLAH KEPUTUSAN DENGAN PENUH DOA. Bertanyalah: Apa yang akan dilakukan Tuhan Yesus jika Dia ada di sini?” (KOLOSE 3:17)
Jika Kita ingin agar orang rela mengampuni Kita, maka KITA PERLU JUGA MENGAMPUNI ORANG LAIN YANG BERSALAH KEPADA KITA.
Jikalau Kita harap orang menerima Kita tanpa embel-embel, begitu jugalah hendaknya yang Kita lakukan kepadanya.
Prinsip yang diberikan oleh Tuhan Yesus, “Barangsiapa di antara Kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Kasih yang sejati seperti kasih yang ditunjukkan oleh Yesus kepada perempuan yang berzinah.
Yesus membenci dosanya, tetapi mengasihi orangnya.
Yesus tidak bertindak seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang bernafsu memalukan dan menghukum sesame manusia, tetapi Yesus mengampuni dan membawa pertobatan.