2. Pelvimetri Pintu Atas Panggul
Conjugata vera : 9,5-11 cm
Conjugata diagonalis : 11,5 cm
Pintu Tengah Panggul
Merupakan daerah tersempit dari panggul
Diameter interspinosum : 9,5-10,5 cm
Pintu Bawah Panggul
Merupakan daerah tersempit dari panggul
Diameter anteroposterior : 11,5-12 cm
3. Penurunan Bagian
Terendah Janin
Station 0 adalah spina
ischiadica (Hodge 3)
Hodge 1
Pada tepi atas simfisis
Hodge 2
Pada tepi bawah simfisis
Hodge 3
Sejajar spina ischiadica
Hodge 4
Ujung bawah os coccygeus
4. Penurunan Kepala Janin
Periksa luar Periksa dalam Keterangan
5/5 H 1 Kepala diatas PAP, mudah digerakkan
4/5 H 1-2 Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
3/5 H 2-3 Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
2/5 H 3 Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
1/5 H 3-4 Kepala didasar panggul
0/5 H 4 perineum
5. Kriteria Panggul Sempit
• Pintu atas panggul
• Diameter transversa < 11 cm
• Diameter anteroposterior < 10 cm
• Konjugata diagonalis < 11,5 cm
• Konjugata vera < 9,5 cm
• Pintu tengah panggul
• Distansia interspinarum <9,5 cm
• Pintu Bawah Panggul
• Distansia intertuberosum < 8 cm
• Distansia anteroposterior < 11,5 cm
• Distansia intertuberosum + diameter
sagital posterior < 15 cm
6. Tanda Kehamilan Presumptif
1. Mual dan muntah
Morning sickness → >> estrogen dan beta HCG, << motilitas gaster pagi hari memberat dengan
bau menusuk, emosi tidak stabil.
Beri makanan ringan mudah dicerna
2. Rasa kencang dan nyeri pada payudara
Pembesaran payudara, vaskularisasi bertambah banyak, proliferasi asinus dan ductus.
Pengaruh estrogen dan progesterone
3. Amenorrhea
Penyebab lain : ketidakseimbangan ovarium hipofisis, stres, obat-obatan, penyakit kronis
A. Linea nigra
B. Striae gravidarum
Akibat stimulasi MSH
oleh estrogen
7. Tanda Kehamilan Probable
Tanda chadwick Perubahan warna kebiruan atau ungu pada cervix, vagina, dan
labia karena penigkatan vaskularisasi. Muncul pada minggu ke 6-8
gestasi
Tanda goodel Perkunakan portio vaginalis cervix larena peningkatan
vaskularisasi
Tanda hegar Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan cervix)
Goodell’s sign
Chadwick’s sign
Hegar’s sign
8. Tanda Kehamilan Definite
DJJ • Laenec (UK 17-18 minggu)
• Doppler (UK 12 minggu)
Rontegenografi • Tulang tampak 12-14 minggu
• Jika terdapat keragu-raguan dan mendesak
USG ✓ 3-5 minggu: gestational sac
✓ 6-7 minggu: polus embryonal
✓ 8-9 minggu: gerak janin
✓ 9-10 minggu: plasenta, dll
✓ 2 gestational sac di minggu ke 6 → gemelli
Fetal EKG 12 minggu dengan fetalkardiografi
9. Perhitungan usia kehamilan
Hari Perkiraan Lahir (HPL)
• Dihitung bedasarkan HPHT ibu
• Konfirmasi usia kehamilan ibu → palpasi abdomen atau pemeriksaan USG
Rumus Naegle
Siklus mens 28 hari
• Ovulasi hari ke 14
Rumus:
(tanggal HPHT), (Bulan
HPHT-3), (tahun HPHT +1)
Rumus Parikh
Siklus mens bukan 28 hari
• Ovulasi: 14 hari sebelum mens
berikutnya
Rumus:
(tanggal HPHT+ (siklus-21)), (Bulan
HPHT-3), (tahun HPHT +1)
10. Rumus McDonald
Taksiran usia kehamilan
• Ukur simfisis pubis hingga TFU dengan
pita meter
• Usia Kehamilan (minggu)
= Tinggi Fundus x 8 : 7
• Usia kehamilan (bulan)
= Tinggi Fundus x 2 : 7
Taksiran Berat Janin
• TBJ = (TFU – n) x 155 gram
n=12 (kepala belum masuk PAP)
n=11 (kepala sudah masuk PAP)
Rumus Bartholomew
USG
11. CATATAN PRANATAL
Nuligravida:
Pasien yang saat ini tidak hamil dan belum pernah hamil sebelumnya
Gravida:
Pasien yang sedang hamil saat ini atau, sudah pernah hamil sebelumnya,
tanpa memandang outcome kehamilannya
Nulipara:
Wanita yang tidak pernah menyelesaikan kehamilannya melewati uk 20
minggu (abortus / kehamilan ektopik) atau tidak pernah hamil sebelumnya
Primipara:
Wanita yang telah melahirkan 1 kali, baik dengan janin hidup atau mati
dengan usia kehamilan ≥ 20 minggu
Multipara:
Wanita yang telah melahirkan lebih dari 1 kali, baik dengan janin hidup atau
mati dengan usia kehamilan ≥ 20 minggu
Perawatan
Antenatal
- Awal
- Lanjutan
12. DURASI KEHAMILAN NORMAL
❖Durasi rerata kehamilan yang dihitung
dari HPHT hampir mendekati 280 hari
atau 40 minggu
❖Perkiraan hari lahir biasanya dihitung
dengan rumus Naegele jika siklus haid
teratur
❖Kehamilan dibagi menjadi 3 periode:
➢ Trimester 1 →sampai uk 14 minggu
➢ Trimester 2 → sampai uk 28 minggu
➢ Trimester 3 → uk 29 minggu s/d 42
minggu
13. Anamnesis
1. Memastikan Identitas Pasien,
termasuk usia
• Usia < 20 tahun atau > 35 tahun
• Status pernikahan
2. Menanyakan Keluhan saat ini:
TS 1 -Tanda kehamilan, mual muntah,
pusing
TS 3 – kontraksi palsu, nyeri perut, cepat
lelah, gerak anak, ppv, adanya tanda
bahaya, mis. sesak/demam/pandangan
kabur/kejang
Resiko tinggi IMS
Pola makan
Kondisi psikologi
KDRT
Kebiasaan merokok - alkohol
6. Menanyakan riwayat kehamilan
sebelumnya:
•Cara persalinan sebelumnya
•IUFD atau stillbirth
•keguguran berturut-turut ≥3 kali
•berat bayi lahir <2500 gr atau >4000
gram
•kembar
•hipertensi/preeklampsia/eklampsia
•diabetes mellitus
•riwayat perdarahan saat melahirkan
•operasi Caesar
•operasi ginekologi
7. Menanyakan riwayat kontrasepsi
yang pernah digunakan
3. Menanyakan riwayat penyakit
dahulu / saat ini :
•Tekanan darah tinggi diastolik
≥90mmHg
•kelainan darah, imunitas, kelainan
tulang belakang
•keganasan
•epilepsi
•isoimunisasi Rh (-)
•penyakit paru: asma, TBC
•penyakit jantung
•penyakit ginjal
•penyakit diabetes mellitus, tiroid
•riwayat Pengguna narkoba
•Penyakit HIV, sifilis, hepatitis B dan C
4. R. HPHT (rumus naegele)
5. R. pernikahan (berapa kali dan
berapa lama)
14. Pemeriksaan Fisik
1. Memastikan tanda vital jika didapatkan nilai yang abnormal
• Keadaan umum
• Kesadaran compos mentis
• TD > 130/90 mmHg, TD < 90/60 mmHg
• N > 90x/menit, atau N< 60x/menit
• RR > 24x/menit
• T > 37,2oC
3. Pemeriksaan status generalis :
• Wajah dan tungkai bengkak/pitting edema atau curiga DVT
• Pemeriksaan mata : konjungtiva pucat, sclera ikterik
• Pemeriksaan leher : peningkatan JVP, pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
KGB
• Pemeriksaan payudara
• Pemeriksaan Jantung : adanya bunyi jantung tambahan
• Pemeriksaan Paru : adanya bunyi paru tambahan
• Pemeriksaan abdomen : bekas operasi, shifting dullness, bising usus, nyeri ulu hati
• Pemeriksaan ekstremitas : edema tungkai, venektasi
2. Memastikan status nutrisi :
• TB ibu <145 cm
• BB naik >2kg dalam 1 bulan pada trimester I
• BB tidak naik sama sekali pada trimester II-III
• BMI > 30
• LILA <23,5 cm
15. Pemeriksaan Fisik (2)
4. Pemeriksaan obstetri:
Lakukan palpasi uterus untuk menentukan
a) Besar dan konsistensi uterus
b) Menilai gerakan janin
c) Bagian janin, letak dan presentasi : perasat Leopold I-IV, knebel ahfeld dan budin
d) Mengukur TFU untuk menentukan taksiran berat janin : TBJ <2500 gr atau >4000 gr pada
kehamilan aterm
e) Menilai braxton hicks dan his (frekuensi dalam 10 menit dan durasi)
Lakukan auskultasi untuk menilai denyut jantung janin
< 100x/m, DJJ >160x/m
Pemeriksaan dalam vagina sesuai indikasi
• Inspeksi : ada tanda radang, keganasan
• Inspekulo : ada tanda radang, keputihan
• Vaginal Touche : massa di vagina, serviks, uterus, adneksa
17. • Berguna untuk menghindari risiko
komplikasi pada kehamilan dan persalinan.
• Anjurkan pada ibu hamil untuk melakukan
ANC komprehensif minimal 4 kali selama
kehamilan, termasuk minimal 1 kali diantar
oleh suami atau anggota keluarga.
Antenatal Care
18. Nutrisi dalam kehamilan
Kalori • Ibu hamil: 2300 kkal
• Ibu menyusui: 2800 kkal
Protein ✓Ibu hamil membutuhkan 30 gram/hari
Kalsium • Keburuhan 1.5 – 2 gram/hari
Zat besi ✓Kebutuhan akan besi sekitar 60 mg/hari
Asam folat • Kebutuhan sekitar 400 mcg/hari
• Idealnya mulai dikonsumsi 2 bulan sebelum hamil
19. Asuhan Persalinan Normal
• Usia kehamilan cukup bulan (37 – 42 weeks)
• Persalinan terjadi spontan
• Presentasi belakang kepala
• Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
• Tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
• Pada persalinan normal → 4 fase
• Kala 1
Fase laten: pembukaan serviks 1-3 cm, berlangsung ± 8 jam
Fase aktif: pembukaan serviks 4-10 cm, berlangsung ± 6 jam
• Kala 2: pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Primigravida: 1 jam
Multigravida: 2 jam
• Kala 3: segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, ± 30 menit
• Kala 4: segera setelah lahirnya plasenta – 2 jam post partum
20. Fase laten Fase aktif
Pembukaan mencapai
3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam
Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (+10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam
Terbagi atas:
• Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4
cm
• Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm
• Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+10 cm)
21. LANGKAH PHANTOM
Langkah 3
Langkah 2
Langkah 1 DIAGNOSIS
Sikap
(inpartu
kala 1 / 2)
Sikap utama /
antara
Sikap utama :
- Tunggu / evaluasi
- Pimpin mengejan
- Akhiri persalinan
Sikap antara :
- VT / PDV
- Amniotomi
- Versi luar
- Partus percobaan
Sikap pengawasan:
- Pengawasan 10
- Pengawasan 9
Sikap
(belum
inpartu)
- VT / PDV
- Versi luar
- Akhiri kehamilan
A. Kehamilan :
- Induksi persalinan
- Bedah sesar / histerotomi
B. Persalinan
- Pervaginam : versi ekstraksi, ekstraksi
bokong / kaki, ekstraksi vakum / forseps
- Perabdominam : bedah sesar /
histerotomi
22. Kala 1
Dilakukan pengawasan 10 :
1. KU
2. His
3. Tekanan darah
4. Djj
5. Nadi
6. Ppv
7. Pernafasan
8. Bandle ring
9. Suhu
10.Tanda-tanda inpartu kala II
Kala 2
Dilakukan pengawasan 9 :
1. KU
2. His
3. Tekanan darah
4. Djj
5. Nadi
6. Ppv
7. Pernafasan
8. Bandle ring
9. Suhu
23.
24. Partus Normal
Partus normal adalah partus :
o dengan kekuatan ibu sendiri (spontan)
o bayi tunggal, hidup, intra uterine
o genap bulan
o letak belakang kepala
o berat bayi lahir 2500 – kurang dari 4000
gram
o berlangsung kurang dari 18 jam
o tidak ada komplikasi pada kala I, II, III, dan IV
Partus fisiologis : sama dengan
partus normal, dimana ibu
berusia 20-30 tahun, dengan
paritas < 5
25. Indikasi SC
1. Fetal distress
2. Plasenta previa totalis
3. Panggul sempit:
4. Sudah pernah SC 2x
5. Letak lintang
6. Tumor yang menghalangi jalan lahir
7. Pada kehamilan sesudah operasi vaginal (misal operasi fistel)
8. Ibu menderita herpes genitalis
9. Ada indikasi mengakhiri persalinan dimana syarat pervaginam tak terpenuhi,
atau cara pervaginam gagal
10.Dagu posterior
11.Presentasi ganda
27. 1. INFORMASI TENTANG IBU
• Lengkapi identitas,waktu kedatangan, catat waktu KK pecah
2. KEADAAN JANIN
• Dicatat DJJ , Air Ketuban , Penurunan Kepala Janin.
A) DJJ catat tiap 30’ (lebih sering bila FD)
B) Warna Air Ketuban
Nilai warna air ketuban dengan VT, catat dibawah lajur DJJ
U → ketuban Utuh (belum pecah)
J → Ketuban sudah pecah, warna jernih
M → Ketuban sudah pecah, warna kecoklatan bercampur mekoniun
D → Ketuban sudah pecah bercampur darah
K → Ketuban sudah pecah dan kering
C) Molase ( Penyusupan Kepala Janin )
Sebagai indikator penting untuk menilai seberapa jauh kepala bayi
bisa menyesuaikan dengan tulang panggul ibu. Skor yang dipakai
0 → Tulang cranium janin terpisah ,sutura mudah melewati Panggul
1 → Tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 → Tulang kepala janin saling tumpamg tindih , tapi masih dapat
dipisahkan
3 → Tulang kepala janin tumpang tindih , tidak dapat dipisahkan
• Alat untuk memantau kemajuan
persalinan dan membantu
menentukan keputusan dalam
penatalaksanaan
• Alat bantu yg digunakan selama
fase aktif persalinan.
• Catatan grafik mengenai
kemajuan persalinan untuk
memantau keadaan ibu dan janin.
• Sebagai alat bantu yg tepat
untuk memantau keadaan janin
dan ibu selama dalam proses
persalinan
Partograf
28. 3. KEMAJUAN PERSALINAN
• Dicatat lajur kedua dalam Partograf
A) Pembukaan serviks
Dicatat tiap 4 jam ( dilakukan lebih sering bila
ada tanda penyulit ).
Catat dengan tanda X.
B) Penurunan terbawah janin
Diperiksa tiap 4 jam, lebih sering kalau ada
penyulit.
C) GARIS WASPADA dan GARIS BERTINDAK
• Garis WASPADA dimulai pada Pembukaan
serviks 4 cm. Dan berakhir pada titik dimana
pembukaan 1 cm perjam.
Pencatatan selama fase aktif persalinan dimulai
digaris waspada.
Jika pembukaan mengarah ke sebelah kanan
garis waspada (pembukaan kurang dari
1cm/jam) maka harus dipertimbangkan adanya
penyulit .
Pertimbangkan dirujuk jika berada di Faskes
Primer.
• Garis BERTINDAK tertera sejajar garis Waspada
Jika pembukaan seviks berada disebelah kanan
garis bertindak , maka Persalinan harus diakhiri.
Partograf
29. Partograf
4. JAM DAN WAKTU
A) Waktu fase aķtif mulainya persalinan
Disediakan kotak yg diberi angka 1 - 16,
setiap kotak menyatakan jam.
B) Waktu aktual saat pemeriksaan
dilakukan
Dibawah lajur kotak , tertera kotak untuk
mencatat watu aktual periksa.
5. KONTRAKSI UTERUS
Dibawah lajur waktu , terdapat lajur kotak
dengan tulisan “kontraki per 10 menit:”
Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
6. OBAT OBATAN DAN CAIRAN YANG
DIBERIKAN
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi
uerus tertera lajur kotak untuk mencatat
Oksitosin dan obat-obatan lainnya,
7. KESEHATAN DAN KENYAMANAN IBU
Dilakukan pencatatn TTV ibu (nadi per 1/2
jam, suhu per 2 jam, TD per 4 jam),
volume urin, protein dan aseton urin per
2 jam.
32. Asuhan Persalinan Normal
KALA I
Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Produksi urin, protein,
aseton
Tiap 2-4 jam
Tekanan darah, suhu Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30 menit Setiap 30-60 menit
DJJ Setiap 30 menit Setiap 30 menit
Kontraksi normal Setiap 30 menit 1-2x/jam,
20”
Setiap 30 menit 3-
4x/10’/30-40”
33. Kala II
• Pembukaan serviks lengkap
• Kepala janin tampak di vulva
dengan diameter 5-6 cm
Penanganan:
• Kosongkan vesika urinaria
• Mengatur posisi partus (posisi saat mengejan)
• Jaga kenyamanan ibu, asupan nutrisi, rehidrasi
• Ajarkan cara mengejan
• Cek DJJ saat dan setelah kontraksi
Indikasi Episiotomi:
• Perineum rigid
• Pertolongan persalinan kala II primi
• Patologi (tumor, sikatrik)
• Indikasi tertentu: bayi besar, distosia
bahu, forceps, gawat janin
34. Kala III
Injeksi Oksitosin
• Injeksi oksitosis 10 unit IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian luar
Peregangan tali pusat terkendali
• Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit → 10 IU oksitosis IM → 30 menit
plasenta belum lahir → rujuk atau manual plasenta
Masase Uteri
• Cek tonus uteri
Tanda plasenta lepas:
• Semburan darah banyak tiba-tiba
• Uterus globular
• Tali pusat memanjang
35.
36. Faktor Persalinan
3P
• Power
- His (kontraksi ritmis
otot polos uterus),
kekuatan mengejan
ibu, keadaan
kardiovaskular
respirasi metabolik
ibu.
• Passage
- Keadaan jalan lahir
• Passenger
- Keadaan janin (letak,
presentasi,
ukuran/berat janin,
ada/tidak kelainan
anatomik mayor)
37. Nifas (Puerperium)
Uterus: involusi sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
Bekas implantasi: placental bed mengececil karena kontraksi cavum uteri
Jalan lahir sembuh dalam 6-7 hari
Lochia: cairan sekret berasal dari cavum uteri
a. Lochia rubra (cruenta): 2 hari postpartum berwarna merah
b. Lochia sanguinolenta: hari ke 3-7 postpartum; berwarna merah kuning
berisi darah dan lender
c. Lochia serosa → hari ke 7-14 postpartum; berwarna kuning tidak berdarah
38. Persalinan
Patologis
Persalinan
lama
Persalinan
Macet
Persalinan
vakum
Persalinan
forceps
Persalinan Lama
Berasal dari 3 masalah, yaitu :
• Power : His tidak adekuat (< 2x/10 menit,
durasi < 40 detik)
• Passage : Panggul sempit, tumor, dll
• Passenger : malpresentasi, malposisi,
janin besar
Kala I fase aktif
Distosia, grafik
pembukaan serviks
berada pada antara
garis waspada dan
bertindak atau sudah
memotong garis
bertindak
Kala II memanjang
tidak ada kemajuan penurunan
bagian terendah janin dalam
waktu :
• Maks 2 jam nulipara dan 1 jam
multi
• Maksimal 3 jam nulipara dan 2 jam
multi pada pasien dengan anestesi
epidural
39.
40. Kelainan Kala I fase aktif
Nulipara Multipara
• Fase deselerasi memanjang (>
3jam)
• Tidak ada pembukaan > 2 jam
• Tidak ada penurunan bagian
terendah janin > 1 jam
• Fase deselerasi memanjang (>
1jam)
• Tidak ada pembukaan > 2 jam
• Tidak ada penurunan bagian
terendah > 1 jam
Nulipara Multipara
• Kemajuan pembukaan cervix pada
fase aktif < 1.2 jam
• Kemajuan turunnya bagian
terendah < 1 cm/jam
✓ Kemajuan pembukaan cervix pada
fase aktif < 1.5 cm/jam
✓ Kemajuan turunnya bagian
terendah < 2 cm/jam
Persalinan Lama
Persalinan Tak Maju
43. Ekstraksi Forsep
Ekstraksi Vakum
Syarat ekstraksi cunam:
• Presentasi belakang kepala atau muka dengan dagu di
depan, atau kepala menyusul pada sungsang
• Pembukaan lengkap
• Penurunan kepala O/5 (Hodge IV)
• Kontraksi baik dan ibu tidak gelisah
• Ketuban sudah pecah
• Dilakukan di RS rujukan
Syarat ekstraksi vakum:
➢ Presentasi belakang kepala (vertex)
➢ Janin aterm
➢ Pembukaan lengkap
➢ Kepala di Hodge III-IV atau 1/5-2/5
➢ Pasien masih bisa meneran
44. Rule of Three
- 3 tarikan pada 3 kontraksi tidak ada kemajuan
- 3 kali lepas
- Setelah 30 menit tidak ada kemajuan
Kegagalan
vakum
Komplikasi
45. Induksi Persalinan
• Indikasi Darurat:
- HT gestational berat, komplikasi janin akut, IUGR berat, penyakit
maternal bermakna, korioamnionitis
• Indikasi Segera (Urgent)
- KPD saat aterm atau dekat aterm, DM tidak terkontrol, penyakit
isoimun saat aterm/dekat aterm
• Indikasi Tidak Segera (Non Urgent)
- Kehamilan post term, DM terkontrol, riwayat IUFD
Usaha untuk menimbulkan prose persalinan (belum inpartu menjadi inpartu)
46. Bishop score
Nilai Bishop ≥ 6
• Bisa berhasil induksi dan persalinan pervaginam
Nilai Bishop <6
• Seleksi pasien untuk induksi persalianan dengan letak vertex
• Dipakai pada kehamilan 36 minggu atau lebih
47. Proses Induksi/Akselerasi
Kimia
▪ Prostaglandin E2 (PGE2) gel atau pesarium
▪ Prostaglandin E1 (PGE1): misoprostol atau
cytotec tab 100-200 mcg
▪ Oksitosin IV
▪ Protokol dosis rendah (1 – 4 mU/menit)
atau dosis tinggi (6 – 40 mU/menit)
Mekanik
• Kateter Transservikal (Kateter Foley)
• Dilator Servikal Higroskopik (Batang
Laminaria)
• Stripping membrane
• Induksi Amniotomi
• Stimulasi puting susu
Stripping
Membrane
Kateter Foley
Transervikal
48. Oksitosin
• 2.5 - 5 unit Oksitosin dilarutkan dalam 500 ml kristaloid
dan diberikan dengan dosis awal 10 tetes per menit.
• Naikkan jumlah tetesan sebesar 10 tetes permenit
setiap 30 menit sampai tercapai kontraksi uterus yang
adekuat.
• Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi > 60 detik
atau lebih dari 4 kali kontraksi per 10 menit) hentikan
infus dan kurangi hiperstimulasi dengan pemberian:
• Terbutalin 250 mcg IV perlahan selama 5 menit
atau
• Salbutamol 5 mg dalam 500 ml cairan RL 10 tetes
permenit
Misoprostol
• Intravagina dosis 25µg pada
fornix posterior dan dapat
diulang pemberian setelah 6
jam bila kontraksi uterus
masih belum terdapat.
• Bila dengan dosis 2 x 25 µg
masih belum terdapat
kontraksi uterus, berikan
ulang dengan dosis 50µg.
• Dosis maks adalah 4 x 50 µg
( 200 µg )
Induksi Persalinan
49. Kala 1
• Gangguan His/ Power:
• Inersia uteri→ persalinan lama
• Kontraksi uterus hipertonik
• Inkoordinasi kontraksi uterus
• Gangguan Passage
• Disproprosi kepala-panggul
• Gangguan Passenger
• Malposisi, malpresentasi
• Disproporsi kepala-panggul
Kala 2
• Distosia bahu
• Kala II memanjang
Penyebab Persalinan Macet
50. Permasalahan di Kala 3 dan 4
Kala 3
• Retensio Plasenta
Kala 4
• Perdarahan Post
partum
• Atonia uteri (Tone)
• Robekan (Tissue)
• Jaringan (Tissue)
• Faktor koagulasi
(thrombin)
51.
52. Distosia ec. Kelainan Tenaga
His Normal: mulai dari fundus menjalar ke korpus, dominasi di fundus dan disertai
relaksasi yang merata
• Jenis Kelainan His
- Inersia Uteri (Kontraksi Uterus Hipotonik)
• His lemah, pendek, jarang → tidak adekuat untuk mebuka serviks dan mendorong janin
- His terlalu kuat (Kontraksi Uterus Hipertonik)
• His terlalu kuat dan terlalu efisien sehingga persalinan terlalu cepat
- Incoordinate uterine contraction
• Tidak ada koordinasi antara kotraksi bagian atas, tengah dan bawah; tidak ada dominasi fundus
• Faktor predisposisi
- Primigravida, terutama primi tua
- Kelainan letak janin/disporposi fetopelviks
- Peregangan rahim yang berlebihan: gemeli, hidramnion
53. Distosia Bahu
Keadaan dimana setelah kepala dilahirkan,
bahu anteriot tidak dapat lewat di bawah
simfisis pubis
• Kegagalan melahirkan bahu dengan
metode biasa
• Diagnosis:
– Kesulitan melahrikan wajah dan dagu
– “Turtle Sign”: kepala bayi melekat
erat di vulva atau bahkan tertarik
kembali
– Kegagalan paksi luar kepala bayi
– Kegagalan turunnya bahu
Turtle Sign
55. Tatalaksana Distosia Bahu
ALARM
• Ask for help
• Lift → manuver Mc. Robert
• The buttock
• The Legs
• Anterior Disimpaction of Shoulder
• Rotation the Posterior Shoulder →
Wood’s Manuver
• Manual remover of posterior arm
Mc. Robert
Manuver
56. Anterior
Disimpaction of
Shoulder
Suprapubic Pressure
(Massanti Maneuvre)
Rubin Maneuver
Adduction of anterior
shoulder by pressure
applied to the
posterior aspect of the
shoulder
Wood’s screw
manouvre
Can be done
simultaneously
with anterior
dissimpaction
Manual removal
of posteriorarm
57. Prolaps Tali Pusat/prolapse funikuli
• Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat
keluar dari uterus sebelum janin
• Diagnosis
• Pemeriksaan tali pusat dilakukan pada setiap
pemeriksaan dalam saat persalinan.
• Setelah ketuban pecah, lakukan lagi
pemeriksaan tali pusat bila ibu memiliki faktor
risiko seperti di tabel berikut. Bila ibu tidak
memiliki faktor risiko dan ketuban jernih,
pemeriksaan tali pusat tidak perlu dilakukan.
58. Faktor Resiko
• Multiparitas
• BBL kurang dari 2500 gram
• Prematuritas
• Anomali kongenital
• Presentasi sungsang
• Kelainan letak → letak lintang atau
oblik
• Anak kedua pada gemelli
• Polihidramnion
• Presentasi janin belum engaged
• Plasenta letak rendah atau
abnormal
Tipe Prolaps Funikuli
59. Prolaps Tali Pusat
1. Tali pusat menumbung (prolapse funiculi): tali pusat teraba keluar atau berada
di samping dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat
dapat prolapse ke vagina atau bahkan keluar vagina setelah ketuban pecah
2. Tali pusat terkemuka: tali pusat berada di samping bagian besar janin, dapat
teraba pada kanalis servikalis atau lebih rendah dari bagian bawah janin saat
ketuban masih intak
3. Occult prolapse: tali pusat terletak di samping kepala atau pelvis tapi tidak dalam
jangkauan jari saat pemeriksaan dalam vagina.
60. Tatalaksana Umum
• Tali Pusat Terkemuka
• Tekanan tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan posisi knee
chest atau Trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang menyediakan layanan SC.
• Tali pusat Menumbung
• Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut,
artinya janin telah mati dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika tali
pusat masih berdenyut:
• Berikan oksigen.
• Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang atau memindahkan tali pusat yang
tampak pada vagina secara manual.
• Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
• Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi pada tali
pusat
• Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saat proses transfer dengan
ambulans, posisi knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri.
63. Fetal Macrosomia
• Bayi baru lahir dengan BBL > 4000 gram
• Diagnosis
- Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi dilahirkan dan ditimbang
berat badannya. Namun demikian, dapat dilakukan perkiraan sebelum bayi
dilahirkan,untuk mengantisipasi risiko distosia bahu, fraktur klavikula, atau cedera
pleksus brakialis
- Anamnesis→ BB dan TB ibu, riwayat obstetric sebelumnya, riwayat DM pada ibu
- PF →leopold
dan pengukuran TFU
- PP→ USG
64. Faktor Resiko
Makrosomia
• Riwayat melahirkan bayi
besar (>4000 gram)
sebelumnya
• Orang tua bertubuh besar,
terutama obesitas pada ibu
• Multiparitas
• Kehamilan lewat waktu
• Usia ibu yang sudah tua
• Janin laki-laki
• Ras dan suku
Tatalaksana
• Umum
- Untuk persalinan, rujuk ibu ke fasilitas yang
dapat melakukan SC.
• Khusus
- Persalinan pervaginam dapat dicoba untuk
taksiran berat janin hingga 5000 gram pada ibu
tanpa diabetes
- SC dipertimbangkan untuk taksiran berat janin
>5000 gram pada ibu tanpa diabetes, dan
>4500 gram pada ibu dengan diabetes.
- SC menjadi indikasi bila taksiran berat janin
>4500 gram dan terjadi perpanjangan kala II
persalinan atau terhentinya penurunan janin di
kala II persalinan.
65. Hidramnion
• Jumlah cairan amnion berlebihan
• Predisposisi : riwayat keluarga, ibu DM
• Diagnosis
- Jumlah cairan amnion > 2000 ml.
- Temuan klinis:
• Ukuran uterus yang besar dan tegang
• Kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan
denyut jantung janin.
• Kesulitan bernapas pembengkakan tungkai, dan oliguria.
66. USG pada hidramnion
• Polihidramnion diidentifikasi
dengan AFI (amniotic fluid index)
lebih dari 24 cm atau volume
cairan amnion lebih dari 2000 mL
• Oligohydramnios diidentifikasi
dengan AFI kurang dari 5 cm
68. Kehamilan Gemelli
Dizygotic Twins
▪ Dichorionic – separate chorion (placenta)
▪ Diamniotic – separate amnion (amniotic sac)
Diagnosis
• Uterus lebih besar dari
kehamilan tunggal
• Aktifitas janin meningkat
• Berat badan ibu hamil cepat
bertambah
• Anemia hypocromik normositik
• USG: ditemui 2 atau lebih janin
69. Diskusi Kasus
Ny. Gulo, 28 tahun, G1P0A0 hamil 38 minggu datang ke IGD karena
sudah menjalani persalinan lama tetapi belum lahir juga. Keluarga
pasien mengatakan pasien sempat pergi ke dukun dan dipimpin
persalinan tetapi sudah 3 jam belum lahir.
a. Anamnesis tambahan
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
d. Diagnosis ( lengkap )
e. Tatalaksana dan Edukasi
70. Anamnesis tambahan
• Riwayat haid normal, HPHT 3 Agustus 2020
• ANC rutin
Pemeriksaan Fisik
• TTV : TD 120/80, HR 98x/menit, RR 20x/menit, T: 36,5C
• Pemeriksaan fisik luar :
- TFU : 36 cm
- DJJ : 140 x/menit, reguler
- His : 2x10”x10
• Palpasi :
- Leopold I : teraba bagian bulat lunak, TFU : 36 cm
- Leopold II : teraba bagian kecil di kiri dan teraba bagian tahanan di kanan
- Leopold III : teraba bagian keras melenting
- Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP (divergen), 0/5
• Pemeriksaan fisik dalam :
- V/V : tidak ada kelainan
- VT : Pembukaan 10 cm, ketuban (-), presentasi kepala, uuk di kanan depan, kepala di H IV
71. c. Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin dbn
• Urinalisis dbn
d. Diagnosis ( lengkap )
• Ny H, G1P0A0, usia 28 tahun, hamil 38 minggu
• Janin I hidup intrauterin
• Presentasi kepala, punggung kanan, sudah masuk PAP
• Impartu kala II memanjang
e. Tatalaksana dan Edukasi