SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  52
Slide By : M. Ikbal Adytia N
STIE Akuntansi
Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Pajak penghasilan (PPh) dikenakan terhadap subjek pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam tahun pajak.
• PPh dapat dikenakan atas bagian tahun
pajak jika kewajiban subjektif mulai dari
bagian tahun.
• Tahun pajak adalah tahun takwim. Jika
tahun buku tidak sama, dapat menggunakan
tahun buku asalkan berdurasi 12 bulan.
 Orang Pribadi
 Badan
 Warisan yang Belum Terbagi
 Bentuk Usaha Tetap
 Tanpa batasan tempat tinggal atau tempat kedudukan
 Pengusaha  Perusahaan Perorangan
 Karyawan
 Profesional / Tenaga Ahli  Pekerjaan Bebas (dokter,
akuntan, pengacara, konsultan, arsitek, notaris, penilai,
aktuaris)
 Merupakan satu kesatuan, menggantikan yang berhak
(ahli waris)
 Tetap harus membayar pajak meskipun warisan belum
dibagi kepada yang berhak.
 Sekumpulan orang dan atau kumpulan modal sebagai
satu kesatuan, baik melakukan usaha atau tidak
melakukan usaha
 PT, CV, firma, koperasi, dana pensiun, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
lembaga
 Bentuk usaha yang digunakan oleh subyek pajak luar
negeri yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan di Indonesia
 Berupa tempat kedudukan manajemen, cabang
perusahaan, kantor perwakilan, gedung kantor, pabrik,
bengkel, gudang, ruang untuk promosi/penjualan,
pertambangan, pengeboran, pertanian, proyek
konstruksi, pemberian jasa, orang atau badan yang
bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas,
agen atau pegawai asuransi, komputer untuk e-
commerce
 SPDN : Subjek Pajak Dalam Negeri
 SPLN : Subjek Pajak Luar Negeri
 Orang Pribadi (OP) yang bertempat tinggal atau berada
di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, atau OP yang berada di Indonesia dan berniat
tinggal di Indonesia;
 Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia;
 Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak.
 Pada waktu OP dilahirkan, berada, atau berniat untuk
bertempat tinggal di Indonesia
 Pada waktu Badan didirikan atau bertempat kedudukan
Indonesia
 Pada saat timbulnya warisan yang belum terbagi
 Pada saat OP meninggal dunia atau meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya
 Pada saat Badan dibubarkan atau tidak lagi bertempat
kedudukan di Indonesia
 Pada saat warisan selesai dibagi
Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal/ berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan dan Badan yang tidak didirikan/berkedudukan
di Indonesia
 yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
 yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap (BUT)
di Indonesia.
 BADAN PERWAKILAN NEGARA ASING
 PEJABAT PERWAKILAN DIPLOMATIK, KONSULAT, ATAU PEJABAT-
PEJABAT ASING, DAN ORANG-ORANG YANG DIPERBANTUKAN
DENGAN SYARAT BUKAN WARGA NEGARA INDONESIA DAN TIDAK
MENJALANKAN KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN
DI INDONESIA
 ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN OLEH
MENTERI KEUANGAN DENGAN SYARAT:
 PEJABAT-PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI INTERNASIONAL YANG
DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN DENGAN
SYARAT BUKAN WARGA NEGARA INDONESIA DAN TIDAK
MENJALANKAN KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN
DI INDONESIA

 Mempunyai kewajiban pajak subjektif dan objektif
 Termasuk pemungut pajak dan pemotong pajak
(withholding agents)
 setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak,
 baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia,
 yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan,
 dengan nama dan dalam bentuk apa pun
1. PENGHASILAN DALAM HUBUNGAN KERJA DAN
PEKERJAAN BEBAS
2. PENGHASILAN DARI USAHA DAN KEGIATAN
3. PENGHASILAN DARI MODAL
4. PENGHASILAN LAIN (HADIAH & PEMBEBASAN
UTANG)
1. Penghasilan dikenakan PPh saat diperoleh
2. Penghasilan tersebut tidak perlu dilaporkan atau
dihitung kembali pada akhir tahun
3. PPh tersebut sifatnya Final  tidak dapat dikreditkan
terhadap PPh Terutang di akhir tahun
4. Contoh: bunga deposito, hadiah undian, sewa tanah
dan bangunan, dan lain-lain
PPH FINAL
1. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
2. penghasilan berupa hadiah undian;
3. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham
atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura;
4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan; dan
5. penghasilan tertentu lainnya
No. Jenis Penghasilan DPP / Tarif Pajak
1. Penghasilan Bunga Deposito,
Termasuk Simpanan pada Bank
Dalam Negeri yang Memiliki Cabang
di Luar Negeri
Jumlah Bruto/20%
2. Penghasilan Bunga Tabungan, Jasa
Giro, dan Diskonto Sertifikat Bank
Indonesia
Jumlah Bruto/20%
3. Penghasilan Berupa Hadiah Jumlah Bruto/25%
4. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas
Tanah dan atau Bangunan
Jumlah Bruto/5%
5. Penghasilan Sewa Tanah dan/atau
Bangunan
Jumlah Bruto/10%
No. Jenis Penghasilan DPP / Tarif Pajak
6. Penghasilan yang
Diterima/Diperoleh dari Transaksi
Penjualan Saham di Bursa Efek
1.Nilai Transaksi /
0,1% untuk non
pemilik saham
pendiri
2.Nilai Transaksi /
0,1% + 0,5%
untuk pemilik
saham pendiri
7. Bunga Simpanan yang
Dibayarkan oleh Koperasi kepada
Anggota Koperasi Orang Pribadi
lebih dari Rp. 240.000
Jumlah Bruto / 10%
No. Jenis Penghasilan DPP / Tarif Pajak
Usaha Jasa Konstruksi
8. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang memiliki Kualifikasi Usaha
Kecil.
Penghasilan
Bruto/2%
9. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang tidak memiliki Kualifikasi
Usaha.
Penghasilan
Bruto/4%
10. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa selain penyedia Jasa yang
memiliki Kualifikasi Usaha Kecil dan penyedia
Jasa yang tidak memiliki Kualifikasi Usaha.
Penghasilan
Bruto/3%
11. Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan
Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang Memiliki Kualifikasi Usaha.
Penghasilan
Bruto/4%
12. Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan
Konstruksi yang dilakukan oleh penyedia Jasa
yang tidak Memiliki Kualifikasi Usaha
Penghasilan
Bruto/6%
 Objek PPh : Laba Usaha (Penghasilan Netto)
menurut ketentuan fiskal  LABA FISKAL
 Penghasilan Netto = Penghasilan Bruto yang
Merupakan Objek Pajak – Beban yang Boleh
Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
1. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan usaha, antara lain:
2. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta
berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk
memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dan Pasal 11A
3. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan;
4. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang
dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
5. kerugian selisih kurs mata uang asing;
6. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang
dilakukan di Indonesia;
7. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
HARUS DIDUKUNG DENGAN DOKUMENTASI MEMADAI DAN
DAFTAR NOMINATIF YANG MEMUAT INFORMASI:
1. Nomor urut
2. Tanggal diberikan
3. Nama/tempat entertainment diberikan
4. Alamat entertainment
5. Jenis entertainment
6. Jumlah
7. Relasi, nama, posisi,nama perusahaan dan jenis usaha
1. Handphone
a. Cost diakui 50%, disusutkan sebagai aktiva Kelompok I
b. Abonemen, Pulsa (voucher isi ulang), dan Perbaikan dibebankan 50%
pada tahun pengeluaran
2. Bus/Minibus untuk Antar Jemput Karyawan
a. Cost (termasuk perbaikan besar) diakui 100%, disusutkan sebagai
aktiva Kelompok II
b. Pemeliharaan rutin dibebankan seluruhnya pada tahun pengeluaran
3. Sedan/Sejenisnya untuk Pegawai dengan Jabatan/Pekerjaan
Tertentu
 Cost (termasuk perbaikan besar) diakui 50%, disusutkan sebagai
aktiva Kelompok II
 Pemeliharaan rutin dibebankan 50% pada tahun pengeluaran
 Infomasi penting untuk menghitung penyusutan
berdasarkan pajak adalah:
◦ Penyusutan dalam peraturan perpajakan ditentukan
berdasarkan tarif sesuai dengan metode penyusutan
yang di pilih
◦ Tarif penyusutan berdasarkan pengelompokkan barang
yang diatur dalam peraturan perpajakan.
◦ Penyusutan dengan menggunakan saldo menurun, nilai
sisa pada akhir masa masa manfaat harus disusutkan
sekaligus.
◦ Penyusutan dimulai pada bulan saat barang tersebut siap
untuk di pakai.
PT. ABC memiliki total penghasilan 600 milyar dan beban yang dapat
dikurangkan sebesar 450 milyar. Beban tersebut dikeluarkan untuk
memperoleh semua penghasilan yang diterimanya. Dari penghasilan tersebut
100 milyar merupakan penghasilan final. Perusahaan tidak dapat
mengindentifikasi secara spesifik beban yang terkait dengan penghasilan final
tersebut. Berapakah penghasilan kena pajak perusahaan?
Jawab:
Penghasilan dikenakan pajak final sebesar 100 milyar dikeluarkan dari
perhitungan penghasilan.
Beban yang akan menjadi pengurang dari penghasilan yang tidak final sebesar
500/600 x 450 = 375.
Penghasilan kena pajak
Penghasilan 500
Beban yang boleh dikurangkan 375
Penghasilan kena pajak 125
 Besaran atau nominal
Rp 15.840.000 bagi diri WP
Rp 1.320.000 tambahan bagi WP yang kawin
Rp 15.840.000 tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami
Rp 1.320.000 tambahan untuk setiap anggota
keluarga yang menjadi tanggungan,
maksimum 3
 Mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2009
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Pengurang Penghasilan Untuk WP Orang Pribadi
besaran atau nominal
Rp24.300.000,00 bagi diri WP
Rp2.025.000,00 tambahan bagi WP yang kawin
Rp24.300.000,00 tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
Rp2.025.000,00 tambahan untuk setiap anggota
keluarga yang menjadi tanggungan
mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2013
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Peraturan Menteri Keuangan No. 162/PMK.011/2012
 setiap anggota keluarga
 keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus
 serta anak angkat
 yang menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak memiliki
penghasilan)
 paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
 Penghasilan isteri diperoleh semata-mata dari
satu pemberi kerja dan
 Penghasilan isteri tersebut berasal dari
pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan
usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota
keluarga lainnya.
 penghasilan anak yang belum dewasa dari mana
pun sumber penghasilannya dan apa pun sifat
pekerjaannya digabung dengan penghasilan
orang tuanya dalam tahun pajak yang sama.
 Yang dimaksud dengan “anak yang belum
dewasa” adalah anak yang belum berumur 18
(delapan belas) tahun dan belum pernah menikah.
 Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar
penghitungan untuk menentukan besarnya Pajak
Penghasilan yang terutang
 Bagi Wajib Pajak dalam negeri pada dasarnya
terdapat dua cara untuk menentukan besarnya
Penghasilan Kena Pajak, yaitu penghitungan
dengan cara biasa dan penghitungan dengan
menggunakan Norma Penghitungan.
 PPH TERUTANG = TARIF PPH X
PENGHASILAN KENA PAJAK
 UNTUK WP ORANG PRIBADI
◦ PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN
NETTO - PTKP
 UNTUK WP BADAN
◦ PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN
NETTO
 PENGHASILAN NETTO WP OP
◦ PEMBUKUAN
◦ NORMA PERHITUNGAN
 PENGHASILAN NETTO WP BADAN:
◦ PEMBUKUAN
 Hanya untuk WP Orang Pribadi
 Peredaran bruto dalam satu tahun < Rp 4,8 milyar
 Memberitahukan kepada DJP dalam 3 bulan
pertama dari tahun pajak yang bersangkutan
 Wajib menyelenggarakan pencatatan
Seorang dokter, status kawin, istri tidak bekerja/tidak memiliki
penghasilan, mempunyai 3 (tiga) orang anak, bertempat tinggal di
Jakarta yang juga memiliki industri rotan di Cirebon.
Norma perhitungan penghasilan netto industri rotan (kode 33100)
adalah 12,5% dan untuk dokter (kode 93213) sebesar 45%
Penghasilan selama tahun 2009:
- Peredaran usaha dari Industri Rotan : Rp. 200.000.000
- Penerimaan bruto sebagai dokter : Rp. 72.000.000
Penghasilan neto dihitung sebagai berikut : 
- Industri rotan : 12,5%XRp. 200.000.000 : Rp.25.000.000
- Dokter : 45%XRp. 72.000.000: Rp.32.400.000
Jumlah Penghasilan Neto Rp.57.400.000
Penghasilan Kena Pajak untuk WP Orang Pribadi
= Penghasilan Neto dikurangi PTKP
= Rp. 57.400.000 - Rp. 21.120.000
= Rp. 36.280.000
Pajak penghasilan yang terutang :
5% X Rp. 36.280.000 = Rp. 1.814.000
Biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan (5.400.000.000)Rp
Laba Usaha (Penghasilan Neto Usaha) 600.000.000Rp
Penghasilan lainnya 50.000.000Rp
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan lainnya (30.000.000)Rp
20.000.000Rp
Jumlah seluruh penghasilan neto 620.000.000Rp
Kompensasi kerugian (10.000.000)Rp
Penghasilan neto setelah kompensasi kerugian 610.000.000Rp
PTKP (K/2) (19.800.000)Rp
Penghasilan Kena Pajak bagi WP Orang Pribadi 590.200.000Rp
Peredaran Bruto 6.000.000.000Rp
Biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan (5.400.000.000)Rp
Laba Usaha (Penghasilan Neto Usaha) 600.000.000Rp
Penghasilan lainnya 50.000.000Rp
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan lainnya (30.000.000)Rp
20.000.000Rp
Jumlah seluruh penghasilan neto 620.000.000Rp
Kompensasi kerugian (10.000.000)Rp
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan 610.000.000Rp
TARIF PPH
Pasal 17 UU No. 36/2008 tentang PPh
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif PPh
(dalam Rupiah)
sampai dengan 50.000.000 5%
50.000.000 - 250.000.000 15%
250.000.000 - 500.000.000 25%
di atas 500.000.000 30%
WP Orang Pribadi
TARIF PPH
Pasal 17 UU No. 36/2008 tentang PPh
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif PPh
(dalam Rupiah)
Untuk semua penghasilan kena pajak 25%
WP Badan
1. Tarif ini ditetapkan sebesar 28% dan
berubah menjadi 25% sejak tahun pajak 2010
2. Bagi WP yang telah go public dengan minimal 40% saham
Dimiliki masyarakat diberikan pengurangan 5%
1. WP A (ORANG PRIBADI) PENGHASILAN KENA PAJAK
Rp 600.000.000.
PAJAK PENGHASILAN TERUTANG :
- s/d Rp 50.000.000.- 5% = Rp 2.500.000.-
- Rp 200.000.000.- 15% = Rp 30.000.000.
- Rp 250.000.000.- 25% = Rp 62.500.000.-
- Rp 100.000.000.- 30% = Rp 30.000.000.- JU M L
A H = Rp 125.000.000.
2. WAJIB PAJAK BADAN :
PT ANTARIKSA, PENGHASILAN NETO 2009 = Rp 1.250.000.000.
PPh Terutang 28% x Rp 1.250.000.000 = Rp 350.000.000.
PT ANTARIKSA, PENGHASILAN NETO 2010 = Rp 1.250.000.000.
PPh Terutang 25% x Rp 1.250.000.000 = Rp 312.500.000.
 Peredaran bruto PT Y dalam tahun pajak 2009 sebesar
Rp. 4,5 Milyar dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp. 500 juta.
 Karena peredaran bruto kurang dari Rp. 4,8 Milyar,
sehingga tarif pajak yang dikenakan atas Penghasilan
Kena Pajak tersebut adalah 50% dari tarif Pajak
Penghasilan yang berlaku.
 Perhitungan PPh terhutang adalah:
Penghasilan Kena Pajak 500,000,000Rp
Tarif PPh yang berlaku 25% x 50%
PPh terhutang Rp62,500,000
 Peredaran bruto PT X dalam tahun pajak 2009
sebesar Rp.30 Milyar dengan Penghasilan Kena
Pajak sebesar Rp. 3 Milyar.
 Karena peredaran bruto PT X lebih dari Rp. 4,8
Milyar, maka yang mendapatkan fasilitas
pengurang tarif dihitung secara proposional.
 Perhitungan PPh terhutang adalah:
1. Jumlah Penghasilan Kena Pajak
dari bagian peredaran bruto yang
memperoleh fasilitas
Rp. 4.800.000.000 xRp. 3.000.000.000 = Rp. 480.000.000
Rp. 30.000.000.000
2. Jumlah Penghasilan Kena Pajak
dari bagian peredaran bruto yang
tidak memperoleh fasilitas
Rp. 3.000.000.000 - Rp. 480.000.000 = Rp. 2.520.000.000
PPh terhutang adalah:
1. (50% x25%) xRp. 480.000.000 = 60,000,000Rp
2. 25% xRp. 2.520.000.000 = 630,000,000Rp
Total PPh terhutang 690,000,000Rp
 Penghasilan Neto dari Pekerjaan
 Penghasilan Neto dari Usaha atau Pekerjaan Bebas (Laba
Usaha)
 Penghasilan dari Modal/Investasi
 Penghasilan Lain-lain
Penghasilan Neto
 (Kompensasi Rugi)
Penghasilan Neto setelah Kompensasi Rugi
 (PTKP)
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PPh Terutang = Tarif PPh x PKP
 Penghasilan Neto dari Usaha (Laba Usaha)
 Penghasilan dari Modal/Investasi
 Penghasilan Lain-lain
Penghasilan Neto
 (Kompensasi Rugi)
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PPh Terutang = Tarif PPh x PKP
 PPh Terutang
dikurangi: Kredit Pajak I
(PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain)
 PPh yang Masih Harus Dibayar Sendiri
dikurangi: Kredit Pajak II (PPh yang dibayar
sendiri)
 PPh yang Kurang atau Lebih Dibayar
Sumber :
http://thoifahasriandini.blogspot.co.id/2015/10/ringkasan
, 2015
file:///C:/Users/WINDOWS/Downloads/Documents/EK42

Contenu connexe

Tendances

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_newnatal kristiono
 
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaPeraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaARIEF DJUNAEDI
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21Fitri Bersahabat
 
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21Sidik Abdullah
 
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeBagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeAsep suryadi
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiNaila Karima
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badanmateripenyuluhan
 
01 biaya fiskal
01 biaya fiskal01 biaya fiskal
01 biaya fiskalFajri A
 
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanheri baskoro
 
Pembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakanPembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakanAdillaShafaNafisaMar
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumDharaniKassapa
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...Asep suryadi
 
Sosialisasi pajak copy
Sosialisasi pajak   copySosialisasi pajak   copy
Sosialisasi pajak copysusanti daly
 
Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakanisa93
 
Spt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadiSpt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadiTriyani Budianto
 

Tendances (20)

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Pajak Penghasilan
Pajak PenghasilanPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
 
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaPeraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21
 
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
Bab 4 pajak penghasilan pasal 21
 
Pph pasal 21
Pph pasal 21Pph pasal 21
Pph pasal 21
 
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-okeBagian 2  slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
Bagian 2 slide - pengantar teori pajak atas penghasilan (pph)-oke
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
 
01 biaya fiskal
01 biaya fiskal01 biaya fiskal
01 biaya fiskal
 
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badanBahan sosialisasi spt tahunan badan
Bahan sosialisasi spt tahunan badan
 
Pembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakanPembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakan
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan Umum
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
Sosialisasi pajak copy
Sosialisasi pajak   copySosialisasi pajak   copy
Sosialisasi pajak copy
 
Pajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umumPajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umum
 
Pajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umumPajak penghasilan umum
Pajak penghasilan umum
 
Kel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajakKel 1. subjek & objek pajak
Kel 1. subjek & objek pajak
 
Spt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadiSpt tahunan wp orang pribadi
Spt tahunan wp orang pribadi
 

En vedette

Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiKppkp Bangil
 
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta PusatBahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta PusatNico Andrianto
 
Business Plan #61#safrinadesita
Business Plan #61#safrinadesitaBusiness Plan #61#safrinadesita
Business Plan #61#safrinadesitadesinurhikmah
 
akuntansi umkm dan koperasi
akuntansi umkm dan koperasiakuntansi umkm dan koperasi
akuntansi umkm dan koperasiiska sari
 
Selisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana CadanganSelisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana CadanganAlyssa Melani Savira
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasineoxyline
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaDeny Zaenal Faizin
 
Startup Marketing Plan - Bisnis HARIO
Startup Marketing Plan - Bisnis HARIOStartup Marketing Plan - Bisnis HARIO
Startup Marketing Plan - Bisnis HARIOBisnis Hario
 
Sisa hasil usaha
Sisa hasil usahaSisa hasil usaha
Sisa hasil usahaekaayn
 
Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?
Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?
Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?http://www.GoRezeki.com
 
Ebook Jarimatika
Ebook JarimatikaEbook Jarimatika
Ebook Jarimatikaneoxyline
 
Bisnis Plan | Marketing plan PayTren
Bisnis Plan |  Marketing plan PayTrenBisnis Plan |  Marketing plan PayTren
Bisnis Plan | Marketing plan PayTrenDani Mubarak
 
hidroponik lengkap #by : m_nk
hidroponik lengkap #by : m_nkhidroponik lengkap #by : m_nk
hidroponik lengkap #by : m_nkmartia nurfa
 

En vedette (20)

Proposal permohonan
Proposal permohonanProposal permohonan
Proposal permohonan
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta PusatBahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
 
Business Plan #61#safrinadesita
Business Plan #61#safrinadesitaBusiness Plan #61#safrinadesita
Business Plan #61#safrinadesita
 
Excel Laporan Keuangan
Excel Laporan KeuanganExcel Laporan Keuangan
Excel Laporan Keuangan
 
akuntansi umkm dan koperasi
akuntansi umkm dan koperasiakuntansi umkm dan koperasi
akuntansi umkm dan koperasi
 
Selisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana CadanganSelisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
 
Proses akuntansi
Proses akuntansiProses akuntansi
Proses akuntansi
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
 
Bisnis plan 1
Bisnis plan 1Bisnis plan 1
Bisnis plan 1
 
Startup Marketing Plan - Bisnis HARIO
Startup Marketing Plan - Bisnis HARIOStartup Marketing Plan - Bisnis HARIO
Startup Marketing Plan - Bisnis HARIO
 
Sisa hasil usaha
Sisa hasil usahaSisa hasil usaha
Sisa hasil usaha
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Hidroponik - Aplkasi Komputer
Hidroponik - Aplkasi KomputerHidroponik - Aplkasi Komputer
Hidroponik - Aplkasi Komputer
 
Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?
Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?
Bisnis Plan Onstore | Marketing Plan Onstore 2016 | Apa Itu Onstore ?
 
Ebook Jarimatika
Ebook JarimatikaEbook Jarimatika
Ebook Jarimatika
 
Bisnis Plan | Marketing plan PayTren
Bisnis Plan |  Marketing plan PayTrenBisnis Plan |  Marketing plan PayTren
Bisnis Plan | Marketing plan PayTren
 
Marketing plan pmbtcfund
Marketing plan pmbtcfundMarketing plan pmbtcfund
Marketing plan pmbtcfund
 
hidroponik lengkap #by : m_nk
hidroponik lengkap #by : m_nkhidroponik lengkap #by : m_nk
hidroponik lengkap #by : m_nk
 

Similaire à Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda

Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912dewimita
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.pptabifarizka
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfNathaniaAprillya
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.pptJancokKoe1
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptxAlleAldine
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakankristina105
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdfMATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdfMARWANANURDIN
 
3. pajak-p ph-badan
3. pajak-p ph-badan3. pajak-p ph-badan
3. pajak-p ph-badanana razma
 
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptxIHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptxMarkLee622262
 
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Rizky Aisyah Al-asturlabi
 
PPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdfPPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdfsyahrini4
 
PPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxPPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxAdrianHanda2
 

Similaire à Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda (20)

Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
 
05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt05-Pajak-Penghasilan.ppt
05-Pajak-Penghasilan.ppt
 
PPh 21,22.23.26
PPh 21,22.23.26PPh 21,22.23.26
PPh 21,22.23.26
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakan
 
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdfMATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
MATERI PAJAK PENGHASILAN (PPH).pdf
 
P ph badan oleh pm
P ph badan oleh pmP ph badan oleh pm
P ph badan oleh pm
 
3. pajak-p ph-badan
3. pajak-p ph-badan3. pajak-p ph-badan
3. pajak-p ph-badan
 
Pajak pph
Pajak pphPajak pph
Pajak pph
 
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptxIHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
IHT Penyegaran UU PPh 18012022 All Potput OP Badan.pptx
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
 
Dasarhukum pph
Dasarhukum pphDasarhukum pph
Dasarhukum pph
 
PPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdfPPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdf
 
Objek PPh.pdf
Objek PPh.pdfObjek PPh.pdf
Objek PPh.pdf
 
PPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptxPPT MPJK MATERI 5.pptx
PPT MPJK MATERI 5.pptx
 
Advance.pptx
Advance.pptxAdvance.pptx
Advance.pptx
 

Dernier

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 

Dernier (20)

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 

Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda

  • 1. Slide By : M. Ikbal Adytia N STIE Akuntansi Yayasan Pendidikan Persada Bunda
  • 2.
  • 3. Pajak penghasilan (PPh) dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. • PPh dapat dikenakan atas bagian tahun pajak jika kewajiban subjektif mulai dari bagian tahun. • Tahun pajak adalah tahun takwim. Jika tahun buku tidak sama, dapat menggunakan tahun buku asalkan berdurasi 12 bulan.
  • 4.  Orang Pribadi  Badan  Warisan yang Belum Terbagi  Bentuk Usaha Tetap
  • 5.  Tanpa batasan tempat tinggal atau tempat kedudukan  Pengusaha  Perusahaan Perorangan  Karyawan  Profesional / Tenaga Ahli  Pekerjaan Bebas (dokter, akuntan, pengacara, konsultan, arsitek, notaris, penilai, aktuaris)
  • 6.  Merupakan satu kesatuan, menggantikan yang berhak (ahli waris)  Tetap harus membayar pajak meskipun warisan belum dibagi kepada yang berhak.
  • 7.  Sekumpulan orang dan atau kumpulan modal sebagai satu kesatuan, baik melakukan usaha atau tidak melakukan usaha  PT, CV, firma, koperasi, dana pensiun, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, lembaga
  • 8.  Bentuk usaha yang digunakan oleh subyek pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia  Berupa tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan, kantor perwakilan, gedung kantor, pabrik, bengkel, gudang, ruang untuk promosi/penjualan, pertambangan, pengeboran, pertanian, proyek konstruksi, pemberian jasa, orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas, agen atau pegawai asuransi, komputer untuk e- commerce
  • 9.  SPDN : Subjek Pajak Dalam Negeri  SPLN : Subjek Pajak Luar Negeri
  • 10.  Orang Pribadi (OP) yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau OP yang berada di Indonesia dan berniat tinggal di Indonesia;  Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia;  Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
  • 11.  Pada waktu OP dilahirkan, berada, atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia  Pada waktu Badan didirikan atau bertempat kedudukan Indonesia  Pada saat timbulnya warisan yang belum terbagi
  • 12.  Pada saat OP meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya  Pada saat Badan dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia  Pada saat warisan selesai dibagi
  • 13. Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal/ berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan Badan yang tidak didirikan/berkedudukan di Indonesia  yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.  yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
  • 14.  BADAN PERWAKILAN NEGARA ASING  PEJABAT PERWAKILAN DIPLOMATIK, KONSULAT, ATAU PEJABAT- PEJABAT ASING, DAN ORANG-ORANG YANG DIPERBANTUKAN DENGAN SYARAT BUKAN WARGA NEGARA INDONESIA DAN TIDAK MENJALANKAN KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN DI INDONESIA  ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN DENGAN SYARAT:  PEJABAT-PEJABAT PERWAKILAN ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN DENGAN SYARAT BUKAN WARGA NEGARA INDONESIA DAN TIDAK MENJALANKAN KEGIATAN LAIN UNTUK MEMPEROLEH PENGHASILAN DI INDONESIA 
  • 15.  Mempunyai kewajiban pajak subjektif dan objektif  Termasuk pemungut pajak dan pemotong pajak (withholding agents)
  • 16.  setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak,  baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,  yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,  dengan nama dan dalam bentuk apa pun
  • 17. 1. PENGHASILAN DALAM HUBUNGAN KERJA DAN PEKERJAAN BEBAS 2. PENGHASILAN DARI USAHA DAN KEGIATAN 3. PENGHASILAN DARI MODAL 4. PENGHASILAN LAIN (HADIAH & PEMBEBASAN UTANG)
  • 18. 1. Penghasilan dikenakan PPh saat diperoleh 2. Penghasilan tersebut tidak perlu dilaporkan atau dihitung kembali pada akhir tahun 3. PPh tersebut sifatnya Final  tidak dapat dikreditkan terhadap PPh Terutang di akhir tahun 4. Contoh: bunga deposito, hadiah undian, sewa tanah dan bangunan, dan lain-lain PPH FINAL
  • 19. 1. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi; 2. penghasilan berupa hadiah undian; 3. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; 4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan 5. penghasilan tertentu lainnya
  • 20. No. Jenis Penghasilan DPP / Tarif Pajak 1. Penghasilan Bunga Deposito, Termasuk Simpanan pada Bank Dalam Negeri yang Memiliki Cabang di Luar Negeri Jumlah Bruto/20% 2. Penghasilan Bunga Tabungan, Jasa Giro, dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia Jumlah Bruto/20% 3. Penghasilan Berupa Hadiah Jumlah Bruto/25% 4. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan atau Bangunan Jumlah Bruto/5% 5. Penghasilan Sewa Tanah dan/atau Bangunan Jumlah Bruto/10%
  • 21. No. Jenis Penghasilan DPP / Tarif Pajak 6. Penghasilan yang Diterima/Diperoleh dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek 1.Nilai Transaksi / 0,1% untuk non pemilik saham pendiri 2.Nilai Transaksi / 0,1% + 0,5% untuk pemilik saham pendiri 7. Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi lebih dari Rp. 240.000 Jumlah Bruto / 10%
  • 22. No. Jenis Penghasilan DPP / Tarif Pajak Usaha Jasa Konstruksi 8. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki Kualifikasi Usaha Kecil. Penghasilan Bruto/2% 9. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki Kualifikasi Usaha. Penghasilan Bruto/4% 10. Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain penyedia Jasa yang memiliki Kualifikasi Usaha Kecil dan penyedia Jasa yang tidak memiliki Kualifikasi Usaha. Penghasilan Bruto/3% 11. Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang Memiliki Kualifikasi Usaha. Penghasilan Bruto/4% 12. Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh penyedia Jasa yang tidak Memiliki Kualifikasi Usaha Penghasilan Bruto/6%
  • 23.  Objek PPh : Laba Usaha (Penghasilan Netto) menurut ketentuan fiskal  LABA FISKAL  Penghasilan Netto = Penghasilan Bruto yang Merupakan Objek Pajak – Beban yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
  • 24. 1. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain: 2. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A 3. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan; 4. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; 5. kerugian selisih kurs mata uang asing; 6. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia; 7. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
  • 25. HARUS DIDUKUNG DENGAN DOKUMENTASI MEMADAI DAN DAFTAR NOMINATIF YANG MEMUAT INFORMASI: 1. Nomor urut 2. Tanggal diberikan 3. Nama/tempat entertainment diberikan 4. Alamat entertainment 5. Jenis entertainment 6. Jumlah 7. Relasi, nama, posisi,nama perusahaan dan jenis usaha
  • 26. 1. Handphone a. Cost diakui 50%, disusutkan sebagai aktiva Kelompok I b. Abonemen, Pulsa (voucher isi ulang), dan Perbaikan dibebankan 50% pada tahun pengeluaran 2. Bus/Minibus untuk Antar Jemput Karyawan a. Cost (termasuk perbaikan besar) diakui 100%, disusutkan sebagai aktiva Kelompok II b. Pemeliharaan rutin dibebankan seluruhnya pada tahun pengeluaran 3. Sedan/Sejenisnya untuk Pegawai dengan Jabatan/Pekerjaan Tertentu  Cost (termasuk perbaikan besar) diakui 50%, disusutkan sebagai aktiva Kelompok II  Pemeliharaan rutin dibebankan 50% pada tahun pengeluaran
  • 27.  Infomasi penting untuk menghitung penyusutan berdasarkan pajak adalah: ◦ Penyusutan dalam peraturan perpajakan ditentukan berdasarkan tarif sesuai dengan metode penyusutan yang di pilih ◦ Tarif penyusutan berdasarkan pengelompokkan barang yang diatur dalam peraturan perpajakan. ◦ Penyusutan dengan menggunakan saldo menurun, nilai sisa pada akhir masa masa manfaat harus disusutkan sekaligus. ◦ Penyusutan dimulai pada bulan saat barang tersebut siap untuk di pakai.
  • 28.
  • 29. PT. ABC memiliki total penghasilan 600 milyar dan beban yang dapat dikurangkan sebesar 450 milyar. Beban tersebut dikeluarkan untuk memperoleh semua penghasilan yang diterimanya. Dari penghasilan tersebut 100 milyar merupakan penghasilan final. Perusahaan tidak dapat mengindentifikasi secara spesifik beban yang terkait dengan penghasilan final tersebut. Berapakah penghasilan kena pajak perusahaan? Jawab: Penghasilan dikenakan pajak final sebesar 100 milyar dikeluarkan dari perhitungan penghasilan. Beban yang akan menjadi pengurang dari penghasilan yang tidak final sebesar 500/600 x 450 = 375. Penghasilan kena pajak Penghasilan 500 Beban yang boleh dikurangkan 375 Penghasilan kena pajak 125
  • 30.  Besaran atau nominal Rp 15.840.000 bagi diri WP Rp 1.320.000 tambahan bagi WP yang kawin Rp 15.840.000 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Rp 1.320.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga yang menjadi tanggungan, maksimum 3  Mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2009 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Pengurang Penghasilan Untuk WP Orang Pribadi
  • 31. besaran atau nominal Rp24.300.000,00 bagi diri WP Rp2.025.000,00 tambahan bagi WP yang kawin Rp24.300.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Rp2.025.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga yang menjadi tanggungan mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2013 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Peraturan Menteri Keuangan No. 162/PMK.011/2012
  • 32.  setiap anggota keluarga  keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus  serta anak angkat  yang menjadi tanggungan sepenuhnya (tidak memiliki penghasilan)  paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
  • 33.  Penghasilan isteri diperoleh semata-mata dari satu pemberi kerja dan  Penghasilan isteri tersebut berasal dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainnya.
  • 34.  penghasilan anak yang belum dewasa dari mana pun sumber penghasilannya dan apa pun sifat pekerjaannya digabung dengan penghasilan orang tuanya dalam tahun pajak yang sama.  Yang dimaksud dengan “anak yang belum dewasa” adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah.
  • 35.  Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar penghitungan untuk menentukan besarnya Pajak Penghasilan yang terutang  Bagi Wajib Pajak dalam negeri pada dasarnya terdapat dua cara untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu penghitungan dengan cara biasa dan penghitungan dengan menggunakan Norma Penghitungan.
  • 36.  PPH TERUTANG = TARIF PPH X PENGHASILAN KENA PAJAK  UNTUK WP ORANG PRIBADI ◦ PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN NETTO - PTKP  UNTUK WP BADAN ◦ PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN NETTO
  • 37.  PENGHASILAN NETTO WP OP ◦ PEMBUKUAN ◦ NORMA PERHITUNGAN  PENGHASILAN NETTO WP BADAN: ◦ PEMBUKUAN
  • 38.  Hanya untuk WP Orang Pribadi  Peredaran bruto dalam satu tahun < Rp 4,8 milyar  Memberitahukan kepada DJP dalam 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan  Wajib menyelenggarakan pencatatan
  • 39. Seorang dokter, status kawin, istri tidak bekerja/tidak memiliki penghasilan, mempunyai 3 (tiga) orang anak, bertempat tinggal di Jakarta yang juga memiliki industri rotan di Cirebon. Norma perhitungan penghasilan netto industri rotan (kode 33100) adalah 12,5% dan untuk dokter (kode 93213) sebesar 45% Penghasilan selama tahun 2009: - Peredaran usaha dari Industri Rotan : Rp. 200.000.000 - Penerimaan bruto sebagai dokter : Rp. 72.000.000
  • 40. Penghasilan neto dihitung sebagai berikut :  - Industri rotan : 12,5%XRp. 200.000.000 : Rp.25.000.000 - Dokter : 45%XRp. 72.000.000: Rp.32.400.000 Jumlah Penghasilan Neto Rp.57.400.000 Penghasilan Kena Pajak untuk WP Orang Pribadi = Penghasilan Neto dikurangi PTKP = Rp. 57.400.000 - Rp. 21.120.000 = Rp. 36.280.000 Pajak penghasilan yang terutang : 5% X Rp. 36.280.000 = Rp. 1.814.000
  • 41. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (5.400.000.000)Rp Laba Usaha (Penghasilan Neto Usaha) 600.000.000Rp Penghasilan lainnya 50.000.000Rp Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lainnya (30.000.000)Rp 20.000.000Rp Jumlah seluruh penghasilan neto 620.000.000Rp Kompensasi kerugian (10.000.000)Rp Penghasilan neto setelah kompensasi kerugian 610.000.000Rp PTKP (K/2) (19.800.000)Rp Penghasilan Kena Pajak bagi WP Orang Pribadi 590.200.000Rp
  • 42. Peredaran Bruto 6.000.000.000Rp Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (5.400.000.000)Rp Laba Usaha (Penghasilan Neto Usaha) 600.000.000Rp Penghasilan lainnya 50.000.000Rp Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lainnya (30.000.000)Rp 20.000.000Rp Jumlah seluruh penghasilan neto 620.000.000Rp Kompensasi kerugian (10.000.000)Rp Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan 610.000.000Rp
  • 43. TARIF PPH Pasal 17 UU No. 36/2008 tentang PPh Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PPh (dalam Rupiah) sampai dengan 50.000.000 5% 50.000.000 - 250.000.000 15% 250.000.000 - 500.000.000 25% di atas 500.000.000 30% WP Orang Pribadi
  • 44. TARIF PPH Pasal 17 UU No. 36/2008 tentang PPh Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PPh (dalam Rupiah) Untuk semua penghasilan kena pajak 25% WP Badan 1. Tarif ini ditetapkan sebesar 28% dan berubah menjadi 25% sejak tahun pajak 2010 2. Bagi WP yang telah go public dengan minimal 40% saham Dimiliki masyarakat diberikan pengurangan 5%
  • 45. 1. WP A (ORANG PRIBADI) PENGHASILAN KENA PAJAK Rp 600.000.000. PAJAK PENGHASILAN TERUTANG : - s/d Rp 50.000.000.- 5% = Rp 2.500.000.- - Rp 200.000.000.- 15% = Rp 30.000.000. - Rp 250.000.000.- 25% = Rp 62.500.000.- - Rp 100.000.000.- 30% = Rp 30.000.000.- JU M L A H = Rp 125.000.000. 2. WAJIB PAJAK BADAN : PT ANTARIKSA, PENGHASILAN NETO 2009 = Rp 1.250.000.000. PPh Terutang 28% x Rp 1.250.000.000 = Rp 350.000.000. PT ANTARIKSA, PENGHASILAN NETO 2010 = Rp 1.250.000.000. PPh Terutang 25% x Rp 1.250.000.000 = Rp 312.500.000.
  • 46.  Peredaran bruto PT Y dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp. 4,5 Milyar dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 500 juta.  Karena peredaran bruto kurang dari Rp. 4,8 Milyar, sehingga tarif pajak yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak tersebut adalah 50% dari tarif Pajak Penghasilan yang berlaku.  Perhitungan PPh terhutang adalah: Penghasilan Kena Pajak 500,000,000Rp Tarif PPh yang berlaku 25% x 50% PPh terhutang Rp62,500,000
  • 47.  Peredaran bruto PT X dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp.30 Milyar dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 3 Milyar.  Karena peredaran bruto PT X lebih dari Rp. 4,8 Milyar, maka yang mendapatkan fasilitas pengurang tarif dihitung secara proposional.  Perhitungan PPh terhutang adalah:
  • 48. 1. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas Rp. 4.800.000.000 xRp. 3.000.000.000 = Rp. 480.000.000 Rp. 30.000.000.000 2. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas Rp. 3.000.000.000 - Rp. 480.000.000 = Rp. 2.520.000.000 PPh terhutang adalah: 1. (50% x25%) xRp. 480.000.000 = 60,000,000Rp 2. 25% xRp. 2.520.000.000 = 630,000,000Rp Total PPh terhutang 690,000,000Rp
  • 49.  Penghasilan Neto dari Pekerjaan  Penghasilan Neto dari Usaha atau Pekerjaan Bebas (Laba Usaha)  Penghasilan dari Modal/Investasi  Penghasilan Lain-lain Penghasilan Neto  (Kompensasi Rugi) Penghasilan Neto setelah Kompensasi Rugi  (PTKP) Penghasilan Kena Pajak (PKP) PPh Terutang = Tarif PPh x PKP
  • 50.  Penghasilan Neto dari Usaha (Laba Usaha)  Penghasilan dari Modal/Investasi  Penghasilan Lain-lain Penghasilan Neto  (Kompensasi Rugi) Penghasilan Kena Pajak (PKP) PPh Terutang = Tarif PPh x PKP
  • 51.  PPh Terutang dikurangi: Kredit Pajak I (PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain)  PPh yang Masih Harus Dibayar Sendiri dikurangi: Kredit Pajak II (PPh yang dibayar sendiri)  PPh yang Kurang atau Lebih Dibayar