Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada satuan pendidikan dalam menyederhanakan kurikulum dengan fokus pada penguatan karakter dan kompetensi dasar serta memberikan ruang yang lebih luas untuk pengembangan karakter dan kompetensi dasar melalui pembelajaran berbasis proyek. Kurikulum ini disediakan sebagai opsi tambahan untuk memulihkan pembelajaran selama 2022-2024 sebelum kebijakan kurikulum nasional
2. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pembelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional
Pengertian Kurikulum
3.
4. Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang
disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4
Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum
(Kepmendikbud Nomor 719/P/2020)
Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh
Menggunakan “Kurikulum Darurat”
(Kurikulum 2013 yang disederhanakan
Kemendikbudristek)
Melakukan penyederhanaan kurikulum secara
mandiri
Kemendikbudristek menyusun modul literasi dan
numerasi untuk membantu guru menerapkan
kurikulum. Juga tersedia modul untuk orang tua
yang dapat digunakan di rumah.
%
pengguna*
59,2%
31,5%
8,9%
Di samping itu, terdapat 0,4% satuan pendidikan menggunakan kurikulum lainnya
8. Penentuan kebijakan
kurikulum nasional
berdasarkan evaluasi
terhadap kurikulum pada
masa pemulihan
pembelajaran
2024
Kurikulum 2013,
Kurikulum Darurat, dan
Kurikulum Merdeka
sebagai opsi bagi semua
satuan pendidikan
Pemulihan
pembelajaran
2022 - 2024
Kurikulum 2013,
Kurikulum Darurat, dan
Kurikulum Merdeka di SP
dan SMK PK
Pandemi
2021 - 2022
Kurikulum 2013
Kurikulum
Darurat (Kur-
2013 yang
disederhanakan)
Pandemi
2020 - 2021
Kurikulum 2013
Pra pandemi
Kurikulum Merdeka diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan
pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024
berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8
9. Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi
ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.
Kurikulum Merdeka memiliki beberapa karakteristik
utama yang mendukung pemulihan pembelajaran:
1
2
3
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9
Pengembangan soft skills dan karakter (akhlak
mulia, gotong royong, kebinekaan, kemandirian,
nalar kritis, kreativitas) mendapat porsi khusus
melalui pembelajaran berbasis projek.
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu
cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
murid (teach at the right level) dan melakukan
penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PAUD
Kegiatan bermain sebagai proses
belajar yang utama
Penguatan literasi dini dan
penanaman karakter melalui
kegiatan bermain-belajar berbasis
buku bacaan anak
Fase Fondasi untuk meningkatkan
kesiapan bersekolah
Pembelajaran berbasis projek
untuk penguatan profil Pelajar
Pancasila dilakukan melalui kegiatan
perayaan hari besar dan perayaan
tradisi lokal
SD
Penguatan kompetensi yang mendasar
dan pemahaman holistik:
• Untuk memahami lingkungan sekitar,
mata pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Sosial (IPAS)
• Integrasi computational thinking
dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dan IPAS
• Bahasa Inggris sebagai
mata pelajaran pilihan
Pembelajaran berbasis projek untuk
penguatan profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 2 kali dalam satu
tahun ajaran
SMP
Penyesuaian dengan
perkembangan teknologi
digital, mata pelajaran
Informatika menjadi mata
pelajaran wajib
Panduan untuk guru
Informatika disiapkan untuk
membantu guru-guru pemula,
sehingga guru mata pelajaran
tidak harus berlatar belakang
pendidikan informatika
Pembelajaran berbasis
projek untuk penguatan profil
Pelajar Pancasila dilakukan
minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran
Karakteristik Kurikulum Merdeka di PAUD, SD, dan SMP (dan yang sederajat)
10
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
SMK
Dunia kerja dapat terlibat dalam
pengembangan pembelajaran
Struktur lebih sederhana dengan dua
kelompok mata pelajaran, yaitu Umum
dan Kejuruan. Persentase kelompok
kejuruan meningkat dari 60% ke 70%
Penerapan pembelajaran berbasis
projek dengan mengintegrasikan mata
pelajaran terkait.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi
mata pelajaran wajib minimal 6 bulan
(1 semester).
Pelajar dapat memilih mata pelajaran di
luar program keahliannya
Alokasi waktu khusus projek penguatan
profil pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
untuk peningkatan soft skill (karakter dari
dunia kerja)
SMA
Lebih fleksibel untuk disesuaikan
dengan minat siswa, karena pilihan
pada level mata pelajaran (bukan
program peminatan/ penjurusan)
Di kelas 10 pelajar menyiapkan diri untuk
menentukan pilihan mata pelajaran di
kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari
serupa dengan di SMP
Di kelas 11 dan 12 pelajar mengikuti
mata pelajaran dari Kelompok Mapel
Wajib, dan memilih mata pelajaran dari
kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan
Keterampilan Vokasi sesuai minat,
bakat, dan aspirasinya
Pembelajaran berbasis projek untuk
penguatan profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran, dan pelajar menulis esai
ilmiah sebagai syarat kelulusan
SLB
Capaian pembelajaran pendidikan khusus
dibuat hanya untuk yang memiliki hambatan
intelektual
Untuk pelajar di SLB yang tidak memiliki
hambatan intelektual, capaian
pembelajarannya sama dengan sekolah
reguler yang sederajat, dengan menerapkan
prinsip modifikasi kurikulum
Sama dengan pelajar di sekolah reguler,
pelajar di SLB juga menerapkan
pembelajaran berbasis projek untuk
menguatkan Pelajar Pancasila dengan
mengusung tema yang sama dengan sekolah
reguler, dengan kedalaman materi dan
aktivitas sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan pelajar di SLB
Karakteristik Kurikulum Merdeka di SMA, SMK, dan SLB (dan yang sederajat)
11
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
12. Fokus pada Materi Esensial
Pembelajaran yang
mendalam (diskusi, kerja
kelompok, pembelajaran
berbasis problem dan
projek, dll.) perlu waktu
Materi yang terlalu padat
akan mendorong guru
untuk menggunakan
ceramah satu arah atau
metode lain yang efisien
dalam mengejar
ketuntasan penyampaian
materi
Kurikulum prototipe berfokus
pada materi esensial di tiap
mata pelajaran, untuk
memberi ruang/waktu bagi
pengembangan kompetensi
- terutama kompetensi
mendasar seperti literasi dan
numerasi - secara lebih
mendalam
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 12
29. - Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan
dijalankan terpisah dari mata pelajaran.
- Mengambil sebagian waktu dari keseluruhan
pembelajaran di satuan pendidikan.
- Sejumlah 20-30 persen jam pelajaran dari setiap
mapel dialokasikan untuk projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
- Satuan pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar
guru bisa bekerja secara kolaboratif.
- Kolaborasi akan menjadi kunci sukses/tidaknya
sebuah projek.
- Dalam pelaksanaan projek, guruguru harus
berkolaborasi secara lintas ilmu untuk merencanakan,
memfasilitasi, dan menjalankan asesmen.
Implementasi projek profil pelajar
Pancasila di satuan pendidikan
30. • Projek profil pelajar Pancasila memiliki rapor tersendiri
yang akan membantu rekam jejak ketercapaian profil
pelajar Pancasila.
• Hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaporkan
dalam rapor akhir tahun (semester 2) peserta didik.
• Rapor hasil projek menggambarkan perkembangan sub
elemen profil pelajar Pancasila yang dipilih dalam tema
projek di tahun ajaran.
Mengukur ketercapaian profil pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila merupakan tujuan akhir dari
hasil pendidikan, sehingga satuan pendidikan juga
seyogyanya tidak terburu-buru dalam mengukur
ketercapaian profil, melainkan membangun kompetensi
dan karakter tersebut secara konsisten dan melihat
perkembangannya melalui penilaian projek
31.
32. Implikasi Perubahan dan Mitigasinya
Kapasitas Guru dan Sekolah
untuk Menerjemahkan menjadi
Kurikulum Sekolah
dan Pembelajaran
03
● Diberikan pelatihan dan pendampingan
kepada komite pembelajaran (Guru, Kepala
Sekolah, dan Pengawas
● Menyediakan platform teknologi untuk guru
belajar dan berbagi
Linieritas Mata Pelajaran
02
● Disusun linieritas mata pelajaran yang
selaras dengan struktur kurikulum prototipe,
misal untuk mata pelajaran informatika dapat
diampu oleh guru yang mempunyai latar
belakang informatika atau MIPA
Jam Mengajar
dan Tunjangan Profesi Guru
01
● Jam mengajar mapel-mapel kelompok umum
alokasi beban mengajarnya tetap
● Diberikan beban tambahan mengajar bagi
guru yang beban mengajarnya kurang,
seperti menjadi koordinator projek penguatan
profil Pelajar Pancasila
32
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 32