3. Fraud RISK MANAGEMENT Framework
• Program anti-fraud yang efektif dapat meningkatkan
kepercayaan pemangku kepentingan terhadap
organisasi – yang pada gilirannya meningkatkan
kemampuannya untuk menarik investor,
mempertahankan pelanggan, dan menurunkan beban
biaya.
• Eksposur risiko fraud harus dinilai secara berkala oleh
organisasi untuk mengidentifikasi skema dan peristiwa
potensial tertentu yang perlu dimitigasi oleh
organisasi.
• Penilaian harus mengidentifikasi di mana fraud dapat
terjadi dan siapa pelakunya. Ini menyoroti komitmen
manajemen untuk mencegah, menghalangi, dan
mendeteksi fraud.
4. Fraud RISK MANAGEMENT Framework
& Selected Leading Practices
Prevention
Detection
Response
1. Commit—Commit
to combating fraud
by creating an
organizational
culture and
structure
conducive to fraud
risk management
2. Assess—Plan
regular fraud risk
assessments and
assess risks to
determine a fraud risk
profile
3. Design and Implement
— Design and
implement a strategy
with specific control
activities to mitigate
assessed fraud risks
and collaborate to help
ensure effective
implementation
4. Evaluate and
Adapt—Evaluate
outcomes using a
risk-based
approach and
adapt activities to
improve fraud risk
management.
1. Commit —
Berkomitmen untuk
memerangi fraud
dengan menciptakan
budaya dan struktur
organisasi yang
kondusif untuk fraud
risk management.
2. Assess —
Merencanakan
penilaian fraud risk
secara teratur dan
menilai risiko untuk
menentukan profil
risiko fraud.
3. Design and Implement
— Merancang dan
mengimplementasikan
strategi dengan aktivitas
kontrol khusus untuk
mengurangi risiko fraud
yang dinilai dan
berkolaborasi untuk
membantu memastikan
implementasinya yang
efektif.
4. Evaluate and
Adapt —
Mengevaluasi hasil
menggunakan
pendekatan berbasis
risiko dan
menyesuaikan
aktivitas untuk
meningkatkan fraud
risk management.
10. • Fraud merupakan tindakan yang
disengaja dengan melakukan penipuan,
penggelapan, kecurangan, ataupun
pelanggaran kepercayaan untuk
mendapatkan keuntungan finansial
melalui salah saji yang materil.
What is FRAUD ?
11. • “Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious
means which human ingenuity can devise. Which are resorted
to by one individual, to get an advantage over another false
representations. No definite and invariable rule can be a laid
down as a general preposition in defining fraud, as it includes
surprise trickery cunning and unfair ways by which another is
cheated. The only boundaries defining it are those which limit
human knavery”.
(Fraud adalah istilah umum, dan mencakup semua cara yang
beragam yang dapat dirancang oleh kecerdikan manusia.
Yang digunakan oleh satu individu, untuk mendapatkan
keuntungan dari representasi palsu lainnya. Tidak ada aturan
yang pasti dan tidak berubah-ubah yang dapat ditetapkan
sebagai preposisi umum dalam mendefinisikan fraud, karena
ini mencakup tipu daya yang mengejutkan dan cara-cara yang
tidak adil dimana orang lain ditipu. Satu-satunya batas yang
mendefinisikannya adalah batas-batas yang membatasi
kejahatan manusia).
Albrecht, dkk (2006)
What is Fraud? …
12. • “White-collar crimes are charaterized by deceit,
concealment, or violation of trust and are not
dependent upon the application or threat of physical
force or violence. Such acts are comunited to
individuals and organization to obtain money,
property, or service; to avoid to payment or loss of
money or services; or the secure a personal or
business advantage”.
• (Kejahatan kerah putih dicirikan oleh penipuan,
penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan
dan tidak bergantung pada penerapan atau
ancaman kekuatan fisik atau kekerasan. Tindakan
semacam itu dilakukan kepada individu dan
organisasi untuk mendapatkan uang, properti, atau
layanan; untuk menghindari pembayaran atau
kehilangan uang atau jasa; atau mengamankan
keuntungan pribadi atau bisnis).
Federal Burean of Investigation (FBI) dikutip
oleh Silverstone, dkk (2007)
What is Fraud? …
13. • fraud merupakan “One or more intentional
acts designed to deceive other person and
cause them financial loss”.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) (2007)
What is Fraud? …
14. What is Fraud? …
Fraud is not confined to embezzling cash
alone.
FRAUD…….
• Involves deceits and concealment.
• The bottom line is that fraudulent
transactions translate into money and
resources being lost.
15. FRAUD…….
• Merupakan ancaman yang dihadapi bisnis
di seluruh dunia.
• Datangnya dalam berbagai bentuk,
misalnya cek penipuan hingga
multinasional, kejahatan terorganisir, dll.
• Timbul karena kelemahan sistem di mana
terlalu banyak kepercayaan ditempatkan
pada satu individu, tanpa adanya
pemisahan tugas yang efektif.
• Mengakibatkan kolusi sulit untuk dicegah.
What is Fraud? …
16. FRAUD …
• The Acronym for “FRAUD” stands for :
F – False
R – Realities
A – Appearing
U – Under
D – Deception
• Today fighting Fraud is a challenge
What is Fraud? …
17. • Fraud merupakan masalah serius, costly, dan
berkembang di dunia bisnis dan pemerintah saat
ini.
• Perkiraan kerugian dari penipuan dan kecurangan
sangat bervariasi.
• Secara umum diakui bahwa hanya sebagian kecil
dari kejadian fraud yang dilaporkan. Ketakutan
akan publisitas yang merugikan, atau mungkin
hanya rasa malu karena harus mengakui telah
ditipu, ini nampaknya yang menghalangi sebagian
besar korban untuk melaporkannya.
What is Fraud? …
18. Akibatnya, penipu tidak mampu berhenti dan
mengulangi serangannya, mungkin karena
belajar dari pengalaman masa lalu mereka dan
mengembangkan skema baru.
It is said that “Fraud is the crime of choice for
the 21st century.”
What is Fraud? …
19. IN PASSING,
– Ketika Tekanan Keuangan Pribadi Tinggi dan
Peluang Tinggi, Fraud is COMMITTED.
– Ketika Integritas Pribadi Rendah dan Peluang
Tinggi, Fraud is COMMITTED.
– Ketika Tekanan Keuangan Pribadi Rendah dan
Peluangnya Rendah, there is NO FRAUD.
What is Fraud? …
20. Figure: Fraud IN PASSING
Peluang
- +
+
Integritas
Pribadi
Tekanan
Pribadi
Fraud is COMMITTED
Fraud is COMMITTED
there is NO FRAUD
there is NO FRAUD
21. What is Fraud? …
REMEMBER!!!
Fraud merupakan kejahatan yang akan memakan
korban! Perusahaan dan stafnya yang akan terluka.
Dampak yang mungkin terjadi antara lain:
• Merusak reputasi perusahaan.
• Moral staf terpengaruh.
• Dampak pada hubungan dengan klien.
• Pertanggungjawaban kepada pemegang saham
dan regulator.
• Denda dan/atau penjara bahkan untuk
pihak/pihak ketiga yang tidak bersalah.
22. What is Fraud? …
• REMEMBER:
FRAUD STANDS FOR:
FALSE REALITIES
APPEARING REAL
So what you see may not be the TRUTH
REALITAS SALAH
TAMPAK NYATA
23. Institute of Internal Auditors (IIA, 2013)
menyatakan definisi fraud dalam
kerangka praktik profesional adalah:
“Setiap tindakan ilegal ditandai dengan
penipuan, penyembunyian atau
pelanggaran kepercayaan”.
What is Fraud? …
24. Fraud dalam pelaporan keuangan dapat
terjadi berupa:
• Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan
catatan akuntansi atau dokumen
pendukung dari laporan keuangan yang
disusun.
• Keliru dalam, atau kelalaian yang
disengaja dari laporan keuangan, peristiwa
transaksi, atau informasi penting lainnya.
• Kesalahan yang disengaja dalam
penerapan prinsip akuntansi yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara
penyajian, atau pengungkapan.
What is Fraud? …
26. 1. Employee embezzlement merupakan fraud yang
terjadi ketika karyawan menipu pemberi kerja
dengan melakukan pencurian terhadap aset
perusahaan. Fraud tersebut dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Management fraud adalah manipulasi yang
menyesatkan atas laporan keuangan,
stockholders lenders dan semua pengguna
laporan keuangan merupakan korban
dari fraud jenis ini.
3. Investment scams merupakan fraud yang terjadi
ketika seseorang mengelabui investor untuk
menanamkan sejumlah uang ke dalam investasi
yang sebenarnya tidak berharga.
Jenis-Jenis Fraud …
Albrecht, dkk., (2006)
27. 4. Vendor fraud dapat terjadi akibat fraud yang
dilakukan oleh vendor yang bertindak sendiri
ataupun fraud yang dilakukan melalui kolusi antara
pembeli dan vendor. Vendor fraud biasanya
mengakibatkan biaya pembelian yang lebih tinggi,
pengiriman ba rang yang berkualitas rendah,
maupun tidak adanya pengiriman barang meskipun
pembayaran telah dilakukan.
5. Customers fraud merupakan fraud yang terjadi ketika
pelanggan tidak membayar penuh barang yang
dibeli, atau pelanggan menipu perusahaan untuk
memberikan sesuatu kepada mereka yang bukan
merupakan haknya.
6. Miscellaneous fraud adalah fraud yang tidak
termasuk ke dalam lima jenis fraud di atas
digolongkan ke dalam miscellaneous fraud.
Jenis-Jenis Fraud …
Albrecht, dkk., (2006)
28. Jenis Fraud Berdasarkan Perbuatan
Uniform Occupational Fraud Classification
System (ACFE) membagi fraud (kecurangan)
dalam tiga jenis berdasarkan perbuatannya, yaitu:
1. Penyimpangan atas aset (Asset
Misappropriation)
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan
(Fraudulent Statement)
3. Korupsi (Corruption)
(ACFE)
31. Fraud Triangle
Opportunity
Pressure
Rationalization
Tekanan Keuangan
Kebiasaan Pribadi (Judi, Narkoba,
Alkohol)
Faktor Terkait Pekerjaan (Terlalu
Banyak Bekerja, Dibayar Rendah,
Tidak Dipromosikan)
Mencapai Hasil Finansial (Bonus,
Kompensasi)
Modal Kerja Tidak Cukup, Tingkat
Hutang Tinggi, Kesulitan Kredit
Pengendalian Internal Buruk
Kesadaran akan Fraud Rendah
Perlakukan Fraud dengan
Kelonggaran
Perputaran Karyawan yang Cepat
Penggunaan Banyak Bank
Personil Bawahan yang Lemah
Tidak Ada Liburan Wajib
Saya hanya meminjam uang dan akan
mengembalikannya
Tidak ada yang akan tersakiti
Organisasi memperlakukan saya tidak adil dan
berutang kepada saya
Ini untuk tujuan yang baik
Ini hanya sementara, sampai operasi membaik
32. Penyebab Terjadinya Fraud …
1. Tekanan (Pressure)
• Tekanan (Pressure) adalah dorongan orang untuk
melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir
semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan
lain-lain, termasuk hal keuangan dan non keuangan.
Dalam hal keuangan (contohnya dorongan untuk
memiliki barang-barang yang bersifat materi).
Dalam hal non keuangan mendorong seseorang
melakukan kecurangan (misalnya tindakan untuk
menutupi kinerja yang buruk karena adanya tuntutan
pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik).
• Dalam SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi umum
terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan
kecurangan. Kondisi tersebut adalah stabilitas keuangan,
tekanan eksternal, kebutuhan keuangan individu, dan
target keuangan. (Rahmanti, 2013)
33. 2. Peluang (Opportunity)
• Peluang (Opportunity) adalah peluang yang
memungkinkan terjadinya fraud. Para pelaku
kecurangan percaya bahwa aktivitas mereka
tidak akan terdeteksi.
• Peluang dapat terjadi karena pengendalian
internal yang lemah, pengawasan manajemen
yang kurang baik atau melalui penggunaan
posisi.
• Kesempatan untuk melakukan
fraud berdasarkan pada kedudukan pada
umumnya, manajemen suatu perusahaan
memiliki potensi yang lebih besar untuk
melakukan fraud dibandingkan dengan
karyawan. Tetapi patut digaris bawahi bahwa
kesempatan untuk melakukan kecurangan
selalu ada pada setiap kedudukan.
Nabila (2013)
34. 2. Peluang (Opportunity) …
• Kegagalan dalam menetapkan prosedur yang
memadai untuk kondisi fraud juga mampu
meningkatkan terjadinya suatu kecurangan.
• Berdasarkan fraud triangle, kesempatan
memiliki kontrol yang paling atas. Oleh karena
itu, dalam mendeteksi adanya aktivitas
kecurangan, maka perusahaan perlu
membangun proses, posedur, dan
pengendalian yang efektif.
• SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang
kecurangan laporan keuangan dapat terjadi
pada 3 kategori (yaitu: kondisi industri, ketidak-
efektifan pengawasan, dan struktur organisasi).
35. 3. Pembenaran/Rasionalisasi (Rationalization)
• Salah satu elemen penting penyebab terjadinya
fraud yaitu rasionalisasi, dimana pelaku mencari
pembenaran atas perbuatannya.
• Rasionalisasi merupakan bagian dari fraud
triangle yang paling sulit diukur. Sikap atau karakter
adalah apa yang menyebabkan satu atau lebih
individu untuk secara rasional melakukan fraud.
• Penentu utama dari kualitas laporan keuangan yaitu
integritas manajemen. Ketika integritas manajemen
dipertanyakan, keandalan laporan keuangan
diragukan. Bagi mereka yang umumnya tidak jujur
akan lebih mudah merasionalisasi kecurangan.
Bagi mereka dengan standar moral yang lebih
tinggi, mungkin tidak begitu mudah.
Pelaku fraud selalu mencari pembenaran rasional
untuk membenarkan perbuatannya.
(Skousen, 2009)
(Molida, 2011).
36. 3. Pembenaran/Rasionalisasi (Rationalization) …
Pembenaran (Rationalization) terjadi dalam hal
seseorang atau sekelompok orang membangun
pembenaran atas kecurangan yang dilakukan.
Pelaku fraud biasanya mencari alasan
pembenaran bahwa yang dilakukannya bukan
pencurian atau kecurangan.
(Daniel Sugama, 2018)
37. • Analisis sikap dan tindakan pelaku fraud melalui
pemahaman unsur Fraud Triangle (Segitiga fraud)
akan menjelaskan bagaimana para
pelaku fraud berupaya untuk menutupi unsur;
Motif/niat (faktor
pendorong),
Kesempatan, dan
Rasionalisasi yang
digunakan untuk
menyamarkan peran
perbuatan fraud-nya.
• Deteksi fraud akan menghasilkan isyarat (red flag),
gejala (symptom) atau bentuk perekayasaan
(modus) perbuatan fraud yang lazim terjadi.
Fraud Triangle ...
38. Fraud Red Flags (Isyarat)
• Red flags merupakan suatu kondisi yang janggal
atau berbeda dengan keadaan normal.
(Dengan kata lain, red flags adalah petunjuk atau
indikator akan adanya sesuatu yang tidak biasa
dan memerlukan penyidikan lebih lanjut).
• Red flags tidak mutlak menunjukkan apakah
seseorang bersalah atau tidak, tetapi red flags ini
merupakan tanda-tanda peringatan bahwa fraud
mungkin terjadi.
• Dalam standar auditing SA seksi 316
(Pertimbangan atas kecurangan dalam audit atas
laporan keuangan), salah saji dalam pelaporan
keuangan dapat timbul dari fraud, yaitu
pelaporan keuangan yang mengandung
fraud dan penyalahgunaan aset.
(Hevesi & Pattinson, 2001)
39. Red Flag & Symptom ...
• Bukti-bukti kecurangan sebagian besar merupakan
bukti-bukti tidak sifatnya langsung.
• Petunjuk adanya kecurangan biasanya ditunjukkan
oleh munculnya gejala-gejala (symptoms), seperti :
adanya perubahan gaya hidup atau perilaku
seseorang, dokumentasi yang mencurigakan, keluhan
dari pelanggan ataupun kecurigaan dari rekan sekerja.
Pada awalnya, kecurangan ini akan tercermin melalui
timbulnya karakteristik tertentu, baik yang merupakan
kondisi / keadaan lingkungan, maupun perilaku
seseorang.
• Karakterikstik yang bersifat kondisi / situasi tertentu,
perilaku / kondisi seseorang personal tersebut
dinamakan Red flag (Fraud indicators).
40. • Meskipun timbulnya red flag tersebut tidak
selalu merupakan indikasi adanya
kecurangan, namun red flag ini biasanya
selalu muncul di setiap kasus kecurangan
yang terjadi.
• Pemahaman dan analisis lebih lanjut
terhadap Red flag tersebut dapat membantu
langkah selanjutnya untuk memperoleh bukti
awal atau mendeteksi adanya kecurangan.
Red Flag & Symptom ...
42. Hal-hal yang Harus Diwaspadai
Hal-hal yang harus diwaspadai, di antaranya:
1. Manajemen enggan menyediakan data untuk
auditor eksternal.
2. Sering terjadi penggantian auditor eksternal.
3. Pengendalian intern perusahaan kurang memadai.
4. Terdapat banyak transaksi pada akhir tahun.
5. Terdapat dokumen yang hilang dan tidak dapat
ditemukan.
6. Sering melakukan pergantian rekening bank.
7. Utang yang diperpanjang terus menerus.
8. Tingkat perputaran karyawan tinggi.
9. Penjualan aktiva perusahaan di bawah harga pasar.
10. Adanya transaksi yang tidak masuk akal.
(Kenyon, dkk., 2006)
43. Faktor GONE terjadinya Fraud
• G: Greed (Keserakahan)
• O: Opportunity (Kesempatan)
• N: Need (Kebutuhan)
• E: Exposure (Pengungkapan)
Dimana
O & E : Faktor Generik
G & N : Faktor Individu
Bologna (1993)
44. 1. Faktor generik
a. Kesempatan (Opportunity) untuk melakukan
kecurangan tergantung pada kedudukan
pelaku terhadap objek kecurangan dimana
kesempatan melakukan kecurangan selalu
ada pada setiap kedudukan. Namun, ada yang
mempunyai kesempatan besar dan ada yang
kecil.
Secara umum, manajemen suatu organisasi
atau perusahaan mempunyai kesempatan
yang lebih besar untuk melakukan kecurangan
daripada karyawan.
Faktor GONE terjadinya Fraud ...
45. b.Pengungkapan (Exposure) suatu
kecurangan belum menjamin tidak
terulangnya kecurangan tersebut, baik
oleh pelaku yang sama maupun oleh
pelaku yang lain.
Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan
seharusnya dikenakan sanksi apabila
perbuatannya terungkap.
Faktor GONE terjadinya Fraud ...
46. 2. Faktor Individu
Faktor ini melekat pada diri seseorang dan dibagi
dalam dua kategori, yaitu:
a. Moral, faktor ini berhubungan dengan
keserakahan (Greed) yang berkaitan dengan
adanya perilaku serakah yang secara potensial
ada dalam diri setiap orang.
b. Motivasi, faktor ini berhubungan dengan
kebutuhan (Need) yang lebih cenderung
berhubungan dengan pandangan atau
pikiran dan keperluan pegawai atau
pejabat yang terkait dengan aset yang
dimiliki perusahaan.
Faktor GONE terjadinya Fraud ...
51. .
• Memberikan perlindungan terhadap
perusahaan dari tingkat risiko signifikan yang
bisa menghambat proses pencapaian tujuan
perusahaan.
1. Melindungi Perusahaan
2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
• Membantu dalam proses pembuatan
kerangka kerja manajemen risiko yang
konsisten atas risiko yang ada pada proses
bisnis dan fungsi-fungsi di dalam sebuah
perusahaan.
52. .
• Mendorong manajemen agar bertindak
proaktif dalam mengurangi potensi risiko,
dan menjadikan manajemen risiko sebagai
sumber keunggulan bersaing dan kinerja
perusahaan.
3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif
4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati
• Mendorong semua individu dalam
perusahaan agar bertindak hati-hati dalam
menghadapi risiko perusahaan demi
tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.
53. .
• Membantu meningkatkan kinerja perusahaan
dengan menyediakan informasi tingkat risiko
yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map.
• Hal ini juga berguna dalam pengembangan
strategi dan perbaikan proses risk
management secara berkesinambungan.
5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan
6. Sosialisasi Manajemen Risiko
• Membangun kemampuan individu
maupun manajemen untuk
mensosialisasikan pemahaman tentang
risiko dan pentingnya risk management.
55. Factors Influencing Fraud Risk
• The nature of the business
▪ Economic conditions
▪ The operating environment
▪ The ethics and values of the company and
its people
▪ Technology
▪ The legal environment
▪ The effectiveness of internal controls
56. Organisasi menetapkan dan
mengomunikasikan Fraud Risk
Management Program yang
menunjukkan harapan para dewan
direksi dan manajemen senior dan
komitmen mereka untuk mengontrol
dengan integritas tinggi dan nilai-nilai
etika dalam mengelola risiko fraud.
Organisasi melakukan penilaian risiko
fraud yang komprehensif untuk
mengidentifikasi skema dan risiko fraud
tertentu, menilai kemungkinan (likelihood)
dan signifikansinya (significance),
mengevaluasi aktivitas pengendalian
fraud yang ada, dan Risiko menerapkan
tindakan untuk mengurangi risiko fraud
residual.
Organisasi memilih, mengembangkan,
dan menyebarkankegiatan pengendalian
fraud secara preventif dan detektif untuk
mengurangi risiko peristiwa fraud yang
terjadi atau tidak terdeteksi pada waktu
yang tepat.
1. Menunjukkan Komitmen terhadap
Nilai Integritas dan Etika.
2. Tanggung Jawab Pengawasan.
3. Menetapkan Struktur, Kewenangan,
dan Tanggung Jawab
4. Komitmen terhadap Kompetensi.
5. Menegakkan Akuntabilitas.
6. Menentukan Tujuan yang Cocok.
7. Mengidentifikasi dan menganalisa
risiko.
8. Menilai Risiko Penipuan.
9. Mengidentifikasi dan Menganalisis
Perubahan yang Signifikan.
10. Memilih dan Mengembangkan Aktivitas
Pengendalian.
11. Memilih dan Mengembangkan Kontrol
Umum atas Teknologi.
12. Menyebarkan melalui Kebijakan dan
Prosedur.
57. Organisasi menetapkan proses
komunikasi untuk mendapatkan informasi
tentang potensi fraud dan menerapkan
pendekatan terkoordinasi untuk
penyelidikan dan tindakan korektif untuk
mengatasi fraud secara tepat dan tepat
waktu.
Organisasi memilih, mengembangkan, dan
melakukan evaluasi berkelanjutan untuk
memastikan apakah masing-masing dari lima
prinsip manajemen risiko fraud hadir dan
berfungsi, dan mengkomunikasikan kekurangan
Program Fraud Risk Management secara tepat
waktu kepada pihak yang bertanggung jawab
untuk mengambil tindakan korektif, termasuk
manajemen senior dan Dewan Direksi.
13. Gunakan Informasi yang Relevan.
14. Berkomunikasi secara internal.
15. Berkomunikasi secara eksternal.
16. Melakukan Evaluasi yang Sedang
Berjalan dan / atau Terpisah.
17. Mengevaluasi dan
Mengomunikasikan Kekurangan.
58. The Fraud Risk Management Process
1. Menetapkan kebijakan
manajemen risiko fraud
sebagai bagian dari tata
kelola organisasi.
2. Melakukan penilaian
risiko fraud secara
komprehensif.
4. Menetapkan proses
pelaporan fraud dan
pendekatan terkoordinasi
untuk investigasi dan
tindakan korektif.
5. Memantau proses
manajemen risiko fraud,
melaporkan hasil, dan
meningkatkan proses.
3. Memilih,
mengembangkan, dan
menerapkan aktivitas
pengendalian fraud
preventif dan detektif.
60. • Seiring dengan perjalanan waktu, internal audit
dituntut oleh manajemen senior untuk mampu
melakukan asesmen risiko fraud sendiri.
• Hal ini dianggap lebih tepat dan bijaksana karena
internal audit lebih mengetahui persoalan masalah
finansial dan fungsi operasi bisnis dibanding
eksternal auditor. Internal audit lebih mudah
memahami bagaimana fraud bisa terjadi dalam
proses tertentu, transaksi, dan prosedur bisnis.
Penilaian Risiko…
61. Fokus pada risiko dan proses utama
Entitas Subjek, dan
menyelaraskannya dengan Strategi
dan Tujuan Entitas Subjek bagi
pemangku kepentingan
Fokus pada Risiko Fraud, skema
dan skenario yang dapat
digunakan oleh pihak internal atau
eksternal untuk menipu Entitas Subyek
Fraud
Business
Business Fraud
FRA
Focus on the Subject Entity’s key risks and processes, and aligning them to the Subject Entity’s Strategies and Objectives for stakeholders
Focus on Fraud Risks, schemes and scenarios which can be usde by internal or external parties to defraud the Subject entity