SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
MAKALAH 
KONSEP PERILAKU 
Disusun Oleh: 
Erri Nurdiansyah (131440128830027) 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 
HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 
TAHUN AJARAN 
2013/2014 
i
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan 
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan 
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. 
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk 
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi 
keperawatan. 
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan 
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun 
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. 
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang 
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca 
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk 
kesempurnaan makalah ini. 
ii 
Purwokerto, 7 Oktober 2014 
Penyusun
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Pengertian Perilaku 
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang 
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, 
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari 
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku 
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati 
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 
2003). 
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), 
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang 
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi 
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme 
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau 
Stimulus – Organisme – Respon. 
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat 
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : 
1. Perilaku tertutup (convert behavior) 
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam 
bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus 
ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap 
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat 
diamati secara jelas oleh orang lain. 
2. Perilaku terbuka (overt behavior) 
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata 
atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk 
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh 
orang lain.
2 
B. Klasifikasi Perilaku Kesehatan 
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon 
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan 
sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta 
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan 
menjadi 3 kelompok : 
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance). 
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau 
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuha n 
bilamana sakit. 
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau 
sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). 
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang 
pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. 
3. Perilaku kesehatan lingkungan 
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan 
fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. 
C. Domain Perilaku 
Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi 
perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan 
tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan 
ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan 
atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah 
kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah 
psikomotor (psicomotor domain). 
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk 
kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari : 
1. Pengetahuan (knowlegde) 
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah 
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa
pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil 
keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang : 
a. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, 
3 
minat, kondisi fisik. 
b. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, 
sarana. 
c. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan 
metode dalam pembelajaran. 
Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu : 
a. Tahu (Know) 
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap 
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 
b. Memahami (Comprehension) 
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang 
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut 
secara benar. 
c. Aplikasi 
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang 
telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. 
d. Analisis 
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu 
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur 
organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain. 
e. Sintesa 
Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau 
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. 
f. Evaluasi 
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan 
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.
4 
2. Sikap (attitude) 
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari 
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan 
bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok : 
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek 
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) 
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan : 
a. Menerima (receiving) 
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan 
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). 
b. Merespon (responding) 
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan 
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 
c. Menghargai (valuing) 
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan 
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 
d. Bertanggung jawab (responsible) 
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya 
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. 
3. Praktik atau tindakan (practice) 
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt 
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata 
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, 
antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini 
mempunyai beberapa tingkatan : 
a. Persepsi (perception) 
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan 
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guide response) 
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan 
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat 
kedua. 
5 
c. Mekanisme (mecanism) 
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar 
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia 
sudah mancapai praktik tingkat tiga 
d. Adopsi (adoption) 
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah 
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi 
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. 
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni 
dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan 
beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat 
dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau 
kegiatan responden. 
Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo 
(2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru 
didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni : 
a. Kesadaran (awareness) 
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui 
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) 
b. Tertarik (interest) 
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus 
c. Evaluasi (evaluation) 
Menimbang- nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus 
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik 
lagi. 
d. Mencoba (trial) 
Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
6 
e. Menerima (Adoption) 
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan 
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. 
D. Asumsi Determinan Perilaku 
Menurut Spranger membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam 
nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai 
budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia 
sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti 
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan 
sebagainya. 
Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala 
kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, 
keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya. Proses terbentuknya 
perilaku dapat diilustrasikan pada gambar berikut : 
o Pengalaman 
o Keyakinan 
o Fasilitas 
o Sosio-budaya 
o Pengetahuan 
o Persepsi 
o Sikap 
o Keinginan 
o Kehendak 
o Motivasi 
o Niat
E. Perilau Manusia menurut Berbagai Aliran 
1. Manusia menurut aliran psikoanalisis 
Manusia menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini 
adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam 
dalam jiwanya (homo Volens). Aliran psikoanalis secara tegas 
memperhatikan struktur jiwa manusia, Fokus aliran ini adalah totalitas 
kepribadian manusia bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah. 
Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi 
sub sistem dalam kepribadian manusia yaitu: 
a. Id. 
yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan 
biologis manusia merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan 
prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat 
egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah 
tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian: 
1) Libido – insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan– 
kegiatan kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros) 
2) thanatos – insting destruktif dan agresif 
7 
b. Ego. 
berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia 
luar. Ego Adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan 
tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia 
mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud 
rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas 
c. Super ego 
yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu 
yang normatif atau ideal super ego disebut juga sebagai hati 
nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur 
masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang 
tidak berlainan dibawah alam sadar.
Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia 
adalh merupakan interaksi antara komponen biologis atau unsur hewani 
(id), komponen psikologis atau unsur akal rasional (ego) dan komponen 
sosial atau unsur moral (super ego). 
2. Manusia menurut aliran behaviorisme 
Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau 
perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai 
hasil belajar yaitu perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. 
Dari sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam teori 
tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja lilin ketika lahir artinya 
manusia belum memiliki “warna mental”. Pada perkembangannya yang 
menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah 
pengalaman. Secara singkat maka aliran ini menekankan bahwa perilaku 
manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada 
pengalaman inderawi (sensory experience). 
Konsep perilaku manusia di atas oleh salah tokoh aliran ini Ivan 
Pavlov disempurnakan dengan metode yang disebut pelaziman klasik . Pada 
metode ini perilaku manusia disebabkan adanya stimuli yang terkondisi 
atau bersifat netral dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis 
tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan 
pemberian sesuatu rangsangan.tpUntuk menggambarkan metode ini oleh 
Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan 
dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut 
bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar 
sebagai “hasil belajar’ mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan 
makanan yang akan diberikan kelak. Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap 
kali anak membaca majalah dan orang tuanya mengambil majlah tersebut 
dengan paksa maka anak tersebut akan benci terhadap majalah. 
Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan oleh 
Skinner dengan metode yang disebut operant conditioning (pelaziman 
operan). 
8
Metode ini menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan 
sesuatu respon karena mengoper atas stimulus yang diterima 
disekitarnya. Menurut Skinner, pelaziman operan terdiri daripada dua 
konsep utama yaitu : 
1. Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam peneguhan positif dan 
peneguhan negatif. 
a. Peneguhan Positif (Positive Reinforcement) 
Rangsangan yang bisa menambahkan pengulangan suatu 
tingkahlaku dan dilakukan berkali-kali disebut sebagai Peneguhan 
Positif. 
Contoh: Pekerja yang mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya 
diberikan bonus. Maka ia kan meningkatkan kinerjanya pada masa 
berikutnya 
b. Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement) 
Bila ada rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan 
keadaan tidak mengenakan dan akan dihindari secara berkali-kali 
disebut sebagai peneguhan negatif. Organisme kemungkinan 
mengulang tingkahlaku yang dapat mengelak atau mengurangi 
keadaan yang negatif. 
9 
2. Denda (punishment) 
Adalah Setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu 
respon tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali . 
Contoh: Anak yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang untuk 
bermain bola dengan teman-temannya sehingga ia akan menghapuskan 
perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat bermain bola lagi. 
Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan 
Social Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini 
dikemukankan oleh Albert Bandura yang mengatakan salah satu sifat 
manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain 
yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga
tingkah laku yang tidak diterima masyarakat. Tingkahlaku yang diterima 
dan tidak diterima tersebut berbentuk : 
a. berbeda antara satu budaya dengan satu budaya yang lain, 
b. berbeda antara individu, 
c. berbeda menurut situasi. 
Dengan demikian, pembelajaran sosial tidak hanya melibatkan 
mempelajari tingkahlaku yang diterima tetapi juga tingkahlaku tidak 
diterima. 
Mengapa Manusia Meniru? 
Orang meniru kerana apa yang dilakukan membawa kepuasan 
atau ganjaran, yaitu peneguhan. Bagaimana peneguhan terwujud terdiri 
atas 3 jenis : 
a. Peneguhan Secara Langsung – Individu mendapat ganjaran seperti 
pujian kerana dia meniru sesuatu tingkahlaku yang diperhatikan. 
Misal anak yang meniru perilaku bapaknya karena dia dipuji dan 
mengulangi tingkahlaku tersebut. 
b. Peneguhan Mandiri – Individu meniru bukan kerana ingin dipuji 
tetapi kerana ingin mencapai cita-citanya sendiri, misal seorang 
pelajar meniru cara Edwin Moses (atlit lari Amerika ; pemecah 
rekor dunia) dalam berlari, ia melakukan itu bukan untuk dipuji oleh 
pelatihnya tetapi untuk membuktikan kepada dirinya bahwa diapun 
bisa berlari sama persis dengan Edwin Moses dan ini memberi 
kepuasan kepadanya. 
c. Peneguhan Vikarius – Individu mendapat kepuasan secara tak 
langsung dengan meniru orang lain. Individu yang memperhatikan 
orang lain mendapatkan kepuasan atau ganjaran karena meniru 
model, iapun berbuat demikian karena ingin mendapat peneguhan 
yang sama. misal. Seorang pelajar memperhatikan rekannya dipuji 
oleh gurunya karena menyelesaikan tugas dengan cepat maka 
mungkin pada waktu lain ia akan berbuat demikian kerana dia 
menyangka akan menerima pujian yang sama. 
10
3. Manusia menurut aliran psikologi kognitif 
Manusia dalam konsepsi psikologi kognitif adalah mahkluk 
yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya 
(homo sapiens). Artinya manusia adalah makhluk yang berpikir dan 
tidak pasif dalam merespon lingkungannya serta berusaha memahai 
lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa manusia adalah organisme aktif 
yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungannya. 
Logika dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah bahwa 
jiwa manusia menafsirkan pengalaman indrawi secara aktif melalui 
proses mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan 
mencari makna. Jadi manusialah yang menentukan makna stimuli dan 
bukan stimuli itu sendiri. 
Beberapa teori perilaku menurut aliran ini adalah teori dari Kurt 
Lewin yang mengatakan bahwa perilaku manusia bukan sekedar respon 
dari stimulus melainkan produk dari berbagi gaya yang 
mempengaruhinya secara spontan. Gaya tersebut oleh Lewin 
dirumuskan dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil interaksi antara 
Persons ( diri orang) dengan Enviroment (lingkungan psikologisnya). 
Teori lain dari aliran ini mengatakan bahwa manusia adalah 
pencari konsistensi kognitif (consistency seeker). Manusia merupakan 
mahkluk yang mejaga keajegan dalam sistem kepercayaannya dan 
diantara sistem kepercayaan dengan perilaku. Asumsi ini melahirkan 
teori yang disebut denga disonansi kognitif artinya manusia akan akan 
mencari informasi yang mengurangi disonansi (ketidakcocokan antara 
dua kognisi). Manusia bila bertemu dengan informasi yang disonan 
dengan keyakinannya maka ia akan menolak, meragukan sumbernya, 
menacri konsonan atau mengubahnya. 
F. Manusia menurut aliran psikologi humanistik 
Manusia menurut konsepsi psikologi humanistik adalah mahkluk aktif 
alam merumuskan strategi transaksional sengan lingkungannya (homo 
ludens). Pada asumsi aliran ini manusia dipandang berada dalam dunia 
11
kehidupan ( berupa the I (aku), me (Ku), my self (diriku)) yang dipersepsi dan 
diinterprestasi secara subjektif. Perilaku manusia berpusat pada konsep dirinya 
berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan 
berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada kebutuhannya 
dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan 
dirinya. 
12
BAB II 
PEMBAHASAN 
Aplikasi terhadap keperawatan yang disebabkan oleh faktor perilaku 
manusia ini merujuk pada kesehatan jiwa manusia. 
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu 
yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan 
kesehatan, antara lain : 
A. Teori Lawrence Green (1980) 
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat 
kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu 
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non beha vior 
causes). 
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh : 
1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam 
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 
2. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan 
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana 
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan 
sebagainya. 
3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan 
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok 
referensi dari perilaku masyarakat. 
13 
B. Teori Snehandu B. Kar (1983) 
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa 
perilaku merupakan fungsi dari : 
1. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau 
perawatan kesehatannya (behavior itention). 
2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
3. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas 
kesehatan (accesebility of information). 
4. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan 
atau keputusan (personal autonomy). 
5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation). 
14 
C. Teori WHO (1984) 
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku 
tertentu adalah : 
1. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk 
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang 
terhadap objek (objek kesehatan). 
a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang 
lain. 
b. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. 
Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa 
adanya pembuktian terlebih dahulu. 
c. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. 
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang 
paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi 
orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan 
kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung 
pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada 
pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu 
tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. 
2. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, 
maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. 
3. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga 
dan sebagainya. 
4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai- nilai dan penggunaan sumber-sumber 
didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of
life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk 
dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat 
sesuai dengan peradapan umat manusia 
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan 
bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri 
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara 
kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care 
(perawatan diri). 
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, 
lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self 
care mereka. Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu: 
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal): 
kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus 
kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk 
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan 
pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk 
perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan 
lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. 
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri 
pengembangan): kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan 
manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi 
selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan 
kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap 
perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan 
sepanjang siklus hidup. 
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri 
penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik 
atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau 
penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran 
dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta 
15
pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan 
seseorang untuk melakukan self care. 
Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu: 
1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan 
umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan 
untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, 
pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan 
dan peningkatan Integritas fungsional. 
2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga 
pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan 
kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di 
setiap periode dalam daur hidup. 
3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari 
struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan 
beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan 
pengaturan untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya. 
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat 
ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu 
ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu: 
1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan 
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi 
(sistem pengganti keseluruhan). 
2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan 
16 
(sistem pengganti sebagian). 
3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem 
dukungan/pendidikan).
BAB III 
APLIKASI TEORI OREM 
`Klien dewasa dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem 
dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya 
sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai 
kesejahteraan. 
Klien dewasa dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai sejahtera / 
kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan 
kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat menurut teori self-care berperan 
sebagai pendukung/pendidik bagi klien dewasa dengan Diabetes Mellitus 
terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan optimalnya dalam mencapai 
sejahtera. 
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor 
internal dan eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, 
budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun 
factor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien 
tinggal. 
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat 
kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai 
kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan 
teori Orem yaitu: 
A. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal). 
kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus 
hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang 
meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi 
sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien DM, 
kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan 
melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai, 
dan pemantauan kadar glukosa darah. 
17
B. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan). 
klien dengan DM mengalami perubahan fungsi perkembangan yang 
berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan DM 
antara lain, menimbulkan peningkatan dalam berkemih, rasa haus, selera 
makan, keletihan, kelemahan, lukapada kulit yang lama penyembuhannya, 
infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi). 
1. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri 
18 
penyimpangan kesehatan). 
kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan 
seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan 
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, 
kejang-kejang, takikardi, dan hemiparesis. Pada klien dengan DM terjadi 
ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan 
kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami penurunan pola 
makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan 
pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya). 
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami 
oleh klien dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. 
Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh 
mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan 
mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang 
telah kami sebutkan sebelumnya. 
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap 
barulah perawat mulai bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care 
klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual klien yang 
berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.
BAB IV 
PENUTUP 
19 
A. Kesimpulan 
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang 
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, 
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari 
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku 
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati 
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 
2003). 
B. Saran 
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca 
dapat mencari berbagai referensi agar isi tidak menyimpang dari materi dan 
sesuai dengan yang seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA 
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 
1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia. 
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta. 
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th 
edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia. 
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: 
20 
Jakarta. 
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta. 
Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for 
Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

More Related Content

What's hot

Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
Cahya
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
zulindarisma
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Budi Supriyono
 

What's hot (20)

prinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatanprinsip prinsip legal praktik keperawatan
prinsip prinsip legal praktik keperawatan
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Teori perubahan perilaku
Teori perubahan perilakuTeori perubahan perilaku
Teori perubahan perilaku
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2Anatomi fisiologi sistem integumen 2
Anatomi fisiologi sistem integumen 2
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 

Similar to Makalah konsep perilaku

Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilaku
uyunk93
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptx
HeyyPutt
 
Makalah psikologi kep
Makalah psikologi kepMakalah psikologi kep
Makalah psikologi kep
Daya Rahmat
 
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Syaikhuna Al-Asyhi
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111
Aji Yasmin
 
Hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku
Hasil belajar sebagai perubahan tingkah lakuHasil belajar sebagai perubahan tingkah laku
Hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku
RiswanNasution1
 

Similar to Makalah konsep perilaku (20)

Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilaku
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Perilaku
PerilakuPerilaku
Perilaku
 
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar giziPendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
 
Perubahan perilaku
Perubahan perilakuPerubahan perilaku
Perubahan perilaku
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptx
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
 
Makalah psikologi kep
Makalah psikologi kepMakalah psikologi kep
Makalah psikologi kep
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pengetahuan dan keputihan
Pengetahuan dan keputihanPengetahuan dan keputihan
Pengetahuan dan keputihan
 
Isi makalah promkes
Isi makalah promkesIsi makalah promkes
Isi makalah promkes
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
 
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan PembelajaranDasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
Dasar-Dasar Perilaku_Persepsi, Teori Atribusi, dan Pembelajaran
 
J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111J anstar ketikan.docx 111111
J anstar ketikan.docx 111111
 
Tentang Sikap
Tentang SikapTentang Sikap
Tentang Sikap
 
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"Bentuk dan Strategi  "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
Bentuk dan Strategi "Perubahan PERILAKU" - Training "CHARACTER BUILDING"
 
Hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku
Hasil belajar sebagai perubahan tingkah lakuHasil belajar sebagai perubahan tingkah laku
Hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku
 

More from Sentra Komputer dan Foto Copy

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

Makalah solusio plasenta
Makalah solusio plasentaMakalah solusio plasenta
Makalah solusio plasenta
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinanMakalah deteksi patologi persalinan
Makalah deteksi patologi persalinan
 
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”
 
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doaMakalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah agama tentang dzikir dan doa
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Makalah konseling
Makalah konselingMakalah konseling
Makalah konseling
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
Makalah kd1 embem
Makalah kd1 embemMakalah kd1 embem
Makalah kd1 embem
 
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika kd 1
 
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tamiMakalah kode genetika dr. tami
Makalah kode genetika dr. tami
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpmMakalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
 
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpmMakalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah konsep mikrobiologi (print)
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Makalah konsep perilaku

  • 1. MAKALAH KONSEP PERILAKU Disusun Oleh: Erri Nurdiansyah (131440128830027) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2013/2014 i
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keperawatan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. ii Purwokerto, 7 Oktober 2014 Penyusun
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003). Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : 1. Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
  • 4. 2 B. Klasifikasi Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance). Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuha n bilamana sakit. 2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. 3. Perilaku kesehatan lingkungan Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. C. Domain Perilaku Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari : 1. Pengetahuan (knowlegde) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa
  • 5. pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang : a. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, 3 minat, kondisi fisik. b. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana. c. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran. Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami (Comprehension) Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. d. Analisis Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain. e. Sintesa Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. f. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.
  • 6. 4 2. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok : a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan : a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. 3. Praktik atau tindakan (practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan : a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
  • 7. b. Respon terpimpin (guide response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua. 5 c. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga d. Adopsi (adoption) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni : a. Kesadaran (awareness) Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) b. Tertarik (interest) Dimana orang mulai tertarik pada stimulus c. Evaluasi (evaluation) Menimbang- nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Mencoba (trial) Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
  • 8. 6 e. Menerima (Adoption) Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. D. Asumsi Determinan Perilaku Menurut Spranger membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya. Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan pada gambar berikut : o Pengalaman o Keyakinan o Fasilitas o Sosio-budaya o Pengetahuan o Persepsi o Sikap o Keinginan o Kehendak o Motivasi o Niat
  • 9. E. Perilau Manusia menurut Berbagai Aliran 1. Manusia menurut aliran psikoanalisis Manusia menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud ini adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan yang terpendam dalam jiwanya (homo Volens). Aliran psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia, Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah. Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi sub sistem dalam kepribadian manusia yaitu: a. Id. yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian: 1) Libido – insting reproduktif penyediaan energi dasar untuk kegiatan– kegiatan kosntrukstif disebut juga sebagai insting kehidupan (eros) 2) thanatos – insting destruktif dan agresif 7 b. Ego. berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar. Ego Adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas c. Super ego yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar.
  • 10. Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis perilaku manusia adalh merupakan interaksi antara komponen biologis atau unsur hewani (id), komponen psikologis atau unsur akal rasional (ego) dan komponen sosial atau unsur moral (super ego). 2. Manusia menurut aliran behaviorisme Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia berperilaku sebagai hasil belajar yaitu perubahan perilaku akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul “teori belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam teori tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja lilin ketika lahir artinya manusia belum memiliki “warna mental”. Pada perkembangannya yang menyebabkan berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut adalah pengalaman. Secara singkat maka aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian manusia, serta tempramen didasarkan pada pengalaman inderawi (sensory experience). Konsep perilaku manusia di atas oleh salah tokoh aliran ini Ivan Pavlov disempurnakan dengan metode yang disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku manusia disebabkan adanya stimuli yang terkondisi atau bersifat netral dengan stimuli yang tak terkondisikan. Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa diajar bertindak dengan pemberian sesuatu rangsangan.tpUntuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov melakukan eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam eksperimen tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil belajar’ mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan makanan yang akan diberikan kelak. Sebagai contoh illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan orang tuanya mengambil majlah tersebut dengan paksa maka anak tersebut akan benci terhadap majalah. Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan oleh Skinner dengan metode yang disebut operant conditioning (pelaziman operan). 8
  • 11. Metode ini menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan sesuatu respon karena mengoper atas stimulus yang diterima disekitarnya. Menurut Skinner, pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama yaitu : 1. Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam peneguhan positif dan peneguhan negatif. a. Peneguhan Positif (Positive Reinforcement) Rangsangan yang bisa menambahkan pengulangan suatu tingkahlaku dan dilakukan berkali-kali disebut sebagai Peneguhan Positif. Contoh: Pekerja yang mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya diberikan bonus. Maka ia kan meningkatkan kinerjanya pada masa berikutnya b. Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement) Bila ada rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan keadaan tidak mengenakan dan akan dihindari secara berkali-kali disebut sebagai peneguhan negatif. Organisme kemungkinan mengulang tingkahlaku yang dapat mengelak atau mengurangi keadaan yang negatif. 9 2. Denda (punishment) Adalah Setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu respon tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali . Contoh: Anak yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang untuk bermain bola dengan teman-temannya sehingga ia akan menghapuskan perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat bermain bola lagi. Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan Social Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini dikemukankan oleh Albert Bandura yang mengatakan salah satu sifat manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk orang lain yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour) dan juga
  • 12. tingkah laku yang tidak diterima masyarakat. Tingkahlaku yang diterima dan tidak diterima tersebut berbentuk : a. berbeda antara satu budaya dengan satu budaya yang lain, b. berbeda antara individu, c. berbeda menurut situasi. Dengan demikian, pembelajaran sosial tidak hanya melibatkan mempelajari tingkahlaku yang diterima tetapi juga tingkahlaku tidak diterima. Mengapa Manusia Meniru? Orang meniru kerana apa yang dilakukan membawa kepuasan atau ganjaran, yaitu peneguhan. Bagaimana peneguhan terwujud terdiri atas 3 jenis : a. Peneguhan Secara Langsung – Individu mendapat ganjaran seperti pujian kerana dia meniru sesuatu tingkahlaku yang diperhatikan. Misal anak yang meniru perilaku bapaknya karena dia dipuji dan mengulangi tingkahlaku tersebut. b. Peneguhan Mandiri – Individu meniru bukan kerana ingin dipuji tetapi kerana ingin mencapai cita-citanya sendiri, misal seorang pelajar meniru cara Edwin Moses (atlit lari Amerika ; pemecah rekor dunia) dalam berlari, ia melakukan itu bukan untuk dipuji oleh pelatihnya tetapi untuk membuktikan kepada dirinya bahwa diapun bisa berlari sama persis dengan Edwin Moses dan ini memberi kepuasan kepadanya. c. Peneguhan Vikarius – Individu mendapat kepuasan secara tak langsung dengan meniru orang lain. Individu yang memperhatikan orang lain mendapatkan kepuasan atau ganjaran karena meniru model, iapun berbuat demikian karena ingin mendapat peneguhan yang sama. misal. Seorang pelajar memperhatikan rekannya dipuji oleh gurunya karena menyelesaikan tugas dengan cepat maka mungkin pada waktu lain ia akan berbuat demikian kerana dia menyangka akan menerima pujian yang sama. 10
  • 13. 3. Manusia menurut aliran psikologi kognitif Manusia dalam konsepsi psikologi kognitif adalah mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens). Artinya manusia adalah makhluk yang berpikir dan tidak pasif dalam merespon lingkungannya serta berusaha memahai lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungannya. Logika dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah bahwa jiwa manusia menafsirkan pengalaman indrawi secara aktif melalui proses mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Jadi manusialah yang menentukan makna stimuli dan bukan stimuli itu sendiri. Beberapa teori perilaku menurut aliran ini adalah teori dari Kurt Lewin yang mengatakan bahwa perilaku manusia bukan sekedar respon dari stimulus melainkan produk dari berbagi gaya yang mempengaruhinya secara spontan. Gaya tersebut oleh Lewin dirumuskan dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil interaksi antara Persons ( diri orang) dengan Enviroment (lingkungan psikologisnya). Teori lain dari aliran ini mengatakan bahwa manusia adalah pencari konsistensi kognitif (consistency seeker). Manusia merupakan mahkluk yang mejaga keajegan dalam sistem kepercayaannya dan diantara sistem kepercayaan dengan perilaku. Asumsi ini melahirkan teori yang disebut denga disonansi kognitif artinya manusia akan akan mencari informasi yang mengurangi disonansi (ketidakcocokan antara dua kognisi). Manusia bila bertemu dengan informasi yang disonan dengan keyakinannya maka ia akan menolak, meragukan sumbernya, menacri konsonan atau mengubahnya. F. Manusia menurut aliran psikologi humanistik Manusia menurut konsepsi psikologi humanistik adalah mahkluk aktif alam merumuskan strategi transaksional sengan lingkungannya (homo ludens). Pada asumsi aliran ini manusia dipandang berada dalam dunia 11
  • 14. kehidupan ( berupa the I (aku), me (Ku), my self (diriku)) yang dipersepsi dan diinterprestasi secara subjektif. Perilaku manusia berpusat pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta mengaktualisasikan dirinya. 12
  • 15. BAB II PEMBAHASAN Aplikasi terhadap keperawatan yang disebabkan oleh faktor perilaku manusia ini merujuk pada kesehatan jiwa manusia. Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain : A. Teori Lawrence Green (1980) Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non beha vior causes). Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh : 1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya. 3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 13 B. Teori Snehandu B. Kar (1983) Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari : 1. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior itention). 2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
  • 16. 3. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of information). 4. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy). 5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation). 14 C. Teori WHO (1984) WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah : 1. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan). a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. b. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. c. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. 2. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh. 3. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya. 4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai- nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of
  • 17. life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri). Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu: 1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal): kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. 2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan): kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup. 3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta 15
  • 18. pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care. Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu: 1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan dan peningkatan Integritas fungsional. 2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di setiap periode dalam daur hidup. 3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya. Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu: 1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi (sistem pengganti keseluruhan). 2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan 16 (sistem pengganti sebagian). 3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem dukungan/pendidikan).
  • 19. BAB III APLIKASI TEORI OREM `Klien dewasa dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan. Klien dewasa dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai sejahtera / kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat menurut teori self-care berperan sebagai pendukung/pendidik bagi klien dewasa dengan Diabetes Mellitus terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera. Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal dan eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun factor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien tinggal. Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori Orem yaitu: A. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal). kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai, dan pemantauan kadar glukosa darah. 17
  • 20. B. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan). klien dengan DM mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan DM antara lain, menimbulkan peningkatan dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, lukapada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi). 1. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri 18 penyimpangan kesehatan). kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang-kejang, takikardi, dan hemiparesis. Pada klien dengan DM terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya). Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan sebelumnya. Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual klien yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.
  • 21. BAB IV PENUTUP 19 A. Kesimpulan Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003). B. Saran Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca dapat mencari berbagai referensi agar isi tidak menyimpang dari materi dan sesuai dengan yang seharusnya.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia. Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta. Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia. Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: 20 Jakarta. Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta. Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC