Dokumen tersebut merangkum pengertian bank dari berbagai aspek. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman atau jasa keuangan lainnya. Jenis bank dibedakan berdasarkan fungsi, kepemilikan, dan produk yang ditawarkan seperti bank sentral, bank umum, bank tabungan, serta bank pembangunan dan campuran.
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Jenis Pengertian Bank Menurut Fungsinya
1. Umumnya, masyarakat yang ingin mengamankan uangnya, memulai usaha, bahkan untuk
bertransaksi cenderung mempercayai bank untuk memenuhi kebutuhannya. Pengertian bank pada
awalnya dikenal sebagai meja tempat menukar uang, lalu pengertian berkembang tempat
penyimpanan uang. Namun semakin modernya perkembangan dunia perbankan maka
pengertian bank pun berubah. Bank dapat dikatakan sebagai ikon sistem perekonomian, karena
bagaimanapun ketergantungan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sebagian besar
melibatkan bank.
Menurut Kasmir, mendefinisikan bank sebagai berikut:
”Bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap,
disamping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman (kredit) juga melakukan usaha
menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan, serta memberikan jasa-jasa
keuangan lainnya yang mendukung dan memperlancar kegiatan memberi pinjaman dengan kegiatan
menghimpun dana”..
Pendapat Kasmir diatas diperjelas oleh UU No. 10 Tahun 1998 mengenai pengertian bank, “bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Berdasarkan dua definisi menunjukan bank merupakan suatu bentuk badan usaha yang bergerak di
bidang finansial yang berfungsi sebagai intermediasi keuangan dengan menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Disamping itu bank juga mempunyai
fungsi lainnya yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi yang
melibatkan uang.
Jenis-Jenis Bank
Adapun pengertian Bank menurut UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah
diubah dengan UU No.10 tahun 1998.
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan tarap hidup
rakyat banyak.
2. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvesional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kenyataannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Jenis Pengertian Bank Menurut Fungsinya
Menurut fungsinya bank dapat dibedakan menjadi 4, fungsi bank yang ada meliputi Bank Central,
Bank umum, bank tabungan, dan Bank pembangunan. Dijabarkan sebagai berikut :
Bank Sentral
yaitu Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 dan diatur dengan UU No.13 tahun
1968. Bank indonesia memiliki tugas pokok membantu pemerintah dalam hal :
1. Mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah
2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja;
guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
Menurut UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia menggantikan Undang-undang Nomor 13
Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang telah berlaku sejak 31 tahun lalu, berdampak terjadinya
perubahan pada sistem moneter, keuangan dan perbankan Indonesia.
Pengertian Bank Indonesia
Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 adalah bank
sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga negara yang independen, bebas dari campur
tangan Pemerintah dan atau pihak-paihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur
dalam undang-undang yang mengaturnya. Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 dengan modal sekurang-kurangnya Rp 2 triliun.
Dalam UU ini, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan yaitu mencapai dan memeliharakestabilan
nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah dan nilai tukar yang wajar merupakan sebagian persyaratan bagi
tercapainya pertumbuhan ekonomi yang yang berkesinambungan. Kegagalan dalam memelihara
kestabilan nilai rupiah seperti tercermin pada kenaikan harga-harga dapat merugikan, karena
berakibat menurunkan pendapatan riil masyarakat dan melemahkan daya saing perekonomian
nasional dalam kancah perekonomian dunia.
Untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah sebagai tujuan Bank Indonesia perlu
ditopang dengan tiga pilar utama yaitu :
1. Kebijakan moneter dengan prinsip kehati-hatian.
2. Sistem pembayaran yang cepat dan tepat
3. 3. Sistem perbankan dan keuangan yang sehat
Dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang menetapkan
sasaran-sasaran moneter dan melakukan pengendalian moneter sebagai berikut :
1. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang ditetapkan
2. Mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban luar negeri
3. Memelihara keseimbangan neraca pembayaran
4. Menerima pinjaman luar negeri
Menurut UU No. 23 Tahun 1999 tentang pengertian Bank Indonesia, kedudukan Bank Indonesia
sebagai lembaga negara yang independen berada diluar pemerintahan. Independen ini membawa
konsekuensi yuridis logis bahwa Bank Indonesia juga mempunyai kewenangan.
Berbeda dengan peran Bank Indonesia sebelumnya, sebagaimana diatur dalam UU No. 13 Tahun
1968 dimana Bank Indonesia merupakan lembaga yang tugasnya membantu pemerintah dan dalam
tugasnya tersebut berada dibawah koordinasi dewan Moneter sebagai otoritas moneter tertinggi
dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan moneter dan perbankan.
Dengan dikeluarkannya UU No. 23 Tahun 1999, maka Bank Indonesia menjadi lembaga independen
yang berada diluar pemerintah, dan hubunganya dengan pemerintah Bank Indonesia bertindak
hanya sebagai pemegang kas pemerintah.
Bank Umum
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan
deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. Contoh: BCA, Bank
Danamon, Bank Lippo, Bank Mandiri dan lain-lain.
Bank Tabungan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan, dan
dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga. Contoh: Bank
Tabungan Pensiun Nasional.
Bank Pembangunan
Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan
atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, dalam usahanya terutama
memberikan kredit jangka menengah dan panjang. Contoh: BPD
Jenis Bank dari sudut kepemiliknnya
4. Dari sudut kepemilikannya, terdapat Bank milik Negara, milik swasta nasional dan asing, hingga
campuran yang kepemilikannya 2, pihak asing dan swasta nasional. Dijelaskan sebagai berikut :
Bank Pemerintah (negara)
Bank Pemerintahan / Bank Negara, yaitu Bank yang seluruh sahamnya dimiliki
pemerintahan/negara. Contoh: BRI (Bank Rakyat Indonesia), BNI’46,dan lain- Masing-masing bank
pemerintah ini didirikan dengan Undang-undang tersendiri dan mengemban misi tertentu.
Bank Swasta Nasional
Bank Swasta Nasional, yaitu Bank yang seluruh sahamnya dimiliki pihak swasta. Bank swasta
nasional ini dapat dibagi menjadi dua golongan lagi berdasarkan kemampuannya melakukan
transaksi internasional dan transaksi valas, yaitu:
1. Bank Devisa yaitu bank yang dapat melakukan transaksi internasional seperti ekspor-impor,
jual beli valas dan lain-lain. Contoh: BCA, Bank Permata ,Lippo dan lain-lain.
2. Bank Non-devisa yaitu bank yang tidak dapat mengadakan transaksi internasional. Contoh:
Bank Artos Indonesia. Bank Non devisa dapat ditingkatkan statusnya sebagai devisa setelah
syarat-syarat untuk itu dipenuhi.
Bank Asing
Bank asing yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing. Untuk jenis ini, mereka hanya membuka
cabang di Indonesia, kantor pusatnya terdapat di luar negeri. Contoh: City Bank, Chase Manhattan,
Standard Cartered dan lain-lain.
Semenjak pakto 27 tahun 1988, bank asing ini boleh membuka cabang pembantunya di 7 kota besar
di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Senarang, Surabaya, Dempasar dan Ujung Pandang.
Setiap cabang tersebut, selambat-lambatnya setelah 12 bulan dibuka, posisi kredit ekspor dari
cabang pembantu tersebut harus mencapai minimal 50% dari kredit yang diberikannya.
Bank Campuran
Bank Campuran yaitu Bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh
pihak swasta nasional. Contoh: Sanwa Indonesia Bank. Dalam pakto 27 ditentukan bahwa
penyertaan modal pihak nasional adalah sebesar 15% dari modal sendiri (equity)bank. Sama seperti
pihak asing, dalam jangka waktu 12 bulan sejak izin usaha diterbitkan, posisi kredit ekspornya harus
mencapai minimal 50% dari total kredit yang diberikan. Bank Campuran ini dapat memberikan satu
kantor cabang dimasing-masing kota Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, dan Ujung
Padang.
Jenis-Jenis Produk Bank
5. Dalam praktek sehari-hari terdapat berbagai jenis jasa bank yang ditawarkan kepada
masyarakat. Kelengkapan jenis produk bank yang ditawarkan tergantung dari kemampuan bank dan
jenis bank itu sendiri. Semakin lengkap produk yang ditawarkan makan akan semakin baik, sehingga
untuk memperoleh produk bank nasabah cukup mendatangi satu bank saja.
Menurut Kasmir produk bank tersebut meliputi:
Menghimpun dana (Funding)
1. Rekening Giro
2. Rekening Tabungan
3. Rekening Deposito
Menyalurkan Dana (Lending)
1. Kredit Investasi
2. Kredit Modal Kerja
3. Kredit Perdagangan
4. Kredit konsumtif
5. Kredit Produktif
Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Service)
1. Transfer
2. Inkaso
3. Kliring
4. Safe Deposit Box
5. Bank Card
6. Bank Note (Valas)
7. Bank Garansi
8. Referensi Bank
9. Bank Darft
10. Leter of credit (L/C)
11. Cek Wisata
12. Jual beli surat berharga (obligasi)
Menerima setoran-setoran lain
1. Pembayaran pajak
2. Pembayaran listrik
3. Pembanayaran telepon
4. Pembayaran uang kuliah
5. Pembayaran Air
Melayani pembayaran-pembayaran
1. Gaji / pensiun
2. Pembayaran Deviden
3. Pembayaran Bonus
6. Berperan dalam pasar modal
1. Penjamin emisi (Under write)
2. Penanggung (guarantor)
3. Wali amanat (trustee)
4. Perantara perdagangan efek (broker)
5. Pedagang efek (dealer)
6. Perusahaan pengelolah dana (Investment company).
Pemasaran Bank Online
Mengikuti perkembangan teknologi serta trend perdagangan yang berubah, transaksi online mulai
menggeser transaksi tradisional terdahulu. Nasabah cenderung mencari kemudahan, bahkan untuk
hanya sekedar transaksi menggunakan atm menjadi kurang praktis.
Semua Bank baik itu bank negara maupun swasta berlomba-lomba mengeluarkan produk penunjang
transaksi online sebagai bentuk usaha pemasaran untuk memenangkan persaingan, juga sumber
pemasukan. Semua transaksi yang melibatkan bank saat ini sudah bisa diakses menggunakan
perangkat milik nasabah. Namun dengan berbagai fasilitas kemudahan seperti itu menimbulkan
banyak permasalahan yang tentu saja menjadi pekerjaan rumah (PR) industri perbankan untuk
memberikan pelayanan terbaik, sempurna, serta menjamin nasabahnya.