2. Pengertian revolusi sosial
Revolusi sosial merupakan suatu doktrin diktator
proletariat Trotskyisme yang berasal dari Leon
Trotsky yang juga dikenal sebagai paham
dari Komunis Internasional
keempat terhadap struktur kelas serta
penciptaan aturan-aturan sosial yang baru.
Dalam suatu pergolakan,
maka akan terbuka suatu
zaman baru dalam
kehidupan masyarakat
dikarenakan terjadinya
transformasi yang luas dan
fundamental.
3. Revolusi sosial diartikan sebagai suatu revolusi untuk
mengubah struktur masyarakat kolonial feodal
menjadi susunan masyarakat yang lebih demokratis.
Cita-cita ini mulai diperjuangkan oleh sarekat Islam
di Pekalongan pada tahun 1918, diteruskan oleh
gerakan PKI dan Sarekat Rakyat sampai dengan
tahun 1926, tetapi baru tercapai pada bulan
Oktober-November 1945.
Arti Revolusi Sosial
Sarekat islam
Gerakan PKI
4. Revolusi sosial berlangsung
secara besar-besaran dan tiba-
tiba dengan menggunakan
kekerasan
Pemberontakan yang ditandai oleh
perubahan penguasa tanpa ada
perubahan sistem kelas
sosial atau distribusi
kekuasaan dan pendapatan di
kalangan kelompok masyarakat
tidak termasuk ke dalam revolusi
sosial
Para orang revolusioner
menentang pengikut
gerakan reformasi, karena orang-
orang ini berkeyakinan bahwa
reformasi yang berarti tidak
mungkin tercipta jika sistem
sosial yang ada tetap berlaku.
Mereka berpandangan bahwa
perubahan mendasar hanya
mungkin terlaksana bila sistem
sosial yang berlangsung dapat
diganti dan kaum elit disingkirkan
Penyingkiran kaum elit seringkali
dilaksanakan dengan cara
menghukum atau mengasingkan
mereka
Pada kebanyakan revolusi,
beberapa kelompok bersatu untuk
meruntuhkan rezim penguasa
Setelah itu
terjadilah persaingan sengit antar-
kelompok untuk memperebutkan
kekuasaan
5. Salah satu bentuk tindakan revolusi sosial yang dilakukan
adalah terorisme.Terorisme termasuk ke dalam
pergerakan revolusi yang menggunakan
taktik pengeboman.penculikan, penyekapan, pembajakan
dan pembunuhan.
6. Peristiwa Tiga Daerah
Peristiwa tiga daerah adalah suatu peristiwa dalam
sejarah revolusi Indonesia yang terjadi antara
oktober sampai desember 1945 di Kabupaten Brebes,
Tegal, Pemalang, di keresidenan Pekalongan Jawa
tengah, dimana seluruh elite birokrat, pangreh praja
(residen, bupati, wedana dan camat), dan sebagian
besar kepala desa “didaulat” dan diganti oleh aparat
pemerintahan baru, yang terdiri dari aliran-aliran
islam, sosialis dan komunis.
Brebes
PemalangTegal
7.
8. Pada abad 19, terjadi aksi protes terhadap tanam paksa (gula)
dan beban wajib kerja (corvee) yang menjadi inti dari sistem
Tanam Paksa Belanda. “Brandal Mas Cilik” di Tegal
merupakan pemberontakan petani pada tahun 1864, dipimpin
seorang dukun yang bernama Mas Cilik, yang menyerang
pabrik gula dan membunuh pegawai belanda. Aksi protes
muncul lagi pada tahun 1926 dengan pemberontakan di dukuh
karangcegak, selatan tegal. Kali ini petani melawan wajib kerja
(corvee) dengan senjata ideologi modern, yaitu komunis.
Peristiwa pemberontakan tahun 1926 ini mengakibatkan
banyak pemimpin Tegal dibuang ke tempat pengasingan
Boven Digul di irian Jaya.
Golongan inilah yang muncul kembali memimpin
badan-badan perjuangan dan menyusun strategi
politik mengubah struktur pemerintah di Tiga
daerah pada tahun 1945 itu. Peristiwa tiga
daerah terjadi di sebagian wilayah Jawa Tengah
tepatnya di daerah Karesidenan Pekalongan
pada bulan Oktober 1945. Peristiwa ini
merupakan salah satu dari pergolakan yang
muncul di beberapa daerah di Indonesia pada
bulan-bulan pertama sesudah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan
disebut Revolusi Sosial.
9. Alasan Terjadinya Revolusi Sosial
Peristiwa terjadi akibat rasa tidak puas secara sosial ekonomi
rakyat setempat pada elite birokrasi yang telah memerintah atas
nama Belanda pada dasawarsa kekuasaan kolonial. Taraf hidup
kalangan elite birokrasi yang sangat berbeda secara menyolok
dengan penduduk kelas bawah memperlebar jurang pemisah
dua kelompok tersebut. Hubungan tradisional patron clien antara
birokrasi dan petani rusak. Dalam diri kelas bawah telah tertanam
dendam untuk membalas hal tersebut dikemudian hari. Dengan
tujuan memecat elite birokrasi dan menggantinya dengan
penguasa Indonesia yang berbeda nilai dan sikapnya,
masyarakat di bawah pimpinan pemimpin-pemimpin Nasionalis
Lokal melakukan serangan terhadap elite-elite birokrasi.
10. Serangan atau revolusi sosial dimulai ketika seorang kepala Desa dipermalukan
dan dipecat dari jabatannya di sebuah Kecamatan di Tegal Selatan. Diawali dari
peristiwa itu, dalam tempo satu minggu revolusi sosial telah melanda kawasan
pedesaan tiga daerah (Brebes, Tegal, Pemalang). Mereka menyerang, menculik
dan membunuh wedana, camat, kepala desa, dan pejabat-pejabat elite birokrasi
lainnya. Selain itu polisi, Tentara Keamanan Rakyat, orang-orang Cina dan Eropa
turut menjadi serangan rakyat. Harta kekayaan orang Cina yang kelihatan seperti
toko-toko dan penggilingan padi, dirampok dan diambil alih. Akibatnya banyak
pejabat-pejabat elite birokrasi, orang-orang Cina dan Eropa yang tewas terbunuh.
Puncak dari kekejaman masyarakat terjadi ketika pada pertengahan bulan
Oktober, lebih dari seratus orang Indo-Eropa, Ambon dan Manado mati terbunuh
karena dianggap pro tentara Belanda.
11. Dampak Revolusi Sosial
Dampak/perubahan yang fundamental dalam
masyarakat. Perubahan yang fundamental itu
tampak pada perubahan struktur dari masyarakat
kolonial/feodal menjadi susunan suatu masyarakat
yang lebih demokratis.