SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU GULMA
ACARA 2. ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN
Oleh:
Nama
NIM
Asisten
: Inayatul Fitria Dewi
: 1510401057
: Eka Nuryani
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu lingkungan pertanian terdiri dari penyusun vegetasi yang menjadi
factor utama. Vegetasi terbentuk dari beberapa komunitas tumbuh-tumbuhan yang
hidup dalam suatu lahan yang membentuk ekosistem. Adanya vegetasi sangat
penting peranannya untuk diketahui dengan mengetahui jenis-jenis tanaman apa saja
yang tumbuh pada suatu lahan selain adanya tanaman pokok.
Analisis merupakan suatu cara untuk bisa mengetahui komponen apa saja yang
mendasari dari sebuah system itu berdiri. Analisis dalam kaitannya vegetasi
digunakan untuk menganalisa atau memprakirakan tanaman apa saja yang tumbuh di
areal lahan tertentu selain dari tanaman pokok. Analisa vegetasi ini bermanfat untuk
mengetahui tanaman yang mendominasi selain tanaman yang dibudidayakan.
Analisis vegetasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu
metode point metode dan metode quadratic. Dengan adanya metode ini maka setelah
adanya percobaan ini diharapkan dapat mengetahui tanaman apa yang tumbuh
sehingga dapat menentukan untuk mengendalikan tanaman yang mengganggu selain
adanya tanaman yang dibudidayakan. Oleh karena itu dilakukanlah praktikum ini
dengan harapan dapat menganalisis jenis tanaman apa, terutama berupa gulma yang
mendominasi disuatu arela lahan pertanian.
1.2 Tujuan
a. Memperoleh gambaran secara langsung mengenahi hubungan di dalam
penyebaran pertumbuhan gulma pada satu lahan
b. Memperoleh gambaran jenis gulma utama yang harus dikendalikan
c. Menentukan cara pengendalian gulma yang efektif dan efesien pada lahan
pengamatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Marsono, 1977).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan
(Soerianegara, 2005).
Metode kuadrat, petak contoh dapat berupa segi empat atau lingkaran yang
menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk
vegetasi atau ditentukan dahulu luasminimumnya. Untuk analisis yang menggunakan
metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan,
dan frekuensi (Goldsmith, 2010).
Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering
digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak contoh yang dibuat dalam
teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal
mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang
ditelitibersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan
secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling. Bentuk
petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi
sampling pola penyebarannya. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak
studiyang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat memberikan
datakomposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk lingkaran,
terutamabila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan keadaan
lingkunganatau habitat (Suwena, 2007).
Selain adanya metode kuadrat terdapat juga metode titik. Metode titik sangat
efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman
yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian alat yang lazim
digunakan dalam metode ini terbuat dari kawat yang disusun dari frame diberi lobang
dengan jarak lobang yang sama. Lobang tersebut merupakan jalan vertikal jarum
tegak lurus dengan tanah. Frame diletakkan secara acak pada suatu tegakan. Jarum
ditusukkan ke tanah pada tiap lobang, maka tumbuhan yang pertama kali tertusuk
oleh jarum tersebut adalah individu yang menjadi sasaran percobaan. Kelemahan
metode titik adalah tidak dapatnya densitas untuk diukur, sedangkan frekuensi yang
diukur adalah frekuensi cover. Cara ini terbatas pada vegetasi rendah (Anonim,
2009).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan tempat percobaan
Praktikum Analisis Vegetasi Gulma ini dilaksanakan di lahan sawah
kampus Bandongan bertepatan pada tanggal 27 Oktober 2017.
3.2 Bahan dan alat percobaan
Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari raffia, patok, meteran dan alat
tulis.
3.3 Metode percobaan
Metode percobaan terdiri dari 2 metode, dengan menggunakan metode
quadratic dan metode point method
a. Metode quadratic
1. Membuat petakan sampling sebanyak 3 petak secara random.
2. Petakan dibuat dengan ukuran 1.5 m x 1.5 m yang diukur dengan meteran
3. Menandai petakan dengan raffia dan menancapkan patokan pada tali raffia
4. Mencacat gulma apa saja yang ada dalam plot bersama jumlahnya.
5. Serta menghitung penutupan gulmanya
b. Metode point method
1. Membuat 10 titik pada garis lurus di lahan dengan jarak 1 meter
2. Tiap jarak 1 meter ditandai dengan adanya patok
3. Mencatat setiap gulma yang ditandai dengan patok setiap 1 meter
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
a) Quadratic method
No. nama gulma
petak
1
petak
2
petak
3
COVER 3
PETAK
populasi
gulma
dalam 3
petak
jumlah
terdapat
1 Colopogonium mucunoides 14 9 7 8.15 30 3
2 Mimosa Invisa 9 15 7 8.42 31 3
3 Peperomia pellucida 8 2.17 8 1
4 Chrysopogon aciculatus 3 0.82 3 1
5 Paspalum conjugatum 11 2.99 11 1
6 Colocasia esculenta 1 0.27 1 1
7 Synedrella nodiflora 2 0.54 2 1
8 Euphorbia hirta 4 2 1.63 6 2
9 Crassocephalum crepidioides 3 0.82 3 1
10 Phyllanthus urinaria 6 4 2.72 10 2
11 Striga asiatica 17 5 5.98 22 2
12 Imperata cylindrica 2 0.54 2 1
13 Cyperus sp. 27 7 9.24 34 2
14 Axonopus compressus 34 71 65 46.20 170 3
15 Alysicarpus vaginalis 19 5.16 19 1
16 Alternanthera philoxroides 2 0.54 2 1
17 Fimbristylis milliacea 5 1.36 5 1
18 Oxalis corniculata 9 2.45 9 1
Jumlah 160.00 123 85.00 368
luas areal 2.25
nama gulma KM KR FM FR DM
D.
Jenis
IV SDR
Colopogonium mucunoides 13.33 8.36 1.00 10.71 3.62 8.15 27.22 9.07
Mimosa Invisa 13.78 8.64 1.00 10.71 3.74 8.42 27.77 9.26
Peperomia pellucida 3.56 2.23 0.33 3.57 0.97 2.17 7.97 2.66
Chrysopogon aciculatus 1.33 0.84 0.33 3.57 0.36 0.82 5.22 1.74
Paspalum conjugatum 4.89 3.06 0.33 3.57 1.33 2.99 9.62 3.21
Colocasia esculenta 0.44 0.28 0.33 3.57 0.12 0.27 4.12 1.37
Synedrella nodiflora 0.89 0.56 0.33 3.57 0.24 0.54 4.67 1.56
Euphorbia hirta 2.67 1.67 0.67 7.14 0.72 1.63 10.44 3.48
Crassocephalum crepidioides 1.33 0.84 0.33 3.57 0.36 0.82 5.22 1.74
Phyllanthus urinaria 4.44 2.79 0.67 7.14 1.21 2.72 12.65 4.22
Striga asiatica 9.78 6.13 0.67 7.14 2.66 5.98 19.25 6.42
Imperata cylindrical 0.89 0.56 0.33 3.57 0.24 0.54 4.67 1.56
Cyperus sp. 15.11 9.47 0.67 7.14 4.11 9.24 25.85 8.62
Axonopus compressus 75.56 47.35 1.00 10.71 20.53 46.20 104.26 34.75
Alysicarpus vaginalis 8.44 5.29 0.33 3.57 2.29 5.16 14.03 4.68
Alternanthera philoxroides 0.89 0.56 0.33 3.57 0.24 0.54 4.67 1.56
Fimbristylis milliacea 2.22 1.39 0.33 3.57 0.60 1.36 6.32 2.11
Oxalis corniculata 4.00 2.51 0.33 3.57 1.09 2.45 8.52 2.84
Jumlah
159.5
6
9.33 44.44
b) Point method
Jarak (meter) Nama Gulma
1 Axonopus compresssus
2 Axonopus compresssus
3 Axonopus compresssus
4 Dst.
4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan di dapatkan data analisis vegetasi dengan
menggunakan 2 metode yaitu metode quadratic dan metode point method. Dari
metode quadratic metod didapatkan beberapa gulma yang mendominasi area petak
contoh. Dari beberapa dominansi ini, pada arel lahan petak contoh di dominasi
dengan tanaman rumput gajah. Dari nilai SDR Axonopus compressus paling tertinggi
yaitu 34.75. Dari nilai SDR yang didapatkan menggambarkan dominansi gulma yang
tumbuh di areal lahan petak contoh adalah Axonopus compressus. Gulma ini
ditemukan lebih dominan dibandingkan dengan gulma yang lainnya. Hal ini juga
dibuktikan dengan adanya penutupan pada lahan tersebut. Pada areal petak contoh
penutupan sebagian besar tertutup oleh tanaman rumput gajah. Dari tanaman ini lebih
mendominasi di atas tanaman lainnya yang hanya tumbuh di sela-sela jarak tanaman
rumptu gajah. Sedangkan dominansi terendah pada arel petak contoh didapatkan
tanaman lompong (Colocasia esculenta) dengan nilai SDR 1.37. Dengan nilai SDR
yang terendah maka dapat disimpulkan bahwa kedapatan tanaman lompong pada
areal petak contoh merupakan dominansi yang rendah dari petak tersebut. Sedangkan
pada tanaman lompong hanya terdapat 1 tanaman pada petak lahan sampling pada
saat pengamatan.
Begitupun juga dengan metode point method, pada metode ini
menggambarkan dominansi areal petak sepanjang titik petak contoh yang didapati
gulma. Pada metode ini, ditemukan dengan gulma yang sama sebanyak 10 kali jarak
titik sample dengan jenis gulma yang sama yaitu Axonopus compressus. Sehingga
data disimpulkan bahwa dominansi pada petak sepanjang 10 meter dengan
menggunakan metode point method didominasi oleh tanaman Axonopus compressus.
Dari praktikum ini maka dengan menggunakan metode quadratic method
tanaman yang tumbuh secara dominan pada arela petak sample adalah Axonopus
compressus yang tersebar merata disepanjang areal petak sample dan dengan
menggunakan metode point method dengan sepanjang titik areal lahan, tanaman
Axonopus compressus lebih mendominasi dibandingkan dengan tanaman yang
lainnya dengan ditemukannya gulma yang sama pada area titik tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa,
1. Analisis vegetasi gulma dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode
yaitu, quadratic method dan point method
2. Dengan menggunakan quadratic method, areal lahan sample yang terdapat
di Kampus Bandongan di dominasi oleh tanaman Axonopus compressus
dengan nilai SDR 34.75 dan penutupan sebanyak 46.20. dan dominansi
terendah pada tanaman lompong dengan nilai SDR 1.37 dan peutupan
tanah sebesar 0.27.
3. Pada metode point method didapatkan gulma Axonopus compressus selama
10 kali kedapatan dengan gulma yang sama
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009 Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Universitas Islam Negeri
Alauddin. Makassar
Goldsmith. 2010. Population and Community Structure: Quadrat Sampling
Techniques. Academic Press. New York
Marsono, DJ. 1977. Deskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Yayasan
Pembina Fakultas
Soerianegara, I dan Andry Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Suwena, M. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Liar Edibel pada Ekosistem Sawah
di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak. Fakultas Pertanian Universitas
Mataram. Mataram.

More Related Content

What's hot

Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
f' yagami
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
Nurul Aulia
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
sumitrojait
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
edhie noegroho
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Biology Education
 

What's hot (20)

Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
1. jajar legowo untuk mendukung pajale
1. jajar legowo untuk mendukung pajale1. jajar legowo untuk mendukung pajale
1. jajar legowo untuk mendukung pajale
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Hama coleoptera
Hama coleopteraHama coleoptera
Hama coleoptera
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Alsin pemupukan
Alsin pemupukanAlsin pemupukan
Alsin pemupukan
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Hibridisasi 2
Hibridisasi 2Hibridisasi 2
Hibridisasi 2
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 

Similar to Laporan anveg

Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Firlita Nurul Kharisma
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Biology Education
 
Analisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanAnalisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporan
Pedi Anyoy
 
Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1
edhie noegroho
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
HeriHermawan66
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
Fransiska Puteri
 

Similar to Laporan anveg (20)

Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
Analisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporanAnalisa vegetasi laporan
Analisa vegetasi laporan
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdfPEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
 
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
 
Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1Laporan dasar agroteknologi acara 1
Laporan dasar agroteknologi acara 1
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
 
LE0150-09.pdf
LE0150-09.pdfLE0150-09.pdf
LE0150-09.pdf
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Rancangan Percobaan pertemuan II.pptx
Rancangan Percobaan pertemuan II.pptxRancangan Percobaan pertemuan II.pptx
Rancangan Percobaan pertemuan II.pptx
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
 
ppt proposal nining.pptx
ppt proposal nining.pptxppt proposal nining.pptx
ppt proposal nining.pptx
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
transplanting
 transplanting transplanting
transplanting
 

More from Tidar University

More from Tidar University (20)

Sop tanaman kentang
Sop tanaman kentangSop tanaman kentang
Sop tanaman kentang
 
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatif
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Makalah dasar padi
Makalah dasar padiMakalah dasar padi
Makalah dasar padi
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australia
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaan
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Laporan anveg

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GULMA ACARA 2. ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN Oleh: Nama NIM Asisten : Inayatul Fitria Dewi : 1510401057 : Eka Nuryani AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu lingkungan pertanian terdiri dari penyusun vegetasi yang menjadi factor utama. Vegetasi terbentuk dari beberapa komunitas tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam suatu lahan yang membentuk ekosistem. Adanya vegetasi sangat penting peranannya untuk diketahui dengan mengetahui jenis-jenis tanaman apa saja yang tumbuh pada suatu lahan selain adanya tanaman pokok. Analisis merupakan suatu cara untuk bisa mengetahui komponen apa saja yang mendasari dari sebuah system itu berdiri. Analisis dalam kaitannya vegetasi digunakan untuk menganalisa atau memprakirakan tanaman apa saja yang tumbuh di areal lahan tertentu selain dari tanaman pokok. Analisa vegetasi ini bermanfat untuk mengetahui tanaman yang mendominasi selain tanaman yang dibudidayakan. Analisis vegetasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu metode point metode dan metode quadratic. Dengan adanya metode ini maka setelah adanya percobaan ini diharapkan dapat mengetahui tanaman apa yang tumbuh sehingga dapat menentukan untuk mengendalikan tanaman yang mengganggu selain adanya tanaman yang dibudidayakan. Oleh karena itu dilakukanlah praktikum ini dengan harapan dapat menganalisis jenis tanaman apa, terutama berupa gulma yang mendominasi disuatu arela lahan pertanian. 1.2 Tujuan a. Memperoleh gambaran secara langsung mengenahi hubungan di dalam penyebaran pertumbuhan gulma pada satu lahan b. Memperoleh gambaran jenis gulma utama yang harus dikendalikan c. Menentukan cara pengendalian gulma yang efektif dan efesien pada lahan pengamatan
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977). Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan (Soerianegara, 2005). Metode kuadrat, petak contoh dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luasminimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Goldsmith, 2010). Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang ditelitibersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling. Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studiyang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat memberikan
  • 4. datakomposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk lingkaran, terutamabila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan keadaan lingkunganatau habitat (Suwena, 2007). Selain adanya metode kuadrat terdapat juga metode titik. Metode titik sangat efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian alat yang lazim digunakan dalam metode ini terbuat dari kawat yang disusun dari frame diberi lobang dengan jarak lobang yang sama. Lobang tersebut merupakan jalan vertikal jarum tegak lurus dengan tanah. Frame diletakkan secara acak pada suatu tegakan. Jarum ditusukkan ke tanah pada tiap lobang, maka tumbuhan yang pertama kali tertusuk oleh jarum tersebut adalah individu yang menjadi sasaran percobaan. Kelemahan metode titik adalah tidak dapatnya densitas untuk diukur, sedangkan frekuensi yang diukur adalah frekuensi cover. Cara ini terbatas pada vegetasi rendah (Anonim, 2009).
  • 5. BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Waktu dan tempat percobaan Praktikum Analisis Vegetasi Gulma ini dilaksanakan di lahan sawah kampus Bandongan bertepatan pada tanggal 27 Oktober 2017. 3.2 Bahan dan alat percobaan Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari raffia, patok, meteran dan alat tulis. 3.3 Metode percobaan Metode percobaan terdiri dari 2 metode, dengan menggunakan metode quadratic dan metode point method a. Metode quadratic 1. Membuat petakan sampling sebanyak 3 petak secara random. 2. Petakan dibuat dengan ukuran 1.5 m x 1.5 m yang diukur dengan meteran 3. Menandai petakan dengan raffia dan menancapkan patokan pada tali raffia 4. Mencacat gulma apa saja yang ada dalam plot bersama jumlahnya. 5. Serta menghitung penutupan gulmanya b. Metode point method 1. Membuat 10 titik pada garis lurus di lahan dengan jarak 1 meter 2. Tiap jarak 1 meter ditandai dengan adanya patok 3. Mencatat setiap gulma yang ditandai dengan patok setiap 1 meter
  • 6. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan a) Quadratic method No. nama gulma petak 1 petak 2 petak 3 COVER 3 PETAK populasi gulma dalam 3 petak jumlah terdapat 1 Colopogonium mucunoides 14 9 7 8.15 30 3 2 Mimosa Invisa 9 15 7 8.42 31 3 3 Peperomia pellucida 8 2.17 8 1 4 Chrysopogon aciculatus 3 0.82 3 1 5 Paspalum conjugatum 11 2.99 11 1 6 Colocasia esculenta 1 0.27 1 1 7 Synedrella nodiflora 2 0.54 2 1 8 Euphorbia hirta 4 2 1.63 6 2 9 Crassocephalum crepidioides 3 0.82 3 1 10 Phyllanthus urinaria 6 4 2.72 10 2 11 Striga asiatica 17 5 5.98 22 2 12 Imperata cylindrica 2 0.54 2 1 13 Cyperus sp. 27 7 9.24 34 2 14 Axonopus compressus 34 71 65 46.20 170 3 15 Alysicarpus vaginalis 19 5.16 19 1 16 Alternanthera philoxroides 2 0.54 2 1 17 Fimbristylis milliacea 5 1.36 5 1 18 Oxalis corniculata 9 2.45 9 1 Jumlah 160.00 123 85.00 368 luas areal 2.25
  • 7. nama gulma KM KR FM FR DM D. Jenis IV SDR Colopogonium mucunoides 13.33 8.36 1.00 10.71 3.62 8.15 27.22 9.07 Mimosa Invisa 13.78 8.64 1.00 10.71 3.74 8.42 27.77 9.26 Peperomia pellucida 3.56 2.23 0.33 3.57 0.97 2.17 7.97 2.66 Chrysopogon aciculatus 1.33 0.84 0.33 3.57 0.36 0.82 5.22 1.74 Paspalum conjugatum 4.89 3.06 0.33 3.57 1.33 2.99 9.62 3.21 Colocasia esculenta 0.44 0.28 0.33 3.57 0.12 0.27 4.12 1.37 Synedrella nodiflora 0.89 0.56 0.33 3.57 0.24 0.54 4.67 1.56 Euphorbia hirta 2.67 1.67 0.67 7.14 0.72 1.63 10.44 3.48 Crassocephalum crepidioides 1.33 0.84 0.33 3.57 0.36 0.82 5.22 1.74 Phyllanthus urinaria 4.44 2.79 0.67 7.14 1.21 2.72 12.65 4.22 Striga asiatica 9.78 6.13 0.67 7.14 2.66 5.98 19.25 6.42 Imperata cylindrical 0.89 0.56 0.33 3.57 0.24 0.54 4.67 1.56 Cyperus sp. 15.11 9.47 0.67 7.14 4.11 9.24 25.85 8.62 Axonopus compressus 75.56 47.35 1.00 10.71 20.53 46.20 104.26 34.75 Alysicarpus vaginalis 8.44 5.29 0.33 3.57 2.29 5.16 14.03 4.68 Alternanthera philoxroides 0.89 0.56 0.33 3.57 0.24 0.54 4.67 1.56 Fimbristylis milliacea 2.22 1.39 0.33 3.57 0.60 1.36 6.32 2.11 Oxalis corniculata 4.00 2.51 0.33 3.57 1.09 2.45 8.52 2.84 Jumlah 159.5 6 9.33 44.44
  • 8. b) Point method Jarak (meter) Nama Gulma 1 Axonopus compresssus 2 Axonopus compresssus 3 Axonopus compresssus 4 Dst. 4.2 Pembahasan Dari percobaan yang telah dilakukan di dapatkan data analisis vegetasi dengan menggunakan 2 metode yaitu metode quadratic dan metode point method. Dari metode quadratic metod didapatkan beberapa gulma yang mendominasi area petak contoh. Dari beberapa dominansi ini, pada arel lahan petak contoh di dominasi dengan tanaman rumput gajah. Dari nilai SDR Axonopus compressus paling tertinggi yaitu 34.75. Dari nilai SDR yang didapatkan menggambarkan dominansi gulma yang tumbuh di areal lahan petak contoh adalah Axonopus compressus. Gulma ini ditemukan lebih dominan dibandingkan dengan gulma yang lainnya. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya penutupan pada lahan tersebut. Pada areal petak contoh penutupan sebagian besar tertutup oleh tanaman rumput gajah. Dari tanaman ini lebih mendominasi di atas tanaman lainnya yang hanya tumbuh di sela-sela jarak tanaman rumptu gajah. Sedangkan dominansi terendah pada arel petak contoh didapatkan tanaman lompong (Colocasia esculenta) dengan nilai SDR 1.37. Dengan nilai SDR yang terendah maka dapat disimpulkan bahwa kedapatan tanaman lompong pada areal petak contoh merupakan dominansi yang rendah dari petak tersebut. Sedangkan pada tanaman lompong hanya terdapat 1 tanaman pada petak lahan sampling pada saat pengamatan. Begitupun juga dengan metode point method, pada metode ini menggambarkan dominansi areal petak sepanjang titik petak contoh yang didapati gulma. Pada metode ini, ditemukan dengan gulma yang sama sebanyak 10 kali jarak titik sample dengan jenis gulma yang sama yaitu Axonopus compressus. Sehingga
  • 9. data disimpulkan bahwa dominansi pada petak sepanjang 10 meter dengan menggunakan metode point method didominasi oleh tanaman Axonopus compressus. Dari praktikum ini maka dengan menggunakan metode quadratic method tanaman yang tumbuh secara dominan pada arela petak sample adalah Axonopus compressus yang tersebar merata disepanjang areal petak sample dan dengan menggunakan metode point method dengan sepanjang titik areal lahan, tanaman Axonopus compressus lebih mendominasi dibandingkan dengan tanaman yang lainnya dengan ditemukannya gulma yang sama pada area titik tersebut.
  • 10. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa, 1. Analisis vegetasi gulma dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu, quadratic method dan point method 2. Dengan menggunakan quadratic method, areal lahan sample yang terdapat di Kampus Bandongan di dominasi oleh tanaman Axonopus compressus dengan nilai SDR 34.75 dan penutupan sebanyak 46.20. dan dominansi terendah pada tanaman lompong dengan nilai SDR 1.37 dan peutupan tanah sebesar 0.27. 3. Pada metode point method didapatkan gulma Axonopus compressus selama 10 kali kedapatan dengan gulma yang sama
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009 Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar Goldsmith. 2010. Population and Community Structure: Quadrat Sampling Techniques. Academic Press. New York Marsono, DJ. 1977. Deskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Yayasan Pembina Fakultas Soerianegara, I dan Andry Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Suwena, M. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Liar Edibel pada Ekosistem Sawah di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.