3. Antropometrik adalah segala yang dapat diukur
misalnya dalam hal ini penentuan status gizi
seseorang dengan menggunakan parameter
usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
panggul, dan tebal lemak dibawah kulit
Adapun jenis penilaian status gizi cara
antropometrik yakni :
4. 1. IMT (Indeks Massa Tubuh) (kg/m2)
Penilaian status gizi dengan menggunakan berat badan
(kg) dan tinggi badan (m)
Alat yang digunakan
BB : Spring balance scale
Platform balance scale
Dacin (bayi)
TB : Microtoice
Meteran
Infantometer (Bayi)
BBI = (TB-100) x 10% (TB-100)
6. Lingkar Lengan Atas (cm)
Yakni mengukur bagian tengah antara acromion dan olecranon
Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik
Syarat pengukuran LLA
1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri)
2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup pakaian
3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah
dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
7. Cara pengukuran LLA
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon
3. Tentukan titik tengan lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
8. Rumus LLA
Laki-laki 29,5 cm
Prempuan 28,5 cm
INTERPRETASI
Baik > 85%
Kurang 75, 1% – 85%
Buruk < 75%
9. Ө Lengan =
Ө Otot = Ө Lengan – TLK
O Otot = Ө otot x 3,14
10.
11. A. LLA menurut umur pada Anak
Alat yang digunakan yakni insertion tape dari
fiberglass atau kertas berlapis plastik
12. Syarat pengukuran LLA
1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak
aktif (biasanya kiri)
2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas,
tidak tertutup pakaian
3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau
kencang
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti
tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata
13. Cara pengukuran LLA
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan
olecranon
3. Tentukan titik tengan lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu
longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
14. Penilaian Status Gizi Menggunakan
pita shakir
Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir
1. Merah : 7,5 – 12,5 cm : Gizi Buruk
2. Kuning : 12,6 – 13, 5 cm : Gizi Kurang
3. Hijau : 13,5 – 17,5 cm : Gizi Baik
4. Putih : > 17,5 cm : Overweight
15. Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA untuk
umur
%SG = LLA ukur/LLA standar x 80%
LLA standar = LLA baku
INTERPRETASI
Baik > 85%
Kurang 70, 1% – 85%
Buruk < 70%
16. B. LLA untuk tinggi badan pada Anak
• Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA
untuk TB
• %SG = LLA ukur/LLA standar x 85% (LLA untuk
TB)
• LLA standar = LLA baku (85%)
INTERPRETASI
Baik > 85%
Kurang 70, 1% – 85%
Buruk < 70%
17. Menggunakan Quac Stick
Digunakan untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak
dengan menggunakan Quac Stick
Cara Pembacaan :
1. Ukur TB
2. Ukur LLA
3. Hubungkan TB pada sisi kiri dengan LLA pada sisi kanan
Interpretasi
1. Garis mendatar = Gizi BAIK
2. Garis Menurun = Gizi KURANG
3. Garis Naik = Gizi Lebih
18.
19. Rumus yang digunakan
Laki-laki : BEE = 66 + (13,7 X BB) + (5 X TB) + (6,8 X U)
Perempuan BEE = 655 + (9,6 X BB) + (1,7 X TB) + (4,7 X U)
Activity Factor (AF)
1,2 pt bedrest
1,3 ambulatory pt
1,5 – 1,75 normal pt
2,0 extremely active
Injury Factor
1,2 minor surgery
1,35 skeletal trauma
1,44 elective surgery
1,6 – 1,9 major septic
1,88 trauma + steroid
2,1 – 2,5 hard injury burn
TDE = BEE x AF x IF
20.
21. • Bentuk makanan yang diberikan pada orang
normal
• Makanan biasa sama dengan makanan sehari-
hari yang beraneka ragam, bervariasi bentuk,
tekstur dan aroma yang normal
• Makanan biasa terdiri atas golongan makanan
pokok, golongan lauk pauk. golongan sayuran,
dan golongan buah
22. Syarat diet makanan biasa
1. Energi sesuai dengan kebutuhan normal
orang dewasa dalam keadaan istirahat
2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
5. Cukup mineral, vitamin dan kaya serat
6. Makanan tidak merangsang saluran cerna
23. Indikasi
• Makanan biasa diberikan kepada pasien yang
tidak memerlukan diet khusus berhubungan
dengan penyakitnya
• Makanan yang dianjurkan sebaiknya yang mudah
dicerna dan tidak merangsang saluran cerna
• Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
makanan biasa adalah makanan yang berlemak
tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan
minuman mengandung alkohol.
24. Makanan Lunak (Soft Diet)
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur mudah
dikunyah, ditelan dan dicerna dibandingkan makanan biasa
Makanan lunak merupakan perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa
Syarat diet makanan lunak
1. Energi, protein, dan zat gizi lain cukup
2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak sesuai
dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien
3. Makanan diberikan dalam porsi sedang yaitu 3 kali makan lengkap
dan 2 kali selingan
4. Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung
bumbu yang tajam
25. Indikasi
1. Pasien sesudah operasi tertentu
2. Pasien dengan penyakit infeksi dengan
kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi
3. Pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan
4. Sebagai perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa
26. Makanan yang boleh diberikan
1. Sumber HA : Beras ditim, dibubur, kentang rebus, makaroni, soun,
mi, misoa direbus, roti, bsikuit, tepung sagu, tapioka, maizena,
hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula, dan madu
2. Sumber protein hewani : daging ikan, ayam, tidak berlemak, direbus,
dikukus, ditim, telur rebus, diceplok air, diorak-arik, direbus,
milkshake, yoghurt, dan keju
3. Sumber protein nabati : Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis,
dipanggang, kacang hijau direbus, susu kedelai.
4. Sayuran : Sayuran tidak banyak serat dan dimasak misalinya sayur
bayam, kacang panjang muda, labu siam, labu kuning, tomat, dan
wortel
5. Buah- buahan : Buah segar dihaluskan atau dipure tanpa kulit
seperti pisang matang, pepaya, jeruk manis, dan jus buah.
27. Makanan yang tidak diperbolehkan
• Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi, talas
• Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat
banyak, ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti
bandeng, mujair, mas, dan selar
• Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang-
kacangan digoreng, kacang merah
• sayuran : sayuran banyak serst seperti melinjo, nagkan
muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol,
sawi, lobak
• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan
gas seperti nenas, nagka masak, dan durian serta buah
lain dalam keadaan utuh kecuali pisang, buah kering.
28. Makanan Saring (Semi Liquid Diet)
Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus
daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah dicerna dan ditelan.
Makanan saring merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak
Syarat
1. Hanyak diberikan dalam jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang
memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin
2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak membentuk gas dalam salauran cerna, tidak
merangsang saluran cerna diberikan dalam bentuk disaring atau diblender
3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering yakni 6-8 kali sehari
29.
30. Indikasi makanan saring
• Pasien sesudah mengalami operasi tertentu
• Pasien infeksi akut termasuk infeksi saluran
cerna (misal : thypus abdominalis atau
gastroenteritis)
• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan
• Sebagai perpindahan dari makanan cair kental
ke makanan lunak
31. Makanan yang boleh diberikan
• sumber HA : beras dibubur saring atau dihaluskan
(diblender), roti dipanggang atau dibubur, krakers, tepung
beras, maizena, sagu, hunkwe, havermout dibubur atau
dibuat puding, gula pasir, gula merah, gula aren, sirop
• sumber protein hewani : daging ayam dan ikan tanpa duri
digiling dihaluskan, telur ayam rebus ½ masak
• sumber protein nabati : tempe dan tahu digiling, kacang
hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai
• Sayuran : sayuran rendah serat dan disaring seperti
bayam,tomat,wortel,labu siam dan labu kuning
• Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat disaring atau
dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya, semangka,
melon, pisang
32. Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi,
talas,singkong
• Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat
banyak, ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti
bandeng, mujair, mas, dan selar, daging asap, dendeng
daging,daging ayam digoreng.
• Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang-kacangan
digoreng
• sayuran : sayuran banyak serat seperti melinjo, nangka
muda, daun katuk, daun melinjo, sayuran yang
menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak
• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas
seperti nenas, nagka masak, durian, dan kedondong
33. Makanan Cair (Full Liquid Diet)
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai
konsistensi cair hingga kental
makanan dapat diberikan secara oral maupun
parenteral
Menurut konsistensinya terdiri atas 3 jenis yaitu
1. Cair jernih
2. Cair Penuh
3. Cair Kental
34.
35. Cair jernih
Syarat diet makanan
1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair jernih
yang tembus pandang
2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat
3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah
diresap
4. Sangat rendah sisa (residu)
5. Diberikan dalam porsi kecil interval sering
36. Indikasi makanan cair jernih
• Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu
• Pasien yang intakenya tidak adekuat (mis :
mual dan muntah)
• Pasien pasca perdarahan saluran cerna
37. Makanan yang boleh diberikan
1. Teh, sari buah, air gula, kaldu jernih serta
cairan yang mengandung maldoekstrin
2. Makanan ditambah dengan suplemen energi
tinggi dan rendah sisa
38. Cair penuh
• Syarat diet makanan
• 1. Tidak merangsang saluran cerna
• 2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi
kebutuhan protein dan energi
• 3. Kandungan energi minimal 1kkal/ml. Konsentrasi cairan
dapat diberikan secara bertahap sampai 1/2, ¼ sampai
penuh
• 4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula
rendah atau bebas laktosa
• 5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat
diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks dan
vitamin C
• 6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml
39. • Indikasi pemberian makanan cair penuh
• Pasien yang mempunyai masalah untuk
mengunyah, menelan atau mencernakan
makanan misalnya operasi mulut atau
tenggorokan, dan atau pada pasien dengan
kesadaran menurun.
40. Makanan yang boleh diberikan
• Makanan dapat diberikan melalui oral, pipa
atau enteral (NGT) secara bolus atau drip
(tetes)
• Makanan cair dengan susu penuh/skim : Susu
penuh, maizena, telur ayam, margarin,
minyak, gula, sari buah
• Makanan diblender : nasi tim, telur ayam,
daging giling, ikan, tahu, tempe, wortel, labu
kuning, sari buah
41. Cair kental
• Syarat diet makanan
• Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran
cerna
• Cukup energi dan protein
• Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak
• porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)
42. Indikasi pemberian makanan cair
kental
• Pasien yang tidak mampu mengunyah,
menelan serta untuk mencegah aspirasi
(cairan masuk ke saluran napas) seperti pada
penyakit ulkus peptikum, atau gangguan
struktural atau motorik pada rongga mulut.
43. Makanan yang boleh diberikan
• Sumber HA : kentang rebus, gelatin tapioka
dibuat puding
• Sumber protein hewani : susu, es krim,
yoghurt, telur ayam, tahu giling
• sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan
dengan gelatin
• Buah-buahan : buah dijus, jeli dan pure