SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Antropometrik adalah segala yang dapat diukur
misalnya dalam hal ini penentuan status gizi
seseorang dengan menggunakan parameter
usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
panggul, dan tebal lemak dibawah kulit
Adapun jenis penilaian status gizi cara
antropometrik yakni :
1. IMT (Indeks Massa Tubuh) (kg/m2)
Penilaian status gizi dengan menggunakan berat badan
(kg) dan tinggi badan (m)
Alat yang digunakan
BB : Spring balance scale
Platform balance scale
Dacin (bayi)
TB : Microtoice
Meteran
Infantometer (Bayi)
BBI = (TB-100) x 10% (TB-100)
Status
IMT (
kg/m2 )
Resiko
Komorbiditas
Underweight < 18,5 Rendah
Normal 18,5 – 22,9 Normal
Overweight 23 – 24, 9 Meningkat
Obes 1 25 – 29,9 Moderate
Obes 2 > 30 Berat
Lingkar Lengan Atas (cm)
Yakni mengukur bagian tengah antara acromion dan olecranon
Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik
Syarat pengukuran LLA
1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri)
2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup pakaian
3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah
dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
Cara pengukuran LLA
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon
3. Tentukan titik tengan lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
Rumus LLA
Laki-laki 29,5 cm
Prempuan 28,5 cm
INTERPRETASI
Baik > 85%
Kurang 75, 1% – 85%
Buruk < 75%
Ө Lengan =
Ө Otot = Ө Lengan – TLK
O Otot = Ө otot x 3,14
A. LLA menurut umur pada Anak
Alat yang digunakan yakni insertion tape dari
fiberglass atau kertas berlapis plastik
Syarat pengukuran LLA
1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak
aktif (biasanya kiri)
2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas,
tidak tertutup pakaian
3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau
kencang
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti
tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata
Cara pengukuran LLA
1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon
2. Letakkan pengukur antara acromion dan
olecranon
3. Tentukan titik tengan lengan
4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi
cukup terukur lingkar lengan
5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu
longgar
6. Cara pembacaan skala yang benar
Penilaian Status Gizi Menggunakan
pita shakir
Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir
1. Merah : 7,5 – 12,5 cm : Gizi Buruk
2. Kuning : 12,6 – 13, 5 cm : Gizi Kurang
3. Hijau : 13,5 – 17,5 cm : Gizi Baik
4. Putih : > 17,5 cm : Overweight
Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA untuk
umur
%SG = LLA ukur/LLA standar x 80%
LLA standar = LLA baku
INTERPRETASI
Baik > 85%
Kurang 70, 1% – 85%
Buruk < 70%
B. LLA untuk tinggi badan pada Anak
• Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA
untuk TB
• %SG = LLA ukur/LLA standar x 85% (LLA untuk
TB)
• LLA standar = LLA baku (85%)
INTERPRETASI
Baik > 85%
Kurang 70, 1% – 85%
Buruk < 70%
Menggunakan Quac Stick
Digunakan untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak
dengan menggunakan Quac Stick
Cara Pembacaan :
1. Ukur TB
2. Ukur LLA
3. Hubungkan TB pada sisi kiri dengan LLA pada sisi kanan
Interpretasi
1. Garis mendatar = Gizi BAIK
2. Garis Menurun = Gizi KURANG
3. Garis Naik = Gizi Lebih
Rumus yang digunakan
Laki-laki : BEE = 66 + (13,7 X BB) + (5 X TB) + (6,8 X U)
Perempuan BEE = 655 + (9,6 X BB) + (1,7 X TB) + (4,7 X U)
Activity Factor (AF)
1,2 pt bedrest
1,3 ambulatory pt
1,5 – 1,75 normal pt
2,0 extremely active
Injury Factor
1,2 minor surgery
1,35 skeletal trauma
1,44 elective surgery
1,6 – 1,9 major septic
1,88 trauma + steroid
2,1 – 2,5 hard injury burn
TDE = BEE x AF x IF
• Bentuk makanan yang diberikan pada orang
normal
• Makanan biasa sama dengan makanan sehari-
hari yang beraneka ragam, bervariasi bentuk,
tekstur dan aroma yang normal
• Makanan biasa terdiri atas golongan makanan
pokok, golongan lauk pauk. golongan sayuran,
dan golongan buah
Syarat diet makanan biasa
1. Energi sesuai dengan kebutuhan normal
orang dewasa dalam keadaan istirahat
2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
5. Cukup mineral, vitamin dan kaya serat
6. Makanan tidak merangsang saluran cerna
Indikasi
• Makanan biasa diberikan kepada pasien yang
tidak memerlukan diet khusus berhubungan
dengan penyakitnya
• Makanan yang dianjurkan sebaiknya yang mudah
dicerna dan tidak merangsang saluran cerna
• Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
makanan biasa adalah makanan yang berlemak
tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan
minuman mengandung alkohol.
Makanan Lunak (Soft Diet)
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur mudah
dikunyah, ditelan dan dicerna dibandingkan makanan biasa
Makanan lunak merupakan perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa
Syarat diet makanan lunak
1. Energi, protein, dan zat gizi lain cukup
2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak sesuai
dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien
3. Makanan diberikan dalam porsi sedang yaitu 3 kali makan lengkap
dan 2 kali selingan
4. Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung
bumbu yang tajam
Indikasi
1. Pasien sesudah operasi tertentu
2. Pasien dengan penyakit infeksi dengan
kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi
3. Pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan
4. Sebagai perpindahan dari makanan saring ke
makanan biasa
Makanan yang boleh diberikan
1. Sumber HA : Beras ditim, dibubur, kentang rebus, makaroni, soun,
mi, misoa direbus, roti, bsikuit, tepung sagu, tapioka, maizena,
hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula, dan madu
2. Sumber protein hewani : daging ikan, ayam, tidak berlemak, direbus,
dikukus, ditim, telur rebus, diceplok air, diorak-arik, direbus,
milkshake, yoghurt, dan keju
3. Sumber protein nabati : Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis,
dipanggang, kacang hijau direbus, susu kedelai.
4. Sayuran : Sayuran tidak banyak serat dan dimasak misalinya sayur
bayam, kacang panjang muda, labu siam, labu kuning, tomat, dan
wortel
5. Buah- buahan : Buah segar dihaluskan atau dipure tanpa kulit
seperti pisang matang, pepaya, jeruk manis, dan jus buah.
Makanan yang tidak diperbolehkan
• Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi, talas
• Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat
banyak, ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti
bandeng, mujair, mas, dan selar
• Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang-
kacangan digoreng, kacang merah
• sayuran : sayuran banyak serst seperti melinjo, nagkan
muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol,
sawi, lobak
• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan
gas seperti nenas, nagka masak, dan durian serta buah
lain dalam keadaan utuh kecuali pisang, buah kering.
Makanan Saring (Semi Liquid Diet)
Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus
daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah dicerna dan ditelan.
Makanan saring merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak
Syarat
1. Hanyak diberikan dalam jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang
memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin
2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak membentuk gas dalam salauran cerna, tidak
merangsang saluran cerna diberikan dalam bentuk disaring atau diblender
3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering yakni 6-8 kali sehari
Indikasi makanan saring
• Pasien sesudah mengalami operasi tertentu
• Pasien infeksi akut termasuk infeksi saluran
cerna (misal : thypus abdominalis atau
gastroenteritis)
• Pasien dengan kesulitan mengunyah dan
menelan
• Sebagai perpindahan dari makanan cair kental
ke makanan lunak
Makanan yang boleh diberikan
• sumber HA : beras dibubur saring atau dihaluskan
(diblender), roti dipanggang atau dibubur, krakers, tepung
beras, maizena, sagu, hunkwe, havermout dibubur atau
dibuat puding, gula pasir, gula merah, gula aren, sirop
• sumber protein hewani : daging ayam dan ikan tanpa duri
digiling dihaluskan, telur ayam rebus ½ masak
• sumber protein nabati : tempe dan tahu digiling, kacang
hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai
• Sayuran : sayuran rendah serat dan disaring seperti
bayam,tomat,wortel,labu siam dan labu kuning
• Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat disaring atau
dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya, semangka,
melon, pisang
Makanan yang tidak boleh diberikan
• Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi,
talas,singkong
• Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat
banyak, ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti
bandeng, mujair, mas, dan selar, daging asap, dendeng
daging,daging ayam digoreng.
• Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang-kacangan
digoreng
• sayuran : sayuran banyak serat seperti melinjo, nangka
muda, daun katuk, daun melinjo, sayuran yang
menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak
• Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas
seperti nenas, nagka masak, durian, dan kedondong
Makanan Cair (Full Liquid Diet)
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai
konsistensi cair hingga kental
makanan dapat diberikan secara oral maupun
parenteral
Menurut konsistensinya terdiri atas 3 jenis yaitu
1. Cair jernih
2. Cair Penuh
3. Cair Kental
Cair jernih
Syarat diet makanan
1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair jernih
yang tembus pandang
2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat
3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah
diresap
4. Sangat rendah sisa (residu)
5. Diberikan dalam porsi kecil interval sering
Indikasi makanan cair jernih
• Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu
• Pasien yang intakenya tidak adekuat (mis :
mual dan muntah)
• Pasien pasca perdarahan saluran cerna
Makanan yang boleh diberikan
1. Teh, sari buah, air gula, kaldu jernih serta
cairan yang mengandung maldoekstrin
2. Makanan ditambah dengan suplemen energi
tinggi dan rendah sisa
Cair penuh
• Syarat diet makanan
• 1. Tidak merangsang saluran cerna
• 2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi
kebutuhan protein dan energi
• 3. Kandungan energi minimal 1kkal/ml. Konsentrasi cairan
dapat diberikan secara bertahap sampai 1/2, ¼ sampai
penuh
• 4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula
rendah atau bebas laktosa
• 5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat
diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks dan
vitamin C
• 6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml
• Indikasi pemberian makanan cair penuh
• Pasien yang mempunyai masalah untuk
mengunyah, menelan atau mencernakan
makanan misalnya operasi mulut atau
tenggorokan, dan atau pada pasien dengan
kesadaran menurun.
Makanan yang boleh diberikan
• Makanan dapat diberikan melalui oral, pipa
atau enteral (NGT) secara bolus atau drip
(tetes)
• Makanan cair dengan susu penuh/skim : Susu
penuh, maizena, telur ayam, margarin,
minyak, gula, sari buah
• Makanan diblender : nasi tim, telur ayam,
daging giling, ikan, tahu, tempe, wortel, labu
kuning, sari buah
Cair kental
• Syarat diet makanan
• Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran
cerna
• Cukup energi dan protein
• Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak
• porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)
Indikasi pemberian makanan cair
kental
• Pasien yang tidak mampu mengunyah,
menelan serta untuk mencegah aspirasi
(cairan masuk ke saluran napas) seperti pada
penyakit ulkus peptikum, atau gangguan
struktural atau motorik pada rongga mulut.
Makanan yang boleh diberikan
• Sumber HA : kentang rebus, gelatin tapioka
dibuat puding
• Sumber protein hewani : susu, es krim,
yoghurt, telur ayam, tahu giling
• sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan
dengan gelatin
• Buah-buahan : buah dijus, jeli dan pure
ANTROPOMETRIK

More Related Content

What's hot

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratFanny K. Sari
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinariadewisetiyana52
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFTenri Ashari Wanahari
 
Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09fikri asyura
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaFakhriyah Elita
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report NeurologyPhil Adit R
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusCahya
 
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMIPRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMIRiany Zahrah
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASPEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASsyelawati sw
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 

What's hot (20)

Pengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayiPengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayi
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinalSistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal
 
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinaria
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
Hipoglikemi
HipoglikemiHipoglikemi
Hipoglikemi
 
Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09Sistim pernafasan.slide 09
Sistim pernafasan.slide 09
 
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk LansiaPerencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
Perencanaan Menu Gizi Seimbang untuk Lansia
 
Morning Report Neurology
Morning Report NeurologyMorning Report Neurology
Morning Report Neurology
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMIPRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITASPEMERIKSAAN SENSIBILITAS
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
 
Kaki diabetik
Kaki diabetikKaki diabetik
Kaki diabetik
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 

Viewers also liked

Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009Charles Manubulu
 
PPT Metabolisme Gizi Ibu Hamil
PPT Metabolisme Gizi Ibu HamilPPT Metabolisme Gizi Ibu Hamil
PPT Metabolisme Gizi Ibu Hamilanismaulida
 
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemiaDiet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemiatasyakhae2016
 
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASIDIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASIpjj_kemenkes
 
Gizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan RepoduksiGizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan RepoduksiAgnescia Sera
 
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMIPRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMIRiany Zahrah
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 
Persiapan penanggulangan masalah gizi
Persiapan penanggulangan masalah giziPersiapan penanggulangan masalah gizi
Persiapan penanggulangan masalah giziAgus ParLy
 
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKhoirul Ummah
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangAgnescia Sera
 
Gizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamilGizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamilharuna_06
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Hardianti Darmatika
 
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (18)

Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
Asistensi ddt reguler undana 2008 2009
 
PPT Metabolisme Gizi Ibu Hamil
PPT Metabolisme Gizi Ibu HamilPPT Metabolisme Gizi Ibu Hamil
PPT Metabolisme Gizi Ibu Hamil
 
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemiaDiet lanjut hipertensi dislipidemia
Diet lanjut hipertensi dislipidemia
 
Sap gizi ibu hamil
Sap gizi ibu hamilSap gizi ibu hamil
Sap gizi ibu hamil
 
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASIDIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
 
Gizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan RepoduksiGizi dan Kesehatan Repoduksi
Gizi dan Kesehatan Repoduksi
 
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMIPRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
PRAKTIKUM GIZI NEUROPSIKIATRI FK UMI
 
Ppt kelebihan karbo
Ppt kelebihan karboPpt kelebihan karbo
Ppt kelebihan karbo
 
Zat gizi
Zat giziZat gizi
Zat gizi
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Persiapan penanggulangan masalah gizi
Persiapan penanggulangan masalah giziPersiapan penanggulangan masalah gizi
Persiapan penanggulangan masalah gizi
 
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Gizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamilGizi pada ibu hamil
Gizi pada ibu hamil
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
 
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
 
Pola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada DiabetesPola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada Diabetes
 
Makanan sehat dan bergizi
Makanan sehat dan bergiziMakanan sehat dan bergizi
Makanan sehat dan bergizi
 

Similar to ANTROPOMETRIK

"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>pjj_kemenkes
 
MAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.pptMAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.pptssuser4f5a06
 
Kumpulan makanan dan aras
Kumpulan makanan dan arasKumpulan makanan dan aras
Kumpulan makanan dan arashifa azleen
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxOlaMajene
 
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptxMenu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptxBundaAfiyahSriHarnan
 
GIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.pptGIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.pptRoyRobahta
 
Mengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehatMengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehatdinartanti
 
Mengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehatMengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehatdinartanti
 
PENTAS GAMPANG.pptx
PENTAS GAMPANG.pptxPENTAS GAMPANG.pptx
PENTAS GAMPANG.pptxtantihayati1
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfRiefClasher
 
Budaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di IndonesiaBudaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di IndonesiaVerar Oka
 
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.pptmakanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.pptmelbrymel
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetiksis mkes
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenGriya Nugroho
 

Similar to ANTROPOMETRIK (20)

"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
"0" marginheight="0" scrolling="no">&lt;/iframe>
 
MAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.pptMAKAN SECARA SIHAT.ppt
MAKAN SECARA SIHAT.ppt
 
Kumpulan makanan dan aras
Kumpulan makanan dan arasKumpulan makanan dan aras
Kumpulan makanan dan aras
 
Balita leaflet Akper pemkab muna
Balita leaflet Akper pemkab munaBalita leaflet Akper pemkab muna
Balita leaflet Akper pemkab muna
 
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptxMateri 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
Materi 1_Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit.pptx
 
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptxMenu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
Menu Seimbang dan Cara Penyusunan.pptx
 
GIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.pptGIZI REMAJA.ppt
GIZI REMAJA.ppt
 
Mengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehatMengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehat
 
Mengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehatMengenal makanan sehat
Mengenal makanan sehat
 
PENTAS GAMPANG.pptx
PENTAS GAMPANG.pptxPENTAS GAMPANG.pptx
PENTAS GAMPANG.pptx
 
obesitas anak
obesitas anakobesitas anak
obesitas anak
 
Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdf
 
GIZI.ppt
GIZI.pptGIZI.ppt
GIZI.ppt
 
Budaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di IndonesiaBudaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di Indonesia
 
gizi p8.pptx
gizi p8.pptxgizi p8.pptx
gizi p8.pptx
 
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.pptmakanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
makanlah secara sihat supaya badan jadi sihat.ppt
 
Makanan untuk diet
Makanan untuk dietMakanan untuk diet
Makanan untuk diet
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetik
 
Laporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpenLaporan tahap 1 metpen
Laporan tahap 1 metpen
 

Recently uploaded

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

ANTROPOMETRIK

  • 1.
  • 2.
  • 3. Antropometrik adalah segala yang dapat diukur misalnya dalam hal ini penentuan status gizi seseorang dengan menggunakan parameter usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul, dan tebal lemak dibawah kulit Adapun jenis penilaian status gizi cara antropometrik yakni :
  • 4. 1. IMT (Indeks Massa Tubuh) (kg/m2) Penilaian status gizi dengan menggunakan berat badan (kg) dan tinggi badan (m) Alat yang digunakan BB : Spring balance scale Platform balance scale Dacin (bayi) TB : Microtoice Meteran Infantometer (Bayi) BBI = (TB-100) x 10% (TB-100)
  • 5. Status IMT ( kg/m2 ) Resiko Komorbiditas Underweight < 18,5 Rendah Normal 18,5 – 22,9 Normal Overweight 23 – 24, 9 Meningkat Obes 1 25 – 29,9 Moderate Obes 2 > 30 Berat
  • 6. Lingkar Lengan Atas (cm) Yakni mengukur bagian tengah antara acromion dan olecranon Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik Syarat pengukuran LLA 1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri) 2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup pakaian 3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang 4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
  • 7. Cara pengukuran LLA 1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon 2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon 3. Tentukan titik tengan lengan 4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi cukup terukur lingkar lengan 5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar 6. Cara pembacaan skala yang benar
  • 8. Rumus LLA Laki-laki 29,5 cm Prempuan 28,5 cm INTERPRETASI Baik > 85% Kurang 75, 1% – 85% Buruk < 75%
  • 9. Ө Lengan = Ө Otot = Ө Lengan – TLK O Otot = Ө otot x 3,14
  • 10.
  • 11. A. LLA menurut umur pada Anak Alat yang digunakan yakni insertion tape dari fiberglass atau kertas berlapis plastik
  • 12. Syarat pengukuran LLA 1. Lengan yang diukur adalah lengan yang tidak aktif (biasanya kiri) 2. Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup pakaian 3. Otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang 4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
  • 13. Cara pengukuran LLA 1. Tetapkan posisi acromion dan olecranon 2. Letakkan pengukur antara acromion dan olecranon 3. Tentukan titik tengan lengan 4. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan samapi cukup terukur lingkar lengan 5. Pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar 6. Cara pembacaan skala yang benar
  • 14. Penilaian Status Gizi Menggunakan pita shakir Status gizi berdasarkan warna pada pita shakir 1. Merah : 7,5 – 12,5 cm : Gizi Buruk 2. Kuning : 12,6 – 13, 5 cm : Gizi Kurang 3. Hijau : 13,5 – 17,5 cm : Gizi Baik 4. Putih : > 17,5 cm : Overweight
  • 15. Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA untuk umur %SG = LLA ukur/LLA standar x 80% LLA standar = LLA baku INTERPRETASI Baik > 85% Kurang 70, 1% – 85% Buruk < 70%
  • 16. B. LLA untuk tinggi badan pada Anak • Rumus penentuan status gizi berdasarkan LLA untuk TB • %SG = LLA ukur/LLA standar x 85% (LLA untuk TB) • LLA standar = LLA baku (85%) INTERPRETASI Baik > 85% Kurang 70, 1% – 85% Buruk < 70%
  • 17. Menggunakan Quac Stick Digunakan untuk menyeleksi secara cepat status gizi anak dengan menggunakan Quac Stick Cara Pembacaan : 1. Ukur TB 2. Ukur LLA 3. Hubungkan TB pada sisi kiri dengan LLA pada sisi kanan Interpretasi 1. Garis mendatar = Gizi BAIK 2. Garis Menurun = Gizi KURANG 3. Garis Naik = Gizi Lebih
  • 18.
  • 19. Rumus yang digunakan Laki-laki : BEE = 66 + (13,7 X BB) + (5 X TB) + (6,8 X U) Perempuan BEE = 655 + (9,6 X BB) + (1,7 X TB) + (4,7 X U) Activity Factor (AF) 1,2 pt bedrest 1,3 ambulatory pt 1,5 – 1,75 normal pt 2,0 extremely active Injury Factor 1,2 minor surgery 1,35 skeletal trauma 1,44 elective surgery 1,6 – 1,9 major septic 1,88 trauma + steroid 2,1 – 2,5 hard injury burn TDE = BEE x AF x IF
  • 20.
  • 21. • Bentuk makanan yang diberikan pada orang normal • Makanan biasa sama dengan makanan sehari- hari yang beraneka ragam, bervariasi bentuk, tekstur dan aroma yang normal • Makanan biasa terdiri atas golongan makanan pokok, golongan lauk pauk. golongan sayuran, dan golongan buah
  • 22. Syarat diet makanan biasa 1. Energi sesuai dengan kebutuhan normal orang dewasa dalam keadaan istirahat 2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total 3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total 4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi 5. Cukup mineral, vitamin dan kaya serat 6. Makanan tidak merangsang saluran cerna
  • 23. Indikasi • Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya • Makanan yang dianjurkan sebaiknya yang mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna • Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet makanan biasa adalah makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman mengandung alkohol.
  • 24. Makanan Lunak (Soft Diet) Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur mudah dikunyah, ditelan dan dicerna dibandingkan makanan biasa Makanan lunak merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa Syarat diet makanan lunak 1. Energi, protein, dan zat gizi lain cukup 2. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak sesuai dengan keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien 3. Makanan diberikan dalam porsi sedang yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali selingan 4. Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam
  • 25. Indikasi 1. Pasien sesudah operasi tertentu 2. Pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi 3. Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan 4. Sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa
  • 26. Makanan yang boleh diberikan 1. Sumber HA : Beras ditim, dibubur, kentang rebus, makaroni, soun, mi, misoa direbus, roti, bsikuit, tepung sagu, tapioka, maizena, hunkwe dibubur atau dibuat puding, gula, dan madu 2. Sumber protein hewani : daging ikan, ayam, tidak berlemak, direbus, dikukus, ditim, telur rebus, diceplok air, diorak-arik, direbus, milkshake, yoghurt, dan keju 3. Sumber protein nabati : Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis, dipanggang, kacang hijau direbus, susu kedelai. 4. Sayuran : Sayuran tidak banyak serat dan dimasak misalinya sayur bayam, kacang panjang muda, labu siam, labu kuning, tomat, dan wortel 5. Buah- buahan : Buah segar dihaluskan atau dipure tanpa kulit seperti pisang matang, pepaya, jeruk manis, dan jus buah.
  • 27. Makanan yang tidak diperbolehkan • Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi, talas • Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat banyak, ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas, dan selar • Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang- kacangan digoreng, kacang merah • sayuran : sayuran banyak serst seperti melinjo, nagkan muda, pare, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak • Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nagka masak, dan durian serta buah lain dalam keadaan utuh kecuali pisang, buah kering.
  • 28. Makanan Saring (Semi Liquid Diet) Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah dicerna dan ditelan. Makanan saring merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak Syarat 1. Hanyak diberikan dalam jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin 2. Rendah serat, mudah dicerna, tidak membentuk gas dalam salauran cerna, tidak merangsang saluran cerna diberikan dalam bentuk disaring atau diblender 3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering yakni 6-8 kali sehari
  • 29.
  • 30. Indikasi makanan saring • Pasien sesudah mengalami operasi tertentu • Pasien infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna (misal : thypus abdominalis atau gastroenteritis) • Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan • Sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak
  • 31. Makanan yang boleh diberikan • sumber HA : beras dibubur saring atau dihaluskan (diblender), roti dipanggang atau dibubur, krakers, tepung beras, maizena, sagu, hunkwe, havermout dibubur atau dibuat puding, gula pasir, gula merah, gula aren, sirop • sumber protein hewani : daging ayam dan ikan tanpa duri digiling dihaluskan, telur ayam rebus ½ masak • sumber protein nabati : tempe dan tahu digiling, kacang hijau disaring atau dihaluskan, susu kedelai • Sayuran : sayuran rendah serat dan disaring seperti bayam,tomat,wortel,labu siam dan labu kuning • Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat disaring atau dibuat jus atau dihaluskan seperti pepaya, semangka, melon, pisang
  • 32. Makanan yang tidak boleh diberikan • Sumber HA : nasi goreng, beras ketan,cantel, ubi, talas,singkong • Sumber protein hewani : daging berlemak dan berurat banyak, ikan dan telur goreng, ikan banyak duri seperti bandeng, mujair, mas, dan selar, daging asap, dendeng daging,daging ayam digoreng. • Sumber protein nabati : tempe, tahu, dan kacang-kacangan digoreng • sayuran : sayuran banyak serat seperti melinjo, nangka muda, daun katuk, daun melinjo, sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak • Buah-buahan : buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti nenas, nagka masak, durian, dan kedondong
  • 33. Makanan Cair (Full Liquid Diet) Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental makanan dapat diberikan secara oral maupun parenteral Menurut konsistensinya terdiri atas 3 jenis yaitu 1. Cair jernih 2. Cair Penuh 3. Cair Kental
  • 34.
  • 35. Cair jernih Syarat diet makanan 1. Makanan yang diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang 2. Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat 3. Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diresap 4. Sangat rendah sisa (residu) 5. Diberikan dalam porsi kecil interval sering
  • 36. Indikasi makanan cair jernih • Pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu • Pasien yang intakenya tidak adekuat (mis : mual dan muntah) • Pasien pasca perdarahan saluran cerna
  • 37. Makanan yang boleh diberikan 1. Teh, sari buah, air gula, kaldu jernih serta cairan yang mengandung maldoekstrin 2. Makanan ditambah dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa
  • 38. Cair penuh • Syarat diet makanan • 1. Tidak merangsang saluran cerna • 2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi kebutuhan protein dan energi • 3. Kandungan energi minimal 1kkal/ml. Konsentrasi cairan dapat diberikan secara bertahap sampai 1/2, ¼ sampai penuh • 4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendah atau bebas laktosa • 5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B kompleks dan vitamin C • 6. Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml
  • 39. • Indikasi pemberian makanan cair penuh • Pasien yang mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan atau mencernakan makanan misalnya operasi mulut atau tenggorokan, dan atau pada pasien dengan kesadaran menurun.
  • 40. Makanan yang boleh diberikan • Makanan dapat diberikan melalui oral, pipa atau enteral (NGT) secara bolus atau drip (tetes) • Makanan cair dengan susu penuh/skim : Susu penuh, maizena, telur ayam, margarin, minyak, gula, sari buah • Makanan diblender : nasi tim, telur ayam, daging giling, ikan, tahu, tempe, wortel, labu kuning, sari buah
  • 41. Cair kental • Syarat diet makanan • Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna • Cukup energi dan protein • Diberikan bertahap menuju ke makanan lunak • porsi diberikan kecil dan sering (tiap 2-3 jam)
  • 42. Indikasi pemberian makanan cair kental • Pasien yang tidak mampu mengunyah, menelan serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk ke saluran napas) seperti pada penyakit ulkus peptikum, atau gangguan struktural atau motorik pada rongga mulut.
  • 43. Makanan yang boleh diberikan • Sumber HA : kentang rebus, gelatin tapioka dibuat puding • Sumber protein hewani : susu, es krim, yoghurt, telur ayam, tahu giling • sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan dengan gelatin • Buah-buahan : buah dijus, jeli dan pure