SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
REGIONAL ECONOMY
REGIONAL ECONOMY AND ITS SIGNIFICANCE on THE DEVELOPMENT
OF CRUDE PALM OIL (CPO) INDUSTRY
Pengajar:
Sri Adiningsih, M.Sc, Ph.d
Ira Kristina L. Tobing
10/325335/pek/15945
AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2012
2
D A F T A R I S I
I. ISI
1. Pendahuluan ............................................................ 3
2. Hasil Temuan ............................................................ 5
II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 6
Daftar Pustaka ............................................................ 7
D A F T A R T A B E L
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia
Tahun 2005 – 2010
......................... 3
Tabel 2. Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Kelapa
Sawit Seluruh Indonesia Menurut Provinsi
Dan Keadaan Tanaman Tahun 2010
......................... 6
3
I. I S I
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang diberkati dengan tanah yang subur, curah hujan yang
berkecukupan dan lokasi geografis yang sesuai untuk budidaya berbagai tanaman
perkebunan. Dari beberapa tanaman perkebunan yang bisa dibudidayakan di Indonesia,
tanaman yang paling berkembang pesat adalah tanaman kelapa sawit. Perkembangan
indutri pengolahan kelapa sawit sudah membuka jutaan lapangan pekerjaan, terutama di
wilayah pedesaan. Pemberantaasan kemiskinan dan pembukaan wilayah-wilayah terpencil
di pulau terluar adalah keuntungan dari perkembangan indsutri pengolahan kelapa sawit
yang telah berkembang selama ini.
Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana regional economy
menjadi salah satu lingkungan yang mempengaruhi suatu dunia usaha maka contoh praktis
dapat diambil dari operasional suatu industri pengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi
penghasil minyak goreng.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan bangsa Indonesia yang
memberikan peran yang sangat signifikan dalam pembangunan perekonomian bangsa
Indonesia. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan
dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di negara‐negara
tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa
digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan
industri sabun. Pengolahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai industri hilir
walaupun masih sangat terbatas (Kementerian Perindustrian, 2011). Industri yang telah
berkembang diantaranya adalah industri hulu yang mengolah CPO menjadi olein, stearin
dan PFAD.
Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah
segar dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan
besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa
sawit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi
4
7,82 juta ha pada tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat
dari 11,86 juta ton CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010.
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010
PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah
2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817 4.500.769 1.449.254 5.911.592 11.861.615
2006 2.459.572 687.428 3.357.914 6.594.914 5.783.088 2.313.729 9.254.031 17.350.848
2007 2.752.172 606.248 3.408.416 6.766.836 6.358.389 2.117.035 9.189.301 17.664.725
2008 2.881.898 602.963 3.878.986 7.363.847 6.923.042 1.938.134 8.678.612 17.538.788
2009*) 3.013.973 608.580 3.885.470 7.508.023 7.247.979 1.961.813 9.431.089 18.640.881
2010 **) 3.314.663 616.575 3.898.385 7.824.623 7.774.036 2.089.908 9.980.957 19.844.901
Luas Areal (Ha)
Tahun
Produksi (Ton)
Sumber: Ditjenbun, Kementrian Pertanian
Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya.
Kondisi kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat
produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat
mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit
Indonesia yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan
perkebunan Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi
CPO Indonesia tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005
menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009.
Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat
meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar
10% adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak
memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada
perkebunan besar swasta dan perkebunan negara.
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut,
didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm
Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty
Acid, Palm Kernel, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil
(RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin
(RPS) dan Palm Kernel Pellet serta Palm Kernel Shell Charcoal. Beberapa produk dan
teknologi industri hilir kelapa sawit adalah refinery, asam lemak (fatty acid), fatty alkohol,
biodiesel, minyak goreng, margarin, mayonaise, cocoa butter substutute, surfaktan, sabun
dan pembangkit listrik .
5
Indonesia menghasilkan sekitar 21.5 juta ton CPO di tahun 2009. Dari jumlah itu, ada
sekitar 15.5 juta ton diekspor dan selebihnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri.
Dari seluruh penghasil CPO, perusahaan swasta menghasilkan kurang lebih 52%,
sementara petani usaha kecil dan BUMN menghasilkan kurang lebih 36% dan 12%.
Indonesia sekarang menjadi eksportir CPO terbesar di di dunia, mengahalahkan Malaysia
semenjak 2008. Pada tahun 2009, share Indonesia dari pasar ekspor dunia mencapai 54%
dan Malaysia hanya sekitar 45%. Dengan alasan industri pengoolahan CPO merupakan
industri yang strategis bagi perekonomian Indonesia dan banyak menguasai hajat hidup
orang banyak terutama di daerah – daerah penghasil kelapa sawit dan pengolah CPO.
Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang
dilakukan sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan
menggunakan data sekunder.
2. Hasil/Temuan
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia tersebar di 22 provinsi di Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua dengan total mencapai 76% dari seluruh luas
perkebunan. Provinsi Riau memiliki luas kebun terluas diikuti oleh Sumatera Utara.
Luas total perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2010 seluas 8 430 026 ha, yang
tersebar di 23 provinsi. Provinsi yang terluas pertanaman kelapa sawitnya adalah Riau
dengan luasan sekitar 6 juta ha dan terluas kedua adalah Sumatera Utara dengan luasan
sekitar 3 juta ha. Dari luasan tersebut dihasilkan sekitar 19.7 juta ton CPO. Secara rinci
sebaran luasan dan produksi minyak sawit di Indonesia disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
6
Tabel 2. Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Seluruh Indonesia Menurut
Provinsi Dan Keadaan Tanaman Tahun 2010
Provinsi Luas Areal (ha) Produksi (Ton)
Nanggroe Acah Darussalam 319 167 493 826
Sumatera Utara 1 057 769 3 230 488
Sumatera Barat 347 800 852 042
Riau 1 949 061 6 064 391
Kepulauan Riau 2 664 191
Jambi 494 078 1 293 173
Sumatera Selatan 789 065 2 082 196
Kep. Bangka Belitung 143 909 493 699
Bengkulu 226 754 615 624
Lampung 154 766 373 001
DKI Jakarta - -
Jawa Barat 12 301 25 570
Banten 15 370 25 249
Jawa Tengah - -
DI Yogyakarta - -
Jawa Timur - -
Bali - -
NTB - -
NTT - -
Kalimantan Barat 621 986 881 768
Kalimantan Tengah 1 143 114 1 717 494
Kalimantan Selatan 324 096 434 135
Kalimantan Timur 554 716 566 687
Sulawesi Utara - -
Gorontalo - -
Sulawesi Tengah 66 575 158 202
Sulawesi Selatan 17 500 31 637
Sulawesi Barat 108 083 321 671
Sulawesi Tenggara 23 335 -
Maluku - -
Maluku Utara - -
Papua 26 376 34 283
Papua Barat 31 543 64 684
Total 8 430 026 19 760 011
Sumber : Buku Statistik Perkebunan Tahun 2009-2011, Direktorat Jenderal Perkebunan
Keterangan : -) Data tidak tersedia
Pulau Sumatera merupakan wilayah yang memiliki perkebunan sawit terluas dibanding
pulau–pulau lainnya di Indonesia. Dari total luas perkebunan kelapa sawit Indonesia
sekitar 8.4 juta ha, sekitar 65 % atau sekitar 5.48 juta ha terdapat di Sumatera. Luasan
yang cukup besar berikutnya adalah Kalimantan dengan pangsa sekitar 31 % atau sekitar
2.6 juta ha. Demikian pula produksi CPO, terbesar dihasilkan di Pulau Sumatera sekitar
7
76% dan kalimantan sekitar 14 %. Dengan demikian bahan baku industri hilir pengolahan
kelapa sawit terkonsentrasi di Pulau Sumatera.
II. KESIMPULAN DAN SARAN
Meskipun hanya menyumbang sekitar 14 persen PDB, pertanian menyediakan lapangan
kerja bagi lebih dari 41 persen penduduk Indonesia dan menjadi mata pencarian sekitar
dua pertiga rumah tangga pedesaan.
Industri kelapa sawit merupakan kontributor yang signifikan bagi pendapatan
masyarakat pedesaan di Indonesia. Pada 2008, lebih dari 41 persen perkebunan kelapa
sawit dimiliki oleh petani kecil, menghasilkan 6,6 juta ton minyak sawit.
Dengan lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan—dan lebih
dari 20 persen di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan, industri pengolahan minyak
kelapa sawit meberikan cara pengentasan kemiskinan yang sangat bisa diandalkan. Tapi
masih harus diingat adalah pembukaan hutan yang diklakukan untuk pembukaan ladang
perkebunan kelapa sawit, pembatasan konversi hutan untuk kelapa sawit juga menutup
peluang peningkatan standar hidup dan manfaat ekonomi yang cukup prospektif bagi
warga pedesaan, membenamkan mereka ke standar kehidupan yang kian rendah.
Oleh sebab itu sangat disarankan
8
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit
(Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta
Kementerian Perdagangan. “Indonesia Business Guide: Invest, Live and Grow. Succesfully
in Indonesia.”Laporan Kegiatan , 2010.
Kementerian Perindustrian, Biro Perencanaan. “Analisis Peluang Kerjasama Investasi
Industri Hilir: Kelapa Sawit, Karet dan Kakao”Laporan Kegiatan BiroPerencanaan ,
2011 .

More Related Content

Similar to Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing

Similar to Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing (20)

International political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobingInternational political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobing
 
Demographical environment~ira kristina l. tobing
Demographical environment~ira kristina l. tobingDemographical environment~ira kristina l. tobing
Demographical environment~ira kristina l. tobing
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobing
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
 
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
2. Profile Industri Oleokimia 2014.pdf
 
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobingNatural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Industri pengolahannatadecoco
Industri pengolahannatadecocoIndustri pengolahannatadecoco
Industri pengolahannatadecoco
 
Bab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 tonBab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 ton
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
PT. Puri Hijau Lestari
PT. Puri Hijau LestariPT. Puri Hijau Lestari
PT. Puri Hijau Lestari
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
T 3 mengenal-kilang-risdi
T 3 mengenal-kilang-risdiT 3 mengenal-kilang-risdi
T 3 mengenal-kilang-risdi
 
presentasi makin.ppt
presentasi makin.pptpresentasi makin.ppt
presentasi makin.ppt
 
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.pptPRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
 
Komoditas Kelapa di indonesia
Komoditas Kelapa di indonesiaKomoditas Kelapa di indonesia
Komoditas Kelapa di indonesia
 
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
SOP CENDAWAN VOLVARIELLA
 
Paper penkom
Paper penkomPaper penkom
Paper penkom
 
ISI LAPORAN
ISI LAPORANISI LAPORAN
ISI LAPORAN
 
PTPS-PB
PTPS-PBPTPS-PB
PTPS-PB
 

More from Ira Kristina Lumban Tobing

More from Ira Kristina Lumban Tobing (20)

Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
Introduction to the Psychology of International Cooperation Seventeen motivat...
 
State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019State of commodity dependance 2019
State of commodity dependance 2019
 
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competitionUNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
UNCTAD ¬ cocoa study industry structures and competition
 
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThisCocoa ¬   a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
Cocoa ¬ a guide to trade practices of ITC. #NeedToSaveThis
 
CHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHINGCHOCOLATE GREENWASHING
CHOCOLATE GREENWASHING
 
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
Study on the costs, advantages and disadvantages of cocoa certification commi...
 
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
A Guide to traceAbility A Practical Approach to Advance Sustainability in Glo...
 
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
IDENTIFICATION OF KEY SUCCESS FACTORS OF STRATEGIES IN ENTERING THE INDIAN MA...
 
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
Analysis of Cocoa Beans Processing And Quality in Post Harvest in South East ...
 
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTASTRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
 
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...Marketing Management Course Assignment ~  LG Electronic Global Strategy in Em...
Marketing Management Course Assignment ~ LG Electronic Global Strategy in Em...
 
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDASMarketing Management Course Assignment ~  Brand In the Hand  ADIDAS
Marketing Management Course Assignment ~ Brand In the Hand ADIDAS
 
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a BrandMarketing Management Course Assignment ~  Dove Evolution of a Brand
Marketing Management Course Assignment ~ Dove Evolution of a Brand
 
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment  ~  Moods of NorwayMarketing Management Course Assignment  ~  Moods of Norway
Marketing Management Course Assignment ~ Moods of Norway
 
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan aMarketing management course assignment   ~Marcks and Spencer plan a
Marketing management course assignment ~Marcks and Spencer plan a
 
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment   ~STARBUCKSMarketing Management Course Assignment   ~STARBUCKS
Marketing Management Course Assignment ~STARBUCKS
 
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in IndiaMarketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
Marketing Management Course Paper Assignment ~LV in India
 
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobingInformation technology environment ~ ira kristina l. tobing
Information technology environment ~ ira kristina l. tobing
 
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobingFiscal policy ~ ira kristina l. tobing
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
 
Domestic political environment ~ ira kristina tobing
Domestic political environment ~ ira kristina tobingDomestic political environment ~ ira kristina tobing
Domestic political environment ~ ira kristina tobing
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing

  • 1. 1 REGIONAL ECONOMY REGIONAL ECONOMY AND ITS SIGNIFICANCE on THE DEVELOPMENT OF CRUDE PALM OIL (CPO) INDUSTRY Pengajar: Sri Adiningsih, M.Sc, Ph.d Ira Kristina L. Tobing 10/325335/pek/15945 AKHIR PEKAN ANGKATAN 20 C PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA JAKARTA 2012
  • 2. 2 D A F T A R I S I I. ISI 1. Pendahuluan ............................................................ 3 2. Hasil Temuan ............................................................ 5 II. Kesimpulan dan Saran ............................................................ 6 Daftar Pustaka ............................................................ 7 D A F T A R T A B E L Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010 ......................... 3 Tabel 2. Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Seluruh Indonesia Menurut Provinsi Dan Keadaan Tanaman Tahun 2010 ......................... 6
  • 3. 3 I. I S I 1. Pendahuluan Indonesia adalah negara yang diberkati dengan tanah yang subur, curah hujan yang berkecukupan dan lokasi geografis yang sesuai untuk budidaya berbagai tanaman perkebunan. Dari beberapa tanaman perkebunan yang bisa dibudidayakan di Indonesia, tanaman yang paling berkembang pesat adalah tanaman kelapa sawit. Perkembangan indutri pengolahan kelapa sawit sudah membuka jutaan lapangan pekerjaan, terutama di wilayah pedesaan. Pemberantaasan kemiskinan dan pembukaan wilayah-wilayah terpencil di pulau terluar adalah keuntungan dari perkembangan indsutri pengolahan kelapa sawit yang telah berkembang selama ini. Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana regional economy menjadi salah satu lingkungan yang mempengaruhi suatu dunia usaha maka contoh praktis dapat diambil dari operasional suatu industri pengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi penghasil minyak goreng. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan bangsa Indonesia yang memberikan peran yang sangat signifikan dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Indonesia diharapkan akan menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di negara‐negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan industri sabun. Pengolahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai industri hilir walaupun masih sangat terbatas (Kementerian Perindustrian, 2011). Industri yang telah berkembang diantaranya adalah industri hulu yang mengolah CPO menjadi olein, stearin dan PFAD. Untuk komoditas kelapa sawit, produsen hulu baik yang menghasilkan tandan buah segar dan CPO dihasilkan oleh perkebunan baik perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Luas areal perkebunan kelapa sawit selama 5 tahun terakhir terus meningkat dari 5,45 juta ha pada tahun 2005 menjadi
  • 4. 4 7,82 juta ha pada tahun 2010. Demikian pula dengan produksinya yang terus meningkat dari 11,86 juta ton CPO pada tahun 2005 menjadi 19,84 juta ton CPO pada tahun 2010. Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Sawit Indonesia Tahun 2005 – 2010 PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah 2005 2.356.895 529.854 2.567.068 5.453.817 4.500.769 1.449.254 5.911.592 11.861.615 2006 2.459.572 687.428 3.357.914 6.594.914 5.783.088 2.313.729 9.254.031 17.350.848 2007 2.752.172 606.248 3.408.416 6.766.836 6.358.389 2.117.035 9.189.301 17.664.725 2008 2.881.898 602.963 3.878.986 7.363.847 6.923.042 1.938.134 8.678.612 17.538.788 2009*) 3.013.973 608.580 3.885.470 7.508.023 7.247.979 1.961.813 9.431.089 18.640.881 2010 **) 3.314.663 616.575 3.898.385 7.824.623 7.774.036 2.089.908 9.980.957 19.844.901 Luas Areal (Ha) Tahun Produksi (Ton) Sumber: Ditjenbun, Kementrian Pertanian Perkebunan sawit rakyat terdiri atas perkebunan plasma dan perkebunan swadaya. Kondisi kebun sawit rakyat pada umumnya belum dikelola dengan baik sehingga tingkat produktivitasnya masih rendah. Pada tahun 2010, luas areal perkebunan sawit rakyat mencapat 3,3 juta ha. Perkebunan swasta mendomasi luas areal perkebunan sawit Indonesia yaitu mencapai sekitar 49%, sementara perkebunan rakyat mencapai 41% dan perkebunan Negara hanya 10 persen. Sementara itu selama tahun 2005-2009, produksi CPO Indonesia tumbuh sebesar 14,5% per tahun, dari 11,9 juta tons pada tahun 2005 menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009. Seperti terlihat dari pangsa luas dan produksi kelapa sawit nasional, perkebunan rakyat meliputi sekitar 41%, perkebunan besar swasta nasional sekitar 49%, dan sisanya sekitar 10% adalah perkebunan rakyat. Namun demikian umumnya perkebunan rakyat tidak memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sehingga penguasaan CPO ada pada perkebunan besar swasta dan perkebunan negara. Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti Crude Palm Oil (CPO), Crude Palm Stearin, RBD Palm Oil, RBD Olein, RBD Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Fatty Acid, Palm Kernel, Palm Kernel Expeller (PKE), Palm Cooking Oil, Refined Palm Oil (RPO), Refined Bleached Deodorised Olein (ROL), Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS) dan Palm Kernel Pellet serta Palm Kernel Shell Charcoal. Beberapa produk dan teknologi industri hilir kelapa sawit adalah refinery, asam lemak (fatty acid), fatty alkohol, biodiesel, minyak goreng, margarin, mayonaise, cocoa butter substutute, surfaktan, sabun dan pembangkit listrik .
  • 5. 5 Indonesia menghasilkan sekitar 21.5 juta ton CPO di tahun 2009. Dari jumlah itu, ada sekitar 15.5 juta ton diekspor dan selebihnya digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Dari seluruh penghasil CPO, perusahaan swasta menghasilkan kurang lebih 52%, sementara petani usaha kecil dan BUMN menghasilkan kurang lebih 36% dan 12%. Indonesia sekarang menjadi eksportir CPO terbesar di di dunia, mengahalahkan Malaysia semenjak 2008. Pada tahun 2009, share Indonesia dari pasar ekspor dunia mencapai 54% dan Malaysia hanya sekitar 45%. Dengan alasan industri pengoolahan CPO merupakan industri yang strategis bagi perekonomian Indonesia dan banyak menguasai hajat hidup orang banyak terutama di daerah – daerah penghasil kelapa sawit dan pengolah CPO. Dikarenakan sempitnya waktu untuk penulisan paper ini, maka penelitian yang dilakukan sebagai dasar untuk penulisan adalah dengan pengamatan empiris dengan menggunakan data sekunder. 2. Hasil/Temuan Perkebunan kelapa sawit di Indonesia tersebar di 22 provinsi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua dengan total mencapai 76% dari seluruh luas perkebunan. Provinsi Riau memiliki luas kebun terluas diikuti oleh Sumatera Utara. Luas total perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2010 seluas 8 430 026 ha, yang tersebar di 23 provinsi. Provinsi yang terluas pertanaman kelapa sawitnya adalah Riau dengan luasan sekitar 6 juta ha dan terluas kedua adalah Sumatera Utara dengan luasan sekitar 3 juta ha. Dari luasan tersebut dihasilkan sekitar 19.7 juta ton CPO. Secara rinci sebaran luasan dan produksi minyak sawit di Indonesia disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
  • 6. 6 Tabel 2. Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit Seluruh Indonesia Menurut Provinsi Dan Keadaan Tanaman Tahun 2010 Provinsi Luas Areal (ha) Produksi (Ton) Nanggroe Acah Darussalam 319 167 493 826 Sumatera Utara 1 057 769 3 230 488 Sumatera Barat 347 800 852 042 Riau 1 949 061 6 064 391 Kepulauan Riau 2 664 191 Jambi 494 078 1 293 173 Sumatera Selatan 789 065 2 082 196 Kep. Bangka Belitung 143 909 493 699 Bengkulu 226 754 615 624 Lampung 154 766 373 001 DKI Jakarta - - Jawa Barat 12 301 25 570 Banten 15 370 25 249 Jawa Tengah - - DI Yogyakarta - - Jawa Timur - - Bali - - NTB - - NTT - - Kalimantan Barat 621 986 881 768 Kalimantan Tengah 1 143 114 1 717 494 Kalimantan Selatan 324 096 434 135 Kalimantan Timur 554 716 566 687 Sulawesi Utara - - Gorontalo - - Sulawesi Tengah 66 575 158 202 Sulawesi Selatan 17 500 31 637 Sulawesi Barat 108 083 321 671 Sulawesi Tenggara 23 335 - Maluku - - Maluku Utara - - Papua 26 376 34 283 Papua Barat 31 543 64 684 Total 8 430 026 19 760 011 Sumber : Buku Statistik Perkebunan Tahun 2009-2011, Direktorat Jenderal Perkebunan Keterangan : -) Data tidak tersedia Pulau Sumatera merupakan wilayah yang memiliki perkebunan sawit terluas dibanding pulau–pulau lainnya di Indonesia. Dari total luas perkebunan kelapa sawit Indonesia sekitar 8.4 juta ha, sekitar 65 % atau sekitar 5.48 juta ha terdapat di Sumatera. Luasan yang cukup besar berikutnya adalah Kalimantan dengan pangsa sekitar 31 % atau sekitar 2.6 juta ha. Demikian pula produksi CPO, terbesar dihasilkan di Pulau Sumatera sekitar
  • 7. 7 76% dan kalimantan sekitar 14 %. Dengan demikian bahan baku industri hilir pengolahan kelapa sawit terkonsentrasi di Pulau Sumatera. II. KESIMPULAN DAN SARAN Meskipun hanya menyumbang sekitar 14 persen PDB, pertanian menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 41 persen penduduk Indonesia dan menjadi mata pencarian sekitar dua pertiga rumah tangga pedesaan. Industri kelapa sawit merupakan kontributor yang signifikan bagi pendapatan masyarakat pedesaan di Indonesia. Pada 2008, lebih dari 41 persen perkebunan kelapa sawit dimiliki oleh petani kecil, menghasilkan 6,6 juta ton minyak sawit. Dengan lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan—dan lebih dari 20 persen di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan, industri pengolahan minyak kelapa sawit meberikan cara pengentasan kemiskinan yang sangat bisa diandalkan. Tapi masih harus diingat adalah pembukaan hutan yang diklakukan untuk pembukaan ladang perkebunan kelapa sawit, pembatasan konversi hutan untuk kelapa sawit juga menutup peluang peningkatan standar hidup dan manfaat ekonomi yang cukup prospektif bagi warga pedesaan, membenamkan mereka ke standar kehidupan yang kian rendah. Oleh sebab itu sangat disarankan
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Perkebunan. (1991-1998). Statistik Perkebunan Indonesia, Kelapa Sawit (Indonesia Estate Crop Statistics, Oil Palm), Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta Kementerian Perdagangan. “Indonesia Business Guide: Invest, Live and Grow. Succesfully in Indonesia.”Laporan Kegiatan , 2010. Kementerian Perindustrian, Biro Perencanaan. “Analisis Peluang Kerjasama Investasi Industri Hilir: Kelapa Sawit, Karet dan Kakao”Laporan Kegiatan BiroPerencanaan , 2011 .