TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
2. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB I
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
5. PERMINTAAN
Adalah keinginan konsumen untuk memiliki barang atau
jasa tersebut, dan keinginan ini di dukung oleh kekuatan
untuk memiliki barang atau jasa tersebut
Apabila harga suatu barang turun, maka permintaan
terhadap barang tersebut akan meningkat. Sebaliknya
jika harga suatu barang naik, maka permintaan terhadap
barang akan menurun
6. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN
SUATU BARANG
HARGA BARANG ITU SENDIRI
HARGA BARANG LAIN
INCOME
01
02
03
04
SELERA
7. DUA GOLONGAN
PERMINTAAN
1. Barang normal adalah barang yang
akan mengalami kenaikan pada
permintaan dengan adanya
kenaikan pendapatan
2. Barang interior adalah barang yang
permintaanya akan menjadi jika
banyak masyarakat memiliki
pendapatan rendah
9. “ berbagai kuantitas barang yang akan akan
dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai
kemungkinan harga, dengan asumsi
keadaan lain dianggap tetap tak berubah”
Hubungan antara harga dan
kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan
dijual oleh penjual. Kurva penawaran naik ke
arah kanan atas (harga yang lebih tinggi
akan pendorong penjual untuk menjual lebih
banyak dan dapat menarik penjual lain
masuk ke pasar)
DEFINISIPENAWARAN
10. Kurva penawaran suatu barang atau jasa umumnya
berbentuk dari kiri bawah ke kanan atas
(semakin tinggi harga jual suatu barang semakin
banyak jumlah yang ditawarkan)
Contoh kurva penawaran dan barang yang ditawarkan
11. HUKUM PENAWARAN
“Jika harga suatu barang atau
jasa naik maka jumlah barang
yang ditawarkan akan
bertambah dan sebaliknya
jika harga turun maka jumlah
barang yang ditawarkan akan
berkurang dengan anggapan
ceteris paribus”
“Ada hubungan (positif) langsung
antara jumlah barang yang
ditawarkan dengan harganya
dengan anggapan ceteris paribus”
12. BENTUK KURVA
PENAWARAN
Bentuk kurva penawaran yang tunduk dengan hukum
penawaran
Kurva penawaran memperlihatkan kuantitas
maksimal dalam satu unit waktu yang akan dijual oleh
penjual dengan berbagai pilihan harga di pasarBentuk
kurva penawaran yang tunduk dengan hukum
penawaran
Kurva penawaran memperlihatkan kuantitas
maksimal dalam satu unit waktu yang akan dijual oleh
penjual dengan berbagai pilihan harga di pasar
13. BENTUK KURVA PENAWARAN YANG TIDAK
TUNDUK KEPADA HUKUM PENAWARAN
Kurva S3 → Kurva penawaran untuk jangka waktu
yang sangat pendek (produsen tidak dapat
menambah jumlah produksinya)
Kurva S1 & S2 → Kurva penawaran jangka panjang
14. PERUBAHAN PENAWARAN
Jika terjadi perubahan faktor yang
mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan
berakibat bertambahnya penawaran
(kurva penawaran bergeser ke kanan).
Jika terjadi perubahan faktor yang
mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan
berakibat berkurangnya penawaran (kurva
penawaran bergeser ke kiri).
16. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB II
HARGA KESEIMBANGAN PASAR
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
18. Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan
penawaran. Pada harga pasar konsumen bersedia membeli sesuatu
barang dalam jumlah tertentu. Sedang produsen bersedia melepaskan
sejumlah produk yang dihasilkan pada tingkat harga yang telah disepakati
antara konsumen dan produsen. Jika permintaan melebihi barang yang
ditawarkan akan terjadi peningkatan harga, sebaliknya jika penawaran
melebihi jumlah yang diminta harga akan menurun.
RESOURCES
19. FAKTOR PENTING DALAM
PEMBENTUKAN SUATU HARGA
PERMINTAAN
Permintaan dan penawaran akan berada dalam keseimbangan
pada harga pasar bila jumlah yang diminta sama dengan jumlah
yang ditawarkan.
PENAWARAN
20. KURVA KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan antara permintaan
dan penawaran akan menghasilkan suatu
tingkat harga tertentu yang stabil. Pada
tingkat harga tersebut, kuantitas barang
yang diminta sama dengan kuantitas
barang yang ditawarkan. Sedangkan
tingkat harga lainnya akan mengakibatkan
disekuilibrium (ketidakseimbangan pasar),
dan bersifat labil (mudah sekali berubah
karena tariktarikan berbagai faktor)
KURVA
21. Keadaan dimana jumlah yang diminta (Qd) sama dengan
jumlah yang ditawarkan (Qs) disebut Kondisi Keseimbangan
(Equilibrium). Pasar dikatakan berada dalam kondisi
keseimbangan pada saat tidak ada kelebihan permintaan
atau kelebihan penawaran dalam pasar.
22. Jika harga ekuilibrium atau Heq < H atau harga, akan
mengakibatkan Qs > Qd atau excess supply (kelebihan suplai
barang), yang akan menekan harga ke bawah. Jika Heq > H, akan
mengakibatkan Qs < Qd atau excess demand (kelebihan jumlah
barang yang diminta), yang akan mendorong harga barang jadi
menaik. Keadaan akan stabil pada saat Heq = H, karena Qs = Qd
(jumlah barang yang ditawarkan produsen sama dengan jumlah
barang yang dikehendaki konsumen pada harga tersebut).
23. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB III
ELASTISITAS
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
26. ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN
Digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan
jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan
harga barang itu sendiri
Q2 – Q1
Q1
Ed=
P2 – P1
P1
27. TYPE 1 TYPE 2
ELASTIS IN ELASTIS
- Mobil
- Perhiasan
- Laptop
- Beras
- Gula
- Bensin
28. KRITERIA UKURAN
• Ed > 1 : elastis
• Ed < 1 : inelastis
• Ed = 1 : unitary
• Ed = 0 : inelastis sempurna
• Ed = ∞ : elastis sempurna
31. Melihat Besarnya Koofisien
Elastis
a. Jika nilai Es tak terhingga disebut perfect
elastis (sangat elastis)
b. Jika nilai Es > 1 disebut elastis
c. Jika nilai Es < 1 disebut inelastis
d. Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis
e. Jika nilai Es = 0 disebut perfect elastis
(inelastis sempurna)
01
CARA MENENTUKAN SIFAT
PENAWARAN
32. Melhat Kecondongan Kurva Permintaan
Jika kecondongan kurva permintaannya seperti :
a. S1 sifat penawarannya disebut perfect inelastis
b. S2 sifat penawarannya disebut inelastis
c. S3 sifat penawarannya disebut unitary elastis
d. S4 sifat penawarnnya disebut elastis
e. S5 sifat penawarannya disebut perfect elastis
0
2
CARA MENENTUKAN SIFAT
PENAWARAN
33. HAL HAL YANG MEMPENGARURHI
ELASTISITAS PERMINTAAN
1. Tingkat kemudahan barang yang
bersangkutan untuk digantikan oleh
barang yang lain
2. Besarnya proporsi pendapatan yang
digunakan
3. Jangka waktu analisa
4. Jenis barang
36. JIKA BERUPA FUNGSI MAKA
RUMUSNYA :
Ei =
𝜕𝑄
𝜕𝑃
×
𝐼
𝑄
Ada dua kemungkinan dalam elastisitas
pendapatan :
a. Jika Ei > 1 ; barang yang diminta adalah
barang superior
b. Jika 0 < Ei < 1 ; barang yang diminta
adalah barang kebutuhan pokok
39. ELASTISITAS BARANG
SUBSTITUSI
Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga
mengakibatkan jumlah yang dminta kopi berkurang walaupu harga kopi tidak
berubah
Kopi Teh
40. RUMUS :
Ei = %∆Qx
% ∆I
Ei = Q2-Q1 : I2-I1
Q1+Q2 I1+12
41. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB IV
PERILAKU KONSUMEN
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
43. Nilai barang dapat dibedakan menjadi:
a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna
b. Nilai penggunaan subjektif
Nilai Barang
Pemenuhan Kepuasan
• Hukum Gossen I: Pemuasan kebutuhan
dijalankan terus-menerus, maka kenikmatan
akan terus-menerus berkurang,sampai akhirnya
datang kekenyangan (kejenuhan)
• Hukum Gossen II: Tiap tiap manusia berusaha
memenuhi berbagai kebutuhannya agar
dipuaskan dengan seimbang. Kemudian, timbul
berbagai teori guna dan kepuasan (utility)
46. 1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan
oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut.
2. Guna Total (Total Utilty)
Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh
karena mengonsumen berbagai jumlah barang.
Konsep Guna Batas dan Guna Total
(MU dan TU)
47. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal
1. Utility bisa diukur dengan uang.
2. Berlakunya Hukum Gossen (Law
of Diminishing Marginal Utility).
3. Konsumen bersifat rasional.
Kritik pada Pendekatan Cardinal
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai
suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan
penilaian.
Maksimalisasi Guna
Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan
sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan)-Tu1(sebelum ada penambahan=MUx
49. Property Indifference Curve
Kelemahan the Cardinalist Approach
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang
keliru (doubtful).
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak
realitas karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang
akan berubah.
3. Anggapan teradinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.
Asumsi dalam Pendekatan Indeference Curve
- Konsumen akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah uang yang
dimiliki ingin mendapatkan utilitas yang maksimum.
- Asumsi yang tidak kalah penting adalah menganggap bahwa berlakunya
constant marginal of money, yang artinya uang sekedar sebagai alat pembayaran
saja.
50. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum
Diminishing Marginal Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menujukkan jika konsumen
menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi
barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate
of Substitution.
51. Sifat-Sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan
Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin
Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
52. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang
dapat dicapai oleh konsumen, garis ini disebut garis anggaran (budget
line).
Persaman Budget Line:
BPx, (X) + Py. Y
53. Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah
kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference
dengan kurva anggaran (budget line), atau apabila yang seharusnya
diperbuat sama dengan apa yang diperbuat.
54. Perubahan Utilitas Konsumen
1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan
indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun
maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve-nya
bergeser ke kanan.
2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
Jika harga suatu barang berubah akan memiliki dua dampak.
Pertama, konsumen akan menambah jumlah barang yang
diminta. Kedua, dengan menurunnya harga konsumen seakan
akan menjadi lebih kaya dan ia akan membeli barang dalam
jumlah yang lebih banyak.
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
56. Bentuk Indifferent Curve
1. Kurva Indefference yang Linier Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna
2. Kurva Indifference Curve yang Berupa Huruf L Menunjukkan Barang
Komplemen
57. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB V
PERILAKU PRODUSEN
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
58. Fungsi Produksi
1. ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan
barang produksi yang dihasikan dalam proses
produksi
2. adalah hubungan fisik antara input (bersumber
masukan) dengan output (barang-barang atau
jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan jasa
59. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan
bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah
faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi
merupakan variabel tidak bebas dan faktor produksi
merupakan variable bebas. Secara sistematis fungsi
produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = F(C,L,B,S)
Dimana :
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
61. Untuk menjelaskan analisis prosesproduksi jangka pendek
dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP
(average product), dan MP (marginal product). Dimana TP adalah total
produksi yang dihasilkan oleh sejumkah tenaga kerja (labor). AP
adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah
tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
Analisis Proses Produksi Jangka Pendek
AP = TP/Labor
MP = TP2 – TP1
Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP
adalah MP
MP = TP / L
62. Hubungan Kurva TP, APL dan MPL4
TP
TPL
TP
0 L1 L2 L3 L
APL MPL
MP2
MP1 = AP1
APL
0 L1 L2 L3 L
MP
63. Jika produksi total (TP) mengalami perubahan dari ke , maka produksi
marjinal (MP) mencapai titik Max nya, kemudian pada saat TP di titik
max, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP = 0
Saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi
daripada produk rata-rata (AP), saat produksi rata-rata (AP) menurun
produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP).
Saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal
(MP) sama dengan produksi rata-rata (AP) atau kurva produksi rata-rata
(AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP).
Kesimpulan dari hub. MP dan AP :
Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
Jika AP maximum maka MPP = AP
Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
64. Produksi Jangka Panjang
Adalah suatu proses produksi dimana semua faktor
produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua
faktor produksi bersifat variabel. Untuk
menjelaskan fungsi produksi jangka panjang kita
akan menggunakan apa yang disbut dengan kurva
isoquant (isoproduct atau isoquant)
66. Kemajuan Teknologi dan Perubahan Kurva
Produksi
TP TP
TP1 TP’
TP0 TP
TP TP’ TP
0 L0 L L1 L0 L
(A)
Efisiensi dicapai dengan TP
meningkat dan Input tetap
(B)
Efisiensi dicapai dengan TP tetap
dan input berkurang
67. Kurva Isoquant
Kurva yang menghubungkan titik kombinasi input untuk
menghasilkan tingkat output yang sama.
68. Marjinal Rate of Technical Substitution
(MRTS)
MRTS adalah sejumlah factor X yang harus dikompensasi oleh tambahan factor Y
sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi,tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus
MRTS di C =
Jika terjadi substitusi dari kombinasu satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya :
K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif
K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif
L
K
K
K1
K2
K3
I
0 L1 L2 L3 L
69. Bentuk Kurva Isoquant lain
K
K2 Q = 300
K1 Q = 200
K0 Q = 100
0 L0 L1 L2 L
(A)
Bentuk Kurva Isoquant yang
berupa huruf L seperti diatas
menunjukkan tidak adanya
substitusi input kapital dan labor.
K
6
4
2
Q = 200
Q= 100
0 10 20 30 40 L
(B)
Kurva Isoquant yang linier seperti
diatas menunjukkan adanya
substitusi input kapital dan labor
adalah sempurna..
70. Kurva Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah “Kurva yang menunjukkan
kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi
barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh
produsen dengan jumlah anggaran tertentu”.
Letak iso-biaya ini tergantung pada besarnya anggaran
belanja perusahaan serta harga faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi oleh perusahaan yang
bersangkutan
71. Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga
faktor produksi yang tetap, maka letak dan garis iso-
biaya ini akan semakin menjauhi titik asal (nol).
K
L
L
K
L
K
P
P
M
P
P
M
P
M
P
M
.
:
72. Perubahan Isocost
K
K3
K2
K1
0 L1 L2 L3 L
Kurva Isocost berubah jika jumlah
modal (dana) berubah berkurang
atau bertambah
K
L1 L2 L3
Kurva Isocost berubah jika harga
faktor produksi Labor turun/naik
sedang lainnya tetap
K1
K2
K3
0 L
Kurva Isocost berubah jika harga
faktor produksi capital turun atau
naik sedang lainnya tetap
73. Ekuilibrium
Produsen
Terjadi pada titik singgung antara
kurva isoquant dengan kurva
isocost.
Secara matematis:
MRTS = Slope Iso Quant
K
L
L
K
K
L
K
L
P
P
MP
P
P
P
MP
P
.
.
.
.
L
K
K
L
K
L
K
L
MP
P
MP
P
P
P
MP
MP
.
.
Persamaan diatas masing-masing
ruas kiri dan kanan dibagi
Pl.Pc maka hasil :
74. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Garis yang menunjukkan
titik-titik least cost
combination (LCC) di
berbagai isoquant.
75. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line)
IQ1 di titik L1 = Minimum Labor, titik K1
minimum kapital
IQ2 di titik L2 = Minimum Labor, titik K2
minimal capital
IQ3 di titik L3 = Minimal Labor, titik K3
minimal kapital
Jika titik K1,K2,K3 dan juga titik L1,L2,L3
dihubungkan akan membentuk gambar
bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke
dua ridge-line disebut “daerah relevant”
76. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
Titik-Titik kombinasi input
dengan
Biaya terendah (least cost
combination)
Dihubungkan diperoleh
garis perluasan
Produksi ( production
expantion path)
77. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB VI
TEORI BIAYA PRODUKSI
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
78. Konsep Biaya Produksi
Salah satu maksimisasi keuntungan produsen/
perusahaan adalah dengan minimisasi biaya
produksi.
Opporunity Cost, selisih biaya produksi tertinggi
terhadap biaya produksi alternatif atas sumber daya
yang digunakan.
Biaya Eksplisit, pengeluaran aktual (secara
akuntansi) perusahaan untuk penggunaan sumber
daya dalam proses produksi.
Biaya Implisit, biaya ekonomi perusahaan atas
penggunaan sumber daya yang ditimbulkan karena
proses produksi.
79. Hubungan Biaya Produksi dengan Hasil
Produksi
Biaya = f (Q) dimana Q = Output
Output = f(X) dimana X = Input
Fungsi Biaya Produksi, hubungan input dan output
(besarnya biaya produksi dipengaruhi jumlah
output, besarnya biaya output tergantung pada
biaya atas input yang digunakan).
Perilaku biaya produksi , dipengaruhi;
1. Karakteristik fungsi produksi
2. Harga input yang digunakan dalam proses
produksi.
80. Analisis Biaya Produksi Jangka Pendek
3 konsep (fungsi) tentang
biaya produksi, yaitu;
1. Biaya Tetap Total
(Total Fixed Cost),
TFC = f (Konstan).
2. Biaya Variabel Total
(Total Variabel Cost),
TVC = f (output atau
Q).
3. Total Cost (Total Cost),
TC = TFC + TVC Q
Biaya Produksi
TFC
TVC
TC
81. Biaya Rata-rata;
1. Average Fixed Cost,
AFC = TFC/Q
2. Average Variabel Cost,
AVC = TVC/Q
3. Average Cost,
Biaya Marjinal (Marginal Cost);
MC = ∆TC/ ∆Q
AVC
AFC
Q
TVC
TFC
Q
TC
AC
Biaya Produksi
Q
AC
AV
C
TFC
MC
82. Perilaku Biaya Produksi Jangka Pendek
Perubahan output menaik (Increasing return to input
variable);
fungsi output; Q = bX + cX2
fungsi biaya; TC = a +bQ – cQ2
TVC = bQ – CQ2 ; TFC = a
AC > AVC > MC
Perubahan output tetap (constan return to input variable);
fungsi output; Q = bX
fungsi biaya; TC = a + bQ
TVC = bQ ; TFC = a
AC > AVC = MC
83. Perilaku Biaya Produksi Jangka Pendek
Perubahan Output Menurun (Decreasing Return to input
variable);
fungsi output; Q = bX – cX2
fungsi biaya; TC = a + bQ +cQ2
TVC = bQ + cQ2 ; TFC = a
MC > AC > AVC
Perubahan Output Menaik dan Menurun (Increasing
Decreasing Return to input variable);
fungsi output; Q = bx + cX2 – dX3
fungsi biaya; TC = a + bQ – cQ2 + dQ3
TVC = bQ – cQ2 + dQ3 ; TFC =
a
MC > AC > AVC
84. Analisis Biaya Jangka Panjang (Long-run
average cost atau LAC)
Proses produksi yang sudah tidak menggunakan input tetap, seluruh biaya produksi adalah
variabel.
Perilaku biaya produksi jangka panjang; keputusan penggunaan input variabel oleh perusahaan
dalam jangka pendek.
Fungsi biaya jangka panjang; Biaya rata-rata jangka panjang (LAC), Biaya marjinal jangka panjang
(LMC), yang diperoleh dari biaya total jangka panjang (LTC).
85. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
86. BENTUK PASAR
PERSAINGAN
• Pasar dalam teori ekonomi adalah tempat bertemunya
penjual dan pembeli yg bersepakat mengenai harga dan
jumlah yang di perjualkan, dengan kata lain terjadinya
transaksi jual beli suatu barang.
• Persaingan adalah jika sesame produsen/penjual bersaing
agar konsumen membeli produknya dan sesame konsumen
bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan
87. PASAR SECARA TEORI EKONOMI
MIKRO MENJADI 4 GOLONGAN BESAR,
YAITU :
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar persaingan monopolistic
c. Pasar monopoli
d. Pasar oligopoly
89. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
● Harga pasar digambarkan oleh
garis lurus yang sejajar dengan
sumbu horizontal, yaitu sumbu
jumlah barang
Pasar Persaingan sempurna adalah suatu pasar
yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-
masing penjual dan pembeli tidak dapat
mempengaruhi harga psar. Berapa pun jumlah
barang yang diperjualkan di pasar, harga akan tetap.
90. CIRI CIRI PERSAINGAN
MURNI/SEMPURNA
● Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap karena masing masing penjual hanya merupakan
bagian yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar.
● Barang yang diperjualkan homogen/identic
Barang homogen artinya semua barang yang diperjualkan di pasar tersebut homogen atau satu
jenis saja
● Penjual bisa keluar masuk dipasar dengan mudah
Artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjualantanpa ada suatu hambatan
● Informasi terhadap pasar sempurna
Jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah makan konsumen yang lain jg
akan segera mengetahui
91. Sebagai akibat dari ciri ciri tersebut, maka kita dapat
menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan sebagai penjual atau produsen barang. Kurva
permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal
92. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN
HARGA
Harga dan jumlah produk yang diperjual belikan ditetapkan dengan kaidah MC =
MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan
syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty
1. Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh laba
2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba maksimal adalah sebesar
3. P = OP1 dan Q = OQ1
93. Harga yang menjamin rugi minimum adalah
sebesar OP1. dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP2KQ1. sedang besarnya
TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC)
adalah P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2
dan rugi per unit P1P2
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjami rugi minimal adalah sebesar
P = OP2 dan Q = OQ1
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA YANG MEMPEROLEH KERUGIAN YANG
MINIMUM
94. BREAK EVEN INCOME
Dari gambar diatas terlihat harga yang menjamin laba
normal adalah sebesar OP1. Denga harga
sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin
laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q= OQ1
Dengan AC yang paling rendah
95. KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA PENDEK
MARKET SHARE
Dalam jangka pendek suatu perusahaan yang mengalami
kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi,
meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi ekuilibrium yang
dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bias
tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak
bias tertutup.
97. KONDISI PERUSAHAAN DALAM
PERSAINGAN SEMPURNA DALAM PERIODE
JANGKA PANJANG
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam
pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan yaitu laba,
titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-
perusahaan hanya mendapatkan normal profit aja (impas/break even).
Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan “selalu” hanya akan
memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada
saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan
normal (normal profit) dinamakan “Marginal Firm/Marginal of
Profitanility”, artinya apabila harga turun sedikit aja perusahaan akan
segera keluar dari pasar.
99. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada
dalam Pasar Persaingan Sempurna
Keburukannya :
1. Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen
2. Produk yang diperjualbelikan identic dan perusahaan harus
bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga
produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi
3. Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis
atau identik. Produk homogeny ini berakibat membatasi konsumen
4. Konsumen tidak bias memilih karena masing-masing konsumen
tidak kuasa memengaruhi pasar.
100. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang
Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
Kebaikannya :
1. Adanya alokasi sumbder daya yang efisien dan adanya kebebasan
bertindak.
2. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan
sempurna sangat ketat
3. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan
pada pasar persaingan sempurna.
4. Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat
alokasi sumber daya menjadi efisien dan konsumen dapat
memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
101. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB VIII
PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLISTIK
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
103. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengarungi haga dengan jalan deferensiasi produk.
Deferensiasi produk adalah membedakan dua barang yang
sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
Cara: promosi,advertensi,perbedaan warna
bungkus,merek,pelayanan yang baik.
Misalkan sabun cuci,sabun mandi.
104. Bentuk kurva demand perusahaan monopolistik berada di
antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Kurva
demand perusahaan monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli
dan persaingan sempurna.
106. 1. Perusahaan dalam Persaingan
Monopolistik yang Mendapat Laba
Supernormal
Harga dan output yang menjamin laba maksimal dngan menggunakan kaidah
MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output
yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
107. 2. Perusahaan dalam Persaingan
Monopolistik yang Mendapat Laba Normal
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba
maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output
yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
108. 3. Perusahaan dalam Persaingan
Monopolistik yang Mengalami Kerugian
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba
yang maksimal tetapi kalua rugi yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP2,sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari
penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual
harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
110. 1. Perubahan Harga Berakibat perusahaan Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demandnya bersifat sagat elastis sehingga dengan sedikit
menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan
yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
2. Efesiensi Masing – Masing Perusahaan
Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan
atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output
optimum. Kerugian diderita bila kurva biaya rata – rata jangka Panjang terletak di atas kurva
permintaan untuk semua output. Keluarnya perusahaan dan industry akan terus berlangsung
sehingga kurva biaya rata – rata jangka Panjang untuk setiap perusahaan bersinanggungan
kembali dengan kurva permintaan yang dihadapiya.
111. 3. Promosi Penjualan
Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tidak
menimbulkan tindakan balasan dan yang lain. Bila iklan yang dilakukan
oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain, maka tindakan
balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang sama untuk
memperluas pasar masing – masing.
112. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB IX
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
113. Monopoli adalah suatu keadaan dimana dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesain. Keadaan seperti ini
adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Produk yang dijual di
pasar tersebut tak memiliki barang substitusinya. Produk yang dijual sang
monopoli harus dengan mudah dibedakan dengan barang lain yang dijual
dalam perekonomian.
Monopoli merupakan kebalikan sistem ekstrem dari persaingan sempurna
dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu
perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang
tidak memiliki substitusi, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus sebagai industri juga.
Arti Monopoli
114. Tidak mempunyai
barang pengganti
yang mirip
Pasar monopoli
adalah industri
satu perusahaan
Tidak terdapat
kemungkinan
untuk masuk
dalam industri
Ciri-ciri pasar monopoli
Dapat
memengaruhi
penentuan harga
Promosi iklan
tidak terlalu
diperlukan
115. Faktor-faktor yang menimbulkan
adanya pasar moopoli
Perusahaan monopoli
lmempunyai suatu
sumber daya tertentu
yang unik dan tidak
dimiliki oleh
perusahaan lain
Perusahaan monopoli
pada umumnya dapat
menikmati skala
ekonomi (economic of
scale) hingga tke
tingkat produksi yang
tinggi.
Monopoli ada dan
berkembang melalui
undang-undang, yaitu
pemerintah memberi
hak monopoli kepada
perusahaan
116. Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam suatu
industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada
perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam industri.
Akibatnya monopolis tidak bisa lagi memonopoli pasar. Sang monopolis
harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila Dia
mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi
monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan
pasar di mana perusahaan itu bergerak. Sang monopolis dapat
menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam industri tersebut
dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan baku yang
diperlukan untuk menghasilkan produknya.
HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN
YANG AKAN MEMASUKI PASAR
117. Th Aluminium Company of America, misalnya, sebelum perang dunia
kedua memiliki dan mengawasi 90% persediaan bauxite, bahan baku
dalam pembuatan aluminium. Perusahaan tersebut menguasai paten
tertentu yang menghalangi perusahaan lain untuk meniru produknya.
Masih adalah cara lain untuk menghalangi masuknya perusahaan baru.
Dalam bidang public utility, hak monopoli diberikan agar dapat
menghalangi masuknya perusahaan baru.
Suatu perusahaan monopoli bias timbul karena beberapa sebab, antara
lain :
• Penguasaan bahan mentah
• Hak paten
• Terbatasnya pasar
• Pemberian hak monopoli
118. Jika perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya,
maka pada saat yang sama ia menentukan tingkat output dan tingkat
harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilakukan dalam gambar di
bawah ini di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit
pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut
pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P – C) * Q ditunjukkan
oleh bidang PP’C’C dan itu merupakan laba maksimum
Penentuan besarnya harga dan
output
119. Walaupun Q merupakan tingkat
output-nya optimal jangka
pendek perusahaan tersebut
akan berproduksi hanya jika
penerimaan rata-rata (AR) atau
harga (P) lebih besar daripada
AVC. Keadaan ini terjadi dalam
gambar di atas, tetapi jika P di
bawah AVC, kerugian akan di
minimumkan dengan berhenti
berproduksi.
120. Jika MR>MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang
diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa
seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan
meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi
laba maksimal yaitu tingkat output optimal pada saat MC=MR yang secara
matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
121. Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam
menentukan tingkat output optimal kurva MR memotong. Kurva MC pada
tingkat output Q, yang sekaligus menunjukkan tingkat output optimal.
Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output
Q adalah P. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba
bagi monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli
ditunjukkan oleh daerah cppc. Itu diperoleh TR (OPC’Q) dikurangi dengan
TC (OCC’Q).
122. 0
1
HUBUNGAN P, TR, DAN
MR
Penentuan harga dan output dalam keadaan
monopoli murni pada dasarnya sama dengan
yang berlaku untuk perusahaan dalam
persaingan murni bila tujuan perusahaan
adalah mencapai laba yang maksimal dicapai
pada saat MR = MC
125. Monopolis yang mendapat
keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi
equilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada
saat MR = MC. Kurva D dan MR apabila digaungkan dengan kurva
ongkos, maka dapat diperoleh “equilibrium perusahaan” yang
sekaligus sama dengan “equal pasar”..
Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum
pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q. keuntungan
maksimum yang merupakan tujuan pokok dari seorang rpodusen
dapat dilihat dari gambar di bawah ini, laba maksimal (P1KLP2)
dicapai pada saat MC = MR.
127. Dalam jangka pendek monopolis
mengalami impas
sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga
TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan
harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
129. Monopolis yang mendapat
KERUGIAN
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC
lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan
ongkos rata-rata yang tereus-menerus sehingga AC jangka
pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian,
dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar
P1P2KL karena TR = OP1LQ dan TC = OP2KQ.
131. Halangan bagi
perusahaan lain
yang hendak
masuk pasar
Output yang lebih
kecil
Promosi
penjualan
Kerugian adanya monopoli
Efisiensi ekonomi
132. Tindakan-tindakan yang bias dilakukan pemerintah yang bias mengurangi
dampak negative dari monopoli terhadap masyarakat adalah :
• Menetapkan undang-undang antimonopoly
• Pemerintah bias mendirikan perusahaan tandingan
• Pemerintah bias mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar
dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli. Dengan adany
perusahaan tandingan harga dan output dapat dikendalikan.
• Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis
134. PENGATURAN HARGA
Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah
produsen monopolis memaksimumkan Keuntungan
pada produksi 0Q1 dengan harga setinggi OP1 apabila
pemerintah menginginkan kesejahteraan masyarakat,
maka pemerintah menyediakan barang yang dibutuhkan
masyarakat itu lebih banyak lagi dan harga yang lebih
murah.
Sedang apa yang dijual oleh monopolis tidak memenuhi
persyaratan tercapainya kesejahteraan masyarakat titik
oleh karena itu bisa menetapkan harga lebih rendah
daripada harga yang sudah berlaku, yaitu harga setinggi
mc-nya titik pada harga setinggi MC atau OP2
monopolis masih mendapatkan keuntungan dan
masyarakat dapat memperoleh barang yang lebih
banyak dengan harga yang lebih banyak
136. Jika seandainya perusahaan monopoli dibiarkan memilih kebijaksanaan
output dan harganya, perusahaan akan memilih output OQ1 dan harga
OP1, karena akan menghasilkan keuntungan maksimum baginya.
Pemerintah mewajibkan perusahaan untuk berproduksi pada P = MC
dengan output Q3 dan harga OP3 maka ini berarti bahwa perusahaan
tersebut akan menanggung rugi RL bahwa ongkos per unit (AC) OP2
lebih besar dan harga jual OP3. Tentunya kalau pemerintah hanya
mewajibkan perusahaan tersebut untuk melakukan kebijaksanaan P =
MC, perusahaan tersebut lebih suka untuk tutup titik Hal ini justru
merupakan kerugian bagi masyarakat. Untuk menghindari ini pemerintah
mempunyai pilihan:
a. Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P = AC (posisi L)
b. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P = MC tetapi
dengan jaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada
perusahaan tersebut sebesar RL/P2P3 yaitu untuk menutup kerugian
perusahaan
138. Monopoli alami melalui eksploitasi ekonomi skala dapat dalam teori
apapun melemahkan saingan aktual atau potensial murni atas dasar
biaya. Jika monopoli kehilangan pangsa pasar (misalnya oleh otoritas
persaingan bertindak untuk membagi sebuah monopoli yang sudah ada)
ada resiko bahwa skala kecil pemasok akan berproduksi pada biaya total
yang lebih tinggi rata-rata yang akan mewakili pemborosan sumber daya
yang langka. Memaksa perusahaan seperti untuk harga biaya Marginal
juga akan menimbulkan kerugian terelakan dan mengancam
kelangsungan hidup keuangan jangka panjang.
140. PAJAK LUMPSUM
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh
jumlah barang yang dihasilkan perusahaan dengan
demikian, beberapapun jumlah barang yang
dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan tetap sama. Dengan adanya pajak
sumsum ini, harga output tetap, yaitu harga sebesar
OP3 sedang output sebesar OQ. Adanya pajak
membuat membuat membuat laba monopolis
berkurang yang semula P1P3LNmenjadi sebesar
P2P3LM.
141. PAJAK KHUSUS (SPECIFIC)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah
barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak
khusus ini dikenakan sebagai pajak persatuan (per
unit) barang yang dihasilkan.
Pajak adalah semacam biaya variabel dari
menggeser biaya rata-rata dan biaya marginal ke
atas sebanyak jumlah pajak dihadapkan dengan AC
dan MC yang baru sang monopolis mengurangi
outputnya dari OQ2 menjadi OQ1 dan menaikkan
harganya dari OP3 menjadi OP4 untuk mencapai
laba maksimal. Dengan adanya pajak khusus ini
keuntungan perusahaan menjadi berkurang yang
terdirinya sebesar P1P3LN menjadi hanya sebesar
P2P3LM.
142. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
TEORI EKONOMI MIKRO
BAB X
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI
OLEH KELOMPOK : VIII, kelas : U
1. Nia Anisyah 2. Muhammad Wachid Ridho 3. Selma Nevira Shinta Putri
1222200039 1222200042 1222200043
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
DESEMBER 2022
144. Pasar oligopoli yaitu keadaan di mana hanya
sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain
untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar
yang terdapat banyak penjual dan masing-
masing penjual memengaruhi harga pasar.
Ciri oligopoly yang dikemukakan oleh Douglas:
148. Model Pasar Oligopoli
1. Model Cournot
Model Cournot adalah model pasar duopoly (dua
penjual) yang pertama kali diteliti oleh Agustin
Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa
barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah
sama dan bersifat subsitusi sempurna serta struktur
ongkos per unit sama.
150. Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya
bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan
mudah. Jika perusahaam pertama memproduksi
setengah maka perusahaan kedua akan
memproduksi seperempat. Jika perusahaan pertama
memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan
memproduksi 0. Jika perusahaan pertama
memproduksi 0 maka perusahaan kedua akan
memaksimumkan laba dengan memproduksi
setengah.
151. Kelemahan dari model Cournot:.
Asumsi dalam model cournot yang mengatakan
bahwa masing-masing produsen tidak
memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak
realistis.
Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol
tidaklah elastis.dll.
152. 2. Model Betrand
adalah model yang dirumuskan pertama kali pada
tahun 1883 oleh J.Bertrand yang menyatakan
bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar
duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya
untuk tetap mempertahankan tingkat harga
jualnya pun yang ditentukan oleh perusahaan.
153. 3. Model Chamberlin
menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar
terjadi apabila pasar ditetapkam satu harga. Model
chamberlin beranggapan bahwa masing-masing
perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap
pesainya yang ada di pasar.
154. 4. Model Kurva Permintaan
Patah (The Kinked-Demand
Model)
155. Dalam gambar diatas terlihat bahwa kurva
permintaan yang dihadapi oleh oligopolies
patah. Jika perusahaan oligopolies
menurunkan harga jualnya, maka
perusahaan pesaing akan menandingi
kebijakan tersebut dengan menurunkan
harga juga.
156. 5. Model Stackelberg
Dalam model ini dianggap bahwa salah satu
perusahaan dalam pasar olipoli cukup kuat menjadi
leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya
dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang
digambarkan oleh model cournot.
158. Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi
yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila perusahaan a yang
kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas
dasar kurva reaksinya. dengan demikian, perusahaan a akan
menentukan tingkat output, yaitu di titik Qa yang dapat
memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai
pengikut menghasilkan output sebesar Qb. Akan tetapi, apabila di
pasar ada dua perusahaan yang sama kuat dan keduanya berharap
menjadi pemimpin pasar, maka dalam keadaan ini keseimbangan
pasar yang bersifat stabil tidak akan tercapai. Keadaan seperti ini
disebut dengan ketidakseimbangan "stackelberg" (Stackelberg
disequilibrium) dan dan gejalanya terlihat dengan adanya perang
harga. Perang harga tersebut akan berhenti apabila salah satu
perusahaan sudah mau berperan sebagai follower di pasar atau
sampai terbentuk penggabungan (collusion) antara kedua perusahaan
tersebut.
161. Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model
dalam menetapkan harga produknya, di
antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
• Pasar kartel.
• Pasar dengan kepemimpinan harga (price
leadership).
162. Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked Demand Curve Model)
● Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve
atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah
penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya
pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli
barang tersebut. Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antarpenjual
saling bertindak untuk menurunkan harga. Hal ini disebut "perang harga".
Karakteristik umum dan model duopoli yang merupakan kasus terbatas pada
oligopoli karena jumlah penjualnya yang hanya ada 2 (dua) adalah bahwa adanya
anggapan bahwa ada suatu pola tertentu dalam bereaksi dari pihak lawan untuk
setiap periode dan dalam kenyataannya reaksi yang diharapkan tidak pernah
terjadi.
163. ● Model kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan oleh
Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya
ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand D1
untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya. Harga yang membuat
nyaman penjual satu dan penjual dua adalah sebesar OP2. Pada harga
sebesar OP2 Jumlah yang diminta pada penjual satu (D1) dan penjual
dua (D2) adalah sama.
164. ● Akan tetapi, jika ada produsen menurunkan harga menjadi OP1, dengan
menurunkan harga la mengharap permintaan bertambah menjadi 004. Namun,
penurunan harga ini diikuti oleh pesaing juga mengikuti menurunkan harganya juga.
Akibatnya permintaan yang diharapkan bertambah menjadi sebesar 0Q4 tidak
tercapai karena hanya menjadi OQ3. Meskupun demikian, kalau ada produsen yang
meningkatkan harga, produsen yang lain tidak akan mengikutinya sehingga si
produsen yang menaikkan harga akan menanggung kerugian dalam bentuk
berkurangnya jumlah barang yang diminta. Kalau penjual satu menaikkan harga
menjadi OP3, penjual dua diam saja tidak ikut menaikkan harga. Dengan tindakan ini
maka penjual satu (D1) kehilangan permintaan Q1-Q2. Inilah yang dikatakan harga
untuk oligopoli adalah rigid (kaku), sulit untuk dinaikkan dan diturunkan. Hal ini
dikarenakan kurva permintaannya kinked (patah). Bentuk kurva yang kinked itu
adalah PED2. Hal ini terjadi karena sif reaksi seorang produsen terhadap tindakan
produsen lain karena kurva penerimaan marjinalnya adalah PLNMR, yaitu ada
bagian yang patah (LN).
165. ● Mula-mula kurva sebesar MC2.
Pada MC2 ini tingkat harga yang
menjamin laba maksimal (MC=MR)
adalah OP1. Jika biaya per unit turun,
MC bergesar menjadi MC1. Turunnya
MC tidak mengubah harga yang
menjamin labanya maksimal tetap
sebesar OP1. Demikian juga jika biaya
per unit naik, harga yang menjamin laba
maksimum adalah sebesar OP2. Dari
kondisi tersebut dapat disimpulkan harga
tidak berubah selama MC memotong MR
pada bagian yang patah (tegak lurus) LN
walaupun biaya naik atau turun. Inilah
yang bisa menghantarkan mengapa
harga pada pasar oligopoli adalah rigid
(tegar).
166. Harga akan berubah jika MC memotong bagian MR yang condong miring.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini:
167. ● Harga bisa berubah naik atau turun jika MC memotong MR
buka pada bagian yang patah (tegak lurus LN). Misalkan Jika biaya terus
turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus)
maka harga bisa turun. Mula-mula harga yang menjamin laba maksimal
pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2.
Turun menjadi OP1. Demikian juga jika biaya terus naik hingga memotong
MR yang bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar di atas
biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong MR yang miring (bukan
yang tegak lurus LN) maka harga berubah dari OP2 menjadi OP3.
● Model ini banyak mendapatkan kritik karena tidak
menjelaskan seberapa besar/panjang patahan tersebut. Sering pula
dikatakan bukan sebagai teori harga tetapi sekadar alat untuk
menunjukkan mengapa harga akan cenderung tidak berubah.
169. Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih
sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek
yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen
tidak beroperasi pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen
maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus
monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi
yang dapat merugikan masyarakat makro.
170. Berdasarkan penelitian-penelitian dan kenyataan
yang ada menunjukkan bahwa justru dalam industri-
industri oligopoli terjadi inovasi dan penerapan
teknologi baru yang paling pesat. Ini disebabkan
perusahaan-perusahaan tersebut cukup besar dan
mampu untuk menyediakan dana untuk
pengembangan dan penelitian. Persaingan antar
perusahaan cukup kuat sehingga dorongan untuk
berlomba di bidang proses produksi baru, produk
baru, dan penurunan biaya produksi cukup kuat pula,
lebih kuat daripada kasus monopoli.
171. Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerja
sama secara diam- diam atau secara terang-terangan. Ada tiga
faktor yang memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu:
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka
mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka
bertindak seperti monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat
mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan
produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka
mengadakan kerja sama.
3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan
masuknya produsen baru dalam industri.
Notes de l'éditeur
Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolies menaikkan harga diatas Pe, maka penjualan akan menurun lebih cepat, sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan harga. Gambar 11.4 diatas ada dua kurva permintaan, yang pertama kurva permintaan dd (permintaan marshall) dan kurva permintaan DD (menggambarkan kuantitas permintaan Z dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila semua perusahaan menandingi perubahan harga dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, bagian atas dari kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kurva permintaan Marshall, sedangkan bagian bawah dan kurva permintaan adalah kurva bagian pasar atau kurva permintaan chamberlin. Oleh karena kurva permintaan tersebut patah, maka kurva penerimaan marginal (MR) juga terputus dan terdapat rentang yang luas. Titik keseimbangan perusahaan ditentukan oleh titik pada waktu garis permintaan tersebut patah. Meskipun demikian, perlu diungkapkan bahwa posisi. Keseimbangan tersebut tidak semata-mata didefinisikan oleh titik potong antara MC dan Mr.. apabila Kurva MC memotong pada kurva Mr yang patah, membawa implikasi bahwa adanya perubahan struktur ongkos produksi tidak akan mempengaruhi tingkat output dan harga keseimbangan bagi perusahaan. Jadi dalam model ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut bukan merupakan model yang dapat menjelaskan pada tingkat harga berapa keseimbangan terjadi di pasar, tetapi model tersebut hanya merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa harga output yang terjadi cenderung tetap (tidak berubah).