1. TEKNOLOGI PEMANFAATAN HEWAN LAUT
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN
KOMPONEN BIOAKTIF
EKSTRAK BINTANG LAUT CULCITA SP.
2. APAKAH ITU BINTANG LAUT
??
Bintang laut adalah salah satu spesies
dari kelas Asteroidea, dan merupakan
kelompok Echinodermata. Filum
Echinodermata terdiri atas lebih
kurang 6.000 spesies, dan semuanya
hidup di air laut. Ciri-ciri yang
menonjol adalah kulit yang berduri
dan simetris radial (Lariman 2011).
6. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan
Bioautografi
Kromatografi lapis tipis adalah suatu metode pemisahan suatu senyawa berdasarkan
perbedaan distribusi dua fasa yaitu fase diam dan fase gerak
). Kombinasi yang digunakan adalah eluen campuran dari sampel hasil ekstrak yang
terbaik etil asetat yaitu kloroform:etil asetat: asam format (1:9:0,05).
Ekstrak terpilih sebanyak 0,02 g dilarutkan dalam 0,5 mL pelarutnya. Larutan ekstrak
tersebut kemudian ditotolkan pada plat silika dengan panjang 10 cm lebar 1,5 cm.
Kombinasi pelarut yang menghasilkan pengembangan spot terbaik digunakan sebagai
eluen untuk memfraksinasi ekstrak terpilih dengan kromatografi lapis tipis.
Lakukan pemisahan dan Proses elusi dihentikan bilamana eluen telah mencapai ¾ plat
KLT. Noda-noda hasil pemisahan ini dapat diamati menggunakan lampu UV λ 254 nm.
Plat KLT dimana Komponen aktif yang terdapat pada plat KLT ditunjukkan dengan
adanya warna kuning / putih setelah penyemprotan dengan DPPH.
7. SUBSTANSI AKTIF YANG DIISOLASI
DARI SPONS
Senyawa aktif dari bintang laut Certonardoa semiregularis memiliki aktivitas sebagai sitotoksik dan
antimikroba. Samuel et al. (2011) menyatakan, senyawa imbricatine, benzyltetrahydroisoquinolone,
lysastroside, dan certonardosides memiliki fungsi sebagai antiviral dan anti-HIV.
Hasil penelitian Maier et al. (2007) menyatakan bahwa asterosaponin memiliki potensi aktivitas biologis
yang berguna sebagai sitotoksik, hemolisis, dan sitostatis.
Aktivitas antifungi diperoleh dari komponen dua sulfated hexaglycosides dan dua sulfated
polyhydroxylated steroidal xylosides yang diisolasi dari bintang laut Patagonia Anasterias minuta.
alkaloid yang diisolasi dari hewan laut dapat berfungsi sebagai antiviral, antibakterial, anti-inflamatori,
antimalaria, antioksidan, dan antikanker. Alkaloid pada hewan laut dapat dikelompokkan menjadi
pyridoacridine, indole, pyrrole, pyridine, isoquinoline guanidine dan streroidal alkaloids (Kumar dan Rawat
2011).
Diterpenoid merupakan turunan dari terpenoid. Berdasarkan struktur kimianya, diterpenoid digolongkan
menjadi labdane, pimarane, abietane, kauranes, marine, dan lain-lain. Diterpenoid memiliki aktivitas
sebagai antibakteri, antifungi, anti-inflamasi, antileishmanial, sitotoksik, dan antitumor.
8. Flavonoid diklasifikasikan menjadi flavon, flavonol, flavanon, flavanonol, isoflavon,
calkon, dihidrokalkon, auron, antosianidin, katekin, dan flavan-3,4-diol (Harborne
1987). Flavonoid dapat berguna bagi kehidupan manusia. Flavon dalam dosis kecil
bekerja sebagai stimulant pada jantung, hesperidin mempengaruhi pembuluh darah
kapiler. Flavon yang terhidroksilasi bekerja sebagai diurematik dan sebagai
antioksidan pada lemak (Sirait 2007).
Chludil et al. (2000) menyatakan bahwa struktur steroidal glikosid yang diisolasi dari
bintang laut Anasterias minuta memiliki kemampuan sebagai sitotoksik, hemolisis,
antifungi, dan antiviral karena kandungan saponinnya.
kandungan fenol yang memiliki aktivitas antibakteri
Isolasi dan purifikasi dari ekstrak bintang laut ini menghasilkan senyawa steroidal
glikosid yang memiliki kemampuan sebagai antifungi
Saponin diperoleh dari isolasi bintang laut Anasterias minuta yang memiliki
kemampuan sebagai sitotoksik, hemolisis, antifungi, dan antiviral.