Publicité
Publicité

Contenu connexe

Publicité

Materi 1_ Kebijakan Pemulihan Pembelajaran_11 MEI 2022.pptx

  1. Merdeka Belajar : Kebijakan Pemulihan Pembelajaran Bahan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka
  2. Tujuan Bimbingan Teknis Memahami latar belakang, filosofi, dan isi kebijakan penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran secara mendalam.
  3. Ruang Lingkup Karakteristik Kurikulum Merdeka sebagai kelanjutan dari penyederhanaan kurikulum darurat Krisis pembelajaran yang berkepanjangan dan memburuk akibat pandemi COVID-19 Upaya Pemerintah untuk memitigasi dampak pandemi terhadap kesempatan belajar Strategi implementasi Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan: pilihan kurikulum dan penyesuaian dengan kesiapan satuan pendidikan Dukungan kebijakan implementasi kurikulum Dukungan penerapan kurikulum untuk transformasi pembelajaran: Platform Merdeka Mengajar A B C D E F
  4. 1. Permendikbud Ristek, No.5, Tahun 2022, tentang Standar Kompetensi Lulusan. 2. Permendikbud Ristek, No.7, Tahun 2022, tentang Standar isi . 3. Permendikbud Ristek, No. 16, Tahun 2022, tentang Standar Proses. 4. Kepetusan Kepmendikbud Ristek, No: 56/M/2022, tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Dasar Hukum
  5. Krisis Pembelajaran Sejak kapan Indonesia mengalami krisis pembelajaran?
  6. Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun Studi-studi nasional maupun internasional, salah satunya PISA menunjukkan bahwa banyak siswa kita yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar Skor PISA tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum membaca dan matematika Hasil tes PISA 2018 juga menunjukkan adanya kesenjangan hasil belajar berbasis status ekonomi-sosial, di mana siswa dari keluarga yang lebih sejahtera mendapatkan skor 52 poin lebih tinggi Sumber: OECD (2018)
  7. Krisis pembelajaran juga ditunjukkan dengan tingginya kesenjangan kualitas pembelajaran ● Survei AKSI menunjukkan adanya ketimpangan besar antar daerah dalam hasil belajar murid. ● Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Setelah pandemi, krisis belajar ini menjadi semakin parah. Persebaran Skor AKSI (2019) Bali Nusra • I • M • S 46,5 41,2 3,8 -11% -9% -12% Sumatra • I • M • S 48,0 42,5 39,2 -8% -6% -9% Sulawesi • I • M • S 46,4 41,3 37,7 -11% -9% -12% Kalimantan • B. Indonesia (I) • Matematika (M) • IPA (S) 49,0 43,0 39,5 -6% -5% -8% Papua dan Maluku • I • M • S 46,7 40,9 36,9 -11% -10% -14% DKI Jakarta & DI Yogyakarta • I • M • S 52,3 45,4 4,1 Jawa (non-DKI dan DIY) • I • M • S 50,2 44,0 41,2 -5% -4% -5% xx xx Skor AKSI (SMP) % perbedaan rata-rata skor AKSI antara DKI Jakarta dan DI Yogyakarta Legenda :
  8. Krisis pembelajaran diperparah oleh pandemi COVID-19 dengan meningkatnya ketertinggalan pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran Numerasi Literasi Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD. -52 129 77 (6 bulan) SESUDAH (TA 20/21) SEBELUM (TA 19/20) - 44 Indikasi Learning Loss (5 bulan) 78 34 ▪ Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. ▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang secara signifikan (learning loss). ▪ Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar. (Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021) ▪ Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar.
  9. Kurikulum Darurat Apa hubungan antara krisis di masa pandemi COVID-19 dengan kurikulum?
  10. Penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi COVID-19 Learning loss 5 bulan Learning loss 1 bulan 522 482 517 Proyeksi jika tidak ada learning loss Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi) Pada sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 Pada sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat Sekitar 31,5% sekolah menggunakan kurikulum darurat semasa pandemi COVID-19 Hasil belajar siswa 12 bulan pembelajaran di masa pandemi COVID-19
  11. Sebagai bagian dari mitigasi ketertinggalan pembelajaran, satuan pendidikan diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar Kemendikbudristek mengembangkan “Kurikulum Darurat” dengan menyederhanakan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD) yang dicapai. Kemendikbudristek menyusun modul literasi dan numerasi untuk membantu guru menerapkan kurikulum. Juga tersedia modul untuk orang tua yang dapat digunakan di rumah. Data kualitatif mengkonfirmasi bahwa guru merasa terbantu untuk melihat materi yang esensial, sehingga bisa merancang dan menerapkan pembelajaran yang lebih baik. Modul literasi-numerasi dari Kemendikbudristek juga sering disebutkan sebagai alat bantu yang bermanfaat untuk penerapan kurikulum.
  12. Refleksi Sampai sini, dapatkah kita melihat pengaruh kurikulum terhadap krisis pembelajaran?
  13. Kurikulum Merdeka: Karakteristik apa dari Kurikulum Merdeka yang diharapkan dapat memulihkan pembelajaran?
  14. Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif Rancangan dan Implementasi Kurikulum Saat Ini: Arah Perubahan Kurikulum: Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam pelajaran ditentukan per minggu Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam sehingga guru kurang leluasa dalam mengembangkan pembelajaran kontekstual Teknologi digital belum digunakan secara sistematis untuk mendukung proses belajar guru melalui berbagi praktik baik Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun Fokus pada materi yang esensial, Capaian Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
  15. Keunggulan Kurikulum Merdeka 1. Lebih Sederhana dan Mendalam Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.
  16. Keunggulan Kurikulum Merdeka 2. Lebih Merdeka Peserta didik: Tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Satuan pendidikan: memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
  17. Keunggulan Kurikulum Merdeka 3. Lebih Relevan dan Interaktif Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
  18. Struktur Kurikulum Merdeka: Apa kekhasan dari Kurikulum Merdeka?
  19. Struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. 2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama. Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang lain.
  20. Struktur Kurikulum SMP Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX. Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. pembelajaran intrakurikuler; dan b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua puluh lima persen) total JP per-tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing- masing projek tidak harus sama.
  21. SMP Kelas VII-VIII Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit Alokasi pertahun (minggu) Alokasi Projek per tahun TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108 Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216 Matematika 144 (4) 36 180 IPA 144 (4) 36 180 IPS 108 (3) 36 144 Bahasa Inggris 108 (3) 36 144 PJOK 72 (2) 36 108 Informatika 72 (2) 36 108 Seni dan Prakarya**: o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari o Prakarya 72 (2) 36 108 Muatan Lokal*** 72 (2) - 72 Total****: 1044 (29) 360 1404 * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing. ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya) *** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
  22. Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1 JP=40 menit Alokasi pertahun (minggu) Alokasi Projek per tahun TOTAL JP PER TAHUN Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96 Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192 Matematika 128 (4) 32 160 IPA 128 (4) 32 160 IPS 96 (3) 32 128 Bahasa Inggris 96 (3) 32 128 PJOK 64 (2) 32 96 Informatika 64 (2) 32 96 Seni dan Prakarya**: o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari o Prakarya 64 (2) 32 96 Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72** Total****: 928 (29) 320 1248 * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing. ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya) . *** Maksimal 2 JP per minggu atau 64 JP per tahun. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP Kelas IX
  23. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan: Bagaimana menyusun pedoman penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan?
  24. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum operasional, satuan pendidikan sebaiknya melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk siswa, komite sekolah, dan masyarakat. Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum operasionalnya.
  25. Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan 1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah 2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB) 3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami 4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual 5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.
  26. kesiapan implementasi Kurikulum Merdeka Bagaimana tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka?
  27. Kesiapan satuan pendidikan untuk mengimplementasi kurikulum berbeda-beda, terutama dalam situasi Pandemi COVID-19. Menyadari kompleksitas tersebut, maka: 2 1 Pemerintah tidak mewajibkan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Implementasi Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan dengan kesiapan masing- masing satuan pendidikan Sumber: Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022
  28. Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih Pilihan 1 Kurikulum 2013 Secara penuh Pilihan 2 Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan Pilihan 3 Kurikulum Merdeka
  29. Untuk satuan pendidikan yang memilih Kurikulum Merdeka, implementasinya dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masing Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Merdeka. Pilihan 3: Mandiri Berbagi Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Pilihan 1: Mandiri Belajar Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan. Pilihan 2: Mandiri berubah Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka dapat diakses melalui: https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/
  30. Dukungan untuk kesiapan implementasi Dukungan apa yang diberikan Pemerintah untuk satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka?
  31. Sebelum melanjutkan, dapatkah Ibu dan Bapak memperkirakan dukungan apa, baik berupa kebijakan ataupun teknis, yang dibutuhkan satuan pendidikan dan pendidik untuk menerapkan Kurikulum Merdeka?
  32. Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. ● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui platform digital bagi guru. Satuan pendidikan dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS/BOP reguler atas dukungan Pemda dan yayasan ● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS/BOP melalui SIPLah atau cetak mandiri 02 01 03 Penyediaan Perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung Pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan pemda Jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru ● Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi digital Merdeka Mengajar (dapat diunduh pada Playstore dan website https://guru.kemdikbud.go.id/). ● Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya, melalui pengimbasan dari Sekolah Penggerak. ● Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang dapat diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk) bagi wilayah 3T. ● Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi Kurikulum Merdeka, baik di satuan pendidikan maupun di komunitasnya ● Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru ● Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut
  33. Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks) yang digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema Bhineka Tunggal Ika untuk Fase A Modul ajar Bahasa Indonesia untuk Fase D (SMP) Buku teks mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas X
  34. Mendukung proses implementasi di daerah Membantu Daerah menyiapkan helpdesk serta mendampingi helpdesk dalam merespon berbagai isu. Mensosialisasikan kurikulum dan memberikan bimbingan teknis kepada Dinas dan ketua MKKS/sejenisnya. Mensosialisasikan kurikulum kepada komunitas dan pemangku kepentingan misalnya melalui webinar berkala. Melakukan monitoring dan evaluasi terkoordinasi dengan BSKAP dan unit terkait lain. Berdasarkan hasil monev merancang strategi untuk penguatan implementasi secara berkelanjutan. Dukungan yang dapat diberikan Direktorat Teknis Pengembangan panduan untuk mendukung implementasi Direktorat teknis dan Puskurjar membuat Panduan yang menjadi rujukan bagi Pemerintah Daerah untuk mendukung satuan pendidikan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Panduan yang dimaksud disertai beragam contoh-contoh yang dapat membantu satuan pendidikan menerapkan kurikulum, diantaranya: kurikulum operasional sekolah, modul ajar, modul projek, asesmen dan rapor, pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik, dan pengelolaan mekanisme pemilihan mata pelajaran di SMA/MA.
  35. Contoh dukungan yang dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah : Helpdesk Daerah Untuk berkonsultasi dengan cepat, satuan pendidikan dan pendidik dapat menghubungi tim helpdesk di tingkat daerah Pemerintah Pusat memberikan dukungan dan dampingan untuk helpdesk daerah Tim Helpdesk antara lain dapat berasal dari unsur : UPT Kemdikbudristek , Dinas Pendidikan, Koordinator Pengawas, Memfasilitasi Komunitas Praktisi/komunitas Belajar Dinas Pendidikan mendorong dan memfasilitasi proses belajar para pendidik dan tenaga kependidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka melalui dukungan terhadap beragam komunitas praktisi, misalnya MKKS, MGMP,KKG, KKPS, PKG (Pusat Kegiatan Gugus), Forum Komunikasi PKBM/SKB serta komunitas bagi guru untuk belajar Memfasilitasi kolaborasi satuan pendidikan dan masyarakat Dinas Pendidikan menjadi hub atau penghubung antara satuan pendidikan dan masyarakat (perguruan tinggi, organisasi non- profit, komunitas pendidikan, dsb.) yang dapat mendukung satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka
  36. Platform Merdeka Mengajar Bagaimana Pemerintah mendukung kemerdekaan guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka?
  37. Penerapan Kurikulum Merdeka didukung oleh Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka Mengajar membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
  38. Informasi & rujukan: Di mana informasi tentang Kurikulum Merdeka yang lebih mendalam dan menyeluruh dapat dipelajari?
  39. Informasi terkait: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/ Playstore: Platform Merdeka Mengajar Atau https://guru.kemdikbud.go.id/
  40. Kesimpulan Krisis pembelajaran merupakan masalah yang berkepanjangan di Indonesia, terjadi bahkan sejak sebelum pandemi COVID-19, dan diperparah dengan situasi pembelajaran di masa pandemi. Krisis ini ditunjukkan dengan capaian hasil belajar yang relatif rendah dibandingkan banyak negara lain, serta kesenjangan kualitas belajar yang nyata. Kurikulum saja tidak cukup untuk menjadi jalan keluar masalah ketertinggalan pembelajaran (learning loss). Namun karena kurikulum mempengaruhi cara pendidik bekerja, maka penyesuaian kurikulum perlu dilakukan bersama upaya-upaya lainnya. Kurikulum Merdeka melanjutkan upaya penyederhanaan kurikulum yang diawali dengan Kurikulum Darurat, juga upaya penguatan karakter dan kompetensi yang sudah dimulai sejak kurikulum sebelumnya. Secara garis besar, kebaruan dari Kurikulum Merdeka adalah adanya: (1) pembelajaran yang lebih mendalam, tidak terburu-buru, sehingga setiap peserta didik dapat mencapai kompetensi minimum; (2) pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik; dan (3) pembelajaran melalui projek untuk penguatan karakter dalam profil pelajar Pancasila Sebagai upaya pemulihan pembelajaran, implementasi Kurikulum Merdeka tidak diwajibkan. Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari 3 kurikulum: Kurikulum 2013, kurikulum darurat, atau Kurikulum Merdeka. Untuk Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan dapat mengimplementasikannya sesuai kesiapan masing-masing. Pemerintah menyediakan dukungan kebijakan dan teknis, termasuk berbagai sumber untuk guru dalam Platform Merdeka Mengajar. Pemerintah Daerah diharapkan mendukung dan memfasilitasi satuan pendidikan untuk menentukan pilihan kurikulum, mempelajari Kurikulum Merdeka, serta dalam proses mengimplementasikannya sesuai filosofi dari Kurikulum Merdeka ini.
  41. Terima Kasih Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022

Notes de l'éditeur

  1. Pertanyaan2 penting..jam pelajaran per tahun
  2. Berdasarkan Lampiran Rancangan Kepmen tentang Kurikulum PK dan SMK PK
  3. Berdasarkan Lampiran Rancangan Kepmen tentang Kurikulum PK dan SMK PK
Publicité