2. Table of contents
Manfaat
ChatJPT Bagi Dunia
Akademik/ Pendidikan
Pengertian
Apa yang dimaksud dari
ChatGPT
01 02
Etika
Atau Panduan Penggunaan
ChatJPT (Kasus di Universitas &
Penerbit Jurnal Ilmiah)
03
3. Apa itu
ChatGPT?
Chatbot berbasis teknologi
Artificial Intelligence (AI) /
kecerdasan buatan yang dapat
melakukan interaksi percakapan
dengan penggunanya dalam
bentuk teks.
4. ChatGPT
PRO KONTRA
ChatGPT memiliki sejumlah
keterbatasan dan
penyalahgunaan di dunia
akademik
Kegiatan pendidikan dan
pembelajaran banyak terbantu
dengan adanya kehadiran
ChatGPT
5. Kelebihan ChatGPT
● Memparafrase tulisan
● Membuat ringkasan
● Memperbaiki tata bahasa inggris dan
mengoreksi kesalahan
● Membuat ide judul yang menarik
● Membuat ide judul tulisan
● Membuat dan menjelaskan kode program
● Membatu dosen / peneliti dalam melakukan riset
literature
● Membuat lesson plan
● Membuat kuias dan membuat survey
6. Kekurangan ChatGPT
● Pengguaannya membutuhkan Internet.
● Adakalanya menciptakan ketidakakuratan
informasi.
● Belum mampu membedakan fakta dan Opini.
● Memiliki pemahaman terbatas.
● Tidak bias mengingat pembahasan sebelumnya
(keterbatasan memori).
● Keterbatasan kosa kata.
7. Etika/ Panduan
Penggunaan ChatGPT
(Contoh kasus : di Universitas)
Sejumlah kalangan perguruan tinggi / universitas
telah merespons kehadiran ChatGPT dengan
mengeluarkan kebijakan (policy) atau panduan
(guidelines) terkait penggunaan ChatGPT dalam
kegiatan akademik.
8. 1. Universitas Putra
Malaysia (UPM)
Universiti Putra Malaysia (UPM) telah mengeluarkan Guide for ChatGPT
Usage in Teaching and Learning.
Poin-poin Penting yang Tertera :
● Mahasiswa diijinkan menggunakan ChatGPT dengan memberikan
ruang diskusi terkait aturan akademik yang telah ditetapkan.
● Memastikan mahasiswa memahami kuliah dengan
memberikan assesment yang menilai proses mengingat hal-hal
seperti waktu tertentu, subyek tertentu atau kejadian di masa
lampau, serta mengevaluasi referensi yang digunakan
● Memperbanyak aktivitas diskusi dan tugas kolaboratif.
● Bagi dosen, ChatGPT dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan studi
kasus unik bagi masing-masing mahasiswa
● Berikan ruang bagi mahasiswa dalam assesment dosen suatu
umpan balik mengenai bagaimana mereka dapat meningkatkan diri
mereka dan meminta mereka untuk memberikan sintesa
pengetahuan dari respons-respons ChatGPT yang pernah mereka
hasilkan.
9. 2. Cambridge University
Cambridge akan mengizinkan mahasiswanya
menggunakan ChatGPT selama tidak digunakan untuk
menulis tugas-tugas kuliah atau untuk mengerjakan
ujian.
3. Warwick University
Sementara pihak Warwick University mengatakan
tidak melarang ChatGPT dan menilai bahwa ChatGPT
adalah hal yang positif bagi mahasiswa untuk belajar
sesuatu darinya.
10. Etika/ Panduan
Penggunaan ChatGPT
(Contoh kasus : Penerit Jurnal Ilmiah)
Penerbit jurnal-jurnal ilmiah internasional seperti
Elsevier dan Cambridge University Press beberapa
hari lalu juga telah mengeluarkan panduan
mengenai etika menggunakan ChatGPT dalam
penulisan dan publikasi karya ilmiah para peneliti
yang menyerahkan artikelnya ke jurnal mereka.
11. Elsevier dalam kebijakan etika publikasinya (Publishing Ethics) pada
bagian Duties of Authors khususnya pada The Use of AI and AI-assisted
Technologies in Scientific Writing, menyebutkan bahwa:
• ChatGPT /AI tools lainnya hanya dapat digunakan untuk meningkatkan
keterbacaan dan ketepatan berbahasa saja (readability and language of
the work) dalam artikel yang hendak dimasukkan ke jurnal.
• ChatGPT /AI tools lainnya tidak boleh digunakan untuk menggantikan
peran penulis.
• Penulis artikel wajib melakukan kontrol atas keluaran ChatGPT dan
AI tools lainnya dengan cara melakukan review dan editing.
• Penulis wajib menyatakan dalam naskah artikelnya bahwa ChatGPT/
AI tools lainnya telah digunakan dalam penulisan artikel jurnal.
• Penulis tidak boleh menyatakan ChatGPT / AI tools lainnya
sebagai author atau co-author dan tidak boleh juga mensitasinya
sebagai author.
12. Sedangkan Cambridge University Press pada bagian Panduan Etika
Publikasi Riset untuk Jurnal (Research Publishing Ethics Guidelines for
Journals) di bagian Authorship and Contributorship khususnya pada
AI Contributions to Research Content memiliki sikap yang tidak jauh
berbeda dengan Elsevier, dengan mengatakan:
• ChatGPT atau AI tools harus disebutkan dan dijelaskan perannya dalam
penulisan artikel jurnal sebagaimana halnya penyebutan perangkat
lunak, tools dan metodologi yang digunakan dalam penelitian.
• ChatGPT atau AI tools tidak dapat dinyatakan sebagai author karena
tidak memiliki akuntabilitas.
• Penulis harus bertanggung jawab penuh atas penggunaan ChatGPT atau
AI tools dalam bentuk penggunaan apa pun.
• Penggunaan ChatGPT atau AI tools tidak boleh melanggar aturan
mengenai plagiarisme dari Cambridge.