SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
TUGAS AKHIR
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Metodologi Penelitian
OLEH:
Abdul Hamid: 2413.001
PMTK V A
Dosen pembimbing:
Imamuddin, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalani oleh seseorang untuk
dapat menjadi manusia sempurna. Proses pendidikan yang berjalan dengan
lancar atau ideal merupakan harapan dari setiap komponen pendidikan yang
ada seperti guru, siswa, dan sebagainya. Keidealan atau kelancaran proses
pendidikan yang sesuai dengan harapan sangat jarang terjadi, hal itu mungkin
disebabkan oleh beberapa faktor. Di samping itu, tuntutan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional harus diupayakan, namun hal ini belum tercapai
secara maksimal. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokrat serta bertanggung jawab.
Melihat begitu banyaknya harapan yang terdapat pada tujuan
pendidikan nasional tersebut, semua itu hendaknya tercapai secara maksimal
sesuai dengan yang diinginkan. Proses pendidikan yang berjalan sesuai
dengan harapan, tentunya tidak terlepas dari komponen pendidikan yang ada.
Termasuk proses pendidikan dalam pembelajaran yang lebih spesifiknya yaitu
pembelajaran matematika.
Mengingat begitu besarnya peranan matematika dalam perkembangan
ilmu pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam
meningkatkan mutu pendidikan matematika ini, diantaranya dengan perbaikan
dan pengembangan kurikulum. Namun kenyataannya, peningkatan mutu
pendidikan matematika ini tidak semudah yang dibayangkan.
Tinggi rendahnya mutu pendidikan matematika ini salah satunya dapat
dilihat dari hasil belajar matematika yang dicapai. Siswa dapat memperoleh
hasil yang baik dalam pembelajaran, jika ia memang benar–benar serius dalam
mengikuti pelajaran. Hal ini tidak ditemukan pada waktu sekarang, dimana
siswanya kurang serius dalam mengikuti pelajaran, karena kegiatan
pembelajaran di kelas masih berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke siswa.
Siswa hanya menerima apa yang dikatakan gurunya, menjawab pertanyaan
jika guru mengajukan pertanyaan, tidak ada inisiatif siswa sendiri bertanya
jika mengalami kesulitan. Guru belum melibatkan siswa secara keseluruhan,
seperti saat guru memberikan beberapa pertanyaan, guru hanya memberikan
kesempatan kepada orang yang sama setiap kalinya.
Berdasarkan pengetahuan saya dilapangan, bahwa siswa hanya
menggunakan sumber belajar berupa buku pegangan yang sama dengan buku
pegangan yang dipakai guru. Materi yang diberikan guru hanya bersumber
dari buku pegangan ini.
Informasi ini diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan
siswa kelas XI IPA SMA N 5 BUKITTINGGI bahwa bagi siswa yang
paham, pengetahuan itu tidak bertahan lama dalam ingatan siswa karena
konsep itu tidak ditemukannya sendiri. Selain itu, contoh soal yang dijelaskan
juga sesuai dengan yang ada di buku, guru menjelaskan contoh soal yang ada
tanpa menuntut siswa untuk menemukannya, sehingga siswa sulit
menyelesaikan soal-soal yang berbeda dengan contoh soal yang telah
dijelaskan. Ketika guru memberikan latihan, hanya sebagian siswa yang
berusaha mencari atau mengerjakannya, sedangkan siswa yang lain hanya
menunggu jawaban temannya, tanpa berusaha mencari sendiri. Jika ada siswa
yang kurang memahami materi, mereka enggan untuk bertanya atau hanya
menyimpan pertanyaannya. Disinilah terlihat aktivitas belajar siswa masih
sangat rendah yang kadangkala dapat menyebabkan hasil belajar siswa juga
rendah.
Pada KTSP, siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Dalam
KTSP, tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, siswa harus
aktif mencari dan membaca informasi dari sumber lain, untuk menambah
pengetahuan matematika dan meningkatkan pemahaman konsepnya. Materi
matematika tidak akan bisa dipahami jika hanya membaca sekali saja, tetapi
harus berulang-ulang kali.
Untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi
matematika diperlukan suatu sumber pendamping dalam pembelajaran dan
memungkinkan untuk dipelajari secara mandiri. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan pada siswa diperoleh informasi bahwa belum ada guru
memakai sumber pendamping sebagai sumber belajar selain buku paket yang
ada. Padahal sumber pendamping tersebut bisa dibuat sendiri oleh guru
dengan melihat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Disinilah
kemampuan guru sangat dituntut untuk membuat pembelajaran matematika
tidak monoton dan siswa bisa memahami materi tanpa guru langsung yang
menjelaskan. Salah satu bentuk sumber pendamping sebagai sumber belajar
yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa yang bisa dibuat guru
adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa (LKS) dapat
digunakan untuk penanaman konsep atau untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep atau materi pembelajaran. Lembar kegiatan siswa dapat
membantu siswa untuk lebih memahami materi yang belum dipahami siswa
dari penjelasan guru pada proses pembelajaran. Selain itu, LKS juga bisa
membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran karena dengan
adanya LKS, siswa akan lebih termotivasi melakukan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah dapat terlaksana jika ada komponen-
komponen yang saling terkait dan saling membutuhkan, yaitu ada siswa, ada
guru, dan ada materi yang akan dipelajari. Dari hasil wawancara dengan guru
matematika dan siswa, diperoleh informasi bahwa materi peluang ini
merupakan salah satu materi yang susah dipahami oleh siswa, karena materi
peluang sangat membutuhkan kemampuan berfikir yang tinggi dan siswa
harus benar-benar memahami soal-soal yang akan dikerjakan, sedangkan
siswa malas untuk melakukan semua itu. Di samping itu, kurang bermaknanya
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru juga akan membuat siswa susah
memahami materi peluang, dimana guru langsung memberikan konsep
mengenai materi, tanpa meminta siswa terlebih dahulu menemukan konsep
tersebut, sehingga ketika siswa mengerjakan soal-soal yang agak berbeda dari
soal yang telah dicontohkan, siswa tersebut tidak mampu untuk
menyelesaikannya. Proses pembelajaran matematika seperti itu akan terus
membuat matematika monoton dan membosankan. Menurut pendekatan
konstruktivisme, belajar matematika merupakan proses dimana siswa secara
aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika.
Untuk membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan matematika
dalam pembelajaran, maka lembar kegiatan siswa yang dibuat dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme. Lembar kegiatan siswa ini
berisikan materi dengan contoh-contoh yang mendorong siswa untuk
menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang
ada¸ dimana cara-cara yang ditemukan oleh siswa tersebut, diarahkan oleh
guru kepada jawaban yang sebenarnya, tanpa langsung memvonis bahwa
jawaban siswa itu salah, sehingga siswa tidak akan takut untuk mengeluarkan
pendapatnya dalam belajar. Hal inilah yang akan membuat pengetahuan itu
akan terus teringat oleh siswa, karena siswa sendiri yang membangun
(mengkonstruksi) pengetahuannya. Pembelajaran seperti ini akan membuat
siswa aktif dan hasil belajar siswa akan meningkat dari yang sebelumnya.
Tidak hanya itu, dalam penggunaan lembar kegiatan siswa berbasis
pendekatan konstruktivisme ini peran guru tidak lagi sebagai informator,
tetapi sebagai fasilitator yang akan membimbing siswa dalam belajar. Selain
itu, siswa bisa belajar mandiri atau berkelompok dengan panduan LKS yang
disediakan dan pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik karena
adanya panduan yang jelas.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme. Materi
yang dijadikan bahan kajian dalam lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan
konstruktivisme adalah materi peluang. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul
“Pengembangan LKS Pembelajaran Matematika berbasis Pendekatan
Konstruktivisme pada Materi Peluang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah validitas LKS pembelajaran matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme pada materi peluang?
C. Tujuan Pengembangan
Tujuan dari pengembangan lembar kegiatan siswa ini adalah:
1. Untuk menentukan validitas dari LKS pembelajaran matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme pada materi peluang.
D. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya pengembangan ini adalah:
1. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam
pembelajaran matematika, khususnya materi peluang.
E. Spesifikasi Produk
LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan konstruktivisme untuk
siswa memiliki spesifikasi yaitu pengembangan LKS dirancang sedemikian rupa
sehingga penyajiannya memakai prinsip-prinsip pembelajaran pendekatan
konstruktivisme. LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan kontruktivisme
memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. LKS dibagi menjadi 5 kali pertemuan sesuai dengan indikator
pembelajaran dan tujuan pembelajaran
2. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran dibuat satu
lembar dalam gambar berawan di awalLKS setelah cover LKS.
3. Tujuan pembelajaran dituliskan pada setiap lembar kegiatan siswa (LKS)
4. Setiap lembar kegiatan siswa (LKS) diberi petunjuk penggunaannya sehingga
jelas apa yang akan dilakukan siswa.
5. Setiap indikator disajikan prosedur penggunaan lembar kegiatan siswa yang
berisikan :
a. Ilustrasi-ilustrasi untuk membangun (mengkonstruk) pengetahuan
siswa sekaligus penemuan konsep, dimana ilustrasi tersebut dibubuhi
titik-titik yang akan diisi oleh siswa dan perintah mengenai ilustrasi.
b. Adanya pertanyaan-pertanyaan dari ilustrasi yang diberikan agar siswa
mampu untuk mengeluarkan ide-idenya mengenai materi.
c. Meminta pendapat siswa tentang konsep yang dipelajari agar siswa
tidak kaku dalam memahami materi atau bisa menyampaikan materi
dengan bahasanya sendiri.
d. Adanya contoh soal dari materi yang bertujuan agar siswa lebih
memahami materi dan bentuk-bentuk soal yang berkaitan dengan
materi.
e. Adanya soal-soal yang berhubungan dengan materi yang berbeda
dengan contoh soal yang ada, untuk soal pertama diberikan langkah
penyelesaian yang tidak lengkap.
f. Ruang untuk kesimpulan mengenai materi yang bertujuan untuk
melihat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan konsep
yang telah diperolehnya yang nantinya akan berbeda-beda bahasa
kesimpulan yang dibuat siswa, sehingga siswa merasa dihargai dari
apa yang telah diperolehnya.
F. DefinisiOperasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul
serta pembahasan dalam proposal ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa
istilah yang terdapat pada proposal ini.
Lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan konstruktivisme
adalah salah satu sumber belajar yang berisi ilustrasi-ilustrasi yang
membantu siswa dalam membangun (mengkonstruk) sendiri
pengetahuannya, pertanyaan mengenai ilustrasi yang diberikan, contoh
soal dan soal-soal yang dikembangkan dengan pendekatan
konstruktivisme dan membutuhkan ide-ide atau pendapat masing-masing
siswa dalam menyelesaikan persoalan yang ada pada lembar kegiatan
siswa tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah dan Cucu Suhana
bahwa Pendekatan Konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam belajar
mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep yang lahir dari
pandangan, dan gambaran serta insiatif peserta didik”.1
Lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme yang
dirancang harus valid dan praktis. Valid dengan memenuhi kriteria
validasi yaitu validasi isi dan validasi konstruk. Validasi isi yaitu apakah
LKS pembelajaran matematika yang telah dirancang sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan.
Validasi konstruk yaitu kesesuaian komponen-komponen LKS dengan
unsur-unsur pengembangan yang telah ditetapkan.
1Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung : PT Refika
Aditama, 2009), h.62
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Matematika
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh
pengalaman atau pengetahuan baru, sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku,
misalnya setelah belajar matematika siswa itu mampu mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan matematikanya dimana sebelumnya mereka tidak
dapat melakukannya. 2
Selanjutnya, Slameto mengemukakan belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan. 3
Senada dengan itu, Oemar Hamalik
mendefinisikan bahwa:” belajar adalah terjadinya perubahan dari persepsi dan
prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku, misal pemuasan kebutuhan masyarakat dan
prilaku dan prilaku secara lebih lengkap.4
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang menghasilkan
perubahan tingkah laku, dimana perubahan yang terjadi itu, tidak semuanya dapat
dikategorikan pada perubahan akibat belajar. Belajar ini tidak terlepas sebagai suatu
proses sehingga prosesnya sering disebut pembelajaran.
2Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, ( Malang :
Universitas Negeri Malang, 2001), h. 83
3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995) h. 2
4 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2002) h. 45
Untuk memahami apa itu pembelajaran, Undang-Undang SISDIKNAS No.
20 tahun 2003 dijelaskan bahwa:“ pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.5
Selanjutnya,
pengertian pembelajaran menurut Trianto adalah interaksi dua arah dari seorang guru
dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens
dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.6
mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip matematika dengan
kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu
terbangun kembali”.7
Berdasarkan definisi di atas, pembelajaran matematika yang
dimaksud peneliti yaitu siswalah yang mengkonstruksi pengetahuannya sendiri,
sedangkan guru tetap berperan sebagai motivator dan fasilitator, sehingga seorang
guru harus mampu menciptakan suasana yang bisa melibatkan siswa secara aktif
dalam belajar baik secara mental, fisik maupun secara sosial.
Pembelajaran matematika yang melibatkan siswa secara mental adalah
pembelajaran yang membentuk kepribadian siswa. Pembelajaran matematika yang
melibatkan siswa aktif secara fisik adalah pembelajaran yang membuat siswa
melakukan aktivitas membaca, menulis, dan berbicara, sedangkan pembelajaran
matematika yang melibatkan siswa aktif secara sosial adalah pembelajaran yang
dapat mengajak siswa untuk saling berhubungan dengan siswa lain. Dengan kata lain,
dapat mengajak siswa berinteraksi dengan sesamanya dan melatih siswa untuk belajar
sendiri, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab di dalam diri siswa, untuk itu perlu
5 SISDIKNAS, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas,(Bandung : Fokus media 2006), h. 4
6Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 17
7 Muliyardi, Strategi Pembelajaran, (Padang: FMIPA, 2003) h. 3
digunakan metode pembelajaran baru yang diyakini dapat meningkatkan keaktifan
siswa sehingga hasil belajar siswa tinggi.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat
pembelajaran matematika sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur, serta sebagai ratu
dan pelayan ilmu. Hakikat pembelajaran matematika berkaitan dengan lembar
kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme, karena melalui LKS berbasis
pendekatan konstruktivisme inilah matematika sebagai ilmu deduktif yang menuntut
siswa untuk bisa mempelajari matematika tidak diterima begitu saja tetapi harus
siswa menemukan (mengkonstruk) sendiri pengetahuannya.
B. Objek Dasar Pembelajaran Matematika
Menurut Merril, ada 4 objek dasar pembelajaran matematika yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Fakta adalah informasi yang digunakan benda atau konsep-konsep
tertentu, seperti nama orang, tanggal, peristiwa, nama tempat, dan
sebagainya.
Dalam matematika menurut Gagne, Fakta adalah objek matematika yang
tinggal menerimanya seperti lambang bilangan, sudut, dan notasi-notasi
matematika lainnya.
b. Konsep adalah sekelompok benda, peristiwa, atau simbol yang
mempunyai ciri yang sama.
Dalam matematika menurut Gagne, konsep adalah ide abstrak yang
memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan
non contoh. Misalkan konsep bujur sangkar, bilangan prima, himpunan
dan vektor.
c. Prosedur adalah susunan suatu langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam mencapai tujuan
d. Prinsip adalah penjelasan tentang hubungan sebab akibat atau hubungan
korelasional.
Dalam materi peluang contoh-contoh objek dasar pembelajaran matematika
yang berupa :
a. Fakta berupa:
𝑛!: 𝑛𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑖𝑎𝑙, 𝑃 ∶ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖, 𝐶: 𝑘𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖,
𝑟 ∶ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛,
b. Konsep berupa:
1) Aturan pengisian tempat adalah jika tersedia r tempat dengan:
𝑛1 𝑐𝑎𝑟𝑎 untuk mengisi tempat pertama
𝑛2 𝑐𝑎𝑟𝑎 untuk mengisi tempat kedua
𝑛1 𝑐𝑎𝑟𝑎 untuk mengisi tempat ketiga
.
.
nr cara untuk mengisi tempat pertama, kedua, sampai r-1 terisi, maka
banyaknya cara untuk mengisi r tempat yang tersedia itu adalah :
𝑛1 𝑥 𝑛2 𝑥… . 𝑥 𝑛 𝑟 𝑐𝑎𝑟𝑎
2) Permutasi adalah suatu r unsur dari n unsur yang tersedia adalah semua
urutan yang berbeda yang mungkin dari r unsur diambil dari n unsur
yang berbeda, dan memperhatikan urutannya.
3) Kombinasi adalah r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap
unsur berbeda) adalah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperhatikan
urutannya ( 𝑟 ≤ 𝑛)
c. Prinsip berupa :
1) Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
ditentukan dengan aturan :
𝑃𝑟
𝑛 = 𝑛 × ( 𝑛 − 1) × ( 𝑛 − 2) × … × ( 𝑛 − 𝑟 + 1) =
𝑛!
( 𝑛 − 𝑟)!
2) Banyak kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
ditentukan dengan aturan: 𝐶 𝑟
𝑛 =
𝑛!
𝑟!( 𝑛−𝑟)!
d. Prosedur, berupa:
Menentukan banyaknya cara dari sebuah persoalan atau sebuah kasus, dengan
cara menentukan terlebih dahulu apakah soal atau kasus tersebut termasuk
permutasi atau kombinasi.
C. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Berdasarkan pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran
yang berisi tugas-tugs yang harus dikerjakan siswa yang dapat membantu siswa
untuk meningkatkan pemahaman konsepnya.
Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan
mampu memanfaatkan lembar kegiatan siswa yang ada, dimana guru tersebut harus
menjadi fasilitator bagi siswa sehingga apa yang dipelajari bisa dipahami siswa
dengan mudah. Selanjutnya menurut Endang Widjajanti, lembar kegiatan siswa ini
juga mempunyai beberapa fungsi dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Dapat mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa.
2. Membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
3. Dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara
rapi, sistematis mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah
menarik perhatian siswa.
4. Dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu
seefektif mungkin.
5. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah.5
Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan
aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran
dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Lembar kegiatan siswa dapat
digunakan sebagai sarana untuk penanaman konsep atau untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep atau materi pelajaran.
Dalam penelitian ini LKS yang dirancang berisi petunjuk penggunaan LKS,
adanya tujuan dari pembelajaran, prosedur lembar kegiatan siswa yang berisikan
ilustrasi-ilustrasi dari materi, berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai ilustrasi
dan meminta pendapat siswa mengenai suatu konsep yang sedang dipelajari,
kemudian adanya contoh soal mengenai materi dan soal-soal mengenai materi
tersebut. Sebagai tambahannya pada LKS ini ada kesimpulan terhadap materi yang
dipelajari yang akan diisi oleh siswa itu sendiri. Soal-soal yang ada pada LKS
tersebut dibedakan dengan soal yang telah diberikan sehingga memunculkan
pendekatan konstruktivisme sebagaikarakteristik dari lembar kegiatan siswa.
D. Pendekatan Konstruktivisme
1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu
pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses
pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan memberi
peluang kepada peserta didik untuk belajar berfikir inovatif dan mengembangkan
potensinya secara optimal. Menurut Paul Suparno, konstruktivisme adalah salah
satu filsafat pengetahuan yangmenekankan bahwa pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita sendiri.6
Dalam teori belajar konstruktivis, ciri khas belajar konstruktivis adalah
pembelajaran bukan sesuatu yang bersifat individual semata, belajar juga
dikonstruksikan secara sosial dengan mendorong kerja sama dan diskusi
kelompok melalui interaksi dengan teman sebaya, guru, orang tua dan
sebagainya.
Selanjutnya Syaiful Sagala mendefinisikan konstruktivisme adalah “ide
bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi
kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik
mereka sendiri”. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengamatan dan pemahamannya.
2. Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme.
Pendekatan konstruktivisme sebagai suatu pendekatan dalam proses
pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran berpusat pada siswa sehingga
siswa diberi peluang besar untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi
pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang
dimiliki siswa.
c. Berbagai pandangan yang berbeda di antara siswa
dihargai dan sebagai tradisi dalam proses
pembelajaran.
d. Siswa di dorong untuk menemukan berbagai
kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi.
e. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka
mendorong siswa dalam proses pencarian (inkuiri)
yang lebih alami.
f. Proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif
dan kompetitif dikalangan siswa secara aktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan.
g. Proses pembelajaran dilakukan secara konstektual,
yaitu siswa dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.
Dari karakteristik konstruktivisme di atas dapat dilihat bahwa proses
pada pembelajaran ini berpusat kepada siswa, dimana siswa dituntut untuk dapat
membangun sendiri pengetahuannya baik dari pengalaman dan pengamatannya
terutama dalam bidang sains dan matematika. Pembelajaran matematika pada
prinsipnya telah banyak menggunakan prinsip-prinsip konstruktivisme, yaitu :
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif
b. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa
c. Mengajar adalah membantu siswa belajar
d. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan
pada hasil akhir
e. Kurikulum menekankan partisipasi siswa
f. Guru adalah fasilitator.
Prinsip konstruktivisme di atas, sangat membantu siswa dalam proses
pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran
dan mampu untuk mengkonstruk (membangun) pengetahuan siswa itu sendiri.
Hal ini mengakibatkan konsep atau pengetahuan yang telah dipelajari bertahan
lama dalam ingatan siswa.
3. Format Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme
Menurut sifatnya, konstruktivisme seharusnya mendorong
eksperimentasi, kontingensi, dan kecairan dalam pelajaran. Ada empat
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran
konstruktivisme yaitu :
a. Fase start
Pada fase ini guru memulai pelajaran dengan sebuah masalah yang
relevan dengan kehidupan murid sehari-hari.
b. Fase eksplorasi
Pada fase ini guru memberikan murid kesempatan untuk kerja
kelompok yang melibatkan situasi riil atau bahan-bahan riil.
c. Fase refleksi
Pada fase ini murid diminta untuk menganalisis serta mendiskusikan
apa yang telah mereka kerjakan, baik dengan kelompok lain atau
dengan guru. Guru bisa memberikan pertanyaan dan komentar
terhadap kegiatan siswa.
d. Fase aplikasi dan diskusi
Pada fase ini guru dapat meminta seluruh kelas untuk mendiskusikan
berbagai temuan dan menarik kesimpulan.
Beberapa bentuk pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivis adalah:
a. Pembelajaran top-down
Pembelajaran ini dimulai dengan masalah (sering muncul dari siswa
sendiri) dan selanjutnya guru membantu siswa menyelesaikan
bagaimana menemukan langkah-langkah memcahkan masalah.
b. Pembelajaran kooperatif
Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran
kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka
saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
c. Pembelajaran generatif (generative learning)
Strategi pembelajaran generatif mengajarkan siswa metode-metode
spesifik melakukan kerja mental menangani informasi baru. Misalnya,
siswa mengucapkan dengan kata-kata sendiri apa yang telah mereka
dengar tentang materi yang diberikan.
d. Pembelajaran dengan penemuan
Dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar
sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
e. Pembelajaran dengan pengaturan diri
Pembelajaran dengan pengaturan diri adalah siswa yang memiliki
pengetahuan tentang strategi belajar efektif dan bagaimana serta kapan
menggunakan pengetahuan itu. Misalnya siswa mengetahui bagaimana
memecahkan masalah kompleks menjadi langkah-langkah lebih
sederhana atau mengujicobakan solusi alternatif.
f. Scaffolding
Scaffolding termasuk pemberian kepada siswa bantuan yang lebih
terstruktur pada awal pelajaran dan secara bertahap mengalihkan
tanggung jawab belajar kepada siswa untuk bekerja atas arahan diri
mereka sendiri.
E. LKS Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme
Lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme adalah lembar
kegiatan siswa yang dikembangkan dengan menggunakan karakteristik
konstruktivisme yang menuntut ide-ide atau pendapat-pendapat siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang ada pada lembar kegiatan siswa tersebut. Soal-soal
yang ada pada LKS harus berisi masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan
pendekatan konstruktivisme.
LKS dirancang sedemikian rupa sesuai dengan komponen-komponen LKS
yang telah ditetapkan. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman konsep sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. LKS berbasis pendekatan konstruktivisme dibagi
menjadi beberapa kegiatan belajar sesuai dengan indikator pembelajaran, setiap
indikator disajikan masalah-masalah yang dapat mengkonstruk pengetahuan siswa itu
sendiri.
Setiap indikator dicapai dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang ada dalam
LKS. Kegiatan tersebut bisa dilakukan siswa dengan cara yang berbeda dan kegiatan
itu dilakukan bersama di dalam kelompok kecil, sehingga siswa bisa menemukan
sendiri konsep atau materi pembelajaran.
F. Peluang
Materi peluang secara sederhana mulai dikenalkan di SMP lebih
diperdalam di SMA dan ditingkatkan lagi di perguruan tinggi. Peluang
merupakan bagian dari matematika yang membahas tentang ketidakpastian
terjadinya suatu peristiwa yang ada dalam kehidupan.8 Dalam pengertian lain,
peluang merupakan ukuran tentang besar kecilnya suatu atau beberapa
kejadian yang dapat terjadi dalam suatu populasi atau dalam sekelompok
contoh yang mewakili suatu populasi. 9 Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa peluang merupakan materi yang membutuhkan analisa
yang tinggi dalam mempelajarinya karena membahas tentang ketidakpastian
suatu peristiwa. Hal ini menyebabkan kesulitan siswa dalam mempelajari
materi peluang.
Menurut Kemas Ali Hanafiah, teori peluang ini merupakan teori yang
berasal dari meja judi, yaitu melalui surat Chevalier de Mere seorang
bangsawan perancis yang bertanya tentang pembagian uang taruhan dalam
suatu perjudian yang belum selesai. Pertanyaan ini kemudian dibahas tuntas
melalui diskusi intensif antara Pascal (1623-1662) dan Fermat (1601-1685),
sehingga melahirkan teori peluang yang dikenal saat ini.
8 Marsudi Raharjo. Peluang.( disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang
Matematika SMA Jenjang Dasar dari tanggal 6-19 Agustus 2004), (Yogyakarta: PPPG
Matematika, 2004), h. 3. Tersedia di http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/peluang.pdf,
diakses pada tanggal 19 Mei 2012
9Kemas Ali Hanafiah. Dasar-Dasar Statistika. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), h
137
Materi peluang yang dipelajari di SMA kelas XI IPA mempunyai
indikator, tujuan, dan ruang lingkup yang harus dicapai. Indikator-indikator
materi peluang yang digunakan di SMAN 5 Bukittinggi adalah :
1. Menggunakan aturan perkalian dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan aturan permutasi dalam pemecahan masalah
3. Menggunakan aturan kombinasi dalam pemecahan masalah
Dari indikator di atas, salah satu konsep yang harus dipahami siswa
dalam mempelajari materi peluang mengenai aturan pengisian tempat (aturan
perkalian) dapat dicari dengan beberapa cara yaitu diagram pohon, dengan
tabel silang, dan dengan pasangan terurut. Permutasi merupakan penyusunan
kejadian-kejadian majemuk berunsur r yang dapat ditata dari keseluruhan atau
sebagian n unsur populasi. Kombinasi merupakan penggabungan n kejadian-
kejadian dasar menjadi kejadian-kejadian majemuk berunsur r tanpa
memperhatikan susunan atau tata letaknya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Menurut Sugiyono,
metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.10
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian pengembangan ini terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Analisis muka-belakang (front-end analysis)
2. Tahap prototype (prototype)
3. Tahap Penilaian (assessment)
Pada penelitian ini hanya dilakukan 2 tahap pengembangan yaitu
analisis muka-belakang (front-end analysis) dan tahap prototype (prototype).
C. Prosedur Penelitian
Berdasarkan rancangan penelitian di atas, maka prosedur penelitian ini hanya
terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1. Analisis muka-belakang (front-end analysis)
Tahap analisis muka-belakang dilakukan untuk mengetahui keadaan
dilapangan.Tahap ini bisa disebut sebagai tahap analisis kebutuhan.
Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagaiberikut:
10Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Alfabeta, 2007), h. 407
a. Melakukan wawancara dengan guru dan siswa
Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan untuk mengetahui
masalah/hambatan apa saja yang dihadapi dilapangan yang berkaitan
dengan pembelajaran matematika, meliputi pendekatan pembelajaran,
aktivitas siswa, sumber belajar, dan hasil belajar.
b. Menganalisis silabus pembelajaran matematika siswa
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan
sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
menyesuaikan materi pada lembar kegiatan siswa (LKS) dengan apa
yang telah dirumuskan pada silabus. Materi yang akan disampaikan
pada lembar kegiatan siswa (LKS) pembelajaran matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme adalah aturan perkalian, aturan permutasi
dan aturan kombinasi. Selain itu juga melihat kegiatan pembelajaran
yang telah direncanakan, apakah bersifat teachercentered atau
studentcentered.
c. Menganalisis sumber belajar matematika yang biasa digunakan seperti
buku paket.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah sumber belajar matematika
yang biasa digunakan seperti buku paket telah sesuai dengan
karakteristik siswa atau belum.
d. Mereview literatur tentang lembar kegiatan siswa (LKS)
Hal ini bertujuan untuk mengetahui format penulisan lembar kegiatan
siswa (LKS), agar LKS yang akan dikembangkan dapat dirancang
dengan baik dan semenarik mungkin. Dimana LKS tersebut harus
dapat dipelajari siswa tanpa bantuan guru. Oleh sebab itu, dalam LKS
harus memuat contoh soal serta soal-soal yang mudah dipahami siswa.
2. Tahap prototipe (prototype)
Pada tahap ini meliputi kegiatan menyusun kerangka dan format
LKS, jenis tulisan, bahasa, dan lainnya. Proses penyusunan LKS akan
dilakukan diskusi, konsultasi dengan pakar pendidikan matematika.
Setelah ini, dilakukan validasi terhadap LKS yang dikembangkan.Validasi
LKS yang telah dikembangkan meliputi validasi isi dan validasi
konstruk.Validasi isi yaitu apakah LKS pembelajaran matematika berbasis
pendekatan konstruktivsme yang telah dirancang sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.Validasi konstruk
yaitu kesesuaian komponen-komponen LKS berbasis pendekatan
konstruktivisme dengan unsur-unsur pengembangan yang telah ditetapkan.
Setiap validator diminta untuk menilai LKS tersebut, sehingga diketahui
kekurangannya.Setelah itu melakukan revisi terhadap LKS berdasarkan pendapat
para pakar, sehingga dihasilkan produk akhir yang valid. Kegiatan validasi
dilakukan dalam bentuk tertulis dan diskusi (wawancara) sampai tercapai suatu
kondisi dimana pakar sependapat bahwa LKS berbasis pendekatan
konstruktivisme yang dibuat telah valid.
Tabel 1. Validasi LKS Berbasis Pendekatan Konstruktivisme
No Aspek Metode
Pengumpulan Data
Instrumen
1 Tujuan Diskusi dengan pakar
pendidikan
matematika
Lembar
validasi
2 Rasional
3 Isi LKS
4 Karakteristik
5 Kesesuaian dan Bahasa
6 Bentuk fisik
Rancangan penelitian di atas digambarkan dalam prosedur yang
dapat dilihat dari bagan berikut:
Hasil Studi Pendahuluan
 Buku paket belum membantu
siswa dalam memahami
pelajaran matematika
 Belum ada LKS yang
membantu siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan
matematikanya
 Kesulitansiswa dalam
menyelesaikan soal
Analisis Kebutuhan
 Wawancara dengan guru dan
siswa
 Analisis silabus dan sumber
belajar matematika
 Review literatur tentang LKS
Merancang prototipe LKS
berbasispendekatan konstruktivisme
Tidak
Ya
Tidak
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.11
Dalam penelitian ini
observasi bertujuan untuk mengetahui praktikalitas penggunaan LKS berbasis
11Sugiyono, Op.Cit, hal 203
Validasi pakar
Valid Revisi
Praktikal
Revisi
LKS berbasis pendekatan konstruktivisme
yang valid
pendekatan konstruktivisme. Alat pengumpul data yang digunakan untuk
mengobservasi adalah lembar observasi.
2.Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab12
.
Dalam penelitian ini angket yang diberikan yaitu angket tanggapan siswa yang
bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kepraktisan LKS berbasis
pendekatan konstruktivisme.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi,
lembar observasi dan angket tertutup.
1. Lembar validasi
Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
validitas LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme.
2. Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
praktikalitas LKS berbasis pendekatan konstruktivisme dalam
pembelajaran. Lembar observasi berisikan pernyataan tentang
keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis
pendekatan konstruktivisme.
12Ibid, h. 199
3. Angket tertutup
Angket tertutup disusun untuk meminta tanggapan siswatentang kemudahan
penggunaan LKS berbasis pendekatan konstruktivisme.
Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian ini adalah :
a. Merancang tujuan dari masing-masing instrumen penelitian
b. Membuat kisi-kisi dari lembar validasi dan angket tertutup
Tabel 3. Kisi-kisi lembar validasi LKS berbasis pendekatan
konstruktivisme
No Aspek Indikator
1. Tujuan Memuat standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang jelas
Memuat indikator yang sistematis
Memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan
melalui indikator pembelajaran
2. Rasional Memiliki ciri khas konstruktivisme
Memberikan manfaat bagi siswa
3. Isi LKS Penulisan LKS sesuai dengan format baku
Memuat langkah-langkah pembelajaran untuk
menemukan konsep
Memuat soal-soal untuk tugas atau latihan bagi
siswa yang menunjang pemahaman konsep
4. Karakteristik Penyajian materi dengan menggunakan ilustrasi
yang membantu siswa mengkonstruk
pengetahuannya.
Soal yang diberikan berbeda dengan contoh
soal yang ada yang memuat konstruktivis.
Memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan
Dapat membantu siswa untuk menemukan
konsep sendiri
Dapat membantu siswa mengembangkan model
matematika sendiri untuk menyelesaikan suatu
masalah
Memunculkan interaksi antar siswa karena
bekerja dalam kelompok.
Penyelesaian masalah didukung dengan konsep
penbelajaran sebelumnya.
5. Kesesuaian
dan bahasa
Memuat kesesuaian tujuan dan materi
Memuat kesesuaian materi dan soal latihan
Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia
Kalimat-kalimat yang melibatkan kemampuan
berfikir logis
Kalimat yang digunakan mudah dipahami
Menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
6. Bentuk fisik Penyajian isi LKS
Kemasan LKS yang dihasilkan menarik
Tabel 4. Kisi-kisi angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis
pendekatan konstruktivisme
No Indikator Nomor Butir Pernyataan
1. Petunjuk 1
2. Isi 2,4,5,6, dan 8
3. Bahasa 3 dan 7
c. Memvalidasi instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang divalidasi untuk lembar validasi
LKS berbasis pendekatan konstruktivisme terdiri dari validasi isi dan
validasi konstruk. Validasi isi adalah kesesuaian antaraLKS berbasis
pendekatan konstruktivisme yang telah dirancang dengan kompetensi
dasar dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan, sedangkan
validasi konstruk adalah kesesuaian antara LKS berbasis pendekatan
konstruktivisme yang telah dirancang dengan unsur-unsur
pengembangan yang telah ditetapkan.
Skala penilaian untuk lembar validasi menggunakan skala Likert.
Aspek penilaian meliputi format angket, bahasa yang digunakan dan
butir pernyataan angket.
Rekapitulasinya terdapat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Data Hasil Validasi Angket Tanggapan Siswa
No Aspek yang
divalidasi
Validator Jml Skor
Maks %
Kes
1 2 3
1 Format angket 4 4 4 12 15 80 Valid
2 Bahasa yang
digunakan
6 8 8 22 30 73,3 Valid
3 Butir pernyataan
angket
7 8 8 23 30 76,7 Valid
Jumlah 17 20 20 57 75 76 Valid
Berdasarkan Tabel 5, dapat dikatakan bahwa format angket, bahasa
yang digunakan dan butir pernyataan angket telah valid. Sesuai dengan
saran validator, dilakukan revisi terhadap angket tanggapan siswa.
Perubahan yang dilakukan sesuai saran yang diberikan validator adalah:
1) Pada angket, perbaiki pernyataan soal-soal angket dengan
pernyataan angket.
2) Butir pernyataan angket agar ditambah
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar validasi
Data hasil validasi yang terkumpul kemudian ditabulasi. Hasil tabulasi kemudian
dicari persentasenya dengan rumus 13
:
𝑃 =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑒𝑟𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
Berdasarkan hasil persentase,tagihan dapat dikategorikan menjadi :
13Riduwan, Belajar Mudah Penelitian,(Jakarta: Alfabeta, 2007).h. 89
Tabel 6. Kategori Validitas LKS Berbasis Pendekatan Konstruktivisme
% Kategori
0-20 Tidak valid
21-40 Kurang valid
41-60 Cukup valid
61-80 Valid
81-100 Sangat valid
2. Lembar observasi
Data yang diperoleh dari observer dianalisis secara deskriptif naratif. Analisa
dilakukan untuk menggambarkan data hasil observermengenai praktikalitas LKS
berbasis pendekatan konstruktivisme.
3. Angket
Data hasil tanggapan siswa melalui angket yang terkumpul, kemudian
ditabulasi. Hasil tabulasi tiap tagihan dicari dengan rumus :
𝑃 =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑒𝑟𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
Berdasarkan hasil persentase,setiap tagihan dikategorikan menjadi :
Tabel 7. Kategori Praktikalitas LKS Berbasis Pendekatan
Konstruktivisme
% Kategori
0-20 Tidak praktis
21-40 Kurang praktis
41-60 Cukup praktis
61-80 Praktis
81-100 Sangat praktis
Sumber: Riduwan

More Related Content

What's hot

hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam Ainina Sa'id
 
LK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docxLK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docxSaftuniSaf
 
Power Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamPower Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamFirdika Arini
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaAlvie Mencarie Cahaya
 
Contoh PowerPoint Seminar Skripsi
Contoh PowerPoint Seminar SkripsiContoh PowerPoint Seminar Skripsi
Contoh PowerPoint Seminar SkripsiSantie Poh
 
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anKB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anIstna Zakia Iriana
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasMarhamah Saleh
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadistRaden Sengkuni
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamVallen Hoven
 
Muhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabihMuhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabihYS YS
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
 
PPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdf
PPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdfPPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdf
PPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdfSeptiiAfriyantti
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 

What's hot (20)

hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
LK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docxLK- RESUME KB 1.docx
LK- RESUME KB 1.docx
 
Power Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamPower Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat Islam
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam Tarekat dan pemahamannya di Indonesia
 
Objek Dakwah
Objek DakwahObjek Dakwah
Objek Dakwah
 
Contoh PowerPoint Seminar Skripsi
Contoh PowerPoint Seminar SkripsiContoh PowerPoint Seminar Skripsi
Contoh PowerPoint Seminar Skripsi
 
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'anKB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
KB 2 Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur'an
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyas
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadist
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum Islam
 
Muhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabihMuhkam mutasyabih
Muhkam mutasyabih
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
 
PPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdf
PPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdfPPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdf
PPT PAI Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru-dikonversi.pdf
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Landasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikanLandasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikan
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Bank, rente dan fee
Bank, rente dan feeBank, rente dan fee
Bank, rente dan fee
 

Viewers also liked

Materi Pemahaman Karier
Materi Pemahaman KarierMateri Pemahaman Karier
Materi Pemahaman KarierIrull15
 
Proposal ta injatama
Proposal ta injatamaProposal ta injatama
Proposal ta injatamaIvanboscho
 
4457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-201603254457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-20160325ratna azizah
 
Cover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas AkhirCover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas AkhirZdulkurnain Muhamad
 
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_PutraContoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_PutraM Harry Fathur Rahman
 
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1Zdulkurnain Muhamad
 
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaPengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaHerfen Suryati
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckevamanroe
 
materi LKS
materi LKSmateri LKS
materi LKSyuni_zu
 
Pengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat beratPengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat beratJanu Diarto
 
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 SegitigaKekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 SegitigaSriut_16
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Area Pratama
 
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013Ana Safrida
 

Viewers also liked (20)

Materi Pemahaman Karier
Materi Pemahaman KarierMateri Pemahaman Karier
Materi Pemahaman Karier
 
Proposal ta injatama
Proposal ta injatamaProposal ta injatama
Proposal ta injatama
 
Tugas akhir
Tugas akhirTugas akhir
Tugas akhir
 
4457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-201603254457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-20160325
 
Cover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas AkhirCover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
Cover dan daftar isi Proposal Tugas Akhir
 
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_PutraContoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
Contoh Proposal Karya Tulis Tugas AKhir_Tri_Hadi_Putra
 
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
contoh proposal Tugas Akhir evaluasi alat gali muat dan alat angkut bab 1
 
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaPengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
 
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruckestimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
 
Cover Proposal Skripsi
Cover Proposal SkripsiCover Proposal Skripsi
Cover Proposal Skripsi
 
Lks laju reaksi
Lks laju reaksiLks laju reaksi
Lks laju reaksi
 
materi LKS
materi LKSmateri LKS
materi LKS
 
Proposal TA selesai
Proposal TA selesaiProposal TA selesai
Proposal TA selesai
 
Pengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat beratPengetahuan alat alat berat
Pengetahuan alat alat berat
 
Tugas Akhir
Tugas AkhirTugas Akhir
Tugas Akhir
 
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 SegitigaKekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswaLembar kerja siswa
Lembar kerja siswa
 
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 

Similar to LKS Matematika

Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...maritje
 
ppt best practice.ppt
ppt best practice.pptppt best practice.ppt
ppt best practice.pptarifianto26
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfneno38
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)bemgusti
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtre_devan
 
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok  3.docxFIX LK. 1.2 kelompok  3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docxNoprianti5
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah (1).pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah  (1).pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah  (1).pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah (1).pdfNurAzizah637923
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxJunaiHunter
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifAndy Saiful Musthofa
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiAbdul Majid
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxyusepputra99
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...risa zakiatul
 

Similar to LKS Matematika (20)

Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
 
ppt best practice.ppt
ppt best practice.pptppt best practice.ppt
ppt best practice.ppt
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab i)
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
 
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok  3.docxFIX LK. 1.2 kelompok  3.docx
FIX LK. 1.2 kelompok 3.docx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah (1).pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah  (1).pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah  (1).pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi (Autosaved) Nur Azizah (1).pdf
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatifContoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
Contoh proposal-usulan-penelitian-kuantitatif
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budi
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
 
PTK 1 jadi revisi.pdf
PTK 1 jadi revisi.pdfPTK 1 jadi revisi.pdf
PTK 1 jadi revisi.pdf
 

Recently uploaded

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 

LKS Matematika

  • 1. TUGAS AKHIR PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Metodologi Penelitian OLEH: Abdul Hamid: 2413.001 PMTK V A Dosen pembimbing: Imamuddin, M.Pd JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2015/2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalani oleh seseorang untuk dapat menjadi manusia sempurna. Proses pendidikan yang berjalan dengan lancar atau ideal merupakan harapan dari setiap komponen pendidikan yang ada seperti guru, siswa, dan sebagainya. Keidealan atau kelancaran proses pendidikan yang sesuai dengan harapan sangat jarang terjadi, hal itu mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Di samping itu, tuntutan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus diupayakan, namun hal ini belum tercapai secara maksimal. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrat serta bertanggung jawab. Melihat begitu banyaknya harapan yang terdapat pada tujuan pendidikan nasional tersebut, semua itu hendaknya tercapai secara maksimal sesuai dengan yang diinginkan. Proses pendidikan yang berjalan sesuai dengan harapan, tentunya tidak terlepas dari komponen pendidikan yang ada. Termasuk proses pendidikan dalam pembelajaran yang lebih spesifiknya yaitu pembelajaran matematika.
  • 3. Mengingat begitu besarnya peranan matematika dalam perkembangan ilmu pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan matematika ini, diantaranya dengan perbaikan dan pengembangan kurikulum. Namun kenyataannya, peningkatan mutu pendidikan matematika ini tidak semudah yang dibayangkan. Tinggi rendahnya mutu pendidikan matematika ini salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar matematika yang dicapai. Siswa dapat memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran, jika ia memang benar–benar serius dalam mengikuti pelajaran. Hal ini tidak ditemukan pada waktu sekarang, dimana siswanya kurang serius dalam mengikuti pelajaran, karena kegiatan pembelajaran di kelas masih berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Siswa hanya menerima apa yang dikatakan gurunya, menjawab pertanyaan jika guru mengajukan pertanyaan, tidak ada inisiatif siswa sendiri bertanya jika mengalami kesulitan. Guru belum melibatkan siswa secara keseluruhan, seperti saat guru memberikan beberapa pertanyaan, guru hanya memberikan kesempatan kepada orang yang sama setiap kalinya. Berdasarkan pengetahuan saya dilapangan, bahwa siswa hanya menggunakan sumber belajar berupa buku pegangan yang sama dengan buku pegangan yang dipakai guru. Materi yang diberikan guru hanya bersumber dari buku pegangan ini. Informasi ini diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas XI IPA SMA N 5 BUKITTINGGI bahwa bagi siswa yang paham, pengetahuan itu tidak bertahan lama dalam ingatan siswa karena
  • 4. konsep itu tidak ditemukannya sendiri. Selain itu, contoh soal yang dijelaskan juga sesuai dengan yang ada di buku, guru menjelaskan contoh soal yang ada tanpa menuntut siswa untuk menemukannya, sehingga siswa sulit menyelesaikan soal-soal yang berbeda dengan contoh soal yang telah dijelaskan. Ketika guru memberikan latihan, hanya sebagian siswa yang berusaha mencari atau mengerjakannya, sedangkan siswa yang lain hanya menunggu jawaban temannya, tanpa berusaha mencari sendiri. Jika ada siswa yang kurang memahami materi, mereka enggan untuk bertanya atau hanya menyimpan pertanyaannya. Disinilah terlihat aktivitas belajar siswa masih sangat rendah yang kadangkala dapat menyebabkan hasil belajar siswa juga rendah. Pada KTSP, siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Dalam KTSP, tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, siswa harus aktif mencari dan membaca informasi dari sumber lain, untuk menambah pengetahuan matematika dan meningkatkan pemahaman konsepnya. Materi matematika tidak akan bisa dipahami jika hanya membaca sekali saja, tetapi harus berulang-ulang kali. Untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami materi matematika diperlukan suatu sumber pendamping dalam pembelajaran dan memungkinkan untuk dipelajari secara mandiri. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa diperoleh informasi bahwa belum ada guru
  • 5. memakai sumber pendamping sebagai sumber belajar selain buku paket yang ada. Padahal sumber pendamping tersebut bisa dibuat sendiri oleh guru dengan melihat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Disinilah kemampuan guru sangat dituntut untuk membuat pembelajaran matematika tidak monoton dan siswa bisa memahami materi tanpa guru langsung yang menjelaskan. Salah satu bentuk sumber pendamping sebagai sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa yang bisa dibuat guru adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa (LKS) dapat digunakan untuk penanaman konsep atau untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep atau materi pembelajaran. Lembar kegiatan siswa dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang belum dipahami siswa dari penjelasan guru pada proses pembelajaran. Selain itu, LKS juga bisa membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran karena dengan adanya LKS, siswa akan lebih termotivasi melakukan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran di sekolah dapat terlaksana jika ada komponen- komponen yang saling terkait dan saling membutuhkan, yaitu ada siswa, ada guru, dan ada materi yang akan dipelajari. Dari hasil wawancara dengan guru matematika dan siswa, diperoleh informasi bahwa materi peluang ini merupakan salah satu materi yang susah dipahami oleh siswa, karena materi peluang sangat membutuhkan kemampuan berfikir yang tinggi dan siswa harus benar-benar memahami soal-soal yang akan dikerjakan, sedangkan
  • 6. siswa malas untuk melakukan semua itu. Di samping itu, kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru juga akan membuat siswa susah memahami materi peluang, dimana guru langsung memberikan konsep mengenai materi, tanpa meminta siswa terlebih dahulu menemukan konsep tersebut, sehingga ketika siswa mengerjakan soal-soal yang agak berbeda dari soal yang telah dicontohkan, siswa tersebut tidak mampu untuk menyelesaikannya. Proses pembelajaran matematika seperti itu akan terus membuat matematika monoton dan membosankan. Menurut pendekatan konstruktivisme, belajar matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Untuk membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan matematika dalam pembelajaran, maka lembar kegiatan siswa yang dibuat dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Lembar kegiatan siswa ini berisikan materi dengan contoh-contoh yang mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang ada¸ dimana cara-cara yang ditemukan oleh siswa tersebut, diarahkan oleh guru kepada jawaban yang sebenarnya, tanpa langsung memvonis bahwa jawaban siswa itu salah, sehingga siswa tidak akan takut untuk mengeluarkan pendapatnya dalam belajar. Hal inilah yang akan membuat pengetahuan itu akan terus teringat oleh siswa, karena siswa sendiri yang membangun (mengkonstruksi) pengetahuannya. Pembelajaran seperti ini akan membuat siswa aktif dan hasil belajar siswa akan meningkat dari yang sebelumnya.
  • 7. Tidak hanya itu, dalam penggunaan lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme ini peran guru tidak lagi sebagai informator, tetapi sebagai fasilitator yang akan membimbing siswa dalam belajar. Selain itu, siswa bisa belajar mandiri atau berkelompok dengan panduan LKS yang disediakan dan pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik karena adanya panduan yang jelas. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme. Materi yang dijadikan bahan kajian dalam lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme adalah materi peluang. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Pengembangan LKS Pembelajaran Matematika berbasis Pendekatan Konstruktivisme pada Materi Peluang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah validitas LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan konstruktivisme pada materi peluang? C. Tujuan Pengembangan Tujuan dari pengembangan lembar kegiatan siswa ini adalah: 1. Untuk menentukan validitas dari LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan konstruktivisme pada materi peluang.
  • 8. D. Pentingnya Pengembangan Pentingnya pengembangan ini adalah: 1. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika, khususnya materi peluang. E. Spesifikasi Produk LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan konstruktivisme untuk siswa memiliki spesifikasi yaitu pengembangan LKS dirancang sedemikian rupa sehingga penyajiannya memakai prinsip-prinsip pembelajaran pendekatan konstruktivisme. LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan kontruktivisme memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. LKS dibagi menjadi 5 kali pertemuan sesuai dengan indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran 2. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran dibuat satu lembar dalam gambar berawan di awalLKS setelah cover LKS. 3. Tujuan pembelajaran dituliskan pada setiap lembar kegiatan siswa (LKS) 4. Setiap lembar kegiatan siswa (LKS) diberi petunjuk penggunaannya sehingga jelas apa yang akan dilakukan siswa. 5. Setiap indikator disajikan prosedur penggunaan lembar kegiatan siswa yang berisikan : a. Ilustrasi-ilustrasi untuk membangun (mengkonstruk) pengetahuan siswa sekaligus penemuan konsep, dimana ilustrasi tersebut dibubuhi titik-titik yang akan diisi oleh siswa dan perintah mengenai ilustrasi. b. Adanya pertanyaan-pertanyaan dari ilustrasi yang diberikan agar siswa mampu untuk mengeluarkan ide-idenya mengenai materi.
  • 9. c. Meminta pendapat siswa tentang konsep yang dipelajari agar siswa tidak kaku dalam memahami materi atau bisa menyampaikan materi dengan bahasanya sendiri. d. Adanya contoh soal dari materi yang bertujuan agar siswa lebih memahami materi dan bentuk-bentuk soal yang berkaitan dengan materi. e. Adanya soal-soal yang berhubungan dengan materi yang berbeda dengan contoh soal yang ada, untuk soal pertama diberikan langkah penyelesaian yang tidak lengkap. f. Ruang untuk kesimpulan mengenai materi yang bertujuan untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan konsep yang telah diperolehnya yang nantinya akan berbeda-beda bahasa kesimpulan yang dibuat siswa, sehingga siswa merasa dihargai dari apa yang telah diperolehnya. F. DefinisiOperasional Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul serta pembahasan dalam proposal ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada proposal ini. Lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan konstruktivisme adalah salah satu sumber belajar yang berisi ilustrasi-ilustrasi yang membantu siswa dalam membangun (mengkonstruk) sendiri pengetahuannya, pertanyaan mengenai ilustrasi yang diberikan, contoh soal dan soal-soal yang dikembangkan dengan pendekatan
  • 10. konstruktivisme dan membutuhkan ide-ide atau pendapat masing-masing siswa dalam menyelesaikan persoalan yang ada pada lembar kegiatan siswa tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah dan Cucu Suhana bahwa Pendekatan Konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep yang lahir dari pandangan, dan gambaran serta insiatif peserta didik”.1 Lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme yang dirancang harus valid dan praktis. Valid dengan memenuhi kriteria validasi yaitu validasi isi dan validasi konstruk. Validasi isi yaitu apakah LKS pembelajaran matematika yang telah dirancang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan. Validasi konstruk yaitu kesesuaian komponen-komponen LKS dengan unsur-unsur pengembangan yang telah ditetapkan. 1Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung : PT Refika Aditama, 2009), h.62
  • 11. BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru, sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku, misalnya setelah belajar matematika siswa itu mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dimana sebelumnya mereka tidak dapat melakukannya. 2 Selanjutnya, Slameto mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. 3 Senada dengan itu, Oemar Hamalik mendefinisikan bahwa:” belajar adalah terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku, misal pemuasan kebutuhan masyarakat dan prilaku dan prilaku secara lebih lengkap.4 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang menghasilkan perubahan tingkah laku, dimana perubahan yang terjadi itu, tidak semuanya dapat dikategorikan pada perubahan akibat belajar. Belajar ini tidak terlepas sebagai suatu proses sehingga prosesnya sering disebut pembelajaran. 2Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, ( Malang : Universitas Negeri Malang, 2001), h. 83 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995) h. 2 4 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002) h. 45
  • 12. Untuk memahami apa itu pembelajaran, Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa:“ pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.5 Selanjutnya, pengertian pembelajaran menurut Trianto adalah interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.6 mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali”.7 Berdasarkan definisi di atas, pembelajaran matematika yang dimaksud peneliti yaitu siswalah yang mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sedangkan guru tetap berperan sebagai motivator dan fasilitator, sehingga seorang guru harus mampu menciptakan suasana yang bisa melibatkan siswa secara aktif dalam belajar baik secara mental, fisik maupun secara sosial. Pembelajaran matematika yang melibatkan siswa secara mental adalah pembelajaran yang membentuk kepribadian siswa. Pembelajaran matematika yang melibatkan siswa aktif secara fisik adalah pembelajaran yang membuat siswa melakukan aktivitas membaca, menulis, dan berbicara, sedangkan pembelajaran matematika yang melibatkan siswa aktif secara sosial adalah pembelajaran yang dapat mengajak siswa untuk saling berhubungan dengan siswa lain. Dengan kata lain, dapat mengajak siswa berinteraksi dengan sesamanya dan melatih siswa untuk belajar sendiri, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab di dalam diri siswa, untuk itu perlu 5 SISDIKNAS, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,(Bandung : Fokus media 2006), h. 4 6Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 17 7 Muliyardi, Strategi Pembelajaran, (Padang: FMIPA, 2003) h. 3
  • 13. digunakan metode pembelajaran baru yang diyakini dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga hasil belajar siswa tinggi. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran matematika sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur, serta sebagai ratu dan pelayan ilmu. Hakikat pembelajaran matematika berkaitan dengan lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme, karena melalui LKS berbasis pendekatan konstruktivisme inilah matematika sebagai ilmu deduktif yang menuntut siswa untuk bisa mempelajari matematika tidak diterima begitu saja tetapi harus siswa menemukan (mengkonstruk) sendiri pengetahuannya. B. Objek Dasar Pembelajaran Matematika Menurut Merril, ada 4 objek dasar pembelajaran matematika yang harus diperhatikan, yaitu : a. Fakta adalah informasi yang digunakan benda atau konsep-konsep tertentu, seperti nama orang, tanggal, peristiwa, nama tempat, dan sebagainya. Dalam matematika menurut Gagne, Fakta adalah objek matematika yang tinggal menerimanya seperti lambang bilangan, sudut, dan notasi-notasi matematika lainnya. b. Konsep adalah sekelompok benda, peristiwa, atau simbol yang mempunyai ciri yang sama. Dalam matematika menurut Gagne, konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan
  • 14. non contoh. Misalkan konsep bujur sangkar, bilangan prima, himpunan dan vektor. c. Prosedur adalah susunan suatu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan d. Prinsip adalah penjelasan tentang hubungan sebab akibat atau hubungan korelasional. Dalam materi peluang contoh-contoh objek dasar pembelajaran matematika yang berupa : a. Fakta berupa: 𝑛!: 𝑛𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑖𝑎𝑙, 𝑃 ∶ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖, 𝐶: 𝑘𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖, 𝑟 ∶ 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛, b. Konsep berupa: 1) Aturan pengisian tempat adalah jika tersedia r tempat dengan: 𝑛1 𝑐𝑎𝑟𝑎 untuk mengisi tempat pertama 𝑛2 𝑐𝑎𝑟𝑎 untuk mengisi tempat kedua 𝑛1 𝑐𝑎𝑟𝑎 untuk mengisi tempat ketiga . . nr cara untuk mengisi tempat pertama, kedua, sampai r-1 terisi, maka banyaknya cara untuk mengisi r tempat yang tersedia itu adalah : 𝑛1 𝑥 𝑛2 𝑥… . 𝑥 𝑛 𝑟 𝑐𝑎𝑟𝑎 2) Permutasi adalah suatu r unsur dari n unsur yang tersedia adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari r unsur diambil dari n unsur yang berbeda, dan memperhatikan urutannya.
  • 15. 3) Kombinasi adalah r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur berbeda) adalah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperhatikan urutannya ( 𝑟 ≤ 𝑛) c. Prinsip berupa : 1) Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia ditentukan dengan aturan : 𝑃𝑟 𝑛 = 𝑛 × ( 𝑛 − 1) × ( 𝑛 − 2) × … × ( 𝑛 − 𝑟 + 1) = 𝑛! ( 𝑛 − 𝑟)! 2) Banyak kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia ditentukan dengan aturan: 𝐶 𝑟 𝑛 = 𝑛! 𝑟!( 𝑛−𝑟)! d. Prosedur, berupa: Menentukan banyaknya cara dari sebuah persoalan atau sebuah kasus, dengan cara menentukan terlebih dahulu apakah soal atau kasus tersebut termasuk permutasi atau kombinasi. C. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas-tugs yang harus dikerjakan siswa yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsepnya. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu memanfaatkan lembar kegiatan siswa yang ada, dimana guru tersebut harus menjadi fasilitator bagi siswa sehingga apa yang dipelajari bisa dipahami siswa
  • 16. dengan mudah. Selanjutnya menurut Endang Widjajanti, lembar kegiatan siswa ini juga mempunyai beberapa fungsi dalam proses belajar mengajar yaitu: 1. Dapat mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa. 2. Membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar. 3. Dapat membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi, sistematis mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik perhatian siswa. 4. Dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu seefektif mungkin. 5. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.5 Lembar kegiatan siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Lembar kegiatan siswa dapat digunakan sebagai sarana untuk penanaman konsep atau untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep atau materi pelajaran. Dalam penelitian ini LKS yang dirancang berisi petunjuk penggunaan LKS, adanya tujuan dari pembelajaran, prosedur lembar kegiatan siswa yang berisikan ilustrasi-ilustrasi dari materi, berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai ilustrasi dan meminta pendapat siswa mengenai suatu konsep yang sedang dipelajari, kemudian adanya contoh soal mengenai materi dan soal-soal mengenai materi tersebut. Sebagai tambahannya pada LKS ini ada kesimpulan terhadap materi yang dipelajari yang akan diisi oleh siswa itu sendiri. Soal-soal yang ada pada LKS tersebut dibedakan dengan soal yang telah diberikan sehingga memunculkan pendekatan konstruktivisme sebagaikarakteristik dari lembar kegiatan siswa.
  • 17. D. Pendekatan Konstruktivisme 1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berfikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara optimal. Menurut Paul Suparno, konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yangmenekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.6 Dalam teori belajar konstruktivis, ciri khas belajar konstruktivis adalah pembelajaran bukan sesuatu yang bersifat individual semata, belajar juga dikonstruksikan secara sosial dengan mendorong kerja sama dan diskusi kelompok melalui interaksi dengan teman sebaya, guru, orang tua dan sebagainya. Selanjutnya Syaiful Sagala mendefinisikan konstruktivisme adalah “ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri”. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengamatan dan pemahamannya. 2. Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme sebagai suatu pendekatan dalam proses pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • 18. a. Proses pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa diberi peluang besar untuk aktif dalam proses pembelajaran. b. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki siswa. c. Berbagai pandangan yang berbeda di antara siswa dihargai dan sebagai tradisi dalam proses pembelajaran. d. Siswa di dorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi. e. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong siswa dalam proses pencarian (inkuiri) yang lebih alami. f. Proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif dan kompetitif dikalangan siswa secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. g. Proses pembelajaran dilakukan secara konstektual, yaitu siswa dihadapkan ke dalam pengalaman nyata. Dari karakteristik konstruktivisme di atas dapat dilihat bahwa proses pada pembelajaran ini berpusat kepada siswa, dimana siswa dituntut untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya baik dari pengalaman dan pengamatannya terutama dalam bidang sains dan matematika. Pembelajaran matematika pada prinsipnya telah banyak menggunakan prinsip-prinsip konstruktivisme, yaitu : a. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif b. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa c. Mengajar adalah membantu siswa belajar d. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir e. Kurikulum menekankan partisipasi siswa f. Guru adalah fasilitator. Prinsip konstruktivisme di atas, sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mampu untuk mengkonstruk (membangun) pengetahuan siswa itu sendiri. Hal ini mengakibatkan konsep atau pengetahuan yang telah dipelajari bertahan lama dalam ingatan siswa.
  • 19. 3. Format Pembelajaran Pendekatan Konstruktivisme Menurut sifatnya, konstruktivisme seharusnya mendorong eksperimentasi, kontingensi, dan kecairan dalam pelajaran. Ada empat langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran konstruktivisme yaitu : a. Fase start Pada fase ini guru memulai pelajaran dengan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan murid sehari-hari. b. Fase eksplorasi Pada fase ini guru memberikan murid kesempatan untuk kerja kelompok yang melibatkan situasi riil atau bahan-bahan riil. c. Fase refleksi Pada fase ini murid diminta untuk menganalisis serta mendiskusikan apa yang telah mereka kerjakan, baik dengan kelompok lain atau dengan guru. Guru bisa memberikan pertanyaan dan komentar terhadap kegiatan siswa. d. Fase aplikasi dan diskusi Pada fase ini guru dapat meminta seluruh kelas untuk mendiskusikan berbagai temuan dan menarik kesimpulan. Beberapa bentuk pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivis adalah:
  • 20. a. Pembelajaran top-down Pembelajaran ini dimulai dengan masalah (sering muncul dari siswa sendiri) dan selanjutnya guru membantu siswa menyelesaikan bagaimana menemukan langkah-langkah memcahkan masalah. b. Pembelajaran kooperatif Pendekatan konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. c. Pembelajaran generatif (generative learning) Strategi pembelajaran generatif mengajarkan siswa metode-metode spesifik melakukan kerja mental menangani informasi baru. Misalnya, siswa mengucapkan dengan kata-kata sendiri apa yang telah mereka dengar tentang materi yang diberikan. d. Pembelajaran dengan penemuan Dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. e. Pembelajaran dengan pengaturan diri Pembelajaran dengan pengaturan diri adalah siswa yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar efektif dan bagaimana serta kapan
  • 21. menggunakan pengetahuan itu. Misalnya siswa mengetahui bagaimana memecahkan masalah kompleks menjadi langkah-langkah lebih sederhana atau mengujicobakan solusi alternatif. f. Scaffolding Scaffolding termasuk pemberian kepada siswa bantuan yang lebih terstruktur pada awal pelajaran dan secara bertahap mengalihkan tanggung jawab belajar kepada siswa untuk bekerja atas arahan diri mereka sendiri. E. LKS Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Lembar kegiatan siswa berbasis pendekatan konstruktivisme adalah lembar kegiatan siswa yang dikembangkan dengan menggunakan karakteristik konstruktivisme yang menuntut ide-ide atau pendapat-pendapat siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang ada pada lembar kegiatan siswa tersebut. Soal-soal yang ada pada LKS harus berisi masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan pendekatan konstruktivisme. LKS dirancang sedemikian rupa sesuai dengan komponen-komponen LKS yang telah ditetapkan. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman konsep sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. LKS berbasis pendekatan konstruktivisme dibagi menjadi beberapa kegiatan belajar sesuai dengan indikator pembelajaran, setiap indikator disajikan masalah-masalah yang dapat mengkonstruk pengetahuan siswa itu sendiri. Setiap indikator dicapai dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang ada dalam LKS. Kegiatan tersebut bisa dilakukan siswa dengan cara yang berbeda dan kegiatan
  • 22. itu dilakukan bersama di dalam kelompok kecil, sehingga siswa bisa menemukan sendiri konsep atau materi pembelajaran. F. Peluang Materi peluang secara sederhana mulai dikenalkan di SMP lebih diperdalam di SMA dan ditingkatkan lagi di perguruan tinggi. Peluang merupakan bagian dari matematika yang membahas tentang ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa yang ada dalam kehidupan.8 Dalam pengertian lain, peluang merupakan ukuran tentang besar kecilnya suatu atau beberapa kejadian yang dapat terjadi dalam suatu populasi atau dalam sekelompok contoh yang mewakili suatu populasi. 9 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peluang merupakan materi yang membutuhkan analisa yang tinggi dalam mempelajarinya karena membahas tentang ketidakpastian suatu peristiwa. Hal ini menyebabkan kesulitan siswa dalam mempelajari materi peluang. Menurut Kemas Ali Hanafiah, teori peluang ini merupakan teori yang berasal dari meja judi, yaitu melalui surat Chevalier de Mere seorang bangsawan perancis yang bertanya tentang pembagian uang taruhan dalam suatu perjudian yang belum selesai. Pertanyaan ini kemudian dibahas tuntas melalui diskusi intensif antara Pascal (1623-1662) dan Fermat (1601-1685), sehingga melahirkan teori peluang yang dikenal saat ini. 8 Marsudi Raharjo. Peluang.( disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar dari tanggal 6-19 Agustus 2004), (Yogyakarta: PPPG Matematika, 2004), h. 3. Tersedia di http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/peluang.pdf, diakses pada tanggal 19 Mei 2012 9Kemas Ali Hanafiah. Dasar-Dasar Statistika. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), h 137
  • 23. Materi peluang yang dipelajari di SMA kelas XI IPA mempunyai indikator, tujuan, dan ruang lingkup yang harus dicapai. Indikator-indikator materi peluang yang digunakan di SMAN 5 Bukittinggi adalah : 1. Menggunakan aturan perkalian dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan aturan permutasi dalam pemecahan masalah 3. Menggunakan aturan kombinasi dalam pemecahan masalah Dari indikator di atas, salah satu konsep yang harus dipahami siswa dalam mempelajari materi peluang mengenai aturan pengisian tempat (aturan perkalian) dapat dicari dengan beberapa cara yaitu diagram pohon, dengan tabel silang, dan dengan pasangan terurut. Permutasi merupakan penyusunan kejadian-kejadian majemuk berunsur r yang dapat ditata dari keseluruhan atau sebagian n unsur populasi. Kombinasi merupakan penggabungan n kejadian- kejadian dasar menjadi kejadian-kejadian majemuk berunsur r tanpa memperhatikan susunan atau tata letaknya.
  • 24. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Menurut Sugiyono, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.10 B. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengembangan ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1. Analisis muka-belakang (front-end analysis) 2. Tahap prototype (prototype) 3. Tahap Penilaian (assessment) Pada penelitian ini hanya dilakukan 2 tahap pengembangan yaitu analisis muka-belakang (front-end analysis) dan tahap prototype (prototype). C. Prosedur Penelitian Berdasarkan rancangan penelitian di atas, maka prosedur penelitian ini hanya terdiri dari 2 tahap, yaitu: 1. Analisis muka-belakang (front-end analysis) Tahap analisis muka-belakang dilakukan untuk mengetahui keadaan dilapangan.Tahap ini bisa disebut sebagai tahap analisis kebutuhan. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagaiberikut: 10Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:Alfabeta, 2007), h. 407
  • 25. a. Melakukan wawancara dengan guru dan siswa Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan untuk mengetahui masalah/hambatan apa saja yang dihadapi dilapangan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika, meliputi pendekatan pembelajaran, aktivitas siswa, sumber belajar, dan hasil belajar. b. Menganalisis silabus pembelajaran matematika siswa Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta menyesuaikan materi pada lembar kegiatan siswa (LKS) dengan apa yang telah dirumuskan pada silabus. Materi yang akan disampaikan pada lembar kegiatan siswa (LKS) pembelajaran matematika berbasis pendekatan konstruktivisme adalah aturan perkalian, aturan permutasi dan aturan kombinasi. Selain itu juga melihat kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan, apakah bersifat teachercentered atau studentcentered. c. Menganalisis sumber belajar matematika yang biasa digunakan seperti buku paket. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah sumber belajar matematika yang biasa digunakan seperti buku paket telah sesuai dengan karakteristik siswa atau belum.
  • 26. d. Mereview literatur tentang lembar kegiatan siswa (LKS) Hal ini bertujuan untuk mengetahui format penulisan lembar kegiatan siswa (LKS), agar LKS yang akan dikembangkan dapat dirancang dengan baik dan semenarik mungkin. Dimana LKS tersebut harus dapat dipelajari siswa tanpa bantuan guru. Oleh sebab itu, dalam LKS harus memuat contoh soal serta soal-soal yang mudah dipahami siswa. 2. Tahap prototipe (prototype) Pada tahap ini meliputi kegiatan menyusun kerangka dan format LKS, jenis tulisan, bahasa, dan lainnya. Proses penyusunan LKS akan dilakukan diskusi, konsultasi dengan pakar pendidikan matematika. Setelah ini, dilakukan validasi terhadap LKS yang dikembangkan.Validasi LKS yang telah dikembangkan meliputi validasi isi dan validasi konstruk.Validasi isi yaitu apakah LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan konstruktivsme yang telah dirancang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.Validasi konstruk yaitu kesesuaian komponen-komponen LKS berbasis pendekatan konstruktivisme dengan unsur-unsur pengembangan yang telah ditetapkan. Setiap validator diminta untuk menilai LKS tersebut, sehingga diketahui kekurangannya.Setelah itu melakukan revisi terhadap LKS berdasarkan pendapat para pakar, sehingga dihasilkan produk akhir yang valid. Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk tertulis dan diskusi (wawancara) sampai tercapai suatu kondisi dimana pakar sependapat bahwa LKS berbasis pendekatan konstruktivisme yang dibuat telah valid.
  • 27. Tabel 1. Validasi LKS Berbasis Pendekatan Konstruktivisme No Aspek Metode Pengumpulan Data Instrumen 1 Tujuan Diskusi dengan pakar pendidikan matematika Lembar validasi 2 Rasional 3 Isi LKS 4 Karakteristik 5 Kesesuaian dan Bahasa 6 Bentuk fisik Rancangan penelitian di atas digambarkan dalam prosedur yang dapat dilihat dari bagan berikut: Hasil Studi Pendahuluan  Buku paket belum membantu siswa dalam memahami pelajaran matematika  Belum ada LKS yang membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan matematikanya  Kesulitansiswa dalam menyelesaikan soal Analisis Kebutuhan  Wawancara dengan guru dan siswa  Analisis silabus dan sumber belajar matematika  Review literatur tentang LKS Merancang prototipe LKS berbasispendekatan konstruktivisme
  • 28. Tidak Ya Tidak D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.11 Dalam penelitian ini observasi bertujuan untuk mengetahui praktikalitas penggunaan LKS berbasis 11Sugiyono, Op.Cit, hal 203 Validasi pakar Valid Revisi Praktikal Revisi LKS berbasis pendekatan konstruktivisme yang valid
  • 29. pendekatan konstruktivisme. Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengobservasi adalah lembar observasi. 2.Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab12 . Dalam penelitian ini angket yang diberikan yaitu angket tanggapan siswa yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang kepraktisan LKS berbasis pendekatan konstruktivisme. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, lembar observasi dan angket tertutup. 1. Lembar validasi Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang validitas LKS pembelajaran matematika berbasis pendekatan konstruktivisme. 2. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang praktikalitas LKS berbasis pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran. Lembar observasi berisikan pernyataan tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan konstruktivisme. 12Ibid, h. 199
  • 30. 3. Angket tertutup Angket tertutup disusun untuk meminta tanggapan siswatentang kemudahan penggunaan LKS berbasis pendekatan konstruktivisme. Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian ini adalah : a. Merancang tujuan dari masing-masing instrumen penelitian b. Membuat kisi-kisi dari lembar validasi dan angket tertutup Tabel 3. Kisi-kisi lembar validasi LKS berbasis pendekatan konstruktivisme No Aspek Indikator 1. Tujuan Memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang jelas Memuat indikator yang sistematis Memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan melalui indikator pembelajaran 2. Rasional Memiliki ciri khas konstruktivisme Memberikan manfaat bagi siswa 3. Isi LKS Penulisan LKS sesuai dengan format baku Memuat langkah-langkah pembelajaran untuk menemukan konsep Memuat soal-soal untuk tugas atau latihan bagi siswa yang menunjang pemahaman konsep 4. Karakteristik Penyajian materi dengan menggunakan ilustrasi yang membantu siswa mengkonstruk pengetahuannya. Soal yang diberikan berbeda dengan contoh soal yang ada yang memuat konstruktivis. Memuat tujuan pembelajaran yang diharapkan Dapat membantu siswa untuk menemukan konsep sendiri Dapat membantu siswa mengembangkan model matematika sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah Memunculkan interaksi antar siswa karena bekerja dalam kelompok. Penyelesaian masalah didukung dengan konsep penbelajaran sebelumnya.
  • 31. 5. Kesesuaian dan bahasa Memuat kesesuaian tujuan dan materi Memuat kesesuaian materi dan soal latihan Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia Kalimat-kalimat yang melibatkan kemampuan berfikir logis Kalimat yang digunakan mudah dipahami Menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa 6. Bentuk fisik Penyajian isi LKS Kemasan LKS yang dihasilkan menarik Tabel 4. Kisi-kisi angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis pendekatan konstruktivisme No Indikator Nomor Butir Pernyataan 1. Petunjuk 1 2. Isi 2,4,5,6, dan 8 3. Bahasa 3 dan 7 c. Memvalidasi instrumen penelitian Instrumen penelitian yang divalidasi untuk lembar validasi LKS berbasis pendekatan konstruktivisme terdiri dari validasi isi dan validasi konstruk. Validasi isi adalah kesesuaian antaraLKS berbasis pendekatan konstruktivisme yang telah dirancang dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan, sedangkan validasi konstruk adalah kesesuaian antara LKS berbasis pendekatan konstruktivisme yang telah dirancang dengan unsur-unsur pengembangan yang telah ditetapkan. Skala penilaian untuk lembar validasi menggunakan skala Likert. Aspek penilaian meliputi format angket, bahasa yang digunakan dan butir pernyataan angket.
  • 32. Rekapitulasinya terdapat pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Data Hasil Validasi Angket Tanggapan Siswa No Aspek yang divalidasi Validator Jml Skor Maks % Kes 1 2 3 1 Format angket 4 4 4 12 15 80 Valid 2 Bahasa yang digunakan 6 8 8 22 30 73,3 Valid 3 Butir pernyataan angket 7 8 8 23 30 76,7 Valid Jumlah 17 20 20 57 75 76 Valid Berdasarkan Tabel 5, dapat dikatakan bahwa format angket, bahasa yang digunakan dan butir pernyataan angket telah valid. Sesuai dengan saran validator, dilakukan revisi terhadap angket tanggapan siswa. Perubahan yang dilakukan sesuai saran yang diberikan validator adalah: 1) Pada angket, perbaiki pernyataan soal-soal angket dengan pernyataan angket. 2) Butir pernyataan angket agar ditambah F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Lembar validasi Data hasil validasi yang terkumpul kemudian ditabulasi. Hasil tabulasi kemudian dicari persentasenya dengan rumus 13 : 𝑃 = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑒𝑟𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100% Berdasarkan hasil persentase,tagihan dapat dikategorikan menjadi : 13Riduwan, Belajar Mudah Penelitian,(Jakarta: Alfabeta, 2007).h. 89
  • 33. Tabel 6. Kategori Validitas LKS Berbasis Pendekatan Konstruktivisme % Kategori 0-20 Tidak valid 21-40 Kurang valid 41-60 Cukup valid 61-80 Valid 81-100 Sangat valid 2. Lembar observasi Data yang diperoleh dari observer dianalisis secara deskriptif naratif. Analisa dilakukan untuk menggambarkan data hasil observermengenai praktikalitas LKS berbasis pendekatan konstruktivisme. 3. Angket Data hasil tanggapan siswa melalui angket yang terkumpul, kemudian ditabulasi. Hasil tabulasi tiap tagihan dicari dengan rumus : 𝑃 = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑝𝑒𝑟𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100% Berdasarkan hasil persentase,setiap tagihan dikategorikan menjadi : Tabel 7. Kategori Praktikalitas LKS Berbasis Pendekatan Konstruktivisme % Kategori 0-20 Tidak praktis 21-40 Kurang praktis 41-60 Cukup praktis 61-80 Praktis 81-100 Sangat praktis Sumber: Riduwan