SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Download to read offline
BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP
       Semarang, 19-20 April 2012
Pengemudi dan pengendara menangkap
90% informasi melalui mata mereka!
Engineer harus menyampaikan informasi
berguna melalui rambu-rambu dan garis
marka.

Jika menggunakan rambu-rambu standar
(bentuk, warna, ukuran) maka dapat
mempercepat mengenal dan mengerti
pesan.
TANDA LALULINTAS
 Kecelakaan dapat terjadi kalau pengemudi tidak
 memperhatikan tanda-tanda lalulintas pada
 jalur jalan yang dilewatinya, apalagi kalau
 pengemudi tidak begitu mengenal kondisi
 medannya.

 Tanda-tanda lalulintas dipasang di sepanjang
 ruas jalan berupa :
      rambu,
      marka, maupun
      sinyal
TANDA LALULINTAS
 Tujuan dari pemasangan fasilitas
 perlengkapan jalan:
      untuk meningkatkan keselamatan
       jalan, dan
      menyediakan pergerakan yang
       teratur terhadap pengguna jalan.
Rambu Lalu Lintas
  Dasar: Keputusan Menteri Perhubungan nomor 61
  tahun 1993

  Rambu Peringatan adalah rambu yang memberikan
  petunjuk kepada pemakai jalan mengenai bahaya
  yang akan dihadapi serta memberitahukan sifat
  bahaya tersebut.

  Rambu Larangan dan Rambu Perintah adalah rambu
  yang memberikan petunjuk yang harus dipatuhi oleh
  pemakai jalan mengenai kewajiban, prioritas, batasan
  atau larangan.
Rambu Lalu Lintas
  Rambu Petunjuk adalah rambu yang memberikan
  petunjuk kepada pemakai jalan mengenai arah, tempat
  dan informasi, yang meliputi rambu pendahuluan, rambu
  jurusan (arah), rambu penegasan, rambu petunjuk batas
  wilayah dan rambu lain yang memberikan keterangan
  serta fasilitas yang bermanfaat bagi pemakai jalan. Pada
  rambu sering diberi papan tambahan.

  Papan Tambahan adalah papan yang memberikan
  penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu yang berisi
  ketentuan waktu, jarak, jenis kendaraan dan ketentuan
  lainnya yang dipasang untuk melengkapi rambu lalu-
  lintas jalan.
PRINSIP PERAMBUAN DAN MARKA

    Rambu tidak selalu merupakan solusi bagi seorang
     engineering dari seluruh permasalahan keselamatan.
     Sebagai contoh persimpangan yang berbahaya mungkin
     lebih baik ditangani dengan memperbaiki ketentuan
     wilayah berbahaya itu sendiri, daripada dengan rambu
     peringatan.

    Rambu dan marka jarang digunakan untuk penyelesaian
     masalah karena kondisi geometri yang buruk dan
     membingungkan. Pengaturan kembali geometri jalan
     mungkin akan lebih masuk akal dan lebih baik untuk
     penanganan.
Mencolok                 Mudah dibaca          Mudah
dipahami
       Mudah terlihat   Jelas                  Komprehensif
Tepercaya             Konsisten               Benar
         Relevan dgn situasi           Penggunaan sama pd      Tidak hanya
benar tapi                             situasi yg sama         cocok dan
benar
Conspicuous (mencolok):
Clear (Terang)
Comprehensible (Mudah dipahami)
Credible (dapat dipercaya)
•   CREDIBLE – harus dipercaya
KOORDINASI ANTARA RAMBU DAN
MARKA JALAN




                     Fasilitas penyeberangan
                     jalan
KOORDINASI ANTARA RAMBU DAN MARKA
JALAN
Rambu petunjuk pada
Gambar pemasangan
posisi rambunya sejajar
dengan sumbu jalan
KOORDINASI ANTARA RAMBU DAN
  MARKA JALAN
                                     Rambu larangan pada
                                     Gambar ditempatkan pada
                                     bagian jalan berakhirnya
                                     rambu larangan.




Rambu larangan pada Gambar yang
ditempatkan secara berulang dengan
jarak lebih dari 15 meter, dapat
dilengkapi dengan papan tambahan
yang menyatakan jarak tertentu
3 kelompok rambu-rambu


•   Pengaturan
•   Peringatan
•   Rambu Petunjuk
     – Pengarah
     – Wisata (Turis)
     – Informasi
Rambu-rambu Pengatur
  harus dipatuhi – hukum ditegakan




                R3 - 6
RAMBU
 LARANGAN
RAMBU
 PERINTAH
Rambu-rambu
 Peringatan
Mendekati         Kecepatan yang diinginkan
Kecepatan
  (kpj)     Stop        20        30          40

   80       225         200      190          170

   70       160         150      140          120

   60       100         90        75          60

   50       75          60        45          30
RAMBU PETUNJUK
Rambu-rambu Pengarah



   Pengarah Sebelum




   Pengarah Simpang        M a n i la       L egas pi



                              SOUTH SUPER HWY
                           S a n   P a blo      10
   Rambu Pengarah jarak
                           S a n   J ose        9 0
Faktor Kecelakaan
   Pengemudi bereaksi terhadap kondisi jalan dan
    lingkungannya dalam beraktifitas mengemudi.
   Salah satu upaya mengurangi defisiensi jalan dan
    lingkungannya agar dapat mencegah timbulnya
    kecelakaan adalah dengan memasang delineasi
    yang baik dan benar.
DELINEASI
Delineasi
Mata kucing – atau marker perkerasan reflektif yang timbul (RRPM)
Delineasi

   Delineasi merupakan pola informasi yang
    terstruktur untuk menuntun pergerakan
    kendaraan secara berkeselamatan pada
    sepenggal jalan, baik untuk kondisi siang dan
    malam maupun dalam kondisi kering dan
    basah.
   Delineasi yang efektif dapat memperbaiki
    efisiensi dan keselamatan sistem jalan raya
    melalui perbaikan-perbaikan: informasi bagi
    pengemudi, kenyamanan mengemudi dan arus
Tipe Delineasi:

1.   Delineasi jarak pendek

     Mengendalikan penempatan kendaraan dan untuk
     mengidentifikasi batas pergerakan yang legal dan aman.
     Perlengkapan delineasi ini antara lain: marka dan penanda
     pada permukaan jalan.

2.   Delineasi jarak panjang

     Mengantisipasi alinyemen jalan, mengatur arah perjalanan dan
     mengenali situasi yang berpotensi bahaya. Perlengkapan
     delineasi ini antara lain patok pengarah, rambu dan penanda
Marka

   Petunjuk positif melalui penggambaran batas-
    batas perjalanan yang aman atau jejak yang
    dibutuhkan, seperti: garis lajur, garis pembagi,
    garis tepi, garis stop, garis belok, marka
    tunggu.
   Untuk larangan, misalnya untuk
    memperingatkan kepada pengemudi umumnya
    tidak aman (tidak diijinkan) untuk dilalui,
    misalnya: median yang dicat, pulau yang dicat.
Marka


• Harus kontras dengan permukaan jalan

• Harus dipelihara dengan baik

• Harus simpel

• Ini sulit untuk diandalkan secara keseluruhan
  – sorotan matahari dan hujan pada jalan
  dapat mengaburkan garis marka
Kekurangan Marka:

   Kebutuhan pemeliharaan yang tinggi akibat
    penggunaan oleh lalu lintas.
   Kurang efektif pada waktu basah/hujan
    khususnya pada malam hari.
   Dapat tertutup pandang oleh kendaraan.
   Tidak dapat digunakan pada jalan yang tidak
    diperkeras.
Tipe Marka pada Permukaan
              Jalan:

   garis longitudinal
   garis melintang
   marka serong dan lambang
   marka-marka untuk pembatasan parkir, bus dan
    sepeda
   marka untuk zona sekolah

Catatan: Marka Garis Profil
Patok Pengarah

   Sederhana dan efektif untuk delineasi jarak
    panjang sebagai informasi alinyemen jalan.
   Patok pengarah untuk menunjukkan batas
    lateral lajur lalu lintas yang aman dan
    menunjukkan alinyemen jalan di depannya,
    khususnya tikungan horizontal dan vertikal.
   Pada beberapa situasi, juga menyediakan
    ukuran untuk menilai jarak pandang yang
    tersedia.
   Namun, pemeliharaan diperlukan untuk
    mempertahankan efektifitasnya.
Tipe Patok Pengarah
a. patok kayu: ukuran100mm x 50mm (nominal), dicat putih
b. patok fleksibel: dapat melentur, putih, dari bahan plastik,
   karet, atau semacam lainnya

c. patok semi fleksibel: bengkok jika ditabrak kendaraan, tapi
   dapat diluruskan dengan pemeliharaan, putih dan dari bahan
   plastik, logam atau bahan lain

d. patok rigid/kaku: dapat pecah, putih dan dari logam atau
   bahan non-kayu.
Contoh patok pengarah beton, kayu, dan plastik
Jarak Antar Patok
   Peletakan patok pengarah harus sedemikian rupa
    sehingga paling sedikit 2 pasang delineator (yang
    paling dekat tidak kurang dari 30 meter di depan
    kendaraan) harus terlihat dengan baik pada setiap
    saat.                           Jarak (m)
                Radius Kurva
                                    Pada Kurva Luar   Pada Kurva Dalam
                   < 100                  3                  6
                  100 - 199               5                 10
                  200 - 299               8                 15
                  300 - 399               10                20
                  400 - 599               15                20
                  600 - 799               20                25
                 800 - 1199               25                25
                 1200 - 2000              30                30
            > 2000 termasuk lurus         30                30
Delineator

♦ Delineator adalah retro-reflektor yang kecil atau
  panel, yang menempel pada patok pengarah,
  pagar pengaman, tembok ujung jembatan atau
  sejenisnya dan pagar pengaman beton, untuk
  menyediakan pola delineasi yang menyatu,
  pada ujung badan jalan sebagai bantuan untuk
  pengemudi saat malam hari.

♦ Warna merah di sebelah kiri lalu lintas
  sedangkan warna putih di sebelah kanan lalu
  lintas.
PERHATIKAN
MALAM HARI
delineasi kurang baik
delineasi baik
delineasi sangat baik
TERIMA KASIH


janyagustin@yahoo.com
     0816981697

More Related Content

What's hot

04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apilla_agung_kartika
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANAgusPratama24
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipilgaffarudin
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Agus Budi Prasetyo
 
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptHarun Ariesto Wijaya
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambutnefertitieanggen
 
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik JalanPedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalaninfosanitasi
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015Herizki Trisatria
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGtrisna gallaran
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannya
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannyaPengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannya
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannyaAngga Nugraha
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 

What's hot (20)

Metode kerja pierhead
Metode kerja pierheadMetode kerja pierhead
Metode kerja pierhead
 
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATANKONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
 
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
 
Pelaksanaan pondasi dalam
Pelaksanaan pondasi dalamPelaksanaan pondasi dalam
Pelaksanaan pondasi dalam
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
 
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik JalanPedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
 
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
PPT PERKERASAN JALAN RAYA 2015
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannya
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannyaPengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannya
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannya
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 

Similar to Cara Memasang Rambu dan Marka Jalan yang Efektif

1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptxDi Prihantony
 
Tugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptxTugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptxnickopratama6
 
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfMeicsyNajoan
 
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-pptBustamin Razak
 
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdfc951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdfecep nurali
 
Penilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCIPenilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCIMuhammad Rifael Hamdi
 
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanPanduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanImam Basuki
 
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanPanduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanhilmalistyani
 
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaRambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaAbeng Yogta
 

Similar to Cara Memasang Rambu dan Marka Jalan yang Efektif (12)

1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
 
Tugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptxTugas Simpang Sebidang.pptx
Tugas Simpang Sebidang.pptx
 
Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
 
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
139029538 rambu-lalu-lintas-dan-marka-jalan-vii-ppt
 
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdfc951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
c951a_Modul_6_-_Pemel._Bang_Pelengkap_jalan.pdf
 
Penilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCIPenilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Tentara Pelajar dengan Metode PCI
 
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanPanduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
 
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalanPanduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
Panduan penempatan fasilitas perlengkapan jalan
 
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaRambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
 
20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12
20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan1220120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12
20120302152555.jany agustin on zona concept mtrm-30jan12
 

More from Indonesia Infrastructure Initiative

Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...Indonesia Infrastructure Initiative
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaIndonesia Infrastructure Initiative
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyIndonesia Infrastructure Initiative
 

More from Indonesia Infrastructure Initiative (20)

Presentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDIIPresentasi Sanitasi INDII
Presentasi Sanitasi INDII
 
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015Balikpapan  Public Diplomacy 25 May 2015
Balikpapan Public Diplomacy 25 May 2015
 
World experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuringWorld experience-in-railway-restructuring
World experience-in-railway-restructuring
 
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...Indonesian railways revitalisation   bambang susantono, vice minister for tra...
Indonesian railways revitalisation bambang susantono, vice minister for tra...
 
WS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure IssuesWS2 Infrastructure Issues
WS2 Infrastructure Issues
 
Development of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridorDevelopment of multimodal transport in north java corridor
Development of multimodal transport in north java corridor
 
Railway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in javaRailway function in developing multimodal transportation in java
Railway function in developing multimodal transportation in java
 
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in javaThe role of ipc in developing multimodal transportation in java
The role of ipc in developing multimodal transportation in java
 
Government strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportationGovernment strategy in developing multimodal transportation
Government strategy in developing multimodal transportation
 
The role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportationThe role of ferry in developing multimodal transportation
The role of ferry in developing multimodal transportation
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
 
Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)Ws3 safe system approach (bahasa version)
Ws3 safe system approach (bahasa version)
 
Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)Ws3 safe system supporting vru (english version)
Ws3 safe system supporting vru (english version)
 
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
Ws3 safe system supporting vru (bahasa version)
 
Ws3 presentation
Ws3 presentationWs3 presentation
Ws3 presentation
 
Ws3 me
Ws3 meWs3 me
Ws3 me
 
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safetyWs3 infrastructure related to pedestrian safety
Ws3 infrastructure related to pedestrian safety
 
Ws3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentationWs3 gender and disability presentation
Ws3 gender and disability presentation
 
Ws2 introduction
Ws2 introductionWs2 introduction
Ws2 introduction
 
Workshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approachWorkshop #2 safe system approach
Workshop #2 safe system approach
 

Cara Memasang Rambu dan Marka Jalan yang Efektif

  • 1. BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Semarang, 19-20 April 2012
  • 2. Pengemudi dan pengendara menangkap 90% informasi melalui mata mereka! Engineer harus menyampaikan informasi berguna melalui rambu-rambu dan garis marka. Jika menggunakan rambu-rambu standar (bentuk, warna, ukuran) maka dapat mempercepat mengenal dan mengerti pesan.
  • 3. TANDA LALULINTAS Kecelakaan dapat terjadi kalau pengemudi tidak memperhatikan tanda-tanda lalulintas pada jalur jalan yang dilewatinya, apalagi kalau pengemudi tidak begitu mengenal kondisi medannya. Tanda-tanda lalulintas dipasang di sepanjang ruas jalan berupa :  rambu,  marka, maupun  sinyal
  • 4. TANDA LALULINTAS Tujuan dari pemasangan fasilitas perlengkapan jalan:  untuk meningkatkan keselamatan jalan, dan  menyediakan pergerakan yang teratur terhadap pengguna jalan.
  • 5. Rambu Lalu Lintas Dasar: Keputusan Menteri Perhubungan nomor 61 tahun 1993 Rambu Peringatan adalah rambu yang memberikan petunjuk kepada pemakai jalan mengenai bahaya yang akan dihadapi serta memberitahukan sifat bahaya tersebut. Rambu Larangan dan Rambu Perintah adalah rambu yang memberikan petunjuk yang harus dipatuhi oleh pemakai jalan mengenai kewajiban, prioritas, batasan atau larangan.
  • 6. Rambu Lalu Lintas Rambu Petunjuk adalah rambu yang memberikan petunjuk kepada pemakai jalan mengenai arah, tempat dan informasi, yang meliputi rambu pendahuluan, rambu jurusan (arah), rambu penegasan, rambu petunjuk batas wilayah dan rambu lain yang memberikan keterangan serta fasilitas yang bermanfaat bagi pemakai jalan. Pada rambu sering diberi papan tambahan. Papan Tambahan adalah papan yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu yang berisi ketentuan waktu, jarak, jenis kendaraan dan ketentuan lainnya yang dipasang untuk melengkapi rambu lalu- lintas jalan.
  • 7. PRINSIP PERAMBUAN DAN MARKA  Rambu tidak selalu merupakan solusi bagi seorang engineering dari seluruh permasalahan keselamatan. Sebagai contoh persimpangan yang berbahaya mungkin lebih baik ditangani dengan memperbaiki ketentuan wilayah berbahaya itu sendiri, daripada dengan rambu peringatan.  Rambu dan marka jarang digunakan untuk penyelesaian masalah karena kondisi geometri yang buruk dan membingungkan. Pengaturan kembali geometri jalan mungkin akan lebih masuk akal dan lebih baik untuk penanganan.
  • 8. Mencolok Mudah dibaca Mudah dipahami Mudah terlihat Jelas Komprehensif
  • 9. Tepercaya Konsisten Benar Relevan dgn situasi Penggunaan sama pd Tidak hanya benar tapi situasi yg sama cocok dan benar
  • 14. CREDIBLE – harus dipercaya
  • 15. KOORDINASI ANTARA RAMBU DAN MARKA JALAN Fasilitas penyeberangan jalan
  • 16. KOORDINASI ANTARA RAMBU DAN MARKA JALAN
  • 17. Rambu petunjuk pada Gambar pemasangan posisi rambunya sejajar dengan sumbu jalan
  • 18. KOORDINASI ANTARA RAMBU DAN MARKA JALAN Rambu larangan pada Gambar ditempatkan pada bagian jalan berakhirnya rambu larangan. Rambu larangan pada Gambar yang ditempatkan secara berulang dengan jarak lebih dari 15 meter, dapat dilengkapi dengan papan tambahan yang menyatakan jarak tertentu
  • 19. 3 kelompok rambu-rambu • Pengaturan • Peringatan • Rambu Petunjuk – Pengarah – Wisata (Turis) – Informasi
  • 20. Rambu-rambu Pengatur harus dipatuhi – hukum ditegakan R3 - 6
  • 24. Mendekati Kecepatan yang diinginkan Kecepatan (kpj) Stop 20 30 40 80 225 200 190 170 70 160 150 140 120 60 100 90 75 60 50 75 60 45 30
  • 26. Rambu-rambu Pengarah  Pengarah Sebelum  Pengarah Simpang M a n i la L egas pi SOUTH SUPER HWY S a n P a blo 10  Rambu Pengarah jarak S a n J ose 9 0
  • 27.
  • 28. Faktor Kecelakaan  Pengemudi bereaksi terhadap kondisi jalan dan lingkungannya dalam beraktifitas mengemudi.  Salah satu upaya mengurangi defisiensi jalan dan lingkungannya agar dapat mencegah timbulnya kecelakaan adalah dengan memasang delineasi yang baik dan benar.
  • 31. Mata kucing – atau marker perkerasan reflektif yang timbul (RRPM)
  • 32. Delineasi  Delineasi merupakan pola informasi yang terstruktur untuk menuntun pergerakan kendaraan secara berkeselamatan pada sepenggal jalan, baik untuk kondisi siang dan malam maupun dalam kondisi kering dan basah.  Delineasi yang efektif dapat memperbaiki efisiensi dan keselamatan sistem jalan raya melalui perbaikan-perbaikan: informasi bagi pengemudi, kenyamanan mengemudi dan arus
  • 33.
  • 34.
  • 35. Tipe Delineasi: 1. Delineasi jarak pendek Mengendalikan penempatan kendaraan dan untuk mengidentifikasi batas pergerakan yang legal dan aman. Perlengkapan delineasi ini antara lain: marka dan penanda pada permukaan jalan. 2. Delineasi jarak panjang Mengantisipasi alinyemen jalan, mengatur arah perjalanan dan mengenali situasi yang berpotensi bahaya. Perlengkapan delineasi ini antara lain patok pengarah, rambu dan penanda
  • 36.
  • 37.
  • 38. Marka  Petunjuk positif melalui penggambaran batas- batas perjalanan yang aman atau jejak yang dibutuhkan, seperti: garis lajur, garis pembagi, garis tepi, garis stop, garis belok, marka tunggu.  Untuk larangan, misalnya untuk memperingatkan kepada pengemudi umumnya tidak aman (tidak diijinkan) untuk dilalui, misalnya: median yang dicat, pulau yang dicat.
  • 39. Marka • Harus kontras dengan permukaan jalan • Harus dipelihara dengan baik • Harus simpel • Ini sulit untuk diandalkan secara keseluruhan – sorotan matahari dan hujan pada jalan dapat mengaburkan garis marka
  • 40. Kekurangan Marka:  Kebutuhan pemeliharaan yang tinggi akibat penggunaan oleh lalu lintas.  Kurang efektif pada waktu basah/hujan khususnya pada malam hari.  Dapat tertutup pandang oleh kendaraan.  Tidak dapat digunakan pada jalan yang tidak diperkeras.
  • 41.
  • 42. Tipe Marka pada Permukaan Jalan:  garis longitudinal  garis melintang  marka serong dan lambang  marka-marka untuk pembatasan parkir, bus dan sepeda  marka untuk zona sekolah Catatan: Marka Garis Profil
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46. Patok Pengarah  Sederhana dan efektif untuk delineasi jarak panjang sebagai informasi alinyemen jalan.  Patok pengarah untuk menunjukkan batas lateral lajur lalu lintas yang aman dan menunjukkan alinyemen jalan di depannya, khususnya tikungan horizontal dan vertikal.  Pada beberapa situasi, juga menyediakan ukuran untuk menilai jarak pandang yang tersedia.  Namun, pemeliharaan diperlukan untuk mempertahankan efektifitasnya.
  • 47.
  • 48.
  • 49. Tipe Patok Pengarah a. patok kayu: ukuran100mm x 50mm (nominal), dicat putih b. patok fleksibel: dapat melentur, putih, dari bahan plastik, karet, atau semacam lainnya c. patok semi fleksibel: bengkok jika ditabrak kendaraan, tapi dapat diluruskan dengan pemeliharaan, putih dan dari bahan plastik, logam atau bahan lain d. patok rigid/kaku: dapat pecah, putih dan dari logam atau bahan non-kayu.
  • 50. Contoh patok pengarah beton, kayu, dan plastik
  • 51.
  • 52. Jarak Antar Patok  Peletakan patok pengarah harus sedemikian rupa sehingga paling sedikit 2 pasang delineator (yang paling dekat tidak kurang dari 30 meter di depan kendaraan) harus terlihat dengan baik pada setiap saat. Jarak (m) Radius Kurva Pada Kurva Luar Pada Kurva Dalam < 100 3 6 100 - 199 5 10 200 - 299 8 15 300 - 399 10 20 400 - 599 15 20 600 - 799 20 25 800 - 1199 25 25 1200 - 2000 30 30 > 2000 termasuk lurus 30 30
  • 53. Delineator ♦ Delineator adalah retro-reflektor yang kecil atau panel, yang menempel pada patok pengarah, pagar pengaman, tembok ujung jembatan atau sejenisnya dan pagar pengaman beton, untuk menyediakan pola delineasi yang menyatu, pada ujung badan jalan sebagai bantuan untuk pengemudi saat malam hari. ♦ Warna merah di sebelah kiri lalu lintas sedangkan warna putih di sebelah kanan lalu lintas.
  • 54.
  • 55.
  • 57.
  • 58.