1. PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DI KOTA SUKABUMI
MELALUI DANA DEKONSTRASI
DEPARTEMEN SOSIAL RI TAHUN 2007
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan
sosial yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya
yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, dan
ketidakberdayaan. Oleh karena itu, kemiskinan terutama yang diderita
oleh fakir miskin merupakan masalah pokok nasional yang
penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas
utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial.
Pemberdayaan fakir miskin merupakan salah satu upaya strategis
nasional dalam mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan yang
berkeadilan sosial dan melindungi hak asasi manusia terutama dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Dalam UUD 1945 khususnya Pasal 34 mengamanatkan bahwa
“fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara” (ayat 1), dan
”negara berkewajiban menangai fakir miskin melalui pemberdayaan
dan bantuan jaminan sosial: (ayat 3) dan Undang-undang RI Nomor 6
tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial,
misalnya, merumuskan kesejahteraan sosial sebagai suatu tata
kehidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak-hak atau kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila.
Sesuai dengan Visi dan Misi Kota Sukabumi sebagai pusat
pelayanan jasa terpadu bidang perdagangan, pendidikan dan kesehatan,
secara positif sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan
perdagangan yang menjanjikan di Kota Sukabumi. Daya tarik ini
memberikan gairah bagi para investor, dunia usaha dan jasa perdagangan
untuk turut andil membangun Kota Sukabumi.
Peningkatan pembangunan di Kota Sukabumi juga sangat erat
kaitannya dengan permasalahan sosial sebagai akibat dari
pertumbuhan ekonomi dan kependudukan yang terkonsentrasi di
wilayah Kota Sukabumi. Sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi
penduduk di luar Kota Sukabumi maupun sebagai kota penyangga Ibu
Kota Negara Republik Indonesia dengan dihapit oleh 2(dua)
kabupaten yang memiliki jumlah keluarga fakir miskin dengan ranking
1
2. teratas di jawa barat yaitu Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten
Cianjur, maka proses migrasi dan urbanisasi tak dapat dielakan lagi,
sehingga semakin lama wajah Kota Sukabumi tidak dapat dipisahkan
dengan bermunculannya permasalahan sosial yang semakin kompleks.
Memperhatikan data base jumlah orang miskin yang
memperoleh bantuan SLT di Kota Sukabumi pada Tahun 2005/2006
hasil pendataan BPS Kota Sukabumi jumlahnya mencapai ± 15.087
KK, sedangkan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Tahun 2006 berjumlah 11.617 jiwa. Permasalahan sosial yang paling
mendasar untuk segera mendapat penanganan dari penyandang
permasalahan sosial tersebut adalah keluarga fakir miskin baik sebab
korban PHK (pengangguran), karena sakit, korban bencana alam
maupun disebabkan hal lainnya, domisili keluarga fakir miskin
biasanya terkonsentrasi pada lokasi-lokasi slum area (kawasan kumuh)
sisanya tersebar di Kota Sukabumi.
Keluarga fakir miskin yang tinggal di rumah tidak layak huni
merupakan potret dari dua sisi mata uang yang saling berhubungan,
adakalanya keluarga miskin tinggal di rumah tidak layak huni atau
sebaliknya, oleh karena itu pemberdayaan keluarga miskin sebaiknya di
kaitkan dengan berbagai aspek lainnya seperti perbaikan rumah tidak
layak huni dan pemberian modal usaha. Sebagai upaya pemulihan
kehidupan sosial di lingkungan tersebut diperlukan perubahan terhadap
pemulihan fungsi sosial masyarakat secara mendasar, oleh karena itu
mengingat keterbatasan alokasi dana untuk pembangunan sosial di kota
sukabumi dengan ini kami sangat mengharapkan bantuan melalui dana
dekonstrasi Departemen Sosial RI melalui Program Pemberdayaan
Fakir Miskin Tahun 2007.
B. Gambaran Umum Kota Sukabumi
Sejarah Kota Sukabumi secara demografis sejak jaman
pemerintahan hindia belanda sudah menetapkan Kota Sukabumi sebagai
“burgerlijjk bestuur” dengan status “gemeenteraad van sukabumi”
dengan alasan Kota Sukabumi banyak di diami orang belanda dan eropa
pemilik perkebunan–perkebunan yang berada di daerah Kabupaten
Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pelayanan yang
istimewa. Sejak ditetapkannya Kota Sukabumi menjadi daerah otonom
pada Tahun 1926 maka pada masa ini telah dibangun sarana dan
prasarana penting seperti statsiun kereta api, Mesjid Agung, gereja dan
pembangkit listrik di mana sampai sekarang masih bisa ditemui di
Kota Sukabumi. Secara etimologi kata sukabumi berasal dari bahasa
sunda suka-bumen artinya suka atau senang bumen-bumen atau
bertempat tinggal di Kota Sukabumi.
Berdasarkan letak geografis Kota Sukabumi di bagian selatan
tengah Jawa Barat pada koordinat 106° 45’ 50” bujur timur dan 106° 45’
10” bujur timur, 6° 49’ 20” lintang selatan dan 6° 50’ 44” lintang selatan
2
3. terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango dengan
ketinggiannya 584 m di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum
29 ° c yang berjarak 120 km dari Ibu Kota Negara dan 96 km dari Ibu
Kota Propinsi dengan luas wilayah 4.800.231 ha dengan jumlah
penduduk sampai tahun 2006 berjumlah 263.369 jiwa, sedangkan
kepadatan penduduk rata-rata 50 jiwa/km2 yang tersebar di 7(tujuh)
kecamatan yaitu; Kecamatan Cikole, Kecamatan Citamiang, Kecamatan
Gunungpuyuh, Kecamatan Warudoyong, Kecamatan Lembursitu,
Kecamatan Baros Dan Kecamatan Cibeureum dan 33 kelurahan.
Sesuai dengan Undang-Undang no. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Kota Sukabumi memiliki susunan kelembagaan
daerah terutama dalam penanggulangan masalah kesejahteraan sosial
sebagai urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Kota
Sukabumi khusunya fakir miskin, didukung oleh Satuan Kerja Prangkat
Daerah yang terdiri dari Asisten Pembangunan Dan Perekonomian yang
didalamnya terdapat Bidang Kesejahteraan Rakyat (KESRA) sebagai
lembaga koordinatif yang mengurusi masalah sosial, sedangkan
lembaga teknis urusan kesejahteraan sosial dilaksanakan oleh Kantor
Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Sukabumi.
Disamping satuan kerja prangkat daerah yang definitip sejak
Tahun 2002 di Kota Sukabumi sudah dibentuk Komite Penanggulangan
Kemiskinan (KPK) Kota Sukabumi dan sejak itu pula secara
komprehensip penanganan masalah kemiskinan dikoordinasikan oleh
KPK Kota Sukabumi sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 124
Tahun 2001 jo nomor 8 Tahun 2003 tentang Komite Penanggulangan
Kemiskinan, Surat Menteri Dalam Negeri nomor 412.6/1648/sj, tanggal
29 juli 2002 tentang Pembentukan Komite Penanggulangan
Kemiskinan (KPK), Deklarasi Yogyakarta tanggal 27 maret 2003
tentang Komitmen Bersama Penanggulangan Kemiskinan Nasional,
serta Keputusan Walikota Sukabumi Nomor 269 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan Kota Sukabumi.
Untuk menciptakan Kota Sukabumi cerdas, sehat dan sejahtera
berbagai program telah digulirkan oleh pemerintah kota sukabumi
terutama dalam penanggulangan keluarga fakir miskin dan sejak Tahun
2002 melalui BAPPEDA Kota Sukabumi telah menyusun data keluarga
miskin yang mencapai 8.428 kk atau 33.712 jiwa (13.11%) pada waktu
itu, sedangkan anggaran Komite Penanggulangan Kemiskinan Kota
Sukabumi berasal dari penyisihan dana 2,5 % APBD Kota Sukabumi
dan termasuk didalamnya untuk penanganan kerawanan sosial di Kota
Sukabumi.
Namun demikian sampai Tahun 2005 berdasarkan evaluasi
keluarga miskin baru tersentuh 3.800 KK selama kurun waktu tiga
tahun dengan anggaran dana berjumlah Rp. 2,950.000.000, namun
demikian berdasarkan pendataan BPS untuk bantuan SLT Tahun 2005
dari pemerintah pusat ternyata jumlah KK miskin di Kota Sukabumi
mencapai 15.087 KK terjadi peningkatan secara signifikan.
3
4. Memperhatikan gambaran perkembangan keluarga miskin di
Kota Sukabumi ternyata penanggulangannya tidak dapat dilakukan
secara partsial namun membutuhkan dana, sarana dan tenaga yang
sangat besar dan dukungan dari berbagai sektor dan elemen masyarakat
yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
C. Kelembagaan Pendamping Pelaksana Kegiatan
Dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Fakir Miskin di Kota
Sukabumi akan dibentuk petugas pendampingan yang berasal dari
unsur Perguruan Tinggi seperti Universitas Muhamadiyah Sukabumi
(UMI), Syamsul Ulum, STKIP Sukabumi dan lain-lain, disamping itu
juga akan melibatkan unsur Karangtaruna dan Organisasi Sosial serta
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), khusus untuk PSM profilnya akan
dijelaskan lebih lanjut.
Kehadiran PSM di Kota Sukabumi dalam membantu program
Pemerintah di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial yang berbasis
masyarakat memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam upaya
pendampingan program kemiskinan maupun permasalahan kesejahteraan
sosial lainnya.
Dalam pemutahiran data PSM yang dilakukan oleh Pengurus FK
PSM Kota Sukabumi Tahun 2006 jumlah PSM di Kota Sukabumi
Mencapai 273 orang, 33 kelompok Karang Taruna dan 10 organisasi
sosial kemasyarakatan yang tersebar di 33 kelurahan dan 7 Kecamatan di
kota Sukabumi dengan kegiatan sebagai pendamping sosial ada 93
orang, rehab sosial ada 4 orang, relay bantuan 234 orang, dan lain-lain
70 orang.
Sementara pelatihan yang pernah diikuti yaitu Bimbingan Sosial
Dasar Tingkat Kota Sukabumi sejumlah 235 orang, Bimbingan Sosial
Dasar Tingkat Propinsi Jawa Barat sejumlah 18 orang, pelatihan lanjutan
sejumlah 12 orang, pelatihan lanjutan 2 sejumlah 7 orang, pelatihan
pemantapan 1 sejumlah 3 orang, pelatihan pemantapan 2 sejumlah 2
orang, serta pelatihan lain-lain 32 orang yang dilakukan Pemerintah
Propinsi Jawa Barat dan Pelatihan T.O.T Pemberdayaan Masyarakat
Miskin Tingkat Nasional 1 orang.
Kelembagaan PSM di Kota Sukabumi terbagi atas (1) IKA PSM
yang ada di 33 Kelurahan, (2) FK PSM tingkat Kecamatan di 7
Kecamatan, dan (3) FK PSM Tingkat Kota Sukabumi.
Ini merupakan sumber potensi kesejahteraan sosial yang harus
dimanfaatkan yang dapat membantu pemerintah dalam usaha
kesejahteraan sosial dan ini merupakan partisipasi masyarakat secara
aktif serta mempunyai nilai strategis dalam pengembangan masyarakat
dan mampu menggerakkan masyarakat untuk bangkit dari
ketidakberdayaan, keterlantaran, kecacatan, sehingga fungsi sosialnya
4
5. mampu menciptakan situasi yang kondusif bagi tercapainya usaha
kesejahteraan sosial.
II. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kesejahteraan Sosial;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 tahun 1981 tentang Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin;
4. Keputusan Presiden RI Nomor 124 tahun 2001 jo, Nomor 8 tahun 2002
tentang Komite Penanggulangan Kemiskinan;
5. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 84/HUK/1997 tentang
Pelaksanaan Pemberian Bantuan Sosial Bagi Keluarga Fakir Miskin
6. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 19/FIUK/1998 tentang
Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin yang
Diselenggarakan oleh Masyarakat,
7. Keputusan bersama Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dan
Menteri Sosial Nomor 05lSKB/MN/1999
45/HUK/1 999
8. tentang Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Usaha Bersama
melalui Pembentukan Koperasi
9. Keputusan bersama Menteri Sosial dan Menteri Agama Nomor
293/2002
40/PEGHUK/2002
tentang Pendayagunaan Dana Zakat untuk Pemberdayaan Fakir Miskin
10. Peraturan Rirektur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-19/PB/2005
tentang Petunjuk Penyaluran Dana Bantuan Modal Usaha Bagi Keluarga
Binaan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin Melalui Pola
Pengembangan Terpadu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan
Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
III. PENGERTIAN
Fakir Miskin (FM) adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai
sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan memenuhi
kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang
mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. (Peraturan Pemerintah Nomor
5
6. 42 tahun 1981).
Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Fakir Miskin adalah setiap
upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk memulihkan,
membina dan mengembangkan kesejahteraan sosial bagi fakir miskin (PP
No. 42 tahun 1981).
Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengatasi masalah social atau kerawanan sosial ekonomi
dari anggota masyarakat melalui peningkatan kemampuan
sumberdaya manusia dan peningkatan akses terhadap pelayanan sosial dasar
dengan mendayagunakan cumber-cumber sosial yang ada di masyarakat.
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses cumber daya
ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan
produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan, tabungan dan menciptakan
kemitraan usaha yang sating menguntungkan.
Jaminan kesejahteraan sosial adalah sistem perlindungan sosial dalam
bentuk bantuan dan asuransi kesejahteraan sosial kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas yang dikategorikan sebagai penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
Bantuan sosial adalah bantuan yang sifatnya sementara yang diberikan
kepada fakir miskin, dengan maksud agar mereka dapat meningkatkan
kehidupannya secara wajar (PP No. 42 tahun 1981).
Asuransi Kesejahteraan Social adalah suatu sistem perlindungan untuk
memberikan pelayanan bagi warga masyarakat terhadap resiko
menurunnya tingkat kesejahteraan sosial akibat pencari nafkah utama
meninggal dunia, sakit atau kecelakaan.
Santunan hidup adalah pemberian bantuan sosial kepada keluarga fakir
miskin untuk memelihara taraf kesejahteraan sosialnya dalam jangka waktu
sampai kegiatan usaha ekonomi produktif telah menghasilkan pendapatan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri.
Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin (KOBE-FM) adalah himpunan
dari keluarga yang tergolong fakir miskin yang dibentuk, tumbuh dan
berkembang atas dasar prakarsanya sendiri, Baling berinteraksi antara satu
dengan lain, dan tinggal dalam satuan wilayah tertentu dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas anggotanya, meningkatkan relasi sosial yang
harmonis, memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan masalah sosial yang
dialaminya dan menjadi wadah pengembangan usaha bersama.
Lembaga Keuangan Mikro adalah adalah lembaga keuangan dan
pembiayaan yang didirikan dan dimiliki bersama oleh warga masyarakat
untuk memecahkan masalah/kendala permodalan dan kebutuhan dana yang
dihadapi para anggotanya. LKM KUBE adalah LKM yang merupakan
pengembangan kelembagaan dari Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
sehingga sebagian besar pendirinya adalah KUBE - KUBE di suatu desa
6
7. ditambah warga masyarakat lainnya yang mampu dan peduli terhadap
pemberdayaan fakir miskin.
Pengembangan asset adalah suatu usaha pemberdayaan sosialekonomi
fakir miskin melalui pengembangan kepemilikan asset. Kemiskinan dan
kesejahteraan, antara lain, ditentukan oleh seberapa besar seseorang memiliki
asset (yakni stok kekayaan balk dalam bentuk finansial seperti tabungan,
modal usaha, saham, maupun material seperti tanah, rumah, tempat usaha,
kendaraan, dan hewan ternak). Maka pengentasan kemiskinan perlu
diupayakan melalui peningkatan jumlah dan volume asset fakir miskin.
Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama yang setara antar
perorangan, kelompok, organisasi, atau lembaga yang memiliki
komitmen untuk bekerjasama sating menguntungkan, sehingga program dan
kegiatan usaha ekonomi produktif dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Pendamping adalah perorangan, kelompok atau lembaga yang memiliki
kompetensi di bidang usaha kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi produktif
melalui KUBE dan LKM.
Pendampingan sosial adalah suatu proses menjalin relasi sosial antara
pendamping dengan KOBE, LKM dan masyarakat sekitarnya dalam rangka
memecahkan masalah, memperkuat dukungan, mendayagunakan berbagai
cumber dan potensi dalam pemenuhan kebutuhan hidup, serta
meningkatkan akses anggota terhadap pelayanan social dasar, lapangan
kerja, dan fasilitas pelayanan publik lainnya.
Pengguliran dana adalah serangkaian kegiatan untuk menambah modal
usaha, memperluas usaha dan mendistribusikan modal usaha kepada pihak
lain yang membutuhkan.
IV. MAKSUD DAN TUJUAN
Merupah fungsi sosial masyarakat miskin dengan program pemberdayaan
masyarakat miskin melalui :
• Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif
• Santunan hidup
• Bantuan perumahan tidak layak huni, dan
• Bantuan sarana dasar lingkungan
V. NAMA KEGIATAN
Pemberdayaan Keluarga Fakir Miskin Tahun 2007
7
8. VI. LOKASI KEGIATAN
1. Kecamatan Lembursitu dalam 5 kelurahan 50 KUBE Fakir miskin
2. Kecamatan Citamiang dalam 5 kelurahan 50 KUBE Fakir miskin
g. VISI DAN MISI
1. Visi
Mewujudkan Kota Sukabumi cerdas, sehat dan sejahtera yang
berparadigma surgawi melalui peningkatan kesejahteraan keluarga
fakir miskin
2. Misi
• Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang memiliki kemampuan
dalam menjangkau dan memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan.
• Memperkuat kepedulian masyarakat dalam pembangunan
kesejahteraan sosial sejalan dengan prinsip masyarakat peduli (caring
society) dan kesetiakawanan sosial.
• Memantapkan dan mengembangkan keberdayaan dan ketahanan
sosial masyarakat melalui sistem perlindungan sosial yang inskulisif,
partisipatif dan berkeadilan sosial
VIII. SASARAN
Terwujudnya Kota Sukabumi cerdas, sehat dan sejahtera yang amanah dan
berparadigma surgawi melalui peningkatan kesejahteraan hidup keluarga
fakir miskin sebanyak 1000 (seribu) KK atau 100 KUBE di Kota Sukabumi
Tahun 2007
IX. PROGRAM
1. Capacity building pendampingan kegiatan keluarga fakir miskin,
2. Bimbingan sosial keluarga fakir miskin
3. Bantuan keluarga fakir miskin,
X. KEBIJAKAN
1. Meningkatkan capacity building pendampingan kegiatan keluarga
fakir miskin di Kota Sukabumi
2. Melaksanakan bimbingan sosial keluarga fakir miskin
3. Pemberian bantuan keluarga fakir miskin,
8
9. XI. KEGIATAN
1. Pelatihan capacity building 30 orang pendampingan KK fakir miskin
2. Identifikasi dan seleksi keluarga fakir miskin
3. Bimbingan sosial bagi 1000 orang keluarga fakir miskin
4. Bantuan UEP bagi 100 KUBE dan Bantuan Bahan Bangunan Rumah
(BBR) bagi 1000 keluarga fakir miskin,
5. Bantuan 10 lokasi sarana lingkungan,
6. Bantuan tunjangan hidup bagi 1000 KK fakir miskin
VI. RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. BIAYA PENDAMPINGAN DAN OPERASIONAL PETUGAS
APBD KOTA SUKABUMI
Pelatihan Capacity Building Pendampingan Pemberdayaan Fakir Miskin
1. Honor panitia 5 org x @ rp. 200.000 = Rp. 1.000.000
2. Insentif penceramah 6 orang x @ rp. 500.000 = Rp. 3.000.000
3. Insentif instruktur 9 jamlat x @ rp. 300.000 = Rp. 2.700.000
4. Biaya atk peserta 30 org x @ rp. 100.000 = Rp. 3.000.000
5. Biaya cetak (buku pedoman, instrumen, pelaporan, foto film, spanduk dan
sertifikat) 1 paket x @ rp. 10.000.000 = Rp. 10.000.000
6. Biaya sewa gedung/ hotel 3 hari x @ rp. 2.000.000 = Rp. 6.000.000
7. Biaya makan 30 orangx3 kalix3 hari x@ rp. 30.000 = Rp. 8.100.000
8. Cofee break 30 orang x 3 hari x 3 kali x @10.000 = Rp. 2.700.000
Jumlah =Rp. 36.500.000
Honor Petugas Pendampingan
1. Akomodasi petugas pendamping uang transport 30 orang x 12 bulan
x @ rp. 50.000 =Rp. 18.000.000
2. Honor bulanan petugas pendamping 30 orang x 12 bulan
x @ rp. 100.000 = Rp. 36.000.000
3. Biaya atk petugas pendampingan
30 orang x @ rp. 50.000 = Rp. 1.500.000
9
10. 4. Biaya pelaporan 3 buku x 30 orang x 4 kali
x @ rp. 20.000 = Rp. 7.200.000
Jumlah = Rp. 62.700.000
Operasional Kegiatan
1. Honor tim koordinasi kota
- Penanggungjawab 1 Org X @Rp. 500.000 X 6 Bln= Rp. 3.000.000
- Pengarah 2 Orang X @ Rp. 400.000 X 6 Bulan = Rp. 4.800.000
- Ketua Tim 1 Orang X 6 Bulan X @ Rp. 300.000 = Rp. 1.800.000
- Sekretaris 1 Orgt X 6 Bulan X @ Rp. 250.000 = Rp. 1.500.000
- Anggota 5 orang x 6 bulan x @rp. 200.000 = Rp. 6.000.000
2. Biaya rapat koordinasi dan evaluasi
konsumsi 50 orang x 6 kali x @ rp. 15.000 = Rp. 4.500.000
3. Biaya monitoring 5 orang x @ rp. 50.000
x 12 bulan = Rp. 3.000.000
4. Biaya dokumentasi 1 paket x @ rp. 5.000.000 = Rp. 5.000.000
5. Biaya Pelaporan 5 Buku X @ Rp. 50.000 X 4 Kali = Rp. 1.000.000
6. Honor Petugas Identifikasi Dan Seleksi
30 Orang X @ Rp. 200.000 = Rp 6.000.000
7. Pengolahan Hasil Seleksi
4 Orang X @ Rp. 250.000 = Rp. 1.000.000
8. Penggandaan Hasil Identifikasi/Seleksi
10 Buku X @ Rp. 100.000 = Rp. 1.000.000
Jumlah = Rp. 38.600.000
10
11. B. RENCANA ANGGARAN BIAYA DEKONSTRASI DEPARTEMEN
SOSIAL RI
I. Sosialisasi Program Bantuan UEP
1. Konsumsi/Snack Peserta
1.000 Org. X @ Rp. 30.000 X 1 Hari =Rp. 30.000.000
2. Transport Peserta
1.000 Orang X @ Rp. 50.000 X 1 Hari = Rp. 50.000.000
3. Honor Penceramah
3 Orang X @ Rp. 1.500.000 X 5 Kali = Rp. 22.500.000
4. Honor Instruktur
2 Orang X @ Rp. 500.000 X 4 Jamlat X 5 Kali =Rp. 20.000.000
5. Sewa Gedung Pertemuan
1 Hari X @ Rp. 1.000.0000 X 5 KALI =RP. 5.000.000
6. Biaya Atk ; 1000 Org X @ Rp. 100.000 = Rp. 10.000.000
7. Honor Panitia 3 Orang X @ Rp. 250.000 X 5 Kali = Rp. 3.750.000
Jumlah = Rp. 141.250.000
II. Tunjangan Hidup Keluarga Fakir Miskin
1000 Orang X @ Rp. 100.000 = Rp. 100.000.000
III. Bantuan UEP
1. Ternak Domba Garut (Rincian Untuk 1 Kube )
- 30 Ekor Betina X @ Rp. 800.000 = Rp. 24.000.000
- 10 Ekor Jantan X @ Rp. 1.000.000 = Rp. 10.000.000
- Bantuan Sarana Dan Prasarana Kandang = Rp. 5.000.000
- Bantuan Obat-Obatan 1 Paket X @ Rp. 500.000 = Rp. 1.000.000
Jumlah : = Rp. 40.000.000
Kebutuhan Dana Untuk Teranak Domba Garut
20 Kube X @ Rp. 40.000.000 = Rp. 800.000.000
11
12. 2. Warung-Warungan ( Rincian Untuk 1 Kube)
- Minyak Tanah 200 Liter X @ 2.400 = Rp. 480.000
- Minyak Goreng 100 Liter X @ Rp. 10.000 = Rp. 1.000.000
- Gula Pasir 100 Kg X @ Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000
- Telur 100 Kg X @ Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000
- Beras 200 Kg X @ Rp. 4.000 = Rp. 800.000
- Roko (Gg Filter, Djisamsoe, Djarum Super, Sampoerna Mild,
Djarum Coklat) 50 Slop X @ Rp. 150.000 = Rp. 7.500.000
- Obat-Obatan 1 Paket (Bodrek Flu, Bodrek, Insza, Procol, Oskadon,
Antangin, Neralgin, Antalgin, Dialet)
X @ Rp. 2.000.000 = Rp. 2.000.000
- Odol (Pepsoden, Ciptaden ) 50 Tube
X @ Rp. 10.000 = Rp. 500.000
- Sigat Gigi(Pepsoden, Formula)50 Bh
X @ Rp 10.000 = Rp. 500.000
- Makanan Ringan (Ciki, Kacang Telur, Kerupuk, Coklat, Wafer,
Biskuit,) 1 Paket X @ Rp. 1.000.000 = Rp. 1.000.000
- Mie Instan (Indomie, Sarimi, Supermi, Salami,)
50 Duz X @ Rp. 50.000 = Rp. 300.000
- Permen (Sugus, Relaksa,) 25 Kantong
X @ Rp. 20.000 = Rp. 500.000
- Etalase 3 Bh X @ Rp. 4.000.000 = Rp. 12.000.000
- Sabun Colek ( Wings, B 29, Sunligh) 50 Kantong
X @ Rp. 2.000 = Rp. 100.000
- Sabun Cuci Bubuk(Rinso, Klin, Srup Dll) 200 Bh
X @ Rp. 1.000 = Rp. 200.000
- Sabun Cuci Bubuk 1 Kg (Rinso, Klin, Surf Dll) 25 Kantong
X @ Rp. 50.000 = Rp. 1.250.000
- Galon Air Mineral Botol10 Liter 10 Bh
X @ Rp. 50.000 = Rp. 500.000
- Air Mineral Botol 1
Liter 5 Duz
X @ Rp. 50.000 = Rp. 250.000
12
13. - Air Mineral Glass 5
Dus X @ Rp. 20.000 = Rp. 100.000
- Frutang Gelass 5 Duz
X @ Rp. 50.000 = Rp. 250.000
- Agar-Agar Inako 10
Kantong X @ Rp. 10.000 = Rp. 100.000
- Tango 5 Duz X @ Rp.
50.000 = Rp. 250.000
- Biskuit ( Merk
Selamat, Dll) 5 Duz
X @ Rp. 50.000 = Rp. 250.000
Jumlah = Rp. 33.680.000
Kebutuhan Untuk 20 Kube X @ Rp. 33.680.000= Rp. 673.600.000
3. Perikanan per kelompok
1) Benih
• Ikan Mas 100 lt x @Rp. 60.000,- =Rp. 6.000.000,
• Ikan Nila 100 lt x @Rp. 75.000,- =Rp. 7.500.000
• Lele Dumbo 30.000 ekor x @150,- =Rp. 4.500.000
• Bawal 300.000 ekor x @Rp. 12 =Rp. 3.600.000
Jumlah =Rp. 21.600.000
2) Pupuk Kandang 10 ton x @Rp. 100.000,- =Rp. 1.000.000
3) Pakan
• Pelet shinta 50 zak x @Rp. 124.000,- =Rp 6.200.000
• Dedak Halus 2.000 kg x @Rp. 1.000,- =Rp. 2.000.000
Jumlah =Rp. 8.200.000
4) Peralatan
• Hapa 7x1x1 3 bh x @Rp. 200.000,- =Rp. 600.000
• Hapa 4x1x1 5 bh x @Rp. 125.000,- =Rp. 625.000
• Lamit 10 bh x @Rp. 15.000,- =Rp. 150.000
• Ayakan 10 bh x @Rp. 15.000,- =Rp. 150.000
• Jango+Waring 10 bh x @Rp. 10.000,- =Rp. 100.000
• Ember besar 10 bh x @Rp. 25.000,- =Rp. 250.000
Jumlah =Rp. 1.875.000
13
14. Jumlah =Rp. 31.675.000
Kebutuhan untuk 15 KUBE x Rp. 31.675.000 = Rp. 475.125.000
4. Penanaman Padi Sistim SRI (Padi Sehat)/ per kelompok
• Benih padi 100 kg x @Rp. 5.000,- =Rp. 500.000
• Pupuk Kompos 7 ton/ ha
10 ha x @Rp 2.800.000,- =Rp. 196.000.000
• Mol (pengganti insektisida)
1.000 lt x @Rp. 5.000,- =Rp. 5.000.000
• Cangkul 10 bh x @Rp. 50.000,- =Rp. 500.000
• Garpu 10 bh x @Rp. 250.000,- =Rp. 2.500.000
• Lalandak 10 bh x @Rp. 40.000,- =Rp. 400.000
• Hand sprayer 10 bh x @Rp. 350.000,- =Rp. 3.500.000
• Hand Traktor =Rp. 12.000.000
Jumlah =Rp. 52.400.000
Kebutuhan untuk 10 KUBE x Rp. 52.400.000,- Rp. 520.000.000
5. Usaha Mebeler/ kusen untuk per kelompok
Alat-alat
1. Mesin serut(plener) 3 unit @Rp. 1.250.000,- =Rp. 3.750.000,
2. Gergaji mesin 2 unit @Rp. 1.250.000,- =Rp. 2.500.000,
3. Roater 2 bh @Rp. 750.000,- =Rp. 1.500.000,
4. Amplas mesin 2 bh @Rp. 600.000,- =Rp. 1.200.000,
5. Bor Mesin 2 bh @Rp. 600.000,- =Rp. 1.200.000,
6. Serut Manual 1 set =Rp.
250.000
7. Gergaji Manual 1 set =Rp.
250.000
8. Pahat 1 set =Rp.
150.000
14
15. 9. Palu 1 set =Rp.
100.000
10. Kompresor & alat Duco =Rp. 2.500.000
Jumlah =Rp. 13.400.000
Kayu berbagai jenis & Ukuran
Kayu 5 m3 x @Rp. 2.000.000,- =Rp. 10.000.000
Triplex 25 lbr x @Rp. 40.000.000,- =Rp. 1.000.000
Kebutuhan lain (paku, baut, dempul, dll) =Rp. 1.000.000
Jumlah =Rp. 12.000.000
Modal Kerja dan Alat 30 % dari total bahan dan alat
30% x Rp. 25.400.000,- =Rp. 7.620.000
Total kebutuhan mebeler =Rp. 33.020.000
Kebutuhan untuk 10 kelompok
15 KUBE x Rp. 33.020.000,- =Rp. 495.300.000
6. Goreng-Gorengan /Makanan (Rincian Utuk I Kube)
- Kompor Simawar 10 Bh X @ Rp. 250.000 = Rp. 2.500.000
- Alat- Alat (Wajan, Sodet, Baskom)
1 Paket X @ Rp. 1.000.000 = Rp. 1.000.000
- Minyak Goreng 100 Kg X @ 10.000 = Rp. 1.000.000
- Terigu 1000 Kg X @ 5.000 = Rp. 5.000.000
- Bahan Lain-Lain 1 Paket X @ 500.000 = Rp. 500.000
- Gerobak Dan Peralatan 10 Unit X @ 3.000.000 = Rp. 30.000.000
- Gula Pasir 100 Kg X @ 10.000 = Rp. 1.000.000
Jumlah = Rp. 41.000.000
Kebutuhan Untuk 20 KUBE
20 KUBE X @ Rp. 41.000.000 = Rp. 820.000.000
15
16. IV. Rehab Rumah Tidak Layak Huni untuk 1000 rumah dari 10
Kelurahan (Rincian untuk 1 rumah)
1. Bata Merah 1.500 bh x @Rp. 500,- =Rp. 750.000
2. Pasir 1 Truk x @Rp. 750.000,- =Rp. 750.000
3. Semen 30 sak x @Rp. 40.000,- =Rp. 1.200.000
4. Bambu 50 btg x @Rp 5.000,- =Rp. 250.000
5. Kayu Balok 20 btg x @Rp. 30.000,- =Rp. 600.000
6. Kayu Papan20 lbr x @Rp. 20.000,- =Rp. 400.000
7. Genteng 500 bh x @Rp. 1.000,- =Rp. 500.000
8. Keramik 20 duz x@Rp. 30.000,- =Rp. 600.000
9. Paku berbagai ukuran 10 Kg x@Rp. 20.000,- =Rp. 200.000
Jumlah =Rp. 5.250.000
1000 rumah x Rp. 5.250.000,- =Rp. 5.250.000.000
V. Perbaikan Sarana Lingkungan di dua Kecamatan / 10 Kelurahan
1. MCK 4 unit per Kelurahan x 10 Kelurahan
@ Rp. 12.000.000,- =Rp. 480.000.000
2. Jalan Gang 500 m per kelurahan x 10 kelurahan
@ Rp. 78.000,-/m lari =Rp. 390.000.000
3. Talud/ Gorong-gorong pembuangan limbah rumah tangga
500 m per kelurahan @Rp. 150.000,-/m lari =Rp. 750.000.000
TOTAL =Rp. 1.620.000.000
VI. Rekapitulasi Kebutuhan
Rp. 137.800.000
A. Rencana Anggaran Biaya Pendampingan Dan
Operasional APBD Kota Sukabumi
B. Rencana Anggaran Biaya Dekonstrasi Rp. 10.895.275.000
Departemen Sosial RI
TOTAL Rp. 11.033.075.000
VII. Penutup
16
17. Demikian proposal pemberdayaan fakir miskin melalui dana
dekonstrasi Departemen Sosial Ri di kota sukabumi yang dapat kami
sampaikan, dengan harapan kiranya Bapak Menteri berkenan memenuhi
permohonan kami.
Sukabumi, Agustus 2006
Walikota Sukabumi,
H. MOKH. MUSLIKH ABDUSSYUKUR, S.H., M.Si.
17