SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN


                   Dosen Pembimbing




            TERAKREDITASI “B” BAN-PT




                          Oleh :
                   LUKMAN HAKIM



STAI BUNGA BANGSA CIREBON
   Jl. Widarasari III Tuparev Cirebon Tlp. (0231) 246215
                          2010
BAB I
                                     PENDAHULUAN


   I.       Latar Belakang Masalah
            Dalam         Undang       Undang       Sistem Pendidikan         Nasional       No. 20.
tahun      2003,     pasal 39 ayat 1             disebutkan     tentang tugas-tugas            tenaga
kependidikan             yaitu    "tenaga     kependidikan            bertugas       melaksanakan
administrasi,       pengelolaan,       pengembangan,          pengawasan,        dan     pelayanan
teknis    untuk     menunjang           proses     pendidikan        pada satuan       pendidikan"
sedangkan          pada     ayat 2 menyatakan            " pendidik       merupakan            tenaga
profesional       yang      bertugas     merencanakan          dan    melaksanakan             proses
pembelajaran,            melakukan          pembimbingan              dan       pelatihan,      serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi                         pendidik
pada perguruan tinggi ". dari isi pasal 39 dengan 2 ayat diatas               terlihat bahwa tugas
seorang guru bukan merupakan tugas yang ringan akan tetapi tugas yang memerlukan
pengorbanan baik tenaga, maupun             waktunya.
            Tantangan            seorang     guru     dimasa      depan       adalah     tantangan
menghadapi           perkembangan           masa      depan      yang selalu berubah             (M.
Nurdin. 2005), ia harus menjadi seorang pendidik sekaligus penolong bagi
anak     didiknya     terhadap     dampak-dampak        globalisasi      yang     sampai sekarang
menunjukan dampak yang kurang baik bagi perkembangan generasi bangsa
terutama pada perkembangan moral anak bangsa.
            Guru yang kata masyarakat adalah sosok yang digugu dan ditiru
sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara,                      " Tut wuri Handayani, ing
ngarso sung tulodo, ing madya mengun karso ", (Tidak cukup dengan menguasai
materi    pelajaran        akan tetapi      mengayomi           murid,      menjadi contoh       atau
teladan bagi murid serta selalu mendorong murid untuk lebih baik dan maju)
pada hakikatnya tidak hanya mengajarkan materi yang                         menjadi          tanggung
jawabnya ketika anak didik berada di sekolah namun dibalik tugas guru
terdapat tanggung jawab yang sangat besar terhadap                            anak didiknya           yaitu
membentuk           pribadi anak didik agar mempunyai akhlaq yang baik, tugas itu
tidak akan dapat dilaksanakan jika           pada      diri    guru     itu     sendiri mempunyai
pandangan bahwa tugasnya adalah hanya menyampaikan materi pelajaran saja.
             Padahal       bangsa      kita saat ini membutuhkan                     generasi-generasi
yang mempunyai kecerdasan, kecakapan serta akhlaq yang baik bukan generasi-
generasi     yang    pandai     menyanyi,        pandai       melawak        atau     pandai berakting
seperti yang sering ditampilkan oleh media elektornik kita yang berlomba-
lomba mengadakan audisi menjadi penyanyi atau audisi- audisi                             yang          lain.
(Syaiful     bahri. 2000:36)         mengatakan           guru     yang merupakan                   elemen
terpenting        dalam       proses      pembelajaran            dan mewujudkan                     tujuan
pendidikan      nasional      haruslah mempunyai                 tekad yang memang benar-benar
muncul dari dalam hatinya untuk menjadikan anak-anak                            bangsa              menjadi
pemuda-pemuda                 yang       berkualitas           baik akhlaq, kecakapan, maupun
ketrampilan.
             Peranan       diatas akan dapat dijalankan                 dengan         baik manakala
seorang guru tidak hanya menganggap bahwa menjadi guru hanyalah suatu
pekerjaan layaknya pekerjaan-pekerjaan yang ada disekitarnya, akan tetapi ia
merupakan       pekerjaan      yang       didasari     atas      penggilan          hati nurani       yang
didalamnya      dituntut     suatu      pengabdian      kepada        anak     didik (Syaiful Bahri.
2000:2).
             Profesi guru adalah merupakan profesi yang sangat mulia dan
orang      yang      mengambil           profesi ini adalah            termasuk             orang     yang
beruntung           karena      mereka           melepaskan            belenggu              kebodohan,
mencerdaskan           manusia,        menciptakan            manusia         berakhlaq,        berbudi,
beriman,       bertaqwa,       menggunakan             fikiran, perasaan,            dan      melatihkan
keterampilan         manusia.          (Martinis      Yamin.        2006).          Allah     swt      juga
berfirman dalam surat (Ali Imran : 104)                " Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan          umat yang          menyeru       kepada       kebaijkan,         menyuruh kepada
yang    ma'ruf dan mencegah                dari yang mungkar,                merekalah orang-orang
yang beruntung       (The Tso Chuan,        abad    ke 5 SM) menyampaikan bahwa "
orang mulia adalah orang yang memelopori suatu gerakan moral yang berguna
bagi generasinya dan juga generasi selanjutnya,        memberikan     jasa    besar      bagi
masyarakat        pada    umumnya ,kata-katanya        memberikan     pencerahan          dan
inspirasi bagi orang lain.
            Ini adalah tiga pencapaian yang tak akan mati dalam kehidupan". (Syaiful
Bahri 2000 : 35) mengatakan jika profesi sebagai guru diambil karena panggilan
hati    nurani,    maka    ketika    guru    melihat    anak didiknya senang berkelahi,
meminum-minuman keras, menghisap ganja, datang                kerumah        bordil,      dan
sebagainya, guru merasa sakit hati. Siang atau malam selalu memikirkan
bagaimana     caranya     agar   anak    didiknya itu dapat dicegah dari perbuatan yang
kurang baik, asusila, dan amoral.
            Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri di lembaga
pendidikan bukan guru yang menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam otak
anak didik saja sementara jiwa dan wataknya tidak dibina. Pada penelitian ini peneliti
ingin menyampaikan sebuah peristiwa yang            menggambarkan            kinerja guru
yang     dimiliki oleh      bangsa      kita, sebuah kasus yang dimuat dalam Jawa Pos
Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL SDN Socah Dimassa, karena
mencuri seekor burung di perumahan Pondok Halim II, untungnya nyawa Ismail
masih tertolong, Ismail diancam pasal 363 KUHP dengan hukuman penjara 5 tahun.
            Informasi      tentang      banyaknya      pengangkatan      guru      memicu
banyaknya orang mengejar profesi sebagai guru, muncul kekhawatiran dari peniliti
terkait dengan motivasi yang di bawa oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah
di keguruan, apakah ketika mereka memutuskan untuk menggeluti profesi sebagai
guru atas dasar panggilan hati nurani atau hanya sebagai batu loncatan karena tidak
ada pekerjaan yang bisa ia dapatkan, jika memang benar hanya sebagai batu
loncatan maka akan terciptalah           guru yang      mempunyai       mental         seperti
kasus    yang telah disampaikan oleh peneliti di atas.
II.    Rumusan Masalah
       1. Bagaimana penilaian orang lain terhadap guru?
       2. Bagaimana kode etik, tugas, tanggung jawab dan peran seorang guru ?
       3. Bagaimana hasil analisis kasus guru yang di muat di harian jawa pos
          edisi Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL SDN Socah
          Dimassa?
III.   Tujuan Penulisan Makalah
       1. Mahasiswa dapat memahami penilaian orang lain terhadap guru
       2. Mahasiswa dapat memahami kode etik, tugas, tanggung jawab dan
          peran seorang guru
       3. Mahasiswa dapat memahami hasil analisis kasus guru yang di muat di
          harian jawa pos edisi Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL
          SDN Socah Dimassa.
BAB II
                                PEMBAHASAN

   1. Penilaian Terhadap Guru

       Pekerjaan yang geluti guru merupakan pekerjaan yang mulia, mereka
melepaskan belenggu kebodohan, mencerdaskan manusia, menciptakan manusia be-
rakhlak, berbudi, beriman, bertaqwa, menggunakan perasaan, fikiran, dan melatih ke-
trampilan manusia.

       Guru dikenal sebagai agen perubahan, agen sosial, agen budaya, agen nilai,
agen agama, dan masih banyak lagi pangkat yang disandang oleh guru.

       Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131) mengakui nilai
seorang guru dengan kata –kata sebagai berikut “Berdiri dan hornatilah guru dan beri-
lah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul”.

       Sekarang pengakuan terhadap seorang guru hanya tinggal sebatas kenangan,
bahwa beliau adalah guruku, ustazku, kepedulian terhadap jasa yang diberi oleh guru
telah terlindas oleh kesibukan material, dan kadang-kadang guru diukur dengan mate-
rial, sebagian orang tua menitip uang kepada anaknya untuk diberikan kepada gurun-
ya, agar guru itu memberi perhatian kepada anak-anak mereka, hal ini yang merusak
lembaga pendidikan kita saat ini, sehingga guru cenderung materialistis.

   2. Mengetahui Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan Peran Seorang
       Guru
a. Kode Etik Guru Indonesia
       Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian
terhadap tuhan yang maha esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia kepada Undang-Undang
dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. oleh sebab itu, guru Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sbagai
berikut:
       1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
           Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
       2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
       3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
           melakukan bimbingan dan pembinaan.
       4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
           berhasilnya proses belajar mengajar.
       5. Guru memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat
           sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
           terhadap pendidikan.
       6. Guru     secara   pribadi     dan    bersama-sama     mengembangkan     dan
           meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
       7. Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan
           kesetiakawanan sosial.
       8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
           PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
       9. Guru    melaksanakan        segala   kebijakan   pemerintah   dalam   bidang
           pendidikan.
           Dari sembilan kode etik tersebut diatas, makalah ini hanya membahas lima
           kode etik saja. Berikut secara rinci akan diuraikan satu-persatu.


b. Sumpah/Janji Guru Indonesia
       Pasal 3

       (1) Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud
           pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi
           nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai
           pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.

       (2) Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi
          profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.

       (3) Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh
          penyelenggara satuan pendidikan.

       Pasal 4

       (1) Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang
          tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.

       (2) Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara
          perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.



c. Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional

       Pasal 5

       Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :

       (1) Nilai-nilai agama dan Pancasila

       (2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
          sosial, dan kompetensi profesional.

       (3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi
          perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan
          spiritual,

       Pasal 6

       (1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik:

       a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik,
          mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi
          proses dan hasil pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan
   mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,
   dan anggota masyarakat

c. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara
   individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.

d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya
   untuk kepentingan proses kependidikan.

e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
   berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah
   yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien
   bagi peserta didik.

f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
   sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar
   batas kaidah pendidikan.

g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang
   dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.

h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
   membantu      peserta    didik   dalam    mengembangkan     keseluruhan
   kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.

i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
   merendahkan martabat peserta didiknya.

j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara
   adil.

k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
   kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.

l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh
   perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
   didiknya   dari   kondisi-kondisi   yang   menghambat   proses   belajar,
   menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.

n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk alasan-
   alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum,
   kesehatan, dan kemanusiaan.

o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionallnya
   kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,
   kebudayaan, moral, dan agama.

p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional
   dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
   pribadi.

(2) Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa :

1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien
  dengan Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.
2. Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif
  mengenai perkembangan peserta didik.
3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang
  bukan orangtua/walinya.
4. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpatisipasi
  dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
5. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai
  kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
  umumnya.
6. Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasin
  dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak
  atau anak-anak akan pendidikan.
7. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-keuntungan pribadi.

(3) Hubungan Guru dengan Masyarakat :

1. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan
  efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
  pendidikan.
2. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan
  meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
3. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat
4. Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan
  prestise dan martabat profesinya.
5. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan
  masyarakat    berperan    aktif   dalam   pendidikan   dan    meningkatkan
  kesejahteraan peserta didiknya
6. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
  agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
  masyarakat.
7. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya
  kepada masyarakat.
8. Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam
  masyarakat.

(4) Hubungan Guru dengan sekolah

1. Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
2. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
  melaksanakan proses pendidikan.
3. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.
4. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
5. Guru menghormati rekan sejawat.
6. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat
7. Guru   menjunung     tinggi   martabat   profesionalisme    dan   hubungan
kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.
8. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk
  tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan
  tuntutan profesionalitasnya.
9. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan
  pendapat-pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan
  dan pembelajaran
10.Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan
  dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.
11.Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat
  meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-
  tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
12.Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari
  kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
13.Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru berkaitan
  dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
14.Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
  akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya
15.Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya
  atas   dasar   pendapat   siswa   atau   masyarakat    yang     tidak   dapat
  dipertanggungjawabkan kebenarnya.
16.Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
  pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
17.Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau
  tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.

(5) Hubungan Guru dengan Profesi :

1. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi
2. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan
  dan bidang studi yang diajarkan
3. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya
4. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
  menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas
  konsekuensiinya.
5. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif
  individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional lainnya.
6. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
  akan merendahkan martabat profesionalnya.
7. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat
  mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya
8. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari
  tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di
  bidang pendidikan dan pembelajaran.

(6) Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya :

a. Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta secara
   aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan
   kependidikan.

b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang
   memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan

c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
   informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan
   masyarakat.

d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
   menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas
   konsekuensinya.

e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk
   tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-
   tindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
           dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya.

      g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk
           memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.

      h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi
           profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

     (7) Hubungan Guru dengan Pemerintah :

     a)    Guru   memiliki    komitmen       kuat   untuk   melaksanakan   program
           pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD
           1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Tentang
           Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang lainnya.

     b)    Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan
           berbudaya.

     c)    Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa persatuan
           dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
           pancasila dan UUD1945.

     d)    Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh
           pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan
           pembelajaran.

     e)    Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang
           berakibat pada kerugian negara.



d. Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi

     Pasal 7

     (1)   Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan
           Kude Etik Guru Indonesia.
(2)   Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru
      Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan, masyarakat
      dan pemerintah.

Pasal 8

(1)   Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan
      Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang
      berkaitan dengan protes guru.

(2)   Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai
      dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

(3)   Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.

Pasal 9

(1)   Pemberian    rekomendasi    sanksi   terhadap    guru   yang     melakukan
      pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang
      Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

(2)   Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
      dimaksud pada ayat (1) harus objektif

(3)   Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud
      pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.

(4)   Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya pembinaan
      kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan
      martabat profesi guru.

(5)   Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru
      Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia,
      organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.

(6)   Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa
      bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum sesuai dengan
      jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan Guru
Indonesia.



   3. Hasil Analisis Kasus “ANALISIS GURU THL SDN SOCAH DIMASSA”
         Koran Jawa Pos Jum’at 19 Februari 2010.

A. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Profesionalitas Guru

             1. Deskripsi Guru Profesional
          Profesional dilihat dari kriteria yang dikemukakan para ahli mempermudah
kita memahami dan mengetahui kaidah-kaidah profesi, secara konsep profesional
memiliki aturan-aturan dan teori, teori untuk dilaksanakan dalam praktik dan unjuk
kerja,    teori    dan    praktik    merupakan       perpaduan     yang       tidak   dapat
dipisahkan.keterampilan dalam pekerjaan profesi sangat didukung oleh teori yang
telah dipelajarinya. Jadi seorang profesional dituntut banyak belajar, membaca dan
mendalami teori tentang profesi yang digelutinya.
          Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Depdikbud dan johnson (1980)
(dalam sanusi, 1991:36) mencakup tiga aspek, yaitu:
   (a) Kemampuan profesional, mencakup:
         1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus dia-
            jarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu.
         2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan ke-
            guruan.
         3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.
   (b) Kemampuan sosial, mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan
         kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru.
   (c) Kemampuan personal, mencakup:
         1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan
            terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
         2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut
            oleh seseorang guru.
3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi
           para siswanya.


           2. Syarat-syarat Guru Profesional
        Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang         gampang, seperti yang
dibayangka    sebagian      orang,   dengan    bermodal   penguasaan   materi   dan
menyampaikannya kepada siswa kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat
dikategorikakn sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru
profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus,
mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya sebagaimana
filosofi Ki Hajar Dewantara: “utwuri handayani, ing garso sung tulodo, ing madyo
mangun karso”. Tidak cukup dengan menguasai materi pelajaran akan tetapi
mengayomi murud, menjadi contoh bagi murid serta selalu mendorong murid untuk
lebih maju dan lebih baik.guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap
pengetahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional rajin membaca
literatur- literatur. Oemar Hamalik dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001;
118), guru profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi:
   1. Memiliki bakat sebagai guru.
   2. Memiliki keahlian sebagai guru.
   3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
   4. Memiliki mental yang sehat.
   5. Berbadan sehat.
   6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
   7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.
   8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.
B. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan
   Peran Seorang Guru
        Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta pada kemanusiaan pada
umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945, oleh kerena itu, Guru Indonesia terpangil untuk
menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
   pembangunan yang ber-Pancasila.
   a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masing-
      masing
   b. Guru berusaha mensusseskan pendidikan yang serasi (jasmaniyah dan
      rohaniyah) bagi anak didiknya
   c. Guru harus menghayati dan mengamalkan pancasila
   d. Guru dengan bersunguh-sunguh mengintensifkan Pendidikan Moral Pancasila
      bagi anak didiknya
   e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya krasai
      anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun
   f. Guru membantu sekolah didalam usaha menanamkan pengetahuan
      keterampilan kepada anak didik.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
   dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
   a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak
      didiknya masing-masing
   b. Guru hendaknya luwes didalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
      klebutuhan anak didik masing-masing
   c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum
      tanpa membeda-bedakan Janis dan posisi orang tua muridnya
3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didik,. Tetapi menghindarkan diri dari segtsala bentuk penyalah gunaan
   a. Komunikasi Guru dan anak didik didalam dan diluar sekolah dilandaskan
      pada rasa kasih sayang
   b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka Guru harus mengetahui kepribadian anak
      dan latar belakangt keluarganya masing-masing.
   c. Komunikasi Guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan
      pendidikan anak didik
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
   orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
   a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekol;ah sehingga anak didik betah
      berada dan belajar di sekolah
   b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat
      terjalin pertukaran informasi timbale balik untuk kepentingan anak didik
   c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang
      disampaikan orang tua murid/ masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya.
   d. Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara teratur
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya
   maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
   a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan
   b. Guru turut menyebarkan program-progaram pendidikan dan lkebudayaan
      kepada masyarakat seketernya, sehingga sekolah tersebut turut berfubgsi
      sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan
      ditempat itu
   c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
      unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.
   d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas
   e. Guru menusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-bainya antara sekolah,
      orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas
      dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung jawab nersama antara
      pemerintah, orang t5ua murid dan masyarakat.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan
   meningkatkan mutu profesinya.
   a. Guru melanjutkan setudinya dengan :
      · Membaca buku-buku
      · Mengikuti loka karya, seminar, gterakan koperasi, dan pertemuan-pertemuan
       pendidikan dan keilmuan lainnya
      · Mengikuti penataran
      · Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian
   b. Guru selalu bicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya,
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
   berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
   a. Guru senantiasa saling bertukar informasi pendapat, salung menasehatri dan
      Bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan
      pribadi maupun dalam menuaikan tugas profgesinya
   b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-
      rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan
      maupun secara pribadi
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi
   guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
   a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi Guru yang bermaksud
      membina profesi dan pendidikan pada umumnya
   b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan diantara sesame
      pengabdi pendidikan
   c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap ucapan,
      dan tindakan yag merugikan organisasi
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
   dalam bidang pendidikan
   a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan
      pemerintah dalam bidang pendidikan
   b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian
c. Guru berusaha membantu menyebarkan kebijak sanaan dan program
        pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat
        sekitarnya
    d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan
        dilingkungan atau didaerahnya sebaik-baiknya.
          Menurut uraian diatas mengenai Kode Etik Guru, kita perlu melihat pula:
Kualitas guru-guru di Indonesia- khususnya yang berstatus PNS dan guru sekolah
swasta yang “hidup segan mati takmau”, juga saat ini berada dalam titik “rendah”.
Para guru juga tidak hanya gagap dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan fenomena sosial kemasyarakatan, mereka juga terjebak dalam
kebiasaan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Prakarsa inisiatif para guru untuk
belajar mengalimetode, bahan ajar dan pola relasi belajar-mengajar yang baru sangat
minimalis.    Tidak   mengherankan    ketika   Depdiknas    merekonsepsikan    dan
mengimplementasikan kerangka kurikulum pembaruan, KBK (kurikulum berbasis
kopetensi), banyak guru yang sangat sulit memahami. Banyak yang menggerutu dan
beranggapan KBK hanya sebagai wujud kurikulum yang “ngayawara” (tidak
realistik).
          Rendahnya mutu atau kapabilitas guru di Indonesia, selama ini disebabkan
oleh beberapa factor. factor structural: para guru selama tiga dekada Orde Baru
dijadikan “bemper” politik bagi kekuatan partai Golkar. Guru dijadikan agen politik
pembagunanisme dan juga agen pemenangan program partai golkar. Melelui
organisasi Korpri dan PGRI, mereka dijadikan proyek korporatisme Negara. kuatnya
politik pendidikan, yang mengontrol arah dan system pendidikan selama tiga decade
membuat para guru seperti “robot” ang dipenjara melelui tuggas-tugas kedinasan
yang stagnan. rendahnya tingkat kesejahteraan guru Indonesia membuat mereka tidak
bisa optimal dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar
karena selalu mengurusi persoalan ekonomi keluarga. kuatnya kultur feodalistik
dalam dunia pendidikan, sehingga tidak terjadi proses “social clustering” dan
regenerasi ekskusif
                               komunitas guru muda.
Tabel Pengamatan kasu Guru THL SDN Socah Dimassa
                                                            Nilai      Profesional-
No.                        Kasus
                                                            moral            itas
1.    Guru THL SDN Socah Dimassa                          Dari aspek   Dari segi pro-
                                                          moral ka-    fesional-itas
          Bangkalan-Nasib sial dialami Ismail, S.Pd,      sus ini      juga memiliki
      guru THL (Tenaga Harian Lepas) di SDN Parseh        memiliki     nilai negatif
      3, Socah. Tenaga pendidik yang masih berusia 26     nilai
      tahun ini babak belur dihajar massa saat ketahuan   negatif
      mencuri burung di perumahan Pondok Halim II,        bagi guru
      Jl. Halim Perdana Kusuma. Kini dia mendekam
      di penjara dan hanya bisa menyesali perbuatan-
      nya.

         Perbuatan tak terpuji “Umar Bakri” ini terjadi
      rabu(17/2) dini hari. Saat tengah malam, Ismail
      masuk kompleks Perumahan Pondok Halim II di
      Desa/Kec. Burneh. Dia mengambil burung pren-
      jak milik Bayu Sugiono, 28 yang berada di Blok
      D Nomor 7. namun sial, setelah berhasil
      mengambil burung incarannya, dia ketahuan sang
      pemilik yang langsung berteriak maling. Sontak
      warga berhamburan dan menghajarnya.

        “Siang harinya dia memang sudah datang ke
      rumah saya dan berpura-pura menawar burung
      sekaligus mencari sangkar,” ujar Bayu yang me-
      mang dikenal sebagai pedagang burung berkicau.

        Untungnya nyawa Ismail masih tertolong.
      Petugas Polres Bangkalan langsung datang ke
      TKP mengamankan tersangka. Kini guru di SDN
      Parseh 3 tersebut terus diselidiki untuk megejar
      para pelaku lainnya. “Ismail diancam hukuman
      penjara 5 tahun,” ujar Iptu Sumono KBO
      Reskrim Polres Bangkalan mewakili Kaplres
      Bangkalan AKBP Agus Salim.
BAB II
                                   PENUTUP


   1. Kesimpulan
          Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut profesional
jika telah menaati Kode Etik Keguruan yang telah ditetapkan.
          Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut
sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang
diharapkan oleh kelompoknya.
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:
          1. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.
          2. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode
            moral sebagai kode prilaku.
          3). Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri
   2. Saran
          Semoga dengan analisis kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua
dan semoga profesionalitas guru di Indonesai semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA


-   Depdikbud dan johnson (1980) (dalam sanusi, 1991:36)
-   Djamarah, syaiful bahri. 2000. guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
    Bandung : Rineka cipta
-   M. Nurdin. 2005
-   Oemar Hamalik dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001; 118)
-   Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131)
-   Soecipto dan kosasih, raflis. 2004. profesi keguruan. Bandung : Rineka cipta
    dan pusat perbukuan depdiknas
-   Undang-Undang Dasar 1945
-   UU sisdiknas no. 20 tahun 2003
-   Yamin, Martinis.2006. sertifikasi profesi keguruan di Indonesia.bandung:
    Gaung persada
-   Yusuf, samsu
Lampiran

Contenu connexe

Tendances

Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
Pendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamPendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamRasyeda Aufa
 
Profesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islamProfesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islamNoor Aini Samsusah
 
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012Univ. Kahuripan Kediri
 
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Mas Rauf
 
Profesionalisme guru dalam islam
Profesionalisme guru dalam islamProfesionalisme guru dalam islam
Profesionalisme guru dalam islamAndi Hermanto Hz
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrAl Hafidh Anas
 
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taMakalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
 
Guru sejati berkepribadian islami
Guru sejati berkepribadian islamiGuru sejati berkepribadian islami
Guru sejati berkepribadian islamisandri irmawan
 
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guruRatih Ginarti
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolahKemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolahsman 2 mataram
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaAliffanin
 
Analisis struktur PAI perspektif Madrasah
Analisis struktur PAI perspektif MadrasahAnalisis struktur PAI perspektif Madrasah
Analisis struktur PAI perspektif MadrasahMuhammad Arif
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruIkhwan Mutaqin
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikPendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikIrwan Fauzi
 

Tendances (20)

Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
 
Pendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamPendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam Islam
 
Profesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islamProfesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islam
 
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
 
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
 
Profesionalisme guru dalam islam
Profesionalisme guru dalam islamProfesionalisme guru dalam islam
Profesionalisme guru dalam islam
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimr
 
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taMakalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim ta
 
Guru sejati berkepribadian islami
Guru sejati berkepribadian islamiGuru sejati berkepribadian islami
Guru sejati berkepribadian islami
 
Kriteria guru impian
Kriteria guru impianKriteria guru impian
Kriteria guru impian
 
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolahKemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolah
 
Pendidikan di Indonesia
Pendidikan di IndonesiaPendidikan di Indonesia
Pendidikan di Indonesia
 
Sai profile apr2010-low
Sai profile apr2010-lowSai profile apr2010-low
Sai profile apr2010-low
 
Tugas tik4
Tugas tik4Tugas tik4
Tugas tik4
 
Analisis struktur PAI perspektif Madrasah
Analisis struktur PAI perspektif MadrasahAnalisis struktur PAI perspektif Madrasah
Analisis struktur PAI perspektif Madrasah
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Pendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikPendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidik
 

Similaire à MENJADI INSPIRASI

PPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptx
PPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptxPPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptx
PPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptxBELASAPUTRIDEWI
 
Etika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdfEtika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdfMuksal Mina
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan AisAisyah
 
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfReview Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfUlfa Izzah
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxendah642456
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxEsde3Pasirmuncang
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptxjedelo6406
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxdealestari26
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfLahitaAzizah
 
Presentasi Prakfisdas.pptx
Presentasi Prakfisdas.pptxPresentasi Prakfisdas.pptx
Presentasi Prakfisdas.pptxKhaidarRabbani1
 
Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikGuru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikayu Naoman
 
670-1465-1-SM.pdf
670-1465-1-SM.pdf670-1465-1-SM.pdf
670-1465-1-SM.pdfMhmmdAfrozi
 
Hakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam IslamHakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam IslamRizkyAdeaulia
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxGigihJantoko2
 
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamKelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamMunaa
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxLaiLaUrfaAnggraini
 
Guru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajarGuru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajarChi'onk Pemimpin
 
kelompok 3 putri muna nurul.docx
kelompok 3 putri muna nurul.docxkelompok 3 putri muna nurul.docx
kelompok 3 putri muna nurul.docxPutriazzahraLubis
 
filsafat pendidikan Islam.docx
filsafat pendidikan Islam.docxfilsafat pendidikan Islam.docx
filsafat pendidikan Islam.docxNurulAzizah422685
 

Similaire à MENJADI INSPIRASI (20)

PPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptx
PPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptxPPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptx
PPT PIP KEL 2 PENDIDIKkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 
Etika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdfEtika pendidikan dalam islam.pdf
Etika pendidikan dalam islam.pdf
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan
 
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdfReview Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
Review Jurnal Hakikat Pendidik Dalam Islam.pdf
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar .pptx
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Presentasi Prakfisdas.pptx
Presentasi Prakfisdas.pptxPresentasi Prakfisdas.pptx
Presentasi Prakfisdas.pptx
 
Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikGuru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik
 
670-1465-1-SM.pdf
670-1465-1-SM.pdf670-1465-1-SM.pdf
670-1465-1-SM.pdf
 
Hakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam IslamHakikat Pendidik dalam Islam
Hakikat Pendidik dalam Islam
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
 
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamKelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
 
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptxAksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
Aksi Nyata Topik Merdeka Belajar - Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pptx
 
Guru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajarGuru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajar
 
kelompok 3 putri muna nurul.docx
kelompok 3 putri muna nurul.docxkelompok 3 putri muna nurul.docx
kelompok 3 putri muna nurul.docx
 
filsafat pendidikan Islam.docx
filsafat pendidikan Islam.docxfilsafat pendidikan Islam.docx
filsafat pendidikan Islam.docx
 
AKSI NYATA.docx
AKSI NYATA.docxAKSI NYATA.docx
AKSI NYATA.docx
 

MENJADI INSPIRASI

  • 1. MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN Dosen Pembimbing TERAKREDITASI “B” BAN-PT Oleh : LUKMAN HAKIM STAI BUNGA BANGSA CIREBON Jl. Widarasari III Tuparev Cirebon Tlp. (0231) 246215 2010
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20. tahun 2003, pasal 39 ayat 1 disebutkan tentang tugas-tugas tenaga kependidikan yaitu "tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan" sedangkan pada ayat 2 menyatakan " pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi ". dari isi pasal 39 dengan 2 ayat diatas terlihat bahwa tugas seorang guru bukan merupakan tugas yang ringan akan tetapi tugas yang memerlukan pengorbanan baik tenaga, maupun waktunya. Tantangan seorang guru dimasa depan adalah tantangan menghadapi perkembangan masa depan yang selalu berubah (M. Nurdin. 2005), ia harus menjadi seorang pendidik sekaligus penolong bagi anak didiknya terhadap dampak-dampak globalisasi yang sampai sekarang menunjukan dampak yang kurang baik bagi perkembangan generasi bangsa terutama pada perkembangan moral anak bangsa. Guru yang kata masyarakat adalah sosok yang digugu dan ditiru sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara, " Tut wuri Handayani, ing ngarso sung tulodo, ing madya mengun karso ", (Tidak cukup dengan menguasai materi pelajaran akan tetapi mengayomi murid, menjadi contoh atau teladan bagi murid serta selalu mendorong murid untuk lebih baik dan maju) pada hakikatnya tidak hanya mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya ketika anak didik berada di sekolah namun dibalik tugas guru
  • 3. terdapat tanggung jawab yang sangat besar terhadap anak didiknya yaitu membentuk pribadi anak didik agar mempunyai akhlaq yang baik, tugas itu tidak akan dapat dilaksanakan jika pada diri guru itu sendiri mempunyai pandangan bahwa tugasnya adalah hanya menyampaikan materi pelajaran saja. Padahal bangsa kita saat ini membutuhkan generasi-generasi yang mempunyai kecerdasan, kecakapan serta akhlaq yang baik bukan generasi- generasi yang pandai menyanyi, pandai melawak atau pandai berakting seperti yang sering ditampilkan oleh media elektornik kita yang berlomba- lomba mengadakan audisi menjadi penyanyi atau audisi- audisi yang lain. (Syaiful bahri. 2000:36) mengatakan guru yang merupakan elemen terpenting dalam proses pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional haruslah mempunyai tekad yang memang benar-benar muncul dari dalam hatinya untuk menjadikan anak-anak bangsa menjadi pemuda-pemuda yang berkualitas baik akhlaq, kecakapan, maupun ketrampilan. Peranan diatas akan dapat dijalankan dengan baik manakala seorang guru tidak hanya menganggap bahwa menjadi guru hanyalah suatu pekerjaan layaknya pekerjaan-pekerjaan yang ada disekitarnya, akan tetapi ia merupakan pekerjaan yang didasari atas penggilan hati nurani yang didalamnya dituntut suatu pengabdian kepada anak didik (Syaiful Bahri. 2000:2). Profesi guru adalah merupakan profesi yang sangat mulia dan orang yang mengambil profesi ini adalah termasuk orang yang beruntung karena mereka melepaskan belenggu kebodohan, mencerdaskan manusia, menciptakan manusia berakhlaq, berbudi, beriman, bertaqwa, menggunakan fikiran, perasaan, dan melatihkan keterampilan manusia. (Martinis Yamin. 2006). Allah swt juga berfirman dalam surat (Ali Imran : 104) " Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaijkan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang
  • 4. yang beruntung (The Tso Chuan, abad ke 5 SM) menyampaikan bahwa " orang mulia adalah orang yang memelopori suatu gerakan moral yang berguna bagi generasinya dan juga generasi selanjutnya, memberikan jasa besar bagi masyarakat pada umumnya ,kata-katanya memberikan pencerahan dan inspirasi bagi orang lain. Ini adalah tiga pencapaian yang tak akan mati dalam kehidupan". (Syaiful Bahri 2000 : 35) mengatakan jika profesi sebagai guru diambil karena panggilan hati nurani, maka ketika guru melihat anak didiknya senang berkelahi, meminum-minuman keras, menghisap ganja, datang kerumah bordil, dan sebagainya, guru merasa sakit hati. Siang atau malam selalu memikirkan bagaimana caranya agar anak didiknya itu dapat dicegah dari perbuatan yang kurang baik, asusila, dan amoral. Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri di lembaga pendidikan bukan guru yang menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam otak anak didik saja sementara jiwa dan wataknya tidak dibina. Pada penelitian ini peneliti ingin menyampaikan sebuah peristiwa yang menggambarkan kinerja guru yang dimiliki oleh bangsa kita, sebuah kasus yang dimuat dalam Jawa Pos Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL SDN Socah Dimassa, karena mencuri seekor burung di perumahan Pondok Halim II, untungnya nyawa Ismail masih tertolong, Ismail diancam pasal 363 KUHP dengan hukuman penjara 5 tahun. Informasi tentang banyaknya pengangkatan guru memicu banyaknya orang mengejar profesi sebagai guru, muncul kekhawatiran dari peniliti terkait dengan motivasi yang di bawa oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah di keguruan, apakah ketika mereka memutuskan untuk menggeluti profesi sebagai guru atas dasar panggilan hati nurani atau hanya sebagai batu loncatan karena tidak ada pekerjaan yang bisa ia dapatkan, jika memang benar hanya sebagai batu loncatan maka akan terciptalah guru yang mempunyai mental seperti kasus yang telah disampaikan oleh peneliti di atas.
  • 5. II. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penilaian orang lain terhadap guru? 2. Bagaimana kode etik, tugas, tanggung jawab dan peran seorang guru ? 3. Bagaimana hasil analisis kasus guru yang di muat di harian jawa pos edisi Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL SDN Socah Dimassa? III. Tujuan Penulisan Makalah 1. Mahasiswa dapat memahami penilaian orang lain terhadap guru 2. Mahasiswa dapat memahami kode etik, tugas, tanggung jawab dan peran seorang guru 3. Mahasiswa dapat memahami hasil analisis kasus guru yang di muat di harian jawa pos edisi Jum’at 19 Februari 2010, yaitu kasus Guru THL SDN Socah Dimassa.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 1. Penilaian Terhadap Guru Pekerjaan yang geluti guru merupakan pekerjaan yang mulia, mereka melepaskan belenggu kebodohan, mencerdaskan manusia, menciptakan manusia be- rakhlak, berbudi, beriman, bertaqwa, menggunakan perasaan, fikiran, dan melatih ke- trampilan manusia. Guru dikenal sebagai agen perubahan, agen sosial, agen budaya, agen nilai, agen agama, dan masih banyak lagi pangkat yang disandang oleh guru. Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131) mengakui nilai seorang guru dengan kata –kata sebagai berikut “Berdiri dan hornatilah guru dan beri- lah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul”. Sekarang pengakuan terhadap seorang guru hanya tinggal sebatas kenangan, bahwa beliau adalah guruku, ustazku, kepedulian terhadap jasa yang diberi oleh guru telah terlindas oleh kesibukan material, dan kadang-kadang guru diukur dengan mate- rial, sebagian orang tua menitip uang kepada anaknya untuk diberikan kepada gurun- ya, agar guru itu memberi perhatian kepada anak-anak mereka, hal ini yang merusak lembaga pendidikan kita saat ini, sehingga guru cenderung materialistis. 2. Mengetahui Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan Peran Seorang Guru a. Kode Etik Guru Indonesia Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap tuhan yang maha esa, bangsa, dan negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia kepada Undang-Undang dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi
  • 7. Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sbagai berikut: 1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. 2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. 4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. 5. Guru memelihara hubungan dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. 6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. 7. Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. 8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. 9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Dari sembilan kode etik tersebut diatas, makalah ini hanya membahas lima kode etik saja. Berikut secara rinci akan diuraikan satu-persatu. b. Sumpah/Janji Guru Indonesia Pasal 3 (1) Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan
  • 8. masyarakat. (2) Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing. (3) Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh penyelenggara satuan pendidikan. Pasal 4 (1) Naskah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia. (2) Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas. c. Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5 Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari : (1) Nilai-nilai agama dan Pancasila (2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. (3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual, Pasal 6 (1) Hubungan Guru dengan Peserta Didik: a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
  • 9. b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat c. Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran. d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan. e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik. f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan. g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik. h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya. i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan martabat peserta didiknya. j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil. k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya. l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
  • 10. m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan. n. Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untuk alasan- alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan. o. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesionallnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama. p. Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi. (2) Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa : 1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan. 2. Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan peserta didik. 3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan orangtua/walinya. 4. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan. 5. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya. 6. Guru menjunjunng tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasin dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan. 7. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
  • 11. orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-keuntungan pribadi. (3) Hubungan Guru dengan Masyarakat : 1. Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. 2. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. 3. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat 4. Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat profesinya. 5. Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan peserta didiknya 6. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat. 7. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat. 8. Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupam masyarakat. (4) Hubungan Guru dengan sekolah 1. Guru memelihara dan eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah. 2. Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan proses pendidikan. 3. Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif. 4. Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah. 5. Guru menghormati rekan sejawat. 6. Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat 7. Guru menjunung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan
  • 12. kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional. 8. Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang relevan dengan tuntutan profesionalitasnya. 9. Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan pendapat-pendapat profesionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran 10.Guru membasiskan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat. 11.Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas- tugas profesional pendidikan dan pembelajaran. 12.Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya. 13.Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyaan keliru berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat. 14.Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya 15.Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarnya. 16.Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum. 17.Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat. (5) Hubungan Guru dengan Profesi : 1. Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi 2. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang studi yang diajarkan
  • 13. 3. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya 4. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas konsekuensiinya. 5. Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional lainnya. 6. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat profesionalnya. 7. Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya 8. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di bidang pendidikan dan pembelajaran. (6) Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya : a. Guru menjadi anggota aorganisasi profesi guru dan berperan serta secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan kependidikan. b. Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat. d. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya. e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan- tindakan profesional lainnya.
  • 14. f. Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya. g. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya. h. Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Hubungan Guru dengan Pemerintah : a) Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen, dan ketentuan Perundang-Undang lainnya. b) Guru membantu Program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan berbudaya. c) Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD1945. d) Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran. e) Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada kerugian negara. d. Pelaksanaan , Pelanggaran, dan sanksi Pasal 7 (1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan Kude Etik Guru Indonesia.
  • 15. (2) Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru Indonesia kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Pasal 8 (1) Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan protes guru. (2) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. (3) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat. Pasal 9 (1) Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia. (2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus objektif (3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru. (4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru. (5) Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia, organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang. (6) Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan Guru
  • 16. Indonesia. 3. Hasil Analisis Kasus “ANALISIS GURU THL SDN SOCAH DIMASSA” Koran Jawa Pos Jum’at 19 Februari 2010. A. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Profesionalitas Guru 1. Deskripsi Guru Profesional Profesional dilihat dari kriteria yang dikemukakan para ahli mempermudah kita memahami dan mengetahui kaidah-kaidah profesi, secara konsep profesional memiliki aturan-aturan dan teori, teori untuk dilaksanakan dalam praktik dan unjuk kerja, teori dan praktik merupakan perpaduan yang tidak dapat dipisahkan.keterampilan dalam pekerjaan profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajarinya. Jadi seorang profesional dituntut banyak belajar, membaca dan mendalami teori tentang profesi yang digelutinya. Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Depdikbud dan johnson (1980) (dalam sanusi, 1991:36) mencakup tiga aspek, yaitu: (a) Kemampuan profesional, mencakup: 1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus dia- jarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu. 2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan ke- guruan. 3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. (b) Kemampuan sosial, mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru. (c) Kemampuan personal, mencakup: 1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya. 2. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seseorang guru.
  • 17. 3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. 2. Syarat-syarat Guru Profesional Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangka sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategorikakn sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara: “utwuri handayani, ing garso sung tulodo, ing madyo mangun karso”. Tidak cukup dengan menguasai materi pelajaran akan tetapi mengayomi murud, menjadi contoh bagi murid serta selalu mendorong murid untuk lebih maju dan lebih baik.guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional rajin membaca literatur- literatur. Oemar Hamalik dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001; 118), guru profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi: 1. Memiliki bakat sebagai guru. 2. Memiliki keahlian sebagai guru. 3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. 4. Memiliki mental yang sehat. 5. Berbadan sehat. 6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. 7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila. 8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.
  • 18. B. Analisis Kasus Dilihat Dari Segi Kode Etik, Tugas, Tanggung Jawab Dan Peran Seorang Guru Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta pada kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, oleh kerena itu, Guru Indonesia terpangil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut: 1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila. a. Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masing- masing b. Guru berusaha mensusseskan pendidikan yang serasi (jasmaniyah dan rohaniyah) bagi anak didiknya c. Guru harus menghayati dan mengamalkan pancasila d. Guru dengan bersunguh-sunguh mengintensifkan Pendidikan Moral Pancasila bagi anak didiknya e. Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya krasai anak didik agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang membangun f. Guru membantu sekolah didalam usaha menanamkan pengetahuan keterampilan kepada anak didik. 2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing. a. Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan dan kebutuhan anak didiknya masing-masing b. Guru hendaknya luwes didalam menerapkan kurikulum sesuai dengan klebutuhan anak didik masing-masing c. Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum tanpa membeda-bedakan Janis dan posisi orang tua muridnya 3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang
  • 19. anak didik,. Tetapi menghindarkan diri dari segtsala bentuk penyalah gunaan a. Komunikasi Guru dan anak didik didalam dan diluar sekolah dilandaskan pada rasa kasih sayang b. Untuk berhasilnya pendidikan, maka Guru harus mengetahui kepribadian anak dan latar belakangt keluarganya masing-masing. c. Komunikasi Guru ini hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan pendidikan anak didik 4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekol;ah sehingga anak didik betah berada dan belajar di sekolah b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua murid sehingga dapat terjalin pertukaran informasi timbale balik untuk kepentingan anak didik c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang disampaikan orang tua murid/ masyarakat terhadap kehidupan sekolahnya. d. Pertemuan dengan orang tua murid harus diadakan secara teratur 5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan b. Guru turut menyebarkan program-progaram pendidikan dan lkebudayaan kepada masyarakat seketernya, sehingga sekolah tersebut turut berfubgsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan ditempat itu c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya. d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai aktifitas e. Guru menusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-bainya antara sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung jawab nersama antara pemerintah, orang t5ua murid dan masyarakat.
  • 20. 6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. a. Guru melanjutkan setudinya dengan : · Membaca buku-buku · Mengikuti loka karya, seminar, gterakan koperasi, dan pertemuan-pertemuan pendidikan dan keilmuan lainnya · Mengikuti penataran · Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian b. Guru selalu bicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya, 7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan. a. Guru senantiasa saling bertukar informasi pendapat, salung menasehatri dan Bantu-membantu satu sama lainnya, baik dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menuaikan tugas profgesinya b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan- rekan seprofesinya dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi 8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya. a. Guru menjadi anggota dan membantu organisasi Guru yang bermaksud membina profesi dan pendidikan pada umumnya b. Guru senantiasa berusaha bagi peningkatan persatuan diantara sesame pengabdi pendidikan c. Guru senantiasa berusaha agar menghindarkan diri dari sikap-sikap ucapan, dan tindakan yag merugikan organisasi 9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang pendidikan b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian
  • 21. c. Guru berusaha membantu menyebarkan kebijak sanaan dan program pemerintah dalam bidang pendidikan kepada orang tua murid dan masyarakat sekitarnya d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan dilingkungan atau didaerahnya sebaik-baiknya. Menurut uraian diatas mengenai Kode Etik Guru, kita perlu melihat pula: Kualitas guru-guru di Indonesia- khususnya yang berstatus PNS dan guru sekolah swasta yang “hidup segan mati takmau”, juga saat ini berada dalam titik “rendah”. Para guru juga tidak hanya gagap dalam beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan fenomena sosial kemasyarakatan, mereka juga terjebak dalam kebiasaan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Prakarsa inisiatif para guru untuk belajar mengalimetode, bahan ajar dan pola relasi belajar-mengajar yang baru sangat minimalis. Tidak mengherankan ketika Depdiknas merekonsepsikan dan mengimplementasikan kerangka kurikulum pembaruan, KBK (kurikulum berbasis kopetensi), banyak guru yang sangat sulit memahami. Banyak yang menggerutu dan beranggapan KBK hanya sebagai wujud kurikulum yang “ngayawara” (tidak realistik). Rendahnya mutu atau kapabilitas guru di Indonesia, selama ini disebabkan oleh beberapa factor. factor structural: para guru selama tiga dekada Orde Baru dijadikan “bemper” politik bagi kekuatan partai Golkar. Guru dijadikan agen politik pembagunanisme dan juga agen pemenangan program partai golkar. Melelui organisasi Korpri dan PGRI, mereka dijadikan proyek korporatisme Negara. kuatnya politik pendidikan, yang mengontrol arah dan system pendidikan selama tiga decade membuat para guru seperti “robot” ang dipenjara melelui tuggas-tugas kedinasan yang stagnan. rendahnya tingkat kesejahteraan guru Indonesia membuat mereka tidak bisa optimal dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar karena selalu mengurusi persoalan ekonomi keluarga. kuatnya kultur feodalistik dalam dunia pendidikan, sehingga tidak terjadi proses “social clustering” dan regenerasi ekskusif komunitas guru muda.
  • 22. Tabel Pengamatan kasu Guru THL SDN Socah Dimassa Nilai Profesional- No. Kasus moral itas 1. Guru THL SDN Socah Dimassa Dari aspek Dari segi pro- moral ka- fesional-itas Bangkalan-Nasib sial dialami Ismail, S.Pd, sus ini juga memiliki guru THL (Tenaga Harian Lepas) di SDN Parseh memiliki nilai negatif 3, Socah. Tenaga pendidik yang masih berusia 26 nilai tahun ini babak belur dihajar massa saat ketahuan negatif mencuri burung di perumahan Pondok Halim II, bagi guru Jl. Halim Perdana Kusuma. Kini dia mendekam di penjara dan hanya bisa menyesali perbuatan- nya. Perbuatan tak terpuji “Umar Bakri” ini terjadi rabu(17/2) dini hari. Saat tengah malam, Ismail masuk kompleks Perumahan Pondok Halim II di Desa/Kec. Burneh. Dia mengambil burung pren- jak milik Bayu Sugiono, 28 yang berada di Blok D Nomor 7. namun sial, setelah berhasil mengambil burung incarannya, dia ketahuan sang pemilik yang langsung berteriak maling. Sontak warga berhamburan dan menghajarnya. “Siang harinya dia memang sudah datang ke rumah saya dan berpura-pura menawar burung sekaligus mencari sangkar,” ujar Bayu yang me- mang dikenal sebagai pedagang burung berkicau. Untungnya nyawa Ismail masih tertolong. Petugas Polres Bangkalan langsung datang ke TKP mengamankan tersangka. Kini guru di SDN Parseh 3 tersebut terus diselidiki untuk megejar para pelaku lainnya. “Ismail diancam hukuman penjara 5 tahun,” ujar Iptu Sumono KBO Reskrim Polres Bangkalan mewakili Kaplres Bangkalan AKBP Agus Salim.
  • 23. BAB II PENUTUP 1. Kesimpulan Etika profesional seorang guru sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seorang guru baru dapat disebut profesional jika telah menaati Kode Etik Keguruan yang telah ditetapkan. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu: 1. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum. 2. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku. 3). Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri 2. Saran Semoga dengan analisis kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua dan semoga profesionalitas guru di Indonesai semakin baik.
  • 24. DAFTAR PUSTAKA - Depdikbud dan johnson (1980) (dalam sanusi, 1991:36) - Djamarah, syaiful bahri. 2000. guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Bandung : Rineka cipta - M. Nurdin. 2005 - Oemar Hamalik dalam bukunya Profesi Belajar Mengajar (2001; 118) - Penyair Syayuki (dalam, Mohd.Athiyah Al-Abrasy, 1969:131) - Soecipto dan kosasih, raflis. 2004. profesi keguruan. Bandung : Rineka cipta dan pusat perbukuan depdiknas - Undang-Undang Dasar 1945 - UU sisdiknas no. 20 tahun 2003 - Yamin, Martinis.2006. sertifikasi profesi keguruan di Indonesia.bandung: Gaung persada - Yusuf, samsu