Cerita Nabi Luth menceritakan tentang Nabi Luth yang berdakwah kepada kaumnya di kota Sadum untuk meninggalkan maksiat, namun mereka tidak menerima nasihatnya. Akhirnya Allah mengirimkan malaikat untuk menimpakan azab berupa kebutaan pada kaum Nabi Luth.
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Cerita nabi luth
1. Cerita Nabi Luth
Pada cerita islami kali ini berisi tentang cerita nabi luth as yang berusaha berdakwah, menasehati
kaumnya yaitu kaum yang sesat, namun karena mereka tidak mau menerima nasihat dan ajakan baik
dari nabi luth as, akhirnya mereka mendapatkan azab yang sangat pendih dari Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk lebih jelasnya bagaimana kisahnya silahkan simak cerita nabi luth as lengkap di bawah ini :
Cerita Nabi Luth
Asal usul Nabi Luth
Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as. Ayah Nabi Luth as bernama hasa bin
tareh merupakan saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Beliau pindah bersama Nabi ibrahim as dari
negeri babil ke negeri syam. Tetapi tidak lama kemudian penghidupan memaksa kedua Nabi ini
berpisah. Nabi Luth as menetap di sebuah dusun yang bernama sadum, masih dalam wilayah palestina.
Allah mengutus Nabi Luth berdakwah di Kota Sadum
Nabi Luth as diutus oleh Allah yang maha bijaksana pegi ke negeri sadum yang penduduknya sangat
durhaka kepada Allah. Sadum adalah bangsa yang tidak tahu malu, mereka selalu melakukan kejahatan,
merampok, membunuh sesama, menganiaya, sehingga tidak ada yang bearni ke negeri tersebut
Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak
mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiaatan dan kemungkaran
merajalela dalam peragulan hidup mereka. pencurian dan perampasan harta milik merupakan kejadian
hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penidasan dan perlakuan
sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol adalah perbuatan hom*o*sek di kalangan lelakinya
dan les*bian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam
masyarakat sehingga merupakan suatu kebudayaan kaum sadum.
2. Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia membawa
barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jia ia melawan atau menolak
menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang laki-laki
yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia kan menjadi rebutan antara mereka dan akan menjadi
korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka
akan menjadi mangsa dari pihak wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian parah penyakit
sosialnya, diutuslah Nabi Luth as sebagai utusan dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah
kenistaan, kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka ke alam yang bersih, bermoral dan
berakhlak mulia. Nabi Luth as mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan
kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis
dan syaitan. ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar
mereka tidak meridhoi amal perebuatan mereka yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak
sesuai dengan nilai kenusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan
mereka. Yang berbuata baik dan beramal sholeh akan diganjar dengan surga di akhirat sedang yang
melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka jahanam.
Nabi Luth as berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan yaitu melakukan perbuatan
ho*mo*sek dan les*bian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia
serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam menciptakan manusia menjadi dua jenis yaitu pria
dan wanita. Juga kepada mereka diberi nasihat dan dianjurkan supaya menghormati hak dan milik
masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan serta pencurian yang selalu
mereka lakukan diantara sesama mereka dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sandum.
Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri, karena akan menimbulkan
kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan
tenteram dalam hidupnya.
3. Demikianlah Nabi Luth as melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tuas risalahnya. Ia tidak hent-henti
menggunakan setiap kesempatan dan dalam pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau
secara perseorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Allah serta menyembah-Nya,
melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan
moral dan kerusakan akhlak sudah sangat berakar di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa
nafsu dan penyesatan sayitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan
ajkkan Nabi Luth as yang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang
subur di dalam hati dan fikiran mereka. Telinga-telinga mereka telah tuli bagi ajaran-ajaran Nabi Luth as
sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajara-jaran syaitan dan iblis.
Allah mengutus malaikat menimpakan azab untuk kaum Nabi Luth as
Cerita Nabi Luth – Pada akhirnya kaum Nabi Luth merasa kesal hati mendengar dakwah dan nasehat-
nasehat Nabi Luth as yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau
menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarga. Sudah tidak ada harapan lagi bagi
masyarakat sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa
meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta menyia-nyiakan waktu,
obat satu-satunya menurutf pikiran Nabi Luth as untuk mencengah penyakit akhlak itu yang sudah parah
menular kepada tentangga-tetangga dekatnya, ialah membasmi mereka dari atas bumi sebagai
pembalasan terhadap kekerasan kepada mereka, juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat
di sekelilingnya. Beliau memohon kepada Allah yang maha kuasa agar kaumnya yaitu masyarakat Sadum
diberi ganjaran berupa azab di dunia sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.
Jika mereka diberi nasehat mereka menjawab : “Datangkanlah siksaan Allah itu, hai Luth, jika sekiranya
engkau orang yang benar”
Setelah mendengar ejekan dari mereka, Nabi Luth as berdoa kepada Allah, sebagaimana tersebut dalam
Al qur an :
4. Luth berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum yang berbuat kerusakan
itu” (QS. 29 : 30)
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah SWT. Allah mengutus
beberapa Malaikat untuk menurunkan azab terhadap kaum Nabi Luth as yang durhaka dan meningkari
Allah. Ketika datang kabar kepada Nabi Ibrahim as akan dibinasakannya negeri Nabi Luth as dengan
kaumnya, karena penduduknya yang selalu durhaka dan maksiat, maka terperanjatlah Nabi Ibrahim as.
Firman Allah dalam Al Qur’an :
Berrkatalah Ibrahim : “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”
Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan
menyelamatkan dia, dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan)” (QS. 29 : 32)
Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertamu
kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq as, dan memeberi
tahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan azab kepada kaum Nabi Lutuh
as penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan dimana Nabi Ibrahim as telah memohon agar
penurunan azab atas kaum sadum ditunda, kalau kalau mereka sadar mendengarkan dan mengikuti
ajakan Nabi Luth as serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan
itu Nabi Ibrahim as mohon agar anak saudaranya, Nabi Luth as diselamatkan dari azab yang akan
diturunkan kepada kaum Sadum permintaan itu diterima oleh malaikat dan dijiamin bahwa Nabi Luth as
dan keluarganya tidak akan terkenal azab, kecuali istrinya.
Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yan berparas tampan dan
bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih
dengan orang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air dari sebuah sungai. Para malaikat atau
lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima ke rumah sebagai tamu. SI gadis
tidak berani memberi keputusan sebelum ia berundin terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka
ditinggalkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat untuk
memberi tahu ayahnya
5. Si ayah yaitu Nabi Luth as sendiri mendengar laporan puterinya menjadi bingung jawaban apa yang
harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu,
namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan akan mengundang resiko gangguan
kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja yang mempunyai
tubuh bagus dan wajan yang tampan. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah
harus bertanggung jawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan
berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Setelah difikirkan akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth as kalau ia akan menerima mereka sebagai tamu
di rumahnya apapun yang akan terjadi sebagai akibat keputusanya ia pasarahkan kepada Allah yang
akan melindunginya. Lemudian pergilah Nabi Luth sendiri menemui tamu-tamu yang sedang menanti di
pinggir kota lalu diajaklah mereka bersama-sama ke rumah ketika koda Sadum sudah dalam keadaan
gelap, dan juga para warganya sedang di rumah masing-masing dalam keadaan tidur nyenyak.
Kepada istri dan kedua anaknya, Nabi Luth as berpesan dan berusaha agar mereka merahasiakan
kedatangan para tamunya, agar tidak diketahui oleh kaumnya yang bengis dan haus maksiat. Namun
karena istri Nabi lutuh yang berpihak dengan masyarakat Sadum yang sesat, sehingga istrinya
membocorkan rahasia atas para tamu tampan yang tinggal di rumahnya.
Selanjutnya, apa yang dicemaskan oleh Nabi Luth benar benar terjadi. Ketika masyarakat Sadum
mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda, maka datanglah mereka ke rumahnya untuk melihat
tamunya yang tampan itu untuk memuaskan nafsunya. Tentu saja Nabi Luth as tidak membukakan
pintu untuk mereka, dan berseru meminta agar mereka pulang lagi ke rumah masing-masing dan
meminta tidan mengganggu para tamu Nabi Luth, yang semestinya dihormati dan dimuliakan, bukan
diganggu. Mareka dinasehati agar meninggalkan kebiasaan yang keji yan bertentangan dengan fitrai
manusia serta kodrat alam, yaitu Tuhan telah menciptakan manusia untuk berpasangan antara pria dan
wanita untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makluk ciptaannya yang
termulia di atas bumi. Nabi Luth as berseru meminta supaya mereka pulang pada istri-istri mereka dan
meninggalkan perbuatan mungkar dan maksiat yang tidak sepantasnya itu, sebelum Allah memberikan
mereka zab dan siksaan.
Namun Mereka yang telah sesat tidak dihiraukan dan dipedulikan juga seruan dan nasihat dari Nabi
Luth as. Bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumah Nabi Luth dengan paksa dan kekerasan jika
pintu rumahnya tidak segera dibuka. Karena Nabi Luth merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk
menahan orang orang yang kaumnya yang sesat itu, maka Nabi Luth as pun berkata secara terus terang
kepada para tamunya.
6. “Sesungughnya saya tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Au tidak memiliki
senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak punya mempunyai keluarga
atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa
sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalau gangguan terhadap tamu-
tamuku di rumahku sendiri”
Kaum Nabi Luth as ditimpa Azab dari Allah Yang Maha Perkasa
Cerita Nabi Luth – Setelah keluh kesahnya diucapkan oleh Nabi Luth as kepada para tamunya, para tamu
tersebut segra memperkenalkan diri kepada Nabi Luth, bahwa mereka adalah para malaikat yang
menyamar sebagai manusia yang bertamu kepada Nabi Luth, dan mereka mengatakan bahwa tujuannya
datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas dari Allah yaitu menurunkan azab dan siksa atas kaumnya
yang membangkang.
Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth as untuk membuka pintu rumahnya lebar untuk
memberi kesmepatan bagi orang-orang yang sesak itu masuk. Namun ketika pintu itu dibuka dan orang
orang sesat itu masuk, secara tiba tiba mereka tidak bisa melihat apa apa. Diusap usapnya mereka
mereka, ternyata mata mereka sudah menjadi buta.
Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan dengan satu sama lain. Para tamu
atau malaikat itu berseru dan meminta agar Nabi Luth as meninggalkan perkampungan itu bersama
keluarga yang ia sayangin, karena azab dari Allah swt telah tiba waktunya untuk ditimpukkan. Nabi Luth
as dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat dalam perjalan keluar dari Sadum tidak menengok ke
belakang.
Sehabis tengah malam Nabi Luth as beserta keluarganya yaitu seorang istri, dan dua orang putri berjalan
cepat keluar kota, tidak menoleh ke kanan atau ke kiri sesuati pesan para malaikat. Namun karena
istrinya masih masih berpihak pada masyarakat sadum yang sesat tidak tega meninggalkannya. Ia
berada di belakang rombongan Nabi Luth as berjalan secara perlahan lahan tidak secepat langkah
suaminya itu, dan tak henti hentinya menoleh ke belakang untuk mengetahui apa yang akan ditimpa
7. oleh masyarakat sadum itu, serta seolah-olah ragu akan kebenaran ancaman para malaikat yang telah ia
dengar dengan telinganya sendiri.
Kemudian, ketika sewaktu fajar menyingsing Nabi Luth as dan dua putrinya telah melewati batas kota
sadum, begergetarlah dengan dahsyat bumi di bawah kaki masyarakat sadum, begitu juga dengan istri
Nabi Luth as yang munafik itu. Gentaran itu lebih hebat dan kuat dari pada gempa bumi dan juga diiringi
dengan angin kencang serta hujan batu yang menghancurkan kota sadum dan para warganya yang sesat
itu.
Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang sesat, yang sudah diperingatkan
oleh Nabi utusan Allah yang maha mengetahui, namun mereka tetap tidak mau mendengarkan. Semoga
kita dan masyarakat kita terlindung dari kemaksiatan, sehingga tidak ditimpa azab yang begitu pedih
seperti pada cerita Nabi Luth as di atas. Aamiin.
8. Anak kecil bermain di tepian,
Tempat si rusa berkejaran juga;
Kasih ibu bermati-matian,
Sanggup berkorban jiwa dan raga,
Bunga melur bunga siantan,
Elok di simpan di dalam peti;
Cinta dan sayang bukan mainan,
Harap dibawa hingga ke mati.
Ayu Cik Limah berkain batik,
Mata yang memandang tidaklah jemu;
Hati terkenang budi yang cantik,
Moga terbalas bila bertemu.
Terbang tinggi si rama-rama,
Singgah sebentar di batang cempaka;
Rupamu menawan bak bulan purnama,
Menjadi penawar dikala duka.
Pohon mempelam sudah berbuah,
Pohon kelapa bila lagi;
Sudah dapat si gading bertuah,
Tanduk sudah tak berguna lagi.
9. Terbang tinggi si layang-layang,
Tersangkut di dahan tangan tak sampai;
Hati terkenang wajah terbayang,
Apakan daya hasrat tak sampai.
Kain batik tempat mengalas,
Juga sebagai kain basahan;
Harta dan rupa hanya sekilas,
Amal yang baik tetap bertahan.
Peti emas simpannya benang,
Buat menjahit kain lebihan;
Jiwa merana hati tak tenang,
Mengenang nasib jadi taruhan.
Burung tiung hinggap di perdu,
Hinggap menunggu hujan berhenti;
Kalau rindu katakan rindu,
Tidaklah hamba ternanti-nanti.