Sumber utama ajaran Islam adalah Al-Quran dan Sunnah. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dengan bahasa Arab, sedangkan Sunnah merupakan perbuatan, perkataan, dan penetapan Nabi Muhammad. Kedua sumber tersebut saling melengkapi dan menjelaskan prinsip-prinsip syariah Islam.
5. 1. AL-QURAN
DEFINISI:
Secara etimologis:
Al-Quran (Arab: al-Qur’an) berarti bacaan.
Terminologis:
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad dengan
perantaraan Malaikat Jibril dengan
menggunakan bahasa Arab, sebagai bukti
atas kenabian/ kerasulannya, disampaikan
secara mutawatir, dan membacanya bernilai
ibadah.
6. CARA AL-QURAN DITURUNKAN
• Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hati
Nabi Muhammad Saw.
• Malaikat datang menyerupai seorang lelaki
lalu membacakan wahyu sehingga Nabi
hafal.
• Wahyu datang seperti gemerincing lonceng.
• Malaikat datang dalam wujudnya yang asli.
7. HIKMAH AL-QURAN TURUN
BERANGSUR-ANGSUR
• Mudah dimengerti dan dilaksanakan.
• Mudah dihafal.
• Turunnya ayat sesuai dengan
peristiwa yang terjadi akan lebih
mengesankan dan mudah dihayati.
• Sebagai jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan para sahabat.
8. PEMBAGIAN AYAT-AYAT AL-QURAN
1. Ayat-ayat Makkiyah dengan ciri-ciri:
a. Umumnya pendek-pendek.
b. Didahului kata ُ
اسَّنَاالهُّيَاَيا
c. Berisi keimanan, pahala dan ancaman, kisah-
kisah umat terdahulu dan akhlak.
2. Ayat-ayat Madaniyah:
a. Umumnya panjang.
b. Didahului kata ا أوُنَمَأََأنيِذَّاالَهُّيَاَاي
c. Berisi syariah, baik yang terkait dengan
ibadah atau muamalah.
9. ISI AL-QURAN
• Prinsip-prinsip aqidah – syariah – akhlak.
• Janji dan ancaman.
• Sejarah nabi-nabi dan umat terdahulu.
• Berita tentang zaman yang akan datang.
• Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
• Sunnatullah.
10. FUNGSI AL-QURAN
• Yunus (10): 57: mau’izhah, syifa’, hudan,
dan rahmat.
• Al-Maidah (5): 48: mushaddiq dan
muhaimin.
• Al-Baqarah (2): 185: hudan, bayyinat, dan
furqan.
• Al-Nahl (16): 89: tibyan, hudan, rahmat,
dan busyra.
11. 2. AL-SUNNAH/AL-HADIS
Definisi:
Etimologis:
Sunnah : jalan, tradisi, UU, cara, dll.
Hadis : baru, dekat, kabar, dll.
Terminologis:
Segala sesuatu yang berasal (dinukil) dari nabi
Muhammad, baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun penetapan beliau.
Istilah yang hampir identik: Sunnah, hadis, khabar, dan
atsar.
12. BAGIAN-BAGIAN SUNNAH
• Sanad: persambungan pembawa dengan penerima
hadis.
• Matan: isi atau materi hadis.
• Rawi : pembawa atau yang meriwayatkan hadis
(sanad terakhir).
َ
ُهأنَعََالىَعَتَُهللاََي ِ
ضََرّيِلَعَأنَع
ََلاَقَ
:
َ
ِهأيَلَعَُهللاَيَّلَصَِهللاَُل أوُسَىَرَهَن
َ
ِةَعأتُمَالِنَعََمَّلَس ََو
َِ
رَبأيَخََامَع
-
َ
مِلأسُمَ َىَو ِ
َارخُبلأاَُها َوَر
.
13. MACAM-MACAM SUNNAH
• Bentuk: Qauliyah, Fi’liyah, dan Taqririyah.
• Jumlah perawi: Mutawatir, Masyhur, dan
ahad.
• Kualitas: Shahih, Hasan, Dla’if, dan
Maudlu’ (palsu).
• Diterima/tidaknya: Maqbul dan Mardud.
• Orang yang berperan: Marfu’, Mauquf,
dan Maqthu’.
• Pembagian lain: Mu’an’an, Munqathi’, dll.
14. FUNGSI SUNNAH THD. AL-QURAN
• Sumber hukum kedua TA’KID.
• Bayan (penjelas):
- memerinci TAFSHIL.
- mengkhususkan TAKHSHISH.
- membatasi TAQYID.
• Menetapkan hukum baru TASYRI’.
15. 3. IJTIHAD
Definisi:
• Etimologis: bersungguh-sungguh
ََدَهَتأجِا
–
َُدِهَتأجَي َِ
–
َ
ِتأجِا
َ
ادَه
• Terminologis: mencurahkan segenap
kemampuan berfikir untuk mengeluarkan
hukum syar’iy yang praktis (‘amaliy) dari
dalil-dalil al-Quran dan Sunnah.
• Mujtahid: orang yang melakukan ijtihad.
16. DASAR PENGGUNAAN IJTIHAD
• Al-Quran: Surat al-Nisa’ (4): 59.
• Sunnah: hadis tentang diutusnya Muadz
menjadi hakim di Yaman.
• Logika: nash-nash al-Quran dan Sunnah
terbatas, sedang peristiwa manusia tidak
terbatas.
17. OBJEK/MEDAN IJTIHAD
• Masalah yang ditunjuk oleh nash yang
zhanniy, bukan yang qath’iy.
• Masalah baru yang hukumnya belum
dijelaskan oleh nash.
• Masalah baru yang hukumnya belum
diijma’kan (disepakati).
• Hukum yang ‘illatnya (alasan hukumnya)
diketahui.
18. SYARAT-SYARAT MUJTAHID
• Menguasai dalil-dalil hukum dari al-Quran dan
Sunnah.
• Menguasai bahasa Arab dengan ilmu-ilmunya.
• Mengetahui masalah-masalah yang sudah
diijma’kan.
• Menguasai ilmu ushul fikih/metodologi hukum
Islam.
• Mengetahui maqashidusy syari’ah (maksud-
maksud ditetapkannya hukum Islam).
• Mengetahui asbabun nuzul dan asbabul wurud.
• Mengetahui IPTEK.
20. Ijma’
Definisi:
Kesepakatan ulama tentang suatu hukum
sepeninggal Nabi Muhammad Saw.
Ijma’ ada dua:
1. Ijma’ sharih: jelas pendapatnya/
mempraktikkannya.
2. Ijma’ sukuti: tidak jelas pendapatnya/diam.
Contoh ijma’: kesepakatan para sahabat
untuk mengangkat Abu Bakar menjadi
Khalifah sepeninggal Nabi Saw. dan
kodifikasi al-Quran
21. Qiyas (analogi):
Definisi:
Menyamakan hukum suatu masalah yang
belum ada nashnya dengan hukum suatu
masalah yang sudah ada nashnya, karena
adanya persamaan ‘illat.
‘Illat: suatu sifat yang menjadi dasar untuk
menetapkan hukum.
23. Istihsan
Definisi:
Meninggalkan qiyas jali / nyata (kulli /
umum) untuk menjalankan qiyas yang
khafi/tidak nyata (istisna’ /
pengecualian) karena adanya dalil
yang menurut logika
membenarkannya.
25. Istishhab
Definisi:
Menetapkan hukum menurut keadaan yang
terjadi sebelumnya sampai ada dalil yang
merubahnya
Contoh:
Seorang perempuan yang ditinggal suaminya
pergi dan tidak ada kabar tentang suaminya
tersebut tetap sebagai isteri yang sah.
Istishhab banyak digunakan oleh golongan
Syafi’iyah.
26. ‘Urf (adat)
Definisi:
Kebiasaan yang baik, berupa perkataan atau
perbuatan.
‘Urf ada dua macam:
1. ‘Urf shahih, contohnya peringatan maulud
Nabi Muhammad Saw., Isra’ Mi’raj, dll.
2. ‘Urf yang fasid (rusak), contohnya
kebiasaan mabuk, labuhan, dll.