Wacana penundaan Pemilu dan masa jabatan Presiden 3 periode, ramai menghiasi diskursus publik sejak 23 Februari hingga 7 Maret. Minat pembahasan sempat turun sejak 8 Maret dan kembali naik signifikan pada 12 Maret.
Klaim Luhut bahwa ada ratusan juta netizen yang dukung penundaan Pemilu sontak menjadi headline di berbagai media online dan menjadi perbincangan publik pada 12 Maret. Umumnya netizen mempertanyakan kesahihan klaim Luhut tersebut.
Sebelumnya, publik juga sempat ramai kritisi respons Presiden Jokowi yang dinilai berbeda pada wacana perpanjangan masa jabatan. Pada 2019 sebut wacana masa jabatan presiden 3 periode tampar mukanya, belakangan Presiden sebut wacana perpanjangan masa jabatan sebagai bagian dari demokrasi.
Media online terlihat lebih banyak angkat suara penolakan perpanjangan masa jabatan Presiden maupun masa jabatan presiden 3 periode. Argumentasi penolakan utamanya karena langgar konstitusi, cederai demokrasi, khianati semangat reformasi, dan buka peluang masa jabatan Presiden tak terbatas.
Adapun argumentasi yang diangkat pendukung perpanjangan masa jabatan presiden maupun masa jabatan 3 periode adalah karena Covid19, perbaikan kondisi ekonomi, puas atas kinerja Jokowi.
Netizen terlihat kompak menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Selain mengamplifikasi pemberitaan dan pernyataan para tokoh yang menolak penundaan pemilu hingga 2027, netizen juga mengkritisi berbagai dukungan pada atas wacana perpanjangan masa jabatan Presiden.