3. Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada
tahun 1931. Menutunya 88% kecelakaan disebabkan
oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia
,sedangkan sisanya, yaitu 10 % disebabkan kondisi
yang tidak aman dan 2% disebabkan takdir Tuhan.
Heinrich menekankan bahwa kecelakaan lebih
banyak disebabkan oleh kekeliruan atau kesalahan
yang dilakukan oleh manusia.
4.
5. Teori Bird & Loftus
Bird dan Loftus tidak lagi melihat kesalahan
terjadi pada manusia/pekerja semata,
melainkan lebih menyoroti pada bagaimana
manajemen lebih mengambil peran dalam
melakukan pengendalian agar tidak terjadi
kecelakaan.
6.
7. Teori Swiss Cheese
• Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi
pada setiap komponen yang terlibat dalam suatu
sistem produksi.
• Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi menjadi
Direct Cause dan Latent Cause.
• Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan
kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerugian atau
cidera pada saat kecelakaan tersebut terjadi.
• Latent cause adalah suatu kondisi yang sudah terlihat
jelas sebelumnya dimana suatu kondisi menunggu
terjadinya suatu kecelakaan.
8.
9.
10. Umur
Jenis Kelamin
Masa kerja
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Tingkat Pendidikan
Perilaku
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan K3
13. Kesakitan atau cedera bahkan dapat
mengakibatkan cacat tetap atau kematian.
Kehilangan waktu kerja karena harus menjalani
perawatan baik oleh perawat /
paramedis perusahaan ataupun oleh dokter
rumah sakit.
Berkurang penghasilannya akibat kehilangan
waktu kerja untuk menjalani perawatan.
Pemecatan
14. Kesedihan.
Jika penghasilan karyawan berkurang sudah
tentu pemasukan untuk keluarganya juga akan terhambat
atau berkurang sehingga tidak dapat memenuhi
semua kebutuhan hidupnya.
Jika Kecelakaan yang dialami oleh karyawan mengakibatkan
cacat atau bahkan kematian maka masa depan anggota
keluarganya pun tidak menentu karena tidak ada lagi yang
akan membiayai atau mencukupi kebutuhannya.
Akan menjadi beban keluarga , bukan sebagai
kepala keluarga atau sebagai anggota keluarga yang
harusnya memberi nafkah.
15. Turunnya produktivitas perusahaan atau jadi lambatnya produksi
Perusahaan mengeluarkan biaya penyembuhan untuk karyawan
Perusahaan kerugian
Perusahaan harus memikul biaya perbaikannya
Kecelakaan kerja itu juga mungkin membuat rusak product dan
bahan-bahan
Ada gaji yang perlu dibayarkan perusahaan selama karyawan belum
dapat bekerja lagi
Potensi menyebabkan turunnya kekuatan karyawan setelah kembali
bekerja. Sehingga berpengaruh pada produktivitas pabrik.
Bila ingin merekrut pekerja atau karyawan baru, perusahaan perlu
mengeluarkan biaya lagi, Baik untuk biaya rekrutmen ataupun biaya
untuk melatih pekerja baru.
16. Munculnya korban jiwa/cacat/cidera yang nanti dengan cara
segera dapat mempengaruhi pada orang-orang tempat
korban tinggal.
Karena produktivitas perusahaan yang terhambatnya, maka
keperluan orang-orang akan product dari perusahaan itu
juga turut terhalang.
17. 1. PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3
mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi,
• Penerapan ketentuan & syarat
K3 sejak tahap rekayasa,
• Penyelenggaraan pengawasan &
pemantauan pelaksanaan K3.
2. STANDARISASI Standar K3 maju akan menentukan
tingkat kemajuan pelaksana K3.
3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN Suatu kegiatan pembuktian sejauh
mana kondisi tempat kerja masih
memenuhi ketentuan &
persyaratan K3.
18. 4. RISET TEKNIS, MEDIS,
PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset atau penelitian untuk
menunjang tingkat kemajuan
bidang K3 sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan, tehnik
& teknologi.
5. PENDIDIKAN & LATIHAN Peningkatan kesadaran, kualitas
pengetahuan & keterampilan K3
bagi tenaga kerja.
6. PERSUASI Cara penyuluhan & pendekatan di
bidang K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan
melalui sanksi-sanksi.
19.
20. 7. ASURANSI Insentif finansial untuk
meningkatkan pencegahan
kecelakaan dengan pembayaran
premi yg lebih rendah terhadap
perusahaan yang memenuhi syarat
K3.
8. PENERAPAN K3 DI TEMPAT
KERJA
Langkah-langkah pengaplikasian di
tempat kerja dalam upaya
memenuhi syarat-syarat K3 di
tempat kerja.