SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Télécharger pour lire hors ligne
PERMENTAN NO. 2 TAHUN 2014
TENTANG
PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PEREDARAN
BENIH BINA
Permentan No. 39 Tahun 2006 Tentang Produksi,
Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina
Permentan No. 2 Tahun 2014 Tentang Produksi,
Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina
Tidak berlaku lagi
SEJARAH PERATURAN
Berlaku Saat Ini
DIGANTI DENGAN
Permentan No. 2 Tahun 2014 hanya berlaku untuk Benih Bina SELAIN benih
tanaman Hortikultra. Produksi, Sertifikasi dan Peredaran benih hortikultura
DIATUR TERSENDIRI melalui Permentan No. 48 Tahun 2012
Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah :
TUJUAN
1. Menjamin terselenggaranya sistem penyediaan Benih Bina
yang berkesinambungan;
2. Menjamin kebenaran jenis, Varietas bersari bebas, Varietas
hibrida dan mutu benih yang diproduksi;
3. Mempercepat sosialisasi dan pemanfaatan teknologi
Varietas kepada pengguna;
4. Menjamin kesesuaian mutu Benih Bina yang beredar; dan
5. Memberikan kepastian usaha bagi produsen dan pengedar
Benih Bina.
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :
DEFINISI/PENGERTIAN
1. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas,
yang produksi dan peredarannya diawasi
2. Benih Sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan
untuk memproduksi benih yang merupakan kelas-kelas benih
meliputi Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih
Pokok 1.
3. Pola Perbanyakan Benih Ganda (Poly Generation Flow) adalah
sistem perbanyakan benih, dimana benih yang dihasilkan
kelasnya sama dengan kelas benih sumber yang digunakan
4. Sertifikasi Benih adalah serangkaian pemeriksaan dan/atau
pengujian dalam rangka penerbitan sertifikat benih bina
5. Sertifikat Benih Bina adalah keterangan tentang
pemenuhan/telah memenuhi persyaratan mutu yang diberikan
oleh lembaga sertifikasi pada kelompok benih yang disertifikasi.
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :
5. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu adalah proses yang
menjamin bahwa sistem manajemen diterapkan untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu.
6. Lembaga Sertifikasi adalah suatu lembaga penilaian kesesuaian
yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk melakukan sertifikasi.
7. Label adalah keterangan tertulis dalam bentuk cetakan tentang
identitas, mutu benih bina dan masa akhir edar benih bina.
8. Rekomendasi adalah keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh
instansi penyelenggara pengawasan dan sertifikasi benih.
9. Standar Mutu Benih Bina adalah spesifikasi teknis benih yang
baku mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis dan/atau
kesehatan benih
10.Peredaran adalah serangkaian kegiatan dalam rangka
penyaluran benih dari lokasi produksi ke lokasi pemasaran
dan/atau kepada masyarakat
PRODUKSI BENIH BINA
PERBANYAKAN DAN KLASIFIKASI
BENIH BINA
PERBANYAKAN SECARA GENERATIF BERSARI
BEBAS DAN VEGETATIF
TANAMAN PAGAN, KACANG-
AN, UMBI-AN
DAN PERKEBUNAN SEMUSIM
TANAMAN
PERKEBUNAN
TAHUNAN
TANAMAN KACANG-AN DAN
UMBI-AN MELALUI POLA
PERBANYAKAN BENIH GANDA
1. Benih Penjenis (BS);
2. Benih Dasar (BD);
3. Benih Pokok (BP);
4. Benih Sebar (BR).
1. Benih Sebar
(BR).
1. Benih Pokok (BP);
2. Benih Sebar (BR).
Catatan :
Benih varietas hibrida yang diproduksi dari persilangan galur-galur tetua sesuai deskripsi galur-
galur tetua yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian tentang pelepasan suatu
Varietas hibrida DISETARAKAN DENGAN KELAS “BR”
1 2 3
1. BD merupakan keturunan pertama dari BS yang memenuhi standar
mutu kelas BD dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur baku
Sertifikasi Benih Bina atau sistem standardisasi nasional.
2. BP merupakan keturunan pertama dari BD atau BS yang memenuhi
standar mutu kelas BP dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur
baku Sertifikasi Benih Bina atau sistem standardisasi nasional.
3. BR merupakan keturunan pertama BP, BD atau BS yang memenuhi
standar mutu kelas BR dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur
baku Sertifikasi Benih Bina atau sistem standardisasi nasional
4. Perbanyakan kelas BR untuk benih aneka kacang dan umbi diproduksi
dari BP 1, BP, BD atau BS sesuai prosedur baku Sertifikasi Benih Bina
atau sistem standardisasi nasional.
1. Pola Perbanyakan Benih Ganda untuk kelas BP1 diproduksi dari kelas
BP.
2. BP1 merupakan keturunan pertama dari BP yang standar mutunya
sama dengan BP
3. Pola Perbanyakan Benih Ganda untuk kelas BR1 diproduksi dari kelas
BR, dan BR2 diproduksi dari kelas BR1.
4. BR1 merupakan keturunan pertama dari BR, yang standar mutunya
sama dengan BR.
5. BR2 merupakan keturunan dari BR1, yang standar mutunya sama
dengan BR.
1. Produsen benih yang akan memproduksi benih bina harus menguasai
lahan, sarana pengolahan benih dan sarana penunjang yang
memadai sesuai dengan jenis benihnya, serta tenaga yang
mempunyai pengetahuan di bidang perbenihan
2. Produsen benih sebagaimana no. 1 diatas wajib memiliki izin
produksi Benih Bina, apabila :
a) mempekerjakan paling sedikit 30 (tiga puluh) orang tenaga
tetap;
b) memiliki aset diluar tanah dan bangunan paling sedikit
Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah); atau
c) hasil penjualan Benih Bina selama 1 (satu) tahun paling sedikit
Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah).
3. Produsen benih yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana no. 2
diatas cukup didaftar dan dinilai untuk mendapatkan Rekomendasi
sebagai produsen benih.
4. Antar Produsen Benih Bina dapat bekerjasama dalam bentuk
kerjasama produksi Benih Bina dan/atau kerjasama pemasaran Benih
Bina
5. Izin atau tanda daftar diterbitkan oleh bupati/walikota
PRODUSEN BENIH BINA
Tata Cara
Mendapatkan Rekomendasi
Sebagai Produsen Benih Bina
Pemohon
Kepala SKPD yang
menyelenggarakan
tugas dan fungsi
pengawasan &
sertifikasi benih
Rekomendasi Sebagai
Produsen Benih Bina
NO
Diterbitkan oleh Kepala SKPPD
Persyaratan :
1. Keterangan penguasaan lahan,
2. Sarana pengolahan benih,
3. Sarana penunjang yang memadai sesuai dengan
jenis benihnya dan
4. Tenaga yang mempunyai pengetahuan di bidang
perbenihan
YA
Tata Cara
Mendapatkan Izin Usaha
Produksi Benih Bina
Pemohon Bupati/Wali Kota
Izin Usaha
Produski Benih Bina
NO
YES
1. Selambat-lambatnya
30 hari sejak
permohonan diterima,
Bupati/Walikota harus
sudah memberikan
jawaban diterima
atau ditolak
2. Apabila > 30 hari
tidak ada jawaban,
berarti permohonan
dianggap diterima
Persyaratan :
1. Memiliki akte pendirian usaha dan perubahannya
(kecuali perseorangan);
2. surat kuasa dari Direktur Utama (kecuali
perseorangan);
3. KTP pemilik atau penanggung jawab perusahaan;
4. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
5. Fotokopi surat keterangan telah melaksanakan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
atau Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL);
6. Fotokopi Hak Guna Usaha (HGU) bagi yang
menggunakan tanah negara; dan
7. Rekomendasi sebagai produsen benih yang
diterbitkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang menyelenggarakan tugas dan fungsi
Pengawasan dan Sertifikasi Benih.
Diterbitkan oleh Bupati/Walikota
Produsen benih bina wajib :
1. Menerapkan sistem manajemen mutu untuk produsen yang
mendapatkan sertifikat sertifikasi sistem manajemen mutu;
2. Mentaati peraturan perundang-undangan bidang perbenihan;
3. Mendokumentasikan data benih yang diproduksi dan
diedarkan;
4. Bertanggungjawab atas mutu Benih Bina yang diproduksi; dan
5. Bemberikan keterangan kepada Pengawas Benih Tanaman
atau Pengawas Mutu Pakan apabila diperlukan.
SERTIFIKASI BENIH BINA
Sertifikasi
Benih Bina
Pemeriksaan Lapangan
1. Pemeriksaan Lapangan mencakup sumber benih, pertanamanan di
lapangan, isolasi tanaman, alat panen, kemurnian benih
2. Hasil pemeriksaan lapangan dinyatakan lulus apabila memenuhi standar
kemurnian benih
Pengujian Laboratorium
1. Pengujian Laboratium untuk menguji mutu fisik, fisiologis dan/tanpa uji
kesehatan benih. Untuk uji kemurnian genetik, benih diambil dari hasil
pemeriksaan lapangan
2. Benih dinyatakan lulus bila hasil pengujian memenuhi standar mutu yang
berlaku
Pengawasan Pemasangan Label
1. Benih Bina yang diedarkan wajib diberi Label , untuk kelas : (a) BS
berwarna kuning, (b). BD, berwarna putih; (c) BP dan BP1 berwarna
ungu; (d) BR, BR1 dan BR2 berwarna biru.
1. Sertifikasi benih bina dilakukan oleh Instansi yang
menyelenggarakan tupoksi pengawasan dan sertifikasi benih atau
produsen benih bina yang mendapatkan sertifikat dari LSSM
(Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu)
2. Untuk mengetahui kesesuaian mutu benih dalam bentuk biji
dilakukan pengujian mutu benih di laboratorium
3. Pada benih bina hasil perbanyakan dalam bentuk umbi,
pemeriksaan status kesehatan benih dilakukan di gudang dan
dinyatakan lulus apabila memenuhi standar kesehatan benih
4. Untuk Benih yang diperbanyak dalam bentuk stek atau anakan
tidak dilakukan pemeriksaan kesesuaian mutu cukup dilakukan
pemeriksaan siap edar (saat panen) dilapangan dan dinyatakan
lulus apabila memenuhi standar mutu siap edar yang berlaku.
1. Bernih bersertifikat yang akan diedarkan wajib diberi LABEL yang
mudah dilihat, dibaca, tidak mudah rusak dan ditulis dalam bahasa
Indonesia
2. Warna label :
a) BS (Kuning); b) BD (Putih); c) BP dan BP1 (Ungu) dan d) BR,
BR1 dan BR2 (Biru)
3. LABEL sekurang-kurangnya berisi : keterangan jenis dan Varietas
Tanaman, kelas benih, data kemurnian genetik dan mutu benih,
akhir masa edar benih, serta nama dan alamat produsen
4. LABEL harus dilegalisasi oleh SKPD yang menyelenggakan tupoksi
pengawasan dan sertifikasi benih atau produsen yang memiliki
sertifikat sistem manajemen mutu yang berupa : nomor seri Label
dan stempel, hologram atau segel.
5. Label untuk kelas BS diberikan dalam bentuk surat keterangan
Pemulia Tanaman dan/atau Label benih yang menerangkan
tentang kemurnian Varietas.
LABEL
1. Kemasan dapat berupa kantong, wadah atau ikatan dalam satuan
volume tertentu.
2. Kemasan harus terbuat dari bahan yang kuat dan dapat
melindungi mutu serta kesehatan benih.
3. Informasi pada kemasan Benih Bina antara lain:
a) identitas produsen dan/atau pengedar benih;
b) jenis komoditas dan nama Varietas;
c) nomor sertifikat Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu bagi
Produsen Benih Bina yang menerapkan sertifikasi sistem
manajemen mutu;
d) volume benih dalam kemasan;
e) perlakuan khusus yang diperlukan;
f) untuk Benih Tanaman Produk Rekayasa Genetik (PRG) harus
mencantumkan kode PRG (event); dan
g) bahan aktif pestisida dan bahan kimia yang diaplikasikan.
KEMASAN
PEREDARAN BENIH BINA
Tata Cara
Mendapatkan Rekomendasi
Sebagai Pengedar Benih Bina
• Peredaran benih bina dilakukan oleh PENGEDAR BENIH BINA
Tata Cara
Mendapatkan Tanda Daftar
Sebagai Pengedar Benih Bina
Pemohon Bupati/Wali Kota
Tanda Daftar Sebagai
Pengedar Benih Bina
NO
YES
1. Selambat-lambatnya
30 hari sejak
permohonan diterima,
Bupati/Walikota harus
sudah memberikan
jawaban diterima
atau ditolak
2. Apabila > 30 hari
tidak ada jawaban,
berarti permohonan
dianggap diterima
Persyaratan :
1. identitas dan alamat domisili yang jelas dan
benar;
2. jenis dan jumlah benih yang akan
diedarkan;
3. fasilitas dan kapasitas penyimpanan yang
dimiliki;
4. Rekomendasi sebagai pengedar benih yang
diterbitkan oleh Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang menyelenggarakan tugas dan
fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih.
Diterbitkan oleh Bupati/Walikota
Pengedar Benih Bina wajib:
1. mematuhi peraturan perundang-undangan perbenihan yang
berlaku;
2. bertanggungjawab atas mutu Benih Bina yang diedarkan;
3. melakukan pencatatan dan penyimpanan dokumen Benih
Bina yang diedarkan selama 1 (satu) tahun bagi Tanaman
semusim, dan 5 (lima) tahun bagi Tanaman tahunan;
4. memberikan data atau keterangan yang diperlukan
Pengawas Benih Tanaman atau Pengawas Mutu Pakan; dan
5. melaporkan setiap terjadi perubahan data (a) jenis dan
jumlah benih yang diedarkan; (b) fasilitas dan kapasitas
penyimpanan yang dimiliki
Tanda daftar Pengedar Benih Bina berlaku selama pengedar masih operasional
melakukan usaha Peredaran Benih Bina
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Pembinaan produksi, sertifikasi dan Peredaran Benih Bina
dilakukan melalui penerapan norma, standar, prosedur, dan
kriteria.
2. Pembinaan dilakukan oleh Direktur Jenderal, dinas
provinsi/kabupaten yang Menyelenggarakan tugas dan
fungsi di bidang Tanaman pangan, perkebunan, dan/atau
peternakan dan kesehatan hewan sesuai kewenangannya
3. Pengawasan Peredaran Benih Bina dilakukan oleh Pengawas
Benih Tanaman atau Pengawas Mutu Pakan
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) upload

Contenu connexe

Tendances

penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfpenyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfDeni Hardiman
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)nuelsitohang
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Wahyu Setyawan
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Nestri Yuniardi
 
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaTeknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaZiemen G. Sasmita
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitIlham Johari
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
 
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRIMULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRImaya safitri
 
Mengenal Sistem Informasi Geospasial
Mengenal Sistem Informasi GeospasialMengenal Sistem Informasi Geospasial
Mengenal Sistem Informasi GeospasialLuhur Moekti Prayogo
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Eka Phe
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuNur Haida
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianedhie noegroho
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanAli Babang
 
Tanaman Hortikultura
Tanaman HortikulturaTanaman Hortikultura
Tanaman Hortikulturatani57
 

Tendances (20)

Alsin pemupukan
Alsin pemupukanAlsin pemupukan
Alsin pemupukan
 
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdfpenyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
penyusunan-programa-penyuluhan-dan-rktpp-1-perilaku-petani-dalam-penerapan.pdf
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung HibridaTeknologi Budidaya Jagung Hibrida
Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRIMULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
 
Mengenal Sistem Informasi Geospasial
Mengenal Sistem Informasi GeospasialMengenal Sistem Informasi Geospasial
Mengenal Sistem Informasi Geospasial
 
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
Produksi dan penyimpanan benih cabai rawit (capsicum frutescens)
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
Juknis upbs
Juknis upbsJuknis upbs
Juknis upbs
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanian
 
Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanamanPemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman
 
Tanaman Hortikultura
Tanaman HortikulturaTanaman Hortikultura
Tanaman Hortikultura
 

Similaire à Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) upload

Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)Hari Prasetyo
 
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016Cecep khoer Affandi
 
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaPermentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaGhina Shadrina
 
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptxJoniZarnifa
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Hari Prasetyo
 
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptxBahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptxAdeliaRahma14
 
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxBaru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxMuhammadAzis56
 
1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdf
1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdf1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdf
1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdfadriantoprasetyo29
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Hari Prasetyo
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurZoliand Sobilhaqq II
 
Sosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdf
Sosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdfSosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdf
Sosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdfnurjazidspt
 
Mekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdf
Mekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdfMekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdf
Mekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdfadriantoprasetyo29
 
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikPp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikwalhiaceh
 

Similaire à Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) upload (20)

Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
Pemasukan dan pengeluaran benih hortikultura (permentan no. 5 tahun 2012)
 
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
(Bahan 16) BPSBTPH Hortikultura Kadistanhut 2016
 
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
Tatacara pendaftaran varietas tan. hortikultura (permentan no. 38 tahun 2011)
 
Tugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetikaTugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetika
 
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih binaPermentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
Permentan 39 th 2006 ttg produksi, sertifikasi & peredaran benih bina
 
Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017Stfkasidanwaedarbenih2017
Stfkasidanwaedarbenih2017
 
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
1. Direktur Perbenihan Hortikultura- LKPP 3 Oktober 2022.pptx
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
 
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptxBahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
Bahan Tayang Digitalisasi Perbenihan-rev.pptx
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
 
cbib.pdf
cbib.pdfcbib.pdf
cbib.pdf
 
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptxBaru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
Baru_Materi Sosialisasi Penangkar BAMER Malang 2023.pptx
 
1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdf
1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdf1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdf
1686229664_49b698b41af6deb7f2e9.pdf
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
 
Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7Tugas makalah oai kel 7
Tugas makalah oai kel 7
 
Sosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdf
Sosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdfSosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdf
Sosialisasi Juknis Sertifikasi GFP maret 2021.pdf
 
Persyaratan impor benih
Persyaratan impor benihPersyaratan impor benih
Persyaratan impor benih
 
Mekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdf
Mekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdfMekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdf
Mekanisme Sertifikasi Kelayakan Pengolahan.pdf
 
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetikPp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
Pp21 2005 ttg keamanan hayati produk rekayasa genetik
 

Dernier

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 

Dernier (20)

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 

Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) upload

  • 1. PERMENTAN NO. 2 TAHUN 2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PEREDARAN BENIH BINA
  • 2. Permentan No. 39 Tahun 2006 Tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina Permentan No. 2 Tahun 2014 Tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina Tidak berlaku lagi SEJARAH PERATURAN Berlaku Saat Ini DIGANTI DENGAN Permentan No. 2 Tahun 2014 hanya berlaku untuk Benih Bina SELAIN benih tanaman Hortikultra. Produksi, Sertifikasi dan Peredaran benih hortikultura DIATUR TERSENDIRI melalui Permentan No. 48 Tahun 2012
  • 3. Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah : TUJUAN 1. Menjamin terselenggaranya sistem penyediaan Benih Bina yang berkesinambungan; 2. Menjamin kebenaran jenis, Varietas bersari bebas, Varietas hibrida dan mutu benih yang diproduksi; 3. Mempercepat sosialisasi dan pemanfaatan teknologi Varietas kepada pengguna; 4. Menjamin kesesuaian mutu Benih Bina yang beredar; dan 5. Memberikan kepastian usaha bagi produsen dan pengedar Benih Bina.
  • 4. Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah : DEFINISI/PENGERTIAN 1. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas, yang produksi dan peredarannya diawasi 2. Benih Sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memproduksi benih yang merupakan kelas-kelas benih meliputi Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih Pokok 1. 3. Pola Perbanyakan Benih Ganda (Poly Generation Flow) adalah sistem perbanyakan benih, dimana benih yang dihasilkan kelasnya sama dengan kelas benih sumber yang digunakan 4. Sertifikasi Benih adalah serangkaian pemeriksaan dan/atau pengujian dalam rangka penerbitan sertifikat benih bina 5. Sertifikat Benih Bina adalah keterangan tentang pemenuhan/telah memenuhi persyaratan mutu yang diberikan oleh lembaga sertifikasi pada kelompok benih yang disertifikasi.
  • 5. Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah : 5. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu adalah proses yang menjamin bahwa sistem manajemen diterapkan untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. 6. Lembaga Sertifikasi adalah suatu lembaga penilaian kesesuaian yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk melakukan sertifikasi. 7. Label adalah keterangan tertulis dalam bentuk cetakan tentang identitas, mutu benih bina dan masa akhir edar benih bina. 8. Rekomendasi adalah keterangan tertulis yang dikeluarkan oleh instansi penyelenggara pengawasan dan sertifikasi benih. 9. Standar Mutu Benih Bina adalah spesifikasi teknis benih yang baku mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis dan/atau kesehatan benih 10.Peredaran adalah serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran benih dari lokasi produksi ke lokasi pemasaran dan/atau kepada masyarakat
  • 6. PRODUKSI BENIH BINA PERBANYAKAN DAN KLASIFIKASI BENIH BINA PERBANYAKAN SECARA GENERATIF BERSARI BEBAS DAN VEGETATIF TANAMAN PAGAN, KACANG- AN, UMBI-AN DAN PERKEBUNAN SEMUSIM TANAMAN PERKEBUNAN TAHUNAN TANAMAN KACANG-AN DAN UMBI-AN MELALUI POLA PERBANYAKAN BENIH GANDA 1. Benih Penjenis (BS); 2. Benih Dasar (BD); 3. Benih Pokok (BP); 4. Benih Sebar (BR). 1. Benih Sebar (BR). 1. Benih Pokok (BP); 2. Benih Sebar (BR). Catatan : Benih varietas hibrida yang diproduksi dari persilangan galur-galur tetua sesuai deskripsi galur- galur tetua yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian tentang pelepasan suatu Varietas hibrida DISETARAKAN DENGAN KELAS “BR” 1 2 3
  • 7. 1. BD merupakan keturunan pertama dari BS yang memenuhi standar mutu kelas BD dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur baku Sertifikasi Benih Bina atau sistem standardisasi nasional. 2. BP merupakan keturunan pertama dari BD atau BS yang memenuhi standar mutu kelas BP dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur baku Sertifikasi Benih Bina atau sistem standardisasi nasional. 3. BR merupakan keturunan pertama BP, BD atau BS yang memenuhi standar mutu kelas BR dan harus diproduksi sesuai dengan prosedur baku Sertifikasi Benih Bina atau sistem standardisasi nasional 4. Perbanyakan kelas BR untuk benih aneka kacang dan umbi diproduksi dari BP 1, BP, BD atau BS sesuai prosedur baku Sertifikasi Benih Bina atau sistem standardisasi nasional.
  • 8. 1. Pola Perbanyakan Benih Ganda untuk kelas BP1 diproduksi dari kelas BP. 2. BP1 merupakan keturunan pertama dari BP yang standar mutunya sama dengan BP 3. Pola Perbanyakan Benih Ganda untuk kelas BR1 diproduksi dari kelas BR, dan BR2 diproduksi dari kelas BR1. 4. BR1 merupakan keturunan pertama dari BR, yang standar mutunya sama dengan BR. 5. BR2 merupakan keturunan dari BR1, yang standar mutunya sama dengan BR.
  • 9. 1. Produsen benih yang akan memproduksi benih bina harus menguasai lahan, sarana pengolahan benih dan sarana penunjang yang memadai sesuai dengan jenis benihnya, serta tenaga yang mempunyai pengetahuan di bidang perbenihan 2. Produsen benih sebagaimana no. 1 diatas wajib memiliki izin produksi Benih Bina, apabila : a) mempekerjakan paling sedikit 30 (tiga puluh) orang tenaga tetap; b) memiliki aset diluar tanah dan bangunan paling sedikit Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah); atau c) hasil penjualan Benih Bina selama 1 (satu) tahun paling sedikit Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah). 3. Produsen benih yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana no. 2 diatas cukup didaftar dan dinilai untuk mendapatkan Rekomendasi sebagai produsen benih. 4. Antar Produsen Benih Bina dapat bekerjasama dalam bentuk kerjasama produksi Benih Bina dan/atau kerjasama pemasaran Benih Bina 5. Izin atau tanda daftar diterbitkan oleh bupati/walikota PRODUSEN BENIH BINA
  • 10. Tata Cara Mendapatkan Rekomendasi Sebagai Produsen Benih Bina Pemohon Kepala SKPD yang menyelenggarakan tugas dan fungsi pengawasan & sertifikasi benih Rekomendasi Sebagai Produsen Benih Bina NO Diterbitkan oleh Kepala SKPPD Persyaratan : 1. Keterangan penguasaan lahan, 2. Sarana pengolahan benih, 3. Sarana penunjang yang memadai sesuai dengan jenis benihnya dan 4. Tenaga yang mempunyai pengetahuan di bidang perbenihan YA
  • 11. Tata Cara Mendapatkan Izin Usaha Produksi Benih Bina Pemohon Bupati/Wali Kota Izin Usaha Produski Benih Bina NO YES 1. Selambat-lambatnya 30 hari sejak permohonan diterima, Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolak 2. Apabila > 30 hari tidak ada jawaban, berarti permohonan dianggap diterima Persyaratan : 1. Memiliki akte pendirian usaha dan perubahannya (kecuali perseorangan); 2. surat kuasa dari Direktur Utama (kecuali perseorangan); 3. KTP pemilik atau penanggung jawab perusahaan; 4. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); 5. Fotokopi surat keterangan telah melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); 6. Fotokopi Hak Guna Usaha (HGU) bagi yang menggunakan tanah negara; dan 7. Rekomendasi sebagai produsen benih yang diterbitkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Diterbitkan oleh Bupati/Walikota
  • 12. Produsen benih bina wajib : 1. Menerapkan sistem manajemen mutu untuk produsen yang mendapatkan sertifikat sertifikasi sistem manajemen mutu; 2. Mentaati peraturan perundang-undangan bidang perbenihan; 3. Mendokumentasikan data benih yang diproduksi dan diedarkan; 4. Bertanggungjawab atas mutu Benih Bina yang diproduksi; dan 5. Bemberikan keterangan kepada Pengawas Benih Tanaman atau Pengawas Mutu Pakan apabila diperlukan.
  • 13. SERTIFIKASI BENIH BINA Sertifikasi Benih Bina Pemeriksaan Lapangan 1. Pemeriksaan Lapangan mencakup sumber benih, pertanamanan di lapangan, isolasi tanaman, alat panen, kemurnian benih 2. Hasil pemeriksaan lapangan dinyatakan lulus apabila memenuhi standar kemurnian benih Pengujian Laboratorium 1. Pengujian Laboratium untuk menguji mutu fisik, fisiologis dan/tanpa uji kesehatan benih. Untuk uji kemurnian genetik, benih diambil dari hasil pemeriksaan lapangan 2. Benih dinyatakan lulus bila hasil pengujian memenuhi standar mutu yang berlaku Pengawasan Pemasangan Label 1. Benih Bina yang diedarkan wajib diberi Label , untuk kelas : (a) BS berwarna kuning, (b). BD, berwarna putih; (c) BP dan BP1 berwarna ungu; (d) BR, BR1 dan BR2 berwarna biru.
  • 14. 1. Sertifikasi benih bina dilakukan oleh Instansi yang menyelenggarakan tupoksi pengawasan dan sertifikasi benih atau produsen benih bina yang mendapatkan sertifikat dari LSSM (Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu) 2. Untuk mengetahui kesesuaian mutu benih dalam bentuk biji dilakukan pengujian mutu benih di laboratorium 3. Pada benih bina hasil perbanyakan dalam bentuk umbi, pemeriksaan status kesehatan benih dilakukan di gudang dan dinyatakan lulus apabila memenuhi standar kesehatan benih 4. Untuk Benih yang diperbanyak dalam bentuk stek atau anakan tidak dilakukan pemeriksaan kesesuaian mutu cukup dilakukan pemeriksaan siap edar (saat panen) dilapangan dan dinyatakan lulus apabila memenuhi standar mutu siap edar yang berlaku.
  • 15. 1. Bernih bersertifikat yang akan diedarkan wajib diberi LABEL yang mudah dilihat, dibaca, tidak mudah rusak dan ditulis dalam bahasa Indonesia 2. Warna label : a) BS (Kuning); b) BD (Putih); c) BP dan BP1 (Ungu) dan d) BR, BR1 dan BR2 (Biru) 3. LABEL sekurang-kurangnya berisi : keterangan jenis dan Varietas Tanaman, kelas benih, data kemurnian genetik dan mutu benih, akhir masa edar benih, serta nama dan alamat produsen 4. LABEL harus dilegalisasi oleh SKPD yang menyelenggakan tupoksi pengawasan dan sertifikasi benih atau produsen yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu yang berupa : nomor seri Label dan stempel, hologram atau segel. 5. Label untuk kelas BS diberikan dalam bentuk surat keterangan Pemulia Tanaman dan/atau Label benih yang menerangkan tentang kemurnian Varietas. LABEL
  • 16. 1. Kemasan dapat berupa kantong, wadah atau ikatan dalam satuan volume tertentu. 2. Kemasan harus terbuat dari bahan yang kuat dan dapat melindungi mutu serta kesehatan benih. 3. Informasi pada kemasan Benih Bina antara lain: a) identitas produsen dan/atau pengedar benih; b) jenis komoditas dan nama Varietas; c) nomor sertifikat Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu bagi Produsen Benih Bina yang menerapkan sertifikasi sistem manajemen mutu; d) volume benih dalam kemasan; e) perlakuan khusus yang diperlukan; f) untuk Benih Tanaman Produk Rekayasa Genetik (PRG) harus mencantumkan kode PRG (event); dan g) bahan aktif pestisida dan bahan kimia yang diaplikasikan. KEMASAN
  • 17. PEREDARAN BENIH BINA Tata Cara Mendapatkan Rekomendasi Sebagai Pengedar Benih Bina • Peredaran benih bina dilakukan oleh PENGEDAR BENIH BINA
  • 18. Tata Cara Mendapatkan Tanda Daftar Sebagai Pengedar Benih Bina Pemohon Bupati/Wali Kota Tanda Daftar Sebagai Pengedar Benih Bina NO YES 1. Selambat-lambatnya 30 hari sejak permohonan diterima, Bupati/Walikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolak 2. Apabila > 30 hari tidak ada jawaban, berarti permohonan dianggap diterima Persyaratan : 1. identitas dan alamat domisili yang jelas dan benar; 2. jenis dan jumlah benih yang akan diedarkan; 3. fasilitas dan kapasitas penyimpanan yang dimiliki; 4. Rekomendasi sebagai pengedar benih yang diterbitkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Diterbitkan oleh Bupati/Walikota
  • 19. Pengedar Benih Bina wajib: 1. mematuhi peraturan perundang-undangan perbenihan yang berlaku; 2. bertanggungjawab atas mutu Benih Bina yang diedarkan; 3. melakukan pencatatan dan penyimpanan dokumen Benih Bina yang diedarkan selama 1 (satu) tahun bagi Tanaman semusim, dan 5 (lima) tahun bagi Tanaman tahunan; 4. memberikan data atau keterangan yang diperlukan Pengawas Benih Tanaman atau Pengawas Mutu Pakan; dan 5. melaporkan setiap terjadi perubahan data (a) jenis dan jumlah benih yang diedarkan; (b) fasilitas dan kapasitas penyimpanan yang dimiliki Tanda daftar Pengedar Benih Bina berlaku selama pengedar masih operasional melakukan usaha Peredaran Benih Bina
  • 20. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN 1. Pembinaan produksi, sertifikasi dan Peredaran Benih Bina dilakukan melalui penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria. 2. Pembinaan dilakukan oleh Direktur Jenderal, dinas provinsi/kabupaten yang Menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang Tanaman pangan, perkebunan, dan/atau peternakan dan kesehatan hewan sesuai kewenangannya 3. Pengawasan Peredaran Benih Bina dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman atau Pengawas Mutu Pakan